Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyusun makalah ini sesuai dengan kemampuan
yang saya miliki.
Makalah ini merupakan makalah yang pertama saya buat dalam mata pelajaran Kimia,
makalah ini juga sangatlah sederhana dari makalah yang lain. Makalah ini pun mengambil
tentang “Koloid”, yang saya kira ini akan membantu untuk mengetahui dari koloid apa itu
koloid serta contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun akan saya terima dengan tangan terbuka demi
kesempurnaan penyusunan makalah saya yang selanjutnya. Saya berharap penyusunan
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua. Amin.
1
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .................................................................................................
13
2
B. Saran...........................................................................................................
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
4
D. Manfaat Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-
partikel zat yang brukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran koloid berkisar
antara 1-100 nm. Contoh : mayones dan cat, mayones adalah campuran homogen di air dan
minyak dan cat adalah campuran homogen zat padat dan zat cair.
Sistem koloid adalah suatu campuran yang keadaannya terletak di antara campuran
homogen (larutan) dan heterogen (suspensi). Dengan kata lain, campuran koloid merupakan
bentuk peralihan campuran dari heterogen menjadi homogen.
Pada dasarnya campuran koloid itu bersifat homogen, dan unsur-unsur pembentuk
campuran itu sudah menyatu dan sulit dibedakan. Hanya saja campuran itu tidak dibentuk
oleh sebaran-sebaran molekuler, melainkan berupa gabungan dari beberapa molekul.
Namun karena bentuknya sangat kecil, gabungan-gabungan molekul itu sulit dikenali lagi.
Perhatikan persamaan dan perbedaan sifat dari larutan sejati dan suspensi pada tabel
berikut!
5
VARIABEL LARUTAN KOLOID SUSPENSI
Sistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase terdispersi (fase dalam)
dan fase pendispersi (fase luar, medium). Zat yang fasenya tetap, disebut zat pendispensi.
Sementara itu, zat yang fasenya berubah merupakan zat terdispensi.
Berdasarkan fase zat terdispersi, sistem koloid terbagi atas tiga bagian, yaitu koloid sol,
emulsi, dan buih.
1. Sol ialah koloid dengan zat terdispersinya fase padat.
2. Emulsi ialah koloid dengan zat terdispersinya fase cair.
3. Buih ialah koloid dengan zat terdispersinya fase gas.
Berdasarkan fase mediumnya, sol, emulsi, dan buih masih terbagi atas beberapa jenis
1. Koloid Sol
Koloid sol terdiri atas bagian-bagian berikut:
a. Sol padat (padat-padat)
Sol padat ialah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase
padat. Contoh: logam paduan, kaca berwama, intan hitam, dan baja.
b. Sol cair (padat-cair)
Sol cair ialah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase cair.
Berarti, Hal ini berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase cair. Contoh: cat,
tinta, dan kanji.
c. Sol gas (padat-gas)
6
Sol gas (aerosol padat) ialah koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat
fase gas. Hal ini berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase gas. Contoh:
asap dan debu.
2. Koloid Emulsi
Koloid emulsi terbagi ke dalam tiga jenis, yakni sebagai berikut:
a. Emulsi padat (cair-padat)
Emulsi padat (gel) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase
padat. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase padat. Contoh:
mentega, keju, jeli, dan mutiara.
b. Emulsi cair (cair-cair)
Emulsi cair (emulsi) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase
cair. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase cair. Contoh: susu,
minyak ikan, dan santan kelapa.
c. Emulsi gas (cair-gas)
Emulsi gas (aerosol cair) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat
fase gas. Hal ini berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase gas. Contoh: obat-
obat insektisida (semprot), kabut, dan hair spray.
3. Koloid Buih
Kolodi buih erdiri atas dua jenis, , yaitu sebagai berikut:
a. Buih padat (gas-padat)
Buih padat ialah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase padat. Hal
ini berarti zat terdispersi fase gas dan medium fase padat. Contoh: busa jok dan batu
apung.
b. Buih cair (gas-cair)
Buih cair (buih) ialah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase cair.
Berarti, zat terdispersi faso gas dan medium fase cair. Contoh: buih sabun, buih
soda, dan krim kocok Klasifikasi di atas dapat pula disusun dalam delapan pola
penggolongan, yakni seperti dalam tabel berikut.
No Fase Terdispersi Fase Nama Koloid Contoh
Pendispersi
1 padat Sol padat Mutiara, kaca warna
7
4 Padat Sol Pati dalam air, cat jeli
5 Cair Cair Emulsi Susu, mayones, santan
6 Gas Buih Krim, pasta
7 Padat Gas Aerosol padat Debu, asap
8 Cair Aerosol cair Awan, kabut
8
b. Sol liofob, dimana partikel-partikel padat tidak mengadsorpsi molekul cairan.
Liofib artinya “takut cairan” (phobia=takut). ). Contoh koloid liofob adalah sol
sulfida dan sol logam. Ciri-cirinya :
1) Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dan medium
pendisperinya
2) Memiliki muatan positif atau negative
3) Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya.
Muatan partikel diperoleh dari adsorpsi partikel-partikel ion yang bermuatan
listrik
4) Viskositas sol hidrofob hampir sama dengan viskositas medium pendispersi
5) Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena mempunyai
muatan
6) Irreversibel artinya sol liofob yang telah menggumpal tidak dapat diubah
menjadi sol
7) Memberikan efek Tyndall yang jelas
8) Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis muatan partikel
Jika medium pendispersinya berupa air, kedua macam koloid di atas masing-masing
disebut koloid hidrofil (cinta air) dan koloid liofob (takut air). Contoh koloid hidrofil
adalah kanji, protein, lem, sabun, dan gelatin. Adapun contoh koloid hidrofob adalah
sol-sol sulfide dan sol-sol logam.
3. Emulsi
Emulsi adalah suatu system koloid di mana zat terdispersi dan medium
pendispersi sama-sama merupakan cairan. Agar terjadi suatu campuran koloid,
harus ditambahkan zat pengemulsi (emulgator). Susu merupakan emulsi lemak
dalam air, dengan kasein sebagai emulgatornya. Obat-obatan yang tidak larut dalam
air banyak yang dibuat dan dipanaskan dalam bentuk emulsi. Contohnya emulsi
minyak ikan. Emulsi yang dalam bentuk semipadat disebut krim.
D. Sifat-sifat Koloid
a. Efek Tyndall
Sifat pengahamburan cahaya oleh koloid di temukan oleh John Tyndall, oleh
karena itu sifat ini dinamakan Tyndall. Efek dari Tyndall digunakan untuk
membedakan system koloid dari larutan sejati, contoh dalam kehidupan sehari – hari
dapat diamati dari langit yang tampak berwarna biru atau terkandang merah/oranye.
9
Selain itu contoh lainnya adalah pada koloid kanji dan larutan Na2Cr2O7, maka sinar
dihamburkan oleh system koloid tetapi tidak dihamburkan oleh larutan sejati hal ini
dapat dilihat terdapat berkas sinar pada larutan. Larutan koloid kanji memiliki
partikel-partikel koloid relatif besar untuk dapat menhamburkan sinar dan sebaliknya
Na2Cr2O7 memiliki partikel-partikel yang relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi
sedikit kecil dan sulit diamati.
b. Gerak Brown
Dibawah mikroskop ultra, partikel koloid akan tampak sebagai titik cahaya.
Jika pergerakan titik cahaya atau partikel tersebut diikuti, partikel itu bergerak terus-
menerus dengan gerakan zigzag. Hal ini pertama kali diamati oleh Robert Brown
(1773-1858), seorang ahli botani inggris pada tahun 1827. Ia sedang mengamati
butiran sari tumbuhan pada permukaan air dengan mikroskop. Partikel koloid dalam
medium pendispersinya disebut gerak brown. Gerak brown dapat diuraikan sebagai
berikut: Partikel – partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut bersifat
acak seperti pada zat cair dan gas. Sistem koloid dengan medium pendipersi zat cair
atau gas, partikel-partikel menghasilkan tumbukan.
Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Partikel koloid cukup kecil,
tumbukan cenderung tidak seimbang. Dan menyebabkan perubahan arah partikel
sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid,
semakin cepat gerak brown. Semakin besar ukuran partikel, semakin lambat gerak
brown.
Gerak Brown dipengerahui oleh suhu. Semakin tinggi suhu system, koloid,
semakin besar energi kinektik yang dimiliki partikel medium. Akibatnya, gerak Brown
dari partikel fase terdispersinya semakin cepat. Semakin rendah suhu system koloid,
maka gerak Brown semakin lambat.
c. Adsorpsi koloid
Partikel sol padat ditempatkan dalam zat cair atau gas, maka partikel zat cair
atau gas akan terakumulasi. Fenomena disebut adsorpsi. Jadi adsorpsi terkait
dengan penyerapan partikel pada permukaan zat. Partikel koloid sol memiliki
kemampuan untuk mengadsorpsi partikel pendispersi pada permukaanya. Daya
adsorpsi partikel koloid tergolong besar Karenna partikelnya memberikan sesuatu
permukaan yang luas. Sifat ini telah digunakan dalam berbagai proses seperti
penjernihan air.
d. Muatan koloid sol
Sifat koloid terpenting adalah muatan partikel koloid. Semua partikel koloid
memiliki muatan sejenis (positif dan negatif). Maka terdapat gaya tolak menolak
10
antar partikel koloid. Partikel koloid tidak dapat bergabung sehingga memberikan
kestabilan pada sistem koloid. Sistem koloid secara keseluruhan bersifat netral.
a) Sumber Muatan Koloid
Partikel-partikel koloid mendapat mutan listrik melalui dua cara, yaitu dengan
proses adsorpsi dan proses ionisasi gugus permukaan partikelnya.
Proses
11
Elektrodialisis hanya dapat digunakan untuk memisahkan partikel-partikel zat
terlarut elektrolit karena elektrodialisis melibatkan arus listrik.
3. Penyaring Ultra
Partikel-partikel kolid tidak dapat disaring biasa seperti kertas saring, karena pori-
pori kertas saring terlalu besar dibandingkan ukuran partikel-partikel tersebut.
Tetapi, bila kertas saring tersebut diresapi dengan selulosa seperti selofan, maka
ukuran pori-pori kertas akan sering berkurang. Kertas saring yang dimodifikasi
tersebut disebut penyaring ultra.
Proses pemurnian dengan menggunakan penyaring ultra ini
termasuklambat, jadi tekanan harus dinaikkan untuk mempercepat proses ini.
Terakhir, partikel-pertikel koloid akan teringgal di kertas saring. Partikel-partikel
kolid akan dapat dipisahkan berdasarkan ukurannya, dengan menggunakan
penyaring ultra bertahap.
12
pengotor ini, digunakan alat pengendap elektrostatik yang pelat logamnya yang
bermuatan akan digunakan untuk menarik partikel-partikel koloid.
4) Pemutihan gula
Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian larutan dialirkan melalui sistem
koloid tanah diatomae atau karbon, partikel-partikel koloid kemudian akan
mengadsorbsi zat warna tersebut. Sehingga gula tebu yang masih berwarna
dapat diputihkan.
5) Penjernihan Air
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah
liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena
itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa
langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan
cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas
tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan
positif melalui reaksi: Al3+ + 3H2O Al(OH)3 + 3H+ . Setelah itu, Al(OH)3
menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah liat/lumpur dan
terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama
tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat yang brukuran koloid tersebar merata dalam zat lain.
Sistem koloid adalah suatu campuran yang keadaannya terletak di antara campuran
homogen (larutan) dan heterogen (suspensi). Sistem koloid terdiri atas dua fase yakni fase
13
terdispersi (fase dalam) dan fase pendispersi (fase luar, medium). Zat yang fasenya tetap,
disebut zat pendispensi. Sementara itu, zat yang fasenya berubah merupakan zat
terdispensi.
Sifat-sifat Koloid yaitu : efek tyndall, gerak brown, adsorpsi koloid, muatan koloid sol,
koagulasi, dan koloid pelindung.
Cara pembuatan sistem koloid dapat dilakukan dengan memperbesar partikel larutan atau
memperkecil partikel suspensi. Ada dua metode dasar dalam pembuatan sistem koloid sol,
yaitu:
- Metode kondensasi
- Metode dispersi
Untuk pertikel-partikel yang mngganggu pembuatan sistem koloid, digunakan metode
pemurnian yaitu: dialisis, elektrodialisis, dan penyaring ultra.
B. Saran
Sebaiknya dalam memanfaatkan penerapan sistem koloid ini, kita harus tetap
berpegang teguh pada prinsip agar apapun yang nantinya akan kita lakukan tidak
melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat sertabtidak merugikan pihak lain.
Dengan begitu semua pihak akan merasa diuntungkan oleh apa yang kita lakukan.
14