Anda di halaman 1dari 20

PERHITUNGAN BIAYA PESANAN (JOB ORDER

COSTING)

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas


Mata Kuliah : Pengantar Akuntansi
Dosen Pengampu : Lailatun Nafisah, SE, MSA
Prodi : Akuntansi

Disusun oleh :
Kelompok 12
1. Fakhrul Aris 2032012
2. Siti Rohmawati 2032027
3. Nazzala 2032023
4. M. Arif Ferdiansyah 2032019

STIE YADIKA BANGIL


2021
1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh


Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufiq
serta hidayah-Nya Shalawat serta Salam senantiasa tercurahkan atas junjungan
kita Nabi Muhammad SAW serta Keluarga, Sahabat dan para penerus
risalahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah Perhitungan
Biaya Pesanan (Job Order Costing), guna memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Akuntansi. Kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar –
besar nya kepada:.
1. Lailatun Nafisah, SE, MSA. dosen mata kuliah Pengantar Akuntansi.
2. Orang tua yang selalu memberi dukungan pada kami .
3. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini .
Dengan adanya makalah ini semoga dapat membantu mempermudah
proses belajar dan bermanfaat bagi kami pada khususnya dan pembaca pada
umumnya . Serta kami menerima kritik dan saran dari berbagai pihak yang
bersifat membangun agar tercapainya kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh .

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................ 2
DAFTAR ISI ............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 4
1.1............................................................................................Latar Belakang 4
1.2...................................................................................... Rumusan Masalah 4
1.3........................................................................................................ Tujuan 5
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................6
2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Biaya ....................................................... 6
2.2. Sistem Perhitungan Biaya untuk Manufaktur Bisnis ............................. 6
2.3. Perhitungan Biaya Pesanan untuk Pengambilan .................................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................... 19
3.1. Kesimpulan .......................................................................................... 19
3.2. Kritik dan Saran ....................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam system perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job Order Costing atau
JobCosting), biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan (job) yang terpisah. Suatu
pesanan adalah output yang didentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu
atau untuk mengisi kembali suatu item persediaan. Hal ini berbeda dengan
system perhitungan biaya berdasarkan proses, dimana biaya diakumulasikan untuk suatu
operasi atau subdivisi dari suatu perusahaan, seperti departemen. Agar permintaan biaya
berdasarkan pesanan menjadi efektif, pesanan harus dapat didentifikasikan secara terpisah.
Agar rician dari perhitungan biaya berdasarkan pesanansesuai dengan usaha yang diperlukan,
harus terdapat perbedaan penting dalam biaya per-unit suatu pesanan dengan pesanan lain.
Misalnya saja, jika suatu percetakan secarasimultan mempersiapkan pesanan untuk label,
kertas kado berwarna, dan gambar tempel,maka selain pesanan-pesanan tersebut dapat
dengan mudah dibedakan berdasarkantampilan fisiknya, biaya per unit dari pesanan-
pesanan tersebut juga berbeda, sehinggaperhitungan biaya berdasarkan pesanan
digunakan. Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam kartu biaya pesanan (Job Cost
Sheet), yang dapat berbentuk kertas atauelektronik. Meskipun banyak pesanan dapat
dikerjakan secara silmutan, setiap kartu biaya pesanan mengumpulkan rincian untuk satu
pesanan tertentu saja. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang diberikan ke setiap
pesanan. Sebagai akibatnya, perhitungan biaya berdasarkan pesanan dapat dipandang dalam
tiga bagian yang saling berhubungan. Akuntansi bahan baku memelihara catatan persediaan
bahan baku,membebankan bahan baku langsung ke pesanan, dan membebankan
bahan baku keoverhead. Akuntansi tenaga kerja memelihara akun-akun yang berhubungan
dengan beban gaji,membebankan tenaga kerja langsung ke pesanan, dan membebankan
tenaga kerja tidaklangsung ke overhead. Akuntansi overhead mengakumulasikan biaya
overhead,memelihara catatan terinci atas overhead, dan membebankan sebagian dari
overhead kesetiap pesanan. Dasar dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan
melibatkan hanya delapan tipe ayat jurnal akuntansi, yaitu pembelian bahan baku,
pengakuan biaya tenaga kerja pabrik, pengakuan biaya overhead pabrik, penggunaan bahan
baku, distribusi beban gaji tenaga kerja, pembebanan estimasi biaya overhead,
penyelesaian pesanan dan penjualan produk.

4
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Sistem Akuntansi Biaya ?
2. Bagaimana sistem perhitungan biaya pesanan untuk manufaktur bisnis ?
3. Bagaimana perhitungan Biaya Pesanan untuk Pengambilan ?

1.3. Tujuan
1. Memahami pengertian Sistem Akuntansi Biaya
2. Menjelaskan dan memahami sistem perhitungan biaya pesanan untuk manufaktur
bisnis
3. Memahami perhitungan Biaya Pesanan untuk Pengambilan

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sisem Akuntansi Biaya


Akuntansi Biaya merupakan salah satu proses sistem catatan dalam hal keuangan,
yang isinya terdiri dari pembagian dan ringkasan suatu dana hasil dari produksi, proses
penjualan bahan peroduk ini menggunakan suatu cara tertentu lengkap dengan penjabarannya.
Akuntansi biaya ini sangat diperlukan guna untuk mempertanggung jawabkan terhadap pihak
luar organisasi perusahaan seperti kreditur dan investor, serta pihak dalam manajemen suatu
perusahaan itu sendiri. Akuntansi biaya ini sangat diinginkan dan dibutuhkan pada setiap
perusahaan, dikarenakan sebuah data historis yang dihidangkan dalam pencatatannya agar
akan sangat manfaat digunakan oleh pihak manajemen dalam mengambil suatu keputusan
atau kebijakan di dalam waktu yang akan datang. Sistem akuntansi biaya menurut Para Ahli

a). Bastain Ahmad


Adalah suatu bidang dalam hal akuntansi yang berfokus pada pembelajaran sebuah metode
atau cara untuk mencatat, mengukur dan menyajikan informasi tentang biaya yang akan
digunakan dalam proses reproduksi.
b). Wiwit wahyuni
Proses pencaharian, registrasi, distribusi dan pelaporan, yang disertai dengan adanya analisis
berbagai biaya yang telah terkait dengan suatu kegiatan reproduksi perusahaan dalam
produksi barang ataupun jasa.
c). Maryadi Saputra
Akuntansi biaya ini ialah sebuah bidang penelitian yang mengeksplorasi sesuatu penyediaan
tantang informasi yang dibutuhkan serta diperlukan untuk akuntansi keuangan itu sendiri dan
sistem manajemen perusahaan.
Kehadiran akuntansi biaya dapat mengukur dan melaporkan informasi yang terkait dengan
informasi keuangan dan non-keuangan mengenai biaya yang dikeluarkan dan penggunaan
sumber daya dalam organisasi.

2.2. Sistem Perhitungan Biaya Pesanan untuk Manufaktur Bisnis


Dalam menghitung biaya produksi terdapat dua sistem perhitungan yakni sistem
perhitungan berdasarkan pesanan (job order costing) dan sistem perhitungan biaya
berdasarkan proses (process costing). Tujuan dari kedua sistem perhitungan biaya tersebut
sama yakni untuk menentukan biaya dari barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Sistem perhitungan biaya yang digunakan sebaiknya ekonomis dalam pengoperasiannya.

6
Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing atau job costing),
biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan (job) yang terpisah. Suatu pesanan
adalah output yang diidentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau untuk
mengisi kembali suatu item persediaan. Agar rincian dari perhitungan biaya berdasarkan
pesanan sesuai dengan usaha yang diperlukan, harus terdapat perbedaan penting dalam biaya
per unit suatu pesanan dengan pesanan lain. Misalnya, jika suatu percetakan secara simultan
mempersiapkan pesanan untuk label, kertas kado berwarna, dan gambar tempel, maka selain
pesanan-pesanan tersebut dapat dengan mudah dibedakan berdasarkan tampilan fisiknya,
biaya per unit pesanan-pesanan tersebut juga berbeda, sehingga perhitungan biaya
berdasarkan pesanan digunakan. Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalam kartu biaya
pesanan (job cost sheet), yang berbentuk kertas atau elektronik. Meskipun banyak pesanan
dapat dikerjakan secara simultan, setiap kartu biaya pesanan mengumpulkan rincian untuk
satu pesanan tertentu saja. Rincian tersebut mencakup biaya bahan baku langsung, tenaga
kerja langsung, dan overhead yang dibebankan ke setiap pesanan. Ketiga biaya tersebut
kemudian diakumulasikan untuk pada akhirnya diketahuilah biaya produksi untuk suatu
pesanan.

 Biaya Bahan Baku Langsung


Berawal dengan adanya pesanan, maka departemen produksi/pabrik yang
bertugas melaksanakan pesanan tersebut membuat perencanaan terlebih dahulu yaitu
rencana produksi yang memuat, antara lain: bahan baku yang dibutuhkan dengan
Surat Permintaan Pembelian (Purchase Requisition). Surat permintaan Pembelian ini
sebagai pedoman pembelian untuk melaksanakan pesanan atau dasar untuk mengirim
Order Pembelian (Purchase Order). Selanjutnya petugas pembelian setibanya pesanan
akan mengadakan pemeriksaan, apakah jumlah tersebut sesuai atau tidak dengan
pesanan yang dilakukan, setelah mendapat persetujuan. Bagian pembelian
mengeluarkan Bukti Penerimaan Bahan (Receiving Report) yang memuat jumlah
keadaan barang yang diterima. Penerimaan ini dicatat dengan mendebit perkiraan
Bahan Baku (Material) dan sebaliknya untuk perkiraan Hutang Dagang (Kas dicatat
disebelah kredit). Bagian produksi memulai aktivitasnya dengan membuat Bon
Pengeluaran Bahan (Material Requisition). Ikhtisar mengenai bon pengeluaran bahwa
secara periodik merupakan bukti untuk memindahkan biaya bahan baku langsung dari
perkiraan pengendalian bahan baku ke perkiraan pengendalian Barang dalam Proses
(Work in Process). Biaya yang dipindahkan tersebut merupakan biaya bahan baku
langsung yang dibebankan untuk setiap pesanan.
 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang tidak berwujud, tidak seperti
pemakaian bahan baku maka untuk sistem ini harus dilaksanankan dengan seksama
mengenai perlakuan baiya tenaga kerja langsung, agar dapat ditetapkan ujumlah yang
tepat mengenai upah TKL yang harus dibayarkan kepada pekerja (buruh) di dalam
periode pembayaran upah dan pembebanan yang tepat atas biaya buruh ke perkiraan
Biaya Fabrikase dan ke masing-masing pesanan.
Biaya biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja:
1. Jam kerja: biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memulai kegiatan produksi yakni
dengan memasukkan unsur biaya overhead dan membebankan kepada pesanan yang
bersangkutan.

7
2. Waktu Nganggur: waktu dimana sebagai akibat kerusakan mesin, kekurangan
pekerjaan atau kesalahan manajemen dsb. Karyawan tidak bekerja . Kondisi tetap
menjadi tanggungjawab manajemen, oleh karena itu ia tetap tetap harus membayar
upah karyawan. Perlakuan:  diperlakukan sebagai elemen Biaya Overhead Pabrik
3. Insentif: pemberian penghargaan dalam bentuk gajai upah sebagai upaya memberikan
motivasi kerja atau penghargaan karena prestasi yang baik.
4. Premi Lembur: pembayaran gaji-upah kepada karyawan karena ia bekerja lebih dari
standar yang ditentukan ( diatas 40 jam per minggu).
 Biaya Overhead
Biaya Overhead pabrik adalah biaya-biaya bahan tak langsung, tenaga kerja
tak langsung dan biaya-biaya pabrik lainnya yang tidak secara mudah
diidentifikasikan atau dibebankan langsung pada suatu pekerjaan, hasil
produksi/tujuan biaya akhir (Usry & Hammer, 1991 –368). Pendapat ahli lainya
menyatakan bahwa biaya overhead pabrik merupakan setiap biaya yang tidak secara
langsung melekat pada suatu produk, yaitu semua biaya-biaya diluar biaya bahan
langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik mencakup biaya
produksi lainnya seperti pemanasan ruang pabrik, penerangan, penyusutan pabrik dan
mesin-mesin. Biaya pabrik seperti pemeliharaan, gudang bahan-bahan dan hal lain
yang memberikan pelayanan-pelayanan kepada bagian produksi juga merupakan
bagian dari biaya overhead pabrik.
Langkah Penentuan tarif Biaya Overhead Pabrik
1. Menyusun Anggaran
Dalam menyusun anggaran biaya overhead pabrik harus diperhatikan tingkat kegiatan
atau kapasitas yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran biaya overhead pabrik. Ada tiga
macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembuatan anggaran biaya overhead
pabrik yaitu : kapasitas praktis, kapasitas normal, dan kapasitas sesungguhnya yang
diharapkan. Penentuan kapasitas praktis dan kapasitas normal dapat dilakukan dengan
lebih dulu menentukan kapasitas teoritis, yaitu volume produksi maksimum yang dapat
dihasilkan oleh pabrik.
2. Memilih Dasar Pembebanan kepada produk dengan memperhatikan:
Pertama, tentukan BOP yang Dominan jumlahnya. Setelah itu, pelajari sifat-
sifat BOP dan kaitan erat antar sifat tsb. dengan dasar pembebanan yang dipakai. Adapun
Macam dasar pemilihan, yakni satuan produk, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, jam
tenaga kerja langsung, dan jam mesin.
3. Menghitung Tarif
Setelah tingkat kapasitas yang akan dicapai dalam periode anggaran ditentukan,
dan anggaran biaya overhead pabrik telah disusun, serta dasar pembebanannya telah
dipilih dan diperkirakan, maka langkah terakhir adalah menghitung tarif biaya overhead
pabrik dengan rumus :
BOP yang dianggarkan = Tarif biaya overhead pabrik/taksiran dasar pembebanan
Perhitungan biaya berdasarkan pesanan pada perusahaan manufaktur digunakan untuk
menelusuri beberapa biaya secara langsung ke setiap segmen output. Hal ini terjadi ketika
pelanggan memesan atau segmen lain dari ouput tidak semuanya serupa. Setiap segmen
output yang teridentifikasi disebut pesanan. Rincian dari biaya pesanan dikumpulkan di kartu

8
biaya pesanan, yang juga berfungsi sebagai buku pembantu untuk akun Barang dalam Proses.
Adapun rincian dari biaya pesanan meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead. Ketiga biaya tersebut diakumulasikan dan didapatlah biaya
produksi untuk setiap pesanan.

2.3. Perhitungan Biaya Pesanan untuk Pengambilan


A. Konsep Biaya Relevan

Informasi relevan merupakan faktor yang sangat berguna didalam


menghasilkan keputusan yang baik dan benar. Didalam mengambil keputusan yang
tidak terstruktur (keputusan khusus) informasi yang sangat penting adalah Biaya
relevan dan Pendapatan yang relevan denan keputusan tersebut. Biaya Relevan, ialah
biaya yang dapat dihindari dan harus selalu dipertimbangkan didalam setiap kali
mengambil keputusan oleh manajemen. Definisi lainnya mengatakan bahwa biaya
relevan ialah biaya yang akan terjadi dimasa datang dan jumlah berbeda untuk setiap
alternatif yang akan dipilih. Dari kedua difinisi ini dapat diketahui ciri-ciri biaya
relevan sebagai berikut:
a. Biaya dapat dihindari dengan suatu keputusan manajemen
b. Biaya tersebut belum terjadi
c. Biaya yang akan terjadi itu nilai berbeda untuk setiap alternatif.
d. Biaya tersebut benar-benar memberi pengaruh didalam keputusan

Untuk menentukan biaya relevan dapat ditempuh sebagai berikut:


1. Mengumpulkan seluruh biaya yang terkait dengan masing2 alternatif
2. Mengeliminasi biaya terbenam (sunk cost)
3. Mengeliminir/menghilangkan biaya yang jumlahnya tidak berbeda
Setelah tiga tahap dilakukan maka sisanya merupakan biaya relevan.
Contoh: Pada saat akan melakukan penggnatian (trade off) mesin diketahui data sbb:
Keterangan Peralatan Lama Peralatan Baru

Harga Perolehan 200.000.000 165.000.000


Umur ekonomis 8 3
Umur saat ini 5 0
Sisa umur ekonomis 3 3
Akumulasi penyusutan 125.000.000 0
Nilai Buku 75.000.000 -
Harga jual saat ini 40.000.000 -
Biaya operasional setahun 70.000.000 30.000.000

Setelah dilakukan proses eliminasi maka yang tersisa adalah sebagai berikut:

9
Biaya Peralatan Biaya
Peralatan Lama Baru .
Biaya penyusutan msn baru - 165.000.000
Biaya operasi 3 tahun 210.000.000 90.000.000
Hasil penjualan msn lama - (40.000.000)
Total Biaya selama 3 thn 210.000.000 215.000.000.

B. Biaya diferensial
Biaya diferensial didefinisikan sebagai perbedaan biaya yang timbul akibat adanya
keputusan tertentu. Misalnya manajemen melakukan penambahan volume produksi
manajemen memilih alternatif proses produksi. Jika biaya diferensial itu disebabkan karena
adanya penambahan volume produksi maka perbedaan itu dapat disebut dengan biaya
incremental (Incremental Cost) atau Biaya Marginal (Marginal Cost) Contoh :
Kapasitas (unit) 40.000 50.000 Selisih Biaya

Biaya :
Bahan Langsung 180.000.000 225.000.000 45.000.000
Upah Langsung 148.000.000 185.000.000 37.000.000
B.O.P Variabel 84.000.000 105.000.000
21.000.000
B.O.P Tetap
60.000.000
60.000.000 472.000.000
575.000.000 103.000.000
Biaya incremental untuk menambah kapasitas dari 40.000 menjadi 50.000 unit ialah
Rp. 103.000.000

C. Analisis pengambilan keputusan


Salah satu fungsi manajemen yang penting adalah proses pengambilan keputusan
Didalam kegiatan sehari-hari keputusan manajemen dapat digolongkan kedalam dua
kelompok besar yaitu:
a. Keputusan Rutin, yaitu keputusan manajemen yang terjadi secara berulang-ulang
dengan kondisi yang sama. Keputusan demikian biasanya dibuat secara ter-pola dengan
kondisi “jika-maka (if-then) “ . Keputusan rutin juga dapat dilakukan oleh manajer
terkait atau yang berkompeten pada unit kerja tertentu.
Contoh : - Pembuatan order pembelian (Purchase order)
- Pemeliharaan
- Penggajian bulanan
- Penghitungan Biaya lembur

b. Keputusan khusus, ialah keputusan manajemen yang tidak rutin terjadi, keputusan
ini menyangkut masalah yang spesifik (khusus) sehingga untuk memutuskannya
diperlukan informasi analisis yang seksama. Secara umum keputusan khusus dapat
dikelompokkan menjadi;

10
(1) Membeli atau Membuat sendiri
(2) Mengganti Aktiva tetap
(3) Menerima /menolak pesanan khusus
(4) Melanjutkan proses produksi
(5) Menutup segmen usaha
(6) Menentukan alokasi sumberdaya ekonomi yang terbatas.

Untuk dapat menghasilkan keputusan yang baik, biasanya dilakukan tahapan-tahapan


sebagai berikut:
- Meneliti dan merumuskan inti masalah yang dihadapi
- Mengumpulkan semua alternatif yang mungkin dapat menyelesaikan
masalah
- Menganalisis dan meng-eliminasi alternatif yang tidak mungkin dilakukan
- Menganalisis dan meng-eliminasi biaya-dan manfaat yang tidak relevan
- Membuat resume Biaya/Manfaat dari setiap alternatif
- Melakukkan pemilihan alternatif
- Mengumpulkan Biaya dari setiap Alternatif
Jika hasil netto nya Biaya akan dipilih yang paling rendah.Jika hasil netto
nya Manfaat akan dipilih yang paling besar.

D. Bentuk laporan analisis biaya alernatif


Menyajikan laporan analisis biaya relevan didalam pengambilan suatu keptusan dapat
dilakukan dengan dua pendekatan yaitu:
a. Pendekatan Total (Total approach)
Didalam pendekatan total akan disajikan pembandingan secara menyeluruh
dari biaya yang terjadi diantaa kedua alternatif yang tersedia. Analisis biaya total
dapat diterapkan pada keputusan yang bersifat berubahan bersifat pertumbuhan
(growth) dan
pada perubahan yang bersifat perembangan (integrasi dan diversifikasi).
 Kebaikan pendekatan total:
- Mudah dilakukan
- Tidak mengandung resiko kesalahan
 Kelemahan pendekatan Total:
- Laporan menjadi lebih panjang terkesan tidak informatif
- Perlu waktu yang lebih panjang untuk mempersiapkannya

b. Pendekatan Diferensial (Differential approach)


Didalam pendekatan diferensial akan disajikan nilai-biaya netto yang berubah,
untuk membuat laporan dengan pendekatan diferensial dibutuhkan kehati-hatian
karena perhitungan dapat menjadi bias (keliru) tanpa disadari oleh si pembuatnya.
 Kebaikan pendekatan Diferensial:
- Singkat dan mudah dipahami
- Cepat

11
 Kelemahan pendekatan Diferensial:
- Perlu kehati-hatian yang tinggi
- Perlu penguasaan teknis biaya yang baik

Contoh: Saat ini perusahaan dapat menjual produk sebanyak 120.000 unit dengan
harga Rp. 12.000 per unit dan biaya variabel Rp. 7.000 per unit nya. Biaya tetap yang
ditanggung setiap bulan berjumlah Rp.420.000.000. Untuk meningkatkan penjualan
sebesar 20 % dari semula manajemen merencanakan hal berikut:
- Diberikan potongan harga 5 %
- Diberikan hadiah langsung terhadap setiap unit penjualan dengan biaya Rp. 300 per
unit - Dilakukan biaya promosi tetap sebesar Rp. 45.000.000.
Apakah rencana ini layak dilaksanakan?
 Analisis Pendekatan total:
Sebelum Promosi
Total Penjualan : 120.000 X 12.000 =
1.440.000.000 Biaya Variabel : 120.000 X 7.000
= 840.000.000
Laba Kontribusi : 600.000.000
Biaya tetap : 420.000.000
Laba Usaha : 180.000.000
Setelah Promosi
Total Penjualan : (120.000 X 12.000 ) + (24000X 0,95X12000) =
1.713.600.000
Biata Variabel : (120.000 X 7.000 ) + (24.000X 7.300 ) =
1.015.200.000
Laba Kontribusi :
698.400.000
Biaya tetap : 420.000.000+ 45.000.000 =
465.000.000
Laba Usaha :
233.400.000
Dari analisis ini terlihat bahwa laba naik dari 180.000.000 menjadi 233.400.000
 Analisis Pendekatan diferensial:
Tambahan nilai penjualan 24.000 X 0,95 X 12.000 = 273.600.000
Tambahan Biaya Variabel 24.000 X (7.000+300) = 175.200.000
Tambahan Laba kontribusi = 98.400.000
Tambahan Biaya tetap = 45.000.000
Tambahan Laba = 53.400.000

12
Dari analisis diferensial ini terlihat bahwa dengan kebijaksanaan manajemen laba usaha akan
naik sebesar Rp. 53.400.000. Jika dibandingkan dengan informasi pendekatan biaya total,
Informasi ini jelas lebih informatif dan mudah dipahami oleh pengambil keputusan.

(1) Keputusan membeli atau membuat sendiri (make or buy decission)


Didalam dunia perekonomian global melakukan spesialisasi didalam bisnis akan
meningkatkan efisiensi. Sejarah telah mencatat bahwa bangkitnya industri di Jepang salah
satu penyebabnya adalah spesialisasi didalam produksi. Jika sebuah peruahaan mobil
membuat sendiri seluruh suku cadang dari mulai ban sampai dengan komponen2 kecil yang
ada didalamnya tentunya akan membuat harga pokok mobil itu sangat tinggi. Jepang terkenal
dengan spesialisasi dan konsep just in timenya. Melalui spesialisasi harga komponen menjadi
murah sementara just in time membuat perusahaan manufaktur dapat nekan biaya
persediaannya, kombinasi keduanya telah menyebabkan hasil industri Jepang memiliki harga
jual yang sangat bersaing dibanding produsi Eropah dan Amerika sehingga didalam jangka
waktu yang singkat industri Jepang merambah ke Amerika. Perusahaan mobil Ford di
Amerika tidak sanggup bersaing melawan mobil Jepang akhirnya Ford melakukan Joint
dengan Mazda Jepang dan lahirlah mobil Ford dengan menggunakan mesin Mazda, demikian
pula dengan Chevrolet yang menggunakan mesin Isuzu dan chreiysler menggunakan mesin
Mitsubhisi. Keputusan produsen di Amerika tidak terlepas dari keputusan make or buy .
Contoh: Perusahaan kursi Cap Gajah memproduksi Kursi lipat besi yang dilengkapi dengan
jok dari busa. Saat ini perusahaan bekerja pada kapasitas 16.000 unit per bulan dengan biaya:
Per unit .
Bahan baku Rp. 34.500,-
Upah langsung Rp. 16.000,-
Biaya overhead (Variabel) Rp. 8.000,-
Biaya overhead (Tetap) Rp. 9.500,-
Harga Pokok per unit Rp. 68.000,-
Kasus: Saat ini ada sebuah perusahaan yang spesialisasi membuat jok kursi
menawarkan Satu set jok kursi dengan harga Rp. 22.000,- Menurut analisis jika jok
itu dibeli dari luar perusahaan maka Bahan baku yang dipergunakan akan berkurang
sebesar 40% dan biaya konversi (Upah+BOP Variabel) sebesar 30%.
Apakah layak kalau jok kursi itu dibeli dari luar?
Analisis:
Biaya Produksi 16.000 unit jika seluruhnya dibuat sendiri
Bahan baku Rp. 34.500,- X 16.000 = Rp.
552.000.000 Upah langsung Rp. 16.000,- X 16.000 = Rp
256.000.000 Biaya overhead (Variabel) Rp. 8.000,- X 16.000 = Rp
128.000.000 Biaya overhead (Tetap) Rp. 9.500,- X 16.000 = Rp
152.000.000
Total Biaya Produksi Rp.
1.088.000.000 Harga Pokok per unit = Rp. 68.000,- Biaya Produksi
16.000 unit jika Jok dibeli dari luar.
Harga pembelian Rp. 22.000,- X 16.000 = Rp. 352.000.000

13
Bahan Baku 60%X Rp. 34.500,- X 16.000 = Rp. 331.200.000
Upah langsung 70% X Rp. 16.000,- X 16.000 = Rp. 179.200.000

Biaya overhead (Var) 70%X) Rp. 8.000,- X 16.000 = Rp 89.600.000


Biaya overhead (Tetap) Rp. 9.500,- X 16.000 = Rp 152.000.000
Total Biaya Produksi Rp. 1.104.000.000 Harga Pokok per unit = Rp. 69.000,-
Ternyata dengan membeli jok dari luar, harga pokok per unit menjadi lebih mahal.
Keputusannya manajemen harus menolak untuk membeli dari luara perusahaan.
Berapa Harga maksimum yang dapat diterima ?
Harga beli maksimum = 22.000 – 1000 = 21.000 per unit
Tiga hal penting yang harus diperhatikan apabila perusahaan membeli cadang dari
luar:
- Kualitas/ presisi yang diberikan suplier harus terjamin
- Kuntinyuitas supplies harus terjamin
- Harga yang disepakati harus mengikat (tidak berubah sewaktu-waktu) Pengaruh
Biaya peluang. (oportunity Cost)
Asumsi: jika perusahaan membeli jok dari luar maka sebagian fasilitas menganggur,
selama menganggur itu terdapat peluang untuk disewakan kepada pihak lain dengan
nilai Rp. 25.000.000.- Dengan asumsi ini berarti akan terjadi biaya peluang sebesar
Rp. 25.000.000 jika perusahaan memlih alternatif membuat sendiri seluruh
komponen.
Sehingga biaya untuk membuat sendiri menjadi
Total Biaya produksi sendiri Rp 1.088.000.000
Biaya peluang . 25.000.000
Total Biaya diperhitungkan Rp.1.113.000.000
Jika dibandingkan dengan biaya membeli dari luar sebesar Rp. 1.104.000.000 maka
membuat sendiri menduduki posisi lebih mahal sehingga pada posisi ini keputusan
akan beralih menjadi MEMBELI DARI LUAR.

(2) Keputusan mengganti Aktiva Tetap


Mengganti Aktiva tetap merupakan keputusan strategis didalam sebuah perusahaan
oleh karenanya dibutuhkan analisis secara cermat. Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan
yaitu
- Analisis dengan nilai mutlak (absulute value approach)
- Analisis dengan Arus Kas (Cash Flow approach) Contoh:
Sebuah Mesin dengan Nilai buku Rp. 340.000.000 saat ini mengalami kerusakan
berat sehingga manajemen perusahaan merencanakan dua alternatif sbb:
Alternatif 1:

14
Mesin diperbaiki dengan Biaya Rp. 140.000.000 . setelah diperbaiki umur
ekonomisnya dapat diperpanjang menjadi 4 tahun kebelakang. Biaya Operasional
mesin setelah di perbaiki Rp. 75.000.000 per tahun.
Alternatif 2:
Mesin dijual dengan Harga Rp. 250.000.000 kemudian membeli mesin baru yang
berharga Rp. 450.000.000. mesin baru memiliki umur ekonomis 4 tahun. Biaya
operasional mesin baru adalah Rp. 54.000.000 setahun.
Analisis nilai mutlak:
Biaya selama 4 tahun Jika mesin diperbaiki:
Biaya Depresiasi mesin Lama Rp. 340.000.000
Biaya Perbaikan 140.000.000
Biaya operasional 4X 75.000.000 . 300.000.000
Total Biaya selama 4 tahun Rp. 780.000.000

Biaya selama 4 tahun Jika mesin ditukar dengan yang baru:


Biaya Depresiasi mesin Baru Rp. 450.000.000
Kerugian menjual mesin lama 90.000.000
Biaya operasional 4X 45.000.000 . 180.000.000
Total Biaya selama 4 tahun Rp.720.000.000
Dengan membandingkan biaya alternatif 1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa alternatif
2 lebih hemat sehingga keputusan yang diambil adalah Menukar mesin dengan yang
baru.

(3). Menerima atau menolak pesanan khusus


Untuk memanfaatkan kapasitas pabrik yang menganggur, perusahaan dapat saja
menerima atau mengerjakan pekerjaan lain diluar yang rutin (biasa) dilakukan. Pekerjaan
demikian dikenal sebagai pesanan khusus (Special Order)
Ciri Pesanan khusus :
- Tidak secara rutin dikerjakan
- Memiliki spesifikasi yang berbeda dengan produk reguler
- Harga jualnya relatif lebih murah dari seharusnya
Karena harga jual yang lebih murah dari seharusnya maka dibutuhkan sebuah analisis
yang cermat. Pesanan khusus akan layak dilayani jika memenuhi persyaratan sbb:
- Mempergunakan kapasitas yang menganggur (idle Capacity)
- Memnghasilkan tambahan laba bagi perusahaan
- Tidak mengganggu pasaran produk reguler

15
Contoh :
PT Kalamajaya memproduksi panel kayu untuk bahan lantai dengan ukuran 30X30 cm yang
biaya dijual didalam negeri dengan harga Rp. 110.000 per doos (setiap doos berisi 11
lembar) Kapasitas yang dimiliki adalah 100.000 lembar per bulan. Namun pada saat ini
kapasitas yang terpakai hanya mencapai 88 % saja. (= 88.000 lembar) sesuai permintaan
pasar Lokal. Setelah mengikuti pameran dagang Asia. Perusahaan mendapatkan pesanan dari
seorang pengu saha di Australia. Pesanan yang diminta adalah 1.200 doos per bulan dengan
harga USD 10,00 (Asumsi kurs USD 1,- = Rp 9.500) . Karena panel ini digunakan untuk 4
musim maka didalam pemrosesannya dibutuhkan tamban bahan khusus Rp.350 per lembar.
Selain itu untuk melakukan
pemanasan ekstra perusahaan membutuhkan sebuah blower yang disewa dengan
biaya Rp. 35.000.000 per bulan. Biaya pemasaran variabel tidakdiperlukan untuk
pesanan ini.
Pada kapasitas 88 % telah terjadi biaya sbb:
Pada kapasitas 88 % telah terjadi biaya sbb:
Bahan baku 110.000.000
Upah langsung 57.200.000
Biaya Overhead Variabel 30.800.000
Biaya Overhead Tetap 132.000.000
Biaya Pemasaran Variabel 105.000.000
Biaya Pemasaran Tetap 264.000.000
Biaya Administrasi Variabel 52.800.000
Biaya Adminstrasi Tetap 88.000.000
Diminta:
a. Buatlah analisis apakah pesanan dari Australia itu dapat dilayani , perhatikan bahwa
jika pesanan ini diterima maka kapasitas penjualan lokal akan terganggu.
b. Jika dengan adanya pesanan dari Australian itu perusahaan mengingnkan tambahan
laba sebesar Rp. 30.000.000, tentukan lah berapa harga jual untuk pesanan khusus.

Analisis diferensial :
Harga jual pesanan khusus
Harga jual per unit Rp. 9.500
Biaya Variabel yang dibebankan:
Bahan Baku Rp. 1.250 + 350 1.600
Upah langsung 650
Biaya pemasaran variabel -
Biaya adm variabel 600
Biaya variabel per unit pesanankhusus 2.850
Tambahan penjualan : 12.000 X 9.500 114.000.000
Tambahan Biaya variabel : 12.000 X 2.850 34.200.000

16
Tambahan Laba Kontribusi 79.800.000
Tambahan Biaya Tetap 15.000.000
64.800.000

Dari analisis telihat ada kenaikkan pada laba Rp. 44.800.000 maka pesanan khusus
tersebut dapat dilayani.
Untuk mendapatkan tambahan laba 30.000.000 .
Laba = Penjualan – Biaya Variabel – Biaya Tetap
Penjualan = Laba + Biaya Variabel + Biaya tetap
= 30.000.000 + 34.200.000 + 35.000.000
= 99.200.000
Harga jual per lembar produk khusus = 99.200.000 : 12.000 = 8.266,70

(4) Melakukan proses lanjutan


Pada setiap proses produksi terbuka peluang bagi perusahaan untuk menentukan
sampai dengan tahap mana yang akan di tangani oleh perusahaan. Pemilihan tahapan ini
didasarkan pada analisis yang paling menguntungkan. Petani jagung misalnya , dapat
menjual langsung panen jagung, atau menjual dalam bentukjagung pililan atau bahkan dapat
juga menjual tepung jagung atai maizena. Manajemen harus dapat melakukan analisis pada
tahapan mana yang paling menguntungkan. Contoh: Perusahaan ABC memproduksi tiga
macam produk yakni A, B dan C
Dengan mencampur bahan 500 kg X dan 500 kg Y dalam sebuah proses akan
dihasilkan 200 liter produk A, 300 liter produk B dan 200 liter produk C Harga Bahan
X Rp. 25.000 / kg dan Y Rp. 12.000 /kg Biaya konversi untuk mengolah adalah Rp.
3.000 per kg input didalam proses ini akan terjadi pengurangan berat produk
sebanyak 10 %.
Harga jual A = Rp.45.000 / ltr B=Rp.38.000/lt dan C=Rp.18.000/lt
Pembebanan harga pokok diantara A,B dan C dilakukan dengan metode harga pasar.
Karena Harga jual C yang begitu rendah maka perusahaan berusaha untuk meningkatkan
nilai jual C dengan mengolahnya menjadi C'
Setiap liter produk C dicampur dengan 2 liter ciran Z yang berharga Rp. 4.000/ liter dari
campuran ini akan dihasilkan 2 liter produk CC' yang kemudian akan dapat dijual dengan
harga Rp.14.000 per liter CC'
Biaya mengolah C menjadi CC' adalah Rp. 2.500 per liter input.
Diminta:
a.Hitunglah haga pokok produk A,B dan C dengan metode harga pasar
b.Buatlah perhitungan apakah sebaiknya produk C dijual langsung atau
diolah lebih lanjut menjadi CC'

17
Harga pokok bersama:
Bahan X 500 kg @ 25.000 12.500.000
Bahan Y 500 kg @ 12.000 6.000.000
Biaya mengolah 1000 kg @ 3.000 3.000.000
21.500.000
Hasil produksi: Total Output Harga Pasar Alokasi Biaya Biaya / unit
Prod. A 200 ltr Rp. 9.000.000 8.062.500
40.313
Prod B 300 ltr Rp. 11.400.000 10.212.500
34.042
Prod C 200 ltr Rp. 3.600.000 3.225.000 16.125
24.000.000 21.500.000
Jika Produk C dijual langsung
Laba = Rp. 3.600.000 - 3.225.000 = Rp. 375.000.

Jika Produk C diolah menjadi CC:


Harga Pokok 200 ltr produk C 3.225.000
Campuran Z 2 X 200 ltr @ $.4.000 1.600.000
Biaya Pengolahan 300 ltr @ 2.500 750.000
Total harga pokok C 5.575.000
Penjualan C'' 400 ltr @ 14.000 5.600.000
Laba yang dihasilkan 25.000

Karena laba produk CC olahan lebih kecil dari pada produk C, maka sebaiknya produk C ini
dijual langsung tanpa diolah dulu.

(5). Menutup segmen Usaha


Pada saat sebuah segmen usaha mengalami kerugian atau menmberikan prestasi yang
buruk manajemen tentunya akan berupaya untuk mengembalikan prestasi nya tapi bila
prestasi buruk berkepanjangan manajemen akan sampai pada keputusan untuk menutup
segmen tersebut.
Penutupan sebuah segmen dapat dilakuakn dengan pertimbangan berikut:
Laba Laba Nilai
KontribusiSegmen Prestasi Tindakan manajemen
+ + Baik Dilanjutkan
+ 0 Impas Dilanjutkan
0 - Kurang baik Analisis dan koreksi aktivitas
0 - Buruk Pengelolaan intensif dengan
Upaya koreksi danpengembangan
- - Buruk sekali Segmen ditutup

18
(6) Menentukan Kapasitas optimal
Sebuah keputusan yang sulit yang dihadapi manajeman ialah keputusan untuk
menentukan seberapa besar penggunaan sumber daya ekonomi untuk mencapai hasil
keungungan yang maksimal. Didalam mengambil keputusan manajemen akan dihadapkan
pada kendala-kendala ekonomi seperti kuantitas, teknologi, sumber daya manusia yang
tersedia . Dalam hal iuni manajemen harus mampu meramu sedemikian rupa sehingga
menghasilkan kombinasi terbaik dengan keuntungan tertinggi. Pemecahan masalah ini secara
khusus dapat dilakukan dengan Linear Programming (LP), dengan bantuan komputer
program LP ini mampu menyelesaikan model masalah pengambilan keputusan yang
memiliki kendala yang cukup rumit.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa konsep dasar dari job order costing (biaya
berdasarkan pesanan) yaitu perhitungan biaya produksi untuk menentukan harga pokok
produksi pada suatu perusahaan yang berdasarkan pada sistem order atau pesanan. Dalam
sistem perhitungan ini, biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah.
Jadi jika suatu pesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akan membuat produk sesuai
dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Metode perhitungan biaya produksi untuk
menentukan harga pokok produksi pada suatu perusahaan yang berdasarkan pada sistem order
atau pesanan. Dalam sistem perhitungan ini, biaya produksi diakumulasikan untuk setiap
pesanan yang terpisah. Jadi jika suatu pesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akan
membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Adapun hal-hal yang
membebankan biaya produksi pada perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job order
costingjob order) yaitu; biaya bahan baku yang dibeban kan pada bon permintaan. Jadi, biaya
bahan baku dibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta. Biaya tenaga kerja atau
upah ini berdasarkan job ticket (kartu kerja). Sama halnya dengan biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja dibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta. Biaya overhead pabrik
(BOP) dibebankan kepada tiap-tiap pesanan atas dasar tarif yang ditentukan di muka.

3.2. Kritik dan Saran

19
Berhubungan dengan makalah yang telah penulis buat ini semoga bermanfaat bagi
teman-teman mahasiswa pada umumnya dan bagi penyusun pada khususnya. Namun penulis
menyadari bahwa makalah yang telah kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran penulis perlukan agar bisa memperbaikinya dalam pembuatan
makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

https://guejadoel.blogspot.com/2016/10/makalah-sistem-biaya-pesanan.html
https://www.kompasiana.com/justarini/56666400f97a613405035984/sistem-
perhitungan-biaya-berdasarkan-pesanan-job-order-costing-pada-perusahaan-manufaktur?
page=all
http://akuntansis.blogspot.com/2017/12/tiga-tahap-penentuan-tarif-biaya-overhead-
pabrik.html?m=1
https://docs.google.com/document/d/1GS5I1yDNJ_aWEvW6sNJnalkUZ2DgH1B8Je
31sqwOUMU/edit

20

Anda mungkin juga menyukai