Anda di halaman 1dari 5

Pemanfaatan Media Sosial dan Platform E-commerece sebagai Media Promosi Produk

UMKM dalam menembus pasar internasional

Rommy Pramudia Mulya Sidauruk

Serpong Riverside Residence, Serpong, Tangerang Selatan, Indonesia


E-mail: rommypmsidauruk@gmail.com

Abstract:

PENDAHULUAN

Pada tahun 1969 internet yang dibentuk oleh United State of Amereca (USA) bertujuan hanya untuk
kegunaan dilingkungan kegiatan militer (U.S Army). Saat itu penamaan internet adalah “ARPANET” (Advance
Research Project Agency Network). suatu hal yang publik belum banyak ketahui, kemudian internet terus
berubah kegunaanya yang semula hanya untuk lingkungan U.S Army sekarang digunakan oleh khalayak banyak
dimulai tahun 1989. Pada tahun tesebut Internet dipakai oleh publik seiring dengan munculnya browser
bernama WWW (World Wide Web). Semenejak itu perkembangan internet mengalami perubahan dan kemajuan
yang pesat.

Pada masa akhir-akhir ini, perkembangan teknologi dan informasi sejalan dengan hampir kebutuhan
masyarakat. Salah satunya adalah teknologi internet on your hand yang semakin populer ditengah masyarakat.
Internet menjelma menjadi alat baru untuk berkomunikasi di pelosok dunia, memperoleh dan mencari informasi
secara tidak dan membuat manusia tidak tertinggal atas berita yang terbaru. Setiap hari petumbuhan pengguna
internet terus bertambah dan mengutip dari laman harian republika, Bp. Bambang Gunaawan ,salah satu
direktur dari Kementrian Komunikasi dan Informatika mengatakan bahwasanya jumlah masyarakat Indonesia
yang menggunakan internet saat ini telah mencapai jutaan orang per tahun 2020, dan Indonesia sebagai negara
dengan jumlah pengguna internet terbesar keempat di dunia tentu saja menjadi tertantang untuk lebih
mengembangkan penggunaan internet, penggunaan intenet yang semain bertambah, semakin bertambah juga
informasi yang dapat diperoleh, semakin banyak manfaat yang didapat dan semakin banyak dampaknya di
masyarakat.

Perubahan cara komunikasi konvensional menjadi digital melalui media internet di Indonesial juga
melatarbelakangi perubahan strategi bisnis perusahaan. Banyak perusahaan mulai memanfaatkan media internet
dalam kegiatan pemasaran mereka khususnya penggunaan portal-portal web dan media sosial. Sebelum media
sosial menjadi hal yang populer, website adalah salah satu cara perusahaan dalam memperkenalkan produk dan
perusahaannya, namun pada masa itu tidak banyak masyarakat yang mengakses internet layaknya jumlah
masyarakat yang menggunakan media sosial pada masa sekarang. Penyebabnya adalah kemudahan akses
internet yang merata dan biaya akses nya yang saat ini sudah terjangkau sehingga seluruh masyarakat dapat
menggunakan media sosial sampai akhirnya media sosial ini dianggap sebagai media komunikasi utama dalam
meperkenalkan perusahaan dengan mempromosikan situs website yang pada akhirnya bermuara kepada
aktivitas pemasaran offline seperti melakukan usaha mikro atau yang disebut(UMKM). Media sosial juga
sebagai elemen yang ikut andil dalam menyemarakan perekonomian UMKM Indonesia dan pemerintah harus
mendorongnya aga UMKM dapat mengadopsi teknologi ini supaya tidak tertinggal dengan pesaingnya. UMKM
sangat berpotensi untuk melakukan pemasaran dii nternet secara nasional bahkan ke kancah internasional.

Bank Indonesia pada tahun 2015 mencatat nilai transaksi jual beli melalui situs e-commerce sangat
fantastis. Transaksi jual beli pada platform-platform e-commerce Indonesia pada tahun itu hingga 3,5 miliar
Dollar Amerika Serikat. Data itu belum termasuk data transaksi melalui media sosial seperti
instagram,facebook, twitter,youtube dan lainnya yang tidak dapt terdata secara detail. Media sosial banyak
memberkan inspirasi kepada masyarakat untuk menciptakan wirausaha UMKM yang menjadi salah satu
kontributor utama untuk ekonomi dengan lahirnya pengembangan produk dan lahirnya lapangan kerja baru.
Perangkat media sosial pada dasarnya bukanlah perangkat untuk melakukan pemasaran saja, secara bersamaan
kegiatan komersial, politik dan kegiatan umum, sehingga peluang untuk memanfaatkannya perlu dikembangkan
oleh pelaku UMKM tiap daerah sekaligus menciptakan merk (brand) dari masing-masing daerah dikancah
nasional. Setelah tahun 2010, media social Instagram hadir sebagai perangkat lunak yang banyak digunakan
oleh publik untuk melakukan bisnis secara online. Tidak adanya batasan jumlah follower dan fitur-fitur fotografi

1
yang menarik, dinilai sebagai pemicu banyaknya pengguna Instagram melakukan bisnsnya pada perangkat ini.
Media social juga mempunyai fungsi potensial dalam bisnis yaitu mengidentifikasi pelanggannya,mengadakan
dan menciptakan komunikasi dua arah, memberikan informasi untuk dapat diketahui oleh pelanggan mengenai
apa yang disukai, kehadiran, interaksi dengan konsumen yang berdasarkan demografi. Nama baik perusahaan
dimata pelanggan juga terbentuk dari kelompok pelanggan. Dukungan teknoogi dalam penjualan yang sekarang
mudah juga menjadi factor yang dapat meningkatkan kuantitas produk untuk sampai ke konsumen.

Hal ini menjadi semakin menarik untuk dikaji mengingat UMKM diakui sebagai salah satu kontributor
utama untuk ekonomi, pengembangan dan pertumbuhan lapangan kerja yang saat ini sudah bisa memasuki pasar
nasional bahkan internasional seperti contohnya pada produk busana Erigo, berwawal dari pelaku UMKM yang
dahulu dipasarkan melalui platform e-commerce sosial dari kawasan depok dan saat ini sudah memiliki
konveksi sendiri di Bandung dan gudang besar untuk melayani area pemasarannya sampai dengan New york
Amerika Serikat.

Studi Literatur
1. Media Sosial
Perkembangan teknologi saat ini sangat cepat dan tidak dapat dihentikan. Dahulu kegunaan handphone yang
hanya sebatas alat berkomunikasi secara audio kemudian berkembang pesat menjadi alat komuasi berbasis
visual dengan banyaknya aplikasi media sosial di dunia maya. Saat ini dengan memakai berbagai jenis dan
merk smartphone yang dapat terkoneksi internet, seseorang dapat masuk kedalam beberapa media sosial seperti,
whatsapp, instagram facebook, twitter,youtube, secara gratis dan mudah diakses kapanpun dan dimana saja
selama terhubung dengan koneksi internet. Seiring dengan perkembangan teknologi, sosial media juga ikut turut
berkembang di seluruh dunia termasuk di Indonesia, penggunan media sosial berbasis digital dan
perkembangannya juga sangat pesat bahkan menggganti peran media yang lebih dahulu ada dalam
menyebarkan berita dan informasi seperti televisi, radio, koran dan majalah yang saat ini dinilai sebagai media
konvensional.

Pada tahun 1920-an, menurut the Oxford English Dictionary orang mulai berbicara tentang media masa dan satu
generasi. Kemudian pada tahun 1950-an, orang mulai bicara tentang revolusi komunikasi, namun perhatian
terhadap sarana-sarana komunikasi jauh lebih tua daripda itu. Retorika, yaitu studi tentang seni berkomunikasi
secara lisan dan tulisan, sudah mendapat tempat yang sangat terhormat di masa Yunani dan Romawi kuno.
Retorika juga dipelajari di abad pertengahan, dan dengan semangat yang lebih besar lagi di zaman Renaissance.
Dalam paruh pertama abad ke-20, terutama sekali ketika munculnya perang dunia ke dua, perhatian para
ilmuwan terfokus pada studi tentang propaganda. Baru-baru ini, beberapa ahli teori yang ambisius, mulai dari
antropologi prancis Claude Levi-Strauss sampai pakar sosiologi jerman Niklas Luhman telah memperluas
konsep komunikasi lebih jauh lagi.

Awal mula terbentuknya sosial media terjadi pada tahun 1978 dari penemuan sistem papan buletin, yang dapat
memungkinkan sesorang untuk mengunggah, atau mengunduh informasi, dapat berkomunikasi dengan
mengunakan surat elektronik yang koneksi internetnya masih terhubung dengan saluran telepon dengan modem.
Sistem papan buletin ini ditemukan oleh Ward Christensen dan Randy Suess yang keduanya adalah sesama
pecinta dunia komputer. Perkembangan sosial media pertaman kali dilakukan melalui pengiriman surat
elektronik pertama oleh peneliti ARPA ( Advanced Research Project Agency) pada tahun 1971.
1995 adalah kelahiran situs GeoCities, situs ini melayani Web Hosting yaitu layanan penyewaan penyimpanan
data website agar halaman website tersebut bisa di akses dari mana saja, dan kemunculan GeoCities ini menjadi
tonggak dari berdirinya website - website lain.
Tahun 1997 muncul situs jejaring sosial pertama yaitu Sixdegree.com walaupun sebenarnya pada tahun 1995
terdapat situs Classmates.com yang juga merupakan situs jejaring sosial namun, Sixdegree.com di anggap lebih
menawarkan sebuah situs jejaring sosial di banding Classmates.com.
Tahun 1999 Muncul situs untuk membuat blog pribadi, yaitu Blogger. Situs ini menawarkan penggunanya untuk
bisa membuat halaman situsnya sendiri. sehingga pengguna dari Blogger ini bisa memuat hal tentang apapun.
termasuk hal pribadi ataupun untuk mengkritisi pemerintah. Bisa di katakan blogger ini menjadi tonggak
berkembangnya sebuah media sosial

Perkembangan media sosial di indonesia berangkat dari masuknya internet ke indonesia yaitu pada tahun 1990
an, saat itu jaringan internet di Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network, di mana semangat
kerjasama,
kekeluargaan & gotong royong sangat hangat dan terasa di antara para pelakunya. Agak berbeda dengan suasana
Internet Indonesia pada perkembangannya kemudian yang terasa lebih komersial dan individual di sebagian
aktivitasnya, terutama yang melibatkan perdagangan Internet.

2
Sejak 1988, ada pengguna awal Internet di Indonesia yang memanfaatkan CIX (Inggris) dan Compuserve (AS)
untuk mengakses internet. Berdasarkan catatan whois ARIN dan APNIC, protokol Internet (IP) pertama dari
Indonesia, UI-NETLAB (192.41.206/24) didaftarkan oleh Universitas Indonesia pada 24 Juni 1988. RMS
Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman Siregar, Adi Indrayanto, dan
Onno W. Purbo merupa kan beberapa nama-nama legendaris di awal pembangunan Internet Indonesia pada
tahun 1992 hingga 1994. Masing-masing personal telah mengontribusikan keahlian dan dedikasinya dalam
membangun cuplikan-cuplikan sejarah jaringan komputer di Indonesia. Tulisan-tulisan tentang keberadaan
jaringan Internet di
Indonesia dapat dilihat di beberapa artikel di media cetak seperti KOMPAS berjudul "Jaringan komputer biaya
murah menggunakan radio" di bulan November 1990. Juga beberapa artikel pendek di Majalah Elektron
Himpunan Mahasiswa Elektro ITB pada tahun 1989.

Berdirinya Friendster pada tahun 2002, merupakan tonggak awal lahirnya situs media sosial. Pada saat itu
friendster sangat booming, dan menjadi sebuah media sosial menjadi fenomenal terutama di indonesia sendiri.
Pada tahun 2003 lahir juga media sosial yang bernama LinkEdln, dan Myspace akan tetapi kedua media sosial
ini tidak terlalu digandrungi oleh masyarakat indonesia. Pada tahun 2004 lahirlah aplikasi media sosial yang
sangat fenomenal hingga saat ini yaitu Facebook. Setelah itu mulailah aplikasi media sosial bermunculan seperti
Twitter, google+, instagram dan lainnya.

METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Berdasarkan tujuannya, penelitian ini termasuk dalam kategori basic research karena penelitian ini bertujuan
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan bukan untuk memecahkan suatu masalah.
Metode yang digunakan dalam penelitian “Manfaat Media Sosial dan Platform E-commerce sebagai media
promosi Produk UMKM dalam menembus pasar internasional” adalah dengan menggunakan metode atau
pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,
peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.

Jenis penelitian ini adalah asosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih. Dalam penelitian ini bentuk hubungannya bersifat sebab akibat (Kausal), yaitu hubungan
yang bersifat mempengaruhi dua varibel atau lebih. Variabel-variabel yang digunakan untuk mengetahui
hubungan yang bersifat sebab akibat (kausal) antara variabel idependen dengan variabel dependen ini ialah
dengan proses penganalisaan data yang berupa data kuantitatif. Analisis data dilakukan dengan menggunakan
analisis jalur guna untuk mengembangkan regresi linear berganda, teknik ini digunakan untuk menguji besarnya
sumbangan yang ditujukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kasual antara variabel X
terhadap Y dan dampaknya terhadap Z.

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam
Peneltian ini adalah UMKM Erigo, sebuah perusahaan starup dibidang busana yang menggunakan media sosial
dalam melakukan pemasaran, penjualan dan promosi pada usahanya.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.4 Selanjutnya ada
pendapat dari Suharsimi Arikunto sehubungan dengan pengambilan jumlah sampel yang cukup mudah
dilakukan yaitu apabila obyek penelitian lebih besar dari 100 responden maka diambil 10% sampai 15% atau
20% sampai 25%, tetapi bila kurang dari 100 orang maka responden (sampel) harus diambil seluruhnya.5 Dari
penjelasan di atas, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sekaligus populasi yaitu UMKM yang
mempunyai follower banyak di media sosial.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode Sampling Jenuh adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.6 Dalam penelitian ini obyek yang di
ambil adalah anggota grub whatsapp toko shoffana_gallery hijab berjumlah 50 orang.

C. Sumber Data, Variabel dan Skala Pengukurannya


1. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sumber data primer dan sumber data sekunder:

3
a. Data Primer yaitu data yang didapat dari sumber pertama dimana sebuah data dihasilkan.7 Jenis data ini
sering disebut dengan istilah data mentah berupa hasil angket yang di peroleh dari para responden.
b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumentasi, bahan kepustakaan, literatur-literatur dan
karangan ilmiah yang dikeluarkan serta data lainnya yang ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas.

2. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di tarik kesimpulannya.
a. Strategi pemasaran (X)
Strategi pemasaran pengambilan keputusan-keputusan dalam hubungan tentang biyaya pemasaran, bauran
pemasaran, alokasi pemasaran dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi pesaing.
b. Volume penjualan(Y)
Volume penjualan merupakan ukuran yang menujukan banyaknya atau besarnya jumlah barang atau jasa yang
terjual.
c. Sosial media (Z)
Sosial media merupakan sebuah media komunikasi dengan basis online, dengan cara penggunaannya bisa
dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring social, wiki, forum, dan dunia virtual.
3. Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya
interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan
menghasilkan data kuantitatif. Dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dimana skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel
penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian


1. Teknik Pengumpulan data
a. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data
penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti. Dalam penelitian ini langkah pertama yang dilakukan peneliti
adalah melakukan pengamatan pada lokasi penelitian yaitu toko shoffana_galerry hijab, kemudian Peneliti
melakukan pengamatan secara sistematis, pelaksanaanya fokus pada yang ingin diteliti melalui pengamatan
yang telah disusun secara rinci berdasarkan kategori masalah yang ingin diteliti.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan dan menganalisis dokumen
baik
tertulis, gambar maupun elektronik.

2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang dipergunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen berupa kuesioner/angket.

HASIL DAN DISKUSI


Berdasarkan hasil pengolahan data brikut penjelasan dari kelima hipotesis penelitian tersebut.
1. Brand awareness memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap brand equity produk Erigo pada
responden yaitu mahasiswa di Univeristas xxx.
2. Perceived quality of brand memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap brand equity Erigo pada
responden yaitu xxx .
3. Brand association memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap brand equity Erigo pada responden
yaitu mahasiswa di xxx
4. Brand loyalty memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap brand equity Erigo pada responden yaitu
mahasiswa di xxx.
5. Brand image memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap brand equity Erigo pada responden yaitu
mahasiswa di xxx

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yaitu Sasmita dan Suki (2015) di Malaysia
dengan judul “Young Consumer’s Insight On Brand Equity: Effect of Brand Association, Brand Loyalty, Brand
Awareness, and Brand Image” dengan objek fashion dengan berbagai macam merek. Namun, pada penelitian ini

4
juga menambahkan variabel perceived quality yang merupakan salah satu faktor utama dari total lima faktor
pembentuk brand equity yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian Sasmita dan Suki (2015). Berdasarkan hasil
penelitian ini, dapat diketahui bahwa brand association adalah faktor yang paling kuat mempengaruhi brand
equity Erigo. Saat brand equity Erigo meningkat, hal ini dapat berdampak pada perilaku pembelian atau
keputusan konsumen, yaitu mahasiswa. Konsumen akan cenderung untuk memilih produk merek Erigo
dibandingkan dengan pesaing sehingga dapat meningkatkan profit bagi perusahaan. Selain itu, tingginya brand
equity Erigo selaku merek lokal Indonesia juga berdampak pada meningkatkan posisi Erigo di pasar domestik
sehingga produsen Erigo dapat membuat strategi untuk meningkatkan brand equity dalam rangka mendapatkan
keunggulan kompetitif dan pasar yang lebih luas dengan memanfaatkan brand equity, khususnya asosiasiErigo
di kalangan mahasiswa.
Peneliti memberikan rekomendasi bagi perusahaan selaku produsen Erigo yang mencakup kelima faktor
pembentuk brand equity, antara lain sebagai berikut.
1. Brand awareness Erigo dapat ditingkatkan dengan cara perusahaan lebih gencar melakukan promosi melalui
media sosial lainnya selain Instagram dengan cara membuat iklan yang kreatif dan informatif, seperti di
Facebook dan Twitter. Erigo juga dapat membuka bazaar secara rutin yang diinformasikan melalui media
sosialnya agar dapat meningkatkan keasadaran konsumen, khususnya yang belum mengetahui Erigo.
2. Perceived quality of brand Erigo dapat ditingkatkan dengan cara lebih memperhatikan konsistensi kualitas
produknya karena beberapa konsumen menyatakan terkadang kualitas antarproduk Erigo tidak sama, misalnya
untuk bahan dan ukuran sehingga Erigo dapat membuat standarisasi pada bagian produksi.
3. Brand association Erigo dapat ditingkatkan dengan cara menekankan pada asosiasi produk Erigo sebagai
fashion bagi orang yang suka melakukantravelling, terbukti dari visiErigo yaitu “campaign travelling with
Erigo”
dan foto-foto yang ada di media sosial (Instagram) Erigo. Dengan memanfaatkan hal tersebut, Erigo dapat
berpartisipasi dalam acara Newyork Fashion Week atau acara travelling lainnya agar asosiasi produk merek
Erigo tepat.
4. Brand loyalty Erigo dapat ditingkatkan dengan cara membuat loyalty program seperti membership yang
menyediakan beberapa privilege bagi member. Erigo dapat memberikan point saat member Erigo melakukan
pembelian kemudian memposting dan men-tag akun Instagram Erigo. Point tersebut dapat dikumpulkan lalu
ditukarkan dengan produk Erigo. Selain itu, Erigo juga dapat mengadakan kuis-kuis bagi para member melalui
media sosial miliknya.
5. Brand image Erigo dapat ditingkatkan dengan cara mengadakan event seperti fashion show. Selain itu, Erigo
juga dapat menjadi sponsor dalam beberapa event travelling. Hal ini bertujuan untuk memperkuat citra positif
produk merek Erigo, tidak hanya pada konsumen Erigo, tapi juga masyarakat luas

Anda mungkin juga menyukai