1 SM
1 SM
Abstrak - Keberadaan teknologi sudah tidak asing dengan 10 (sepuluh) program studi. Sedangkan
lagi dizaman modern ini, terutama dengan hadirnya Universitas Nusantara berdiri pada tanggal 13 Juli 1995
berbagai media sosial dan situs jejaring sosial, yang dengan mempunyai 5 (lima) Fakultas yaitu: Teknik,
dikenal dengan Facebook, Line, dan WhatsApp, yang Pertanian, Ilmu Komputer, Ekonomi, dan Sastra. Serta
dimana ketiga media sosial tersebut sangat banyak STMIK Parna Raya berdiri pada tanggal 02 Agustus
dikenal oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. 2001 dengan memiliki 3 (tiga) Program yaitu Program
Salah satunya kehadiran media sosial tersebut Sarjana (S1) yaitu: Teknik Informatika, Sistem
sebagai teknologi komunikasi dan informasi maka Informasi, Sistem Komputer, Program Diploma (D3)
dalam penerapannya lembaga pendidikan juga yaitu: Manajemen Informatika, Teknik Komputer, dan
memanfaatkan media sosial tersebut sebagai media Komputerisasi Akutansi, dan Program Diploma (D1)
pembelajaran yang disebut E-Learning. E-Learning yaitu: Manajemen Informatika.
merupakan pembelajaran yang memanfaatkan Berkaitan dengan implementasi pembelajaran yang
teknologi, yaitu menggunakan media sosial, dimana berbasiskan teknologi informasi komunikasi yaitu E-
pembelajaran E-Learning di Universitas De La Salle, Learning diketiga perguruan tinggi tersebut sebagai
Universitas Nusantara, dan STMIK Parna Raya salah satu media pembelajaran alternatif dengan
juga telah memanfaatkan media sosial antara lain menggunakan media sosial dimana untuk mengukur
Facebook, Line, dan WhatsApp sebagai media keefektifan E-Learning serta pembelajaran konvensional
pembelajaran. Dalam penelitian ini, metode yang sudah efektif atau belum. Hal ini, mengingat
digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan analisis penggunaan media sosial sebagai alat tukar informasi
statistik deskriptif, serta tujuan penelitian yaitu yang sangat berpengaruh saat ini diberbagai kalangan
mengetahui keefektifan, penggunaan E-Learning, khususnya kalangan mahasiswa serta tingkat
dan tingkat pemahaman terhadap pemanfaatan E- kemudahan berbagi informasi juga sangat lancar,
Learning di Universitas De La Salle, Universitas sehingga perlu adanya pemanfaatan E-Learning dengan
Nusantara, dan STMIK Parna Raya sebagai model menggunakan media sosial untuk menunjang
pembelajaran dengan menggunakan media sosial pembelajaran konvensional yang ada.
Facebook, Line, Dan WhatsApp tersebut. Berdasarkan pada latar belakang yang dipaparkan
diatas. Untuk itu, peneliti melakukan penelitian terhadap
Kata Kunci : Media Sosial, E-Learning “Analisa Pemanfaatan E-Learning untuk Proses
Pembelajaran”, yaitu menggunakan media sosial
I. PENDAHULUAN Facebook, Line, dan WhatsApp, yang menunjang proses
belajar dan mengajar sebagai media pembelajaran e-
Seiring perkembangannya Teknologi Informasi learning.
(TI) saat ini, lembaga pendidikan yaitu Universitas
dalam penerapannya terhadap konsep belajar mengajar II. LANDASAN TEORI
sudah berbasis TI. Konsep tersebut disebut sebagai E-
Learning, E-Learning telah membawa pengaruh A. Analisis
sehingga terjadinya transformasi terhadap pembelajaran Analisis adalah penyampaian dalam suatu pokok
konvensional (tradisional) ke bentuk digital (E- atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu
Learning). Dimana E-Learning menyediakan berbagai sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh
platform yang berbasis web maupun dalam bentuk pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan
media sosial. Media sosial adalah salah satu media [1].
online yaitu para penggunanya dapat mencari informasi,
berkomunikasi, dan menjalin pertemanan antar sesama B. Pemanfaatan
pengguna dengan akun yang dimilikinya.
Universitas De La Salle berdiri pada tanggal 07 Pengertian pemanfaatan adalah aktivitas
Agustus 2000 dengan mempunyai 5 (lima) Fakultas menggunakan proses dan sumber belajar [1].
yaitu: Teknik, Ekonomi, Pertanian, Hukum, dan MIPA,
E-Jurnal Teknik Informatika Vol. 13 No.1 (2018) ISSN: 2301-8364
Saat membuka grup, kita dapat memilih siapa yang bentuk dan gambar yang lebih besar, lebih lucu,
dapat melihat grup dan kiriman dari anggota grup, dan lebih menarik.
termasuk komentar, foto, dan file yang diunggah ke 5. Timeline Line. Menyediakan fitur timeline yang
grup. Siapa yang dapat melihat, mengunggah, dan bisa digunakan untuk bersosial media layaknya
mengunduh file bergantung pada pengaturan privasi timeline di Facebook.
grup. Adapun ketiga opsi privasi yang dapat dipilih 6. Grup Line menyediakan fitur grup agar pengguna
sebagai berikut [7] : dapat berbincang-bincang dengan pengguna Line
1. Terbuka: Semua orang di Facebook dapat melihat lebih dari satu pengguna.
dan bergabung dengan grup. grup akan muncul
dalam hasil pencarian dan semua konten yang c. Media Sosial WhatsApp
dikirim anggota (misalnya: foto, video, dan file) WhatsApp Messenger merupakan teknologi
dapat dilihat oleh siapa saja yang mengunjungi popular yang sangat potensial untuk dimanfaatkan
grup. sebagai alat pembelajaran. Al Saleem menambahkan
2. Tertutup: Semua orang di Facebook dapat bahwa dalam WhatsApp Messenger terdapat Whatsapp
melihat nama grup, anggotanya, dan orang yang Group yang mampu membangun sebuah pembelajaran
diundang bergabung di grup, tapi hanya anggota yang menyenangkan terkait berbagai topik diskusi yang
grup yang dapat melihat kiriman di dalam grup itu. diberikan oleh pengajar. Berikut dibawah ini merupakan
Untuk bergabung dengan grup tertutup, kita harus fitur-fitur pada media sosial WhatsApp, sebagai berikut
ditambahkan atau meminta bergabung. [9] :
3. Rahasia: Grup ini tak dapat ditemukan dalam 1. Mengirim pesan teks
pencarian, dan non-anggota tidak dapat melihat 2. Mengirim foto dari galeri ataupun dari kamera
apa pun tentang grup itu, termasuk nama dan 3. Mengirim video
daftar anggotanya. Nama grup tidak akan tampil 4. Mengirimkan berkas-berkas kantor atau yang
dalam kronologi anggota. lainnya
5. Menelpon melalui suara, termasuk mengirim pesan
b. Media Sosial Line suara yang dapat didengarkan oleh penerima setiap
Aplikasi Line menggunakan sistem nomor telepon saat.
seluler penggunanya sebagai basis untuk saling 6. Berbagi lokasi memanfaatkan GPS
berhubungan. Aplikasi Line saat ini tersedia untuk 7. Mengirimkan kartu kontak
gadged yang memiliki sistem operasional iOS dan 8. WhatsApp juga mendukung beberapa emotikon,
Android. Line berbeda dari aplikasi IM lainnya, karena namun untuk stiker, WhatsApp tergolong
ada emotikon yang bervariasi. Ada Emoji yang minimalis. Berbeda dengan Line yang lebih getol
menggambarkan kepala dengan bermacam ekspresi, lalu mengembangkannnya.
emoticons berupa susunan karakter teks yang juga 9. Di WhatsApp, pengguna juga dapat mengatur panel
membentuk ekspresi, serta ada stickers. stickers ini yang profilnya sendiri, terdiri dari nama, foto, status serta
cukup unik untuk Line, karena gambar ikonnya lucu- beberapa alat pengaturan privasi untuk melindungi
lucu, berukuran besar dan lebih ekspresif. Sejak profil dan juga alat bantuan untuk mem-backup
peluncuran pertamanya, pengguna Line di seluruh dunia pesan, mengubah nomor akun dan melakukan
mencapai 400 juta pengguna. Majalah SWA online pembayaran.
menyebutkan bahwa pengguna Line kini digunakan
lebih dari 170 juta pengguna aktif setiap bulannya. III. METODE PENELITIAN
Jumlah pengguna aktif di Indonesia sebanyak 30 juta
pengguna menempatkan negara Indonesia di posisi A. Populasi dan Sampel
kedua pengguna Line terbanyak di dunia. Diantara fitur
instant messaging Line yang sering digunakan sebagai a. Populasi
berikut [8] : Menurut Sugiyono (2012: 117), populasi adalah
1. Personal Chat. Fitur ini merupakan fitur utama wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek
yang diberikan oleh Line sebagai sarana yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
komunikasi dengan pengguna Line lainnya secara ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik
private. kesimpulannya [10].
2. Share Foto atau Gambar Line memberikan fitur Populasi pada penelitian ini dilakukan pada
berbagai foto atau gambar baik secara personal mahasiswa, dan dosen di ketiga Universitas di Sulawesi
melalui personal chat, ataupun melalui diskusi Utara yaitu De La Salle dengan 200 responden,
grup. Universitas Nusantara dengan 150 responden, dan
3. Free Call. Pengguna Line dapat menelpon STMIK Parna Raya dengan 150 responden masing-
pengguna Line lainnya dengan gratis karena masing di Fakultas teknik.
menggunakan jaringan internet.
4. Sticker. Layaknya emoticon, sticker juga dapat
digunakan untuk mengekspresikan sesuatu dengan
E-Jurnal Teknik Informatika Vol. 13 No.1 (2018) ISSN: 2301-8364
80
54 65
60 52
40 33 37 38
22 30 Gambar 4. 2. Kualitas Sistem E-Learning dan Kualitas
20
20 Informasi E-Learning
Sumber : hasil analisis penulis
0
STMIK Selain itu, aktivitas pembelajaran konvensional
UN sudah efektif, hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata
De La
Salle tertinggi 3.94 di De La Salle, skor rata-rata tertinggi
4.07 di Universitas Nusantara, dan skor rata-rata
tertinggi 4.09 di STMIK Parna Raya. Sedangkan
Facebook Line WhatsApp
informasi pembelajaran konvensional juga sudah efektif
di ketiga Universitas tersebut, dengan skor rata-rata
Gambar 4. 1. Perbedaan Penggunaan Media tertinggi 3.81 di De La Salle, skor rata-rata tertinggi
Sosial 3.88 di Universitas Nusantara, dan skor rata-rata
Sumber : hasil analisis penulis tertinggi 3.94 di STMIK Parna Raya. Berikut dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
Sedangkan pembelajaran konvensional dengan skor pembelajaran menggunakan media sosial Facebook,
rata-rata tertinggi 3.81 di Universitas De La Salle, skor Line, dan WhatsApp di De La Salle, Universitas
rata-rata tertinggi 4.05 di Universitas Nusantara, serta Nusantara, dan STMIK Parna Raya dapat disimpulkan
skor rata-rata tertinggi 4.04 di STMIK Parna Raya. bahwa :
Berikut dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 1. De La Salle, Universitas Nusantara, dan STMIK
Parna Raya sudah menerapkan pembelajaran E-
Learning dengan menggunakan media sosial
Facebook, Line, dan WhatsApp untuk menunjang
proses berlangsungnya pembelajaran, sehingga
adanya interaksi antar mahasiswa dan mahasiswa,
mahasiswa dan dosen.
2. Dalam penerapan pembelajaran E-Learning di De
La Salle, Universitas Nusantara, dan STMIK Parna
Raya juga sudah efektif. Maksudnya, kedua model
pembelajaran E-Learning dan konvensional
tersebut sama-sama efektif.
3. Kualitas sistem dan informasi terhadap E-Learning
Gambar 4. 4. Perbedaan penggunaan pembelajaran E- di Universitas Nusantara sangat tinggi, untuk
Learning dan pembelajaran konvensional STMIK Parna Raya dari kedua hasil tersebut
Sumber : hasil analisis penulis berada pada posisi kedua, sedangkan De La Salle
berada pada posisi ketiga.
3. Tingkat pemahaman mahasiswa terhadap E- 4. Penggunaan E-Learning di STMIK Parna Raya
Learning dan pembelajaran konvensional. sangat tinggi, untuk Universitas Nusantara berada
pada posisi kedua, sedangkan De La Salle berada
Pemahaman mahasiswa terhadap pelajaran pada posisi ketiga. Pada penggunaan pembelajaran
yang diberikan oleh dosen selama proses belajar konvensional di Universitas Nusantara sangat
berlangsung merupakan tujuan dari dosen atas tinggi, untuk STMIK Parna Raya berada pada
berhasilnya suatu pembelajaran tersebut baik itu posisi kedua, dan De La Salle berada pada posisi
pembelajaran melalui E-Learning maupun pembelajaran ketiga.
konvensional. Dalam pemahaman mahasiswa terhadap 5. Pemahaman E-Learning di Universitas Nusantara
pembelajaran E-Learning dapat dilihat berdasarkan skor sangat tinggi, untuk STMIK Parna Raya berada
rata-rata tertinggi 3.75 di De La Salle, skor rata-rata pada posisi kedua, dan De La Salle berada pada
tertinggi 4.05 di Universitas Nusantara, dan skor rata- posisi ketiga, sedangkan pemahaman konvensional
rata tertinggi 3.95 di STMIK Parna Raya. Sedangkan di Universitas Nusantara sangat tinggi, untuk De La
pembelajaran konvensional dengan skor rata-rata Salle berada pada posisi kedua, dan STMIK Parna
tertinggi 4.00 di De La Salle, skor rata-rata tertinggi Raya berada pada posisi ketiga.
4.01 di Universitas Nusantara, dan skor rata-rata
tertinggi 3.95 di STMIK Parna Raya. Berikut dapat B. SARAN
dilihat pada gambar dibawah ini.
E-Learning dan pembelajaran konvensional
diketiga perguruan tinggi tersebut sudah efektif,
sehingga dalam penerapannya lebih ditingkatkan lagi
pengawasannya dalam pembelajaran salah satunya
dengan membentuk kelas E-Learning yang bertatap
muka (konvensional) yang dapat digunakan untuk
membahas berbagai adanya kendala-kendala yang ada
dan tidak bisa diselesaikan digrup E-Learning tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 4. 5. Pemahaman E-Learning dan
[1]. Sutiyono, dkk, 2013. Analisis Pemanfaatan E-
pembelajaran konvensional
Learning Sebagai Media Pembelajaran Di
Sumber : hasil analisis penulis
Universitas Diponegoro. Fakultas Ilmu Komputer.
Program Studi Teknik Informatika. Universitas
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bina Darma. Palembang.
[2] Fremaditiya Tondy, 2012. Pengaruh Pemanfaatan
A. KESIMPULAN
Media E-Learning Dan Lingkungan Belajar
Terhadap Kreativitas Siswa Pada Mata Pelajaran
Dari hasil analisis penelitian yang dilakukan
TIK Kelas Viii Di SMPN 1 Gamping. Fakultas
mengenai pemanfaatan E-Learning untuk proses
E-Jurnal Teknik Informatika Vol. 13 No.1 (2018) ISSN: 2301-8364