Anda di halaman 1dari 5

VIRAL MARKETING

 Hal yang Membuat sebuah konten Viral

- Lucu
- Konektivitas dengan penonton (relate)
- Keadaanya nyata yang aktual
- Apa yang dibutuhkan oleh konsumen sebagai asupan sehari-hari
 Apakah segala sesuatu yang viral hasilnya akan baik? Bisa dibilang baik bisa juga
tidak, namun yang pasti pelanggan penasaran dengan viral tersebut.
 Viral Marketing adalah tentang bagaimana kemudian menentukan apa yang lucu, apa
yang relate dengan orang-orang, apa yang dapat membangkitkan rasa mereka, apa yang
membuat orang terikat dengan konten. Apabila orang sudah terikat dengan konten, maka
mereka akan dengan sendirinya membagikan konten dan menjadi agen pemasaran melalui
WOM.
 Perkembangan Viral Marketing
- Menurut Jeffrey Rayport, viral marketing adalah sebuah virus yang digunakan dalam
sebuah promosi pemasaran yang gunanya untuk menularkan kepada orang lain.
- Virus marketing ini membuat konten bisa menular dari satu orang kepada orang lain
dan orang lain lagi.
- Porter dan Golan mengatakan bahwa penyebaran viral dapat dibandingkan dengan
analogi sekali bersin dimana setiap kali bersin akan melepaskan kurang lebih 2 juta
partikel. Maka dari itu, jumlah individu yang terhubung dengan jaringan informasi
secara mudah dan instan akan diperkuat oleh penggunaan teknologi interaktif seperti
e-mail, blog, situs obrolan, bulletin online dan situs jejaring sosial.
- Datta menyatakan bahwa dalam model viral marketing, seseorang menginfeksi
beberapa orang dengan sebuah tawaran dan kemudian orang tersebut akan
menyebarkannya kepada pihak lain atau teman, sampai semua lingkungan virtual
dapat terekspos.
- Blattberg dan Deighton menyatakan bahwa viral marketing adalah interactive
marketing. Goldenberg menyatakan viral marketing sebagai internet word of mouth
dan word of mouse. Kaikati dan Kaikati menyatakan viral marketing sebagai stealth
marketing. De Bryun dan Lilien menyatakan viral marketing sebagai referral
marketing. Thomas menggabungkan semua ide tersebut dengan istilah buzz
marketing.
- Beberapa pakar mengatakan bahwa viral marketing adalah sebuah model pemasaran
dari mulut-ke-mulut (WOM) dengan media internat. Ferguson mengatakan bahwa
hasil yang diinginkan dari pemasaran viral adalah pemasaran WOM, yaitu dimana
seseorang mengatakan kepada orang lain tentang sebuah video yang bagus ataupun
aplikasi yang bagus.
- Ketika konsumen sudah merekomendasikan atau mengatakan sesuatu bagus kepada
orang lain, maka mereka telah melakukan proses viral marketing.
- Yang membedakan WOM dan viral marketing adalah media yang digunakan. Viral
marketing menggunakan media elektronik dan WOM menggunakan media langsung
antar orang.
- Shukla mengatakan apabila digunakan secara offline maka itu disebut sebagai WOM
dan apabila digunakan secara online, maka itulah viral marketing.
 Bagaimana Konten Bisa Viral?
- Sebuah konten bisa viral bukan secara tiba-tiba, namun memang sudah dikonsep dan
ada strateginya.
- Viral marketing merupakan strategi yang sebenarnya sudah lama ada, namun
semakin gencar dilakukan setelah teknologi berkembang pesat. Terutama hadirnya
media sosial yang kerap dijadikan perantara utama dalam memviralkan sebuah konten.
 Viral marketing bisa dengan sangat cepat menyebarkan video sehingga bisa menjadi
konsumsi orang banyak. Walaupun tidak lucu, konten membuat pelanggan terhubung
dengan situasi dan kondisi. Sehingga membuat orang membicarakan hal kepada orang
lain.
 Viral Marketing
- Bisa berupa sebuah strategi pemasaran yang akan mendorong individu untuk
menyampaikan sebuah pesan pemasaran kepada individu lainnya. Sehingga akan
menciptakan sebuah potensi pertumbuhan eksponensial dalam paparan dan pengaruh
pesan pemasaran tersebut.
- Memiliki konsep yang serupa dengan WOM, yaitu sebagai metode menyebarkan pesan
kepada konsumen melalui kata-kata.
- Konsep viral marketing lebih memanfaatkan penggunaan jaringan sosial di dalam
dunia maya.
 Alur Kerja Viral Marketing:
1. Seseorang mendapatkan ide atau memposting suatu pesan.
2. Kemudian ide atua pesan tersebut menimbulkan reaksi kepada orang tersebut.
3. Seseorang dengan rela atau enggan akan membantu menyebarkan ide atau pesan
tersebut.
4. Selanjutnya lebih banyak orang mendapatkan ide atau pesan tersebut.
5. Setiap orang baru berpotensi untuk bereaksi terhadap ide atau pesan tersebut dan
membantu menyebarkannya lagi ke orang lain apabila merasa tertarik.
6. Prosesnya menjadi berulang dengan sendirinya, begitu seterusnya hingga menjadi
viral.
 Untuk bisa membuat konten yang viral, perlu menggandeng seseorang yang cukup
berpengaruh di media sosial.
 Perusahaan tidak bisa sendirian untuk menyebarkan konten.
 Perusahaan juga harus melihat orang yang menyebarkan konten apakah cocok dengan
konten yang ingin disebarkan.
 Biasakan untuk berkolaborasi dengan pihak lain yang tentunya memiliki latar belakang
yang sama dengan konten yang ingin disebarkan.
 Kelebihan Viral Marketing:
1. Konsumen dapat dengan sukarela mengajak atau mereferensikan teman atau kolega
mereka untuk berbelanja atau mengecek konten.
2. Perusahaan yang menggunakan program marketing ini akan dibela oleh para
konsumennya dan hal tersebut dilakukan karena konsumen sudah merasa menjadi
bagian dari perusahaan tersebut.
3. Viral marketing akan menghemat biaya promosi, karena konsumen yang akan menjadi
agen pemasarannya. Strategi marketing ini tidak akan merugikan konsumen karena
konsumen merasa bahwa mereka bukan bagian dari karyawan. Sehingga perusahaan
tidak perlu merasa ada beban dan moral dalam menjalankan viral marketing dan
memberikan imbalan kepada konsumen.
4. Tidak perlu melakukan edukasi pasar karena konsumen sudah mengenal seperti apa
bisnis online atau produk yang dimiliki perusahaan.
5. Strategi marketing ini tidak akan mengganggu strategi lain yang sudah perusahaan
jalankan. Malahan akan melengkapi strategi pemasaran lainnya yang dimiliki
perusahaan.
 Perusahaan tidak asal membuat 1 konten viral saja untuk kegiatan pemasaran,
namun kegiatan pemasaran lainnya seperti media visit, public relations, sales,
billboard, dll.
 Kekurangan Viral Marketing
1. Kemampuan penerima informasi dalam menangkap pesan yang mana tidak semua
konsumen mampu menerima pesan yang disampaikan dengan baik. Hal ini membuat
adanya potensi perusahaan mendapatkan citra negative.
2. Perusahaan tidak dapat menduga apakah strategi marketing yang dijalankan berhasil
dan akan mendapatkan hasil yang baik atau tidak. Viral marketing tidak selalu
berhasil, maka harus siapakan beberapa rencana untuk viral.
 Cara Memaksimalkan Viral Marketing
1. Menentukan Target Audience dan Channel yang Tepat
 Perusahaan menyampaikan pesan yang menarik perhatian target audience.
 Tentukan channel atau platform yang tepat atau jenis media sosial apa.
 Pastikan channel merupakan tempat dimana para target audience berada.
Cth: audience banyak di IG, maka lakukan viral marketing di IG bukan di twitter.
2. Mengandalkan Tools Media Sosial Analytics
 Tools ini memudahkan perusahaan untuk mengecek dan mengumpulkan data dari
setiap aktivitas di media sosial, termasuk melacak performa dari setiap campaign.
 Tools ini memungkinkan perusahaan untuk bisa mencari masukan dari setiap
konten yang sebelumnya yang sekiranya paling efektif dan paling disukai
konsumen.
 Bisa melalui melihat jumlah likes, komentar, share, dll.
 Perusahaan harus mengamati hal-hal apa yang membuat konten tersebut menjadi
menarik.
 Kemudian harus menelusuri apa yang bisa menjadi inspirasi di konten viral
marketing perusahaan selanjutnya.
3. Ciptakan Kesan Emosional dan Berkualitas
 Penting untuk diingat bahwa viral marketing tidak akan berhasil kecuali konten
perusahaan memiliki daya tarik tersendiri.
 Maka dari itu, salah satunya adalah dengan menciptakan konten yang menyetir
emosi atau perasaan audience.
 Apabila tidak bisa menyentuh perasaan audience, maka sulit untuk membuat
sebuah konten menjadi viral dan diingat oleh konsumen.
 Pastikan kesan emosional merupakan kesan yang berkesan atau menyenangkan.
4. Gunakan hashtag untuk menyebarkan konten
 Hashtag menjadi cara efektif untuk membuat konten menjadi viral.
 Selain meningkatkan brand awareness, hashtag juga bisa membuat konten menjadi
lebih berkesan.
 Terakhir, keberhasilan campaign atau konten juga menjadi lebih mudah untuk
dilacak.
 Perusahaan bisa melihat siapa yang repost, siapa yang menggunakan hashtag, dll.
5. Gunakan strategi trend jacking
 Trend jacking adalah salah satu strategi marketing yang memanfaatkan situasi
atau isu yang tengah naik daun untuk menjadi bahan promosi.
 Strategi ini sering digunakan sebagai cara untuk melakukan viral marketing.
 Hal ini sering dilakukan oleh brand, namun kalau selalu sering jadi tidak baik.
6. Social outreach
 Strategi yang merupakan langkah lain yang efektif untuk memviralkan konten
perusahaan.
 Dengan cara menjangkau orang-orang yang berpengaruh di dalam industry
perusahaan seperti influencer.
 Berkolaborasi dengan orang-orang yang mempunyai target audience yang sama
dengan perusahaan. Sehingga influencer bisa menjadi agen pertama yang
menyebarkan konten viral tersebut.
 Kalau konten berhasil membuat followers terkesan, maka akan lebih mudah untuk
memviralkan konten.

Anda mungkin juga menyukai