BAB 3
DINAMIKA SISTEM PENGGERAK KENDARAAN (DRIVELINE)
3.1 Pendahuluan
Sistem driveline atau drivetrain adalah rangkaian peralatan (tools) yang
berfungsi untuk mentransmisikan daya yang dihasilkan mesin kendaraan sampai
pada roda penggerak untuk menggerakkan kendaraan. Sistem drivetrain itu sendiri
terdiri dari mesin, transmisi roda-gigi, transaxle (FWD dan RWD), propeller shaft,
transfer case (4WD), differential, axle shaft, wheel bearing, dan rims (pelek) dan
tire (ban). Sistem drivetrain dirancang agar akselerasi yang dihasilkan pada roda
penggerak menjadi maksimal. Akselerasi yang dihasilkan dipengaruhi oleh dua
faktor utama, yaitu yang pertama adalah torsi pada roda penggerak yang bergantung
pada kinerja mesin dan sistem transmisi, dan yang kedua adalah gaya traksi
(dorong) pada cetakan ban yang dipengaruhi oleh gesekan ban dan jalan.
3.2 Dinamika Mesin
Daya maksimum mesin Pe yang dapat dicapai pada mesin pembakaran
dalam (ICE) adalah merupakan fungsi dari kecepatan angular mesin e atau
Pe Pe e yang nilainya bisa didapatkan melalui percobaan. Nilai dari
persamaan fungsi kinerja daya dapat diprediksi atau diestimasi dengan persamaan
polinomial orde tiga sebagai berikut:
3
Pe Pi ei P1 e P 2 e2 P 3 e3 [3-1]
i 1
Besarnya energi atau daya mesin pada setiap orde Pi ketika mesin
Marthen PALOBORAN
Sistem Penggerak Kendaraan
PM
P2 [3-3]
2M
PM
P3 [3-4]
3M
Dimana:
m
PM = daya maksimum mesin pada putaran maksimum W N .
s
rad
M = kecepatan angular mesin saat mencapai daya maksimum
s
b. Untuk mesin diesel (indirect injection engine), digunakan:
P
P1 0.6 M [3-5]
M
PM
P2 1.4 [3-6]
2M
PM
P3 [3-7]
3M
c. Untuk mesin diesel (direct injection engine), digunakan:
P
P1 0.87 M [3-8]
M
PM
P2 1.13 [3-9]
2M
PM
P3 [3-10]
3M
Sementara itu torsi penggerak yang menghasilkan daya mesin pada mesin
pembakaran dalam dapat dihitung dengan persamaan:
Marthen PALOBORAN 46
Dasar Mekanika Kendaraan
P P P 2 P 3
Te e 1 e 2 e 3 e P1 P 2 e P 3 e2 [3-11]
e e e e
Dalam banyak eksperimen mesin pembakaran dalam (ICE) khususnya mesin
bensin, kecenderungan torsi dan daya yang dihasilkan dapat dilukiskan dalam
Gambar 3-1 dibawah ini:
Gambar 3-1. Grafik hubungan Torsi dan Daya terhadap putaran mesin SI
Dalam Gambar 3-1, daya mesin pembakaran dalam akan meningkat seiring naiknya
kecepatan mesin dan akan mencapai titik maksimum pada kecepatan mesin rata-
rata antara 5000-6000 RPM. Sebaliknya, torsi mesin pembakaran dalam mencapai
titik maksimum pada awal mesin kecepatan mesin dan semakin menurun dengan
naiknya kecepatan mesin.
Contoh Soal 3-1: Sebuah mobil merk PORSCHE model 911 turbo mempunyai
mesin turbo kembar dengan 6 silinder dengan volume perpindahan sebesar 3596 cc.
Mesin menghasilkan daya maksimum sebesar 353kW pada kecepatan maksimum
6000 RPM dan torsi maksimum adalah 620Nm pada kecepatan mesin 5000 RPM.
Diketahui bahwa berat kendaraan adalah 1585kg dan mobil tersebut dapat
km
mencapai kecepatan dari 0 100 dalam waktu 3,7 s dan kecepatan maksimum
h
km
kendaraan adalah 310 Tentukan persamaan fungsi kinerja daya mesin.
h
Marthen PALOBORAN 47
Sistem Penggerak Kendaraan
PM 353000 W
P3 0,00142Ws3
3 M 628,32 rad s 3
Marthen PALOBORAN 48
Dasar Mekanika Kendaraan
itu efisiensi maksimum biasanya dihasilkan pada kecepatan mesin saat torsi
maksimum dicapai dimana posisi throttle hampir terbuka penuh. Efisiensi spesifik
dari mesin bensin sebagai fungsi dari kinerja daya dan putaran mesin diperlihatkan
pada Gambar 3-2 di bawah ini.
1W 0,000948 Btu
s
1W 0,7376 ft lb
s
Marthen PALOBORAN 49
Sistem Penggerak Kendaraan
PHp
T ft.lb rpm F lb v x h
mi [3-12a]
5252 374
PW
T N .m rad s
[3-12b]
60
Nilai pada persamaan (3-13) menyatakan nilai energi teoritis, sementara untuk
mendapatkan energi aktual yang dibutukan untuk menggerakkan mesin dibutuhkan
faktor pengali yaitu koefisien efisiensi, berupa efisiensi mesin dan efisiensi sistem
transmisi. Oleh sebab itu energy yang dibutuhkan berupa konsumsi bahan bakar
yang dibutuhkan kendaraan dengan kecepatan tetap, adalah:
Fx m3 L
q [3-14]
e t f H km km
Dimana:
e = efisiensi mesin (%)
Marthen PALOBORAN 50
Dasar Mekanika Kendaraan
Pe Ce e2 [3-16]
sama. Akan tetapi hal itu tidak mungkin terjadi pada mesin pembakaran dalam,
karena Torsi maksimum mesin diperoleh pada kecepatan angular sesuai dengan
persamaan:
dTe
P2 2 P3 e 0 [3-17]
d e
PM
P2 2M 1
e M [3-18]
2 P3 P 2
2 M
3M
Marthen PALOBORAN 51
Sistem Penggerak Kendaraan
2 3
M 5
Pe P1 P2 M P3 M PM [3-19]
2 2 2 8
Sementara itu, jika daya maksimum berada pada e M maka torsi mesin
adalah:
1
Te P [3-20]
M M
Dimana:
Marthen PALOBORAN 52
Dasar Mekanika Kendaraan
Gambar 3-4: Distribusi torsi yang masuk dan keluar pada sistem driveline
Hubungan antara kecepatan angular dari mesin dan kecepatan linear kendaraan
dapat dinyatakan dengan persamaan:
Rw e
vx [3-22]
nt
persamaan:
nt ng nd [3-23]
Marthen PALOBORAN 53
Sistem Penggerak Kendaraan
e nt w ng .nd w [3-24]
Contoh soal 3-1: Diketahui daya pada roda kendaraan adalah Pw 58,7kW dan
nt 0,75 . Daya tersebut diperoleh pada putaran roda w 5600 RPM . Hitunglah
torsi yang dihasilkan roda penggerak, torsi dan putaran mesin serta daya mesin.
Dengan persamaan dasar:
P
T [3-19a]
Torsi pada roda penggerak:
Nm Nm
Pw 58700 58700
Tw s s 100,097 N .m
w 5600 x 2 rad 586,43 rad
60 s s
Torsi mesin:
P P
Tw w . n . e . n . Te
w e
T 100 ,097 N .m
Te w 157 ,015 N .m
. n 0,85 0,75
Daya mesin:
Pw 58700 Nm
Pe 59058 ,8
0,85 s
Putaran mesin
Nm
P 59058 , 8
e e s 376,13 rad 3592 RPM
Te 157 ,015 Nm
Marthen PALOBORAN 54
Dasar Mekanika Kendaraan
Dalam sebuah sistem transmisi harus juga diperhitungan kehilangan daya yang
tergambar dalam nilai efisiensi. Oleh sebab itu selisih antara daya input atau daya
yang dihasilkan oleh silinder dan daya output atau daya untuk menggerakkan mesin
disebut dengan rugi-rugi mekanis, atau:
Ploss Pin Pout [3-26]
oleh mesin sangat dipengaruhi oleh perbandingan udara dan bahan bakar ke dalam
silinder. Sementara aliran massa udara ke dalam silinder sangat dipengaruhi oleh
oleh tekanan dan temperatur silinder.
Efisiensi thermal menyatakan seberapa besar energi bahan bakar diubah
menjadi daya berguna. Hal ini dikarenakan tidak semua bahan bakar yang masuk
ke ruang bakar terbakar secara sempurna dan seluruhnya diubah menjadi energi
berguna. Rata-rata mesin pembekaran dalam hanya mampu mengubah energi kimia
bahan bakar menjadi energi mekanik sebesar 30%. Efisiensi thermal dapat
ditingkatkan dengan menaikkan rasio kompresi mesin, mengatur ulang waktu
pengapian (ignition timing), posisi busi, dan desain ruang bakar (chamber).
Efisiensi mekanis didefenisikan sebagai seberapa besar energi yang
dibutuhkan mesin untuk menggerakkan mesin itu sendiri. Dengan perkataan lain
bahwa efisiensi mekanis adalah perbandingan antara daya keluaran dengan daya
pada silinder, atau:
Pout
M [3-27]
Pin
Marthen PALOBORAN 55
Sistem Penggerak Kendaraan
pada poros transmisi dikurangi dengan daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan
aksesoris kendaraan lainnya, seperti kipas, alternator, pompa, sistem pengereman,
AC dan lain-lain. Dengan demikian efisiensi keseluruhan dari mesin yang
diidentifikasi sebagai daya yang dapat diperoleh dari pembakaran bahan bakar
sampai dengan daya yang tersedia pada poros keluaran mesin, atau:
o v .T . M [3-28]
1 Rw
Te F [3-31]
ni .nd x
Dimana:
Rw = radius efektif dari roda (m)
= efisiensi menyeluruh
Marthen PALOBORAN 56
Dasar Mekanika Kendaraan
Dengan mendefenisikan nilai Te sama dengan persamaan (3-11) dan disubsitusi
ke dalam persmaan (3-32), maka persamaan fungsi kinerja torsi pada roda
penggerak adalah:
ni nd ni nd
2
Tw .ni .nd . P1 P2 v x P3 vx [3-34]
R R
w w
Contoh soal 3-2: Hitung torsi pada tiap tingkat rasio transmisi pada mesin dengan
data-data sebagai berikut:
m 1550 kg ; Rw 0,326 m ; 0,24
Marthen PALOBORAN 57
Sistem Penggerak Kendaraan
Hubungan antara plot kecepatan kecepatan linear dan angular terhadap setiap rasio
gear transmisi diperlihatkan pada lampiran-1. Dengan demikian kecepatan angular
dan kinerja daya pada setiap rasio transmisi dapat dihitung sebagai berikut.
Kecepatan angular pada setiap rasio gigi transmisi
Dengan demikian dari persamaan (3-35) dapat diketahui kecepatan angular
untuk setiap tingkat rasio gigi, yaitu:
e 1 10,873,827 vx 41,6vx
e 2 10,872,36 vx 25,7vx
e 3 10,871,685 vx 18,3vx
e 4 10,871,312 vx 14,3vx
e 5 10,871vx 10,87vx
e 6 10,870,793 vx 8,6vx
e res 10,873,28vx 35,7vx
Persamaan kinerja daya dan torsi mesin
PM 206000
P1 289,3W
M 712,1 s
PM 206000
P2 0,4062 W 2
2 M 712,1 2 s
PM 206000
P3 5,705 x10 4 W 3
3 M 712,1 3 s
Marthen PALOBORAN 58
Dasar Mekanika Kendaraan
Berdasarkan persamaan (3-30) dan (3-37) serta persamaan (3-32), maka torsi roda
kendaraan sebagai fungsi kecepatan pada setiap rasio gigi yang berbeda adalah:
Tw .ni .nd .Te
Tw .ni .nd . 289,3 0,4062 e 5,705 x10 4 2e
Tw 0,243,5451 ni 289,3 0,4062 10,87ni v x 5,705 x10 4 10,87ni v x 2
Tw 0,8505 ni 289,3 4,42ni v x 0,0674 ni2v x2
Tw 246,05 ni 3,76ni2v x 0,0573ni3v x2 [3-38]
Dengan persamaan (3-38) dapat ditentukan torsi pada roda penggerak pada setiap
gear transmisi sebagai fungsi kecepatan. Nilai tersebut dapat dikonfirmasikan pada
Lampiran 2 buku ini.
PM Te M [3-39a]
Atau:
Fx v x
PM [3-39b]
Dari hukum Newton II diketahui bahwa, Fx m.a x maka dengan mensubsitusi nilai
tersebut ke persamaan (3-39b) akan diperoleh:
max v x
PM [3-39c]
Marthen PALOBORAN 59
Sistem Penggerak Kendaraan
ditransmisikan oleh daya kendaraan. Jika pada ban kendaraan dikenai torsi yang
terlalu besar, maka akan bekerja gesekan dinamis sehingga ban mengalami slip dan
gaya dorong pada ban akan menjadi kecil.
Andaikan sebuah kendaraan bergerak dengan kecepatan v x pada gigi ke-i
dan rasio transmisi ni , maka rasio transmisi yang dipilih memungkinkan mesin
berpindah ke gigi yang lebih rendah dengan mudah jika telah mencapai torsi
maksimum sebelum kecepatan maksimum yang diizinkan. Perhatikanlah mesin
yang bekerja pada torsi maksimumnya TM pada e T , maka kecepatan
kendaraan pada keadaan tersebut adalah:
Marthen PALOBORAN 60
Dasar Mekanika Kendaraan
Rw
vx T [3-41]
ni nd
diperoleh jika:
i 1 max [3-43]
Melalui persamaan (3-41) dan (3-42) dapat ditentukan rasio transmisi dan
kecepatan antara dua gigi yang berdekatan, yaitu:
i 1 max ni 1
[3-44]
i T ni
Rasio antara dua gigi berdekatan yang relatif kosntan pada kecepatan kendaraan
yang konstan dapat menjadi pedoman sederhana dalam mendesain kestabilan
gearbox, atau dengan persamaan:
n
C g i 1 [3-45]
ni
Contoh soal 3-3: Kendaraan dengan data-data rasio transmisi gearbox seperti di
bawah ini:
n1 3,827 ; n2 2,36 ; n3 1,685 ; n4 1,312
n5 1 ; n6 0,793 ; n f 3,5451 ;
Dengan data-data di atas, tentukan rasio gigi yang ideal agar persamaan (3-45)
dapat dicapai.
Penyelesaian:
Periksa dua rasio gigi yang berdekatan
Marthen PALOBORAN 61
Sistem Penggerak Kendaraan
n4 1,312 n5 1
1,312 1,261
n5 1 n6 0,793
Dengan demikian diketahui bahwa rasio relatif transmisi roda gigi tidak
konstan melainkan dengan nilai yang bervariasi. Untuk membuat seluruh rasio gigi
relatif tersebut konstan, maka kita dapat memulainya dengan mengambil rasio gigi
n
paling tinggi 5 sebagai acuan, sehingga rasio gigi yang lain adalah:
n6
n4
C g 1,261 n4 n5C g 1.,261 1,261
n5
n3
C g 1,261 n3 n4C g 1.,2611,261 1,59
n4
n2
C g 1,261 n2 n3C g 1.,2611,59 2
n3
n1
C g 1,261 n1 n2C g 1.,2612 2,522
n2
Kita juga dapat memulianya dengan menjadikan rasio relatif transmisi yang paling
kecil yaitu,
n1 3,827
1,622 C g
n2 2,36
Sehingga dengan cara yang sama akan diperoleh rasio transmisi modifikasi sebagai
berikut:
n2 n2 n2,36
C g 1,622 n3 1,455
n3 1,622 1,622
n3 n3 1,455
C g 1,622 n4 0,897
n4 1,622 1,622
n4 n4 0,897
C g 1,622 n5 0,553
n5 1,622 1,622
Marthen PALOBORAN 62
Dasar Mekanika Kendaraan
n5 n5 0,553
C g 1,622 n6 0,341
n6 1,622 1,622
Kedua cara dalam menentukan rasio transmisi relatif di atas dirasakan kurang
praktis dalam proses perancangan. Oleh sebab itu, cara yang paling praktis adalah
dengan menggunakan rasio transmisi pertama dan terakhir yang konstan sebagai
acuan, atau:
n1 n n2 n3 n4 n5
1 C g5 [3-46]
n6 n2 n3 n4 n5 n6
Maka,
C g 5 4,826 1,37
n1 n 3,827
C g 1,37 n2 1 2,793
n2 Cg 1,37
n2 n2 2,793
C g 1,37 n3 2,039
n3 Cg 1,37
n3 n3 2,039
C g 1,37 n4 1,488
n4 Cg 1,37
n4 n4 1,488
C g 1,37 n5 1,086
n5 Cg 1,37
n6 0,793
Marthen PALOBORAN 63
Sistem Penggerak Kendaraan
Lathan Soal-Soal
3-1 Sebuah kendaraan diesel indirect injection jenis Audi R8 dengan data-data,
m 1558 kg mempunyai katub V 8 dengan daya maksimum
PM
daya dari masing-masing mesin dan bandingkan rasio daya dan massa
m
dari keduanya.
Jawab : P 229,4 0,653 2 0,00057 3
e e e e
Pe 278,9 e 0,423 e 0,00064 e
2 3
3-2 Mobil Nissan model 350Z dengan m 1522 kg berkatub V 6 dengan daya
maksimum PM 228kW 306 hp , pada M 6800 rpm dan
daya dan torsi dari kendaraan tersebut, dan bandingkan nilai torsi dari
persamaan kinerja torsi dengan nilai torsi yang dilaporkan di atas.
2 0,00063 3
Jawab : Pe 320, 2 e 0,500 e e
Te 320,2 0,500 e 0,00063 e2
Te 412,4
1,14 pada 4800 rpm
TM 363
3-3 Mobil Subaru Impreza dengan bobot 1521 kg dengan mesin turbocharge
mempunyai data-data PM 219kW 293 hp pada M 6000 rpm
mempunyai konsumsi bahan bakar 19 mile gal dalam kota dan 25 mile gal
untuk luar kota. Tentukan konsumsi bahan bakar mobil tersebut (dalam liter)
untuk setiap 100 km.
Jawab : 13,09 Ltr 100 km
Marthen PALOBORAN 64
Dasar Mekanika Kendaraan
km
maksimum v M 337 . Diasumsikan bahwa kecepatan maksimum dicapai
h
pada daya maksimum dan menggunakan efisiensi keseluruhan 0.75 .
Tentukan gaya traksi kendaraan pada kecepatan maksimum.
Jawab : Fx 3885,8N
3-5 Dengan menggunakan soal pada nomor (3-4) di atas, hitunglah percepatan
Jawab: ni 0.702
3-7 Tentukan pula torsi yang dihasilkan mesin untuk menggerakkan kendaraan
dari rangkaian soal yang disebutkan di atas (4-6).
Jawab: Te 712.63Nm
3-8 Tentukan pula torsi pada roda dari hasil yang saudara daapatkan sebelumnya
Jawab: Tw 375.2Nm
3-9 Sebuah mobil model Toyota Camri, 6 silinder berkapasitas 3,5 liter dengan
PM 268hp pada M 6200 rpm . Mobil tersebut menggunakan penggerak
Marthen PALOBORAN 65
Sistem Penggerak Kendaraan
Tentukan kecepatan kendaraan pada setiap gigi saat mesin berada pada
putaran maksimumnya M jika kendaraan tersebut menggunakan tipe ban:
m
a) P215/55R17 Jawab : 2,3; 4,0; 5,4; 7,6; 10,7; 12,5
s
b) P215/60R16
Marthen PALOBORAN 66