Rencana baca :
Waktu/Tempat: Zoom
HEMOSTASIS
Maria Magdalena Kasimat, Ellen Kurniawati Tungka, Rachmawati A. Muhiddin
Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Patologi Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin Makassar
A. PENDAHULUAN
Hemostasis adalah sifat sirkulasi yang mempertahankan darah sebagai
cairan di dalam pembuluh darah dalam keadaan normal dan dapat mencegah
kehilangan darah yang berlebihan saat cedera. Hemostasis berasal dari kata
Yunani yaitu, haima = darah, stasis = tetap, berhenti, sehingga hemostasis
berarti darah tetap berada dalam sistem pembuluh darah. Hemostasis adalah
mekanisme tubuh untuk menghentikan perdarahan secara spontan agar tidak
kehilangan darah terlalu banyak bila terjadi luka pada pembuluh darah dan
darah tetap cair serta mengalir secara lancar. Proses hemostasis dimulai
dengan adanya trauma, pembedahan, atau penyakit yang merusak lapisan
endotel pembuluh darah dan darah terpajan dengan jaringan ikat subendotel.
Kerusakan endotel merupakan rangsangan yang poten untuk pembentukan
bekuan darah. Beberapa komponen penting dalam mekanisme hemostasis
yaitu endotel vaskuler, trombosit, kaskade faktor koagulasi, inhibitor
koagulasi dan fibrinolisis. Semua komponen ini harus tersedia dalam jumlah
cukup, berfungsi dengan baik serta berada pada tempat yang tepat untuk
dapat menjalankan mekanisme hemostasis dengan baik.1,2,3
Sel endotel vaskular berperan penting dalam tromboregulasi, yaitu
suatu proses di mana sel-sel dinding pembuluh darah berinteraksi dengan sel
dan protein darah untuk memfasilitasi atau menghambat pembentukan
trombus. Lapisan endotel pembuluh darah yang normal dan sehat bersifat
nontrombogenik dan antitrombotik sehingga mencegah pembekuan darah
yang tidak tepat. Sel endotel yang rusak menjadi trombogenik dan
mendorong pembentukan trombus atau bekuan darah. 1,2,3
Trombosit memiliki peranan untuk menghentikan perdarahan, yaitu
membentuk sumbatan terhadap cedera vaskuler, dengan cara melakukan
B. PROSES HEMOSTASIS
Adapun tahapan atau proses hemostasis dibagi menjadi tiga tahapan
utama yaitu :
(1) Spasme vaskuler (vasokonstriksi vaskuler)
(2) Pembentukan sumbat trombosit (hemostasis primer)
(3) Koagulasi darah (hemostasis sekunder)
2. Jalur Intrinsik
Jalur intrinsik melibatkan faktor IX, faktor X, faktor XI, dan faktor
XII. Selain itu jalur ini memerlukan prekalikrein, HMWK, ion kalsium dan
fosfolipid. Jalur intrinsik terjadi apabila prekalikrein, HMWK, faktor XI
dan faktor XII terpapar ke permukaan pembuluh darah sehingga terjadi
stimulus primer. Kumpulan komponen fase kontak merubah prekallikrein
menjadi kallikrein, yang selanjutnya mengaktifasi faktor XII menjadi faktor
XIIa. Faktor XIIa kemudian dapat menghidrolisa prekallikrein lagi menjadi
kallikrein, membentuk kaskade yang saling mengaktifasi. Faktor XIIa juga
C. KELAINAN HEMOSTASIS
1. Kelainan Vaskular
a. Peteki (bintik merah)
Peteki adalah bintik merah kecil yang tampak pada
permukaan kulit yang disebabkan karena perdarahan kecil, atau
karena bocornya pembuluh darah sehingga darah merembes keluar
membentuk titik merah dengan diameter kurang dari 2 mm. 2,5,9
b. Ekimosis
Ekimosis yaitu perubahan warna pada kulit yang
disebabkan terjadinya perdarahan pada kulit bagian dalam. Warna
merah yang tampak kelihatan disebabkan karena keluarnya darah
dari pembuluh darah ke dalam jaringan. Ekimosis adalah purpura
(ekstravasasi darah) di bawah kulit yang ukurannya lebih besar dari
1 cm atau hematoma.2,5,9
c. Kelainan Vaskuler Bawaan (kongenital) :
- Teleangieaktasia (hereditery hemoragic) adalah perdarahan
kulit dan membrana mukosa dimana terjadi dilatasi multiple
dari kapiler dan arteriol, dinding tipis dan vasokonstriksi jelek.
- Hereditery Capillary Fragility (vascular pseudohemophilia,
varian dari Von Willebran disease). Penyakit ini timbul dari
kekurangan kualitas atau kuantitas faktor Von Willebrand (vWF)
- Ehler-Danlos Sindrome adalah kelainan kolagen ditandai
dengan menurunnya fragilitas kapiler sehingga terjadi hematom
dan perdarahan. 2,5,9