Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH BIOLOGI SEL

(AKBK 3206)

Struktur Umum dan Organisasi Sel

Dosen Pengampu:

Drs. H. Hardiansyah, M. Si

Riya Irianti, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

Amelia Hidayati 2010119120010


Dina Awaliyah 2010119120005
Efi Wijayanti 2010119120012
Elok Sri Mulyati 2010119120014
Fatimatul Zahro 2010119120006
Nur Zakiah 2010119120003
Rizki Amalia Putri 2010119120007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Biologi Sel tentang “Struktur Umum dan Organisasi
Sel”.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan seksama dan mendapatkan
bantuan dari dosen pengampu mata kuliah sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima Makalah Biologi Sel tentang “Struktur
Umum dan Organisasi Sel”segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga ini dapat memberikan manfaat dan
menambah ilmu bagi pembaca dan mengingatkan kita kepada-Nya akan
kebesarannya melalui makalah yang kami bawakan.

Banjarmasin, 20 Februari 2021

DAFTAR ISI

II
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah..............................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 ORGANISASI SEL..........................................................................................3
2.2 STRUKTUR UMUM SEL.............................................................................15
2.3 PERBEDAAN SEL HEWAN DAN SEL TUMBUHAN..............................18
BAB III............................................................................................................................25
PENUTUP.......................................................................................................................25
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................25
3.1 Saran...............................................................................................................25

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sel merupakan unit struktural terkecil dari organisme hidup. Sel di
kelilingi oleh selaput/membrane sel yang di dalamnya terdapat cairan
(protoplasma) atau matriks, dan bentuk-bentuk subselular, organel sel, yang
juga dikelilingi membran. Protoplasma terdiri dari plasma sel (sitoplasma) dan
inti sel (nucleus), Di dalam inti sel terdapat plasma inti atau nukleoplasma.
Secara struktural, sel merupakan satuan terkecil mahluk hidup yang dapat
melaksanakan kehidupan, yang merupakan unit terkecil penyusun mahluk
hidup. Secara fungsional, sel berfungsi untu menjalankan fungsi kehidupan
(menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunnya berfungsi), kemudian
membentuk organisme.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang maka yang menjadi permasalahan
dalam makalah Biologi Sel adalah:
1. Apa saja yang termasuk organisasi sel?
2. Apa saja struktur umum sel?
3. Apa saja perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan?
4. Apa saja perbedaan sel prokariotik dengan sel eukariotik?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


1. Mengetahui apa saja organisasi sel
2. Mengetahui struktur umum sel
3. Mengetahui perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
4. Mengetahui perbedaan sel prokariotik dengan sel eukariotik

IV
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Biologi Sel. Kami berharap dengan melalui makalah yang kami buat
dapat bermanfaat dan memberikan pengetahuan khususnya tentang struktur
umum sel dan organisasi sel kepada pembaca.

V
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ORGANISASI SEL


Penemuan sel yang terjadi pada abad kesembilan belas, mendeskripsikan
sel yang memiliki membran pembatas pada bagian luarnya, nukleus pada bagian
dalam, dan suatu cairan plasma atau sitoplasma yang mengelilingi bagian nukleus.
Penelitian yang semakin berkembang setiap tahunnya, membuat peneliti dapat
mengetahui struktur bagian dalam dari sel tersebut. Penelitian ini dilakukan
dengan berbagai metode dan teknik tertentu agar lebih mudah mengamati hal
terkecil dari sel tersebut.
Dengan ditemukannya bagian terdalam dan terhalus dari sel tersebut dan
telah berhasil mempelajari berbagai struktur subseluler dari sel tersebut, jelaslah
bahwa fungsi – fungsi sel dilakukan oleh struktur terspesialisasi yang dapat
dibandingkan dengan organ – organ tubuh kita, oleh sebab itu, struktur tersebut
dikenal dengan nama organel. Organel – organel tersebut merupakan bagian dari
sel yang terpisah – pisah dan memiliki fungsinya masing – masing dengan bentuk
seperti suatu ruangan yang ada di dalam rumah, dan memungkinkan terjadinya
spesialisasi dalam berbagai bentuk dan fungsi.
Secara umum, organel itu berkembang sebagai suatu sistem yang
dapat dipandang sebagai kompartmen dengan bentuk yang berbeda – beda sesuai
dengan letak dan fungsinya masing – masing. Bentuk yang memiliki hubungan
yang dekat antara struktur dengan fungsinya memiliki sifat yang universal dalam
biologi dan dapat diamati pada setiap tingkatan sel, organisme multiseluler,
bahkan ekosistem. Pengetahuan tentang organisasi sel ini akan menjadi modal
yang sangat berharga agar dapat memahami fungsi – fungsi khusus dari setiap
bagian (organella) sel selanjutnya. Sel ini secara perlahan – lahan berubah baik
secara struktural maupun fungsional agar dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya agar dapat melangsungkan hidupnya dengan baik. Perubahan

VI
bentuk ini menghasilkan dua kelompok besar yang memiliki peranan yang
berbeda satu dengan yang lainnya yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
1. Sel Prokariotik
Sel prokariotik merupakan bentuk kehidupan yang terkecil dan memiliki
metabolisme paling bervariasi. Kata prokariotik sendiri berarti “ sebelum
nukleus” yaitu suatu organisme bersel satu tanpa memiliki nukleus. Hal ini
berarti bahwa sel prokariotik ini merupakan nenek moyang dari sel
eukariotik, karena dia ada sebelum sel eukariotik ada. Sel prokariotik ini
memiliki tiga komponen dasar diantaranya yaitu: plasmalemma, ribosom, dan
nukleoid. Beberapa prokariotik tidak memiliki kapsul yang menyelubungi
dinding sel, kecuali prokariot yang dapat berfotosintesis. Bagian dari sel
prokarotik pada komponen plasmalemma atau membran sel terdapat
sitoplasma dan nukleoid sedangkan bagian luarnya terdapat dinding sel yang
berfungsi untuk mengokohkan dan memberi bentuk kepada sel. Mycoplasma
merupakan salah satu jenis prokariotik yang tidak memiliki dinding sel tetapi
memiliki plasmalemma dengan ketebalan 10 nm. Adapun contoh dari sel
prokariotik ini ialah pleuropneumonia–like organism (PPLO), bakteri, alga
biru (Cyanobacteria, blue green algae), dan archaea. Sel prokariotik ini
kebanyakan jenisnya memiliki dinding sel di sekitar membran plasma. Sel ini
memiliki struktur yang sederhana tetapi memiliki jenis variasi yang banyak.

(Gambar : Sel Prokariotik)

VII
2. Sel Eukariotik
Sel eukariotik ialah sel yang memiliki inti atau nukleus (karion) yang
dikelilingi oleh membran, sehingga sel ini memiliki dua membran yaitu
membran sitoplasma dan membran inti (membran nukleus). Kata eucaryotic
ini berasal dari kata yunani, eu (sejati), dan karyon (bagian dalam
biji/nukleus). Oleh sebab itu, sel ini dinamakan sel yang memiliki membran
inti (nukleus). Sel eukariotik memulai kehidupannya dengan sebuah nukleus
yang dikelilingi oleh berbagai macam organel yang memiliki struktur dan
fungsi tertentu dan terbungkus dalam sebuah membran sehingga bentuknya
kokoh dan tersusun dengan teratur.
Sel eukariotik ini merupakan salah satu hasil evolusi secara fisik dan
biologis yang terjadi berjuta tahun yang lalu, dimana sel ini terbentuk dari
sekelompok organisme anaerobik dan organisme aerobik yang saling
berhubungan secara simbiosis sehingga dapat hidup bersama dan saling
ketergantungan satu dengan yang lainnya sehingga terbentuklah sel
eukariotik. Sel eukariotik memiliki nukleus yang terbungkus di dalam
membran, sehingga DNA yang terdapat di dalam nukleus dapat tersimpan
dalam kompartmen khusus yang terpisah dari bagian lain dari sel yang
disebut sitoplasma.
Disamping itu, terdapat juga jenis organella lain yaitu mitokondria dan
kloroplas, yang terbungkus dalam dua lapis membran yaitu membran dalam
dan membran luar yang secara kimiawi memiliki perbedaan dengan membran
yang membungkus nukleus. Mitokondria terdapat pada hampir semua jenis
sel sedangkan kloroplas hanya terdapat pada sel yang mampu melakukan
fotosintesis yaitu pada tumbuhan, tetapi pada hewan dan jamur tidak ada.
Mitokondri dan kloroplas berasal dari satu simbiosis yang sama, dimana
keduanya saling ketergantungan satu dengan yang lainnya. Sel eukariotik ini
terdapat pada organisme yang lebih kompleks lagi dan susunan organelnya
sudah tersusun dengan teratur. Sel ini terdapat pada sel hewan dan sel
tumbuhan.

VIII
Walaupun demikian, sel ini tidak semuanya ada pada masing – masing sel
karena ada bagian yang berbeda satu dengan yang lainnya dan memiliki
bentuk, ukuran, dan fungsi fisiologis yang berbeda juga. Meskipun demikian,
ada bagian sel yang sama diantaranya yaitu membran plasma, 23 sitoplasma,
organel (seperti retikulum endoplasma, kompleks golgi, lisosom,
mitokondria), dan inti sel (nukleus).

(Gambar : Sel Eukariotik)

a. Struktuk Sel Eukariotik


1. Membran

(Gambar: Membran sel terdiri dari lapisan ganda fosfolipid dan


berbagai protein)

IX
Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran
plasma dan berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan
aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang cukup untuk melayani
seluruh volume sel. Membran sel juga berperan dalam sintesis ATP,
pensinyalan sel, dan adhesi sel. Membran sel berupa lapisan sangat
tipis yang terbentuk dari molekul lipid dan protein. Membran sel
bersifat dinamik dan kebanyakan molekulnya dapat bergerak di
sepanjang bidang membran. Molekul lipid membran tersusun dalam
dua lapis dengan tebal sekitar 5 nm yang menjadi penghalang bagi
kebanyakan molekul hidrofilik. Molekul-molekul protein yang
menembus lapisan ganda lipid tersebut berperan dalam hampir semua
fungsi lain membran, misalnya mengangkut molekul tertentu melewati
membran. Ada pula protein yang menjadi pengait struktural ke sel
lain, atau menjadi reseptor yang mendeteksi dan menyalurkan sinyal
kimiawi dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa sekitar 30%
protein yang dapat disintesis sel hewan merupakan protein membran.

2. Nucleus

(Gambar : Nukleus dan bagian-bagiannya


Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel
eukariota (sebagian lain gen terletak di dalam mitokondria dan

X
kloroplas). Dengan diameter rata-rata 5 µm, organel ini umumnya
adalah organel yang paling mencolok dalam sel eukariota.
Kebanyakan sel memiliki satu nukleus, namun ada pula yang memiliki
banyak nukleus, contohnya sel otot rangka, dan ada pula yang tidak
memiliki nukleus, contohnya sel darah merah matang yang kehilangan
nukleusnya saat berkembang.
Selubung nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan isinya
(yang disebut nukleoplasma) dari sitoplasma. Selubung ini terdiri dari
dua membran yang masing-masing merupakan lapisan ganda lipid
dengan protein terkait. Membran luar dan dalam selubung nukleus
dipisahkan oleh ruangan sekitar 20–40 nm. Selubung nukleus
memiliki sejumlah pori yang berdiameter sekitar 100 nm dan pada
bibir setiap pori, kedua membran selubung nukleus menyatu.
Di dalam nukleus, DNA terorganisasi bersama dengan protein
menjadi kromatin. Sewaktu sel siap untuk membelah, kromatin kusut
yang berbentuk benang akan menggulung, menjadi cukup tebal untuk
dibedakan melalui mikroskop sebagai struktur terpisah yang disebut
kromosom.
Struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang sedang tidak
membelah ialah nukleolus, yang merupakan tempat sejumlah
komponen ribosom disintesis dan dirakit. Komponen-komponen ini
kemudian dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, tempat
semuanya bergabung menjadi ribosom. Kadang-kadang terdapat lebih
dari satu nukleolus, bergantung pada spesiesnya dan tahap reproduksi
sel tersebut.
Nukleus mengedalikan sintesis protein di dalam sitoplasma
dengan cara mengirim molekul pembawa pesan berupa RNA, yaitu
mRNA, yang disintesis berdasarkan "pesan" gen pada DNA. RNA ini
lalu dikeluarkan ke sitoplasma melalui pori nukleus dan melekat pada
ribosom, tempat pesan genetik tersebut diterjemahkan menjadi urutan
asam amino protein yang disintesis.

XI
3. Ribosom
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju
sintesis protein yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom,
contohnya sel hati manusia yang memiliki beberapa juta ribosom.
Ribosom sendiri tersusun atas berbagai jenis protein dan sejumlah
molekul RNA.
Ribosom eukariota lebih besar daripada ribosom prokariota, namun
keduanya sangat mirip dalam hal struktur dan fungsi. Keduanya terdiri
dari satu subunit besar dan satu subunit kecil yang bergabung
membentuk ribosom lengkap dengan massa beberapa juta dalton.
Pada eukariota, ribosom dapat ditemukan bebas di sitosol atau
terikat pada bagian luar retikulum endoplasma. Sebagian besar protein
yang diproduksi ribosom bebas akan berfungsi di dalam sitosol,
sementara ribosom terikat umumnya membuat protein yang ditujukan
untuk dimasukkan ke dalam membran, untuk dibungkus di dalam
organel tertentu seperti lisosom, atau untuk dikirim ke luar sel.
Ribosom bebas dan terikat memiliki struktur identik dan dapat saling
bertukar tempat. Sel dapat menyesuaikan jumlah relatif masing-
masing ribosom begitu metabolismenya berubah.

4. Sistem Endomembran
Berbagai membran dalam sel eukariota merupakan bagian dari
sistem endomembran. Membran ini dihubungkan melalui sambungan
fisik langsung atau melalui transfer antarsegmen membran dalam
bentuk vesikel (gelembung yang dibungkus membran) kecil. Sistem
endomembran mencakup selubung nukleus, retikulum endoplasma,
badan Golgi, lisosom, berbagai jenis vakuola, dan membran plasma.
Sistem ini memiliki berbagai fungsi, termasuk sintesis dan modifikasi
protein serta transpor protein ke membran dan organel atau ke luar sel,
sintesis lipid, dan penetralan beberapa jenis racun.

5. Retikulum endoplasma

XII
Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus
yang terdiri dari jaringan (reticulum = 'jaring kecil') saluran
bermembran dan vesikel yang saling terhubung. Terdapat dua bentuk
retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan
retikulum endoplasma halus. Retikulum endoplasma kasar disebut
demikian karena permukaannya ditempeli banyak ribosom. Ribosom
yang mulai mensintesis protein dengan tempat tujuan tertentu, seperti
organel tertentu atau membran, akan menempel pada retikulum
endoplasma kasar. Protein yang terbentuk akan terdorong ke bagian
dalam retikulum endoplasma yang disebut lumen. Di dalam lumen,
protein tersebut mengalami pelipatan dan dimodifikasi, misalnya
dengan penambahan karbohidrat untuk membentuk glikoprotein.
Protein tersebut lalu dipindahkan ke bagian lain sel di dalam vesikel
kecil yang menyembul keluar dari retikulum endoplasma, dan
bergabung dengan organel yang berperan lebih lanjut dalam
modifikasi dan distribusinya. Kebanyakan protein menuju ke badan
Golgi, yang akan mengemas dan memilahnya untuk diantarkan ke
tujuan akhirnya.
Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada
permukaannya. Retikulum endoplasma halus berfungsi, misalnya,
dalam sintesis lipid komponen membran sel. Dalam jenis sel tertentu,
misalnya sel hati, membran retikulum endoplasma halus mengandung
enzim yang mengubah obat-obatan, racun, dan produk sampingan
beracun dari metabolisme sel menjadi senyawa-senyawa yang kurang
beracun atau lebih mudah dikeluarkan tubuh.

6. Badan Golgi
Badan Golgi (dinamai menurut nama penemunya, Camillo Golgi)
tersusun atas setumpuk kantong pipih dari membran yang disebut
sisterna. Biasanya terdapat tiga sampai delapan sisterna, tetapi ada
sejumlah organisme yang memiliki badan Golgi dengan puluhan

XIII
sisterna. Jumlah dan ukuran badan Golgi bergantung pada jenis sel
dan aktivitas metabolismenya. Sel yang aktif melakukan sekresi
protein dapat memiliki ratusan badan Golgi. Organel ini biasanya
terletak di antara retikulum endoplasma dan membran plasma.
Sisi badan Golgi yang paling dekat dengan nukleus disebut sisi
cis, sementara sisi yang menjauhi nukleus disebut sisi trans. Ketika
tiba di sisi cis, protein dimasukkan ke dalam lumen sisterna. Di dalam
lumen, protein tersebut dimodifikasi, misalnya dengan penambahan
karbohidrat, ditandai dengan penanda kimiawi, dan dipilah-pilah agar
nantinya dapat dikirim ke tujuannya masing-masing.
Badan Golgi mengatur pergerakan berbagai jenis protein; ada yang
disekresikan ke luar sel, ada yang digabungkan ke membran plasma
sebagai protein transmembran, dan ada pula yang ditempatkan di
dalam lisosom. Protein yang disekresikan dari sel diangkut ke
membran plasma di dalam vesikel sekresi, yang melepaskan isinya
dengan cara bergabung dengan membran plasma dalam proses
eksositosis. Proses sebaliknya, endositosis, dapat terjadi bila membran
plasma mencekung ke dalam sel dan membentuk vesikel endositosis
yang dibawa ke badan Golgi atau tempat lain, misalnya lisosom.

7. Lisosom
Lisosom pada sel hewan merupakan vesikel yang memuat lebih
dari 30 jenis enzim hidrolitik untuk menguraikan berbagai molekul
kompleks. Sel menggunakan kembali subunit molekul yang sudah
diuraikan lisosom itu. Bergantung pada zat yang diuraikannya,
lisosom dapat memiliki berbagai ukuran dan bentuk. Organel ini
dibentuk sebagai vesikel yang melepaskan diri dari badan Golgi.
Lisosom menguraikan molekul makanan yang masuk ke dalam sel
melalui endositosis ketika suatu vesikel endositosis bergabung dengan
lisosom. Dalam proses yang disebut autofagi, lisosom mencerna
organel yang tidak berfungsi dengan benar. Lisosom juga berperan

XIV
dalam fagositosis, proses yang dilakukan sejumlah jenis sel untuk
menelan bakteri atau fragmen sel lain untuk diuraikan. Contoh sel
yang melakukan fagositosis ialah sejenis sel darah putih yang disebut
fagosit, yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.

8. Vakuola
Kebanyakan fungsi lisosom sel hewan dilakukan oleh vakuola
pada sel tumbuhan. Membran vakuola, yang merupakan bagian dari
sistem endomembran, disebut tonoplas. Vakuola berasal dari kata
bahasa Latin vacuolum yang berarti 'kosong' dan dinamai demikian
karena organel ini tidak memiliki struktur internal. Umumnya vakuola
lebih besar daripada vesikel, dan kadang kala terbentuk dari gabungan
banyak vesikel.
Sel tumbuhan muda berukuran kecil dan mengandung banyak
vakuola kecil yang kemudian bergabung membentuk suatu vakuola
sentral seiring dengan penambahan air ke dalamnya. Ukuran sel
tumbuhan diperbesar dengan menambahkan air ke dalam vakuola
sentral tersebut. Vakuola sentral juga mengandung cadangan
makanan, garam-garam, pigmen, dan limbah metabolisme. Zat yang
beracun bagi herbivora dapat pula disimpan dalam vakuola sebagai
mekanisme pertahanan. Vakuola juga berperan penting dalam
mempertahankan tekanan turgor tumbuhan.
Vakuola memiliki banyak fungsi lain dan juga dapat ditemukan
pada sel hewan dan protista uniseluler. Kebanyakan protozoa
memiliki vakuola makanan, yang bergabung dengan lisosom agar
makanan di dalamnya dapat dicerna. Beberapa jenis protozoa juga
memiliki vakuola kontraktil, yang mengeluarkan kelebihan air dari
sel.

9. Mitokondria

XV
Sebagian besar sel eukariota mengandung banyak mitokondria,
yang menempati sampai 25 persen volume sitoplasma. Organel ini
termasuk organel yang besar, secara umum hanya lebih kecil dari
nukleus, vakuola, dan kloroplas. Nama mitokondria berasal dari
penampakannya yang seperti benang (bahasa Yunani mitos, 'benang')
di bawah mikroskop cahaya.
Organel ini memiliki dua macam membran, yaitu membran luar
dan membran dalam, yang dipisahkan oleh ruang antarmembran. Luas
permukaan membran dalam lebih besar daripada membran luar karena
memiliki lipatan-lipatan, atau krista, yang menyembul ke dalam
matriks, atau ruang dalam mitokondria.
Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi seluler, yaitu
suatu proses kimiawi yang memberi energi pada sel. Karbohidrat dan
lemak merupakan contoh molekul makanan berenergi tinggi yang
dipecah menjadi air dan karbon dioksida oleh reaksi-reaksi di dalam
mitokondria, dengan pelepasan energi. Kebanyakan energi yang
dilepas dalam proses itu ditangkap oleh molekul yang disebut ATP.
Mitokondria-lah yang menghasilkan sebagian besar ATP sel. Energi
kimiawi ATP nantinya dapat digunakan untuk menjalankan berbagai
reaksi kimia dalam sel. Sebagian besar tahap pemecahan molekul
makanan dan pembuatan ATP tersebut dilakukan oleh enzim-enzim
yang terdapat di dalam krista dan matriks mitokondria.
Mitokondria memperbanyak diri secara independen dari
keseluruhan bagian sel lain. Organel ini memiliki DNA sendiri yang
menyandikan sejumlah protein mitokondria, yang dibuat pada
ribosomnya sendiri yang serupa dengan ribosom prokariota.

10. Kloroplas
Kloroplas merupakan salah satu jenis organel yang disebut plastid
pada tumbuhan dan alga. Kloroplas mengandung klorofil, pigmen
hijau yang menangkap energi cahaya untuk fotosintesis, yaitu

XVI
serangkaian reaksi yang mengubah energi cahaya menjadi energi
kimiawi yang disimpan dalam molekul karbohidrat dan senyawa
organik lain.
Satu sel alga uniseluler dapat memiliki satu kloroplas saja,
sementara satu sel daun dapat memiliki 20 sampai 100 kloroplas.
Organel ini cenderung lebih besar daripada mitokondria, dengan
panjang 5–10 µm atau lebih. Kloroplas biasanya berbentuk seperti
cakram dan, seperti mitokondria, memiliki membran luar dan
membran dalam yang dipisahkan oleh ruang antarmembran. Membran
dalam kloroplas menyelimuti stroma, yang memuat berbagai enzim
yang bertanggung jawab membentuk karbohidrat dari karbon dioksida
dan air dalam fotosintesis. Suatu sistem membran dalam yang kedua
di dalam stroma terdiri dari kantong-kantong pipih disebut tilakoid
yang saling berhubungan. Tilakoid-tilakoid membentuk suatu
tumpukan yang disebut granum (jamak, grana). Klorofil terdapat pada
membran tilakoid, yang berperan serupa dengan membran dalam
mitokondria, yaitu terlibat dalam pembentukan ATP. Sebagian ATP
yang terbentuk ini digunakan oleh enzim di stroma untuk mengubah
karbon dioksida menjadi senyawa antara berkarbon tiga yang
kemudian dikeluarkan ke sitoplasma dan diubah menjadi karbohidrat.
Sama seperti mitokondria, kloroplas juga memiliki DNA dan
ribosomnya sendiri serta tumbuh dan memperbanyak dirinya sendiri.
Kedua organel ini juga dapat berpindah-pindah tempat di dalam sel

11. Peroksisom
Peroksisom berukuran mirip dengan lisosom dan dapat ditemukan
dalam semua sel eukariota. Organel ini dinamai demikian karena
biasanya mengandung satu atau lebih enzim yang terlibat dalam reaksi
oksidasi menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen
peroksida merupakan bahan kimia beracun, namun di dalam
peroksisom senyawa ini digunakan untuk reaksi oksidasi lain atau

XVII
diuraikan menjadi air dan oksigen. Salah satu tugas peroksisom adalah
mengoksidasi asam lemak panjang menjadi lebih pendek yang
kemudian dibawa ke mitokondria untuk oksidasi sempurna.
Peroksisom pada sel hati dan ginjal juga mendetoksifikasi berbagai
molekul beracun yang memasuki darah, misalnya alkohol. Sementara
itu, peroksisom pada biji tumbuhan berperan penting mengubah
cadangan lemak biji menjadi karbohidrat yang digunakan dalam tahap
perkecambahan.

12. Sitoskeleton
Sitoskeleton eukariota terdiri dari tiga jenis serat protein,
yaitu mikrotubulus, filamen intermediat, dan mikrofilamen. Protein
sitoskeleton yang serupa dan berfungsi sama dengan sitoskeleton
eukariota ditemukan pula pada prokariota. Mikrotubulus berupa
silinder berongga yang memberi bentuk sel, menuntun gerakan
organel, dan membantu pergerakan kromosom pada saat pembelahan
sel. Silia dan flagela eukariota, yang merupakan alat bantu pergerakan,
juga berisi mikrotubulus. Filamen intermediat mendukung bentuk sel
dan membuat organel tetap berada di tempatnya. Sementara itu,
mikrofilamen, yang berupa batang tipis dari protein aktin, berfungsi
antara lain dalam kontraksi otot pada hewan, pembentukan
pseudopodia untuk pergerakan sel ameba, dan aliran bahan di dalam
sitoplasma sel tumbuhan.
Sejumlah protein motor menggerakkan berbagai organel di
sepanjang sitoskeleton eukariota. Secara umum, protein motor dapat
digolongkan dalam tiga jenis, yaitu kinesin, dinein, dan miosin.
Kinesin dan dinein bergerak pada mikrotubulus, sementara miosin
bergerak pada mikrofilamen

2.2 STRUKTUR UMUM SEL

XVIII
Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara
struktur berbeda: sel prokariotik atau sel eukariotik. Kedua jenis sel ini dibedakan
berdasarkan posisi DNA di dalam sel; sebagian besar DNA pada eukariota
terselubung membran organel yang disebut nukleus atau inti sel, sedangkan
prokariota tidak memiliki nucleus
A. Bentuk Sel
Beberapa sel, seperti amuba dan leukosit, sering berubah bentuk.
Sementara itu, beberapa sel yang lain sudah memiliki bentuk yang tetap dan
khas, seperti spermatozoa, infusoria, eritrosit, sel epitel, dan sel saraf. Bentuk
sel terutama tergantung pada adaptasi fungsional dan sebagian tergantung pada
tegangan permukaan, viskositas protoplasma, kerja mekanis yang dilakukan
oleh sel yang berdampingan dan kekakuan membran sel. Mikrotubulus, salah
satu jenis organel sel yang dapat mempengaruhi bentuk sel. Ketika diisolasi
dalam cairan, banyak sel bentuknya menjadi bulat, hal ini disebabkan karena
sesuai dengan hukum tegangan permukaan. Sebagai contoh, leukosit dalam
darah yang beredar berbentuk bulat, tetapi dalam lingkungan ekstravaskularnya
akan bergerak dengan pesudopodia (gerakan amuboid) dan menjadi tidak
teratur bentuknya. Sel-sel dari banyak jaringan hewan memiliki bentuk
polihedral yang ditentukan oleh tekanan timbal balik. Meskipun berbentuk
polihedral, sel-sel dapat terdiri dari empat, enam dan dua belas sisi yang dapat
dikemas tanpa celah, polihedron empat belas sisi (tetrakaidekahedron)
memenuhi kondisi permukaan minimal yang paling dekat. Studi tentang
gelembung dalam busa sabun dilakukan oleh Plateau dan Lord Kelvin yang
menunjukkan bahwa kondisi permukaan minimal gelembung rata-rata
memiliki 14 sisi.

B. Ukuran Sel
Ukuran sel memiliki rentang atau kisaran yang bervariasi. Beberapa sel
dapat terlihat dengan mata telanjang, seperti telur burung tertentu yang
memiliki diameter beberapa sentimeter dan setidaknya pada awalnya terdiri
dari sel tunggal. Namun, ini merupakan pengecualian, oleh karena sebagian

XIX
besar sel hanya dapat dilihat dengan mikroskop, karena diameternya hanya
beberapa mikron. Sel-sel hewan terkecil memiliki diameter 4 µ. Pada jaringan
tubuh manusia, dengan pengecualian beberapa sel saraf, volume sel bervariasi
antara 200 µ3 dan 15.000 µ3 . Secara umum, volume sel cukup konstan untuk
jenis sel tertentu dan tidak tergantung pada ukuran organisme. Sebagai contoh,
sel-sel ginjal atau hati memiliki ukuran yang sama pada sapi jantan, kuda dan
tikus, perbedaan dalam total massa organ adalah karena jumlah sel dan bukan
volume sel. Ini kadang-kadang disebut hukum volume konstan.

C. Struktur Sel
Sel hidup dapat dipelajari hanya dengan mikroskop cahaya, karena dengan
menggunakan mikroskop elektron jaringan harus dalam ruang hampa. Banyak
sel yang dapat diamati dengan cara diisolasi dalam cairan isotonik, seperti
serum darah, larutan air atau larutan garam fisiologis, atau dalam kultur
jaringan. Sel-sel tersebut muncul sebagai massa sitoplasma yang tidak teratur
dan tembus cahaya yang mengandung nukleus.
Sebagian besar sel berada dalam fase interfase, yaitu tahap tidak membelah
atau tahap istirahat, dan menunjukkan nukleus yang jelas memiliki satu atau
lebih nukleolus dan dipisahkan dari sitoplasma oleh membran inti (selaput inti)
yang disebut nukleoplasma. Ketika sel-sel akan membelah, beberapa tubuh
refraktil yang disebut kromosom muncul di nukleus. Sitoplasma muncul
sebagai zat yang amorf, homogen, di dalam sitoplasma mengandung partikel-
partikel refraktil dengan berbagai ukuran, di antaranya yang paling mencolok
adalah mitokondria. Seringkali dijumpai lapisan perifer sitoplasma yang
disebut ektoplasma, bersifat relatif lebih kaku dan tanpa butiran. Sitoplasma
internal disebut endoplasma yang mengandung butiran berbeda dan bersifat
kurang kental dari ektoplasma. Dalam sel tanaman, butiran yang disebut
plastida dapat diamati selain mitokondria. Di antaranya adalah kloroplas, yang
mengandung pigmen hijau yang disebut klorofil. Fungsi klorofil adalah

XX
fotosintesis yaitu suatu proses yang sangat penting dalam dunia biologi. Selain
itu ada leukoplastida (plastida yang tak berwarna), yang dalam kondisi tertentu
dapat diubah menjadi kloroplas atau kromoplas (plastida berwarna lain),
amiloplas (untuk penyimpanan pati) dan plastida untuk menyimpan minyak
atau melakukan fungsi lainnya.
Pada sel hewan yang lainnya yang lebih umum seperti dalam sel tanaman
adalah vakuola cairan yang dikelilingi oleh membran. Ketika vakuola, plastida
atau mitokondria diisolasi dari selnya, maka sel akan mengembang atau
menyusut sesuai dengan perubahan tekanan osmotiknya. Fenomena ini
tergantung pada keberadaan membran antar lapisan yang berfungsi mengatur
pertukaran osmotik. Mitokondria dianggap sebagai organoid sel, atau organel,
karena memiliki struktur tertentu dan fungsi pentingnya dalam sel. Beberapa
organel sel lainnya, seperti Golgi dan sentriol lebih jarang dijumpai di dalam
sel. Organel yang dapat dilihat dengan mikroskop cahaya dengan pembesaran
hingga 1000x hanyalah inti sel atau nukleus. Untuk organel yang lain seperti
mitokondria, lisosom, ribosom, retikulum endoplasma hanya dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop elektron.

D. Ciri Dasar Sel


Kehidupan adalah ciri paling dasar dari sel, dan sel adalah unit terkecil
untuk menunjukkan ciri ini. Sel yang telah diisolasi dari suatu organisme dapat
dibiakkan secara in vitro di dalam laboratorium, yang tentunya membutuhkan
waktu tertentu, tergantung dari jenis selnya. Selsel dalam tubuh dapat
mengalami kematian dengan sendirinya, yaitu karena adanya program internal
yang menyebabkan kematian sel-sel yang tidak lagi diperlukan lagi yang
disebut apoptosis, atau sel-sel yang berubah menjadi smenjadi sel kanker juga
menyebabkan kematian sel di dalam tubuh.

2.3 PERBEDAAN SEL HEWAN DAN SEL TUMBUHAN

XXI
Struktur mendasar sel hewan dan sel tumbuhan sebenarnya sama saja,
hanya saja karena masing-masing jenis sel tumbuhan dan sel hewan mengalami
berbagai stimulus yang berbeda dari lingkungan, hal ini memunculkan perbedaan
pada dua jenis sel tersebut. Contohnya dari segi peran ekologis, baik sel tumbuhan
dan sel hewan memiliki peran yang sangat berbeda. Tumbuhan berperan sebagai
produsen makanan, sementara hewan berperan sebagai konsumen tumbuhan atau
hewan lain.
Sel hewan dan sel tumbuhan terdapat perbedaan pada komponen organel
sel yang menyusunnya. Sel hewan tidak memiliki dinding sel sehingga bentuk sel
hewan tidak tetap seperti sel tumbuhan. Pada sel hewan terdapat dua sentriol
berbentuk silindris ayau bulat panjang. Sentrisol tidak memiliki membran, DNA,
dan RNA. Sentrisol berfungsi membentuk perlengkapan pembelahan sel. Sentrisol
merupakan struktur yang hampir sama dengan tubuh basal. Tubuh basal terdapat
di bagian dasar dari setiap silia dan flagella. Tubuh basal membantu pengaturan
mikrotubulus yang menyusun silia dan flagella. Sel hewan, terdapat daerah
sumber penyebaran mikrotubulus bernama sentrosom yang bertindak sebagai
pusat pengatur mikrotubulus.

(Gambar: Struktur Sel Hewan)

Sel tumbuhan mempunyai struktur membran sel, inti sel, dan ditoplasma yang
didalamnya terdapat organel-organel sel yang tidak jauh berbeda dengan sel
hewan, hanya saja pada sel tumbuhan tidak ditemukan sentriol, akan tetapi, sel
tumbuhan memilki dinding sel, plastida dan vakuola. Sentriol tidak terdapat pada

XXII
sel tumbuhan karena telah diketahui bahwa perlengkapan pembelahan sel
terbentuk tanpa adanya sentriol atau struktur lain yang tampak dalam sentrosom.

(Gambar : Struktur Sel Tumbuhan)

Tabel Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

2.4 PERBEDAAN SEL PROKARIOTIK DENGAN SEL EUKARIOTIK


A. Sel Prokariotik
Pada sel prokariota (dari bahasa Yunani, pro, 'sebelum' dan karyon,
'biji'), tidak ada membran yang memisahkan DNA dari bagian sel lainnya,
dan daerah tempat DNA terkonsentrasi di sitoplasma disebut nukleoid.
Kebanyakan prokariota merupakan organisme uniseluler dengan sel
berukuran kecil (berdiameter 0,7–2,0 µm dan volumenya sekitar 1 µm3)

XXIII
serta umumnya terdiri dari selubung sel, membran sel, sitoplasma, nukleoid,
dan beberapa struktur lain.
Sel prokaritok adalah sel yang tidak memiliki membrane inti sel,
contohnya adalah sel bakteri dan alga biru. Materi genetika (DNA) pada sel
prokariot tampak terkonsentrasi pada suatu tempat yang disebut nukleolid.
Sel prokariot memiliki DNA sirkuler (plasmid), sejumlah ribosom yang
berfungsi sebagai sintesis protein, membran plasma yang membatasi sel,
serta dinding sel yang terdapat disebelah lauar membran plasma dan
dilapisis kapsul seperti gel.
Hampir semua sel prokariotik memiliki selubung sel di luar membran
selnya. Jika selubung tersebut mengandung suatu lapisan kaku yang terbuat
dari karbohidrat atau kompleks karbohidrat-protein, peptidoglikan, lapisan
itu disebut sebagai dinding sel. Kebanyakan bakteri memiliki suatu
membran luar yang menutupi lapisan peptidoglikan, dan ada pula bakteri
yang memiliki selubung sel dari protein. Sementara itu, kebanyakan
selubung sel arkea berbahan protein, walaupun ada juga yang berbahan
peptidoglikan. Selubung sel prokariota mencegah sel pecah akibat tekanan
osmotik pada lingkungan yang memiliki konsentrasi lebih rendah daripada
isi sel.
Sejumlah prokariota memiliki struktur lain di luar selubung selnya.
Banyak jenis bakteri memiliki lapisan di luar dinding sel yang disebut
kapsul yang membantu sel bakteri melekat pada permukaan benda dan sel
lain. Kapsul juga dapat membantu sel bakteri. menghindar dari sel
kekebalan tubuh manusia jenis tertentu. Selain itu, sejumlah bakteri melekat
pada permukaan benda dan sel lain dengan benang protein yang disebut
pilus (jamak: pili) dan fimbria (jamak: fimbriae). Banyak jenis bakteri
bergerak menggunakan flagelum (jamak: flagela) yang melekat pada
dinding selnya dan berputar seperti motor.
Prokariota umumnya memiliki satu molekul DNA dengan struktur
lingkar yang terkonsentrasi pada nukleoid. Selain itu, prokariota sering kali
juga memiliki bahan genetik tambahan yang disebut plasmid yang juga

XXIV
berstruktur DNA lingkar. Pada umumnya, plasmid tidak dibutuhkan oleh sel
untuk pertumbuhan meskipun sering kali plasmid membawa gen tertentu
yang memberikan keuntungan tambahan pada keadaan tertentu, misalnya
resistansi terhadap antibiotik.
Prokariota juga memiliki sejumlah protein struktural yang disebut
sitoskeleton, yang pada mulanya dianggap hanya ada pada eukariota.
Protein skeleton tersebut meregulasi pembelahan sel dan berperan
menentukan bentuk sel.
B. Sel Eukariotik
Sel eukariotik adalah sel yang sudah memiliki dinding inti sel. Materi
genetik (DNA) yang dibungkus oleh membran inti. Pada sitoplasma atau
daerah antara nukleus dan membran sel, terdapat medium semi cair yang
disebut sitososl serta organel-organel sel yang sebagian besar tidak terdapat
pada sel prokariotik.
Tidak seperti prokariota, sel eukariota (bahasa Yunani, eu, 'sebenarnya'
dan karyon) memiliki nukleus. Diameter sel eukariota biasanya 10 hingga
100 µm, sepuluh kali lebih besar daripada bakteri. Sitoplasma eukariota
adalah daerah di antara nukleus dan membran sel. Sitoplasma ini terdiri dari
medium semicair yang disebut sitosol, yang di dalamnya terdapat organel-
organel dengan bentuk dan fungsi terspesialisasi serta sebagian besar tidak
dimiliki prokariota. Kebanyakan organel dibatasi oleh satu lapis membran,
namun ada pula yang dibatasi oleh dua membran, misalnya nukleus.
Selain nukleus, sejumlah organel lain dimiliki hampir semua sel
eukariota, yaitu (1) mitokondria, tempat sebagian besar metabolisme energi
sel terjadi; (2) retikulum endoplasma, suatu jaringan membran tempat
sintesis glikoprotein dan lipid; (3) badan golgi, yang mengarahkan hasil
sintesis sel ke tempat tujuannya; serta (4) peroksisom, tempat perombakan
asam lemak dan asam amino. Lisosom, yang menguraikan komponen sel
yang rusak dan benda asing yang dimasukkan oleh sel, ditemukan pada sel
hewan, tetapi tidak pada sel tumbuhan. Kloroplas, tempat terjadinya
fotosintesis, hanya ditemukan pada sel-sel tertentu daun tumbuhan dan

XXV
sejumlah organisme uniseluler. Baik sel tumbuhan maupun sejumlah
eukariota uniseluler memiliki satu atau lebih vakuola, yaitu organel tempat
menyimpan nutrien dan limbah serta tempat terjadinya sejumlah reaksi
penguraian.
Jaringan protein serat sitoskeleton mempertahankan bentuk sel dan
mengendalikan pergerakan struktur di dalam sel eukariota. Sentriol, yang
hanya ditemukan pada sel hewan di dekat nukleus, juga terbuat dari
sitoskeleton.
Dinding sel yang kaku, terbuat dari selulosa dan polimer lain,
mengelilingi sel tumbuhan dan membuatnya kuat dan tegar. Fungi juga
memiliki dinding sel, namun komposisinya berbeda dari dinding sel bakteri
maupun tumbuhan. Di antara dinding sel tumbuhan yang bersebelahan
terdapat saluran yang disebut plasmodesmata.

XXVI
(G
ambar: struktur sel prokariotik dengan sel eukaritik)

Jadi, penamaan eukariot dan prokariot ini didasari oleh ada tidaknya
membran yang membatasi inti sel. Sel prokariotik merupakan tipe sel yang
paling sederhana. Substansi genetikanya (DNA) terkonsentrasi dalam suatu
kumpulan yang disebut nukleoid karena tidak adanya membran khusus.
Oleh karena itu sel prokariotik bisa disebut sebagai sel yang tidak memiliki
membran inti.  Sel eukariotik berukuran lebih besar dari pada sel

XXVII
prokariotik. Selain itu sel eukariotik memiliki struktur dan fungsi yang lebih
kompleks daripada sel prokariotik. Sesuai dengan namanya sel eukariotik
sudah memiliki membran inti sel (nukleus). Artinya, substansi genetika nya
sudah dibatasi oleh sebuah membran.
Kedua golongan sel tersebut memiliki membran sel, sitoplasma (terdapat
berbagai organel sel) dan materi genetik. Setiap mahluk hidup tersusun dari
salah satu tipe sel tersebut. Organisme yang memiliki sel prokariotik yaitu
Archaebacteria, Eubacteria, dan Cyanobacteria. Organisme yang memiliki
sel eukariotik, yaitu Protista, Fungi (jamur), Plantae (tumbuhan), dan
Animalia (hewan).

XXVIII
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sel merupakan unit structural terkecil dari organisme hidup. Secara
struktural, sel merupakan satuan terkecil mahluk hidup yang dapat
melaksanakan kehidupan, yang merupakan unit terkecil penyusun mahluk
hidup. Secara fungsional, sel berfungsi untu menjalankan fungsi kehidupan
(menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunya berfungsi), kemudian
membentuk organisme. Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua
jenis sel yang secara struktur berbeda: sel prokariotik atau sel eukariotik.
Kedua jenis sel ini dibedakan berdasarkan posisi DNA di dalam sel; sebagian
besar DNA pada eukariota terselubung membran organel yang disebut
nukleus atau inti sel, sedangkan prokariota tidak memiliki nukleus.
Perbedaan yang menonjol antara sel hewan dan sel tumbuhan adalah:
Sel hewan memiliki lisosom, tidak memiliki dinding sel, vakuolanya
berukuran kecil, memiliki sentriol dan tidak memiliki plastid dan pada Sel
tumbuhan tidak memiliki lisosom, memliki dinding sel, vakuolanya
berukuran besar, tidak memiliki sentriol dan memiliki plastida.

3.1 Saran
Dari hasil pembuatan makalah Biologi Sel tentang Struktur Umum
dan Organisasi Sel, menjadikan kita lebih mengetahui dan memahami
berbagai struktur sel, perbedaan sel hewan dan tumbuhan, dan perbedaan sel
eukariotik dan prokariotik. Maka dari itu kami harap kepada pembaca agar
memberikan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini

XXIX
DAFTAR PUSTAKA

Huda, K (2020). Struktur dan Fungsi sel. Lamongan : CV. Direktorat


SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.

I Made Subagiartha .2018. SEL STRUKTUR, FUNGSI, DAN


REGULASI.

Priastini, R.S.(2019). Kajian Sel dan Molekuler (Hubungannya Dengan


Penyakit Pada Manusia). Jawa Tengah: CV. Pena Persada.

Rahmadina, Febriani, Husnarika. 2017. Unit Terkecil Penyusunan Tubuh


Makhluk Hidup. Surabaya : CV. Selembar Papyrus.

XXX

Anda mungkin juga menyukai