COSTING)
Disusun oleh :
Kelompok 12
1. Fakhrul Aris 2032012
2. Siti Rohmawati 2032027
3. Nazzala 2032023
4. M. Arif Ferdiansyah 2032019
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................ 2
DAFTAR ISI ............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 4
1.1............................................................................................Latar Belakang 4
1.2...................................................................................... Rumusan Masalah 4
1.3........................................................................................................ Tujuan 5
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................6
2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Biaya ....................................................... 6
2.2. Sistem Perhitungan Biaya untuk Manufaktur Bisnis ............................. 6
2.3. Perhitungan Biaya Pesanan untuk Pengambilan .................................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................... 19
3.1. Kesimpulan .......................................................................................... 19
3.2. Kritik dan Saran ....................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Sistem Akuntansi Biaya ?
2. Bagaimana sistem perhitungan biaya pesanan untuk manufaktur bisnis ?
3. Bagaimana perhitungan Biaya Pesanan untuk Pengambilan ?
1.3. Tujuan
1. Memahami pengertian Sistem Akuntansi Biaya
2. Menjelaskan dan memahami sistem perhitungan biaya pesanan untuk manufaktur
bisnis
3. Memahami perhitungan Biaya Pesanan untuk Pengambilan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing atau job costing),
biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan (job) yang terpisah. Suatu pesanan
adalah output yang diidentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau untuk
mengisi kembali suatu item persediaan. Agar rincian dari perhitungan biaya berdasarkan
pesanan sesuai dengan usaha yang diperlukan, harus terdapat perbedaan penting dalam biaya
per unit suatu pesanan dengan pesanan lain. Misalnya, jika suatu percetakan secara simultan
mempersiapkan pesanan untuk label, kertas kado berwarna, dan gambar tempel, maka selain
pesanan-pesanan tersebut dapat dengan mudah dibedakan berdasarkan tampilan fisiknya,
biaya per unit pesanan-pesanan tersebut juga berbeda, sehingga perhitungan biaya
berdasarkan pesanan digunakan. Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam kartu biaya
pesanan (job cost sheet), yang berbentuk kertas atau elektronik. Meskipun banyak pesanan
dapat dikerjakan secara simultan, setiap kartu biaya pesanan mengumpulkan rincian untuk
satu pesanan tertentu saja. Rincian tersebut mencakup biaya bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, dan overhead yang dibebankan ke setiap pesanan. Ketiga biaya tersebut
kemudian diakumulasikan untuk pada akhirnya diketahuilah biaya produksi untuk suatu
pesanan.
7
2. Waktu Nganggur: waktu dimana sebagai akibat kerusakan mesin, kekurangan
pekerjaan atau kesalahan manajemen dsb. Karyawan tidak bekerja . Kondisi tetap
menjadi tanggungjawab manajemen, oleh karena itu ia tetap tetap harus membayar
upah karyawan. Perlakuan: diperlakukan sebagai elemen Biaya Overhead Pabrik
3. Insentif: pemberian penghargaan dalam bentuk gajai upah sebagai upaya memberikan
motivasi kerja atau penghargaan karena prestasi yang baik.
4. Premi Lembur: pembayaran gaji-upah kepada karyawan karena ia bekerja lebih dari
standar yang ditentukan ( diatas 40 jam per minggu).
Biaya Overhead
Biaya Overhead pabrik adalah biaya-biaya bahan tak langsung, tenaga kerja
tak langsung dan biaya-biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah
diidentifikasikan atau dibebankan langsung pada suatu pekerjaan, hasil
produksi/tujuan biaya akhir (Usry & Hammer, 1991 –368). Pendapat ahli lainya
menyatakan bahwa biaya overhead pabrik merupakan setiap biaya yang tidak secara
langsung melekat pada suatu produk, yaitu semua biaya-biaya diluar biaya bahan
langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik mencakup biaya
produksi lainnya seperti pemanasan ruang pabrik, penerangan, penyusutan pabrik dan
mesin-mesin. Biaya pabrik seperti pemeliharaan, gudang bahan-bahan dan hal lain
yang memberikan pelayanan-pelayanan kepada bagian produksi juga merupakan
bagian dari biaya overhead pabrik.
Langkah Penentuan tarif Biaya Overhead Pabrik
1. Menyusun Anggaran
Dalam menyusun anggaran biaya overhead pabrik harus diperhatikan tingkat kegiatan
atau kapasitas yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran biaya overhead pabrik. Ada tiga
macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran biaya overhead
pabrik yaitu : kapasitas praktis, kapasitas normal, dan kapasitas sesungguhnya yang
diharapkan. Penentuan kapasitas praktis dan kapasitas normal dapat dilakukan dengan
lebih dulu menentukan kapasitas teoritis, yaitu volume produksi maksimum yang dapat
dihasilkan oleh pabrik.
2. Memilih Dasar Pembebanan kepada produk dengan memperhatikan:
Pertama, tentukan BOP yang Dominan jumlahnya. Setelah itu, pelajari sifat-
sifat BOP dan kaitan erat antar sifat tsb. dengan dasar pembebanan yang dipakai. Adapun
Macam dasar pemilihan, yakni satuan produk, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, jam
tenaga kerja langsung, dan jam mesin.
3. Menghitung Tarif
Setelah tingkat kapasitas yang akan dicapai dalam periode anggaran ditentukan,
dan anggaran biaya overhead pabrik telah disusun, serta dasar pembebanannya telah
dipilih dan diperkirakan, maka langkah terakhir adalah menghitung tarif biaya overhead
pabrik dengan rumus :
BOP yang dianggarkan = Tarif biaya overhead pabrik/taksiran dasar pembebanan
Perhitungan biaya berdasarkan pesanan pada perusahaan manufaktur digunakan untuk
menelusuri beberapa biaya secara langsung ke setiap segmen output. Hal ini terjadi ketika
pelanggan memesan atau segmen lain dari ouput tidak semuanya serupa. Setiap segmen
output yang teridentifikasi disebut pesanan. Rincian dari biaya pesanan dikumpulkan di kartu
8
biaya pesanan, yang juga berfungsi sebagai buku pembantu untuk akun Barang dalam Proses.
Adapun rincian dari biaya pesanan meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead. Ketiga biaya tersebut diakumulasikan dan didapatlah biaya
produksi untuk setiap pesanan.
Setelah dilakukan proses eliminasi maka yang tersisa adalah sebagai berikut:
9
Biaya Peralatan Biaya
Peralatan Lama Baru .
Biaya penyusutan msn baru - 165.000.000
Biaya operasi 3 tahun 210.000.000 90.000.000
Hasil penjualan msn lama - (40.000.000)
Total Biaya selama 3 thn 210.000.000 215.000.000.
B. Biaya diferensial
Biaya diferensial didefinisikan sebagai perbedaan biaya yang timbul akibat adanya
keputusan tertentu. Misalnya manajemen melakukan penambahan volume produksi
manajemen memilih alternatif proses produksi. Jika biaya diferensial itu disebabkan karena
adanya penambahan volume produksi maka perbedaan itu dapat disebut dengan biaya
incremental (Incremental Cost) atau Biaya Marginal (Marginal Cost) Contoh :
Kapasitas (unit) 40.000 50.000 Selisih Biaya
Biaya :
Bahan Langsung 180.000.000 225.000.000 45.000.000
Upah Langsung 148.000.000 185.000.000 37.000.000
B.O.P Variabel 84.000.000 105.000.000
21.000.000
B.O.P Tetap
60.000.000
60.000.000 472.000.000
575.000.000 103.000.000
Biaya incremental untuk menambah kapasitas dari 40.000 menjadi 50.000 unit ialah
Rp. 103.000.000
b. Keputusan khusus, ialah keputusan manajemen yang tidak rutin terjadi, keputusan
ini menyangkut masalah yang spesifik (khusus) sehingga untuk memutuskannya
diperlukan informasi analisis yang seksama. Secara umum keputusan khusus dapat
dikelompokkan menjadi;
10
(1) Membeli atau Membuat sendiri
(2) Mengganti Aktiva tetap
(3) Menerima /menolak pesanan khusus
(4) Melanjutkan proses produksi
(5) Menutup segmen usaha
(6) Menentukan alokasi sumberdaya ekonomi yang terbatas.
11
Kelemahan pendekatan Diferensial:
- Perlu kehati-hatian yang tinggi
- Perlu penguasaan teknis biaya yang baik
Contoh: Saat ini perusahaan dapat menjual produk sebanyak 120.000 unit dengan
harga Rp. 12.000 per unit dan biaya variabel Rp. 7.000 per unit nya. Biaya tetap yang
ditanggung setiap bulan berjumlah Rp.420.000.000. Untuk meningkatkan penjualan
sebesar 20 % dari semula manajemen merencanakan hal berikut:
- Diberikan potongan harga 5 %
- Diberikan hadiah langsung terhadap setiap unit penjualan dengan biaya Rp. 300 per
unit - Dilakukan biaya promosi tetap sebesar Rp. 45.000.000.
Apakah rencana ini layak dilaksanakan?
Analisis Pendekatan total:
Sebelum Promosi
Total Penjualan : 120.000 X 12.000 =
1.440.000.000 Biaya Variabel : 120.000 X 7.000
= 840.000.000
Laba Kontribusi : 600.000.000
Biaya tetap : 420.000.000
Laba Usaha : 180.000.000
Setelah Promosi
Total Penjualan : (120.000 X 12.000 ) + (24000X 0,95X12000) =
1.713.600.000
Biata Variabel : (120.000 X 7.000 ) + (24.000X 7.300 ) =
1.015.200.000
Laba Kontribusi :
698.400.000
Biaya tetap : 420.000.000+ 45.000.000 =
465.000.000
Laba Usaha :
233.400.000
Dari analisis ini terlihat bahwa laba naik dari 180.000.000 menjadi 233.400.000
Analisis Pendekatan diferensial:
Tambahan nilai penjualan 24.000 X 0,95 X 12.000 = 273.600.000
Tambahan Biaya Variabel 24.000 X (7.000+300) = 175.200.000
Tambahan Laba kontribusi = 98.400.000
Tambahan Biaya tetap = 45.000.000
Tambahan Laba = 53.400.000
12
Dari analisis diferensial ini terlihat bahwa dengan kebijaksanaan manajemen laba usaha akan
naik sebesar Rp. 53.400.000. Jika dibandingkan dengan informasi pendekatan biaya total,
Informasi ini jelas lebih informatif dan mudah dipahami oleh pengambil keputusan.
13
Bahan Baku 60%X Rp. 34.500,- X 16.000 = Rp. 331.200.000
Upah langsung 70% X Rp. 16.000,- X 16.000 = Rp. 179.200.000
14
Mesin diperbaiki dengan Biaya Rp. 140.000.000 . setelah diperbaiki umur
ekonomisnya dapat diperpanjang menjadi 4 tahun kebelakang. Biaya Operasional
mesin setelah di perbaiki Rp. 75.000.000 per tahun.
Alternatif 2:
Mesin dijual dengan Harga Rp. 250.000.000 kemudian membeli mesin baru yang
berharga Rp. 450.000.000. mesin baru memiliki umur ekonomis 4 tahun. Biaya
operasional mesin baru adalah Rp. 54.000.000 setahun.
Analisis nilai mutlak:
Biaya selama 4 tahun Jika mesin diperbaiki:
Biaya Depresiasi mesin Lama Rp. 340.000.000
Biaya Perbaikan 140.000.000
Biaya operasional 4X 75.000.000 . 300.000.000
Total Biaya selama 4 tahun Rp. 780.000.000
15
Contoh :
PT Kalamajaya memproduksi panel kayu untuk bahan lantai dengan ukuran 30X30 cm yang
biaya dijual didalam negeri dengan harga Rp. 110.000 per doos (setiap doos berisi 11
lembar) Kapasitas yang dimiliki adalah 100.000 lembar per bulan. Namun pada saat ini
kapasitas yang terpakai hanya mencapai 88 % saja. (= 88.000 lembar) sesuai permintaan
pasar Lokal. Setelah mengikuti pameran dagang Asia. Perusahaan mendapatkan pesanan dari
seorang pengu saha di Australia. Pesanan yang diminta adalah 1.200 doos per bulan dengan
harga USD 10,00 (Asumsi kurs USD 1,- = Rp 9.500) . Karena panel ini digunakan untuk 4
musim maka didalam pemrosesannya dibutuhkan tamban bahan khusus Rp.350 per lembar.
Selain itu untuk melakukan
pemanasan ekstra perusahaan membutuhkan sebuah blower yang disewa dengan
biaya Rp. 35.000.000 per bulan. Biaya pemasaran variabel tidakdiperlukan untuk
pesanan ini.
Pada kapasitas 88 % telah terjadi biaya sbb:
Pada kapasitas 88 % telah terjadi biaya sbb:
Bahan baku 110.000.000
Upah langsung 57.200.000
Biaya Overhead Variabel 30.800.000
Biaya Overhead Tetap 132.000.000
Biaya Pemasaran Variabel 105.000.000
Biaya Pemasaran Tetap 264.000.000
Biaya Administrasi Variabel 52.800.000
Biaya Adminstrasi Tetap 88.000.000
Diminta:
a. Buatlah analisis apakah pesanan dari Australia itu dapat dilayani , perhatikan bahwa
jika pesanan ini diterima maka kapasitas penjualan lokal akan terganggu.
b. Jika dengan adanya pesanan dari Australian itu perusahaan mengingnkan tambahan
laba sebesar Rp. 30.000.000, tentukan lah berapa harga jual untuk pesanan khusus.
Analisis diferensial :
Harga jual pesanan khusus
Harga jual per unit Rp. 9.500
Biaya Variabel yang dibebankan:
Bahan Baku Rp. 1.250 + 350 1.600
Upah langsung 650
Biaya pemasaran variabel -
Biaya adm variabel 600
Biaya variabel per unit pesanankhusus 2.850
Tambahan penjualan : 12.000 X 9.500 114.000.000
Tambahan Biaya variabel : 12.000 X 2.850 34.200.000
16
Tambahan Laba Kontribusi 79.800.000
Tambahan Biaya Tetap 15.000.000
64.800.000
Dari analisis telihat ada kenaikkan pada laba Rp. 44.800.000 maka pesanan khusus
tersebut dapat dilayani.
Untuk mendapatkan tambahan laba 30.000.000 .
Laba = Penjualan – Biaya Variabel – Biaya Tetap
Penjualan = Laba + Biaya Variabel + Biaya tetap
= 30.000.000 + 34.200.000 + 35.000.000
= 99.200.000
Harga jual per lembar produk khusus = 99.200.000 : 12.000 = 8.266,70
17
Harga pokok bersama:
Bahan X 500 kg @ 25.000 12.500.000
Bahan Y 500 kg @ 12.000 6.000.000
Biaya mengolah 1000 kg @ 3.000 3.000.000
21.500.000
Hasil produksi: Total Output Harga Pasar Alokasi Biaya Biaya / unit
Prod. A 200 ltr Rp. 9.000.000 8.062.500
40.313
Prod B 300 ltr Rp. 11.400.000 10.212.500
34.042
Prod C 200 ltr Rp. 3.600.000 3.225.000 16.125
24.000.000 21.500.000
Jika Produk C dijual langsung
Laba = Rp. 3.600.000 - 3.225.000 = Rp. 375.000.
Karena laba produk CC olahan lebih kecil dari pada produk C, maka sebaiknya produk C ini
dijual langsung tanpa diolah dulu.
18
(6) Menentukan Kapasitas optimal
Sebuah keputusan yang sulit yang dihadapi manajeman ialah keputusan untuk
menentukan seberapa besar penggunaan sumber daya ekonomi untuk mencapai hasil
keungungan yang maksimal. Didalam mengambil keputusan manajemen akan dihadapkan
pada kendala-kendala ekonomi seperti kuantitas, teknologi, sumber daya manusia yang
tersedia . Dalam hal iuni manajemen harus mampu meramu sedemikian rupa sehingga
menghasilkan kombinasi terbaik dengan keuntungan tertinggi. Pemecahan masalah ini secara
khusus dapat dilakukan dengan Linear Programming (LP), dengan bantuan komputer
program LP ini mampu menyelesaikan model masalah pengambilan keputusan yang
memiliki kendala yang cukup rumit.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa konsep dasar dari job order costing (biaya
berdasarkan pesanan) yaitu perhitungan biaya produksi untuk menentukan harga pokok
produksi pada suatu perusahaan yang berdasarkan pada sistem order atau pesanan. Dalam
sistem perhitungan ini, biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah.
Jadi jika suatu pesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akan membuat produk sesuai
dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Metode perhitungan biaya produksi untuk
menentukan harga pokok produksi pada suatu perusahaan yang berdasarkan pada sistem order
atau pesanan. Dalam sistem perhitungan ini, biaya produksi diakumulasikan untuk setiap
pesanan yang terpisah. Jadi jika suatu pesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akan
membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Adapun hal-hal yang
membebankan biaya produksi pada perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job order
costingjob order) yaitu; biaya bahan baku yang dibeban kan pada bon permintaan. Jadi, biaya
bahan baku dibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta. Biaya tenaga kerja atau
upah ini berdasarkan job ticket (kartu kerja). Sama halnya dengan biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja dibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta. Biaya overhead pabrik
(BOP) dibebankan kepada tiap-tiap pesanan atas dasar tarif yang ditentukan di muka.
19
Berhubungan dengan makalah yang telah penulis buat ini semoga bermanfaat bagi
teman-teman mahasiswa pada umumnya dan bagi penyusun pada khususnya. Namun penulis
menyadari bahwa makalah yang telah kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran penulis perlukan agar bisa memperbaikinya dalam pembuatan
makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://guejadoel.blogspot.com/2016/10/makalah-sistem-biaya-pesanan.html
https://www.kompasiana.com/justarini/56666400f97a613405035984/sistem-
perhitungan-biaya-berdasarkan-pesanan-job-order-costing-pada-perusahaan-manufaktur?
page=all
http://akuntansis.blogspot.com/2017/12/tiga-tahap-penentuan-tarif-biaya-overhead-
pabrik.html?m=1
https://docs.google.com/document/d/1GS5I1yDNJ_aWEvW6sNJnalkUZ2DgH1B8Je
31sqwOUMU/edit
20