Oleh :
Nama : Restu Mestika
No.BP : 1801012062
Program Studi : D3 Teknik Mesin
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini telah diperiksa dan disetujui oleh :
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kita ucapkan hanya kepada Allah, Dzat yang Maha Tinggi dan
Agung, yang telah memberikan banyak kemudahan dalam pembuatan Laporan
Kerja Praktek ini dan tanpa kehendak dari-Nya penulis tidak mungkin dapat
menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul "PEMELIHARAAN
LINER PADA CHAMBER 1 (CEMENT MILL 5Z2M02) DI PABRIK
INDARUNG V PT. SEMEN PADANG"
Adapun penulisan Laporan Kerja Praktek ini dilakukan dalam rangka memenuhi
salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Ahli Madya Program Studi Teknik
Mesin Politeknik Negeri Padang. Ucapan terima kasih juga penulis persembahkan
kepada berbagai pihak atas bimbingan dan bantuannya di dalam pengerjaan
laporan ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibunda dan Ayahanda beserta adik dan keluarga besar, terima kasih atas
doa, kasih sayang, perhatian, kesabaran serta dukungan kepada penulis.
2. Bapak Menhendry, Dipl.ing.HTL, M.Eng. selaku Ketua Jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Padang.
3. Bapak Yazmendra Rosa, ST.,MT. selaku Pembimbing Praktek Kerja
Lapangan.
4. PT Semen Padang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan kerja praktek di perusahaan ini.
5. Bapak Sigit Ari Widodo, MT selaku Kepala Biro Pemeliharaan Mesin
Indarung V yang telah memberikan banyak masukkan dan arahan.
6. Bapak Hiptop Khairul, ST selaku Kepala Bidang Pemeliharaan Mesin
Cement Mill Indarung V yang telah membantu penulis dalam melakukan
Kerja Praktek.
7. Bapak Hendri Zalius dan Bapak Efdirizmen, selaku kepala urusan
sekaligus pembimbing lapangan, terima kasih atas segala sumbangsih
baik bimbingan maupun materi yang telah diberikan.
3
8. Seluruh Staff dan karyawan PT. Semen Padang yang telah memberikan
pengalaman dan bimbingan kepada penulis selama melakukan Kerja
Praktek ini.
9. Teman dan sahabat; terima kasih atas waktu-waktu yang menyenangkan,
bantuan, dukungan dan saran yang diberikan kepada penulis.
Sebagai penutup ucapan terima kasih penulis, hanya do’a yang dapat penulis
ucapkan atas sumbangsih dari pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini. Semoga Allah yang Maha Pemurah
membalas setiap kebaikan dengan balasan yang terbaik dari sisi-Nya. Sempurna
hanya milik Allah, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun agar lebih baik untuk kedepannya. Akhir kata, Semoga
Laporan Kerja Praktek ini membawa manfaat bagi pembaca terutama bagi penulis
sendiri.
Penulis,
4
DAFTAR ISI
LEMBARAN COVER................................................................................... i
LEMBARAN PENGESAHAN......................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................viii.
DAFTAR TABEL...........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
5
BAB III TEORI DASAR ..............................................................................35
3.1 Pengertian Tube Mill................................................................35
3.2 Cara Kerja Elevator..................................................................35
3.3 Mekanisme Kerja.....................................................................36
3.4 Komponen…………………………………………………….37
3.4.1 Shell Mill.......................................................................37
3.4.2 Inlet Mill & Outle Mill.................................................37
3.4.3 Mill Diapraghma (intermediate & discharge) ………..39
3.4.4 Mill Liner………………………………………………41
3.4.5 Geinding Media……………………………………….42
3.5 Pengertian Perawatan………………………………………….43
3.5.1 Pemeliharaan Tidak Terencana……………………….44
3.5.2 Pemeliharaan Terencana ……………………………..44
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................52
BAB V PENUTUP..........................................................................................59
6.1 Kesimpulan...............................................................................59
6.2 Saran.........................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................62
6
DAFTAR GAMBA
7
xxDAFTAR GAMBAR KERJA
8
DAFTAR TABEL
9
BAB I
PENDAHULUAN
10
hingga mencapai suhu ± 100 0C untuk membentuk klinker (Casoni, 2008). Klinker
merupakan produk setengah jadi dalam memproduksi semen yang dihasilkan
dengan pembakaran bahan baku pada temperatur 1450⁰C. Klinker yang terbentuk,
selanjutnya digiling dalam Cement Mill. Cement Mill merupakan peralatan
penggilingan semen pada tahap akhir yang memproses penggilingan klinker
ditambahkan dengan gypsum dan material ¾ (limestone dan pozzoland) menjadi
semen yang siap untuk dijual.
Pada cement mill yang sangat mempengaruhi produk semen terdapat pada
tube mill, karena pada tube mill terjadi proses utama pada cement mill yaitu
penggilingan. Komponen terpenting pada tube mill adalah liner, karena liner
berfungsi sebagai pelindung dari dinding tube mill dan juga digunakan sebagai
media penggesekan didalam tube mill. Jika liner ini retak atau mengalami keausan
maka mempengaruhi kualitas dari hasil produk. Maka dari itu saya tertarik
mencoba mengulas tentang liner. Atas pertimbangan itu maka saya mengambil
judul laporan "Pemeliharaan Liner Pada Chamber 1 (CEMENT MILL 5Z2M02)
Di Pabrik Indarung V PT. SEMEN PADANG ". Sehingga diharapkan dapat
diperoleh penyebab terjadinya permasalahan tersebut serta solusi yang dapat
dilakukan untuk mengatasinya.
11
(Cement Mill 5Z2M02).
.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun manfaat yang diberikan dari hasil penelitian ini adalah antara
lain :
12
1.6 Sistematika Penulisan Laporan
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
13
BAB II
14
voor material landerzoek di Negeri Belanda menunjukkan bahwa bantuan
tersebut merupakan bahan baku pembuatan semen yaitu batu kapur (Limestone)
dan bantuan silika (Silica).
Gambar
Gambar 1.2.11PT.
PT.Semen
SemenPadang
Padang.
Sejarah PT Semen Padang secara umum dapat dilihat dalam beberapa periode
yaitu:
1. Periode I tahun 1910-1942
PT Semen Padang yang merupakan pabrik semen tertua di Indonesia,
dibangun oleh Belanda pada tahun 1910. Dipimpin oleh Christoper
dengan satu Kiln dengan kapasitas 50 ton perhari. Produksi yang
tertinggi pernah dicapai, yaitu pada tahun 1939 dengan jumlah 170.000
ton, yang merupakan produksi tertinggi pada periode itu.
2. Periode II tahun 1942-1945
Pada periode ini terjadi perang dunia kedua dimana antara Jepang
menguasai Indonesia, dan pabrik ini diambil alih oleh pemerintah
Jepang. Pada saat itu segala kegiatan perusahaan diserahkan pada Asano
Cement, dimana perang terus bergejolak dan perusahaanpun tak luput
dari pihak musuh (Sekutu) yang mengakibatkan mesin–mesin banyak
yang rusak sehingga produksi sangat kurang sekali.
3. Periode III tahun 1945-1947
Periode ini merupakan masa perang kemerdekaan Republik Indonesia
(Masa Revolusi). Pabrik pada saat itu dikuasai oleh rakyat Indonesia
sendfgiri, perusahaan diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan
15
berganti nama menjadi “Kilang Semen Indarung”. Produksi saat itu boleh
dikatakan tidak ada karena pemerintah sibuk melakukan perbaikan dan
pergantian semen yang rusak akibat perang.
4. Periode IV tahun 1947-1958
Pada tahun 1947 pabrik ini ambil alih NV.NIVCM dengan nama
“Padang Portland Maatschappy“ (NV.PPCM). pabrik baru mulai
berproduksi isi tahun 1949 karena banyaknya kerusakan yang dialami,
dan pada tahun 1957 menghasilkan produksi tertinggi sebesar 154.000
ton.
5. Periode V tahun 1958-1961
Pabrik semen kembali diambil alih pemeritah Indonesia yang dikelola
oleh suatu Badan Perindustrian Tambang (BPPT), sesuai dengan
Keputusan Presiden RI No. 50/1958 pada tanggal 5 Juli 1958.
Selama periode ini produksi semen adalah sebagai berikut:
Tahun 1958 : 80.828 ton
Tahun 1959 : 120.714 ton
Tahun 1961 : 107.695 ton
6. Periode VI tahun 1961 – 1972
Pada tanggal 17 April 1961 sesuai dengan PP No. 19/1960 atau LNL No.
59 dalam rangka menciptakan ekonomi terpimpin, perusahaan ini
dijadikan perusahan Negara dengan nama PN Semen Padang. Kemudian
didasarkan oleh PP No.7/1971 menyatakan bahwa pada tanggal 4 Juli
1972 diadakan perubahan dari PN Semen Padang menjadi PT Semen
Padang (Persero) oleh direksi yang disetujui oleh Presiden, yang seluruh
sahamnya dimiliki oleh Republik Indonesia produksi tertinggi periode ini
adalah 172.071 ton setahun.
7. Periode VII tahun 1972-1995
Pada tanggal 19 Juli 1973 rehabilitas tahap pertama diresmikan oleh
Presiden Soeharto dengan kapasitas produksi naik dari 120.000 ton per
tahun menjadi 220.000 ton per tahun. Rehabilitas kedua diresmikan oleh
Menteri Pertambangan dan Energi M.Yusuf dan produksi meningkat
menjadi 330.000 ton per tahun.
16
Pada tangal 18 Maret 1980 Presiden Soeharto meresmikan pabrik
Indarung II dengan produksi 660.000 ton per tahun. Kemudian
dilanjutkan dengan proyek Indarung IIIa dan IIIb yang selain tahun
1983. Indarung IIIa diresmikan menjadi Indarung III pada tanggal 29
Desember 1983 sedangkan Indarung IV yang diresmikan pada 23 Juli
1987.
8. Periode VIII tahun 1995 sampai sekarang
Pada periode ini PT Semen Padang mulai merealisir program
peningkatan kapasitas produksi dengan dibangunnya pabrik Indarung V.
PT Semen Padang pada saat ini telah menjadi perusahaan publik dengan
penjualan saham melalui PT Semen Gresik. PT Semen Padang
mempunyai lima unit pabrik dengan kapasitas 3.270.000 ton per tahun
atau dua puluh satu kali lipat dibandingkan produksi tahun 1958 yang
hanya 154.000 ton per tahun.
17
Ramah lingkungan (meraih Proper Hijau mulai 2012) dan tanggung jawab
sosial serta pemenuhan peraturan & perundangan yang berlaku.
Berkontribusi membantu peningkatan perekonomian daerah sekitar
pabrik, Kota Padang pada khususnya, dan Sumatera Barat pada umumnya.
2. Misi PT Semen Padang
a. Meningkatkan nilai perusahaan bagi stakeholder, bertumbuh dan
memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
b. Mengembangkan industri berwawasan lingkungan.
c. Mengembangkan sumber daya manusia yang kompeten dan
profesional.
3. Meaning PT Semen Padang
“GIVING THE BEST TO BUILD A BETTER LIVE”
4. Budaya Kerja PT. Semen Padang
a. Nilai
K = Komitmen
O = InOvatif,
M = Motivasi
P = KePuasan Konsumen
A = KelestArian Lingkungan,
K = Team WorK.
b. Norma
Profesionalisme
(Moral - Etika - Keahlian)
Kepedulian Terhadap Lingkungan
18
Juli 1958 Perusahaan dinasionalisasi oleh Pemerintah Republik Indonesia dari
Pemerintah Belanda. Selama periode ini, Perusahaan mengalami proses
kebangkitan kembali melalui rehabilitasi dan pengembangan kapasitas pabrik
Indarung I menjadi 330.000 ton/ tahun.
Selanjutnya pabrik melakukan transformasi pengembangan kapasitas pabrik
dari teknologi proses basah menjadi proses kering dengan dibangunnya pabrik
Indarung II, III, dan IV. Pada tahun 1995, Pemerintah mengalihkan kepemilikan
sahamnya di PT Semen Padang ke PT Semen Gresik (Persero)Tbk bersamaan
dengan pengembangan pabrik Indarung V.
Pada saat ini, pemegang saham Perusahaan adalah PT Semen Indonesia
(Persero)Tbk dengan kepemilikan saham sebesar 99,99% dan Koperasi Keluarga
Besar Semen Padang dengan saham sebesar 0,01 %. PT Semen Indonesia
(Persero) Tbk sendiri sahamnya dimiliki mayoritas oleh Pemerintah Republik
Indonesia sebesar 51,01%. Pemegang saham lainnya sebesar 48,09% dimiliki
publik. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. merupakan perusahaan yang
sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Logo PT Semen Padang (PTSP) pertama kali diciptakan pada 1910, semasih
bernama Nederlandsch Indische Portland Cement (Pabrik Semen Hindia
19
Belanda). Logonya berbentuk bulat, terdiri atas dua lingkaran (besar dan kecil)
dengan posisi lingkaran kecil berada di dalam lingkaran besar. Di antara kedua
lingkaran tersebut terdapat tulisan "Sumatra Portland Cement Works". Di dalam
lingkaran kecil terdapat huruf N.I.P.C.M, singkatan Nederlandsch Indische
Portland Cement Maatschappij, sebuah pabrik semen di Indarung, 15 km di timur
kota Padang.
Logo itu hanya berumur 3 tahun karena pada 1913 dibuat sebuah logo baru,
meski bentuk bulat dengan dua garis lingkaran dan kata-katanya tetap
dipertahankan. Hanya saja, NIPCM ditambah dengan NV. Nah, ini yang menarik
karena ada gambar seekor kerbau jantan dalam lingkaran kecil tampak sedang
berdiri menghadap ke arah kiri dengan latar panorama alam Minangkabau.
Pada 1928, Kata Nederlandsch Indische diubah menjadi Padang. Jadi,
tulisan di antara kedua lingkaran tersebut adalah N.V. Padang Portland Cement
Maatschapij. Di bagian bawahnya tertulis Pabrik di Indarung Dekat Padang,
Sumatera Tengah, yang ditulis dengan huruf yang lebih kecil. Telah muncul
bahasa Melayu, setelah Sumpah Pemuda pada 1928.
Dalam lingkaran kecil, selain gambar kerbau, terdapat gambar seorang laki-
laki yang sedang berdiri di depan sebelah kanan kerbau sambil memegang tali
kerbaunya. Ada pula gambar sebuah rumah adat, kelihatan hanya dua gonjongnya,
di belakang sebelah kanan kerbau. Panorama di latar belakang ditambah dengan
lukisan Gunung Merapi, lambang sumarak ranah Minang.
Gambar kerbau tetap ditampilkan mendominasi di lingkaran kecil tersebut.
Jepang kemudian datang membawa perubahan, NV PPCM diganti dengan Semen
Indarung. Logo PT Semen Padang tidak diubah, kecuali perubahan tulisan dari
bahasa Belanda ke bahasa Indonesia. Demikianlah sampai Perang Kemerdekaan
(1945-1949). Ada sedikit perubahan, yaitu digantinya tulisan Semen Indarung
dengan Kilang Semen Indarung. Namun, saat Belanda kembali pada 1950, nama
NVPPCM muncul kembali.
Logo PT Semen Padang dimodifikasi lagi, pada 1958, seiring dengan
kebijakan pemerintah pusat tentang nasionalisasi perusahaan asing. Logonya yang
bulat dipertahankan, tapi tulisan NV PPCM diganti dengan Semen Padang Pabrik
Indaroeng. Gambar kerbau tetap ada. Tapi tiada lagi gambar seorang laki-laki,
20
rumah adat, dan gambar panorama Gunung Merapi. Penggantinya adalah gambar
atap rumah gadang dengan lima gonjong di atas gambar kerbau. Logo PT Semen
Padang diperbarui lagi pada 1970. Dua lingkaran dihilangkan, sehingga tulisan
Padang Portland Cement Indonesia dibuat melingkar sekaligus menjadi
pembatasnya. Gambar kerbau hanya menampilkan kepalanya saja dengan posisi
menghadap ke depan. Di atas kepala kerbau dibuat pula gambar atap/gonjong (5
buah) rumah adat. Muncul pula moto PTSP yang berbunyi "Kami Telah Berbuat
Sebelum yang Lain Memikirkan". Namun, pada 1972 logo tersebut dimodifikasi
dengan memunculkan dua garis lingkaran: besar dan kecil. Perubahan terjadi lagi
pada 1991, saat tulisan Padang Portland Cement menjadi Padang Cement
Indonesia.
Pada 1 Juli 2012, PT Semen Padang kembali melakukan perubahan logo.
Pada perubahan kali ini, PT Semen Padang tidak melakukan perubahan yang
bersifat fundamental karena brand perusahaan tertua di Indonesia ini dinilai sudah
kuat. Pergantian ini dilakukan dengan pertimbangan, logo yang dipakai
sebelumnya memiliki ciri, tanduk kerbau kecil dan complicated (rumit). Mata
kerbau kelihatan old (tua), gonjong dominan, dan telinga terlihat off position.
Pada logo baru disempurnakan menjadi, tanduk kerbau menjadi besar dan
kokoh/melindungi, mata kelihatan tajam/tegas, gonjong menjadi sederhana
(crown) , dan telinga pada posisi “on” (selalu mendengar).
21
Logo baru ini memiliki kriteria dan karakter yang kokoh (identitas semen),
universal (tidak kedaerahan), lebih simpel (mudah diingat/memorable), dan lebih
konsisten (aplicable dalam ukuran terkecil).
22
2. Rehabilitas tahap II
Mulai berproduksi tahun 1975 dengan kapasitas produksi mencapai
330.000 ton/thn.
Kedua tahap rehabilitasi diatas dilaksanakan pada pabrik Indarung I yang
merupakan pabrik yang memiliki dan merupkan peninggalan Belanda dengan
proses Konvensional ( Basah ).
Pada tahun 1977 ditandatangani kontrak dengan Denmark untuk dimulainya
proyek pembangunan pabrik Semen Padang dengan membangun untuk Indarung
II proses kering ( Dry Procces ) yang pemangguanannya dapat diselesaikan tahun
1980 dengan kapasitas 660.000 ton/thn. Untuk perkembangan lebih lanjut PT.
Semen Padang telah membangun Indarung V, yang selesai pada tahun 1998
dengan kapasitas 2.300.000 ton/tahun dengan demikian total kapasitas menjadi
5.570.000 ton/tahun.
Untuk saat ini kapasitas terpasang PT Semen Padang adalah 6.000.000
ton/tahun dengan rincian sebagai berikut :
1. Pabrik Indarung I
Pabrik indarung I merupakan cikal bakal pabrik semen di Indonesia yang
beroperasi dengan menggunakan basah (Wet Prosees). Dalam
perkembangannya melalui rehabilitasi I & II yang masing-masingnya
selesai tahun 1973 dan 1976. Tapi sekarang pabrik itu tidak beroperasi
lagi sejak tahun 1999 dengan pertimbangan efisiensi dan polusi.
23
2. Pabrik Indarung II
Pabrik indarung II dengan proses kering (Dry Procces), beroperasi sejak
tahun 1980 mempunyai 1 (satu) buah Klin dengan system 4 Stage
Suspension Preheater dan berkapasitas 2.000 ton/hari atau 600.000
ton/tahun. Melalui proyek optimalisasi yang selesai tahun 1992, kapasitas
pabrik meningkat menjadi 660.000 ton/tahun
3. Pabrik Indarung III
Pabrik Indarung III dengan proses kering ( Dry Procces), beroperasi sejak
Juli 1938 mempunyai 1 (satu) Stage Suspension Preheater dan
berkapasitas 2000 ton/hari atau 600.000 ton/tahun. Melalui proyek
optimalisasi yang selesai tahun 1992, kapasitas pabrik meningkat menjadi
660.000 ton/tahun.
4. Pabrik Indarung IV
Pabrik Indarung IV berasal dari pabrik Indarung IIIb dan IIIc. Pabrik
Indarung IIIb dengan system kering (Dry Procces) mempunyai 1 (satu)
kiln dengan system 4 Stage Suspension Preheater + calciner dan
bekapasitas 2000 ton/hari atau 6000 ton/tahun. Pabrik ini mulai beroperasi
Trial-run Oktober 1985, tetapi karena berbagai problem dihadapi, praktis
operasi baru mulai lancar pada akhir tahun 1986. Mulai proyek
optimalisasi dan penggabungan, pabrik indarung IIIb dan IIIc menjadi
pabrik Indarung IV dan berkapasitas menjadi 1.620.000 ton/tahun.
5. Pabrik Indarung V
Proyek pabrik Indarung V mulai dibangun sejak tahun 1995 mulai
berproduksi sejak September 1998 dengan kapasitas 78.000 ton/hari atau
2.300.000 ton/tahun. Pabrik semen Indarung V ini mempunyai teknologi
lebih lengkap dibandingkan Indarung sebelumnya, yaitu dengan
menggunakan dua Precaleiner SLC dan ILC pada sistem Klin, dua
vertical raw mill.
24
sehingga setiap orang dalam organisasi bertanggung jawab untuk melakukan
tugas tertentu dan menguasai bidangnya sendiri. Melalui struktur organisasi
perusahaan, dapat diketahui garis pertanggungjawaban di dalam perusahaan.
Setiap unit akan mempertanggungjawabkan semua kegiatan dan usaha yang telah
dijalankan sesuai dengan batas wewenang yang diberikan. Makin tinggi tingkatan
suatu unit tertentu, maka makin luas bidang tanggung jawab. Struktur organisasi
PT Semen Padang Pada tanggal 26 Pebruari 2014 dilakukan perombakan
kepengurusan dalam struktur organisasi PT Semen Padang. SKD penyempurnaan
struktur organisasi dan alih tugas karyawan eselon 1, 2 &
3No016/SKD/DESDM/02.2014.
Bentuk struktur organisasi PT Semen Padang berbentuk garis staf karena PT
Semen Padang memiliki karyawan yang begitu banyak memakai staf ahli,
spesialis dan deskripsi kerja yang sudah jelas. Kekuasaan tertinggi terletak di
tangan Dewan Komisaris yang bertanggung jawab penuh terhadap pemegang
saham dan pemerintah, kebijaksanaan ditetapkan oleh Dewan Komisaris Rapat
Pemegang Saham (RUPS). Dalam sistem oganisasi ini pembagian wewenang
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris dipilih dalam rapat umum pemegang saham (RUPS)
dimana Dewan Komisaris berfungsi seavagi Dewan Pengarah (Steering
Committee).
2. Dewan Direksi
Dewan Direksi terdiri dari Direktur Utama, Direktur Pemasaran, Direktur
Produksi, Direktur Litbang dan Operasi, dan Direktur Keuangan. Dalam
menjalankan tugasnya Direktur Utama dibantu oleh beberapa direktur
beserta staf ahli Satuan Pengawas Intern serta lembaga-lembaga
penunjang lainnya.
25
Gambar 2. 3 Struktur Organisasi Semen Padang
26
Gambar 2.4 Batu Kapur
3. Pasir Besi
Pasir besi didatangkan dari Cilacap. Pasir besi memiliki rumus kimia
Fe2O3 (Ferri Oksida) yang pada umumnya selalu tercampur dengan
SiO2 dan TiO2 sebagai impuritiesnya. Fe2O3 berfungsi sebagai
penghantar panas dalam proses pembuatan terak semen. Kadar yang baik
dalam pembuatan semen yaitu Fe3O2 ± 75% – 80%.
27
Gambar 2.7 Pasir Besi[2]
4. Pasir Silika
Pasir silika yang depositnya berasal dari bukit ngalau (+/- 1,5Km dari
Pabrik). Pasir silika digunakan sebanyak ±9%. Pasir silika memiliki
rumus SiO2 (silikon dioksida). Pada umumnya pasir silika terdapat
bersama oksida logam lainnya, semakin murni kadar SiO2 semakin putih
warna pasir silikanya, semakin berkurang kadar SiO2 semakin berwarna
merah atau coklat, disamping itu semakin mudah menggumpal karena
kadar airnya yang tinggi. Pasir silika yang baik untuk pembuatan semen
adalah dengan kadar SiO2 ± 90%.
28
5. Gypsum
Gypsum alam dan gypsum sintetis dari PT Petro Kimia Gresik. Gypsum
berfungsi sebagai retarder atau memperlambat pengerasan aeral dari
semen. Jumlah gypsum yang digunakan ± 2-5 % dan masukkan sebelum
penggilingan klinker dan gypsum akan terurai pada temperatur 120°C.
Karena itu operasi penggilingan klinker dan gypsum pada semen mill
harus dijaga dibawah 120°C. Hilangnya kristal air , kristal gypsum
menyebabnya hilangnya atau berkurangnya sifat gipsum sebagai retarder.
Gambar 2. 7 Gypsum
29
2.8 Proses Produksi Semen
Semen adalah suatu zat hidroulik dimana senyawa-senyawanya yang
dikandungnya akan mempunyai daya rekat jika semen tersebut sudah bereaksi
dengan air[2].
Sifat hidroulik tersebut akan menyebabkan semen bersifat :
a. Tidak langsung mengeras bila bercampur dengan air
b. Larut dalam air
c. Dapat mengeras bila berada dalam air
Sifat-sifat Semen
Beberapa sifst-sifat semen yang utama adalah :
a. Sifat hidrasi semen
Sifat hidrasi semenadalah reaksi yang terjadi antara komponen/senyawa
semen dengan air yang menghasilkan senyawa hidrat.
b. Setting dan hardening
Setting (pengikatan) pada adonan semen dengan air adalah sebagai gejala
terjadinya kekakuan semen yang biasa dinyatakan dengan waktu
pengikatan (setting time), yaitu dimulai dari terjadinya adonan sampai
semen mulai kaku. Hardening (pengerasan) yaitu proses semen mulai
mengeras dan memberikan kekuatan.
c. Kekuatan tekan
Kekuatan tekan yaitu sifat yang dimiliki semen untuk dapat menahan
(memikul) beban tekan. Biasanya kekuatan tekan dinyatakan pada umur
28 hari.
d. Penyusutan
Penyusutan yaitu terjadinya penyusutan volume beton karena adanya
penguapan air yang ada dalam adonan semen tersebut.
e. Ketahanan
Ketahanan semen terhadap pengaruh kondisi sekitarnya yang mersak
sehingga ditak dapat menurunkan kekuatan tekan.
30
Proses pembuatan semen dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1.8.1 Proses Basah
Semua bahan baku yang ada dicampur dengan air, dihancurkan dan
diuapkan kemudian dibakar dengan menggunakan bahan bakar
minyak, bakar (bunker crude oil). Proses ini jarang digunakan karena
masalah keterbatasan energi BBM. Hasil penggilingan bahan mentah
tersebut berupa lumpur yang disebut slurry dengan kadar air 30-36%.
Keuntungan :
1. Umpan lebih homogeny, semen yang diperoleh lebih baik
2. Efisiensi penggilingan lebih tinggi dan tidak memerlukan suatu
unit homogenizer
3. Debu yang timbul relatif sedikit
Kerugian :
1. Bahan bakar yang digunakan lebih banyak, butuh air yang cukup
banyak
2. Tanur yang digunakan terlalu panjang karena memerlukan zone
dehidrasi yang lebih panjang untuk mengendalikan kadar air
3. Biaya produksi lebih mahal
31
1. Kadar air sangat mengganggu proses, karena material menempel
pada alat
2. Campuran umpan kurang homogen
3. Banyak debu yang dihasilkan sehingga dibutuhkan alat
penangkap debu
32
kapur dengan tanah liat maka pada proportion equipmen II terjadi
pencampuran dengan pasir besi, dengan cara yang sama dengan
proportioning equipment I.
d. Setelah tercampur rata maka bahan mentah masuk ke grinding
mill, untuk digiling kembali, karena pada proses pencampuran
kemungkinan masih ada beberapa material kasar pada tanah liat
ataupun pada pasir besi, sebelum masuk pada pre heater tower.
e. Bahan kemudian dipanaskan di pre-heater tower. Di sini terjadi
proses pemanasan awal pada sample, agar sample tidak terkejut
apabila terjadi pemanasan langsung dengan suhu 1450 0C. Pada
pre-heater ada tiga siklon, siklon pertama untuk memanaska dari
suhu normal ke suhu 200 oC, pada siklon kedua pemanasan dari
suhu 200 oC ke suhu 700 oC, pada siklon ketiga terjadi penguraian
kalsium karbonat menjadi senyawa-senyawa penyusunnya pada
suhu 7000 C suhu konstan. Keluaran pre heater disebut slurry.
CaCO3 → CaO + CO2
MgCO3 → MgO + CO2
f. Pemanasan dilanjutkan di dalam kiln. Pada kiln yang bersuhu
1350-1400°C, bahan bereaksi antara oksida-oksida yang terdapat
dalam material yang membentuk senyawa hidrolisis yaitu C4AF
(Tetrakalsium aluminoferit), C3A (Trikalsium aluminat), C2S
(Dikalsium silikat) pada suhu 1450°C membentuk clinker.
g. Kristal klinker ini kemudian didinginkan di cooler dengan
bantuan angin. Panas dari proses pendinginan ini di alirkan lagi
ke pre-heater untuk menghemat energi
h. Klinker ini kemudian dihaluskan lagi dalam tabung yang berputar
yang bersisi bola-bola baja yang disebut cement mill sehingga
menjadi serbuk semen yang halus dan juga terjadi penaambahan
gypsum yang hanya 3-5% dari bahan utama.
i. Klinker yang telah halus ini disimpan dalam silo (tempat
penampungan semen mirip tangki minyak pertamina)
j. Dari silo ini semen dipak dan dijual ke konsumen.
33
BAB III
TEORI DASAR
34
yang telah disaring masuk ke compartment 2(kamar 2). Pada compartment 2 ini
dinamakan penggilingan halus karena menggunakan grinding media yang lebih
kecil yaitu berukuran 14mm sampai 30mm, material yang telah digiling pada
compartment 2 ini disaring lagi melalui screen center pada Mill discharge
diteruskan ke outlet menuju separator.
Partikel yang berukuran besar pada dasarnya adalah gabungan dari partikel
– partikel kecil yang terikat oleh adanya energi molekuler .Jadi pada hakikatnya
proses penggilingan adalah menimbulkan suatu energi untuk melawan energi
molekuler tersebut ,sehingga partikel partikel kecil dapat dipisahkan.
Energi ini dihasilkan oleh gerakan grinding media di dalam tube mill
akibat energi yang diberikan oleh motor kepada tube mill. Tapi tidak semua energi
yang diberikan oleh motor digunakan untuk penggilingan. Yang dipakai untuk
penggilingan hanya berkisar 20 % sedangkan yang lainnya hilang sebagai friksi
antar partikel dan elemen – elemen tube mill, suara ,panas , dan getaran / vibrasi
serta kehilangan pada efesiensi mekanis dari motor mill.
Proses – proses penggilingan yang terjadi di dalam mesin mill antara lain :
35
Penggilingan Kasar: Penggilingan ini terjadi pada cumber 1, merupakan
penggilingan pertama pada mesin mill, dan mengunakan grinding media
yang berukuran: diameter 50mm sampai 100mm.
Penggilingan Halus: Penggilingan ini terjadi pada cumber 2, merupakan
penggilingan terakhir pada mesin mill, dan menggunakan grinding media
yang berukuran: diameter 14mm sampai 30mm.
3.4 Komponen
Pada dasarnya bagian-bagian tube mill ini tidaklah terlalu banyak, Karena
pada prinsipnya tube mill ini hanya menggiling material hingga menjadi halus.
Untuk itu ada beberapa bagian penting yang perlu diketahui, diantaranya:
Shell Mill merupakan baja yang terdapat pada bagian memanjang tube
mill. Shell Mill adalah komponen penting yang sangat dibutuhkan untuk
penggilingan material, juga tempat pemasangan liner.
Inlet mill merupakan jalur masuk pada tube mill,inlet mill terdapat
pada head mill. Outlet mill merupakan jalur keluar pada tube mill dan
terdapat pada end miil.
1. Inlet udara
36
berfungsi sebagai jalur masuknya udara pada tube mill, udara
tersebut berguna untuk membawa material dari kamar 1 ke kamar 2
sampai pada outlet mill
2. Mill feed
adalah jalur masuknya material ke dalam tube mill, mill feed berada
diatas pada inlet udara.
3. Air pendingin,
suhu pada tube mill didinginkan oleh air pendingin yang diseprotkan
melalui nozzele.
Pada bagian outlet mill terdapat outlet udara yang digunakan sebagai
jalur keluarnya udara, udara pada outlet membawa material yang telah
digiling, material yang halus akan dibawa ke atas oleh udara dan material
yang kasar akan berada di bawah.
- Sput feeder
Menggunakan bentuk inlet chute yang miring.
Umumnya jenis inlet feed ini sering digunakan di
mill untuk material yang basah
37
- Drum Feeder
Menggunakan bentuk inlet yang seperti drum. Mill feed
ini bisa digunakan untuk material kering atau basah.
Pada mill feed ini terdapat scoop yang berputar dan
mengangkat material masuk kedalam mill.
- Airswept feeder
Terdapat ducting untuk hot gas yang masuk ke
dalam mill. Tipe feeder ini digunakan untuk jenis mill
yang menggunakan proses grinding semi basah dan
pengeringan.
- Diaphragma tunggal
38
ukurannya sudah dapat dihaluskan di chamber 2. Diaphragma ini juga
digunakan sebagai Discharge diaphragma.
- Diaphragma terbuka
39
- Double Diaprhragma
- Lifting Liner
Lifting liner digunakan chamber 1 untuk proses penggilingan kasar.
Berfungsi untuk melontarkan bola besi ketitik optimum impact
penggilingan.
- Classifying Liner
Classifying liner digunakan chamber 2 untuk proses penghalusan
material. Liner ini juga dapat mengarahkan bola besi yang lebih
besar ke arah inlet dan yg lebih kecil kearah outlet.
40
3.4.5 Grinding Media
3. 5 Pengertian Perawatan
Menurut Antony Corder (1992), perawatan adalah suatu kombinasi dari
setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam kondisi baik
atau untuk memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Perawatan
juga ditujukan untuk mengembalikan suatu sistem pada kondisinya agar dapat
berfungsi sebagaimana mestinya dan untuk memperpanjang usia kegunaan
mesin. Perawatan juga menyangkut usaha pencegahan dan perbaikan. Pekerjaan
yang mendasar dilakukan dalam perawatan adalah membersihkan peralatan dari
debu maupun kotoran-kotoran. Debu ini yang menjadi awal penyebab terjadinya
proses kondensasi dengan butiran air yang terdapat pada udara. Apabila terjadi
kondensasi maka lambat laun akan merusak pada permukaan komponen mesin..
41
Manajemen perawatan dapat digunakan untuk membuat sebuah kebijakan
mengenai aktivitas perawatan, dengan melibatkan aspek teknis dan pengendalian
manajemen ke dalam sebuah program perawatan. Pada umumnya, semakin
tingginya aktivitas perbaikan dalam sebuah sistem, kebutuhan akan manajemen
dan pengendalian di perawatan menjadi semakin penting.
42
sebagai jenis pemeliharaan yang paling tua. Aktivitas
pemeliharaan jenis ini adalah mudah untuk dipahami semua
orang. Jenis pemeliharaan ini mengijinkan peralatan-peralatan
untuk beroperasi hingga rusak total (fail). Kegiatan ini tidak bisa
ditentukan / direncanakan sebelumnya, maka aktivitas ini juga
dikenal dengan sebutan unschedule maintenance. Ciri-ciri jenis
pemeliharaan ini adalah alat-alat mesin dioperasikan sampai
rusak dan ketika rusak barulah tenaga kerja dikerahkan untuk
memperbaiki dengan cara penggantian.
1) Corrective Maintenance
43
Menurut Antony Corder (1992) Perawatan Berhenti
(Shut Down Maintenance) pemeliharaan yang
hanya dapat dilakukan selama mesin berhenti.
a. Minor Overhaul
b.Mayor Overhoul
2) Predictive Maintenance
Tipe pemeliharan jenis ini lebih maju dibanding
dengan dua tipe sebelumnya. Ditandai dengan
menggunakan teknik-teknik mutakhir (advance
44
scientific techniques) termasuk statistik probabilitas
untuk memaksimalkan waktu operasi dan
menghilangkan pekerjaan-pekerjaan yang tidak
perlu.
BAB IV
PEMBAHASAN
Liner shell ini terdapat pada bagian dalam shell mill, liner
shell pada cumber 1 (cement mill 5Z2M02) saat ini tidak
menggunakan produk bawaan sehingga ketahanannya jauh
berkurang, dan produk ini sedikit lebih panjang daripada produk
bawaan, maka jumlah liner shellnya lebih sedikit.
45
Gambar Kerja 4. 1 Liner Shell
46
Gambar Kerja 4. 1 Liner Shell
4.1.2 Liner Diaphragma
47
Gambar Kerja 4. 4 SLOTTED PLATE:RJ-2252;FE-T540-0001;POS 1
48
3) SLOTTED PLATE:RJ-2254;FE-T540-0003;POS 3, bagian ini
terletak pada bagian teluar ke-3 pada Intermediate
diaphragma, dan berjumlah 24 buah.
49
Gambar Kerja 4. 4 SLOTTED PLATE:RJ-2255;FE-T540-
0004;POS 4
4.1.3 Head Liner dan Liner Cone
50
Head Liner
– LINER:XX-278;2.152383;DUCRODAN
berjumlah 32 buah.
51
– LINER:XP-248;2.112751;DUCRODAN
berjumlah 24 buah.
– LINER:XP-250;2.112752;DUCRODAN
berjumlah 24 buah.
52
– LINER:XX-
277;INNER;80MM;365MM;485MM
(2.152382) berjumlah 18 buah.
Liner Cone
53
biasanya pengecekan tidak dilakukan berkala dikarenakan
menganggu proses penggilingan jadi pengecekan dilakukan pada saat
mesin cement mill indarung v dimatikan secara keseluruhan yakni, ±
12 hari sekali
4.2.2 Perbaikan
54
Gambar 4. 3 Penambalan Pada Liner
Pengantian Liner
55
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan laporan ini, dapat diambil kesimpulannya adalah antara lain :
56
Head Liner, terdapat pada bagian head mill, terbagi menjadi 5
jenis, jumlah keseluruhan yaitu: 364 liner
Liner Cone, terdapat pada bagian inlet, terbagi menjadi 2 jenis,
jumlah keseluruhan yaitu: 130 liner.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan mengenai hasil dari pembahasan adalah
sebagai berikut :
57
DAFTAR PUSTAKA
58