Anda di halaman 1dari 18

1

RANGKUMAN DAN TUGAS


MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI
SMA BINTANG TIMUR 1 BALIGE (KELAS X)

PENDAHULUAN
Mempelajari Agama di sekolah, terutama bukanlah soal mengetahui mana yang benar
atau yang salah, tetapi mengetahui dan melakukannya seperti dikatakan oleh Santo
Yakobus: “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian juga iman tanpa perbuatan-
perbuatan adalah mati” (Yakobus 2:26). Demikianlah, belajar bukan sekadar untuk tahu,
melainkan dengan belajar seseorang menjadi tumbuh dan berubah serta mengubah keadaan. Tentu
saja sikap beragama yang utuh dan berimbang, mencakup hubungan manusia dengan
Penciptanya dan hubungan manusia dengan sesama dan lingkungan sekitarnya. Untuk memastikan
keseimbangan ini, pelajaran agama perlu diberi penekanan khusus terkait dengan budi pekerti
(perilaku hidup).
Hakikat budi pekerti adalah sikap atau perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan Tuhan,
diri sendiri, keluarga, masyarakat dan bangsa, serta alam sekitar. Agar terpancar kesantunan dan
kemuliaan dalam interaksi tersebut, kita perlu memiliki nila-inilai karakter seperti kejujuran,
kedisiplinan, cinta kebersihan, cinta kasih, semangat berbagi, optimisme, cinta tanah air, kepenasaran
intelektual, dan kreativitas.
Sedangkan Hakikat Pendidikan Agama Katolik adalah usaha yang dilakukan secara
terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
memperteguh iman dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama Katolik. Hal
ini dilakukan dengan tetap memperhatikan penghormatan terhadap agama lain dalam hubungan
kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Secara
lebih tegas dapat dikatakan bahwa Pendidikan Agama Katolik di sekolah merupakan salah satu
usaha untuk memampukan peserta didik berinteraksi (berkomunikasi), memahami, menggumuli dan
menghayati iman. Dengan kemampuan berinteraksi antara pemahaman iman, pergumulan iman
dan penghayatan iman itu diharapkan iman kita sebagai peserta didik semakin diperteguh.
Pendidikan iman atau Pendidikan Agama di sekolah merupakan salah satu materi pelajaran
yang disusun berdasarkan ketentuan kurikulum dan berlaku secara nasional. Khusus untuk
Pendidkan Agama Katolik (PAK) disusun sesuai dengan Kurikulum K-13 yang berbasis karakter
yang ditulis/disusun dan dilengkapi dengan pencapaian tujuan yang jelas, materi pokok, standar hasil
belajar siswa, dan proses pelaksanaan pembelajaran yang berkesinambungan.
Adapun tujuan Pendidikan Agama Katolik di sekolah pada dasarnya adalah agar peserta
didik memiliki kemampuan untuk membangun hidup yang semakin beriman. Membangun hidup
beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki keprihatinan
tunggal, yakni Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan peristiwa
penyelamatan: di mana situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan, kebahagiaan dan
kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan, kelestarian lingkungan hidup, yang dirindukan oleh
setiap orang dari pelbagai agama dan kepercayaan.
Namun yang paling penting yang perlu dipahami dan dihayati, bahwa Pendidikan Agama
Katolik (PAK) di sekolah merupakan suatu bentuk komunikasi iman atau interaksi iman, di mana
Allah menyapa (lewat pelajaran) dan manusia menjawab (peserta didik), dengan tujuan untuk
menciptakan sikap religiositas dalam diri siswa. Sapaan Allah itu, kita sebut “wahyu”; dan jawaban
atau tanggapan manusia disebut “iman”.
Komunikasi iman dalam PAK mengandung tiga komponen edukatif, yakni:
1. Pengetahauan iman (kognitif), sebagai dasar untuk mendalami isi guna menjamin wawasan.
2. Penghayatan iman (afektif), merupakan tanggapan yang diambil secara sadar dan personal.
3. Pengalaman iman (psikomotorik/operatif), agar semakin bertindak selaku orang beriman (orang
Kristen).
Dari segi pendekatan, Pelajaran PAK yang disesuaikan dengan K-13 ini masih tetap
disusun dengan menggunakan kompetensi siswa merupakan dasar dan standar keberhasilan PAK.
Kompetensi adalah serangkaian keterampilan atau kemampuan dasar serta sikap dan nilai
penting yang dimiliki seorang individu setelah dididik dan dilatih melalui pengalaman belajar yang
dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.
Dengan kata lain, sasaran utama proses pendidikan umumnya serta proses belajar
mengajar (PBM) khususnya pada suatu jenjang sekolah SD, SMP dan SMA, bukanlah
menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan yang sebanyak-banyaknya, tetapi lulusan yang
memiliki serangkaian keterampilan (skill) atau kemampuan serta berbagai sikap dan nilai penting,
yang tidak hanya berguna untuk melanjutkan pendidikan tetapi juga (terutama) untuk hidup dan
bekerja di masyarakat.
2

Untuk mencapai sasaran tersebut, yang ditekankan dalam PBM bukanlah belajar apa
yang harus dipelajari (learning what to be learnt), tetapi belajar bagaimana belajar (learning how to
learn). Dengan demikian, yang ditekankan dalam PBM, bukanlah siswa mempelajari ilmu atau
mata pelajaran sebagai “produk” tetapi sebagai “proses”. Dalam arti ini, guru tidak memberi “ikan”
kepada siswa yang habis di makan, tetapi memberikan “kail” agar ia mampu mencari “ikan” sendiri
sepanjang hidupnya. Karena itu, dalam proses pembelajaran ini atau pendekatan pembelajaran
yang tepat untuk mencapai sasaran tersebut bukanlah pendekatan mengajar satu arah dari guru
kepada siswa, tetapi pendekatan belajar aktif (active learning approach). Siswa dituntut untuk belajar
aktif dalam proses belajar mengajar PAK ini.
Seorang yang beriman (lebih khusus peserta didik di sekolah) dianggap atau dikatakan
kompeten apabila:
 Ia mampu menguasai ajaran imannya, mengintepretasikan, menganalisis, dan membuat sintesis-
sintesis dari padanya secara bertanggung jawab (know, how, know why).
 Ia mampu bertindak, berbuat sesuai ajaran imannya (Know to do).
 Ia mampu berperilaku dan berkembang dalam berkepribadian sesuai dengan ajaran imannya (to be).
 Ia dapat hidup mengumat dan memasyarakat sesuai dengan ajaran imannya (to live together).
Ruang lingkup pembelajaran dalam Pendidikan Agama Katolik mencakup empat
dimensi/aspek yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Keempat aspek tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Dimensi siswa (pribadi peserta didik), termasuk relasinya dengan sesama dan lingkunagn
hidupnya (Tema I: Untuk Kls VII); Ruang lingkup ini membahas tentang pemahaman diri
sebagai pria dan wanita yang memiliki kemampuan dan keterbatasan, kelebihan dan
kekurangan dalam berelasi dengan sesama serta lingkungan sekitarnya. Materi PAK mau
tidak mau harus menyentuh pribadi siswa dan pengalaman hidupnya. Dalam arti ini, siswa perlu
mengetahui kompetensi dasar Pendidikan Agama Katolik agar ia mampu mamahami diri dan
lingkungan hidupnya sebagai kurnia Tuhan dan mensyukuri semua kurnia itu dengan mencintai
dan menghormati Tuhan serta lingkungan dalam tindakan nyata.
2. Dimensi diri dan pribadi Yesus Kristus (Tema II: Untuk Kls VII)). Ruang lingkup ini
membahas tentang bagaimana meneladani pribadi Yesus Kristus yang mewartakan Allah
Bapa dan Kerajaan Allah, seperti yang terungkap dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru. Yesus adalah pribadi penentu dalam ajaran iman Kristiani. Kekhasan ajaran iman
Kristiani diwarnai oleh pribadi yang satu ini. Dalam arti ini, siswa perlu memahami dan menjelaskan
pribadi Yesus Kristus dan warta Kabar Baik-Nya serta meneladan-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Dimensi Gereja (Tema III: Untuk Kls VIII). Ruang lingkup ini membahas tentang makna
Gereja, bagaimana mewujudkan kehidupan menggereja dalam realitas hidup sehari-hari).
Gereja sebagai persekutuan murid-murid Yesus yang melanjutkan karya Yesus Kristus. Ajaran
iman Gereja tumbuh dan berkembang dalam persekutuan ini. Dalam arti ini, siswa perlu
memahami arti dan makna Gereja, sifat-sifat dan tugasnya, sarana-sarana dalam Gereja, dan
mewujudkan hidup menggereja secara aktif.
4. Dimensi Kemasyarakatan (Tema IV: Untuk Kls IX). Ruang lingkup ini membahas secara
mendalam tentang hidup bersama dalam masyarakat sesuai firman/sabda Tuhan, ajaran
Yesus dan ajaran Gereja. Kehidupan Yesus dan Gereja-Nya bukan untuk diri-Nya sendiri, tetapi
untuk dunia. Maka dimensi kemasyarakatan hendaknya menjadi materi Pendidikan Agama Katolik.
Dalam arti ini, siswa perlu memahami hidup beriman yang terlibat dalam masyarakat dan
mewujudkannya secara nyata.

URAIAN MATERI

BAB I
3

MANUSIA MAKHLUK PRIBADI

I. PENGANTAR
Pada bab ini, kita diajak untuk menyadari bahwa kita diciptakan oleh Allah sebagai
makhluk pribadi yang luar biasa. Sebagai makhluk pribadi, baik laki-laki maupun perempuan
tentunya memiliki keunikan masing-masing. Setiap pribadi harus mengenal dirinya,
kelebihan dan kekurangan yang ada dalam dirinya. Dengan demikian keunikan-keunikan ini
menyadarkan kita untuk selalu bersyukur, bahwa dalam setiap pribadi, Allah telah
memberikan anugerah tak terhingga yang perlu dikembangkan terus-menerus dalam
kehidupan kita setiap hari. Oleh karena itu, dalam bab ini, kita akan dihantar dengan 2
pokok bahasan, yakni:
A. Manusia adalah Pribadi yang Unik
B. Mengembangkan Karunia Allah

II. KAJIAN MATERI

Pertemuan 1 :
A MANUSIA PRIBADI YANG UNIK

Hal pertama yang perlu kita ketahui dan mendalami bersama melalui pelajaran ini, kita
diajak untuk mencermati dan memahami fakta yang sering terjadi pada manusia baik di
masa lalu bahkan hingga dewasa ini, seperti yang diceritakan dalam kisah berikut ini:

1. Mendalami Fakta

Gadis Muda Bunuh Diri Karena Hasil Operasi Plastik Jelek

Cantik, satu kata yang membuat wanita bangga, sekaligus rela menyakiti tubuhnya
untuk memperoleh pujiantersebut. Di masa lalu, operasi akibat penyakit sangat dihindari
karena rasa sakit yang akan ditanggung, nyatanya tidak membuat banyak wanita takut
untuk melakukan operasi plastik. Jika berbicara operasi plastik, pikiran akan langsung
melayang ke Korea Selatan, di mana proses operasi plastik seolah semudah membuat mie
instan.Beberapa tahun lalu, tren operasi plastik adalah kelopak mata, hidung dan payudara.
Sekarang, wanita dan pria Korea Selatan suka bentuk wajahyang mungil berbentuk
diamond atau segitiga. Banyak dari mereka melakukan double-jaw surgery atau operasi
pemotongan rahang untuk mendapatkan wajah mungil berbentuk V.

Operasi Plastik Ini Berisiko Tinggi dan Berbahaya


(Sumber: forum-kompas.com/kesehatan/271674)

Perubahan wajah sebelum dan sesudah operasi plastik Dilansir Dailymail, Choi Jin-
Young, seorang profesor kedokteran gigi di Universitas Nasional Seoul
mengatakan,“Operasi ini mengubah penampilan Anda lebih dramatis dibanding sebelumnya,
katakanlah suntik botox atau operasi hidung, karena yang diubah adalah struktur tulang
Anda,” ujarnya. Kemudian dokter tersebut melanjutkan, “Tetapi prosedur ini sangat rumit,
cenderung berbahaya. Sangat tidak nyaman melihat seseorang rela rahang dan gigi hanya
4

untuk mendapatkan wajah mungil yang cantik,” Beauty is pain. Walaupun sudah banyak
pernyataan bahwa operasi pemotongan rahang sangat berbahaya, makin banyak warga
Korea Selatan yang melakukan prosedur ini. Di sana, sudah jadi hal normal melihat
berbagai iklan operasi plastik dengan ukuran sangat besar di tempat umum seperti stasiun,
dan di pinggir jalan. Iklan itu semakin menggoda dengan foto perubahan wajah sebelum dan
sesudah operasi plastik.

Diperkirakan, 5000 orang sudah menjalani operasi pemotongan rahang. Shin Hyon-
Ho, seorang pengacara yang khusus menangani kasus malpraktik mengatakan bahwa
operasi ini mengakibatkan rasa sakit luar biasa pada rahang, mulut jadi miring, gigi tidak
sejajar, juga hilangnya kemampuan mengunyah dan tersenyum. “Kasus akibat operasi
plastik semakin tinggi, dengan komplikasi yang makin serius,” ujarnya. Yang menyedihkan,
padabulan Agustus tahun lalu, seorang gadis 23 tahun bunuh diri setelah menjalani operasi
pemotongan rahang. Gadis itu meninggalkan catatan sebelum bunuh diri, dia mengakhiri
hidupnya karena operasi plastik yang dijalani membuatnya tidak dapat mengunyah dan tidak
berhenti menangis karena kerusakan saraf di saluran air mata. Semoga saja kejadian
menyedihkan ini tidak terjadi kembali. (forum-kompas.com/kesehatan/271674/-gadis-muda-
bunuh-diri-karena- hasil-opereasi – platik- jelek.html, diakses 29 Juli 2020)

Pokok-pokok penting dari Kisah:


“Gadis Muda Bunuh Diri Karena Hasil Operasi Plastik Jelek”diuraikan sebagai berikut.
Pada umumnya, penerimaan diri sebagai pribadi yang unik merupakan sebuah proses yang
tidak mudah, khususnya bagi para remaja. Istilah proses mengandaikan adanya sebuah
aktifitas baik secara mental maupun fisik. Tahap remaja sebagaimana niscaya dialami oleh
setiap individu merupakan proses transisi menuju kedewasaan. Dalam proses ini para
remaja cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan orang lain. Akibatnya,banyak remaja
yang seringkali tergoda dan merasa tidak puas dengan dirinya sendiri.

2. Mendalami Ajaran Kitab Suci

Teks Kitab Suci


Penciptaan Manusia
Kej 1:26-31

Berfirmanlah Allah:”Baiklah, Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,
supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak
dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka, Allah
menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia;
laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah
berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu, berkuasalah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang
yang merayap di bumi.” Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala
tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya
berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala
burung di udara dan segala yang merayap di bumi yang bernyawa, Ku-berikan segala
tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya. Dan jadilah demikian. Maka, Allah melihat
segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah
hari keenam.

3. Rangkuman
5

 Setiap manusia itu unik (unique/ Inggris atau unus/ latin= satu), tak ada satu orang pun
yang mempunyai kesamaan dengan orang lain. Bahkan manusia kembar sekalipun
selalu mempunyai perbedaan. Perbedaan itu lebih jauh dan lebih dalam dari yang dapat
dilihat, dirasa, didengar dan dikatakan. Pada umumnya perbedaan ini yang membuat
orang iri hati, bertentangan, bermusuhan dan ingin saling meniadakan. Padahal dengan
perbedaan itu justru orang dapat saling memperkaya dan melengkapi. Perbedaan
itulah yang menjadi keunikan setiap manusia.
Keunikan itu bisa diamati dari hal-hal fisik, psikis, bakat/kemampuan serta
pengalaman-pengalaman yg dimilikinya. Keunikan diri itu merupakan anugerah yg
menjadikan diri seseorang berbeda dan dpt dikenal dn diperlakukan secara khusus pula.
 Untuk mengatasi perbedaan itu, diperlukan sikap menerima diri apa adanya. Jabatan
dalam keorganisasian dapat digantikan oleh orang lain, tetapi kedudukan setiap
manusia dalam seluruh kerangka ciptaan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Peran
orang tua dalam keluarga dapat saja digantikan oleh orang lain, tetapi peran
sebagai ciptaan tidak mungkin digantikan oleh siapapun. Tuhan menciptakan setiap
manusia dengan tugas yang khas di dunia ini.
Orang yang bersikap positif terhadap keunikan diri yang dimilikinya, biasanya:
 akan menerima keunikan itu sebagai anugerah,
 ia bangga bahwa dirinya berbeda,
 ia bersyukur bahwa apa pun yg ada pada dirinya merupakan pemberian Tuhan yg
baik adanya.
 ia tidak akan merasa minder,
 ia tidak berniat menjadi sama seperti orang lain,
 ia tidak akan menganggap dirinya tidak berharga,
 ia tidak akan melakukan tindakan yang melawan kehendak Tuhan akibat
ketidakpuasan terhadap dirinya,
 hidupnya akan tenang dan mampu bergaul dengan siapa saja.
Sedangkan orang yang kurang menerima keunikan diri, biasanya mereka adalah:
 Orang seperti ini akan merasa tidak puas,
 bahkan dapat melakukan tindakan apa pun demi menutupi keterbatasan diri,
misalnya operasi plastik. dan
 sering beranggapan seolah penampilan luar lebih penting.
Singkatnya, manusia adalah makhluk yang indah dan “istimewa”. Keistimewaan dan
keagungan manusia ini hendaknya sungguh disadari oleh semua peserta didik.
Semua perbedaan yang kita miliki itu bertujuan agar kita saling memperkaya dan
saling melengkapi antara satu dengan yang lain, bukan sebaliknya membuat orang
menjadi iri hati, bertentangan, bermusuhan, dan ingin saling meniadakan. Kita harus
ingat bahwa perbedaan itulah yang menjadi keunikan setiap manusia.
Keunikan-keunikan itu dapat kita lihat pada : bagian fisik, psikis, bakat dan
kemampuan serta pengalaman-pengalaman yang kita miliki. Keunikan diri itu dapat
merupakan anugerah luar biasa yang menjadikan diri kita berbeda dengan orang lain.
Dengan demikian, anugerah terindah dan unik dari Allah perlu kita sadari, syukuri
dan kemabangkan.
 Sebagai orang beriman kristiani yang sungguh-sungguh ingin semakin
memahami, menerima, bangga, dan percaya diri, Kita hendaknya bercermin pada
pribadi Yesus Kristus dalam memahami keunukan diri kita. Mengapa? Hal ini karena :
 Yesus adalah teladan yang paling utama dan pertama.
 Dari semula Ia menyadari diri sebagai manusia yang berbeda dengan yang lainnya.
 Dari cara berpikir, bersikap dan bertindak, Ia tidak ragu menunjukkan diri sebagai
pribadi yang tidak sama dengan yang lainnya.
Sedangkan sebagai seorang pribadi kita harus :
 menyadari, mengerti dan menerima diri apa adanya;
 Dengan demikian kitapun akan dapat semakin mengembangkan diri dan
melakukan sesuatu dengan kesadaran diri (self-consciousness),
 penerimaan diri (selfacceptance), kepercayaan diri (self-confidence) dan
 perasaan aman diri (self-assurance) yang tinggi;
 Dengan dasar itu kita dapat mengisi hidup, meraih cita-cita dan melaksanakan
panggilan Allah.
6

4. Penilaian
Tugas 1 (Pertama) :
Hari / Tanggal : Senin, …… Juli 2021
Nama : ………........ (Nama lengkap sesuai yang ada dalam absen)
Kelas : ……………. (Misalnya: MIPA 1)
1. Pengetahuan
Butir Soal : Jawablah beberapa pertanyaan butir soal uraian berikut:
NO. Indikator Skor Nilai
(0-100)
1). Tulislah tiga ciri yang menjadikan seseorang yang disebut unik 20
2). Jelaskanlah 2 sikap yang muncul dalam menghadapi keunikan 30
3). Tulislah lima sifat yang dimiliki manusia. 20
4). Jelaskanlah makna manusia sebagai citra Allah menurut Kej 1: 26 - 30 30
Jumlah 100

2. Ketrampilan
a. Teknik : Kinerja
b. Bentuk Instrumen : Merumuskan doa syukur yang berkaitan dengan kemampuan dan
keterbatasan yang dimiliki.
c. Butir Soal : Tulislah sebuah doa sebagai tanda syukur untuk kekhasanmu,
dengan judul “Doa Syukur atas Keunikan Diriku”
No. Aspek Pengamatan Skor Nilai
0 - 100
1). Struktur doa memuat: Pujian, syukur dan permohonan 20
2). Doa sesuai dengan tema 10
3). Isi mengungkapkan rasa syukur atas dirinya yang unik 50
4). Bahasa, kata tepat, jelas dan bisa dipahami 20
Jumlah 100
Nilai = Skor yang diperoleh x 100
Skor Maksimal

Pertemuan 2 :
B. MENGEMBANGKAN KARUNIA ALLAH

1. Mendalami Fakta
7

Beberapa pertanyaan sehubungan dengan hasil pengamatanmu sebagai berikut:


a. Apa yang anda lihat pada gambar tersebut ?
b. Bagaimana pesan gambar-gambar itu bagi diri kita?
c. Apakah kita juga sudah mengembangkan karunia Allah berupa talenta dalam diri kita?
c. Bagaimana caranya untuk mengembangkan karunia Allah?
d. Mengapa orang lain dapat menjadi orang sukses dan karyanya berguna bagi hidup orang lain?

Secara De-facto, tiap manusia adalah unik. Masing-masingnya dilengkapi dengan


berbagai kemampuan, bakat, sifat-sifat yang unik. Semua kemampuan, bakat dan sifat-sifat
yang dimilikinya itu berpeluang untuk dikembangkan agar menjadi lebih baik dan lebih
optimal lagi. Dan, tiap manusia dipanggil dan bertanggung jawab untuk mengembangkannya
demi kebahagiaan dan keselamatan dirinya, sesamanya, dan kemuliaan nama Tuhan.
Beberapa pandangan yang cukup berbeda terhadap kekurangan dan kelebihan
manusia pada kalangan ahli ilmu jiwa:
 Ada aliran yang lebih menekankan bahwa keberadaan fisik, bakat, kemampuan,
karakter, dan sifat-sifat kita lebih disebabkan oleh faktor keturunan. Kita berkulit
kuning atau hitam, bersosok tinggi atau pendek, berbakat seni atau matematika, semua
itu dianggap sebagai keturunan dari orang tua dan leluhur kita!
 Ada aliran lain lebih menekankan pada pengaruh lingkungan. Mereka berpendapat
bahwa alam, kebudayaan, dan kultur sangat mempengaruhi dan membentuk diri
seseorang. Alam dan kebudayaan Eropa menghasilkan orang Eropa. Alam dan
kebudayaan Afrika dan Asia, menghasilkan orang Afrika dan Asia.
 Ada aliran yang dapat menerima kedua-duanya. Keberadaan seseorang turut
ditentukan oleh faktor keturunan, tetapi juga faktor lingkungan hidupnya.

2. Mendalami Ajaran Kitab Suci

Teks Kitab Suci


Talenta
Mat. 25: 14-30

14. "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang
memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. 15 Yang seorang
diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing
menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. 16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta
itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. 17 Hamba yang menerima dua talenta
itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. 18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta
itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. 19 Lama sesudah
itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka . 20 Hamba yang
menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta
tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. 21 Maka kata tuannya itu
kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam
perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah
dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. 22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu,
katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.
23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia,
engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan
kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan
8

tuanmu. 24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu
bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan
yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. 25 Karena itu aku takut dan pergi
menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! 26 Maka jawab
tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di
tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang,
supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. 28 Sebab itu ambillah talenta itu dari
padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. 29 Karena setiap orang
yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak
mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. 30 Dan campakkanlah hamba
yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan
kertak gigi."

Beberapa pertanyaan pendalaman :


1). Mengapa Tuhan Memberikan talenta kepada tiga orang hamba dengan jumlah yang
berbeda?
2). Bagaimana reaksi Yesus terhadap dua orang hamba yang mengembangkan talentanya?
3). Bagaiaman sikap Yesus terhadap hamba yang ketiga yang pergi dan menggali lubang
unuk menyembunyikan uang tuanya?
4). Bagaiman pesan teks Kitab Suci bagi diri kita saat ini?

3. Rangkuman
 Setiap manusia memiliki potensi-potensi atau kelebihan atau keunggulan
keunggulan dirinya. Akan tetapi banyak siswa belum menyadari potensi-potensi dan
keunggulan yang mereka miliki. Hal ini mungkin disebabkan oleh berbagai faktor
misalnya, karena pengaruh pendidikan di rumah ataupun di luar rumah di mana mereka
masih diperlakukan seperti anak-anak.
Keadaan ini menyebabkan kaum remaja secara tidak sadar dapat:
 memendamkan bakat-bakat dan kemampuannya untuk masa depan;
 mereka juga bisa tidak kreatif atau berdiam diri,
 acuh tak acuh lalu frustasi.
Sementara itu, ada juga siswa yang karena sangat menyadari keunggulan-
keunggulannya, mereka akhirnya
 terjerumus ke dalam sikap arogan, angkuh dan sok super.
 Hal ini harus diwaspadai, sebab sikap superior atau sikap “sok” dapat menjadikan
hidup seseorang sangat terganggu.
 Karena merasa lebih daripada yang lain, orang sering menjadi lupa diri, sering
menonjolkan diri, meremehkan orang lain, suka membangkang, suka mendahului dsb.
 Dampak selanjutnya adalah mereka menjadi kecewa, mudah merasa dihina, merasa
disingkirkan dari pergaulan, dan sebagainya.
 Karena manusia adalah unik dan diberikan kemampuan dan potensi yang berbeda-
beda, maka sebagai kaum beriman
 patutlah kita bersyukur kepada Tuhan dengan cara mengembangkan bakat dan
kemampuan dengan sebaik-baiknya.
 Keunggulan diri berkaitan dengan bakat dan kemampuan hendaknya tidak membuat
setiap orang merasa lebih unggul dari yang lain, sehingga dapat memunculkan sikap
sombong dan arogan.
 Demikian halnya dengan keterbatasan yang ada tidak membuat orang menjadi
rendah diri, minder atau bahkan merasa menjadi orang yang tidak berguna.
 Menurut Aristoteles, manusia akan bahagia jika ia secara aktif merealisasikan
bakat-bakat dan potensinya.
 Manusia adalah makhluk yang mempunyai banyak potensi, tetapi potensi-potensi itu
akan menjadi nyata jika kita merealisasikannya.
 Kebahagiaan tercapai dalam mempergunakan atau mengaktifkan bakat dan
kemampuannya.
9

 Setiap orang mempunyai kemampuan dan bakat-bakat dalam ukuran tertentu.


Atasa dasar itu, maka kita hendaknya menyadari bahwa:
 Kemampuan dan bakat yang dimiliki seseorang seharusnya dikembangkan dan
digunakan.
 Kemampuan dan bakat adalah anugerah Tuhan, yang dalam Kitab Suci sering
disebut ”talenta”. Tuhan menghendaki agar talenta itu dikembangkan dan digunakan.
 Dalam Injil Matius 25:14-30, dikisahkan tentang seorang tuan yang memanggil
hamba-hambanya dan memberi mereka sejumlah talenta untuk “dikembangkan” dan
“digunakan”.
 Setiap orang, termasuk para remaja diberi talenta oleh Tuhan. Oleh karena itu, maka
sebagai remaja
 Mereka harus mengembangkan dan menggunakan talenta itu sebagaimana
mestinya.
 Mengembangkan dan menggunakan talenta sebagaimana mestinya adalah
panggilan dan tuntutan Kristiani.
 Allah memberikan kemampuan dan talenta yang berbeda kepada setiap orang
dan kemampuan itu hendaklah digunakan dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan
bersama.
 Yesus memberikan gambaran seorang tuan yang memberikan talenta kepada
hamba-hambanya dapat kita temukan dalam Injil Mat 25:14 - 30).
Iapun menindak tegas kepada seorang hamba yang tidak mau mengembangkan
talenta dan hanya memendamnya ke dalam tanah.
 Setiap orang diberi talenta oleh Tuhan. Mereka harus mengembangkan dan
menggunakan talenta itu sebagaimana mestinya.
 Mengembangkan talenta sebagaimana mestinya adalah panggilan dan tuntutan
orang beriman kristiani.
 Kita harus mengembangkan bakat yang kita miliki, karena Tuhan telah
memberikan talenta kepada manusia ciptaan-Nya, sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki manusia masing-masing.
 Kita harus seperti hamba yang pertama dan hamba yang kedua yang
mengembangkan talenta yang mereka punya dengan baik.
 Kita tidak boleh mencontoh hamba yang ketiga, yang hanya mengubur talentanya,
tanpa berusaha untuk mengembangkannya.
 Allah akan sedih dan kecewa karena kita hanya memendam bakat yang kita miliki.
Terlebih kita merasa iri hati terhadap kemampuan yang orang lain miliki.
 Allah memberikan masing-marising talenta kepada umat-Nya, dan talenta itu
harus kita syukuri, serta kita kembangkan.
 Singkatnya, manusia mempunyai kemampuan, dan bakat dalam ukuran dan
lingkungan tertentu, dengan sifat, karakter, pemikiran dan perasaannya masing-masing.
Kemampuan dan bakat tersebut harus terus diolah dan diasah demi perkembangan pribadi manusia.
Apabila kita mampu megembangkan karunia yang diberikan Allah, maka kita
akan mampu memncapai cita-cita yang kita inginkan dengan baik.
Namun terkadang kita kurang mampu menerima karunia yang Tuhan berikan.
Oleh karena itu, dalam upaya mengembangkan diri kita masing-masing, kita
hendaknya:
1). Menerim diri apa adanya
Sikap menerima diri sendiri dalam Bahasa psikologi disebut self acceptance. David
W. Jhohnson, seorang psikolog social pernah mengungkapkan beberapa ciri
seseorang yang dapat menerima dirinya atau self acceptance, antara lain:
 Menerima diri sendiri apa adanya.
 Tidak menolak dirinya sendiri.
 Memiliki keyakinan untuk mencintai diri sendiri
 Tidak perlu merasa sempurna.
 Mampu menghasilkan kerja yang berguna
2). Mengembangkan Talenta atau Potensi diri
Bagaimana usaha kita dalam mengembangkan potensi diri atau talenta yang dimiliki
sebagai karunia Allah? Berbagai usaha yang dapat kita lakukan dalam
mengembangkan talenta yang dimiliki, antara lain:
10

 Melatih diri terus menerus tanpa takut salah


 Masuk dalam kelompok/organisasi yang mempunyai minat yang sama
 Belajar dan berani bertanya kepada orang yang lebih berpengalaman

4. Penilaian
Tugas 2 (Ke-dua) :

Hari / Tanggal : ……. , …… ….. 2021


Nama : ………........ (Nama lengkap sesuai yang ada dalam absen)
Kelas : ……………. (Misalnya: MIPA 1)

1. Pengetahuan
Butir Soal : Jawablah beberapa pertanyaan butir soal uraian berikut:
NO. Indikator Skor Nilai
(0-100)
1). Tulislah empat kemampuan yang dimiliki sebagai karunia Allah 10
2). Bagaimana sikapmu terhadap keunggulan dalam dirimu ? 25
3). Inspirasi apa dapat kalian petik dari perumpamaan Tuhan tentang 10
talenta? ( Mateus, 25:14-30)
4). Jelaskan panggilan Allah untuk mengembangkan kemampuan yang 25
dimiliki demi pengembangan diri dan sesama
5). Bagaimana kalian mengembangkan talenta yang dimiliki sebagai 30
karunia Allah?
Jumlah 100

2. Ketrampilan
a. Teknik : Kinerja
b. Bentuk Instrumen : Merumuskan doa syukur yang berkaitan dengan kemampuan dan
keterbatasan yang dimiliki.
c. Butir Soa : Tulislah sebuah puisi yang intinya menggambarkan tentang talenta
yang dimiliki!

No. Aspek Pengamatan Skor Nilai


0 - 100
1). Struktur penulisan sesuai syarat dalam penulisan puisi yang benar 10
2). Penulisannya sesuai dengan tema 10
3). Isi mengungkapkan rasa syukur atas dirinya yang unik 50
4). Bahasa, kata tepat, jelas dan bisa dipahami 30
Jumlah 100
Nilai = Skor yang diperoleh x 100
Skor Maksimal

BAB II
MANUSIA SEBAGAI CITRA ALLAH

I. PENGANTAR
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering tidak bersyukur atas rahmat yang kita peroleh
dari Tuhan. Kita sering jatuh pada rasa minder, tidak percaya diri dan selalu menganggap
dirinya kurang mampu dalam segala hal. Perasaan-perasaan tersebut merupakan sebuah
11

pengingkaran diri kita sebagai Citra Allah. Allah telah menciptakan kita dengan segala
kelebihan, dan hal ini harusnya tidak membuat kita minder. Oleh karena itu, dalam bab ini,
kita akan dihantar dengan 4 pokok bahasan, yakni:
A. Kesetaraan Laki-laki dan Perempuan
B. Perbedaan Laki-laki dan Perempuan
C. Peran dan Tugas Perempuan dalam Masyarakat
D. Keluhuran Manusia sebagai Citra Allah

B KAJIAN MATERI

Pertemuan 1 :
A. KESETARAAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

Hal pertama yang perlu kita ketahui dan mendalami bersama melalui pelajaran ini, kita
diajak untuk mencermati dan memahami fakta yang sering terjadi pada manusia baik di
masa lalu bahkan hingga dewasa ini, seperti yang diceritakan dalam kisah berikut ini:

1. Mendalami Fakta

Adat Mengkondisikan Perempuan Di Bawah Pria

Adat menempatkan perempuan adalah ibu yang memberikan segala-galanya.


Sementara pria adalah kepala rumah tangga yang diidentikkan dengan seorang kepala
perang, penguasa atas keluarga. Direktris Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan
Perempuan dan Anak-anak (LP3A), Dra Selfi Sanggenafa, Jumat (31/1), mengatakan, adat
tidak mengajarkan kekerasan suami terhadap perempuan. Tetapi, kondisi yang dibangun
melalui sistem adat tradisional telah memosisikan perempuan di bawah tekanan dan
kekerasan suami. Sebagai perempuan yang hidup dalam sistem adat Batak, Papua dan
berbagai daerah lainnya di Indonesia harus pasrah, tabah, dan sabar atas setiap situasi di
dalam keluarga, termasuk menerima semua bentuk kekerasan dan kekejaman suami
terhadap istri dan anak-anak di dalam keluarga. Sikap seperti ini dinilai adat sebagai sikap
perempuan yang beretika, tahu diri, menghormati adat, membawa rezeki, dan melahirkan
keturunan yang beruntung. Sikap pasrah dan menerima ini masih mendominasi 90 persen
perempuan, termasuk mereka yang sudah berpendidikan tinggi. Walau perempuan itu
seorang pejabat, tetapi di rumah ia masih harus rela menerima perlakuan kasar suami dan
menghormati suami seperti perempuan tradisional lain. Hampir semua perempuan dalam
keluarga memiliki semacam perasaan“wajib” menerima kekerasan dari suami dan keluarga
suami. Sikap ini diturunkan dari generasi ke generasi melalui sosialisasi ibu kepada
putrinya. Saat kecil ibu sudah mengajarkan bagaimana bersikap sopan terhadap saudara
laki-laki dan menjelang dewasa perempuan diberi pengertian mengenai sikap sopan
terhadap suami.Tetapi, pria jarang diajarkan sikap sopan terhadap perempuan di rumah.
Salah satu penyebab terpenting sikap pasrah istri terhadap suami adalah mas kawin.
Makin tinggi nilai mas kawin, beban moril yang ditanggung istri makin tinggi. Istri merasa
seakan-akan “dibayar mahal”.Karena itu, seluruh diri, jiwa raganya harus dibaktikan untuk
melayani seluruh kebutuhan suami, termasuk anggota keluarga suami.

2. Mendalami Ajaran Kitab Suci

1). Penertian Kata Citra

Untuk memahami manusia sebagai Citra Allah, kita diajak untuk membaca dan mencermati teks
Kitab Suci berikut ini:

Teks Kitab Suci


12

Kej 1:26-28
KISAH PENCIPTAAN MANUSIA
(Kej 1: 26-31)
26 Berfirmanlah Allah:”Baiklah, Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa
Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas
ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”
27 Maka, Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 28 Allah memberkati
mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak;
penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung
di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” 29 Berfirmanlah Allah: “Lihatlah,
Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan
segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 30 Tetapi
kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di
bumi yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya. 31
Dan jadilah demikian.Maka, Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat
baik.Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ke-enam.
Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah
menjadikan bumi dan langit, belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-
tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan
belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu; tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan
membasahi seluruh permukaan bumi itu - ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu
dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah
manusia itu menjadi makhluk yang hidup. (Kej 2: 4-7)

3. Rangkuman

 Pada usia remaja, biasanya:


 Seseorang remaja akan mengalami pertumbuhan jasmaniah dan rohaniah yang sangat besar.
 Mereka mengalami adanya dorongan-dorongan dan daya-daya tertentu dalam dirinya,
khususnya daya tarik terhadap lawan jenisnya.
 Daya tarik terhadap lawan jenis ini sering belum disadari secara penuh oleh para remaja
sebagai hal yang luhur, indah, wajar, dan manusiawi.
Ketidaktahuan dan ketidaksadaran akan adanya dorongan dan daya tarik terhadap
lawan jenis ini dapat menyebabkan
 remaja tidak pandai menempatkan diri dalam pergaulan antar-jenis;
 bahkan, pergaulan antar-jenis di kalangan para remaja sering“menyimpang”.
Karena ketidaktahuan dan ketidaksadaran akan adanya dorongan dan daya tarik
terhadap lawan jenis itulah, maka para remaja memerlukan bimbingan agar
 mereka memiliki pengetahuan dan kesadaran yang memadai tentang hakikat kepriaan
dan kewanitaan serta daya tarik terhadap lawan jenisnya;
 Dengan demikian, para remaja dapat menghargai dirinya sendiri dan lawan jenisnya (pria
dan wanita) sebagai ciptaan Tuhan yang indah, luhur, dan suci.
 Dalam memahami tentang Kesetaraan Laki-laki dan Perempuan kita diajak untuk :
 Menyadari bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan semartabat dan sederajat.
 Keduanya diciptakan menurut citra Allah: diciptakan menurut gambar dan rupa
Allah yang satu dan sama (Kej 1, 26 -27).
 Lebih dari itu, mereka dianugerahi kepercayaan dan kesempatan yang sama untuk
mengambil bagian dalam karyaNya yang agung.
 Mereka dipanggil untuk membangun persekutuan (communio) dan bekerja sama
dalam pengelolaan dunia dan seisinya serta pelestarian generasi umat
manusia(Kej 1, 31).
13

 Laki-laki dan perempuan saling melengkapi. Sifat korelatif itu sangat jelas dalam
bentuk pria dan wanita. Tetapi juga kelihatan dalam seluruh kemanusiaannya, seperti:
perasaan, cara berpikir, dan cara menghadapi kenyataan, termasuk Tuhan. Tuhan
mengatakan: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan
penolong baginya, yang sepadan dengan dia” (Kej 2: 18). Sabda Tuhan inilah
mengingatkan kita, mengapa Tuhan perlu menciptkan laki-laki dan perempuan untuk
saling melengkapi.
 Laki-laki dan perempuan diciptakan bukan pertama-tama sebagai tuan dan hamba
atau atasan dan bawahan, tetapi rekan yang sepadan. Tugas dan tanggungjawab
yang diberikan kepada keduanya sama. Nilai karya dan peran mereka pada karya Allah
pada umumnya tdk berbeda: tidak ada yang lebih tinggi dan tidakada yang lebih rendah.
 Sabda Allah yang berbunyi: “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar
dan rupa kita…”(Kej 1, 26) dan “…yang dijadikanNyaitu sungguh amat baik” (Kej
1, 31) menunjukkan perbedaan manusia dengan ciptaan lain. Sabda itu
menunjukkan keistimewaan mereka sebagai laki-laki dan perempuan di antara semua
ciptaan, bukan perbedaan mereka sebagai laki-laki dan perempuan.
 Apa makna yang terkandung dalam Kitab Kejadian tersebut?. Dalam Kitab
Kejadian 1: 26-31 diceritakan bahwa
 Pria dan wanita merupakan ciptaan Tuhan yang paling indah.
 Pria dan wanita diciptakan Tuhan untuk saling melengkapi, untuk menjadi teman hidup.
 Pria saja tidaklah lengkap. Allah sendiri berkata: “Tidaklah baik, kalau manusia itu
seorang diri saja. Aku akan menjadikan seorang penolong baginya, yang sepadan
dengan dia” (Kej 2: 18).
 Untuk menyatakan bahwa wanita sungguh-sungguh merupakan kesatuan dengan pria,
maka Tuhan menciptakan wanita itu bukan dari bahan lain, tetapi dari tulang rusuk pria itu.
 Maka, pria itu kemudian berkata tentang wanita itu demikian: “Inilah dia, tulangdari
tulangku dan daging dari dagingku” (Kej 2: 23). Dari kutipan Kitab Suci ini jelaslah
bahwa hubungan pria dan wanita adalah hubungan yang suci dan sepadan
 Singkatnya, setelah peristiwa penciptaan Adam di taman Eden , Allah berfirman
tidak baik bila Adam hidup menyendiri di tengah taman tanpa kehadiran yang sepadan
dengan dirinya. Di tengah kesunyian taman Eden dan diantara angin yang berhembus
pelan, Allah dengan segala kuasanya membuat Adam terlelap dalam tidur. Dalam tidur
yang lelap Allah mengambil salah satu rusuk Adam dan menutupnya dengan daging. Dari
rusuk itu Allah menciptakan sosok perempuan dengan mata indah dan rambut yang
terurai rapi. Satu-satunya makhluk terindah yang diciptakan Allah di taman Eden. Allah
menciptakan Hawa sebagai penolong dan pelengkap Adam dan semesta.
Kehadiran perempuan dalam kisah penciptaan mengandung makna, sbb:
 Hendak menghempaskan keterasingan manusia Adam dari kesepian yang mencekam.
 Adam membutuhkan penolong yang sepadan dengan dia. Namun, penolong yang
sepadan tersebut bukan hanya menghempaskan kesepian Adam di tengah taman
melainkan juga sebagai pelengkap Adam di tengah semesta ciptaan.
 Dengan kata lain, Allah menciptakan laki-laki dan perempuan agar keduannya saling
melengkapi dalam kelebihan dan kekurangan.
 Laki-laki memiliki kelebihan untuk melengkapi perempuan, perempuan juga memiliki
kelebihan untuk melengkapi laki-laki, dan keduannya menjadi sepadan di tengah
semesta ciptaan.
 Kesepadanan antara perempuan dan laki-laki dalam hubungan saling melengkapi
tidak hanya bersifat biologis melainkan juga bersifat sosiologis.
 Dalam hubungan sosial manusia, perempuan dan laki-laki saling berkorelasi dan
menyempurnakan satu dengan yang lain.
 Korelasi sosial antara perempuan dan laki-laki diwujudkan dalam peran keseharian.
 Pada umumnya, peran yang diemban oleh laki-laki dan perempuan berdasarkan akal
budi, penguasaan diri dengan kehendak bebas dan kuasa yang otonom terhadap
ciptaan.
 Akal budi membantu setiap pribadi, baik laki-laki maupun perempuan untuk
merefleksikan kembali perannya di tengan ciptaan,
14

 sedangkan kehendak bebas dan otonomi pribadi menuntun manusia agar dapat
bertindak secara bertanggung jawab dengan kaidah-kaidah moral universal.
 Dalam Kejadian 1: 26-28, manusia diciptakan menurut gambar dan citra Allah dan pada
manusia diberi kuasa untuk menguasai alam ciptaan lain.
Kata menguasai berarti: menata, melestarikan mengembangkan dan menggunakan
dengan bertanggungjawab.
Allah memberikan kuasa tersebut hanya kepada manusia. Karena itu, laki dan
perempuan diciptakan menurut “gambar” dan “rupa” Allah.
Manusia diciptakan seturut citra Allah berarti mereka dapat menanggapi dan bersekutu
dengan Allah dan secara unik mencerminkan kasih kemuliaan dan kekudusan-Nya.
Mengapa manusia dikatakan sebagai citra Allah? Hal ini karena ada beberapa hal
yang dimiliki manusia sebagai citra Allah, karena:
a. Manusia memiliki kemampuan (akal budi)
Mengapa manusia memiliki akal budi oleh Allah? Hal ini karena: manusia adalah
ciptaan yang paling istimewa dari seluruh ciptaan di alam semesta ini.
Yang membedakan manusia dengan ciptaan yang lain adalah manusia diciptakan
Tuhan dengan akal budi.
Akal adalah kemampuan berpikir sebagai kodrat alami yg dimiliki oleh setiap manusia.
Berpikir merupakan tindakan operasional yang mendorong untuk aktif berbuat demi
kepentingan hidup manusia.
Sedangkan budi adalah: merupakan unsur rohani manusia. Baudi diartikan sebagai batin
manusia, panduan akal dan perasaan yang dapat menimbang baik-buruk segala sesuatu.
Fungsi akal adalah berpikir, mengingat kembali apa yang diketahui dan sebagai tugas
dasarnya untuk memecahkan masalah dan akhirnya membentuk tingkah laku.
b. Manusia memiliki kehendak bebas
Mengapa manusia memiliki kehendak bebas oleh Allah? Hal ini karena Allah telah
menciptakan manusia sebagai makhluk yang berakal budi, dan memberi kepadanya
martabat seorang pribadi, yang bertindak seturut kehendak-Nya sendiri dan menguasai
segala perbuatannya.
Karena itu, Maka Allah menghargai kehendak bebas manusia dalam memutuskan
apa yang terbaik dalam dirinya. Manusia bukan hidup seperti robot yang segala
tingkah lakunya diprogram.
Allah senantiasa mencurahkan kasih sayangnya kepada manusia dan
menanggapinya dengan kehendak bebas. Maka, jikalau manusia berdosa, hal itu
karena mereka melakukannya dengan kehendak bebasnya.
Manusia juga memiliki keserupaan moral dengan Allah. Hal ini karena :
 Pada awal penciptaan mereka tidak berdosa dan kudus,
 Memiliki hikmat, hati yang mengasih dan kehendak untuk melakukan yang benar.
 Mereka hidup dalam persekutuan pribadi dengan Allah yang meliputi ketaatan moral
dan hubungan yang intim.
 Namun ketika Adam dan Hawa berdosa, keserupaan moral dengan Allah ini
tercemar. Dalam proses penebusan orang percaya harus diperbaharui kepada
keserupaan moral itu lagi.
c. Manusia memiliki kemampuan untuk menguasai
Allah mengharapkan agar manusia mengabdikan segala sesuatu di bumi kepada-Nya
dan mnengelolanya untuk memuliakan Allah, sambal memenuhi maksud Ilahi
(bdl. Masa Depan bumi diserahkan kepada kekuasaan mereka).
Ketika mereka (manusia pertama) berdosa, mereka mendatangkan kehancuran,
kegagalan, dan penderitaan atas ciptaan Allah (bdk. Yesus Kristus sendiri bekerja
untuk memuliakan bumi kepada tempat dan fungsinya yang sempurna ketika Dia dating
kembali pada akhir zaman nanti.
Kuasa manusia terhadap alam dan isinya bersifat terbatas karena kuasa manusia
tersebut berasal dari Allah; maka segala sesuatu yang berkaitan dengan pengelolaan
alam harus berdasarkan pada rencana dan kehendak Allah.

2). Kesetaraan Laki-laki dan Perempuan


Sebagian masyarakat memiliki pandangan bahwa kedudukan laki-laki dan
perempuan berbeda dan tidak sama derajatnya. Hal ini ini karena memiliki paham
yang diwariskan oleh budaya setempat, misalnya:
15

 Kedudukan seorang laki-laki lebih tinggi daripada perempuan.


 Laki-laki dianggap lebih kuat dan lebih mampu menjadi pemimpin. Sedangkan
perempuan adalah kaum lemah yang harus tunduk kepada laki-laki.
 Dalam banyak hal, laki-laki lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk berkembang
dibandingkan perempuan. Budaya seperti inilah yang disebut dengan budaya patriarkh.
Budaya Patriarkh adalah budaya yang memandang kedudukan kaum laki-laki lebih
penting dan lebih tinggi daripada perempuan.
Budaya ini pada kenyataannya telah menimbulkan banyak sekali persoalan dalam
kehidupan manusia.
Persoalan-persoalan tersebut erat kaitannya dengan perilaku laki-laki yang cenderung
menindas kaum perempuan. Hal tersebut menimbulkan apa yang disebut dengan
“ketidakadilan gender”.
Ketidakadilan gender, adalah: suatu praktek atau tindakan yang terjadi di masyarakat
dimana perempuan diperlakukan secara tidak adil, hanya karena keberadaan mereka
sebagai perempuan.

4. Penilaian
Tugas 3 (Ke-tiga) :
Hari / Tanggal : Senin, …… Juli 2021
Nama : ………........ (Nama lengkap sesuai yang ada dalam absen)
Kelas : ……………. (Misalnya: MIPA 1)
1. Pengetahuan
Butir Soal: Jawablah beberapa pertanyaan butir soal uraian berikut, dan untuk bisa
menjawab pertanyaan soal-soal ini, baca dan cermati ulasan yang ada di rangkuman di atas
NO. Indikator Skor Nilai
0 - 100

1). a. Apa maksud Tuhan menciptakan pria dan wanita, dan 30


b. Mengapa manusia dikatakan sebagai citra Allah?

2) Bagaimana padangan dan sikapmu tentang kedudukan perempuan dan laki-laki dalam 10
masyarakat?

3). Apa yang perlu kita pahami tentang kesetaraan laki-laki dan perempuan? 20

4). a. Apa makna kehadiran perempuan dalam kisah penciptaan? 30


b. Jelaskan makna kesetaraan perempuan dan laki-laki berdasarkan kutipan teks Kitab
Suci, Kejadian, 1:26-27; 2:18.
5). Sebutkan tiga usaha untuk mengembangkan kesederajatan perempuan dan laki-laki 10
dalam hidup sehari-hari

Jumlah 100

2. Ketrampilan
a. Teknik : Kinerja
b. Bentuk Instrumen : Merumuskan doa tentang jati dirinya sebagai perempuan atau laki-
laki yang saling melengkapi dan sederajat, dengan judul doanya: “Doa Mogon agar
Memahami Jati diri sebagai Perempuan dan Laki-laki”
No. Aspek Pengamatan Skor Nilai
0 - 100

1 Struktur Doa Memuat: Pujian, syukur dan permohonan 20


2. Doa sesuai dengan tema 10
3. Isi mengungkapkan rasa syukur atas dirinya yang unik 50
4. Bahasa, kata tepat, jelas dan bisa difahami 20
Jumlah 100
16

Nilai = Skor yang diperoleh x 100


Skor Maksimal

..
Pertemuan 4 :
A. PERBEDAAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

1. Mendalami Realitas hidup Laki-laki dan Perempuan

Perbedaan antara laki-laki (pria) dan perempuan (wanita) bukan saja menyangkut
hal-hal yang jasmaniah, tetapi juga rohaniah atau jiwani. Dalam uraian ini kita akan
membahas hal-hal yang berkaitan dengan perbedaan fisik (biologis), perbedaan cara
berpikir, cara merasa, cara bertindak dan cara memandang hidup.

Perbedaan secara Fisik (Biologis)

Amati gambar di atas dengan cermat dan berikanlah kesanmu atas gambar tersebut.

Perbedaan fisik (biologis) menjadi penanda yang khas antara laki-laki dan
perempuan. Perbedaan fisik seringkali mempengaruhi secara psikologis (sikap dan
perasaan). Perbedaan laki-laki dan perempuan bukan sekedar perbedaan jasmaniah
saja tetapi juga menyangkut hal-hal kejiwaan. Kita dapat melihat perbedaan laki-laki dan
perempuan berkaitan dengan cara berpikir, merasa, cara bertindak, serta cara
memandang hidup dan kehidupan. Beberapa hal ini merupakan kecenderingan yang
sering kali kita jumpai., namun ini bukanlah sebuah ketetapan yang pasti dan akurat,
karena hal ini merupakan gejala umum.

2. Rangkuman

Perbedaan antara Laki-laki dan Perempuan dapat dilihat baik secara fisik maupun
secara psikologi, sebagai berikut:

a. Perbedaan Secara Fisik (Biologis )

Perbedaan secara fisik (biologis) antara Laki-laki dan Perempuan, mencakup:

1). Perbedaan Cara Berpikir


 Cara berpikir wanita lebih intuitif dan konkret, sedangkan cara berpikir pria
lebih obyektif, teoritis, dan abstrak (Atau dengan kata lain: kalau pria lebih
menekankan rasio, sedangkan wanita lebih menekankan perasaan).
17

Karena itu, jalan pikiran wanita agak lebih “dari dalam”, agak dipengaruhi oleh
unsur-unsur subyektif. Wanita berpikir lebih intuitif, dan menghubungkan
kejadian-kejadian dengan dirinya sendiri. Ia sulit mengambil jarak dengan apa
yang dipikirkannya. Misalnya: ketika mlihat peristiwa tabrakan, ia akan spontan
menjerit; ketika mendengar suatu cerita yang sedih, ia akan menangis, seolah-
olah terlibat dalam peristiwa itu.
Sebaliknya, pria lebih berpikir “dari luar”, agak lebih obyektif dan lebih berkepala
dingin. Ia dapat mengambil jarak dengan apa yang dipikirkannya, Oleh sebab itu,
pria tidak gampang terharu dan lekas terpengaruh; ia lebih berpikir secara
abstrak dan teoritis.
 Wanita lebih berpikir hal-hal yang kecil (partial) dan bersifat sehari-hari;
sedangkan pria lebih suka berpikir hal-hal yg global dan jangkauannya
jauh.
Wanita cenderung berpikir soal yang kecil-kecil dan keseharian, seperti pot
bunga pacar, alat-alat make-up, dan sebagainya.
Kalau berpiknik, ia akan berpikir segala soal tetek bengek seperti sambal, tikar,
air minum, dan sebagainya yang mungkin luput dari perhatian seorang pria.
Pikiran sebaliknya, pria, pria berpikir lebih global dan jauh ke masa depan. Ia
berpikir tentang cita-cita, karier masa mendatang dan sbagainya. Hal-hal kecil
yang bersifat sehari-hari seperti kancing baju yang sudah copot atau singlet yang
sudah kotor sering tidak dipikirkannya.
 Pikiran wanita lebih keluar dirinya, sedangkan pria lebih ke dalam dirinya.
Pikiran wanita lebih terarah kepada hal-hal yang di luar dirinya. Ia lebih bersifat
ultroistis (= berlebih-lebihan/teramat sangat). Ia mengingat orang tuanya, adik-
adiknya, pacarnya, dengan segenap hati, dan ingin agar mereka itu bahagia.
Sedangkan pikiran pria lebih terarah kepada dirinya sendiri. Lebih bersifat ego-
sentris. Jika ia mengingat pacar, mungkin saja demi kepuasannya.
2). Perbedaan Perasaan
 Perasaan wanita lebih mudah bergetar, sedangkan perasaan pria agak
terkendali. Karena daya pikirnya lebih intuitif, perasaan wanita gampang
bergetar. Jika berhadapan dengan suatu masalah, perasaan wanita mudah
menjalar dari satu soal ke soal yang lain. Ia dapat melupakan inti persoalan dan
tenggelam dalam detil perasaan keterharuan yang berlarut-larut. Wanita yang
sudah tersentuh atau terluka hatinya tidak mudah melupakannya.
 Sedangkan Pria lebih dapat mengendalikan perasaannya karena gaya
pikirnya yang lebih objektif. Pria dapat membendung perasaannya sehingga
tidak terlalu mendalam dan merembes ke berbagai masalah. Pria mudah marah,
tetapi sebentar menjadi tenang kembali. Pria mudah jatuh cinta sekali pandang,
tetapi juga mudah melupakannya. Pria gampang berjanji setia tetapi kemudian
mudah mengingkarinya. Oleh sebab itu pria lebih gampang mengungkapkan
perasannya, sedangkan wanita cenderung memendamkannya.
3). Perbedaan Alun dan Selera Seks
 Pria lebih mudah terangsang pada hal-hal lahiriah; Sedangkan wanita lebih
mudah terangsang pada hal-hal yang batiniah. Seorang pria tertarik pada
wanita lebih pada pesona fisik (lahiriah). Pria akan terangsang, misalnya jika
melihat pada atau buah dada seorang gadis. Sedangkan wanita akan lebih
terangsang pada hal-hal yang batiniah. Wanita akan terangsang jika dirayu dan
dicumbu; jika dia merasa dicintai dan dingini.
 Rangsangan pada pria dapat sangat cepat bangkit, tetapi juga cepat
menghilang; Sedangkan pada wanita, rangsangan akan bangkit secara
pelan-pelan dan menghilang pelan-pelan juga.
 Rangsangan seksual pada wanita terdapat hampir pada seluruh tubuhnya;
walupun ada tempat tempat tertentu yang lebih peka untuk terangsang, seperti
buah dada, organ kelamin, leher dan sebagainya. Sedangkan pada pria, tempat
rangsangan praktis dilokalisasi pada organ kelamin.
4). Perbedaan Sikap dan Tindakan
 Umumnya, pria itu lebih bersikap agresif, berbuat, dan membangu i. Pria
membuat rumah, membuat lading baru, membuat anak, dan sebagainya. Oleh
18

karena itu, pria sangat mementingkan tugas, karier dan tempat kerja. Pria
meluangkan banyak waktu di tempat-tempat ia dapat bekerja. Pria terikat pada
kantornya, ladangnya, dan sebagainya.
 Umumnya, wanita lebih pasif, menerima dan memelihara . Wanita merawat
rumah, menyiram tanaman, mengandung, melahirkan, dan mengasuh anak. Jika
harus memilih karier di luar rumah atau anak-anak, wanita lebih suka memilih
anak-anak. Oleh sebab itu, wanita sangat terikat dengan tempat di mana ia dapat
memelihara, kebunnya atau rumahnya. Hom, sweet hom.

b. Perbedaan secara Psikologis antara laki-laki dan peremuan


 Laki-laki melindungi dan menyejahterakan; Menjadi ayah yang memberi benih
kehidupan; Menjadi kekasih dan partner (teman).
 Sedang wanita menciptakan keindahan; Menerima, mengandung, melahirkan dan
memelihara; Mengasih tanpa pamrih.

3 Penilaian
Ketrampilan
a. Teknik : Kinerja
b. Bentuk Instrumen : Membuat sebuah karya tulis, dengan judul “Memahami
Perbedaan Laki-laki dan Perempuan”
No Aspek Pengamatan Skor Nilai
0 - 100
1). Struktur penulisan sesuai syarat dalam penulisan karya ilmiah 10
yang baik dan benar
2). Penulisannya sesuai dengan tema 10
3). Isi mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan perbedaan 50
antara laki-laki dan perempuan.
4). Bahasa, kata tepat, jelas dan bisa dipahami 30
Jumlah 100
Nilai = Skor yang diperoleh x 100
Skor Maksimal

Anda mungkin juga menyukai