Anda di halaman 1dari 17

Memahami Sejarah Nabi Muhammad SAW

Izzah Zulvia Noer (D91218134)


izzahzulvia@gmail.com
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya
Jl. A. Yani 117 Surabaya

ABSTRAK
Ratusan buku telah ditulis tentang kehidupan dan dakwah Nabi, tetapi tak satupun
dapat dikatakan sebagai tulisan yang lengkap tentang lingkup dan capaiannya, lebih-
lebih tulisan para orientalis yang diselingi prasangka dan kekeliruan, dan salah tafsir.
Begitu pula dengan jurnal yang saya buat ini, sangat jauh dari kata jelas dan lengkap
tetapi saya tetap berusaha semampu saya agar tugas ini terselesaikan dengan baik.
Sebenarnya sejarah Nabi Muhammad sangat Panjang dan hidupnya penuh dengan
lika-liku, penuh dengan ujian dan cobaan, sampai sampai beliau termasuk sebagai
salah satu dari kelima Rasul Allah yang mendapat gelar Ulul Azmi atau yang bisa
kita ketahui sebagai Nabi dan Rasul yang memiliki ketabahan dan kesabaran yang
lebih diantara para Nabi dan Rasul yang lainnya. Dari gelar tersebut dapat kita lirik
bahwa kisah Beliau sungguh sangat menarik dan menggugah hati untuk dipelajari
lebih dalam lagi.

Kata Kunci: Sejarah, Misi, Muhammad.


ABSTRACT
Hundreds of books have been written about the life and preaching of the Prophet, but
none can be said to be complete writing about the scope and achievements,
especially the writings of the Orientalists interspersed with prejudices and errors,
and misinterpretations. Likewise with the journal that I made, it is far from clear and
complete words but I still try my best so that this task is completed properly.
Actually the history of the Prophet Muhammad is very long and his life is full of
twists and turns, full of tests and trials, until he is included as one of the five Apostles
of Allah who got the title Ulul Azmi or what we can know as a Prophet and an
Apostle who has endurance and patience more among the other Prophets and
Apostles. From this title we can lyric that His story is truly very interesting and
intriguing to be studied deeper.

Key Word: History, Mission, Muhammad.


PENDAHULUAN

Dunia ini telah Allah ciptakan dengan bentuk sebaik-baik nya, begitu pula
dengan segala isi dan penghuni di dalamnya, semua yang berada di dunia ini juga
tidak lepas dari pembahasan bagaimana hal tersebut ada dan diciptakan, darimana
asal mulanya dan siapa yang menciptakan. Pemahaman tersebut dapat kita temukan
pada sejarah dan ulasan-ulasan tentang hal tersebut.
Sejarah bercerita kepada kita tentang peradaban-peradaban besar yang
berkembang di masa laludan kemudian lenyap. Kepada kita hanya ditinggalkan bukit-
bukit bisu dan reruntuhan yang bertutur akan masa lalu manusia. Tentu saja ilmu
pengetahuan terus menemukan fakta-fakta melalui penggalian dan pengkajian
terhadap peninggalan dan fosil-fosil yang mengendap di bebatuan. Walaupun
demikian, taka da hasil nyata yang telah muncul sedemikian dengan aneka macam
masalah manusia.
Benar, sejarah memang telah mencatat segalanya, baik yang menyenangkan
maupun yang menjijikkan, namun yang menyesalkan adalah tak seorangpun pernah
peduli untuk menyelami akar-akar penyebabnya. Tentang penyelesaian yang
sesungguhnya pada suatu masalah baik besar maupun kecil, tak ada usaha manusia
yang dapat ditelusuri dalam sejarah. Hanya hal-hal tak penting yang diulang-ulang
dengan amat sangat mendetail.
Karena sejarah merupakan pernyataan tercatat yang mendetail tentang peristiwa-
peristiwa masa lalu, keberadaannya tergantung pada penyusunannya. Orang yang
menulis sejarah tidak pernah terlepas dari prasangka pribadi, rasial, atau kepercayaan,
sampai-sampai tujuannya senddiri terkalahkan.
Satu aspek cerah sejarah adalah yang membawa sketsa kehidupan manusia-
manusia besar di masa lalu. Manusia-manusia ini sebenarnya menciptakan sejarah
ketika mereka membuat revolusi dan perubahan pada pola kehidupan umat manusia.
PEMBAHASAN

A. Sejarah Nabi Muhammad SAW

1. Nenek moyang nabi

 IBRAHIM AS

Tempat kelahirannya di Babilon, para sejarawan telah menyatakan


negeri itu sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Mereka telah
mencatat banyak riwayat tentang keagungan dan kehebatan peradaban
wilayah itu. Beliau dilahirkan di lingkungan gelap penyembahan
berhala dan penyambahan manusia. Manusia menundukkan
kerendahan hati kepada berhala yang dibuat dengan tangannya sendiri,
atau kepada bintang-bintang.
Nabi Ibrahim, pelopor tauhid, dilahirkan di masa pemerintahan
Namrud putra Kan’an, walaupun Namrud menyembah berhala ia juga
mengaku sebagai tuhan (dewa). Dengan memanfaatkan kejahilan
rakyat yang mudah percaya, ia memaksakan kepercayaannya kepada
mereka.

 QUSHAI BIN KILAB

Qushai adalah datuk keempat Nabi Muhammad. Ibunya Qushai


yang bernama Fathimah kawin dengan Kilab dan melahirkan dua putra
yaitu Zuhrah dan Qushai, ketika Qushai masih kecil ia ditinggal oleh
ayahnya, lalu ibunya menikah lagi dengan Rabi’ah dan ikut
besaamanya ke Suriah.
Bakat-bakat yang baik memungkinkan Qushai unggul atas orang-
orang Makkah lainnya terutama suku Quraisy. Dalam waktu singkat ia
mendapat jabatan pemerintahan yang tinggi di Makkah yaitu menjadi
pemegang pintu Ka’bah dan penguasa kota itu tanpa saingan. Banyak
peristiwa penting berkaitan dengan Namanya, salah satunya ialah
mendorong rakyat mendirikan bangunan Dar an-Nadwah dekat
Ka’bah. Qushai meninggal pada abad kelima masehi yang
meninggalkan dua anak laki-laki yaitu ‘Abd ad-Dar dan ‘Abd Manaf.
 ‘ABD MANAF

Beliau adalah kakek nabi yang ketiga, usianya lebih muda dari
saudaranya ‘Abd ad-Dar tetapi ia sangat dihormati rakyat. Walaupun
sangat terhormat di masyarakat, ‘Abd Manaf tidak pernah menyaingi
saudaranya dalam urusan perolehan jabatan tinggi yang berhubungan
dengan Ka’bah.

 HASYIM

Beliau adalah kakek Nabi yang kedua. Namanya yang


sesungguhnya adalah ‘Amar, dan gelar nya ‘Ala. Iadan ‘Abd asy-
syams bersaudara kembar, dua saudara mereka lainnya ialah
Muththalib dan Naufal. Diriwayatkan oleh para sejarawan bahwa pada
saat kelahiran Hasyim dan ‘Abdasy-syams, sebuah jari Hasyim
tertusuk kedahi ‘Abd asy-syams, darah mengalir deras ketika mereka
dipisahkan, dan orang-orang menganggap kejadian ini sebagai
pertanda buruk.1
Hasyim menikah dengan Salma, putri ‘Amar Khazraji, adalah
wanita shalih yang telah bercerai dari suaminya dan tak mau kawin
lagi. Ketika kembali dari Suriah dalam suatu perjalanan, Hasyim
tinngal di yastrib (Madinah) beberapa hari lalu melamar Salma. Salma
terkesan dengan kebangsawanan, kekayaan, watak dan pengaruh
Hasyim di kalangan kaum Quraisy. Salma menerima tawaran Hasyim
dengan dua syarat, salah satunya adalah bahwa saat melahirkan anak
pertama, ia harus berda di tengah kaumnya sendiri.

 ‘ABD AL-MUTHTHALIB

‘Abd al-Muththalib putra Hasyim, kakek pertama Nabi Muhammad


SAW, adalah pemimpin Quraisy yang terkenal. Kehidupan sosialnya
cemerlang karena even-even kepemimpinannya, juga berhubungan
dengan sejarah islam.

 ‘ABDULLAH, AYAH NABI MUHAMMAD


1
Tarikhath-Thabari, II, h. 13.
Abdullah bin Abdul Muththalib, atau Abdullah bin Syaibah, adalah
ayah dari Nabi Muhammad, yang merupakan anak termuda dari
sepuluh bersaudara. Istrinya, atau ibu Nabi Muhammad, bernama
Aminah binti Wahab. Dari perkawinannya ini, ia hanya memiliki satu
anak saja, yaitu Muhammad.
Dengan pernikahannya, Abdullah membuka suatu bab baru dalam
kehidupannya, dan rumahnya diterangi dengan kehadiran Aminah.
Beberapa waktu kemudian ia berangkat ke Suriah untuk urusan dagang
Bersama kafilah dari Mekah. Lonceng perpisahan dibunyikan dan
kafilah itu pun melakukan perjalanannya. Pada waktu itu, Aminah
sedang hamil. Setelah beberapa bulan baris depan kafilah itu muncul
kembali. Sejumlah orang pergi keluar kota untuk menyambut keluarga
mereka. Ayah Abdullah yang tua sedang menunggunya, dan mata
istrinya yang ingin tahu juga sedang mencari-carinya di tengah kafilah.
Tetapi ia tak nampak. Setelah bertanya-tanya, mereka mengetahui
bahwa ketika sedang kembali dari Suriah, Abdullah jatuh sakit di
yatsrib, sehingga terpaksa tinggal di sana Bersama familinya untuk
beristirahat. MendengariniAminahsangatsedihdan air mata pun
membasahipipinya.
'Abd al-Muthalib menyuruh putra sulungnya, Harits, ke yatsrib
untuk menjemput Abdullah, ketika sampai di sana ia mendengar
bahwa sebulan setelah keberangkatan kafilah, Abdullah telah
meninggal karena penyakitnya itu. Ketikakembali, Harits memberi
tahu kepada 'abd al-Muthalib maupun istri Abdullah apa yang telah
terjadi.
Harta yang ditinggalkan Abdullah adalah 5 ekor unta, sekawanan
biri-biri dan seorang budak perempuan Bersama Ummu Aiman yang
kemudian mengasuh nabi.2

2. Pernikahan Aminah dengan Abdullah

Selama hidupnya, Abdul Muthallib dititipi oleh Allah sepuluh


orang putra, keseluruhan putranya sangat disegani oleh bangsa Quraisy.
Salah seorang putranya yang sangat ia sayangi yaitu Abdullah, ayah Nabi
Muhammad SAW. Umur Abdullah telah dua puluh empat tahun. Ia sudah
2
Ja’far Subhani, Ar-Risalah sejarah kehidupan Rasulullah, (Jakarta: PT. Lentera Basritama, 1996) 97
hendak menikah. Ayahnya, Abdul Muthalib, memilih Aminah binti
Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhra sebagai calon istri anaknya. Perempuan
ini berasal dari keluarga terhormat, seorang putri yang sangat terkemuka
sekali diantara kaumnya dan usianya tidak jauh beda dengan Abdullah.
Tak lama kemudian mereka menikah. Mula-mula, sesuai
kebiasaan adat masyarakat Arab zaman itu, yang mengharuskan
pengantin baru tinggal di rumah keluarga pengantin putri selama tiga hari,
maka pengantin baru ini tinggal di rumah orang tua Aminah. Setelah itu,
mereka pindah ke rumah keluarga Abdul Muthalib.
Namun sayangnya, pernikahan mereka tidak berlangsung lama,
pada usia ke-tujuh bulan kehamilan Aminah mengandung Muhammad,
Abdullah bin Abdul Muthallib dipanggil oleh Allah. Di tengah jalan saat
Abdullah bersama kafilah dagang akan kembali menuju Makkah setelah
perjalanan jauh untuk berniaga ke Syam, ia jatuh sakit dan singgah di
rumah kerabatnya di Yastrib, dan satu bulan setelah keberangkatan
kafilah, Abdullah telah meninggal dunia.

3. Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW dilahirkan di Kota Makkah. Makkah, kota


suci di jazirah Arabia, pusat perdagangan kafilah arabiyah dan salah satu
ibu kota spiritual besar di semenanjung itu. Makkah adalah banyak hal
bagi banyak orang yang berbeda. Pusat dunia bagi warga negaranya,
pusat suci bagi semua Arabia pagan, titik masuk kafilah-kafilah yang
melintasi Arabia dengan keuntungan dagang yang besar, serta berbagai
pasar yang sibuk dengan para pedagang lokal.3
Lahir pada tanggal 12 Rabi’ul Awal bertepatan dengan tanggal 20
April tahun 571 Masehi atau lebih dikenal dengan sebutan tahun Gajah.
Sebutan tahun Gajah muncul karena pada tahun tersebut pasukan tantara
menunggangi gajah di bawah pimpinan Abrahah yang berasal dari
Abessinia, sebuah kerajaan Nasrani dari Yaman, menyerbu Makkah untuk
menghancurkan Ka’bah.

Serbuan tantara gajah yang dipimpin oleh Abrahah adalah suatu


kejadian besar yang belum pernah dialami sebelumnya oleh bangsa Arab.
3
BarbabyRogerson, Biografi Muhammad, (Yogyakarta: Diglossia, 2007), 23.
Kejadian ini menunjukkan bahwa akan timbulnya suatu yang besar di
Makkah. Disamping itu, kejadian tersebut menunjukkan seolah-olah
Allah akan memberikan pada bangsa Arab dan Ka’bah suatu kemuliaan
yang tidak pernah diberikan kepada suatu tempat peribadatan manapun di
atas dunia ini.

Setibanya pasukan Abrahah di Makkah, ia memerintahkan pada


pasukannya untuk bersiap-siap menyerang Ka’bah, tetapi semua gajah
yang mereka tunggangi ditujukan kepada kota Makkah tetap duduk, gajah
Abrahah sendiri yang bernama Mahmud juga tetap duduk. Melihat hal
tersebut, semua pengawal memukuli gajah Abrahah yang duduk itu dan
tak mampu bangkit sedikitpun dan usaha mereka gagal. Tapi yang lebih
aneh lagi, jika gajah itu dihadapkan kea rah aman maka dengan serentak
gajah itu bangkit dan berlari pulang.

Tak hanya itu, serangan itu gagal atas kehendak Allah SWT yang
mengirimkan pasukan burung ababil dari laut dengan membawa batu.
Batu-batu yang dilemparkan oleh burung-burung itu akan mematikan
setiap orang yang terkena, seluruh pasukan Abrahah keluar dari Makkah
untuk melarikan diri dan mereka semuanya binasa di tengah jalan,
sedangkan Abrahah sendiri juga keluar dari Makkah Bersama
passukannya dan anggota tubuhnya rontok terlepas dari tubuhnya sedikit
demi sedikit sampai dia mati di kota San’a dalam keadaan yang sangat
menyedihkan sekali.4

Nama Nabi Muhammad SAW diberikan oleh sang kakek, Abdul


Muththalib, yang kala itu adalah salah seorang yang terpandang di
Makkah. Senin itu, seorang utusan datang ke rumah salah satu pedagang
besar kota itu. Dia adalah ‘Abdul Muttalib, pemimpin kabilah Bani
Hasyim, salah satu dari banyak kelompok kekerabatan yang membentuk
Suku Quraisy yang berkuasa di Makah. Dia adalah tokoh terkemuka di
masyarakat Makkah yang berbasis kabilah, orang yang sangat dihormati,
pedagang kaya dan berkuasa yang setiap katanya disengarkan dalam
pertemuan kabilah, suku dan kotanya. Utusan itu berasal dari
menantunya, Aminah. Yang membawa kabar bahwa telah lahir cucunya,
anak itu akan diberinama Muhammad, yang berarti ‘Orang yang terpuji’.

4
Bey Arifin, Yunus Ali Muhdhar, Riwayat hidup rasulullah, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2008) 45
Abdul Muthallib kemudian menggendong cucu barunya itu,
membawanya ke dalam ka’bah yang gelap dan berterima kasih kepada
Allah Yang Maha Tinggi atas anugrah ini. Dia tidak akan kekurangan
sepupu, dia tidak akan sendiri dan kelaparan atau kekurangan
perlindungan karena dia dari Bani Hasyim dari Suku Quraisy. Lahir
sebagai orang Quraisy Makkah merupakan awal yang baik dalam
kehidupan di Arabia tengah.5

Pada masa kecilnya, nabi Muhammad hanya disusui oleh ibu


kandungnya selama tiga hari saja, setelah itu dua wanita lain mendapat
kehormatan menjadi ibu susuanya. Pada mulanya Nabi disusui oleh
Subaidah budak wanita Abu Lahab selama empat bulan, kemudian sang
kakek Abdul Muthallib menyerahkan cucu kesayangannya pada seorang
ibu susu yang datang dari dusun seperti kebiasaan bangsa Arab, bangsa
Arab lebih senang untuk menyusukan anaknya kepada seorang ibu susu
dari dusun karena keadaan di dusun udaranya lebih bersih untuk
pertumbuhan anak kecil. Disamping itu suasana dusun juga baik untuk
pertumbuhan akhlak si bayi dan bahas adi dusun lebih fasih dari pada di
kota.

Wanita yang berasal dari dusun tesdebut bernama Siti Halimah, pada
suatu hari ketika Nabi masih diasuh di dusun Banu Saad didatangi oleh
dua orang malaikat yang ditugaskan oleh Allah untuk membelah dada
Nabi dan membersihkannya dari segala tabiaat yang buruk sebagai
persiapan untuk menerima tugas risalah di kemudian hari.

4. Wafatnya Aminah dan Abdul Muthallib

Ketika Nabi telah berumur 6 tahun beliau dibawa oleh bundanya


untuk berkunjung di keluarga ayahnya di Madinah dan untuk berziarah ke
kubur ayahnya. Kunjungan beliau keluarga ayahnya dan kuburnya itu
sangat membekas sekali di hati Nabi yang masih kecil. Beliau ingin
bertemu dengan ayahnya yang dikatakan telah wafat. Namun sayang
beliau tidak dapat menemukan ayahnya. Ketika beliau sedang di tengah
perjalanan pulang ke Mekah beliau wafat di suatu desa yang bernama
Abwa', kepergian bundanya itu membawa pengaruh besar sekali bagi

5
Ibid, 20.
kejiwaan beliau, beliau sangat rindu sekali kepada bundanya yang baru
saja mengasuhnya namun kejadian itu tak lain adalah sebuah cobaan yang
telah diderita oleh Nabi sejak hari kelahiran beliau.

Kemudian beliau dibawa pulang oleh Ummu Aiman ke Mekkah


untuk diserahkan kepada kakek beliau Abdul Muthalib, beliau diasuh oleh
Abdul Muthalib hanya 2 tahun saja karena Abdul Muthalib wafat sewaktu
nabi berumur 8 tahun. kini beliau merasakan pahitnya sebagai yatim
sekali lagi bahkan yang kedua ini dirasa jauh lebih pahit dari yang
pertama. sejak kecil beliau telah ditinggal mati oleh ayahnya sehingga
beliau tidak pernah sedikitpun merasakan belas kasihan ayahnya. karena
itu derita yang dirasakan oleh Nabi sewaktu Abdul Muthalib wafat jauh
lebih berpengaruh di hatinya dengan derita yang dirasakan dengan
kewafatan ayah beliau karena setelah beliau wafat nabi tidak
menyaksikan sedang kini beliau menyaksikan sendiri kewafatan kakek
yang selalu menyayanginya.

5. Nabi diasuh oleh Abu Thalib

Sewaktu Abdul Muthalib hendak wafat, beliau mewasiatkan kepada


Abu Thalib untuk rela mengasuh nabi sesudah beliau wafat kelak. Abdul
Muthalib sengaja mewasiatkan tugas itu kepada Abu Tholib walaupun
beliau tahu bahwa keadaan Abu Thalib sangat miskin tak lain adalah
karena tabiatnya Abu Tholib lebih cocok bagi nabi dari Paman beliau
lainnya. Abu Tholib adalah saudara kandung Abdullah (ayah Nabi).
khasiat Abdul Muthalib memang cocok sekali karena Abu Tholib lebih
menyayangi nabi dari anak-anak beliau sendiri.

dalam riwayat dikatakan bahwa pada suatu hari ketika Abu Thalib
berdagang ke Syam waktu itu Nabi berusia 9 tahun dan hati nabi sangat
iba sekali kepada Abu Tholib. Karena itulah Abu Tholib tidak dapat
meninggalkannya sendirian di Mekah.

dalam perjalanan itu Abu Tholib terpaksa mengajak nabi bersama


kafilah dagang nya ke Syam. ketika kafilah dagang Quraisy itu sampai di
kota bushra mereka mendapatkan seorang rahib Kristen dalam gereja nya
yang senang menjamu kafilah dagang yang melewati jalan itu. bagaimana
biasanya setiap kafilah dagang Quraisy melewati gerejanya pasti rahib
tersebut pernah melepaskan kesempatan untuk memberi makan ala
kadarnya. namun ketika kafilah dagang Abu Thalib melewati tempat
tersebut Kristen itu menyambut lain dari biasanya, seolah-olah rahib
tersebut menyaksikan suatu tanda gaib yang tak pernah dilihat
sebelumnya. Karena itu rahib tersebut ingin membuktikan kebenaran apa
yang dilihatnya. untuk itu beliau menjawab semua anggota kafilah dagang
Quraisy tanpa terkecuali. dengan ini beliau dapat berkenalan dengan nabi
yang masih kanak-kanak. setelah itu mengenal tanda-tanda kenabian
seperti yang disebutkan dalam kitab Injil itu berkata kepada Abu Thalib:
"Bawalah pulang keponakanmu itu (Nabi Muhammad), jangan sampai
anak kecil itu ditemui orang Yahudi agar jangan dibunuh karena anak
kecil itu, kelak akan menjadi nabi akhir zaman".

Ketika Abu Thalib mendengar ucapan rahim yang ikhlas itu maka
beliau cepat-cepat pulang untuk menjauhkan keponakannya dari hal-hal
yang tak diinginkan.

6. Nabi mempersunting Khadijah Binti Khuwailid

ketika Nabi berusia 25 tahun beliau kawin dengan Siti Khadijah binti
khuwailid. Siti Khodijah di tengah kaumnya dikenal sebagai seorang
wanita mulia yang tinggi budinya dan luas pandangannya, beliau adalah
seorang janda bekas istri seorang pemuda Quraisy yang bernama Abu
Hala. Ketika Siti Khadijah menikah dengan Nabi Muhammad ia telah
berusia 40 tahun sedangkan Nabi Muhammad waktu itu hanya berusia 25
tahun6. Siti Khodijah adalah seorang janda kaya yang gemar berdagang,
beliau sering mengirim orang kepercayaannya untuk berdagang ke Syam,
ketika beliau mendengar kabar kejujuran nabi maka beliau mencoba
untuk mengamati nabi dengan membawa dagangannya ke Syam. dalam
perjalanan itu nabi ditemani Maisarah seorang kepercayaan Siti Khodijah.

selama dalam perjalanan ke Syam, Maisaroh sangat takjub sekali


pada ketinggian budi pekerti nabi dan kejujurannya dalam berkata dan
berdagang. semua kelakuan nabi itu dilaporkan oleh Maisarah kepada Siti
Khodijah satu persatu sampai Siti Khodijah tertarik dengan kejujuran dan
budi pekerti beliau. kemudian Siti Khadijah menyatakan hasratnya untuk

6
Sirah Ibnu Hisyaam juz 1 hal 190, dan Sirah Ibnu Katsir juz 1 hal 262-265
kawin dengan nabi kepada paman nabi yaitu Abu Tholib padahal
sebelumnya Khodijah telah berkali-kali dipinang oleh beberapa orang
pemuka bangsa Quraisy yang kaya dan berkedudukan namun beliau tetap
menolaknya.

Dalam perkawinan nabi dan Khadijah, Abu Tholib bertindak sebagai


wali nabi yang meminta Khadijah atas nama Nabi Muhammad. Siti
Khodijah adalah wanita pertama yang dikawini oleh Nabi dan dalam
perkawinan beliau dengan Khadijah nabi dikaruniai Allah empat orang
putri dan dua orang putra.

7. Masa terutusnya Nabi Muhammad

Ketika Nabi Muhammad berusia 40 tahun, di waktu dunia sedang


diliputi oleh kabut kesehatan dan umat manusia sedang berada dalam
lembah kebiadapan yang sukar untuk ditolong, di saat itulah Allah
menurunkan tanda diutusnya Nabi Muhammad. demikianlah sunnatullah
jika dunia sedang tenggelam dalam kejahatan maka Allah menolongnya
dengan mengutus seorang nabi.

Melihat keadaan kota Mekah dan penduduknya yang tenggelam


dalam kebijakan dan kemusyrikan, hati Nabi Muhammad sangat susah
sekali karena itu nabi sering merenungkan nasib kaumnya yang sesat
yang hidup dalam kebodohan dan kejahiliyahan. hati nabi terasa tak kuat
melihat keadaan kota Mekah dan penduduknya yang demikian parah.
Beliau merasa bahwa kota Mekah seolah-olah sempit baginya untuk
hidup. Karena itulah beliau sering memunculkan diri di gua hiro. selama
di gua Hira beliau selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah
pencipta alam semesta dengan harapan kiranya memberikan ketenangan
pada hati beliau yang sedang dilanda risau.

Sebagaimana biasanya nabi ketika mendekati masa diutus menjadi


rasul, beliau lebih sering bermunajat kepada Allah di gua Hira. Dia
bermunajat dengan cara yang dituntunkan oleh Nabi Ibrahim.

tepat ketika beliau sedang tenggelam dalam munajatnya kepada Allah


beliau didatangi oleh malaikat jibril alaihissalam jam yang membawa
perintah dari Allah. Beliau di turuni wahyu pertama dari Allah dan
diangkat sebagai nabi akhir zaman. Kisah turunnya wahyu pertama itu
terjadi di gua Hira pada tanggal 17 romadhon atau 6 Agustus 610 M.
Desa turunnya wahyu pertama Nabi berumur mencapai 40 tahun.

8. Wafat Nabi Muhammad

Sudah kembali dari menunaikan ibadah haji wada', tentara betul


bahwa Rasulullah sudah bersiap-siap berangkat karena sudah mendekati
akan hancur beliau untuk bertemu dengan Allah. beliau menshalatkan
sahabat-sahabat beliau yang gugur dalam perang Uhud seolah-olah beliau
ber ucap selamat tinggal kepada sahabat-sahabat beliau yang sudah wafat
dan juga yang masih hidup.

Di akhir bulan Safar, menurut hadis hadis yang lebih kuat, hari
Senin, Rasulullah SAW mulai merasa sakit. Permulaannya adalah pada
tengah malam beliau mendatangi kuburan Baqiul Gharqad, selalu
mendoakan semua sahabat beliau yang terkubur di situ kemudian pulang,
kerumah pagi harinya beliau mulai merasa tidak sehat.

B. Misi Nabi Muhammad untuk semua manusia dan bangsa

Waktu terus berlalu, penyiaran Islam terus berkembang di seluruh kota


Mekah. Dalam menghadapi kepustakaan penyiaran Islam ini kaum Quraisy
tidak dapat menahan kemarahannya kepada nabi namun mereka tidak berani
menyakiti nabi karena segan kepada Abu Tholib. Karena itu mereka datang
menghadap Tholib sekali lagi dengan harapan agar mencegah nabi dari
kegiatan dakwah.

Keluhan bangsa Quraisy tersebut sangat dalam sekali artinya bagi Abu
Tholib karena arti keluhan tersebut memberikan pilihan satu dari pada dua.
Pilih Muhammad atau pilih mereka. Jika beliau pilih Muhammad berarti kaum
Quraisy akan terlepas dari padanya dan jika memihak kaum Quraisy berarti
Muhammad yang dipeliharanya sejak kecil akan terlepas dari padanya. Abu
Tholib berhadapan dengan dua problema yang sukar dihadapinya. Namun
pada akhirnya Abu Thalib berkata pada Muhammad: "teruskan saja apa yang
telah kamu kerjakan sekehendak hati mu, demi Allah aku tidak akan
menyerahkan kamu kepada mereka sedikitpun".
Mengenai akhlak manusia yang waktu itu sudah tidak tratur dan tidak
terkendali, Nabi Muhammad SAW diberikan perintah untuk memperbaiki
akhlak manusia yang berada di lingkungan sekitsrnya mulai dari segi ibadah,
keyakinan, mu’amalah dan lain sebagainya. Dari kondisi masyarakat yang
bernuansa carut marut itulah nai ditugaskan untuk memperbaiki kondisi
tersebut dengan beberapa, yaitu:

1. Mengajarkan ajaran Tauhid kepada kaumnya

Bagian yang paling penting dalam mengajarkan ilmu tauhid


kepada manusia yaitu manusia harus bisa men-Tauhid-kan Tuhannya
serta membebaskan diri dari sesuatu yang bersifat musyrik. Hal
tersebut ternyata dapet terpenuhi dan dilakukan oleh Nabi
Muhammadd ketika ia sedang di Makkahh yang pada saat itu dipenuhi
oleh kaum jahiliyah.

Ajaran Tauhid yang disampaikan oleh Nabi Muhammad terdapat


dalam Al-Qur’an dalam surah Al-Baqarah:

Artinnya:

“Dan Tuhanmu addalah Tuhan Yang Maha Esa, tiada Tuhan


melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” (Q.S Al-
Baqarah:163)

2. Memberikan kabar gembira dan peringatan bagi setiap ummat

Nabi Muhammad sebagai utusan Allah juga memiliki misi lain


selain mengajarkan ajaran Tauhid, sebagai pembawa kabar gembira
juga sebagai pemberi peringatan. Beliau sudah pasti akan memberikan
kabar gembira bagi siapapun yang senantiasa beriman kepada Allah
dan rasul-Nya. Begitu pula sebaliknya, jika siapa saja yang
meninggalkan aturan-aturan yang sudah ditetapkan, dan suka berbuat
onar dan jahat, beliau pasti akan mendatanginya untuk memberikan
sebuah peringatan.

3. Memberikan bimbingan moral pada sesama


Ketika beliau masih berda di kota Makkah, mayoritas moral
masyarakatkota setempat sangatlah bejat dan banyak sekali perlakuan-
perlakuan kurang terpuji, dalam posisi inilah Nabi memiliki peran
yang sangat penting yakni memberikan contohyang baik dan benar
terhadap kaum tersebut, semua itu dilakukan tentu agar perilaku dan
moral mereka semua bisa berubah menjadi baik.

Bimbingan moral yang diberikan oleh Nabi tentu mempunyai


sebuah kelebihan tersendiri, mulai dari perilaku baik dan sopan
santunnya terhadap terhadap masyarakat yang hidup di sekitarnya
sampai rasa kasih sayangnya terhadap mereka yang bahkan
mencemooh dan menghinanya.
Kesimpulan

Sejarah memang telah mencatat segalanya, baik yang menyenangkan maupun


yang menjijikkan, namun yang menyesalkan adalah tak seorangpun pernah peduli
untuk menyelami akar-akar penyebabnya. Tentang penyelesaian yang sesungguhnya
pada suatu masalah baik besar maupun kecil, tak ada usaha manusia yang dapat
ditelusuri dalam sejarah. Hanya hal-hal tak penting yang diulang-ulang dengan amat
sangat mendetail.

Diatas telah diterangkan dan dijabarkan tentang bagaimana sejarah hidup Nabi
Muhammad SAW dan bagaimana misi Nabi Muhammad untuk semua manusia dan
bangsa, ternyata perjalanan Nabi Muhammad sejak beliau dilahirkan sampai beliau
menghembuskan nafas terakhir sangat tidak mudah, maka dari itu, tugas kita sebgai
ummat Nabi Muhammad agar melanjutkan dan meneruskan dakwah dan tugas beliau
agar terciptanya kedamaian di seluruh dunia.
Daftar Pustaka

Arifin, Bey, Yunus Ali Muhdhar, 2008, Riwayat hidup rasulullah, Surabaya: PT.
Bina Ilmu.
Rogerson, Barbaby, 2007, Biografi Muhammad, Yogyakarta: Diglossia.
Subhani, Ja’far, 1996, Ar-Risalah sejarah kehidupan Rasulullah, Jakarta: PT. Lentera
Basritama
Sirah Ibnu Hisyaam juz 1 hal 190, dan Sirah Ibnu Katsir juz 1 hal 262-265
Tarikhath-Thabari, II

Anda mungkin juga menyukai