Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PROSEDUR PENGATURAN BERBAGAI

MACAM POSISI

Dosen Pembimbing :

Ns. Fajri Andi Rahmawan M.Kep.

Disusun Oleh :

Nabila Balqis (202102019)

Nur Muhamad Fadil habibi (202102020)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

PRODI S1 KPERAWATAN

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian
kegiatan sejak awal hingga tersusunnya makalah dengan judul “ Prosedur
Tindakan Keperawatan Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke Kursi
Roda” dalam memenuhi penugasan yang diberikan oleh dosen pengajar dalam
mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini dapat


diselesaikan karena adanya bantuan baik moral maupun material serta kerja
sama terutama dari teman-teman, dosen pembimbing, dan berbagai pihak.
Untuk itulah, penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan
penghargaan dan terima kasih kepada pembimbing dalam bimbingan pembuatan
makalah ini.

Akhir kata, penulis menerima secara terbuka saran dan kritik atas segala
kekurangan dalam makalah ini, dan penulis berharap makalah ini dapat
meningkatkan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan dan masyarakat luas.

Banyuwangi, Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………...4
B. Tujuan…………………………………………………………………4
C. Rumusan Masalah……………………………………………………..5
D. Manfaat Penulisan…………………………………………………….5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengaturan Posisi Pasien………………………...……….6
B. Jenis Jenis Pemberian Posisi Tubuh Pada Pasien………………….....6
1. Posisi Fowler………………………………………………………6
2. Posisi Semi Fowler………………………………………………...7
3. Posisi Sims…………………………………………………………8
4. Posisi Trendelenberg………………………………………………9
5. Posisi Dorsal Recumbent…………………………………………11
6. Posisi Lithotomi…………………………………………………..12
7. Posisi Genu Pectoral (Knee-Chest)………………………………13
8. Posisi Orthopnea…………………………………………………13
9. Posisi Supinasi……………………………………………………15
10. Posisi Pronasi…………………………………………………...16
11. Posisi Lateral……………………………………………………17
C. Proses pelaksanaan pemberian posisi……………………………….
D. Evaluasi……………………………………………………………..
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………..
B. Saran…………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Banyak kondisi patologi yang mempengaruhi kesejajaran dan mobilitas


tuibuh. Abnormalitas postur kongenital atau didapat memengaruhi efisiensi
sistem muskulus skeletal. serta kesejajaran, keseimbangan, dan penampilan
tubuh. Abnormalitas postur dapat menghambat kesejajaran, mobilitas, atau
keduanya sehingga membatasi rentang gerak pada beberapa sendi.

Untuk mencegah abnormalitas postur tersebut dapat dilakukan dengan


pengaturan posisi pasien, selain itu persiapan seperti mengkaji kekuatan otot,
mobilitas sendi pasien, adanya paralisis atau paresis, hipotensi ortostastik,
toleransi aktivitas, tingkat kesadaran, tingkat kenyamanan, dan kemampuan
untuk mengikuti instruksi juga penting dilakukan.

Mekanika tubuh merupakan usaha koordinasi dari muskuloskeletal untuk


mempertahankan keseimbangan tubuh. Prinsip mekanika tubuh, pergerakan
dasar dalam mekanika tubuh merupakan kebutuhan mekanika tubuh dan
ambulasi. Untuk menilai kemampuan pasien dalam penggunaan mekanika
tubuh dengan baik, penggunaan alat bantu gerak, cara menggapai benda,
naik/turun dan berjalan adalah dengan cara melakukan proses keperawatan pada
pasien melalui pengkajian, diagnosa, intervensi dan tindakan keperawatan.
Dengan adanya proses keperawatan pada pasien dengan gangguan ambulasi
ditujukan untuk menjaga keamanan ambulasi, meningkatkan kekuatan otot dan
mobilitas, mencegah komplikasi dari imobilitas dan meningkatkan harga diri
serta kemandirian.

B.Tujuan

1. Untuk memberikan bantuan kepada pasien untuk duduk di tempat tidur.


2. Untuk mengatur posisi di tempat tidur.
3. Untuk membantu memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda.
4. Untuk membantu pasien berjalan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah


dalam penulisan makalah ini sebagai berikut:

1. Apa pengertian pengaturan posisi pasien?


2. Apa sajakah macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan
pasien?
3. Bagaimanakah prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien?

D. Manfaat Penulisan

Mahasiswa dapat memberikan bantuan kepada pasien untuk duduk di


tempat tidur, mengatur posisi di tempat tidur, membantu memindahkan pasien
dari tempat tidur ke kursi roda, membantu pasien berjalan.

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengaturan Posisi Pasien

Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam


posisi yang baik dan mengubah secara teratur dan sistematik. Hal ini merupakan
salah satu aspek keperawatan yang penting. Posisi tubuh apapun baik atau tidak
akan mengganggu apabila dilakukan dalam waktu yang lama. (Potter dan Perry,
2009)

Tujuan merubah posisi:

1. Mencegah nyeri otot


2. Mengurangi tekanan
3. Mencegah kerusakan syaraf dan pembuluh darah superficial
4. Mencegah kontraktur otot
5. Mempertahankan tonus otot dan reflek
6. Memudahkan suatu tindakan baik medic maupun keperawatan

B. Jenis Jenis Pemberian Posisi Tubuh Pada Pasien

1. Posisi Fowler

Pengertian :

Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian
kepala tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk
mempertahankan kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.
Posisi Fowler

Posisi Fowler

Tujuan :

a. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.


b. Meningkatkan rasa nyaman
c. Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi
dada dan ventilasi paru
d. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh 聽 akibat posisi yang
menetap
Indikasi :

a. Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan


b. Pada pasien yang mengalami imobilisasi
Alat dan bahan :

a. Tempat tidur khusus


b. Selimut
Cara kerja :

a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.


b. Dudukkan pasien
c. Berikan sandaran atau bantal pada tempat tidur pasien atau atur tempat
tidur.
d. Untuk posisi semi fowler (30° - 45°) dan untuk fowler (90°)
e. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk.

2. Posisi Semi Fowler

Pengertian :

Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15° - 60°

Posisi Semi Fowler

Tujuan :

a. Mobilisasi
b. Memerikan perasaan lega pada klien sesak nafas
c. Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan
Cara Kerja :

a. Mengangkat kepala dari tempat tidur kepermukaan yang tepat (45° - 90°)
b. Gunakan bantal untuk menyokong lengan dan kepala klien jika tubuh
bagian atas klien lumpuh
c. Letakan bantal di bawah kepala klien sesuai dengan keinginan klien,
menaikan lutut dari tempat tidur yang rendah menghindari adanya
tekanan di bawah jarak poplital (di bawah lutut )

3. Posisi Sims

Pengertian :

Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau kekiri, posisi ini dilakukan
untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat melalui anus (supositoria)

Posisi Sims

Tujuan :

a. Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot


pinggang
b. Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
c. Memasukkan obat supositoria
d. Mencegah dekubitus
Indikasi :

a. Untuk pasien yang akan di huknah


b. Untuk pasien yang akan diberikan obat melalui anus
Alat dan bahan :
a. Tempat tidur khusus
b. Selimut
Cara kerja :

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan


2. Pasien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan kekiri dengan
posisi badan setengan telungkup dan kaki kiri lurus lutut. Paha kanan
ditekuk diarahkan ke dada.
3. Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan
diatas tempat tidur.
4. Bila pasien miring kekanan dengan posisi badan setengan telungkup dan
kaki kanan lurus, lutut dan paha kiri ditekuk diarahakan ke dada.
5. Tangan kanan diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kiri
diatas tempat tidur.

4. Posisi Trandelenburg

Pengertian :

Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala
lebih rendah dari pada bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan
peredaran darah keotak

Posisi Trandelenburg

Tujuan :

a. memfasilitasi drainase dari mulut pada klien tidak sadar


b. mengurangi penekanan pada sakrum pada klien yang mengalami paralisis
c. memudahkan pemeriksaan dan perawatan

Indikasi :

a. Pasien dengan pembedahan pada daerah perut


b. Pasien shock
c. Pasien hipotensi.

Alat dan bahan :

a. Tempat tidur khusus


b. Selimut

Cara kerja :

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan


2. Baringkan pasien terlentang tanpa bantal di kepala
3. Letakkan bantal diatas kepala diantara kepala dan ujung tempat tidur.
Beri bantal / guling dibawah lipatan lutut.
4. Bila menggunakan tempat tidur khusus, atur posisi tempat tidur kepala
lebih rendah daripada kaki
5. Bila tidak menggunakn tempat tidur khusus, letakkan penopang kaki
tempat tidur dibagian kaki tempat tidur

5. Posisi Dorsal Recumbent

Pengertian :

Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut flexi
(ditarik atau direnggangkan) diatas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk
merawat dan memeriksa genetalia serta pada proses persalinan.

Tujuan :

Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan


punggung belakang.
Posisi Dorsal Recumbent

Indikasi :

a. Pasien yang akan melakukan perawatan dan pemeriksaan genetalia


b. Untuk persalinan

Alat dan bahan :

a. Tempat tidur
b. Selimut

Cara kerja :

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan


2. Pasien dalam keadaan berbaring terlentang, letakkan bantal diantara
kepala dan ujung tempat tidur pasien dan berikan bantal dibawah lipatan
lutut
3. Berikan balok penopang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat
tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien.

6. Posisi Litotomi

Pengertian :

Posisi berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan


menariknya keatas bagian perut.

Tujuan :

Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan,


dan memasang alat kontrasepsi.
Indikasi :

1. Untuk ibu hamil


2. Untuk persalinan
3. Untuk wanita yang ingin memasang alat kontrasepsi

Alat dan bahan :

1. Tempat tidur khusus


2. Selimut

Cara kerja:

1. Pasien dalam keadaan berbaring telentang, kemudian angkat kedua paha


dan tarik kearah perut
2. Tungkai bawah membentuk sudut 90 derajat terhadap paha
3. Letakkan bagian lutut/kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi
lithotomic
4. Pasang selimut

7. Posisi Genu pectrocal / Knee chest

Pengertian :

Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada
menempel pada bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa
daerah rectum dan sigmoid. Posisi Genu pectrocal/ Knee chest
Posisi Genu pectrocal / Knee chest

Tujuan :

Memudahkan pemeriksaan daerah rektum, sigmoid, dan vagina.

Indikasi :

1. Pasien hemorrhoid
2. Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina.

Cara kerja :

1. Anjurkan pasien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk


dan dada menempel pada kasur tempat tidur.
2. Pasang selimut pada pasien.

8. Posisi Orthopenea

Pengertian :

Posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang


sejajar dada, seperti pada meja.
Tujuan :

Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas yang


ekstrim dan tidak bias tidur terlentang atau posisi kepala hanya bias pada elevasi
sedang.

Indikasi :

Pasien dengan sesak berat dan tidak bias tidur terlentang.

Alat dan Bahan :

1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
4. Bantalan Kaki

Cara Kerja :

1. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan


2. Naikkan kepala tempat tidur 90o
3. Letakkan bantal kecil di atas meja yang menyilang di atas tempat tidur
4. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit
5. Pastikan tidak terdapat tekanan pada area popliteal dan lutut dalam
keaadaan fleksi
6. Letakkan gulungan handuk di samping masing-masing paha
7. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki

9. Posisi Supinasi

Pengertian :

Posisi dengan klien berbaring lurus, tulang punggung dan kedua kaki lurus,
posisi lengan dan telapak tangan menghadap kebawah, untuk meenaga kaki
tetap pada sisi yang tepat.

Tujuan :

Meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasilitasi penyembuhan


terutama pada pasien pembedahan atau dalam proses anestesi tertentu.
Posisi Supinasi

Indikasi :

1. Pasien dengan tindakan post anestesi atau penbedahan tertentu


2. Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma

Alat dan Bahan :

1. Tempat tidur
2. Bantal angin
3. Gulungan handuk
4. Bantalan kaki

Cara Kerja :

1. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur


2. Letakkan bantal dibawah kepala dan bahu klien
3. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal jika ada cela
disana
4. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit
5. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki
6. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisis ektremitas atas, elevasikan
tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan
bantal
10. Posisi Pronasi

Pengertian :

Pasien tidur dalam posisi telungkup Berbaring dengan wajah menghadap


kebantal.

Posisi Pronasi

Tujuan :

1. Memberikan ekstensi maksimal pada sendi lutut dan pinggang


2. Mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut

Indikasi :

1. Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan


2. Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau punggung

Alat dan Bahan :

1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk

Cara Kerja :

1. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur


2. Gulingkan klien dan posisikan lengan dekat dengan tubuhnya disertai
siku lurus dan tangan diatas paha. Posisikan tengkurap atau telungkup
ditengah tempat tidur yang datar
3. Putar kepala klien ke salah satu sisi dan sokong dengan bantal, jika
banyak drainase dari mulut, mungkin pemberian bantal dikontra
indikasikan
4. Letakkan bantal kecil dibawah abdomen pada area antara diafragma (atau
payudara pada wanita) dan krista iliaka
5. Letakkan bantal dibawah kaki mulai lutut sampai tumit
6. Jika klien atau mengalalami paralisis ekstremitas atas, elevasikan tangan
dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal

11. Posisi Lateral (Side-Lying)

Pengertian :

Posisi lateral adalah posisi klien berbaring miring atau pada salah satu sisi
bagian tubuh dengan kepala menoleh kesamping dengan sebagian besar berat
tubuh berada pada pinggul dan bahu.

Posisi Lateral (Side-Lying)

Tujuan :

1. Mempertahankan body aligement


2. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
3. Meningkankan rasa nyaman
4. Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat
posisi yang menetap.

Indikasi :

1. Pasien yang ingin beristirahat


2. Pasien yang ingin tidur
3. Pasien yang posisi fowler atau dorsal recumbent dalam posisi lama
4. Penderita yang mengalami kelemahan dan pasca operasi.

Alat dan Bahan :

1. Tempat tidur
2. Batal kecil
3. Gulungan handuk
4. Sarungan tangan jika diperlukan

Cara kerja :

1. Baringkan klien terlentang mendatar ditengah tempat tidur.


2. Gulingkan klien hingga posisinya miring.
3. Letakan bantal dibawah kepala dan leher klien.
4. Fleksikan bahu bawah dan posisikan ke kedepan sehingga tubuh tidak
menopang pada bahu tersebut.
5. Letakan bantal dibawah lengan atas.
6. Letakan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga ekstrimitas
bertumpu secara pararel dengan permukaan tempat tidur.
7. Letakan batal guling dibelakang punggung klien untuk menstabilkan
posisi.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan dan hasil pembahasan di atas, dapat


disimpulkan sebagai berikut :

1. Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien dalam


posisi yang baik dan mengubah secara teratur dan sistematik.
2. Macam-macam pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien yaitu :
a. Posisi Fowler
b. Posisi Semi Fowler
c. Posisi Sims
d. Posisi Trendelenberg
e. Posisi Dorsal Recumbent
f. Posisi Lithotomi
g. Posisi Genu Pectoral (Knee-Chest)
h. Posisi Orthopnea
i. Posisi Supinasi
j. Posisi Pronasi
k. Posisi Lateral
3. Prosedur pelaksanaan tiap pengaturan posisi pasien berbeda-beda antara
pengaturan posisi pasien yang satu dengan yang lain.

B. Saran

Diharapkan ebagai seorang calon tenaga kesehatan dapat memahami


dengan benar prosedur pelaksanaan pengaturan posisi pasien kepada kliennya,
dan dapat melakukan prosedur pelaksanaan pengaturan posisi pasien kepada
kliennya dalam praktik keperawatannya.
DAFTAR PUSTAKA

Darliana, Devi, dkk. 2014. Kebutuhan Aktivitas dan Mobilisasi. Fakultas


Keperawatan Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh

https://www.scribd.com/document/388894332/Makalah-KDM-Kelompok-2-
Posisi-Pasien-Di-Tempat-Tidur

Sumber Gambar :

https://images.app.goo.gl/JTPac4Z4v1xHZj8q8

https://images.app.goo.gl/7YgDAiAot65N9T1D9

https://images.app.goo.gl/2hD2K51neWYHc2wN9

https://images.app.goo.gl/7P9JMmHfaT4uHfQj7

https://images.app.goo.gl/1LxkTECREXdu5A7w7

https://images.app.goo.gl/CSGLY4NuU4m4K7T38

https://images.app.goo.gl/iCCsCj4EeoG2j1kL6

https://images.app.goo.gl/9gYBB53jFWEp4c9P7

https://images.app.goo.gl/buyULu6W1caAEEuK8

https://images.app.goo.gl/rAmm27g4FKJXh5zB6

https://images.app.goo.gl/oVVr56B29g8KPa2dA

Anda mungkin juga menyukai