Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Mata Kuliah

“PERENCANAAN PEMBELAJARAN”

Dosen Pengampu : Abdul Malik, M. Pd

Disusun Oleh :

Kelompok VI (Enam)

FITRIANI (204200082)

KASMAWATI (204200070)

ANISA (204200075)

Kelas IIIC

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Tahun Ajaran 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahnya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengembangan Strategi Pembelajaran”
tepat waktu. Makalah Pengembangan Strategi Pembelajaran disusun guna memenuhi tugas dari
Bapak Abdul Malik, M.Pd pada mata kuliah Perencanaan Pembelajaran di Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang Pengembangan Strategi Pembelajaran. Penulis mengucapakan terimakasih
kepada Bapak Abdul Malik, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Perencanaan
Pembelajaran. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah
ini.

Jambi, 27 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran ............................................................................... 3


B. Jenis Pendekatan Strategi Belajar ............................................................................... 4
C. Prinsip Strategi Pembelajaran ..................................................................................... 7
D. Komponen Strategi Belajar ......................................................................................... 9
E. Mengembangkan Strategi Pembelajaran ................................................................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang guru adalah pemimpin di dalam kelasnya. Pemimpin siswa-siswanya pada saat
proses belajar mengajar berlangsung. Seorang guru pun harus bisa menguasai dan
mengendalikan kelas. Guru harus tahu bagaimana cara membuat proses belajar mengajar
tidak menjenuhkan dan selalu menyenangkan untuk para siswa, sehingga dibutuhkan
strategi-strategi yang tepat dalam prosesnya.

Tapi saat sekarang realitanya kita dapat melihat di dalam proses pembelajaran itu sendiri
guru masih belum bisa mengkondisikan pembelajarannya sesuai yang diharapkan oleh siswa
maupun oleh kurikulum yang dituntut. Tidak hanya itu, kadangkala guru belum bisa
memahami seperti apa pembelajaran kondusif yang diinginkan siswa, yang nantinya hal itu
akan berpengaruh kepada hasil proses pembelajaran siswa itu sendiri.

Guru yang profesional dituntut untuk dapat menampilkan keahliannya di depan kelas.
Salah satu keahlian tersebut, yaitu kemampuan menyampaikan pelajaran kepada siswa.
Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengan efektif dan efisien, guru perlu mengenal
berbagai jenis strategi pembelajaran sehingga dapat memilih strategi manakah yang paling
tepat untuk mengajarkan suatu bidang studi tertentu. Dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran, setiap guru dituntut untuk memahami benar strategi pembelajaran yang akan
diterapkannya. Sehubungan dengan hal tersebut, seorang guru perlu memikirkan strategi
pembelajaran yang akan digunakannya. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat
berdampak pada tingkat penguasaan atau prestasi belajar siswa.

Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Artinya, bagaimana pengajar dapat


memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan
pengalaman belajar yang baik, yaitu yang dapat memberikan fasilitas kepada peserta didik
mencapai tujuan pembelajaran (Gafur, 1989). Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas dan
ketrampilan pengajar dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran, yaitu yang

1
disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan situasi kondisi yang dihadapinya. Strategi
pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh pengajar bertitik tolak dari tujuan awal
pembelajaran. Dengan demikian, penerapannya pun harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran, sehingga diharapkan terdapat keselarasan antara tujuan dan pelaksanaan.

Di dalam proses pembelajaran terdapat berbagai jenis strategi pembelajaran yang dapat
digunakan oleh guru. Strategi pembelajaran tersebut dapat diklasifikasi dengan menggunakan
berbagai dasar (titik tolak) klasifikasi. Bagi seorang guru pemahaman tentang berbagai dasar
klasifikasi tersebut disamping bermanfaat sebagai kerangka acuan untuk memahami dengan
lebih baik setiap strategi pembelajaran, juga pada gilirannya akan sangat bermanfaat didalam
memilih serta menggunakan setiap jenis trategi pembelajarann tersebut secara lebih efektif
didalam penciptaan sistem lingkungan belajar-mengajar.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan strategi pembelajaran?
2. Apa saja jenis-jenis pendekatan dalam strategi pembelajaran?
3. Apa saja prinsip-prinsip pendekatan dalam strategi pembelajaran?
4. Apa saja komponen strategi belajar?
5. Bagaimana cara mengembangkan strategi pembelajaran?

C. Tujuan

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

1. Pengertian strategi pembelajaran


2. Jenis-jenis pendekatan dalam strategi pembelajaran
3. Prinsip dalam sttrategi pembelajran
4. Komponen dalam strategi pembelajaran
5. Cara mengembangkan strategi pembelajaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran

Kata strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang diartikan sebagai seni penggunaan
rencana untuk mencapai tujuan. Strategi pembelajaran menurut Frelberg & Driscoll (1992)
dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan pemberian materi pelajaran pada berbagai
tingkatan, untuk siswa yang berbeda, dalam konteks yang berbeda pula. Gerlach & Ely
(1980) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk
menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu, meliputi sifat,
lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Dick
& Carey (1996) berpendapat bahwa strategi pembelajaran tidak hanya terbatas pada prosedur
kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya materi atau paket pembelajaran. Strategi
pembelajaran terdiri atas semua komponen materi pelajaran dan prosedur yang akan
digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran yang
dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik siswa, kondisi
sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan khusus pembelajaran yang dirumuskan. Gerlach &
Ely (1980) juga mengatakan bahwa perlu adanya kaitan antara strategi pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran, agar diperoleh langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang efektif dan
efisien. Strategi pembelajaran terdiri dari metode dan teknik (prosedur) yang akan menjamin
bahwa siswa akan betul-betul mencapai tujuan pembelajaran. Kata metode dan teknik sering
digunakan secara bergantian. Gerlach & Ely (1980) mengatakan bahwa teknik (yang kadang-
kadang disebut metode) dapat diamati dalam setiap kegiatan pembelajaran. Teknik adalah
jalan atau alat (way or means) yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan siswa
ke arah tujuan yang akan dicapai. Guru yang efektif sewaktu-waktu siap menggunakan
berbagai metode (teknik) dengan efektif dan efisien menuju tercapainya tujuan.

Secara sempit strategi mempunyai kesamaan dengan metoda yang berarti cara untuk
mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Secara luas strategi dapat diartikan sebagai
3
suatu cara penetapan keseluruhan aspek yang berkaitan dengan pencapaian tujuan
pembelajaran, termasuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Setelah mencermati konsep
strategi pembelajaran, kita perlu mengkaji pula tentang istilah lain yang erat kaitannya
dengan strategi pembelajaran dan memiliki keterkaitan makna yaitu pendekatan, metoda, dan
teknik.

B. Jenis Pendekatan Dalam Strategi Pembelajaran

Ada beberapa dasar yang dapat digunakan untuk mengklasifikasi strategi pembelajaran.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa di antaranya untuk dipahami dan pada saatnya dapat
dipilih serta digunakan secara efektif. Berdasarkan bentuk pendekatannya, dibedakan:

1. Expository

“Expotition” (ekspositori), yang berarti guru hanya memberikan informasi yang berupa
teori, generalisasi, hukum atau dalil beserta bukti-bukti yang mendukung. Siswa hanya
menerima saja informasi yang diberikan oleh guru. Pembelajaran telah diorganisasikan oleh
guru sehingga siap disampaikan kepada siswa dan siswa diharapkan belajar dari informasi
yang diterimanya itu, pembelajaran itu disebut ekspositori.

2. Discovery dan Inquiry

Discovery (penemuan) sering dipertukarkan pemakaiannya dengan inquiry


(penyelidikan) penemuan adalah proses mental yang mengharapkan siswa mengasimilasikan
suatu konsep atau suatu prinsip. Proses mental, misalnya mengamati, menjelaskan,
mengelompokkan, dan membuat kesimpulan. Konsep, misalnya bundar, segitiga, demokrasi,
dan energi. Prinsip, misalnya “setiap logam apabila dipanaskan memuai”. Inquiry,
merupakan perluasan dari discovery (discovery yang digunakan lebih mendalam). Artinya,
inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya. Misalnya, merumuskan
masalah, merancang eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data,
menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Penggunaan discovery dalam batas-batas
tertentu baik, untuk kelas-kelas rendah, sedangkan inquiry baik untuk siswa-siswa di kelas
4
yang lebih tinggi. Salah satu bentuk discovery yang disebut Guided Discovery (discovery
terbimbing), guru memberi beberapa petunjuk kepada siswa untuk membantu siswa
menghindari jalan buntu. Guru memberi pertanyaan atau mengungkapkan dilema yang
membutuhkan pemecahan-pemecahan, menyediakan materi-materi yang sesuai dan menarik,
serta meningkatkan kemampuan siswa untuk mengemukakan dan menguji hipotesis. Secara
berturut-turut langkah discovery terbimbing sebagai berikut.

a. Adanya problema yang akan dipecahkan, yang dinyatakan dalam pertanyaan atau
pernyataan.
b. Jelas tingkat/kelasnya (misalnya SMP kelas III).
c. Konsep atau prinsip yang harus ditemukan siswa melalui kegiatan tersebut perlu ditulis
dengan jelas.
d. Alat/bahan perlu disediakan sesuai dengan kebutuhan siswa dalam melaksanakan
kegiatan.
e. Diskusi sebagai pengarahan sebelum siswa melaksanakan kegiatan.
f. Kegiatan metode penemuan oleh siswa berupa penyelidikan/percobaan untuk
menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
g. Proses berpikir kritis perlu dijelaskan untuk menunjukkan adanya mental operasional
siswa, yang diharapkan dalam kegiatan.
h. Perlu dikembangkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka, yang mengarah pada
kegiatan yang dilakukan siswa. Ada catatan guru yang meliputi penjelasan tentang hal-
hal yang sulit dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil terutama kalau
penyelidikan mengalami kegagalan atau tak berjalan sebagaimana mestinya.

Adapun langkah-langkah inquiry sebagai berikut.

 Menentukan masalah.
 Pengumpulan data untuk memperoleh kejelasan.
 Pengumpulan data untuk mengadakan percobaan.
 Perumusan keterangan yang diperoleh.
 Analisis proses inquiry.

5
3. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)

Sejak dulu cara belajar ini telah ada, yaitu bahwa dalam kelas mesti terdapat kegiatan
belajar yang mengaktifkan siswa. Hanya saja kadar (tingkat) keterlibatan siswa itu yang
berbeda. Jika dahulu guru lebih banyak menjejalkan fakta, informasi atau konsep kepada
siswa, akan tetapi saat ini dikembangkan suatu keterampilan untuk memproses perolehan
siswa. Kegiatan pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, melainkan berpusat pada siswa
(student centered). Siswa pada hakikatnya memiliki potensi atau kemampuan yang belum
terbentuk secara jelas maka kewajiban gurulah untuk memberi stimulus agar siswa mampu
menampilkan potensi itu, betapa pun sederhananya. Para guru dapat menumbuhkan
keterampilan-keterampilan pada siswa sesuai dengan taraf perkembangannya sehingga siswa
memperoleh konsep. Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan memproses
perolehan, siswa akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep,
serta mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Proses (Setiawan, 2013)pembelajaran
seperti inilah yang dapat menciptakan siswa belajar aktif. Hakikat dari CBSA adalah proses
keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam kegiatan pembelajaran yang memungkinkan
terjadinya:

a. Proses asimilasi/pengalaman kognitif  yang memungkinkan terbentuknya Pengetahuan.


b. Proses perbuatan/pengalaman langsung  yang memungkinkan terbentuknya
Keterampilan.
c. Proses penghayatan dan internalisasi nilai  yang memungkinkan terbentuknya nilai dan
sikap.

Walaupun demikian, hakikat CBSA tidak saja terletak pada tingkat keterlibatan intelektual-
emosional, tetapi terutama juga terletak pada diri siswa yang memiliki potensi, tendensi atau
kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan siswa itu selalu aktif dan dinamis. Oleh
sebab itu, guru diharapkan mempunyai kemampuan profesional sehingga ia dapat
menganalisis situasi pembelajaran, kemudian mampu merencanakan sistem pembelajaran
yang efektif dan efisien.

4. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

6
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.

5. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir

Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran


yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi
pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses
menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus
dengan memanfaatkan pengalaman siswa.

6. Strategi Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh
siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan
memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang
dipersyaratkan.

7. Strategi Pembelajaran Kontekstual /Contextual Teaching Learning

Contextual Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat diperoleh dari usaha siswa
mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.

C. Prinsip-Prinsip Strategi Pembelajaran

7
Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran yang dimaksud adalah hal-hal yang
harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip umum penggunaan
strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan
untuk mencapai semua tujuan pembelajaran dan semua kondisi pembelajaran. Setiap strategi
memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Oleh karena itu, guru perlu memahami prinsip-prinsip
umum penggunaan strategi pembelajaran berikut.

1. Berorientasi Pada Tujuan


Dalam strategi pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama. Segala aktivitas
guru dan siswa, mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal
ini sangat penting, sebab mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh sebab itu
keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
2. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Walaupun kita mengajar
pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang kita inginkan adalah perubahan
perilaku setiap siswa. Guru dikatakan professional jika ia menangani 32 orang siswa
perkelasnya, dan seluruhnya dikatakan berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Oleh
karena itu, dilihat dari segi jumlah siswa sebaiknya standar keberhasilan guru ditentukan
setinggi-tingginya. Semakin tinggi standar keberhasilan yang ditentukan, maka semakin
berkualitas proses pembelajarannya.
3. Aktivitas
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat,
memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu,
strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa, baik aktivitas fisik maupun
aktivitas mental. Dengan demikian strategi pembelajaran yang diterapkan harus benar-
benar memotivasi, mendorong siswa untuk ikut terlibat aktif dalam pembelajaran secara
fisik maupun mental. Demikian juga sasaran belajar yakni tidak hanya aspek kognitif saja
melainkan juga aspek afektif dan psikomotorik.
4. Integritas

8
Mengajar harus dipandandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa.
Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga
meliputi pengembangan aspek kognitif dan aspek psikomotorik. Oleh karena itu, strategi
pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kehidupan siswa secara
terintegrasi.
Contoh, penggunaan metode diskusi, guru harus dapat merancang strategi pembelajaran
diskusi, tidak hanya berbatas pada pengembangan kemampuan intelektual saja, akan
tetapi harus mendorong siswa agar mereka dapat berkembang secara keseluruhan.
Disamping hal-hal tersebut, peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2009 khususnya
dalam Bab IV Pasal 19 disebutkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.

D. Komponen Strategi Belajar

Komponen-komponen dalam strategi pembelajaran ialah:

1. Tujuan Pengajaran, merupakan acuan yang dipertimbangkan untuk memilih strategi


belajar-mengajar.
2. Guru, masing-masing guru berbeda pengalaman pengetahuan, kemampuan menyajikan
pelajaran, gaya mengajar, pandangan hidup, maupn wawasannya. Perbedaan ini
mengakibatkan adanya perbedaan dalam pemilihan strategi pembelajaran.
3. Peserta didik, didalam kegiatan pembelajaran peserta didik mempunyai latar belakang
yang berbeda-beda. Seperti lingkungan sosial, lingkungan budaya, gaya belajar, keadaan
ekonomi, dan tingkat kecerdasan.
4. Materi Pelajaran, Materi pelajaran dapat dibedakan antara materi formal dan materi
informal. Materi formal adalah isi pelajarran yang terdapat dalam buku teks resmi (buku
paket disekolah), sedangkan materi informal ialah bahan-bahan pelajaran yang bersumber

9
dari lingkungan sekolah. Bahan-bahan yang bersifat informal ini dibutuhkan agar
pengajaran itu lebih relevan dan aktual.
5. Metode pengajaran, Ada berbagai metode pengajaran yang perlu dipertimbangkan dalam
strategi pembelajaran. Ketepatan metode akan mempengaruhi bentuk strategi
pembelajaran.
6. Media Pengajaran, Sangat berpengaruh terhadap pemilihan strategi pembelajaran.
Keberhasilan program pembelajaran tidak tergantung dari canggihnya media yang
digunakan, tetapi dari ketepatan dan keefektifan media yang digunakan oleh guru.
7. Faktor administrasi dan finansial, Termasuk dala komponen ini ialah jadwal pelajaran,
kondisi gedung,, dan ruang belajar, yang merupakan hal-hal yang tidak boleh diabaikan
dalam pemilihan strategi pmbelajaran.

Apabila komponen tujuan pengajaran dikeluarkan dari ketujuh komponen tersebut, maka
keenam komponen lainnya merupakan masukan yang dalam proses pembelajaran saling
berinteraksi. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan pengajaran tergantung pada muutu
masing-masing masukan dan cara memprosesnyadalam kegiatan pembelajaran.

Kondisi masing-masing komponen masukan itu berbeda-beda pada setiap lembaga


pendidikan, sedangkan tujuan pengeajaran yang dituntut oleh kurikulum relatif sama, karena
kuriikulum yang digunakan adalah kurikulum yang telah disamakan pada tingkat nasional.

E. Mengembangkan Strategi Pembelajaran

Langkah pengembangan strategi pembelajaran ialah sebagai berikut:

a. Langkah pertama mengembangkan strategi pembelajaran adalah mengidentifikasi urutan


pengajaran dan mengelola kelompok konten/materi dengan menggunakan analisis
pembelajaran, mulai dari kemampuan tingkat rendah dan berlanjut secara hirarkhis.
Urutan pembelajaran untuk mencapai tujuan harus tersusun logis dari kiri atau poin awal,
dan proses disebelah kanan. Tujuan mengindikasikan setiap langkah yang harus dibentuk,
dan setiap kemampuan (subordinat) menunjukkan kemampuan yang harus ditampilkan,

10
sedangkan prioritas belajar cenderung dikombinasikan dari bawah keatas dan dari kiri ke
kanan.
Karena analisis tujuan mengindikasikan setiap langkah harus ditunjukkan, dan analisis
kemampuan subordinat mengindikasikan kemampuan yang harus dimiliki dalam belajar,
urutan pembelajaran cenderung merupakan kombinasi antara bagian bawah ke atas atau
kekiri ke kanan. Jadi ketrampilan langkah pertama harus diajarkan terlebih dahulu
kemudian baru ketrampilan kedua dan seterusnya.
Ada tiga pengecualian dalam pendekatan urutan. Pertama, terjadi ketika dua atau lebih
langkah dalam tujuan pembelajaran sama atau memiliki kesamaan ketrampilan. Pada
situasi ini tidak perlu mengajarkan ulang, tetapi cukup menginformasikan bahwa
ketrampilan yang telah dipelajari akan digunakan kembali dalam prosedur tersebut.
b. Kedua, ketika pembelajaran meliputi penggunaan beberapa peralatan atau peralatan
tunggal. Analisis pembelajaran mungkin mengindikasikan bahwa pembelajar akan
memerlukan misalnya, mengidentifikasi dan menunjukkan berbagai macam peralatan
pada beragam poin pembelajaran.
c. Ketiga, ketika kebosanan menjadi hasil akhir dari perkiraan, kelelahan, langkah demi
langkah urutan. Jika ini terjadi, lebih baik mengorbankan beberapa kecakapan dari urutan
ideal dan menghentikannya kemudian menggantikannya dengan minat dan motivasi.
d. Keempat, Pembelajaran berkelompok langkah ini berhubungan dengan ukuran
pengelompokan materi yang akan disajikan dalam pembelajaran. Berikut lima faktor
yang harus diperhatikan ketika menetapkan jumlah informasi yang akan disajikan:
1. Tingkat usia para pembelajar
2. Kompleksitas materi pembelajaran
3. Tipe belajar yang akan diadakan
4. Aktivitas belajar yang dapat memfokuskan pada penugasan
e. Kelima, Besarnya waktu yang dibutuhkan
Sistem penyampaian alami akan membuat perbedaan. Dengan format pembelajaran
mandiri, seperti belajar berbasis komputer atau e-learning, desainer tidak perlu khawatir
terhadap batasan waktu. Sistem penyampaian alami menerima beragam pembelajar,
apakah di bawah bimbingan instruktur, kelompok proses, televisi atau pendekatan

11
webcast, memerlukan perkiraan waktu dan tidak ada formula ajaib untuk memperkirakan
waktu yang dibutuhkan.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran yang
dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik siswa, kondisi
sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan khusus pembelajaran yang dirumuskan.
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, meliputi sifat, lingkup, dan urutan
kegiatan yang dapat memberi pengalaman belajar kepada siswa. Strategi pembelajaran
terdiri dari teknik (prosedur) dan metode yang akan membawa siswa pada pencapaian
tujuan. Jadi, strategi lebih luas daripada metode dan teknik.

Jenis Pendekatan Dalam Strategi Pembelajaran

 Expository
 Discovery dan Inquiry
 Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
 Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
 Strategi Pembelajaran Kooperatif
 Strategi Pembelajaran Kontekstual /Contextual Teaching Learning

Prinsip Strategi Pembelajaran

 Berorientasi pada tujuan


 Individualitas
 Aktivitas
 Integritas

Komponen Strategi Pembelajaran

 Tujuan Pengajaran
 Guru
 Peserta didik
13
 Metode Pengajaran
 Media Pengajaran
 Faktor administrasi dan finansial

Pengembangan strategi pembelajaran

 Langkah pertama mengembangkan strategi pembelajaran.

 Kedua, ketika pembelajaran meliputi penggunaan beberapa peralatan atau peralatan


tunggal.

 Ketiga, ketika kebosanan menjadi hasil akhir dari perkiraan, kelelahan, langkah demi
langkah urutan

 Keempat, Pembelajaran berkelompok langkah ini berhubungan dengan ukuran


pengelompokan materi yang akan disajikan dalam pembelajaran.

 Kelima, Besarnya waktu yang dibutuhkan

B. Saran
1. Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan baru tentang
strategi pembelajaran, khususnya tentang bagaimana cara mengembangkan suatu
strategi pembelajaran.
2. Diharapkan calon pendidik dapat lebih mengerti tentang strategi pembelajaran apa
yang cocok dan efektif untuk diterapkan.
3. Diharapkan calon pendidik dapat menjadikan sebagai suatu acuan dalam menerapkan
suatu strategi pembelajaran.

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penyusunan makalah ini. Kami mohon kiritik dan saran dari dosen pengampu dan teman-
teman semua serta masukan yang bersifat membangun demi memperbaiki kesalahan dan
kekurangan kami. Semoga makalah yang kami sajikan data bermanfaat bagi kita semua.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anitah, S. (2007). Strategi pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Kusumawati, N., & Maruti, E. S. (2019). Strategi belajar mengajar di sekolah dasar. Cv.
Ae Media Grafika.

Noer, U. (2016). 2 Klasifikasi Strategi Pembelajaran Tarbiyah.

Gulo, W. (2008). Strategi Belajar Mengajar (Cover Baru). Grasindo.

(Setiawan, 2013)

iii

Anda mungkin juga menyukai