Pkpu - Eky
Pkpu - Eky
KREDITUR PREFEREN
Kreditur Preferen diartikan sebagai kreditur yang memiliki hak istimewa. Hak istimewa
adalah hak kreditur untuk didahulukan daripada kreditur lainnya karena alasan yang sah menurut
hukum seperti karena diperintahkan oleh undang-undang.
Kreditur preferen yang memiliki hak istimewa berdasarkan perindah undang-undang adalah
negara. Artinya, negara sebagai kreditur yang terlebih dahulu yang wahib didahulukan untuk
mendapatkan pembayaran seperti kewajiban debitur untuk membayar pajak terlebih dahulu atau
kewajiban lainnya yang harus dibayarkan kepada negara.
Selain itu, biaya-biaya yang timbul dalam proses kepailitan seperti jasa kurator yang dapat
diartikan sebagai tagihan yang perlu di dahulukan sebagaimana diatur dalam UU K-PKPU.
Dalam perkembangan hukumnya, Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan Putusan No.
67/PU-XI/2013 yang pada prinsipnya menegaskan bahwa:
“Pembayaran upah pekerja/buruh yang terhutang pembayaran upah pekerja/buruh yang
terhutang didahulukan atas semua jenis kreditur termasuk atas tagihan kreditur separatis, tagihan
hak negara, kantor lelang, dan badan umum yang dibentuk Pemerintah, sedangkan pembayaran hak-
hak pekerja/buruh lainnya didahulukan atas semua tagihan termasuk tagihan hak negara, kantor
lelang, dan badan umum yang dibentuk Pemerintah, kecuali tagihan dari kreditur separatis”.
Dengan adanya putusan MK tersebut, maka pembayaran upah terhadap pekerja/buruh
merupakan hal yang paling diutamakan dan memiliki kedudukan sebagai kreditur preferen. Setelah
pembayaran terhadap upah pekerja/buruh barulah mendahulukan mendahulukan tagihan hak negara
dan biaya yang keluar untuk proses kepailitan seperti biaya kurator atau kantor lelang.
Apabila mencermati pasca adanya putusan MK tersebut, maka dapat ditafsrikan kreditur
preferen yaitu:
1. Pembayaran terhadap upah buruh/pekerja;
2. Pembayaran terhadap negara seperti pajak, dll;
3. Kurator.
2. KREDITUR SEPARATIS
Kreditur separatis adalah kreditur yang memegang hak jaminan seperti hak gadai, hak
jaminan, hak hipotek dan hak-hak jaminan atas kebendaan lainnya.
Kreditur separatis ini dapat dikasifikasi sebagai berikut:
1. Pemegang Hak Gadai;
2. Pemegang Hak Fidusia;
3. Pemegang Hak Tanggungan;
4. Pemegang Hipotik Kapal;
Salah satu kelebihan dari kreditur separatis ini adalah dapat mengeksekusi objek jaminannya
seolah-olah tidak terjadi kepailitan sebagaimana diatur dalam Pasal 55 ayat (1) UU K-PKPU yaitu
sebagai berikut: “Dengan tetap memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56,
Pasal 57 dan Pasal 58, setiap Kreditur pemegang gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek,
atau hak agunan atas kebendaan lainnya dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi
kepailitan.”
Selain itu, kelebihan kreditur separatis adalah mendapatkan pembayaran terlebih dahulu dari
kreditur konkuren.
3. KREDITUR KONKUREN
Kreditur konkuren adalah kreditur yang tidak memegang hak jaminan namun memiliki hak
untuk menagih debitur karena memiliki tagihan yang dapat ditagih terhadap debitur yang didasarkan
pada perjanjian.
Sebagai contoh, kreditur memiliki tagihan terhadap debitur yang didasarkan pada perjanjian
utang piutang tanpa adanya jaminan (agunan). Biasanya perjanjian yang dibuat antara kreditur dan
debitur ini jumlahnya tidak besar, sehingga tagihannya pun kecil.
“Dalam proses PKPU Sementara dan/atau PKPU Tetap debitor (Termohon PKPU) akan
diberikan kesempatan untuk mengajukan rencana perdamaian kepada seluruh kreditornya.”
Dalam proses permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) debitor dan
kreditor akan diberikan kesempatan untuk melakukan musyawarah atau negosiasi terkait permasalah
utang piutang yang ada. Hal-hal yang dapat dibicarakan yaitu seperti mekanisme pembayaran utang
yang akan dilakukan baik seluruhnya atau sebagian, termasuk apabila perlu dilakukan restrukturisasi
utang.
Terdapat 2 tahapan dalam proses PKPU yaitu PKPU Sementara dan PKPU Tetap. Berikut
penjelasan mengenai tahapan-tahapan tersebut:
a) PKPU Sementara
PKPU Sementara merupakan PKPU pendahuluan yang akan diberikan oleh Pengadilan
Niaga ketika adanya permohonan PKPU. Baik permohonan tersebut diajukan oleh kreditor atau
debitor itu sendiri. PKPU Sementara berlaku sejak tanggal putusan PKPU Sementara dibacakan dan
berlangsung maksimal selama 45 hari.
Dalam putusan PKPU Sementara, pengadilan akan menunjuk 1 orang hakim pengawas dan
mengangkat 1 atau lebih pengurus untuk melakukan pengurusan selama proses PKPU Sementara.
Segera setelah diangkat berdasarkan putusan pengadilan, pengurus wajib untuk
mengumumkan putusan PKPU Sementara tersebut dalam Berita Negara Republik Indonesia dan
sedikitnya 2 surat kabar harian. Pengumuman tersebut dilakukan sesuai dengan arahan hakim
pengawas sebagaimana termuat dalam penetapan.
Pengumuman tersebut memuat undangan yang ditujukan kepada seluruh kreditor dari
debitor, serta memuat jadwal diadakannya rapat kreditor dan rapat permusyawaratan hakim
(persidangan).
Rapat kreditor dipimpin oleh hakim pengawas dengan dihadiri oleh debitor dan/atau
kuasanya serta pihak-pihak yang merasa berkedudukan sebagai kreditor. Dalam rapat kreditor ini
akan dilakukan pencocokan piutang, pembahasan rencana perdamaian yang diajukan oleh debitor
apabila ada dan penentuan apakah akan diberikan PKPU Tetap atau tidak kepada debitor.
Jika telah ada rencana perdamaian yang disiapkan debitor, maka pemungutan suara dapat
dilakukan. Debitor berkewajiban untuk mengajukan rencana perdamaian yang memuat rencana
pembayaran utang kepada seluruh kreditornya.
Namun jika debitor belum siap dengan rencana perdamaiannya maka debitor dapat
mengajukan permohonan perpanjangan waktu melalui mekanisme PKPU Tetap.
b) PKPU Tetap
PKPU Tetap merupakan tahap perpanjangan waktu dari PKPU Sementara. Beberapa
keadaan yang mendorong terjadinya PKPU Tetap yaitu dikarenakan debitor belum siap dengan
rencana perdamaiannya atau para kreditor belum dapat memberikan keputusan terkait rencana
perdamaian yang diajukan.
Keputusan akan diberikan PKPU Tetap atau tidak kepada debitor harus melalui mekanisme
pemungutan suara (voting) yang dilakukan oleh seluruh kreditor. Dengan perhitungan kuorum
sebagaimana dalam Pasal 229 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan
dan PKPU (“UU Kepailitan”).
Merujuk kepada ketentuan kuorum dalam Pasal 229 ayat (1) tersebut maka baik kreditor
konkuren dan kreditor separatis berhak untuk menentukan kelanjutan dari suatu proses PKPU.
Jika berdasarkan hasil voting memenuhi kuorum untuk diberikan PKPU Tetap, maka proses
dilanjutkan dengan PKPU Tetap. Dengan jangka waktu maksimal 270 hari terhitung sejak putusan
PKPU Sementara diucapkan. Namun jika kuorum tidak terpenuhi maka pengadilan harus menyatakan
debitor pailit.
Jangka waktu 270 (duaratus tujuhpuluh) hari itu adalah jangka waktu bagi debitor dan
kreditornya untuk perundingan dan pembahasan terkait rencana perdamaian yang akan diberlakukan
di antara mereka. Sehingga bukan batasan waktu bagi debitor untuk menyelesaikan pembayaran
utang-utangnya kepada para kreditor.
Jika setelah jangka waktu PKPU Tetap berakhir belum tercapai kesepakatan atas rencana
perdamaian yang disampaikan, maka debitor akan dinyatakan pailit oleh pengadilan
Proses ini biasanya dimulai dari inisiatif Debitor ataupun seseorang atau perusahaan yang meminjamkan
uang kepada debitor. Tujuan Pemohon adalah adanya Pernyataan Pailit atau debitor berada dalam proses
PKPU. Jika Pengadilan menganggap bahwa permohonan dapat dikabulkan, maka Pengadilan akan
menunjuk seorang Hakim Pengawas. Dalam proses kepailitan, Pengadilan juga menunjuk seorang
Kurator dan dalam proses PKPU, Pengadilan juga menunjuk seorang Pengurus.
Ini adalah suatu proses dimana seorang Debitor yang mempunyai kesulitan untuk membayar utangnya
diurus oleh kurator yang bertugas untuk menjual aset debitor tersebut dan membayarkannya kepada
kreditor. Apabila memungkinkan, debitor dapat mengajukan perdamaian untuk menghindari terjadinya
pailit.
Ini adalah suatu proses dimana pengadilan melarang kreditor untuk memaksa debitor dalam membayar
utangnya pada jangka waktu tertentu. Pada jangka waktu tersebut, debitor dapat mengajukan rencana
perdamaian dengan para Kreditornya.
Seorang Kurator akan mengurus debitor dalam perkara kepailitan. Keberadaan kurator dalam perkara
kepailitan juga melindungi kepentingan-kepentingan kreditor agar hak-hak kreditor terlindungi sesuai
dengan ketentuan yang ada. Mereka adalah seseorang yang mempunyai surat izin untuk menjadi Kurator.
Izin tersebut dikeluarkan oleh Departemen Hukum dan HAM. Dalam beberapa hal (misalnya ketika
pemohon kepailitan tidak menunjuk Kurator perorangan) maka Balai Harta Peninggalan (BHP) akan
ditunjuk sebagai Kurator.
Dalam hal ini, debitor dibantu oleh seorang Pengurus. Akan tetapi, pihak manajemen debitor dapat
mengurus sendiri dibawah pengawasan Pengurus.
Jika Pengadilan Niaga mengabulkan permohonan pailit atau PKPU, maka Pengadilan Niaga menunjuk
seorang Hakim Pengawas untuk mengawasi tugas Kurator. Sementara, Hakim Pengawas akan dimonitor
oleh Majelis Hakim yang memutus perkara tersebut.
Baik dalam proses kepailitan maupun PKPU, Kreditor dilarang untuk menagih utangnya kepada Debitor.
Mereka harus melaporkan mengenai utangnya tersebut kepada Kurator atau Pengurus. Secara hukum baik
hak-hak debitor maupun hak-hak kreditor harus diajukan dan dilaksanakan oleh Kurator atau Pengurus.
Tidak. Undang-undang Kepailitan menyediakan hak-hak istimewa bagi kreditor yang haknya dijamin
oleh Hak Tanggungan atau Gadai dan juga bagi kreditor-kreditor yang berdasarkan Undang-Undang lain
diberikan prioritas khusus, seperti para pekerja yang gajinya belum dibayar dan juga pemerintah untuk
tagihan pajak. Kreditor-kreditor yang tidak mempunyai hak khusus, biasa disebut �kreditor konkuren�,
berlaku perlakuan yang sama.
Rapat Kreditor merupakan forum resmi bagi para Kreditor untuk memutuskan berbagai hal yang
berkaitan dengan kepailitan atau PKPU yang terjadi. Rapat tersebut dipimpin oleh seorang hakim
pengawas.
Apa yang dimaksud dengan Rapat Verifikasi?
Ini adalah salah satu tipe dari rapat kreditor. Rapat verifikasi atau rapat pencocokan piutang diadakan
untuk menentukan status dari piutang masing-masing Kreditor terhadap debitornya. Rapat ini juga
dipimpin oleh seorang Hakim Pengawas. Panggilan untuk rapat akan dikirimkan langsung kepada seluruh
kreditor dan juga diterbitkan dalam 2 (dua) surat kabar.
Usul untuk pembubaran atau penggantian panitia kreditor sementara (yang telah ditunjuk oleh
Pengadilan sebelumnya) dan menggantinya dengan panitia kreditor tetap.
Cara untuk menjual harta atau aset debitor dalam perkara kepailitan.
Pada tahap awal, Pengadilan dapat menunjuk Panitia Kreditor Sementara. Setelahnya, para kreditor dapat
meminta penunjukan kreditor lain atau berbeda untuk duduk dalam kepanititan. Panitia kreditor
memberikan saran kepada kurator atau pengurus dalam menjalankan proses kepailitan atau PKPU.
Bagaimana Kreditor dapat mencari informasi mengenai perkara kepailitan yang sedang
berlangsung?
Berdasarkan UU Kepailitan dan PKPU, berkas-berkas dokumen berikut ini harus tersedia bagi
kepentingan publik dan/atau Kreditor. Berkas-berkas tersebut dapat di fotokopi dengan dikenakan biaya
yang harus dibayarkan kepada Panitera (pasal 112). Lihat lampiran untuk daftar dokumen dan dasar
hukum yang menyatakan apakah dokument tersebut dapat diakses oleh masyarakat atau kreditor.
Dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan perkara kepailitan dan PKPU juga ada yang dapat
diakses melalui internet. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memulai usaha ini, begitu juga dengan
beberapa kurator. Tanya kurator Anda apakah dia membuat suatu situs/lokasi yang murah di internet
dimana kreditor dapat mengetahui lebih banyak mengenai perkara dan bagaiman perkara tersebut
mempengaruhi piutangnya.
Rencana Perdamaian adalah perjanjian antara debitor dan para kreditornya mengenai penyesuaian jumlah
piutang (yang diajukan Kreditor) dengan jumlah utang yang diajukan debitor, dalam rangka menghindari
terjadinya likuidasi. Perjanjanjian perdamaian dapat diajukan dalam perkara kepailitan maupun perkara
PKPU. Perjanjian tersebut harus disetujui oleh para kreditor konkuren dengan melakukan pemungutan
suara dalam rapat kreditor, dan untuk beberapa kriteria juga harus disetujui oleh Pengadilan. Jika
disetujui, maka akan mengikat seluruh Kreditor konkuren. Jika Kreditor atau Pengadilan menolak rencana
perdamaian, maka Debitor akan dilikuidasi.
Apa pengaruh rencana perdamaian yang telah disetujui bagi kreditor preferen atau kreditor yang
mempunyai hak-hak khusus?
Secara umum, kecuali jika kreditor dengan sukarela setuju untuk mengabaikan atau memodifikasi hak-
hak mereka, mereka tidak terpengaruh dengan adanya rencana perdamaian.
Apa yang akan terjadi jika Debitor tidak dapat memenuhi kewajiban yang telah ditentukan dalam
rencana perdamaian?
Likuidasi adalah proses penjualan hampir seluruh aset atau harta Debitor. Semua benda harus dijual
dimuka umum, contohnya melalui lelang atau tender oleh Balai Lelang Negara.
Proses dari hasil penjualan asset yang tidak ada jaminannya diberikan kepada para kreditor berdasarkan
jenis piutang masing-masing. Tipe jaminan yang berbeda memiliki hak yang berbeda juga tergantung
Undang-undang Kepailitan dan PKPU dan juga peraturan lainnya. Kreditor yang tidak mempunyai hak
istimewa disebut Kreditor konkuren. Mereka dibayar setelah seluruh kreditor preferen dilunasi
piutangnya.
Apa yang terjadi pada hasil penjualan harta debitor yang berada dalam hak tanggungan atau
gadai?
Terlepas dari apakah kurator atau kreditor sendiri yang melaksanakan penjualan, kreditor yang
mempunyai piutang yang lebih dulu dibanding kreditor preferen lain (misalnya pemerintah untuk tagihan
pajak) dapat meminta hasil penjualan untuk dibayarkan kepada kreditor yang memiliki piutang yang
terlebih dahulu.
Pembayaran apa yang dapat diharapkan oleh Kreditor jika terjadi likuidasi?
Praktek menunjukan bahwa Kreditor konkuren biasanya hanya menerima sedikit presentasi dari piutang
mereka. Pembayaran bagi Kreditor preferen biasanya tergantung pada nilai jaminan piutang mereka.
Mana yang lebih baik dari sudut pandang kreditor konkuren: rencana perdamaian atau likuidasi?
Secara umum, likuidasi lebih merupakan proses yang dapat diperkirakan dibandingkan dengan rencana
perdamaian. Tapi hasilnya biasanya rendah, terutama bagi Kreditor konkuren.
Dalam rencana perdamaian, Debitor atau Kurator akan menawarkan pembayaran yang lebih besar jika
dibandingkan dengan pembayaran yang didapat melalui proses likuidasi, tapi dengan jangka waktu yang
lebih lama. Selama masa waktu tersebut, bisa saja terjadi sesuatu hal yang buruk terhadap perusahaan
Debitor dan rencana perdamaian menjadi gagal. Jika hal tersebut terjadi, maka akan Debitor konkuren
kemungkinan akan dibayar lebih rendah lagi.
Bagaimana cara agar Kreditor mengetahui bahwa Kurator dan Pengurus melakukan pekerjaan
dengan baik?
Minimal, Kreditor harus memastikan bahwa Kurator memasukkan semua laporan yang diwajibkan
menurut Undang-undang (misalnya, laporan mengenai harta Debitor) kepada Panitera. Jika hal ini tidak
terjadi, maka anda mempunyai alasan untuk khawatir dan dapat menyampaikannya pada Hakim
Pengawas.
Apa yang Kreditor dapat lakukan jika Kurator dan Pengurus tidak bekerja dengan baik?
Secara umum, masalah apapun yang timbul harus dibicarakan dengan musyawarah. Tapi jika pendekatan
ini tidak berhasil, maka Kreditor mempunyai hak untuk memberhentikan Kurator. Berdasarkan Undang-
undang, Pengadilan harus mengganti Kurator jika diinginkan oleh lebih dari setengah jumlah Kreditor
konkuren yang memegang lebih dari setengah jumlah keseluruhan piutang. Hal yang sama juga berlaku
bagi perkara PKPU, meskipun dalam perkara PKPU, memecat/mengganti Pengurus bukan merupakan
kewajiban dari Pengadilan.
Apa yang dapat dilakukan kreditor untuk memastikan bahwa tagihan kreditor lainnya sah?
Seorang kreditor dapat meninjau kembali daftar tagihan yang sementara itu telah diputuskan oleh kurator
untuk diterima. Kurator wajib untuk mengizinkan seorang kreditor untuk meninjau kembali daftar
tersebut pada minggu sebelum rapat verifikasi. Kreditor tersebut dapat menyatakan keberatannya
terhadap tagihan dari seorang kreditur pada rapat verifikasi. Sebagai alternatif, ia dapat memohon kepada
kurator untuk meminta kreditor yang tagihannya dipertanyakan untuk mengucapkan sumpah berkaitan
dengan keabsahan jumlah tagihannya. Mengucapkan sumpah palsu berkenaan dengan tagihan dalam
perkara kepailitan dapat dikenakan hukuman penjara. Lihat dibawah ini.
Apakah sanksi bagi kreditor yang menyampaikan tagihan palsu atau yang jumlahnya dibesarkan
dalam suatu sidang perkara kepailitan?
Menurut Pasal 400 KUHP, seorang kreditor yang dinyatakan bersalah karena mengajukan tagihan palsu
atau yang jumlahnya dibesarkan dalam suatu sidang perkara kepailitan dapat dihukum penjara lima tahun
dan enam bulan.
Apa saja hak-hak kreditor terhadap debitor setelah rencana perdamaian disetujui?
Jumlah piutang kreditor konkuren terhadap debitor ditentukan oleh rencana perdamaian yang telah
disetujui, terlepas dari apakah kreditor tersebut menyetujui atau tidak. Kemampuan rencana perdamaian
untuk mengikat hampir seluruh kreditor merupakan hal yang sangat efektif untuk menghindari likuidasi
dan memungkinkan debitor untuk meneruskan usahanya. Hal seperti ini tidak mungkin terjadi di luar
proses kepailitan.
Secara teori, kreditor masih dapat menagih piutangnya jika piutang tersebut tidak seluruhnya dibayarkan
melalui proses likuidasi. Namun, menagih debitor perorangan akan sulit kecuali jika debitor tersebut bisa
cepat mempunyai harta kembali. Untuk menagih badan hukum (misalnya: perusahaan) harus dilihat
dahulu bagaimana status hukum perusahaan tersebut setelah proses kepailitan berakhir, misalnya bisa saja
terjadi perusahaan tersebut telah dicoret dari daftar perusahaan.