Anda di halaman 1dari 5

1.

Sesungguhnya seluruh dosa, termasuk syirik, akan diampuni oleh Allah


Subhanahu wa Ta’ala, dengan syarat jika hamba yang melakukan dosa
tersebut bertaubat kepadaNya. Dengarlah firman Allah: ‫ِين أَسْ َرفُوا‬ َ ‫قُ ْل يَاعِ َبادِي الَّذ‬
‫وب َجمِيعًا إِ َّن ُه ه َُو ْال َغفُو ُر الرَّ حِيم‬ ُّ ‫هللا َي ْغفِ ُر‬
َ ‫الذ ُن‬ ُ ‫ َعلَى أَنفُسِ ِه ْم الَ َت ْق َن‬Katakanlah:”Hai
ِ ‫طوا مِن رَّ حْ َم ِة‬
َ َّ‫هللا إِن‬
hamba-hamba-Ku yang meĀlampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu terputus asa dari rahmat Allah.Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya.Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. [Az-Zumar/39:53] Imam Ibnu Katsir
rahimahullah berkata tentang ayat ini : “Ayat yang mulia ini merupakan
seruan kepada orang-orang yang bermaksiat, baik orang-orang kafir atau
lainnya, untuk bertaubat dan kembali (kepada Allah). Ayat ini juga
memberitakan bahwa Allah Tabaraka Wa Ta’ala akan mengampuni dosa-
dosa semuanya bagi orang-orang yang bertaubat dari dosa-dosa
tersebutan meninggalkannya, walaupun dosa apapun juga, walaupun
dosanya sebanyak buih lautan. Dan tidak benar membawa arti
pengampunan Allah (dalam ayat ini) dengan tanpa taubat, karena orang
yang tidak bertaubat dari syirik tidak akan diampuni oleh Allah. [Tafsir Ibnu
Katsir, surat Az-Zumar: 53] Imam Ibnu Katsir rahimahullah juga berkata
mengomentari firman Allah: “Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya”, yaitu dengan syarat taubat. Karena kalau tidak disyaratkan
taubat, tentulah syirik termasuk diampuni, tentulah ini tidak benar, karena
di sini (ayat 48, surat An-Nisa’) Allah telah memutuskan bahwa Dia tidak
akan mengampuni syirik, dan Dia telah memutuskan bahwa Dia akan
mengampuni selain syirik bagi orang yang Dia kehendaki, yaitu walaupun
pelakunya tidak bertaubat.” [Tafsir Ibnu Katsir, surat An-Nisa’:48] Syeikh
Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah menjelaskan di dalam
Tafsir beliau, Taisir Karimir Rahman Fii Tafsiri Kalamil Mannan, surat Az-
Zumar : 53, sebagai berikut: “Allah Ta’ala memberitakan tentang keluasan
kemurahanNya kepada hamba-hambaNya yang melewati batas, yaitu
orang-orang yang banyak melakukan dosa. Dan Dia mendorong mereka
untuk kembali (kepadaNya), sebelum hal itu tidak memungkinkan.
(FirmanNya: Katakanlah): wahai Rasul, dan para da’i yang mengajak
kepada agama Allah, sampaikanlah berita kepada para hamba dari Rabb
mereka: (FirmanNya: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas
terhadap diri mereka sendiri): dengan mengikuti dosa-dosa yang diserukan
oleh hawa-nafsu mereka, dan melakukan perkara-perkara yang
menjadikan kemurkaan Allah Yang Maha Mengetahui perkara-perkara
yang ghaib. (FirmanNya: janganlah kamu terputus asa dari rahmat Allah):
yaitu janganlah kamu terputus asa darinya sehingga kamu menjatuhkan
dirimu ke dalam kebinasaan, dan kamu mengatakan: “Dosa-dosa kami
telah banyak, keburukan kami telah bertumpuk-tumpuk, tidak ada jalan
untuk menghilangkannya, tidak ada jalan untuk membuangnya”. Dengan
sebab itu kamu tetap terus-menerus melakukan kemaksiatan, kamu
membawa bekal yang dimurkai oleh Ar-Rahman (Allah Yang Maha
Pemurah). Tetapi kenalilah Penguasa kamu lewat nama-namaNya yang
menunjukkan kemurahanNya. Dan ketahuilah bahwa (FirmanNya:
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya): yang berupa:
syirik, pembunuhan, zina, riba, kezhaliman, dan dosa-dosa lainnya, yang
besar dan yang kecil. (FirmanNya: Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang): yaitu kedua sifatNya, sifat memberi
ampun dan sifat rahmat (kasih sayang), merupakan sifat yang tetap ada
pada Allah, tidak pernah terlepas dari DzatNya, dan dampak kedua sifat itu
terus ada, terjadi di alam ini, memenuhi makhluk. [Az Zumar : 53] Tentang
diterimanya taubat dari syirik itu lebih jelas lagi Allah sebutkan ketika
menjelaskan tentang sifat-sifat ‘ibadurrahman, Dia berfirman: ‫ُون َم َع‬ َ ‫ِين الَ َي ْدع‬ َ ‫َوالَّذ‬
‫اعفُ َل ُه‬ َ ‫ُض‬ َ ‫} ي‬68{ ‫لق أَ َثامًا‬ َ ‫ون َو َمن َّي ْف َع ْل َذل َِك َي‬ َ ‫س الَّتِي َحرَّ َم هللاُ إِالَّ ِب ْال َح ِّق َوالَ َي ْز ُن‬ َ ُ‫اخ َر َوالَ َي ْق ُتل‬
َ ‫ون ال َّن ْف‬ َ ‫هللا إِلَهًا َء‬ِ
‫ ْال َع َذابُ َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة َو َي ْخلُ ْد فِي ِه ُم َها ًنا‬Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang
lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(memunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina,
barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat
(pembalasan) dosa (nya). [Al Furqaan : 68] ‫اعفْ لَ ُه ْال َع َذابُ َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة َو َي ْخلُ ْد فِي ِه‬ َ ‫ُض‬ َ ‫ي‬
‫ان هَّللا ُ َغفُورً ا رَّ حِيمًا‬ َ ‫ت ۗ َو َك‬ َ ‫صالِحً ا َفأُو ٰلَئ‬
ٍ ‫ِك ُي َب ِّد ُل هَّللا ُ َس ِّي َئات ِِه ْم َح َس َنا‬ َ ‫اب َوآ َم َن َو َع ِم َل َع َماًل‬ َ ‫ُم َها ًنا إِاَّل َمن َت‬
(yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia
akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang
yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka mereka itu
kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan.Dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. [ Al-Furqqn : 69-70] Imam Ibnu Katsir
rahimahullah berkata mengomentari firman Allah: [kecuali orang-orang
yang bertaubat] (Al-Furqaan : 70) “Yaitu bertaubat kepada Allah di dunia
dari seluruh dosa tersebut, karena sesungguhnya Allah akan menerima
taubatnya.” [Tafsir Al-Qur’anul ‘Azhim, surat Al-Furqan : 70] 2. Bahkan
sesungguhnya Allah sangat bergembira dengan taubat seseorang di antara
hambaNya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: ‫هَّلَل ُ أَ َش ُّد‬
‫ت ِم ْن ُه َو َعلَ ْي َها َط َعا ُم ُه َو َش َرا ُب ُه‬ ْ ‫ض َفاَل ٍة َفا ْن َفلَ َت‬ ِ ْ‫ان َعلَى َرا ِحلَ ِت ِه ِبأَر‬ َ ‫ِين َي ُتوبُ إِلَ ْي ِه مِنْ أَ َح ِد ُك ْم َك‬َ ‫َف َرحً ا ِب َت ْو َب ِة َع ْب ِد ِه ح‬
‫س مِنْ َرا ِحلَ ِت ِه َف َب ْي َنا ه َُو َك َذل َِك إِ َذا ه َُو ِب َها َقا ِئ َم ًة عِ ْندَ هُ َفأ َ َخ َذ‬ َ ‫س ِم ْن َها َفأ َ َتى َش َج َر ًة َفاضْ َط َج َع فِي ظِ لِّ َها َق ْد أَ ِي‬ َ ‫َفأ َ ِي‬
‫ُّك أَ ْخ َطأ َ مِنْ شِ َّد ِة ْال َف َر ِح‬ َ ‫ت َع ْبدِي َوأَ َنا َرب‬ َ ‫ِطا ِم َها ُث َّم َقا َل مِنْ شِ َّد ِة ْال َف َر ِح اللَّ ُه َّم أَ ْن‬ َ ‫ ِبخ‬Sesungguhnya Allah
lebih sangat gembira dengan taubat hambaNya ketika bertaubat
kepadaNya, daripada (gembiranya) seseorang di antara kamu yang berada
di atas kendaraannya, di tanah yang gersang. Kemudian kendaraannya lari
darinya, sedangkan di atasnya terdapat makanan dan minumannya,
sehingga dia putus asa darinya. Lalu dia mendatangi sebuah pohon,
kemudian berbaring di bawah naungannya, dia telah putus asa dari
kendaraannya. Ketika dia dalam keadaan demikian tiba-tiba kendaraannya
berdiri di dekatnya, lalu dia memegang kendalinya. Kemudian dia berkata
karena sangat gembiranya: “Wahai Allah Engkau adalah hambaKu, dan
aku adalah RabbMu (TuhanMu)”. Dia keliru berkata sangat gembiranya.
[HSR. Bukhari no:6308; Muslim no: 2747, lafazh bagi Muslim] 3. Adapun
ayat yang antum sebutkan di atas, adalah bagi orang yang mati dengan
tidak bertaubat kepada Allah. Ayat itu lengkapnya sebagai berikut: ‫هللا‬ َ َّ‫إِن‬
‫هلل َف َق ِد ا ْف َت َرى إِ ْثمًا َعظِ يمًا‬ َ ‫الَ َي ْغفِ ُر أَن ُي ْش َر َك ِب ِه َو َي ْغفِ ُر َما ُد‬
ِ ‫ون َذل َِك لِ َمن َي َشآ ُء َو َمن ُي ْش ِركْ ِبا‬
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. [An Nisaa : 48] Ayat semisal ini
juga tersebut di dalam surat yang sama ayat 116: ‫هللا الَ َي ْغفِ ُر أَن ُي ْش َر َك ِب ِه َو َي ْغفِ ُر‬ َ َّ‫إِن‬
‫ضالَالً َبعِي ًدا‬ َ ‫ض َّل‬ ِ ‫ َما ُد َو َذل َِك لِ َمن َي َشآ ُء َو َمن ُي ْش ِركْ ِبا‬Sesungguhnya Allah tidak
َ ‫هلل َف َق ْد‬
mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, Dan Dia
mengampuni dosa yang lain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-
Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka
sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. [An Nisaa : 116] Setelah
menjelaskan tentang kezhaliman syirik, syeikh Abdurrahman bin Nashir As-
Sa’di rahimahullah berkata: “Ayat yang mulia ini untuk orang yang tidak
bertaubat. Adapaun orang yang bertaubat, maka dosa syirik dan dosanya
yang lain akan diampuni, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“Katakanlah:”Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu terputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.Sesungguhnya
Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Az Zumar :53),
yaitu (Allah akan mengampuni semua dosa) bagi siapa saja yang bertaubat
dan kembali kepadaNya [1] Selain itu, sesungguhnya di antara hikmah
diutusnya seluruh para rasul, termasuk Rasulullah Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam, adalah untuk memperingatkan kaumnya dari
kemusyrikan dan mengajak mereka untuk beribadah kepada Allah semata.
Allah berfirman: ُ‫وت َف ِم ْنهُم مَّنْ َهدَ ى هللا‬ َ ‫الطا ُغ‬ َ ‫َولَ َق ْد َب َع ْث َنا فِي ُك ِّل أَ َّم ٍة رَّ سُوالً أَ ِن اعْ ُب ُدوا‬
َّ ‫هللا َواجْ َت ِنبُوا‬
‫ضالَلَ ُة‬ ْ ‫ َو ِم ْنهُم مَّنْ َح َّق‬Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada
َّ ‫ت َعلَ ْي ِه ال‬
tiap-tiap umat (untuk menyerukan):”Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah
Thagut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk
oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti
kesesatan baginya. [An Nahl : 36] Jika dosa syirik tidak diampuni dengan
taubat, maka seruan para rasul tersebut menjadi sia-sia. Demikian juga
mayoritas bangsa Arab sebelum kedatangan dakwah Nabi Muhamad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang-orang musyrik. Dan mereka
berhenti dari kemusyrikan mereka adalah disebabkan keimanan mereka
kepada beliau, dan bertaubatnya mereka dari kemusyrikan. Allah
ِ ‫ب َو ْال ُم ْش ِر ِكي َْن ُم ْن َف ِّكي َْن َح َّتى َيأْ ِت َي ُه ُم ْال َب ِّي َن ُة َرس ُْو ٌل م َِّن‬
berfirman: ‫هللا َي ْتلُ ْوا‬ ِ ‫لَ ْم َي ُك ِن الَّ ِذي َْن َك َفر ُْوا مِنْ أَهْ ِل ْال ِك َت‬
َ ‫ص ُح ًفا م‬
씀 ‫ُّطه ََّر ًة‬ ُ Orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik
tidak meninggalkan (kesesatan dan kekafiran mereka) sampai datang
kepada mereka bukti yang nyata, (yaitu) seorang Rasul dari Allah
(Muhammad) yang membacakan lembaran yang disucikan (Alquran) [Al
Bayyinah : 1-2] [2] Syeikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di menjelaskan di
dalam Tafsirnya: “Allah Ta’ala berfirman: (Tidaklah orang-orang kafir, yakni
ahli kitab) yaitu dari kalangan Yahudi dan Nashara (dan orang-orang
musyrik) yaitu dari seluruh jenis bangsa (meninggalkan) dari kesesatan
dan kekafiran mereka yang mereka lakukan. Yaitu mereka terus-menerus
di dalam kesesatan mereka, berlalunya waktu tidaklah menambahkan
mereka kecuali kekafiran. (sampai datang kepada mereka bukti yang
nyata) bukti yang jelas dan teng. Kemudian Allah menjelaskan bukti
tersebut, Dia berfirman: (seorang Rasul dari Allah (Muhammad n ) yaitu
rasul yang diutus oleh Allah, dia mengajak manusia menuju al-haq
(kebenaran), diturunkan kitab (Al-Qur’an) kepadanya, dia membacakannya,
untuk mengajarkan hikmah kepada manusia, mensucikan mereka, dan
mengeluarkan mereka dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya”. [Taisir
Karimir Rahman, surat Al-Bayyinah :1-2] Demikian juga para sahabat
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka dahulu adalah orang-
orang musyrik, kemudian Allah memberikan petunjuk kepada mereka,
sehingga mereka beriman dan menjadi manusia-manusia utama, bahkan
generasi manusia terbaik, sebagaimana telah disabdakan oleh Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam,”Sebaik-baik manusia adalah generasiku
(generasi sahabat), kemudian generasi yang mengiringi mereka (generasi
tabi’in), kemudian generasi yang mengiringi mereka (generasi tabi’ut
tabi’in). [HSR Bukhari Muslim dan lainnya] 4. Janganlah antum stress dan
putus asa karena sesungguhnya rahmat Allah itu meliputi segala sesuatu.
Dan keterangan kami di atas semoga cukup menghilangkan stress dan
putus asa tersebut. Kemudian sesungguhnya memahami kitab Allah, Al-
Qur’anul Karim, tidaklah cukup dengan terjemahannya saja, bahkan
haruslah meruju kepada para ulama yang terpercaya, sehingga terhindar
dari kesalahan di dalam memahaminya. Mudah-mudahan Allah selalu
membimbing kita semua di atas jalanNya yang lurus. [Disalin dari majalah
As-Sunnah Edisi 02/Tahun VI/1423H/2002M Diterbitkan Yayasan Lajnah
Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo
Solo 57183 Telp. 08121533647, 08157579296] _______ Footnote [1].
Taisir Karimir Rahman Fii Tafsiri Kalamil Mannan, surat An-Nisa’: 48

Referensi: https://almanhaj.or.id/2169-apakah-dosa-syirik-dimpuni.html

Anda mungkin juga menyukai