Mata Kuliah
“PERENCANAAN PEMBELAJARAN”
Disusun Oleh :
Kelompok VI (Enam)
FITRIANI (204200082)
KASMAWATI (204200070)
ANISA (204200075)
Kelas IIIC
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahnya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengembangan Strategi Pembelajaran”
tepat waktu. Makalah Pengembangan Strategi Pembelajaran disusun guna memenuhi tugas dari
Bapak Abdul Malik, M.Pd pada mata kuliah Perencanaan Pembelajaran di Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang Pengembangan Strategi Pembelajaran. Penulis mengucapakan terimakasih
kepada Bapak Abdul Malik, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Perencanaan
Pembelajaran. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait
bidang yang ditekuni penulis.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................................................ 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang guru adalah pemimpin di dalam kelasnya. Pemimpin siswa-siswanya pada saat
proses belajar mengajar berlangsung. Seorang guru pun harus bisa menguasai dan
mengendalikan kelas. Guru harus tahu bagaimana cara membuat proses belajar mengajar
tidak menjenuhkan dan selalu menyenangkan untuk para siswa, sehingga dibutuhkan
strategi-strategi yang tepat dalam prosesnya.
Tapi saat sekarang realitanya kita dapat melihat di dalam proses pembelajaran itu sendiri
guru masih belum bisa mengkondisikan pembelajarannya sesuai yang diharapkan oleh siswa
maupun oleh kurikulum yang dituntut. Tidak hanya itu, kadangkala guru belum bisa
memahami seperti apa pembelajaran kondusif yang diinginkan siswa, yang nantinya hal itu
akan berpengaruh kepada hasil proses pembelajaran siswa itu sendiri.
Guru yang profesional dituntut untuk dapat menampilkan keahliannya di depan kelas.
Salah satu keahlian tersebut, yaitu kemampuan menyampaikan pelajaran kepada siswa.
Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengan efektif dan efisien, guru perlu mengenal
berbagai jenis strategi pembelajaran sehingga dapat memilih strategi manakah yang paling
tepat untuk mengajarkan suatu bidang studi tertentu. Dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran, setiap guru dituntut untuk memahami benar strategi pembelajaran yang akan
diterapkannya. Sehubungan dengan hal tersebut, seorang guru perlu memikirkan strategi
pembelajaran yang akan digunakannya. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat
berdampak pada tingkat penguasaan atau prestasi belajar siswa.
1
disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan situasi kondisi yang dihadapinya. Strategi
pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh pengajar bertitik tolak dari tujuan awal
pembelajaran. Dengan demikian, penerapannya pun harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran, sehingga diharapkan terdapat keselarasan antara tujuan dan pelaksanaan.
Di dalam proses pembelajaran terdapat berbagai jenis strategi pembelajaran yang dapat
digunakan oleh guru. Strategi pembelajaran tersebut dapat diklasifikasi dengan menggunakan
berbagai dasar (titik tolak) klasifikasi. Bagi seorang guru pemahaman tentang berbagai dasar
klasifikasi tersebut disamping bermanfaat sebagai kerangka acuan untuk memahami dengan
lebih baik setiap strategi pembelajaran, juga pada gilirannya akan sangat bermanfaat didalam
memilih serta menggunakan setiap jenis trategi pembelajarann tersebut secara lebih efektif
didalam penciptaan sistem lingkungan belajar-mengajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan strategi pembelajaran?
2. Apa saja jenis-jenis pendekatan dalam strategi pembelajaran?
3. Apa saja prinsip-prinsip pendekatan dalam strategi pembelajaran?
4. Apa saja komponen strategi belajar?
5. Bagaimana cara mengembangkan strategi pembelajaran?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata strategi berasal dari bahasa Latin strategia, yang diartikan sebagai seni penggunaan
rencana untuk mencapai tujuan. Strategi pembelajaran menurut Frelberg & Driscoll (1992)
dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan pemberian materi pelajaran pada berbagai
tingkatan, untuk siswa yang berbeda, dalam konteks yang berbeda pula. Gerlach & Ely
(1980) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk
menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu, meliputi sifat,
lingkup, dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Dick
& Carey (1996) berpendapat bahwa strategi pembelajaran tidak hanya terbatas pada prosedur
kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya materi atau paket pembelajaran. Strategi
pembelajaran terdiri atas semua komponen materi pelajaran dan prosedur yang akan
digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran yang
dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik siswa, kondisi
sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan khusus pembelajaran yang dirumuskan. Gerlach &
Ely (1980) juga mengatakan bahwa perlu adanya kaitan antara strategi pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran, agar diperoleh langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang efektif dan
efisien. Strategi pembelajaran terdiri dari metode dan teknik (prosedur) yang akan menjamin
bahwa siswa akan betul-betul mencapai tujuan pembelajaran. Kata metode dan teknik sering
digunakan secara bergantian. Gerlach & Ely (1980) mengatakan bahwa teknik (yang kadang-
kadang disebut metode) dapat diamati dalam setiap kegiatan pembelajaran. Teknik adalah
jalan atau alat (way or means) yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan siswa
ke arah tujuan yang akan dicapai. Guru yang efektif sewaktu-waktu siap menggunakan
berbagai metode (teknik) dengan efektif dan efisien menuju tercapainya tujuan.
Secara sempit strategi mempunyai kesamaan dengan metoda yang berarti cara untuk
mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Secara luas strategi dapat diartikan sebagai
3
suatu cara penetapan keseluruhan aspek yang berkaitan dengan pencapaian tujuan
pembelajaran, termasuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Setelah mencermati konsep
strategi pembelajaran, kita perlu mengkaji pula tentang istilah lain yang erat kaitannya
dengan strategi pembelajaran dan memiliki keterkaitan makna yaitu pendekatan, metoda, dan
teknik.
Ada beberapa dasar yang dapat digunakan untuk mengklasifikasi strategi pembelajaran.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa di antaranya untuk dipahami dan pada saatnya dapat
dipilih serta digunakan secara efektif. Berdasarkan bentuk pendekatannya, dibedakan:
1. Expository
“Expotition” (ekspositori), yang berarti guru hanya memberikan informasi yang berupa
teori, generalisasi, hukum atau dalil beserta bukti-bukti yang mendukung. Siswa hanya
menerima saja informasi yang diberikan oleh guru. Pembelajaran telah diorganisasikan oleh
guru sehingga siap disampaikan kepada siswa dan siswa diharapkan belajar dari informasi
yang diterimanya itu, pembelajaran itu disebut ekspositori.
a. Adanya problema yang akan dipecahkan, yang dinyatakan dalam pertanyaan atau
pernyataan.
b. Jelas tingkat/kelasnya (misalnya SMP kelas III).
c. Konsep atau prinsip yang harus ditemukan siswa melalui kegiatan tersebut perlu ditulis
dengan jelas.
d. Alat/bahan perlu disediakan sesuai dengan kebutuhan siswa dalam melaksanakan
kegiatan.
e. Diskusi sebagai pengarahan sebelum siswa melaksanakan kegiatan.
f. Kegiatan metode penemuan oleh siswa berupa penyelidikan/percobaan untuk
menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
g. Proses berpikir kritis perlu dijelaskan untuk menunjukkan adanya mental operasional
siswa, yang diharapkan dalam kegiatan.
h. Perlu dikembangkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat terbuka, yang mengarah pada
kegiatan yang dilakukan siswa. Ada catatan guru yang meliputi penjelasan tentang hal-
hal yang sulit dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil terutama kalau
penyelidikan mengalami kegagalan atau tak berjalan sebagaimana mestinya.
Menentukan masalah.
Pengumpulan data untuk memperoleh kejelasan.
Pengumpulan data untuk mengadakan percobaan.
Perumusan keterangan yang diperoleh.
Analisis proses inquiry.
5
3. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
Sejak dulu cara belajar ini telah ada, yaitu bahwa dalam kelas mesti terdapat kegiatan
belajar yang mengaktifkan siswa. Hanya saja kadar (tingkat) keterlibatan siswa itu yang
berbeda. Jika dahulu guru lebih banyak menjejalkan fakta, informasi atau konsep kepada
siswa, akan tetapi saat ini dikembangkan suatu keterampilan untuk memproses perolehan
siswa. Kegiatan pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, melainkan berpusat pada siswa
(student centered). Siswa pada hakikatnya memiliki potensi atau kemampuan yang belum
terbentuk secara jelas maka kewajiban gurulah untuk memberi stimulus agar siswa mampu
menampilkan potensi itu, betapa pun sederhananya. Para guru dapat menumbuhkan
keterampilan-keterampilan pada siswa sesuai dengan taraf perkembangannya sehingga siswa
memperoleh konsep. Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan memproses
perolehan, siswa akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep,
serta mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Proses (Setiawan, 2013)pembelajaran
seperti inilah yang dapat menciptakan siswa belajar aktif. Hakikat dari CBSA adalah proses
keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam kegiatan pembelajaran yang memungkinkan
terjadinya:
Walaupun demikian, hakikat CBSA tidak saja terletak pada tingkat keterlibatan intelektual-
emosional, tetapi terutama juga terletak pada diri siswa yang memiliki potensi, tendensi atau
kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan siswa itu selalu aktif dan dinamis. Oleh
sebab itu, guru diharapkan mempunyai kemampuan profesional sehingga ia dapat
menganalisis situasi pembelajaran, kemudian mampu merencanakan sistem pembelajaran
yang efektif dan efisien.
6
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh
siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan
memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang
dipersyaratkan.
Contextual Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat diperoleh dari usaha siswa
mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.
7
Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran yang dimaksud adalah hal-hal yang
harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip umum penggunaan
strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan
untuk mencapai semua tujuan pembelajaran dan semua kondisi pembelajaran. Setiap strategi
memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Oleh karena itu, guru perlu memahami prinsip-prinsip
umum penggunaan strategi pembelajaran berikut.
8
Mengajar harus dipandandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa.
Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga
meliputi pengembangan aspek kognitif dan aspek psikomotorik. Oleh karena itu, strategi
pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kehidupan siswa secara
terintegrasi.
Contoh, penggunaan metode diskusi, guru harus dapat merancang strategi pembelajaran
diskusi, tidak hanya berbatas pada pengembangan kemampuan intelektual saja, akan
tetapi harus mendorong siswa agar mereka dapat berkembang secara keseluruhan.
Disamping hal-hal tersebut, peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2009 khususnya
dalam Bab IV Pasal 19 disebutkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.
9
dari lingkungan sekolah. Bahan-bahan yang bersifat informal ini dibutuhkan agar
pengajaran itu lebih relevan dan aktual.
5. Metode pengajaran, Ada berbagai metode pengajaran yang perlu dipertimbangkan dalam
strategi pembelajaran. Ketepatan metode akan mempengaruhi bentuk strategi
pembelajaran.
6. Media Pengajaran, Sangat berpengaruh terhadap pemilihan strategi pembelajaran.
Keberhasilan program pembelajaran tidak tergantung dari canggihnya media yang
digunakan, tetapi dari ketepatan dan keefektifan media yang digunakan oleh guru.
7. Faktor administrasi dan finansial, Termasuk dala komponen ini ialah jadwal pelajaran,
kondisi gedung,, dan ruang belajar, yang merupakan hal-hal yang tidak boleh diabaikan
dalam pemilihan strategi pmbelajaran.
Apabila komponen tujuan pengajaran dikeluarkan dari ketujuh komponen tersebut, maka
keenam komponen lainnya merupakan masukan yang dalam proses pembelajaran saling
berinteraksi. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan pengajaran tergantung pada muutu
masing-masing masukan dan cara memprosesnyadalam kegiatan pembelajaran.
10
sedangkan prioritas belajar cenderung dikombinasikan dari bawah keatas dan dari kiri ke
kanan.
Karena analisis tujuan mengindikasikan setiap langkah harus ditunjukkan, dan analisis
kemampuan subordinat mengindikasikan kemampuan yang harus dimiliki dalam belajar,
urutan pembelajaran cenderung merupakan kombinasi antara bagian bawah ke atas atau
kekiri ke kanan. Jadi ketrampilan langkah pertama harus diajarkan terlebih dahulu
kemudian baru ketrampilan kedua dan seterusnya.
Ada tiga pengecualian dalam pendekatan urutan. Pertama, terjadi ketika dua atau lebih
langkah dalam tujuan pembelajaran sama atau memiliki kesamaan ketrampilan. Pada
situasi ini tidak perlu mengajarkan ulang, tetapi cukup menginformasikan bahwa
ketrampilan yang telah dipelajari akan digunakan kembali dalam prosedur tersebut.
b. Kedua, ketika pembelajaran meliputi penggunaan beberapa peralatan atau peralatan
tunggal. Analisis pembelajaran mungkin mengindikasikan bahwa pembelajar akan
memerlukan misalnya, mengidentifikasi dan menunjukkan berbagai macam peralatan
pada beragam poin pembelajaran.
c. Ketiga, ketika kebosanan menjadi hasil akhir dari perkiraan, kelelahan, langkah demi
langkah urutan. Jika ini terjadi, lebih baik mengorbankan beberapa kecakapan dari urutan
ideal dan menghentikannya kemudian menggantikannya dengan minat dan motivasi.
d. Keempat, Pembelajaran berkelompok langkah ini berhubungan dengan ukuran
pengelompokan materi yang akan disajikan dalam pembelajaran. Berikut lima faktor
yang harus diperhatikan ketika menetapkan jumlah informasi yang akan disajikan:
1. Tingkat usia para pembelajar
2. Kompleksitas materi pembelajaran
3. Tipe belajar yang akan diadakan
4. Aktivitas belajar yang dapat memfokuskan pada penugasan
e. Kelima, Besarnya waktu yang dibutuhkan
Sistem penyampaian alami akan membuat perbedaan. Dengan format pembelajaran
mandiri, seperti belajar berbasis komputer atau e-learning, desainer tidak perlu khawatir
terhadap batasan waktu. Sistem penyampaian alami menerima beragam pembelajar,
apakah di bawah bimbingan instruktur, kelompok proses, televisi atau pendekatan
11
webcast, memerlukan perkiraan waktu dan tidak ada formula ajaib untuk memperkirakan
waktu yang dibutuhkan.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran yang
dipilih dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik siswa, kondisi
sekolah, lingkungan sekitar serta tujuan khusus pembelajaran yang dirumuskan.
Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi
pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, meliputi sifat, lingkup, dan urutan
kegiatan yang dapat memberi pengalaman belajar kepada siswa. Strategi pembelajaran
terdiri dari teknik (prosedur) dan metode yang akan membawa siswa pada pencapaian
tujuan. Jadi, strategi lebih luas daripada metode dan teknik.
Expository
Discovery dan Inquiry
Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi Pembelajaran Kontekstual /Contextual Teaching Learning
Tujuan Pengajaran
Guru
Peserta didik
13
Metode Pengajaran
Media Pengajaran
Faktor administrasi dan finansial
Ketiga, ketika kebosanan menjadi hasil akhir dari perkiraan, kelelahan, langkah demi
langkah urutan
B. Saran
1. Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan baru tentang
strategi pembelajaran, khususnya tentang bagaimana cara mengembangkan suatu
strategi pembelajaran.
2. Diharapkan calon pendidik dapat lebih mengerti tentang strategi pembelajaran apa
yang cocok dan efektif untuk diterapkan.
3. Diharapkan calon pendidik dapat menjadikan sebagai suatu acuan dalam menerapkan
suatu strategi pembelajaran.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penyusunan makalah ini. Kami mohon kiritik dan saran dari dosen pengampu dan teman-
teman semua serta masukan yang bersifat membangun demi memperbaiki kesalahan dan
kekurangan kami. Semoga makalah yang kami sajikan data bermanfaat bagi kita semua.
14
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawati, N., & Maruti, E. S. (2019). Strategi belajar mengajar di sekolah dasar. Cv.
Ae Media Grafika.
(Setiawan, 2013)
iii