Anda di halaman 1dari 6

KELAS VII Bab 5 Persamaan linear satu variable (PLSV)

Bab 1 Bilangan Bulat 5.1. Penentuan akar PLSV


1.1. Pengertian Bilangan Bulat 5.1.1. Bentuk aljabar = bilangan
1.2. Nilai Mutlak Bilangan ulat 5.1.2. Bentuk aljabar = bentuk aljabar
1.3. Penjumlahan dan Pengurangan 5.2. Formula dalam PLSV
1.4. Perkalian dan Pembagian 5.3. PLSV tersamar
1.5. Pangkat Bilangan Bulat 5.4. Persamaan nilai mutlak
1.5.1. Pangkat n dengan n bilangan bulat Bab 6 Pertidaksamaan linear satu variable (PtLSV)
1.5.2. Pangkat dua 6.1. Batasan atau interval
1.5.3. Pangkat tiga 6.2. Sifat-sifat pertidaksamaan
1.6. Faktorial dan akar 6.2.1. Sifat 1 : (Penjumlahan/Pengurangan)
1.7. Keterbagian 6.2.2. Sifat 2 : (Perkalian/Pembagian dengan bilangan
1.8. FPB dan KPK positif)
1.8.1. Faktor dan Kelipatan 6.2.3. Sifat 3 : (Perkalian/Pembagian dengan bilangan
1.8.2. Bilangan Prima negatif)
1.8.3. Bilangan Komposit 6.2.4. Sifat 4 : (Transitif)
1.8.4. Faktorisasi Prima 6.2.5. Sifat 5 : (Perpangkatan Pertidaksamaan)
1.8.5. Faktor persekutuan Terbesar (FPB) 6.3. Solusi PtLSV
1.8.6. Faktor persekutuan Terkecil (KPK) 6.3.1. Bentuk aljabar = (tanda ketidaksamaan) – bilangan
6.3.2. Bilangan  Bentuk Aljabar  Bilangan
Bab 2 Bilangan Pecahan (Rasional) 6.3.3. Bentuk aljabar – (tanda ketidaksamaan) – Bentuk
2.1. Pecahan dan lambangnya aljabar
2.1.1. Bilangan pecahan 6.4. Operasi aljabar PtLSV
2.1.2. Urutan dalam bilangan pecahan 6.4.1. Penjumlahan dan pengurangan dua PtLSV
2.1.3. Pecahan senilai 6.4.2. Menggabungkan dua PtLSV
a 6.4.3. PtLSV yang mengandun nilai Mutlat
2.1.4. Penyederhanaan pecahan dengan b  0 Bab 7 Perbandingan (Rasio)
b
2.2. Perbandingan, Desimal, Persen, dan Permil 7.1. Sifat dasar perbandingan
2.2.1. Perbandingan 7.2. Skala dan perbandingan berantai
2.2.2. Bilangan decimal 7.2.1. Skala
2.2.3. Persen dan Permil 7.2.2. Perbandingan berantai
2.3. Penjumlahan antara pecahan 7.3. Perbandingan senilai
2.3.1. Penjumlahan antara pecahan senama (Berpenyebut 7.4. Perbandingan berbalik nilai
sama) Bab 8 Aritmatika Sosial (Hitung Keuangan)
2.3.2. Penumlahan pecahan-pecahan tak senama 8.1. Harga jual-beli, untung dan rugi
2.3.3. Penjumlahan antar bilangan campuran 8.2. % untung dan % rugi
2.3.4. Penjumlahan antar desimal terbatas 8.3. Rabat (diskon), Bruto, Tara, dan Neto
2.3.5. Penjumlahan antar bentuk tak terbatas 8.3.1. Rabat
2.4. Selisih antar pecahan 8.3.2. Bruto, Tara dan Neto
2.4.1. Selisih antar pecahan senama 8.4. Tabungan, Koperasi, dan pajak
2.4.2. Selisih antar pecahan tak senama 8.4.1. Tabungan dan koperasi
2.4.3. Selisih antar pecahan campuran 8.4.2. Pajak penghasilan (PPh) dan Pajak pertambahan Nilai
2.4.4. Selisih antar bentuk desimal (PPN)
2.5. Perkalian antar pecahan Bab 9 Himpunan (Set)
2.6. Pembagian antar pecahan 9.1. Pengertian dasar himpunan
2.7. Pangkat dari akar pecahan 9.1.1. Notasi himpunan dan anggota himpunan
2.8. Bentuk baku 9.1.2. Menyatakan himpunan
2.8.1. Bentuk baku bilangan besar 9.1.3. Himpunan kosong
2.8.2. Bentuk baku bilangan kecil 9.1.4. Himpunan semesta
2.9. KPK dan FPB pecahan 9.2. Hubungan antar himpunan
2.9.1. FPB desimal 9.2.1. Himpunan bagian (  )
2.9.2. FPB pecahan 9.2.2. Himpunan saling lepas (// atau  )
2.9.3. KPK pecahan 9.2.3. Himpunan tidak saling lepas
Bab 3 Bentuk Aljabar 9.2.4. Himpunan yang ekuivalen (~)
3.1 Fundamental algebra 9.2.5. Himpunan yang sama
3.2 Koefisien, konstanta, dan suku 9.3. Operasi pada himpunan
3.3 Penjumlahan bentuk aljabar 9.3.1. Komplemen dari sebuah himpunan
3.4 Selisih bentuk aljabar 9.3.2. Gabungan dua himpunan
3.5 Perkalian bentuk aljabar 9.3.3. Irisan dua himpunan
3.5.1. Perkalian konstanta dengan suku banyak 9.3.4. Selisih dua himpunan
3.5.2. Perkalian antar polinomial (suku banyak) 9.3.5. Produk himpunan (produk cartesius)
3.6 Pembagian bentuk aljabar 9.4. Aplikasi himpunan
3.5.3. Sukubanyak dibagi satu suku (Binomial) Bab 10 Sudut dan Garis Lurus
3.5.4. Polinomial dibagi polinomial 10.1. Sudut dan Jurusan Tiga Angka
3.7 Faktor, FPB dan KPK 10.1.1. Pengertian sudut, kaki sudut, titik sudut dan daerah
3.5.5. Faktor sudut
3.5.6. FPB dan KPK 10.1.2. Satuan sudut
Bab 4 Bentuk Pecahan Aljabar 10.1.3. Jenis-jenis sudut
4.1 Kesetaraan bentuk pecahan aljabar 10.1.4. Melukis dan menggambar sudut
4.2 Penjumlahan dan pengurangan pecahan aljabar 10.1.5. Peta mata angin dan jurusan tiga angka
4.3 Perkalian dan pembagian pecahan aljabar 10.2. Hubungan antar sudut
4.1 Perkalian antar pecahan aljabar 10.2.1. Sepasang sudut saling berpelurus
4.2 Pembagian antar pecahan aljabar 10.2.2. Sepasang sudut saling berpenyiku
4.4 Pecahan Kompleks 10.2.3. Sepasang sudut saling bertolak belakang
Elifel,Elives™
phone : 3816946-3815845
HP : 081-7033-540-39/49
10.3. Kedudukan antar garis 1.6.2. Penggunaan logaritma dalam perhitungan
10.3.1. Kedudukan dua garis dalam setiap bidang datar Bab 2
a. Berhimpitan 2. Persamaan dan Fungsi Kuadrat
b. Berpotongan 2.1. Bentuk umum Persamaan Kuadrat
c. Sejajar 2.2. Akar-akar Persaman Kuadrat
10.3.2. Sudut pada garis sejajar 2.2.1. Menyelesaikan Persamaan Kuadrat dengan
a. Sudut sehadap Memfaktorkan
b. Sudut bersebrangan 2.2.2. Menyelesaikan Persamaan Kuadrat dengan
c. Sudut sepihak Melengkapkan Kuadrat
Bab 11 Segitiga 2.2.3. Menyelesaikan Persamaan Kuadrat dengan Memakai
11.1. Pengertian dasar segitiga Rumus Kuadrat
11.1.1. Besar sudut pada sebuah segitiga 2.3. Diskriminasi Persamaan Kuadrat
11.1.2. Jenis-jenis segitiga 2.4. Jumlah dan Hasil kali akar-akar Persamaan Kuadrat
11.2. Hubungan sudut dan sisi pada segitiga 2.4.1. Menghitung bentuk simetri akar-akar persamaan
11.3. Keliling dan luas segitiga kuadrat
11.3.1. Keliling segitiga 2.4.2. Menghitung koefisien persamaan kuadrat yang akar-
11.3.2. Luas segitiga akarnya memenuhi sifat-sifat tertentu
11.4. Melukis sudut dan segitiga 2.5. Menyusun Persamaan Kuadrat
11.4.1. Peralatan melukis 2.5.1. Menyusun Persaman Kuadrat jika diketahui akar-
11.4.2. Melukis mengukur sudut dengan busur derajat akarnya
11.4.3. Melukis dua garis saling tegak lurus dan dua garis 2.5.2. Menyusun persamaan kuadrat jika akar-akarnya
sejajar dengan penggaris segitiga mempunyai hubungan dengan akar-akar persamaan
11.4.4. Melukis sudut-sudut tertentu dengan menggunakan kuadrat lainnya
penggaris dan jangka 2.6. Menggambar grafik Fungsi Kuadrat
11.4.5. Menggambar segitiga istimewa 2.6.1. Kajian ulang tentang fungsi atau pemetaan
11.4.6. Menggambar segitiga secara umum 2.6.2. Grafik fungsi kuadrat
11.4.7. Melukis garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan 2.6.3. Tanda-tanda grafik fungsi kuadrat
garis sumbu pada segitiga 2.7. Membentuk Fungsi Kuadrat
Bab 12 Segi Empat 2.8. Merancang Model Matematika
12.1. Jajargenjang 2.8.1. Merancang model matematika yang berbentuk
12.1.1. Sifat-sifat jajargenjang persamaan kuadrat
a. Keliling jajargenjang 2.8.2. Merancang model matematika yang berbentuk fungsi
b. Luas jajargenjang kuadrat
12.2. Belah ketupat Bab 3
12.2.1. Sifat-sifat belah ketupat 3. Sistem Persamaan Linear dan Kuadrat
a. Keliling belah ketupat 3.1. Sistem persamaan linear dengan dua variable
b. Luas belah ketupat 3.1.1. Metode grafik
12.3. Persegi panjang 3.1.2. Metode substitusi
12.3.1. Sifat-sifat persegi panjang 3.1.3. Metode eliminasi
a. Keliling persegi panjang 3.2. Sistem persamaan linear dengan tiga variable
b. Luas persegi panjang 3.2.1. Metode substitusi
12.4. Persegi 3.2.2. Metode eliminasi
12.4.1. Sifat-sifat persegi 3.3. Sistem persamaan linear dengan kuadrat
a. Keliling persegi 3.3.1. Sistem persamaan linear dan kuadrat, bagian kuadrat
b. Luas persegi dan berbentuk eksplisit
12.5. Layang-layang 3.3.2. Sistem persamaan linear dan kuadrat, bagian kuadrat
12.5.1. Sifat-sifat layang-layang berbentuk implisit
a. Keliling layang-layang 3.4. Sistem persamaan linear dan kuadrat
b. Luas layang-layang 3.5. Merancang model matematika yang berkaitan dengan sistem
12.6. Trapesium persamaan
12.6.1. Sifat-sifat trapesium 3.5.1. Merancang model matematika yang berbentuk
12.6.2. Jenis-jenis trapesium SPLDV
a. Keliling trapesium 3.5.2. Merancang model matematika yang berbentuk
b. Luas trapesium SPLTV
3.5.3. Merancang model matematika yang berbentuk SPLK
KELAS X (GANJIL) 3.5.4. Merancang model matematika yang berbentuk SPKK
BAB 1 Bab 4
1. Bentuk Pangkat, Akar, dan Logaritma 4. Pertidaksamaan
1.1. Bentuk Pangkat Negatif 4.1. Pengertian selang dan pertidaksamaan linear
1.2. Bentuk akar dan Pangkat Pecahan 4.2. Pertidaksamaan kuadrat
1.2.1. Bentuk akar 4.3. Pertidaksamaan pecahan
1.2.2. Operasi aljabar pada bentuk akar 4.4. Pertidaksamaaan bentuk akar
1.2.3. Merasionalkan penyebut sebuah pecahan 4.5. Pertidaksamaan nilai mutlak
1.2.4. Pangkat pecahan 4.6. Merancang model matematika yang berkaitan dengan
1.3. Sifat-sifat Pangkat Rasional pertidaksamaan satu variable
1.3.1. Sifat-sifat pangkat bulat 4.6.1. Merancang model matematika yang berbentuk
1.3.2. Sifat-sifat pangkat Rasional pertidaksamaan linear
1.4. Pengertian Logaritma 4.6.2. Merancang model matematika yang berbentuk
1.5. Menentukan Logaritma Suatu Bilangan pertidaksamaan kuadrat
1.5.1. Menentukan logaritma bilangan antara 1 sampai 10 KELAS X (GENAP)
dengan menggunakan tabel logaritma Bab 5
1.5.2. Menentukan anti logaritma suatu bilangan 5. Perbandingan dan Fungsi Trigonometri
1.6. Sifat-sifat Logaritma 5.1. Ukuran sudut
1.6.1. Logaritma bilangan lebih dari 10 atau antara 0 dan 1 5.1.1. Ukuran sudut dalam Derajat
Elifel,Elives™
phone : 3816946-3815845
HP : 081-7033-540-39/49
5.1.2. Ukuran sudut dalam Radian 6.5.4. Ingkaran dari pernyataan berkuantor
5.2. Perbandingan-perbandingan Trigonometri 6.6. Silogisme, medus penens, dan modus Tollens
5.2.1. Perbandingan-perbandinganTrigonometri dalam 6.6.1. Silogisme
segitiga siku-siku 6.6.2. Modus Panens
5.2.2. Menentukan nilai perbandingan trigonometri untuk 6.6.3. Modus Tollens
sudut khusus 6.7. Pembuktian sifat atau teorema matematika
5.2.3. Menggunakan kalkulator untuk menentukan nilai 6.7.1. Bukti langsung
pendekatan 6.7.2. Bukti tak langsung
5.2.4. Perhitungan dalam segitiga siku-siku 6.7.3. Pembuktian dengan induksi matematika
5.3. Perbandingan trigonometri sudut-sudut disemua kuadran Bab 7
5.4. Rumus perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut 7. Ruang Dimensi Tiga
berelasi 7.1. Menentukan volume benda-benda ruang
5.4.1. Rumus perbandingan Trigonometri untuk sudut 7.1.1. Menentukan volum BRSD
 90    7.1.2. Menentukan volum BRSL
5.4.2. Rumus perbandingan Trigonometri untuk sudut 7.2. Kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang
 90    7.2.1. Pengertian, titik, garis, dan bidang
7.2.2. Kedudukan titik, garis dan titik terhadap bidang
5.4.3. Rumus perbandingan Trigonometri untuk sudut
7.2.3. Kedudukan garis terhadap garis dan baris terhadap
180    bidang
5.4.4. Rumus perbandingan Trigonometri untuk sudut 7.2.4. Kedudukan bidang terhadap bidang lain
180    7.2.5. Menyelesaikan soal-soal lukisan ruang
5.4.5. Rumus perbandingan Trigonometri untuk sudut 7.3. Menggambar bangun ruang
 270    7.3.1. Beberapa istilah dalam gambar Bangun ruang
5.4.6. Rumus perbandingan Trigonometri untuk sudut 7.3.2. Gambar bangun ruang : kubus, balok dan limas
7.4. Menggambar dan menghitung jarak dalam ruang
negatif    
7.4.1. Jarak titik ke titik, titik ke garis, dan titik ke bidang
5.4.7. Rumus perbandingan Trigonometri untuk sudut 7.4.2. Jarak garis ke garis, garis ke bidang dan bidang ke
 n  360    dan sudut  n  360    bidang
5.5. Identitas trigonometri 7.5. Menggambar dan menghitung sudut dalam ruang
5.5.1. Identitas trigonometri dasar 7.5.1. Sudut antara garis dan garis
5.5.2. Identitas trigonometri yang lain 7.5.2. Sudut antara garis dan bidang
5.6. Grafik fungsi Trigonometri 7.5.3. Sudut antara bidang dan bidang
5.6.1. Fungsi trigonometri sinus, kosinus dan Tangen 7.6. Menggambar irisan suatu bidang dengan bangun ruang
5.6.2. Nilai maksimum dan minimum fungsi sinus dan 7.6.1. Pengertian irisan dan sumbu afinitas
kosinus 7.6.2. Menggambar irisan bangun ruang
5.6.3. Grafik fungsi trigonometri
5.7. Persamaan Trigonometri KELAS XI
5.7.1. Penyelesaian persamaan trigonometri dasar Bab 1
5.7.2. Penyelesaian persamaan trigonometri 1. Peluang
sin x, a, cos x  a dan tan x  a 1.1. Kaidah pencacahan
5.8. Aturan sinus dan aturan Kosinus 1.1.1. Aturan pengisian tempat yang tersedia
5.8.1. Aturan sinus 1.1.2. Permutasi
5.8.2. Aturan kosinus 1.1.3. kombinasi
5.9. Luas segitiga 1.2. Kejadian dan peluang suatu kejadian
5.9.1. Luas segitiga dengan dua sisi dan satu sudut diketahui 1.2.1. Pengertian percobaan, ruang contoh, dan kejadian
5.9.2. Luas segitiga dengan dua sudut dan satu sisi diketahui 1.2.2. Peluang suatu kejadian
5.9.3. Luas segitiga dengan dua sisi dan sebuah sudut 1.3. Kejadian majemuk
dihadapan sisi diketahui 1.3.1. Menghitung peluang gabung dua kejadian
5.9.4. Luas segitiga dengan ketiga sisinya diketahui 1.3.2. Menghitung peluang dua kejadian yang saling bebas
5.10. Merancang model matematika yang berkaitan dengan 1.3.3. Menghitung peluang kejadan bersyarat
perbandingan trigonometri, rumus snus, dan kosinus 1.3.4. Pengambilan contoh dengan dan tanpa pengembalian
Bab 6 Bab 2
6. Logika Matematika 2. Statistik
6.1. Pernyataan, nilai kebenaran, dan kalimat terbuka 2.1. Pengertian dasar statistika
6.1.1. Pernyataan 2.1.1. Pengertian sampel dan Populasi
6.1.2. Lambang, dan nilai kebenaran suatu pernyataan 2.1.2. Pengertian datum dan data, data kualitatif dan data
6.1.3. Kalimat terbuka kuantitatif serta data cacah dan data ukuran
6.2. Ingkaran, disjungsi, konjungsi, implikasi, dan bimplikasi 2.1.3. Statistika dan statistik
6.2.1. Ingkaran atau negasi 2.2. Statistika deskriptif (pendahuluan)
6.2.2. Disjungsi 2.2.1. Rataan hitung, median, dan modus untuk data tunggal
6.2.3. Konjungsi 2.2.2. Kuartil untuk data tunggal
6.2.4. Implikasi 2.2.3. Statistik Lima-serangkai
6.2.5. Biimplikasi atau implikasi bawah 2.2.4. Jangkauan dan jangkauan antar kuartil
6.3. Pernyataan majemuk, tautologi, dan pernyataan majemuk 2.3. Penyajian data dalam bentuk diagram
yang ekuivalen 2.3.1. Diagram lambang, diagram batang, diagram
6.3.1. Pernyataan majemuk dan nilai kebenaran lingkaran, diagram garis, dan diagram campuran
6.3.2. Tautology 2.3.2. Daftar distribusi frekuensi
6.3.3. Dua buah pernyataan majemuk yang ekuivalen 2.3.3. Histogram, polygon, frekuensi dan ogif
6.4. Hubungan konvers, invers dan kontraposisi dengan 2.4. Statistika deskriptif (lanjutan)
implikasi 2.4.1. Rataan-hitung dan rataan-kuadratis
6.5. Kuantor universal dan kuantor eksistensial 2.4.2. Modus, median, dan kuartil
6.5.1. Pengertian kuantor universal dan kuantor eksistensial 2.4.3. Ukuran penyebaran data
6.5.2. Kuantor universal 2.4.4. Momen, kemiringan, dan kurtosis
6.5.3. Kuantor eksistensial 2.5. Pengertian populasi dan contoh (materi pengayaan)
Elifel,Elives™
phone : 3816946-3815845
HP : 081-7033-540-39/49
2.5.1. Pengambilan contoh acak sederhana 4.2.6. Hubungan antar dua lingkaran
2.5.2. Rataan dan ragam dari populasi dan contoh 4.2.7. Lingkaran sebagai tempat kedudukan
Bab 3 Bab 5
3. Rumus Trigonometri dan Penggunaannya 5. Suku banyak
3.1. Rumus trigonometri 5.1. Pengertian suku banyak
3.1.1. Rumus sinus, kosinus dan tangent jumlah dua sudut 5.2. Nilai suku banyak dan operasi antara sukubanyak
3.1.2. Rumus sinus, kosinus dan tangent selisih dua sudut 5.2.1. Nilai suku banyak
3.1.3. Rumus sinus, kosinus dan tangent sudut ganda a. Strategi substitusi
3.1.4. Rumus sinus, kosinus dan tangent sudut pertengahan b. Strategi skema
3.1.5. Rumus sinus, kosinus dan tangent tiga kali sudut 5.2.2. Operasi suku banyak
3.1.6. Rumus sinus, kosinus dan tangent empat kali sudut a. Operasi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian
3.2. Persamaan trigonometri suku banyak
3.2.1. Persamaan berbentuk b. Kesamaan suku banyak
sin px  0, cos px  a, dan tan px  a dengan 5.3. Pembagian suku banyak
a dan p konstanta 5.3.1. Pengertian pembagi, hasil bagi, dan sisa pembagian
3.2.2. Persamaan trigonometri yang memuat jumlah dan a. Pembagian dengan cara bersusun
selisih sinus atau kosinus b. Pembagian dengan cara horner
3.2.3. Persamaan trigonometri yang dapat diubah menjadi c. Pembagian suku banyak dengan ax2 + bx + c
persamaan kuadrat dalam sinus, kosinus, dan tangent 5.4. Teorema sisa (Dalil sisa)
3.2.4. Persamaan trigonometri berbentuk 5.5. Teorema Faktor
a cos x  b sin x  c 5.6. Akar-akar Rasional dari persamaan suku banyak
3.2.5. Sistem persamaan trigonometri dengan dua variabel 5.7. Penerapan suku banyak
3.3. Pertidaksamaan trigonemetri Bab 6
3.4. Grafik fungsi trigonometri 6. Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi
3.4.1. Periodissasi fungsi trigonometri 6.1. Fungsi
3.4.1.1. Periodisasi fungsi periodik dan periode fungsi 6.1.1. Domain, range, dan kodomain fungsi
3.4.1.2. Periode fungsi trigonometri 6.1.2. Penyajian data
3.4.2. Grafik fungsi trigonometri 6.2. Macam-macam fungsi
3.4.2.1. Nilai fungsi trigonometri sudut istimewa 6.2.1. Fungsi aljabar
3.4.2.2. Nilai maksimum dan minimum fungsi sinus dan a. Fungsi irasional
kosinus b. Fungsi Rasional
3.4.2.3. Amplitude fungsi trigonometri 6.2.2. Fungsi transenden
3.4.2.4. Grafik fungsi trigonometri baku a. Fungsi eksponen
3.4.2.5. Pergeseran pada fungsi trigonometri baku b. Fungsi logaritma
3.4.2.6. Grafik fungsi trigonometri c. Fungsi trigonometri
f ( x )  a sin x, f ( x )  a cos x dan d. Fungsi siklometri
e. Fungsi Hiperbalik
f ( x )  a tan x
6.2.3. Fungsi khusus
3.4.2.7. Grafik fungsi trigonometri a. Fungsi konstan
f ( x)  a sin kx, f ( x)  a cos kx dan b. Fungsi identitas
f ( x)  a tan kx c. Fungsi modulus
3.4.2.8. Grafik fungsi trigonometri d. Fungsi parameter
f ( x )  a sin  kx  b,  , f ( x)  a cos kx  b  6.2.4. Fungsi genap dan fungsi ganjil
6.2.5. Fungsi periodik
dan f ( x )  a tan  kx  b  6.3. Sifat-sifat fungsi
3.5. Nilai ekstrim fungsi yang berbentuk perkalian sinus dan 6.3.1. Fungsi surjektif
kosinus 6.3.2. Fungsi into
3.6. Nilai ekstrim fungsi f ( x)  a cos x  b sin x  c 6.3.3. Fungsi injektif
3.7. Penggunaan rumus trigonometri 6.3.4. Fungsi bijektif
Bab 4 6.4. Aljabar fungsi
4. Lingkaran 6.5. Komposisi fungsi
4.1. Macam-macam irisan kerucut 6.5.1. Pengertian komposisi fungsi
4.2. Lingkaran 6.5.2. Syarat agar dua fungsi dapat dikomposisikan
4.2.1. Persamaan lingkaran 6.5.3. Komposisi dua fungsi atau lebih
a. Persamaan lingkaran yang berpusat di O(0,0) dan 6.5.4. Sifat-sifat komposisi fungsi
berjari-jari r 6.6. Fungsi invers (Fungsi Balikan)
b. Persamaan lingkaran yang berpusat di A(a,b) dan 6.6.1. Pengertian invers suatu fungsi
berjari-jari r 6.6.2. Syarat agar invers suatu fungsi merupakan fungsi
c. Bentuk umum persamaan lingkaran invers
4.2.2. Kedudukan titik terhadap lingkaran 6.6.3. Menentukan invers suatu fungsi
a. Kedudukan titik terhadap lingkaran L = x + y =2 2 2 6.6.4. Sifat grafik fungsi invers
r2 6.7. Menentukan fungsi f jika fungi g dan  g  f  atau  f  g 
b. Kedudukan titik terhadap lingkaran L = (x – a)2 + diketahui dengan menggunakan invers fungsi
(y – b)2 = r2 6.8. Invers dari komposisi fungsi
c, Kedudukan titik P(x1, y1) terhadap lingkaran L = 6.8.1. Pengertian invers dari suatu komposisi fungsi
x2 + y2 + Ax + By + C = 0 6.8.2. Rumus invers dari suatu komposisi fungsi
4.2.3. Jarak titik terhadap lingkaran Bab 7
4.2.4. Garis singgung pada lingkaran 7. Limit Fungsi
4.2.5. Garis singgung pada lingkaran 7.1. Limit fungsi aljabar
a. Garis singgung melalui suatu titik pada lingkaran 7.1.1. Pengertian limit fungsi disatu titik
b. Garis singgung melalui suatu titik diluar lingkaran 7.1.2. Sifat-sifat limit fungsi disatu titik
c. Garis polar pada lingkaran 7.1.3. Strategi menentukan solusi dari limit di satu titik
d. Garis singgung dengan gradient tertentu 7.1.4. Pengertian limit fungsi di tak berhingga
e. Panjang potongan garis singgung 7.1.5. Terorema limit di tak berhingga
Elifel,Elives™
phone : 3816946-3815845
HP : 081-7033-540-39/49
7.1.6. Strategi menentukan solusi dari limit di tak berhingga b. Refleksi (pencerminan)
a. Strategi substitusi langsung c. Rotasi (perputaran)
b. Strategi membagi dengan pangkat tertinggi d. Dilatasi (perkalian)
c. Strategi mengalikan dengan bentuk sekawan e. Gusuran (shear)
d. Strategi faktorisasi f. Regangan (Stretch)
7.2. Limit fungsi trigonometri g. Penggabungan dua transformasi geometri
7.2.1. Limit fungsi sinus Bab 2
7.2.2. Limit fungsi kosinus 2. Vektor
7.2.3. Limit fungsi tangen 2.1. Pengertian Dasar Vektor dan Operasinya
7.3. Bentuk tak tentu limit fungsi 2.1.1. Notasi vektor dan beberapa jenis vektor
7.3.1. Bentuk tak tentu 0 0 a. Besaran skalar dan besaran vektor
b. Menggambar dan menuis sebuah vektor
7.3.2. Bentuk tak tentu   c. Besar atau panjang sebuah vektor
7.3.3. Bentuk tak tentu 0 . ∞ d. Vektor nol
7.3.4. Bentuk tak tentu ∞ - ∞ e. Vektor satuan
7.4. Limit fungsi yang mengarah ke konsep turunan f. Kesamaan antar dua vektor
Bab 8 2.1.2. Operasi vektor
8. Turunan a. Perkalian sebuah vektor dengan skalar
8.1. Pengertian turunan b. Penjumlahan dua vektor
8.1.1. Laju perubahan nilai fungsi c. Selisih dua vektor
8.1.2. Laju perubahan sesaat d. Vektor posisi
8.1.3. Definisi turunan fungsi e. Teorema titik tengah
8.2. Rumus umum turunan fungsi 2.2. Tafsiran geometri dari kedudukan dua vektor atau lebih
8.2.1. Rumus-rumus turunan fungsi aljabar 2.2.1. Matriks dan transformasi geometri
8.2.2. Turunan ke-n dari suatu fungsi a. Vektor posisi dari titik formula pembagian
8.2.3. Rumus-rumus turunan fungsi trigonometri b. Titik-titik segaris (kolinear) secara vektor
8.2.4. Turunan fungsi komposisi dengan aturan rantai 2.2.2. Transformasi Geometri khusus
8.3. Persamaan garis singgung kurva 2.3. Aljabar vektor
8.3.1. Tafsiran geometri dari turunan pertama di satu titik 2.3.1. Vektor bidang (R2) dan di bidang (R3)
8.3.2. Persamaan garis singgung dan garis normal a. Vektor di bidang (R2)
8.3.3. Persamaan garis singgung dan garis normal pada b. Persamaan vektor dari garis lurus
situasi khusus c. Vektor di Ruang (R3)
8.4. Kemonotonan dan stasioner d. Perbandingan bagian dinyatakan dalam vektor dan
8.4.1. Turunan pertama dan kemonotonan koordinat
8.4.2. Titik stasioner suatu fungsi dan jenis-jenis ekstrim 2.3.2. Perkalian skalar dua vektor
a. Titik stasioner suatu fungsi a. Pengertian perkalian skalar dua skalar
b. Jenis-jenis ekstrim b. Bentuk komponen perkalian skalar
8.5. Penerapan turunan fungsi c. Sudut antara dua vektor
8.5.1. Penerapan turunan fungsi pada gerak Rektilinear 2.3.3. Proyeksi orthogonal suatu vektor pada vektorlain
a. Kecepatan dan laju 
a. Proyeksi skalar orthogonal pada a dan b
b. Percepatan dan besar percepatan  
b. Panjang proyeksi vektor orthogonal a pada b
8.5.2. Penerapan turunan fungsi pada perhitungan limit  
c. Proyeksi vektor orthogonal a pada b
fungsi
8.5.3. Penerapan turunan fungsi pada masalah ekstrim Bab 3
3. Matematika keuangan
KELAS XII 3.1. Bunga majemuk
Bab 1 3.1.1. Formula bunga majemuk (bn) dan nilai akhir modal
1. Penerapan matriks (Mn / NA)
1.1. Penerapan matriks dalam sistem persamaan linear a. Unsur-unsur pada matematika keuangan
1.1.1. Sistem persamaan linear dengan dua variable b. Formula nilai akhir (NA = Mn) dengan periode
a. Persamaan linear dengan dua variable bunga pecahan
b. Sistem persamaan linear dengan dua variable 3.1.2. Nilai tunai modal (M0)
c. Sistem dengan tiga persamaan dan dua variabel 3.2. Rente
1.1.2. Penerapan matrik dalam 3.2.1. Nilai akhir suatu rente
a. Satu atau dua persamaan linear dengan tiga variable a. Nilai akhir rente pranumerando (Rpra)
b. Sistem persamaan linear dengan tiga variable b. Nilai akhir rente postnumerando (Rpost)
c. Penyelesaian sistem persamaan linear tiga variable 3.2.2. Nilai tunai suatu rente
dengan cara eliminasi Gauss-Jordan a. Nilai tunai rente pranumerando (Tpra)
1.2. Penerapan matriks dalam transformasi geometri b. Nilai tunai rente postnumerando (Tpost)
1.2.1. Matriks dan transformasi geometri 3.3. Anuitas
a. Menentukan bayangan dari benda yang 3.3.1. Rencana angsuran (rencana pelunasan)
ditransformasikan oleh sebuah matriks 3.3.2. Formula untuk unsur-unsur dalam sistem anuitas
b. Menghitung luas bayangan bangun datar karena a. Formula umum angsuran (an)
transformasi oleh matriks b. Formula penentuan besar pinjaman (M)
c. Penentuan bayangan dari transformasi benda c. Formula penentuan besarnya anuitas (A)
berbentuk bangun datar (dalam bentuk persamaan) Bab 4
d. Penentuan benda jika bayangan dan matriks 4. Komposisi transformasi geometri
transformasi diketahui 4.1. Komposisi dua translasi berurutan
e. Penentuan benda (dalam bentuk persamaan) jika 4.2. Komposisi dua refleksi berurutan
matriks transformasi dan persamaan bayangannya 4.2.1. Matriks komposisi antar refleksi
diketahui 4.2.2. Penentuan bayangan titik atau kurva karena komposisi
f. Penentuan matriks transformasi transformasi refleksi-translansi
1.2.2. Transformasi Geometri khusus a. Penentuan bayangan titik karena komposisi refleksi
a. Translasi (pergeseran) b. Penentuan bayangan kurva karena komposisi
refleksi
Elifel,Elives™
phone : 3816946-3815845
HP : 081-7033-540-39/49
4.2.3. Komposisi antar refleksi 7.3.3. Penentuan volume benda putar dengan metode kulit
a. Komposisi refleksi terhadap sumbu sejajar tabung
b. Komposisi refleksi terhadap dua sumbu yang saling 7.4. Panjang kurva atau panjang busur
tegak lurus 7.4.1. Pengertian panjang kurva
c. Komposisi refleksi terhadap dua sumbu yang 7.4.2. Bentuk integral dari panjang kurva
berpotongan Bab 8
4.3. komposisi dua rotasi sepusat 8. Integral parsial
4.4. komposisi transformasi dengan matriks 8.1. Integral parsial
4.4.1. Persamaan matriks transformasi tunggal 8.2. Integral parsial terhadap fungsi aljabar
4.4.2. Penentuan bayangan titik dan kurva karena komposisi 8.3. Integral parsial terhadap fungsi trigonometri
transformasi dengan matriks
Bab 5
5. Dimensi Tiga
5.1. Hubungan garis dan bidang
5.1.1. Kedudukan garis dan bidang dalam bangun ruang
5.1.2. Beberapa dalil kedudukan garis terhadap bidang
5.1.3. Titik tembus garis dan bidang
5.1.4. Jarak antara garis dan bidang
5.1.5. Sudut antara garis dan bidang
5.2. Hubungan bidang dan bidang
5.2.1. Kedudukan antar bidang
a. Garis potong antara dua bidang
b. Dalil tentang perpotongan dua bidang
c. Dalil dua bidang yang sejajar
5.2.2. Irisan dua bidang dalam bangun ruang dimensi tiga
a. Pengertian dasar
b. Sumbu afinitas
5.2.3. Jarak antara dua bidang
5.2.4. Sudut antara dua bidang
a. Pengertian dasar
b. Melukis sudut tumpuan antara bidang u dan v
Bab 6
6. Trigonometri Analitika
6.1. Rumus jumlah dan selisih dua sudut
6.1.1. Rumus cos     
6.1.2. Rumus sin     
6.1.3. Rumus tan     
6.2. Rumus-rumus sudut ganda dan sudut paruh
6.2.1. Rumus sinus, kosinus dan tangent untuk sudut ganda
a. Rumus sin 2A
b. Rumus cos 2A
c. Rumus tan 2A
6.2.2. Rumus sinus, kosinus dan tangent untuk sudut paruh
a. Rumus sin ½ A
b. Rumus cos ½ A
c. Rumus tan ½ A
6.3. Rumus perkalian ke penjumlahan dan penjumlahan
6.3.1. Rumus perkalian sinus dan kosinus
a. Rumus untuk sin α cos β dan cos α dan sin β
b. Rumus untuk cos α cos β dan sin α dan sin β
6.3.2. Rumus jumlah dan selisih sinus dan kosinus
6.4. Bentuk khusus trigonometri analitika
6.4.1. Bentuk a sin x ± b cos x dan a cos x ± b sin x
6.4.2. Nilai maksimum dan minimum dari f(x) = y = a cos x
+ b sin x
6.4.3. Penyelesaian persamaan a cos xo + b sin xo = c
Bab 7
7. Aplikasi integral tentu
7.1. Integral tentu
7.1.1. Pengertian integral tentu
7.1.2. Sifat-sifat umum integral tentu
7.1.3. Sifat-sifat khusus integral tentu
a. Aturan kesimetrian
b. Aturan keperiodikan
7.2. Luas daerah bidang datar
7.2.1. Luas daerah antara kurva dan sumbu X
7.2.2. Luas daerah antara kurva dan sumbu Y
7.2.3. Luas daerah antara dua kurva
7.3. Volume benda putar
7.3.1. Penentuan volume benda putar dengan metode cakram
a. Volume benda putar yang mengelilingi sumbu X
b. Volume benda putar yang mengelilingi sumbu Y
7.3.2. Penentuan volume benda putar dengan metode cincin

Elifel,Elives™
phone : 3816946-3815845
HP : 081-7033-540-39/49

Anda mungkin juga menyukai