Anda di halaman 1dari 22

Dasar Mekanika Kendaraan

BAB 3
DINAMIKA SISTEM PENGGERAK KENDARAAN (DRIVELINE)

3.1 Pendahuluan
Sistem driveline atau drivetrain adalah rangkaian peralatan (tools) yang
berfungsi untuk mentransmisikan daya yang dihasilkan mesin kendaraan sampai
pada roda penggerak untuk menggerakkan kendaraan. Sistem drivetrain itu sendiri
terdiri dari mesin, transmisi roda-gigi, transaxle (FWD dan RWD), propeller shaft,
transfer case (4WD), differential, axle shaft, wheel bearing, dan rims (pelek) dan
tire (ban). Sistem drivetrain dirancang agar akselerasi yang dihasilkan pada roda
penggerak menjadi maksimal. Akselerasi yang dihasilkan dipengaruhi oleh dua
faktor utama, yaitu yang pertama adalah torsi pada roda penggerak yang bergantung
pada kinerja mesin dan sistem transmisi, dan yang kedua adalah gaya traksi
(dorong) pada cetakan ban yang dipengaruhi oleh gesekan ban dan jalan.
3.2 Dinamika Mesin
 
Daya maksimum mesin Pe yang dapat dicapai pada mesin pembakaran

dalam (ICE) adalah merupakan fungsi dari kecepatan angular mesin  e atau  
Pe  Pe  e  yang nilainya bisa didapatkan melalui percobaan. Nilai dari
persamaan fungsi kinerja daya dapat diprediksi atau diestimasi dengan persamaan
polinomial orde tiga sebagai berikut:
3
Pe   Pi ei  P1 e  P 2  e2  P 3  e3 [3-1]
i 1

Besarnya energi atau daya mesin pada setiap orde Pi  ketika mesin

mencapai daya maksimum dapat dihitung berdasarkan jenis mesin pembakaran


dalam yang digunakan, yaitu mesin bensin (spark ignition engine) atau mesin diesel
(direct & indirect injection).

Marthen PALOBORAN
Sistem Penggerak Kendaraan

a. Untuk mesin bensin, digunakan:


PM
P1  [3-2]
M

PM
P2  [3-3]
2M
PM
P3   [3-4]
3M
Dimana:

 m
PM = daya maksimum mesin pada putaran maksimum W  N . 
 s

 rad 
 M = kecepatan angular mesin saat mencapai daya maksimum  
 s 
b. Untuk mesin diesel (indirect injection engine), digunakan:
P
P1  0.6 M [3-5]
M

PM
P2  1.4 [3-6]
2M
PM
P3   [3-7]
3M
c. Untuk mesin diesel (direct injection engine), digunakan:
P
P1  0.87 M [3-8]
M

PM
P2  1.13 [3-9]
2M
PM
P3   [3-10]
3M
Sementara itu torsi penggerak yang menghasilkan daya mesin pada mesin
pembakaran dalam dapat dihitung dengan persamaan:

Marthen PALOBORAN 46
Dasar Mekanika Kendaraan

P P P  2 P 3
Te  e  1 e  2 e  3 e  P1  P 2  e  P 3  e2 [3-11]
e e e e
Dalam banyak eksperimen mesin pembakaran dalam (ICE) khususnya mesin
bensin, kecenderungan torsi dan daya yang dihasilkan dapat dilukiskan dalam
Gambar 3-1 dibawah ini:

Gambar 3-1. Grafik hubungan Torsi dan Daya terhadap putaran mesin SI
Dalam Gambar 3-1, daya mesin pembakaran dalam akan meningkat seiring naiknya
kecepatan mesin dan akan mencapai titik maksimum pada kecepatan mesin rata-
rata antara 5000-6000 RPM. Sebaliknya, torsi mesin pembakaran dalam mencapai
titik maksimum pada awal mesin kecepatan mesin dan semakin menurun dengan
naiknya kecepatan mesin.
Contoh Soal 3-1: Sebuah mobil merk PORSCHE model 911 turbo mempunyai
mesin turbo kembar dengan 6 silinder dengan volume perpindahan sebesar 3596 cc.
Mesin menghasilkan daya maksimum sebesar 353kW pada kecepatan maksimum
6000 RPM dan torsi maksimum adalah 620Nm pada kecepatan mesin 5000 RPM.
Diketahui bahwa berat kendaraan adalah 1585kg dan mobil tersebut dapat
km
mencapai kecepatan dari 0  100 dalam waktu 3,7 s dan kecepatan maksimum
h
km
kendaraan adalah 310 Tentukan persamaan fungsi kinerja daya mesin.
h

 Daya maksimum pada putaran maksimum PM  353 kW  353000 W

Marthen PALOBORAN 47
Sistem Penggerak Kendaraan

 Kecepatan angular (putaran) maksimum mesin


6000 x 2 rad rad
 M  6000 RPM   628,32
60 s s
 Daya mesin setiap orde
PM 353000 W
P1    561 ,82Ws
M 628,32 rad
s
PM 353000 W
P2    0,8942Ws 2
2 M 
628,32 rad
s

2

PM 353000 W
P3     0,00142Ws3
3 M 628,32 rad s  3

 Persamaan fungsi kinerja daya mesin adalah:

Pe  561,82 e  0,8942 e2  0,00142 3e


Meskipun tidak ada batasan untuk mengembangkan mesin dengan daya yang
powerful, akan tetapi dengan pertimbangan keselamatan maka mesin dengan daya
dikisaran 100 hp  74,57kW dianggap cukup untuk kendaraan yang dioperasikan
di jalan raya. Sedangkan kendaraan yang didesain untuk keperluan rally misalnya
pada ajang formula-1 diizinkan untuk menghasilkan daya sampai batas
600 hp  447,42kW . Batasan ini bisa saja lebih kecil atau lebih besar tergantung ada
aturan pihak penyelenggara. Aturan-aturan baku yang biasanya diberlakukan pada
ajang formula-1 diantaranya, kendaraan harus bermesin 4-tak, volume perpindahan
kurang dari 3000cc, tidak boleh lebih dari 10 silinder, tidak boleh lebih dari 5 katub
per silinder.

3.2.1 Kurva Efisiensi Mesin dan Sistem Satuan


Mesin pembakaran dalam didesain untuk mengubah energi kimia menjadi
energi mekanik melalui poros output secara maksimal. Proses konversi energi
terjadi dan bergantung pada kondisi kerja mesin sehingga menghasilkan efisiensi
spesifik. Dengan demikian pada setiap titik pada kurva fungsi kinerja daya dan
 
putaran atau Pe  Pe  e mempunyai efisiensi spesifik masing-masing. Sementara

Marthen PALOBORAN 48
Dasar Mekanika Kendaraan

itu efisiensi maksimum biasanya dihasilkan pada kecepatan mesin saat torsi
maksimum dicapai dimana posisi throttle hampir terbuka penuh. Efisiensi spesifik
dari mesin bensin sebagai fungsi dari kinerja daya dan putaran mesin diperlihatkan
pada Gambar 3-2 di bawah ini.

Gambar 3-2: Grafik efisiensi spesifik mesin bensin


Satuan yang digunakan untuk menyatakan kuantitas daya mesin adalah Watt yang
didefenisikan besarnya energi yang dibutuhkan yang melakukan usaha dalam
satuan waktu tertentu, atau ditulis dalam persamaan:
1 J 1 Nm
1W   [3-12]
1s 1s
Persamaan (3-12) adalah satuan daya dalam sistem Internasional (SI), jika besaran
tersebut dinyatakan dalam sistem British (cgs) maka perubahan sistem satuan
tersebut memerlukan faktor konversi untuk menyatakan kesataraan masing-masing
sistem satuan. Beberapa contoh faktor konversi daya dari sistem SI ke sistem cgs
disebutkan di bawah ini:
1W  0,001341 hp
1 hp  745,7 W
cal
1W  0,239
s

1W  0,000948 Btu
s

1W  0,7376 ft lb
s

Marthen PALOBORAN 49
Sistem Penggerak Kendaraan

Persamaan-persamaan di bawah ini digunakan untuk menghitung daya kuda


(horsepower) mesin baik sistem satuan SI maupun sistem cgs, yaitu:

PHp 
T  ft.lb  rpm F lb v x h

mi   [3-12a]
5252 374

PW  
T N .m  rad s
 [3-12b]
60

3.2.2 Energi dan Konsumsi Bahan Bakar Mesin


Energi berupa gaya yang dibutuhkan untuk menggerakkan kendaraan dengan
kecepatan tetap adalah sama dengan daya pada roda penggerak dikalikan dengan
waktu tempuh, atau:
dS
E  P.t  P [3-13]
dV x

Nilai pada persamaan (3-13) menyatakan nilai energi teoritis, sementara untuk
mendapatkan energi aktual yang dibutukan untuk menggerakkan mesin dibutuhkan
faktor pengali yaitu koefisien efisiensi, berupa efisiensi mesin dan efisiensi sistem
transmisi. Oleh sebab itu energy yang dibutuhkan berupa konsumsi bahan bakar
yang dibutuhkan kendaraan dengan kecepatan tetap, adalah:

Fx  m3 L 
q    [3-14]
e t  f H  km km 

Dimana:
e = efisiensi mesin (%)

t = efisiensi transmisi (%)

 f = massa jenis bahan bakar  kg 


 m3 

H = entalphi atau nilai kalor bahan bakar  kJ kg 


 
Fx = gaya traksi atau gaya hambat kendaraan kJ 

Marthen PALOBORAN 50
Dasar Mekanika Kendaraan

3.2.3 Kinerja Ideal Mesin dan Daya Puncak


Mesin dikatakan berkinerja ideal jika mampu menghasilkan daya yang
konstan disepanjang variasi kecepatan mesin (berapapun kecepatannya). Dalam
dinamika kendaraan diperkenalkan peralatan yang disebut gearbox (perseneling)
yang berfungsi untuk menjaga mesin tetap dapat bekerja dalam rentang daya
maksimumnya. Dengan sendirinya secara praktis kita dapat menyimpan daya mesin
sehingga daya pada roda konstan pada nilai maksimumnya. Oleh sebab itu dalam
kondisi yang demikian torsi pada roda akan sama dengan torsi mesin yang ideal.
Aplikasi mesin dengan daya konstan banyak digunakan pada motor-motor listrik
dan ini adalah salah satu keuntungan dan pengoperasian motor listrik sebagai
penggerak pada kendaraan listrik.
Mesin ideal yang lain akan menghasilkan hubungan linear antara daya dan
torsi. Untuk sebuah mesin yang ideal diperoleh hubungan Torsi dan Daya mesin
terhadap kecepatan mesin adalah:
Te  Cee [3-15]

Pe  Ce e2 [3-16]

Dimana Ce adalah factor slip


Persamaan (3-15) dan (3-16) menunjukkan bahwa sebuah mesin ideal akan
 
mencapai torsi dan daya maksimumnya pada kecepatan angular  M mesin yang

sama. Akan tetapi hal itu tidak mungkin terjadi pada mesin pembakaran dalam,
karena Torsi maksimum mesin diperoleh pada kecepatan angular sesuai dengan
persamaan:
dTe
 P2  2 P3 e  0 [3-17]
d e

PM
 P2  2M 1
e    M [3-18]
2 P3 P 2
2 M
 3M

Dan pada torsi maksimum tersebut, daya mesin adalah:

Marthen PALOBORAN 51
Sistem Penggerak Kendaraan

2 3
M     5
Pe  P1  P2  M   P3  M   PM [3-19]
2  2   2  8

Sementara itu, jika daya maksimum berada pada e   M maka torsi mesin

adalah:
1
Te  P [3-20]
M M

3.2.4 Efisiensi Sistem Driveline


Driveline atau sistem transmisi adalah seperangkat peralatan yang digunakan
mentransmisikan daya dan torsi dari mesin ke roda penggerak kendaraan. Seperti
yang disebutkan sebelumnya, komponen-komponen driveline atau drivetrain
adalah mesin, kopling, gearbox, propeller shaft, differential, drive shaft, drive
wheel. Komponen terakhir inilah yang meneruskan torsi mesin ke roda penggerak
untuk menghasilkan gaya traksi pada jalan. Gambar sederhana sistem driveline
pada kendaraan dengan penggerak roda belakang diperlihatkan pada Gambar 3-3 di
bawah ini:

Gambar 3-3: Susunan sistem driveline kendaraan penggerak roda belakang


Sementara itu besarnya torsi yang masuk dan keluar dari setiap peralatan
sistem driveline diperlihatkan pada Gambar 3-4. Dengan demikian daya yang
tersedia pada roda penggerak adalah:
P  Pe [3-21a]

Dimana:

Marthen PALOBORAN 52
Dasar Mekanika Kendaraan

 = effisiensi keseluruhan antara mesin sampai roda penggerak = c t

c = effisiensi konverter pada differensial

t = effisiensi transmisi pada gearbox


Dari persamaan (3-21a) dapat diidentifikasi bahwa daya pada mesin dianggap
 
sebagai daya input Pin sementara daya pada roda penggerak adalah daya output

Pout  , sehingga effisiensi mesin dapat juga dituliskan dalam bentuk;


P P
  w  out [3-21b]
Pe Pin

Gambar 3-4: Distribusi torsi yang masuk dan keluar pada sistem driveline
Hubungan antara kecepatan angular dari mesin dan kecepatan linear kendaraan
dapat dinyatakan dengan persamaan:
Rw e
vx  [3-22]
nt

Rw = jari-jari roda (m)

Dimana nt adalah perbandingan transmisi keseluruhan mesin yang diperoleh dari

persamaan:
nt  ng nd [3-23]

n g = perbandingan transmisi pada gearbox

nd = perbandingan transmisi pada differensial

Marthen PALOBORAN 53
Sistem Penggerak Kendaraan

Sementara e adalah kecepatan putar mesin dihitung dengan persamaan:

 e  nt  w  ng .nd  w [3-24]

Dengan demikian kecepatan linear pada roda diperoleh dengan mensubsitusi


persamaan (3-24) ke dalam persamaan (3-22) dan dituliskan dalam bentuk lain:
v x  Rw w [3-25]

Contoh soal 3-1: Diketahui daya pada roda kendaraan adalah Pw  58,7kW dan

effisiensi sistem transmisi adalah   0,85 dan perbandingan transmisi adalah

nt  0,75 . Daya tersebut diperoleh pada putaran roda  w  5600 RPM . Hitunglah

torsi yang dihasilkan roda penggerak, torsi dan putaran mesin serta daya mesin.
Dengan persamaan dasar:
P
T [3-19a]

 Torsi pada roda penggerak:
Nm Nm
Pw 58700 58700
Tw   s  s  100,097 N .m
 w 5600 x 2 rad 586,43 rad
60 s s
 Torsi mesin:
P P
Tw  w   . n . e   . n . Te
w e
T 100 ,097 N .m
Te  w   157 ,015 N .m
 . n 0,85 0,75 
 Daya mesin:
Pw 58700 Nm
Pe    59058 ,8
 0,85 s
 Putaran mesin
Nm
P 59058 , 8
e  e  s  376,13 rad  3592 RPM
Te 157 ,015 Nm

Marthen PALOBORAN 54
Dasar Mekanika Kendaraan

Dalam sebuah sistem transmisi harus juga diperhitungan kehilangan daya yang
tergambar dalam nilai efisiensi. Oleh sebab itu selisih antara daya input atau daya
yang dihasilkan oleh silinder dan daya output atau daya untuk menggerakkan mesin
disebut dengan rugi-rugi mekanis, atau:
Ploss  Pin  Pout [3-26]

3.2.5 Efisiensi Volumetris, Thermal, dan Mekanis


Effisiensi volumetris didefenisikan sebagai perbandingan antara jumlah
campuran udara bahan bakar dan volume ruang bakar (volume langkah) silinder.
Jika silinder diisi dengan campuran udara dan bahan bakar pada tekanan 1 atmosfer
maka efisiensi volumetris akan mencapai 100%. Sebaliknya jika kurang dari 1 atm,
maka efisiensinya pun kurang dari 100%. Mesin pembakaran dalam biasanya
bekerja pada rentang efisiensi volumetris v  80  100% . Daya yang dihasilkan

oleh mesin sangat dipengaruhi oleh perbandingan udara dan bahan bakar ke dalam
silinder. Sementara aliran massa udara ke dalam silinder sangat dipengaruhi oleh
oleh tekanan dan temperatur silinder.
Efisiensi thermal menyatakan seberapa besar energi bahan bakar diubah
menjadi daya berguna. Hal ini dikarenakan tidak semua bahan bakar yang masuk
ke ruang bakar terbakar secara sempurna dan seluruhnya diubah menjadi energi
berguna. Rata-rata mesin pembekaran dalam hanya mampu mengubah energi kimia
bahan bakar menjadi energi mekanik sebesar 30%. Efisiensi thermal dapat
ditingkatkan dengan menaikkan rasio kompresi mesin, mengatur ulang waktu
pengapian (ignition timing), posisi busi, dan desain ruang bakar (chamber).
Efisiensi mekanis didefenisikan sebagai seberapa besar energi yang
dibutuhkan mesin untuk menggerakkan mesin itu sendiri. Dengan perkataan lain
bahwa efisiensi mekanis adalah perbandingan antara daya keluaran dengan daya
pada silinder, atau:
Pout
M  [3-27]
Pin

Biasanya pabrikan kendaraan hanya menampilkan kinerja daya kendaraan


tanpa memasukkan nilai efisiensi mekanis. Oleh sebab itu daya efektif yang ada

Marthen PALOBORAN 55
Sistem Penggerak Kendaraan

pada poros transmisi dikurangi dengan daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan
aksesoris kendaraan lainnya, seperti kipas, alternator, pompa, sistem pengereman,
AC dan lain-lain. Dengan demikian efisiensi keseluruhan dari mesin yang
diidentifikasi sebagai daya yang dapat diperoleh dari pembakaran bahan bakar
sampai dengan daya yang tersedia pada poros keluaran mesin, atau:
o  v .T . M [3-28]

3.2.6 Dinamika Kopling dan Gearbox


Untuk menggerakkan kendaraan maka mesin harus dijalankan di atas putaran
minimumnya, karena kendaraan tidak dapat bergerak jika digerakkan dengan
putaran mesin yang sangat rendah. Kecepatan minimum roda penggerak agar
kendaraan dapat bergerak dituliskan dengan persamaan:
Rw . min
vmin  [3-29]
n g .nd

Kopling atau torque converter digunakan untuk menggerakkan,


menghentikan dan memindahkan gigi pada gear box. Dengan demikian pada
kendaraan dengan penggerak hanya pada satu poros saja, dimana kecepatan linear
sebanding dengan kecepatan putar mesin, dan gaya traksi pada ban sebanding
dengan torsi mesin, maka kecepatan angular dan torsi mesin masing-masing
dinyatakan dengan persamaan:
ni .nd
e  vx [3-30]
Rw

1 Rw
Te  F [3-31]
 ni .nd x
Dimana:
Rw = radius efektif dari roda (m)

nd = rasio transmisi diferensial

ni = rasio transmisi ke-i dari roda gigi

 = efisiensi menyeluruh

Marthen PALOBORAN 56
Dasar Mekanika Kendaraan

Dengan mengetahui torsi mesin sebagaimana pada persamaan (3-31) di atas


memungkinkan kita untuk mengetahui torsi pada roda penggerak sebagai fungsi
dari kecepatan linear pada setiap rasio gigi transmisi adalah:
Tw  .ni .nd .Te  e  [3-32]

Sehingga gaya traksi pada roda penggerak adalah:


T
Fx  w [3-33]
Rw

Dengan mendefenisikan nilai Te  sama dengan persamaan (3-11) dan disubsitusi

ke dalam persmaan (3-32), maka persamaan fungsi kinerja torsi pada roda
penggerak adalah:
  ni nd   ni nd  
2

Tw   .ni .nd . P1  P2  v x   P3  vx   [3-34]
  R   R  
  w   w  

Contoh soal 3-2: Hitung torsi pada tiap tingkat rasio transmisi pada mesin dengan
data-data sebagai berikut:
m  1550 kg ; Rw  0,326 m ;   0,24

torque  392 Nm pada 4400 rpm  460,8 rad


s

power  206000W pada 6800 rpm  712,1 rad


s

rasio gigi  1st  n1  3,827

rasio gigi  2nd  n2  2,36

rasio gigi  3rd  n3  1,685

rasio gigi  4th  n4  1,312

rasio gigi  5th  n5  1

rasio gigi  6th  n6  0,793

rasio gigi  reserve  nr  3,28

rasio gigi  akhir  nd  3,5451

Marthen PALOBORAN 57
Sistem Penggerak Kendaraan

Dengan data-data di atas dapat dihitung parameter-parameter berikut:


 Kecepatan angular pada mesin
ni .nd 3,5451ni
e  vx  v  10,87 ni v x [3-35]
Rw 0,326 m x

Hubungan antara plot kecepatan kecepatan linear dan angular terhadap setiap rasio
gear transmisi diperlihatkan pada lampiran-1. Dengan demikian kecepatan angular
dan kinerja daya pada setiap rasio transmisi dapat dihitung sebagai berikut.
 Kecepatan angular pada setiap rasio gigi transmisi
Dengan demikian dari persamaan (3-35) dapat diketahui kecepatan angular
untuk setiap tingkat rasio gigi, yaitu:
 e 1  10,873,827 vx  41,6vx
 e  2  10,872,36 vx  25,7vx
 e 3  10,871,685 vx  18,3vx
 e  4  10,871,312 vx  14,3vx
 e 5  10,871vx  10,87vx
 e 6  10,870,793 vx  8,6vx
 e  res  10,873,28vx  35,7vx
 Persamaan kinerja daya dan torsi mesin
PM 206000
P1    289,3W
M 712,1 s

PM 206000
P2    0,4062 W 2
2 M 712,1 2 s

PM 206000
P3     5,705 x10  4 W 3
3 M 712,1 3 s

Pe  289,3 e  0,4062  2e  5,705 x10 4 3e [3-36]

Te  289,3  0,4062  e  5,705 x10 4 2e [3-37]

Marthen PALOBORAN 58
Dasar Mekanika Kendaraan

Berdasarkan persamaan (3-30) dan (3-37) serta persamaan (3-32), maka torsi roda
kendaraan sebagai fungsi kecepatan pada setiap rasio gigi yang berbeda adalah:
Tw  .ni .nd .Te


Tw  .ni .nd . 289,3  0,4062  e  5,705 x10  4 2e 

Tw  0,243,5451 ni 289,3  0,4062 10,87ni v x   5,705 x10  4 10,87ni v x 2 

Tw  0,8505 ni 289,3  4,42ni v x  0,0674 ni2v x2 
Tw  246,05 ni  3,76ni2v x  0,0573ni3v x2 [3-38]

Dengan persamaan (3-38) dapat ditentukan torsi pada roda penggerak pada setiap
gear transmisi sebagai fungsi kecepatan. Nilai tersebut dapat dikonfirmasikan pada
Lampiran 2 buku ini.

3.2.7 Kemampuan Akselerasi pada Kecepatan Berbeda


Jika diasumsikan mesin bekerja pada kecepatan  M dan itu berarti pada daya

maksimum PM , maka daya maksimum mesin adalah:

PM  Te M [3-39a]
Atau:
Fx v x
PM  [3-39b]

Dari hukum Newton II diketahui bahwa, Fx  m.a x maka dengan mensubsitusi nilai
tersebut ke persamaan (3-39b) akan diperoleh:
max v x
PM  [3-39c]

Dengan demikian percepatan kendaraan pada kecepatan yang bervariasi dapat


diperoleh dengan persamaan:
P
ax   M [3-40]
m vx

Persamaan (3-40) menggambarkan kemampuan akselerasi yang dapat dicapai oleh


kendaraan yang bergerak pada kecepatan v x  dimana keduanya mempunyai
hubungan yang terbalik. Gambar 3-5 memperlihatkan akselerasi kendaraan yang

Marthen PALOBORAN 59
Sistem Penggerak Kendaraan

bergerak pada kecepatan bervariasi dengan data-data sebagaimana yang terdapat


dalam grafik tersebut, dimana akselerasi kendaraan semakin menurun dengan
semakin meningkatnya kecepatan kendaraan. Hal ini mengindikasikan bahwa pada
kecepatan kendaraan yang tinggi dibutuhkan rasio transmisi roda gigi yang kecil.

Gambar 3-5: Hubungan antara akselerasi dan kecepatan kendaraan


Kapasitas akselerasi dibatasi oleh daya selama gaya penggerak tidak
mencapai batas gaya dorong ban kendaraan. Dengan demikian puncak akselerasi
dapat dicapai pada daya maksimum kendaraan. Akselerasi yang menyebabkan gaya
traksi masih dimungkinkan jika mesin belum mencapai daya maksimumnya selama
itu pula masih dihasilkan gaya penggerak pada ban terhadap jalan. Hubungan
persamaan Fx   x F y memberikan gambaran gaya gerak maksimum yang bisa

ditransmisikan oleh daya kendaraan. Jika pada ban kendaraan dikenai torsi yang
terlalu besar, maka akan bekerja gesekan dinamis sehingga ban mengalami slip dan
gaya dorong pada ban akan menjadi kecil.
Andaikan sebuah kendaraan bergerak dengan kecepatan v x  pada gigi ke-i

dan rasio transmisi ni  , maka rasio transmisi yang dipilih memungkinkan mesin
berpindah ke gigi yang lebih rendah dengan mudah jika telah mencapai torsi
maksimum sebelum kecepatan maksimum yang diizinkan. Perhatikanlah mesin
yang bekerja pada torsi maksimumnya TM pada  e   T , maka kecepatan
kendaraan pada keadaan tersebut adalah:

Marthen PALOBORAN 60
Dasar Mekanika Kendaraan

Rw
vx  T [3-41]
ni nd

Dimana  T adalah putaran transmisi. Saat perseneling dipindahkan ke rasio

transmisi ni 1 kecepatan mesin akan meningkat menjadi  e   i 1 dimana

 i 1   T , maka kecepatan putar rasio transmisi adalah:


ni 1 nd
 i 1  vx [3-42]
Rw

Dimana,  T  kecepatan transmisi. Sehingga kondisi stabil pada gearbox akan

diperoleh jika:
 i 1   max [3-43]

Melalui persamaan (3-41) dan (3-42) dapat ditentukan rasio transmisi dan
kecepatan antara dua gigi yang berdekatan, yaitu:
 i 1  max ni 1
  [3-44]
i T ni

Rasio antara dua gigi berdekatan yang relatif kosntan pada kecepatan kendaraan
yang konstan dapat menjadi pedoman sederhana dalam mendesain kestabilan
gearbox, atau dengan persamaan:
n
C g  i 1 [3-45]
ni

Contoh soal 3-3: Kendaraan dengan data-data rasio transmisi gearbox seperti di
bawah ini:
n1  3,827 ; n2  2,36 ; n3  1,685 ; n4  1,312

n5  1 ; n6  0,793 ; n f  3,5451 ;

Dengan data-data di atas, tentukan rasio gigi yang ideal agar persamaan (3-45)
dapat dicapai.
Penyelesaian:
 Periksa dua rasio gigi yang berdekatan

Marthen PALOBORAN 61
Sistem Penggerak Kendaraan

n1 3,827 n2 2,36 n3 1,685


  1,622   1,4   1,284
n2 2,36 n3 1,685 n4 1,312

n4 1,312 n5 1
  1,312   1,261
n5 1 n6 0,793

Dengan demikian diketahui bahwa rasio relatif transmisi roda gigi tidak
konstan melainkan dengan nilai yang bervariasi. Untuk membuat seluruh rasio gigi
relatif tersebut konstan, maka kita dapat memulainya dengan mengambil rasio gigi
n 
paling tinggi  5  sebagai acuan, sehingga rasio gigi yang lain adalah:
 n6 
n4
 C g  1,261  n4  n5C g  1.,261  1,261
n5

n3
 C g  1,261  n3  n4C g  1.,2611,261  1,59
n4

n2
 C g  1,261  n2  n3C g  1.,2611,59   2
n3

n1
 C g  1,261  n1  n2C g  1.,2612  2,522
n2

Kita juga dapat memulianya dengan menjadikan rasio relatif transmisi yang paling
kecil yaitu,
n1 3,827
  1,622  C g
n2 2,36

Sehingga dengan cara yang sama akan diperoleh rasio transmisi modifikasi sebagai
berikut:
n2 n2 n2,36
 C g  1,622  n3    1,455
n3 1,622 1,622

n3 n3 1,455
 C g  1,622  n4    0,897
n4 1,622 1,622

n4 n4 0,897
 C g  1,622  n5    0,553
n5 1,622 1,622

Marthen PALOBORAN 62
Dasar Mekanika Kendaraan

n5 n5 0,553
 C g  1,622  n6    0,341
n6 1,622 1,622

Kedua cara dalam menentukan rasio transmisi relatif di atas dirasakan kurang
praktis dalam proses perancangan. Oleh sebab itu, cara yang paling praktis adalah
dengan menggunakan rasio transmisi pertama dan terakhir yang konstan sebagai
acuan, atau:
n1 n n2 n3 n4 n5
 1  C g5 [3-46]
n6 n2 n3 n4 n5 n6

Sehingga rasio relatif transmisi yang lainnya adalah:


n1 3,827
  4,826  C g5
n6 0,793

Maka,
C g  5 4,826  1,37

Dengan demikian rasio relatif transmisi lainnya adalah:


n1  3,827

n1 n 3,827
 C g  1,37  n2  1   2,793
n2 Cg 1,37

n2 n2 2,793
 C g  1,37  n3    2,039
n3 Cg 1,37

n3 n3 2,039
 C g  1,37  n4    1,488
n4 Cg 1,37

n4 n4 1,488
 C g  1,37  n5    1,086
n5 Cg 1,37

n6  0,793

Marthen PALOBORAN 63
Sistem Penggerak Kendaraan

Lathan Soal-Soal
3-1 Sebuah kendaraan diesel indirect injection jenis Audi R8 dengan data-data,
m  1558 kg mempunyai katub V  8 dengan daya maksimum

PM  313kW  420 HP yang dicapai pada putaran mesin maksimum

 M  7800 rpm . Selanjutnya mobil bensin jenis AUDI dengan

m  1430 kg berkatub V  6 dengan daya maksimum

PM  184kW  250 HP pada  M  6300 rpm . Tentukan persamaan kinerja

PM
daya dari masing-masing mesin dan bandingkan rasio daya dan massa
m
dari keduanya.
 Jawab : P  229,4  0,653 2  0,00057 3 
 e e e e
 Pe  278,9 e  0,423 e  0,00064 e 
2 3

3-2 Mobil Nissan model 350Z dengan m  1522 kg berkatub V  6 dengan daya
maksimum PM  228kW  306 hp , pada  M  6800 rpm dan

TM  363 Nm  268 lb ft pada   4800 rpm . Tentukan persamaan kinerja

daya dan torsi dari kendaraan tersebut, dan bandingkan nilai torsi dari
persamaan kinerja torsi dengan nilai torsi yang dilaporkan di atas.
 
 2  0,00063 3 
 Jawab : Pe  320, 2 e  0,500  e e
 Te  320,2  0,500  e  0,00063  e2 
 
 Te 412,4 
   1,14 pada 4800 rpm 
 TM 363 

3-3 Mobil Subaru Impreza dengan bobot 1521 kg dengan mesin turbocharge
mempunyai data-data PM  219kW  293 hp pada  M  6000 rpm

mempunyai konsumsi bahan bakar 19 mile gal dalam kota dan 25 mile gal

untuk luar kota. Tentukan konsumsi bahan bakar mobil tersebut (dalam liter)
untuk setiap 100 km.
Jawab : 13,09 Ltr  100 km

Marthen PALOBORAN 64
Dasar Mekanika Kendaraan

3-4 Sebuah kendaraan bermassa 1724 kg bermesin turbocharge – 8 katub dengan


data-data, PM  485kW  650 hp pada  M  6500 rpm dengan kecepatan

km
maksimum v M  337 . Diasumsikan bahwa kecepatan maksimum dicapai
h
pada daya maksimum dan menggunakan efisiensi keseluruhan   0.75 .
Tentukan gaya traksi kendaraan pada kecepatan maksimum.
Jawab : Fx  3885,8N 
3-5 Dengan menggunakan soal pada nomor (3-4) di atas, hitunglah percepatan

maksimum  m 2  yang mungkin diberikan pada kendaraan saat mencapai


 s 
daya maksimumnya
 Jawab : a  3.01 m 
 
 x
s2 
3-6 Tentukan rasio transmisi kendaraan yang digunakan pada soal nomor (3-4)
dan (3-5) andai diketahui kendaraan tersebut menggunakan jenis ban
P235/70R16 dan rasio gigi akhir adalah nd  4.153

Jawab: ni  0.702
3-7 Tentukan pula torsi yang dihasilkan mesin untuk menggerakkan kendaraan
dari rangkaian soal yang disebutkan di atas (4-6).
Jawab: Te  712.63Nm
3-8 Tentukan pula torsi pada roda dari hasil yang saudara daapatkan sebelumnya
Jawab: Tw  375.2Nm
3-9 Sebuah mobil model Toyota Camri, 6 silinder berkapasitas 3,5 liter dengan
PM  268hp pada  M  6200 rpm . Mobil tersebut menggunakan penggerak

roda depan dan dilengkapi dengan transmisi otomatis ECT-i 6 kecepatan,


dengan data-data:
Rasio gigi ke-1 = n1  3,300 Rasio gigi ke-2 = n2  1,900

Rasio gigi ke-3 = n3  1,420 Rasio gigi ke-4 = n4  1,000

Marthen PALOBORAN 65
Sistem Penggerak Kendaraan

Rasio gigi ke-5 = n5  0,713 Rasio gigi ke-6 = n6  0,609

Rasio gigi mundur = nr  4,148 Rasio gigi akhir = nd  3,685

Tentukan kecepatan kendaraan pada setiap gigi saat mesin berada pada
putaran maksimumnya  M jika kendaraan tersebut menggunakan tipe ban:

 m
a) P215/55R17  Jawab : 2,3; 4,0; 5,4; 7,6; 10,7; 12,5 
 s

b) P215/60R16

Marthen PALOBORAN 66

Anda mungkin juga menyukai