Anda di halaman 1dari 9

ISSN Cetak 2303-1433

ISSN Online: 2579-7301


KAJIAN PUSTAKA PENYAKIT TROPIS TERABAIKAN :
ASPEK HOLISTIK PADA PASIEN KUSTA DAN FILARIASIS
(LIBRARY RESEARCH OF THE NEGLEGTED TROPICAL DISEASE : HOLISTIC
ASPECT IN LEPROSY AND LYMPATIC FILARIASIS)

Retno Ardanari Agustin


STIKES Karya Husada Kediri
Email: retnonok08@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan : Neglected Tropical Disease (NTD) merupakan penyakit tropis dan
sub tropis yang masih banyak dialami masyarakat dengan kondisi ekonomi lemah dan
cenderung terabaikan karena berbagai faktor. Permasalahan yang dialami oleh pasien
dengan NTD sangat kompleks, mulai dari kondisi fisik mengalami kelemahan, perubahan
karena kecacatan serta dampaknya setelah mengalami perubahan fisiknya. Metode :
penelitian ini menggunakan metode kepustakaan tentang aspek holistik pasien kusta dan
filariasis tahun 2009-2019 dan didukung data sekunder dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Kediri. Hasil : Pasien kusta di Jawa Timur dengan kecacatan tingkat 2 sebesar 10,40%
sedangkan pasien filariasis sejumlah 10.681 kasus. Pasien kusta dan filariasis mengalami
berbagai masalah pada aspek holistik kehidupannya karena deformitas pada fisiknya,
sehingga mereka merasa malu untuk bergaul dengan orang-orang disekitarnya dan
membatasi interaksi sosial, produktivitas menurun, tergantung pada orang lain, pasien dan
keluarga diasingkan, sulit mendapatkan pekerjaan. Kesimpulan : Pasien kusta dan
filariasis mengalami perubahan dan gangguan pada fisiknya akibat proses penyakit yang
dialami yang berdampak pada aspek lainnya yaitu aspek psikologis, sosial, spiritual dan
kultural pada pasien, keluarga.

Kata kunci : Aspek, Holistik, Neglected Tropical Disease

ABSTRACT
Introduction: Neglected Tropical Disease (NTD) is a tropical and sub-tropical
disease that is still experienced by many people with weak economic conditions and tends
to be neglected due to various factors. The problems experienced by patients with NTD are
very complex, ranging from physical conditions experiencing weakness, changes due to
disability and its effects after experiencing physical changes. Method: this study used a
literature method on the holistic aspects of leprosy and filariasis patients in 2009-2019 and
is supported by secondary data from the Health Office of Kediri Regency. Results: Leprosy
patients in East Java with level 2 disability was 10.40% while filariasis patients were
10,681 cases. Leprosy and filariasis patients experienced various problems in the holistic
aspects of their lives due to their physical deformity, so they feel ashamed to get along with
people around them and limit social interactions, decreased productivity, depending on
others, patients and families being exiled, difficult to find work. Conclusion: Leprosy and
filariasis patients experience changes and physical disturbance due to the disease process
that affected other aspects such as psychological, social, spiritual and cultural in patients,
families.

Keywords : Aspects, Holistic, Neglected Tropical Disease

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 8 No.2, Mei 2020 138


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301
PENDAHULUAN Diseases/NTD), Tuberkulosis dan Malaria.
Neglected Tropical Disease (NTD) adalah Masalah-masalah implementasi/operasional
penyakit yang dialami oleh masyarakat di lapangan seringkali menghambat realisasi
wilayah tropis dan sub tropis dengan kondisi potensi berbagai teknologi tersebut.
perekonomian yang lemah. Kondisi Implementasi yang dilakukan untuk
ekonomi yang lemah, juga sering disertai mengatasi masalah penyakit tropis-sub
dengan penurunan pada sumber yang lain tropis termasuk NTD banyak dilakukan.
misalnya kurangnya sanitasi lingkungan dan Implementasi tersebut merupakan
sumber daya manusia. Pramono M. S., 2014 pelaksanaan dari kebijakan atau program
menyebutkan pada tingkat individu di NAD, atau intervensi pengendalian penyakit tropis
terdapat hubungan yang bermakna pada yang ada di Indonesia termasuk penelitian.
penggunaan kelambu dan kondisi saluran Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk
pembuangan air limbah rumah tangga. meningkatkan efektifitas, efisiensi dan
Individu yang tidur tidak menggunakan capaian dari implementasi suatu kebijakan,
kelambu berisiko 1,60 menderita filariasis program atau intervensi di bidang kesehatan.
dibandingkan mereka yang tidur Pasien yang menderita NTD memerlukan
menggunakan kelambu, sedangkan individu terapi yang lama, bahkan beberapa pasien
yang rumahnya tidak terdapat saluran mengalami perubahan dan gangguan pada
limbah berisiko 3,47 menderita filariasis fisiknya. Perubahan fisik dan gangguan
daripada yang rumahnya memiliki saluran fisik, dapat berdampak pada kondisi
limbah. Pada tingkat kabupaten/kota, faktor psikologis pasien selama sakit bahkan
yang mempengaruhi penderita filariasis di seumur hidupnya termasuk pada keluarga.
Provinsi NAD adalah jarak ke sarana Misalnya pasien tidak dapat
pelayanan terdekat, jarak yang diperlukan beraktivitas/bekerja sehingga pemenuhan
untuk memperoleh air dan persentase kebutuhan pasien tergantung orang lain.
penduduk yang ketika tidur malam Pasien dapat mengalami gangguan konsep
menggunakan kelambu berinsektisida. diri (self concept) selama menjalani proses
Makin jauh jarak ke pelayanan dan sumber terapi/sakit. Aspek fisik terganggu,
air berpeluang meningkatkan kejadian menyebabkan aspek biologi, psikologi,
filariasis. sosial, spiritual dan kultural manusia sebagai
NTD dikatakan penyakit yang terabaikan makhluk holistik dan komprehensif juga
karena pasien yang menderita penyakit ini dapat terganggu. Endriyani S., 2014
akan mengalami penyakit ini dalam waktu menyebutkan perubahan fisik yang dialami
yang lama bahkan selama hidupnya pasien kusta dapat menimbulkan terjadinya
sehingga dapat menimbulkan berbagai gangguan emosional bagi pasien. Pasien
masalah. Permasalahan yang kompleks tidak umumnya merasa takut terhadap kecacatan
hanya bagi pasien sendiri tetapi juga bagi yang terjadi, takut menghadapi sikap dari
keluarga dan masyarakat sekitarnya. NTD keluarga dan masyarakat, takut kehilangan
menyebabkan penurunan aktivitas dan pekerjaan dan peran di masyarakat, serta
produktivitas pasiennya dan berdampak terganggunya hubungan di dalam keluarga.
pada keluarga dan masyarakat sekitarnya. Penyakit kusta dikenal masyarakat
NTD merupakan penyakit infeksi yang berdasarkan tradisi kebudayaan (turun
disebabkan oleh Protozoa, Bakteri, Virus, temurun) sehingga penyakit kusta dipahami
Helminth. Tahun 2012 terdapat lima NTD di sebagai penyakit yang sangat menular dan
Indonesia yaitu Kusta, Filariasis, tidak dapat diobati, penyakit keturunan,
Schistosomiasis, Frambusia dan najis dan penyakit kutukan dari Tuhan.
Kecacingan. Manusia sebagai sistem holistik dan terbuka,
Kemenkes, 2016 menguraikan tentang memerlukan kemampuan untuk memahami
berbagai teknologi preventif, diagnostik dan dan beradaptasi terhadap kondisinya yang
terapeutik baru yang berpotensi besar untuk menderita NTD disertai dengan perubahan
meningkatkan keberhasilan pengendalian fisik. Infeksi filaria menyebabkan adanya
penyakit terabaikan (Neglected Tropical kerusakan pada saluran limfe, menyebabkan

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 8 No.2, Mei 2020 139


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301
peradangan dan pembengkakan bagian deformitas fisik menimbulkan dampak pada
tubuh yang mengalami peradangan. aspek psikologis, sosial, spiritual dan
Perubahan fisik pasien Kusta paling kultural pasien selama sakit bahkan seumur
menonjol jika mengalami kecacatan tingkat hidup termasuk keluarganya.
2, adanya deformitas pada ekstremitas. Proses penyebaran bakteri M. leprae
Kondisi seperti ini memerlukan berbagai sehingga menyebabkan penularan jika
tindakan baik secara mandiri pasien, terdapat kontak langsung secara berulang
keluarga maupun lintas sektor. Misalnya dengan penderita Kusta. M. leprae mampu
pemberian obat sesuai program yang bertahan selama 9 hari di luar tubuh
dijalankan, pendampingan selama terapi, manusia, proses pembelahan bakteri dalam
pencegahan penularan penyakit, pencegahan waktu 14-21 hari. Seseorang yang terinfeksi
kecacatan, peningkatan kemampuan M. leprae memerlukan waktu 2-5 tahun
bersosialisasi, pemberian keterampilan untuk munculnya tanda dan gejala.
untuk menunjang aktivitas sehari-hari dan Beberapa tanda dan gejala pada kusta dapat
produktivitasnya bahkan untuk memenuhi ditemukan juga pada penyakit lain
kebutuhan pribadi/keluarga. Tujuan (Differential Diagnosis). Tanda
penulisan ini adalah untuk mengetahui aspek utama/Cardinal Signs penyakit kusta yang
holistik pada pasien dengan Kusta dan harus diperhatikan adalah adanya : 1)
Filariasis (Neglegted Topical Disease). Bercak yang hilang rasa/mati rasa, 2)
Penebalan syaraf tepi disertai gangguan
BAHAN DAN METODE fungsi pada sensorik, motorik dan otonom 3)
Penulisan ini merupakan kajian kepustakaan pemeriksaan Skin Smear/kerokan kulit
dari hasil penelitian, buku dan tinjauan ditemukan kuman kusta (BTA). Tanda dan
pustaka dari beberapa referensi/literature 10 gejala pada kusta lainnya yang harus
tahun terakhir (2009-2019) yang diwaspadai yaitu bercak putih pada kulit
menguraikan aspek holistik pada pasien seperti panu pada awalnya hanya sedikit
kusta dan filariasis, meliputi aspek fisik, tetapi semakin lama semakin lebar dan
psikologis, sosiaal, ekonomi, spiritual dan banyak, bintil-bintil kemerahan tersebar
kultural pada kulit, bagian tubuh ada yang tidak
Data yang digunakan untuk mendukung berkeringat, terasa kesemutan pada anggota
pembahasan kajian ini adalah data sekunder badan atau bagian wajah, muka berbenjol-
dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2018 benjol dan tegang (facies leomina/muka
(beberapa data diperoleh sampai Bulan April singa) dan kerusakan syaraf tepi sehingga
2019). timbul mati rasa. Gejala Kusta tidak selalu
tampak. Sebaiknya waspada jika ada yang
HASIL menderita Iuka tak kunjung sembuh dalam
KUSTA jangka waktu lama. Jika ditekan dengan jari
Kusta/Lepra/Morbus Hansen merupakan luka tidak terasa sakit. Kusta terkenal
penyakit tipe granulomatosa yang sebagai penyakit yang paling ditakuti karena
menyerang saraf tepi, mukosa saluran deformitas atau cacat tubuh. Masalah pada
pernapasan atas dan kulit yang disebabkan mata dapat meliputi anestesi kornea,
oleh Mycobacterium leprae. Bakteri Lagophtalmos dan Iridosiklitis. Tingkat
berbentuk batang diklasifikasikan dalam kecacatan kusta menggambarkan kondisi
genus yang sama dengan Mycobacterium fisik pasien kusta, terbagi menjadi kecacatan
tuberkulosis. Penanganan kusta yang kurang tingkat 0, tingkat 1 dan tingkat 2.
tepat, dapat menyebabkan perkembangan WHO 2018 menyebutkan prevalensi Kusta
secara progresif dan kerusakan pada saraf di Indonesia pada tahun 2017-kuartal
anggota gerak, kulit dan mata. Kusta pertama 2018 sejumlah 18.242 orang dari
merupakan penyakit yang lama total penduduk 266.995.000 orang. pasien
perkembangannya/masa inkubasinya. Kusta tipe MB sejumlah 13.701 orang, jenis
Permasalahan yang dialami pasien kusta kelamin wanita sejumlah 6.043 orang,
bukan hanya karena deformitas fisik, tetapi pasien dengan kecacatan tingkat 2 sejumlah

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 8 No.2, Mei 2020 140


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301
1.116 orang, pasien anak-anak sejumlah tangan atau kaki. Kecacatan tingkat 2 yang
1.755 anak 48 diantaranya mengalami dialami pasien dewasa maupun pada anak-
kecacatan tingkat 2, kasus kambuh sejumlah anak, sangat berpengaruh terhadap kualitas
267 orang dan menjalani terapi ulang hidup dan produktivitas pasien, konsep diri,
sejumlah 776 orang. Ditjen P2P Kemenkes sosialisasi pasien dengan sekitarnya, adanya
RI, 2019 (per tanggal April 2019) stigma negatif dari sekitarnya, pemenuhan
menyebutkan jumlah kasus baru Kusta di spiritual pasien dan peningkatan beban
Indonesia sejumlah 17.017 orang. Angka hidup keluarga.
kecacatan tingkat 2 per 1.000.000 penduduk Tipe Muliple Baciler (MB) merupakan tipe
sebesar 4.22 dan Kusta pada usia 0-14 tahun kusta yang mudah menular, sehingga jika
sejumlah 1.861 anak (10,94%). Tipe tidak ditangani dengan baik, berisiko besar
Multiple Baciler (MB) sejumlah 14.543 menularkan pada orang-orang disekitarnya.
orang dengan proporsi 85.46. Pasien kusta di Terutama pada anggota keluarga atau orang
Jawa Timur sejumlah 3.259 orang pasien yang sering kontak dengan pasien (kontak
baru, kecacatan tingkat 2 sejumlah 339 terdekat), orang yang mudah mengalami
orang (10,40%). Kusta pada usia 0-14 tahun penurunan daya tahan tubuh (ibu hamil,
sejumlah 224 (6.87%). balita, usia lanjut), malnutrisi, sedang
menderita penyakit kronis, kontak langsung
FILARIASIS dengan luka pasien tanpa tindakan septik
Filariasis/Lymphatic Filariasis/Kaki aseptik.
Gajah/Elephantiasis merupakan penyakit Pongtiku Arry, 2016 menguraikan
infeksi yang menyerang saluran dan kelenjar pengobatan kusta sesuai regimen WHO,
getah bening. Filariasis disebabkan oleh yaitu diberikan obat paket MDT (Multi
Nematoda family Filariodidea. Cacing Drugs Therapy) yang mengandung
Filaria yang ditularkan melalui vektor, yaitu Rifampicin, Lamprene, DDS. Kasus PB
nyamuk genus Anopheles, Aedes, Mansonia, diberi 6 blister yang diselesaikan dalam 6-9
Culex dan Armigeres. Di Regional South- bulan, sedangkan kasus MB diberi 12 blister
East Asia (SEAR) terdapat 3 jenis parasit yang diselesaikan selama 12-18 bulan. Pilot
Filariasis, yaitu Wuchereria bancrofti, project yang dilakukan tindakan
Brugia malayi dan Brugia timori. Kemenkes pencegahan/tindakan Chemoprofilaksis
RI 2014 menyebutkan daerah endemis dengan single dose Rifampicin pada orang
Filariasis pada umumnya seperti daerah yang belum ada tanda klinis kusta tetapi
dataran rendah, terutama di pantai, beresiko terkena karena sebagai kontak
pedalaman, pedesaan, persawahan, rawa- keluarga, tetangga atau sosial.
rawa dan hutan (sesuai dengan breeding
place nyamuk). FILARIASIS
Ditjen P2P Kemenkes RI, 2019 Filariasis dapat menyebabkan kerusakan
menyebutkan pada tahun 2018 terdapat pada sistem limfe (lymphoedema),
10.681 kasus filariasis yang tersebar di 34 pembengkakan pada glandulla mammae,
provinsi. Kabupaten/kota endemis Filariasis scrotum dan ekstremitas. Limfedema dan
sejumlah 236 kabupaten/kota tersebar di 28 scrotal hidrokel berdampak buruk pada
propinsi dan yang masih melaksanakan kehidupan pribadi dan sosial, serta
Pemberian Obat Pencegahan Massal terbatasnya aktivitas kerja. Kerusakan
(POPM) Filariasis sejumlah 131 (5,55%). tersebut menimbulkan kecacatan seumur
hidup, sehingga dapat menyebabkan
penurunan produktivitas pasien,
PEMBAHASAN ketergantungan pada orang lain/keluarga,
KUSTA gangguan konsep diri dan stigma negatif
Nilai tingkat kecacatan umum dipakai pada dari masyarakat serta menyebabkan
seorang penderita kusta baru adalah tingkat peningkatan beban pada keluarga. Suryani,
kecacatan tertinggi (tingkat 2) pada saat 2014 menyebutkan sembilan puluh persen
menentukan keadaan cacat pada mata, penyakit filariasis limfatik di dunia

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 8 No.2, Mei 2020 141


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301
disebabkan oleh cacing Wuchereria meliputi aspek fisik terdiri dari kondisi dan
bancrofti yang menyebabkan terjadinya aktivitas jasmaniah manusia, aspek
hidrokel, kiluria ataupun limfedema. Sisanya psikologis yang berhubungan dengan
disebabkan oleh spesies Brugia (Brugia kondisi mental manusia dalam menghadapi
malayi dan Brugia timori) yang kondisi sakitnya, aspek sosial meliputi
menyebabkan limfedema ataupun interaksi antar manusia termasuk juga
elefantiasis tetapi tidak pernah melibatkan kondisi ekonomi, aspek spiritual melibatkan
organ genital. Lebih dari 27 juta pria di tentang aktivitas kerohanian/keyakinan dan
seluruh dunia diketahui menderita hidrokel, aspek kultural yang terdiri dari aktivitas
serta lebih dari 15 juta penduduk dunia sehari-hari yang mengaplikasikan
menderita elefantiasis dan limfedema. budaya/kebiasaan yang dapat diterima oleh
Kerusakan sistem limfatik, termasuk sekitarnya.
kerusakan saluran limfe kecil yang ada di NTD menguraikan tentang penyakit yang
kulit, menyebabkan menurunnya terabaikan atau penykit yang kurang
kemampuan untuk mengalirkan cairan limfe diperhatikan, dialami oleh masyarakat di
dari kulit dan jaringan ke kelenjar limfe wilayah tropis dan sub tropis dengan kondisi
sehingga dapat terjadi limfedema. Penderita ekonomi rendah. Rendahnya kondisi
limfedema, serangan akut berulang oleh ekonomi pasien sering menyebabkan
bakteri atau jamur akan menyebabkan terjadinya keterbatasan lainnya. NTD
penebalan dan pengerasan kulit, merupakan penyakit yang jarang
hiperpigmentasi, hiperkeratosis dan menyebabkan kematian, tetapi sulit untuk
peningkatan pembentukkan jaringan ikat dihilangkan. Kondisi ekonomi yang tidak
(fibrose tissue formation) sehingga terjadi baik, menyebabkan aktivitas lebih berfokus
peningkatan stadium limfedema, dimana pada kegiatan pemenuhan makan keluarga.
pembengkakkan yang semula terjadi hilang Ketidakmampuan menyediakan sanitasi
timbul akan menjadi pembengkakkan rumah dan lingkungan sehat. Pencahayaan
menetap (Masrizal, 2012). ventilasi, kelembaban (rumah) kurang,
Munawaroh L., 2016 menyebutkan usaha pembuangan limbah manusia dan rumah
yang dilakukan untuk menekan jumlah tangga tidak sesuai. Risiko penularan kusta
kasus filariasis adalah dengan pelaksanaan dan filariasis meningkat, terutama pada
Program Eliminasi Filariasis melalui orang terdekat. Penelitian Padhi T., 2015
Pemberian Obat Massal Pencegahan menguraikan bahwa risiko tinggi terjadinya
(POMP) filariasis. POPM adalah pemberian kusta yaitu pada keluarga dan kontak sosial,
obat DEC dikombinasikan dengan pendidikan rendah, perumahan yang buruk
Albendazole setiap tahun sekali selama 5 dan pendapatan rendah. Wibawa T., 2016
tahun secara berturut-turut. menyebutkan NTD disebabkan oleh
kemiskinan yang terjadi di pedesaan, daerah
PEMBAHASAN kumuh di wilayah khatulistiwa (daerah
ASPEK HOLISTIK PASIEN KUSTA tropis-sub tropis). Kemiskinan dan
DAN FILARIASIS keterbatasan sumber daya lainnya, misalnya
Konsep holistik, komprehensif dan sistem akses air minum bersih, sanitasi yang buruk
terbuka pada manusia merupakan suatu dan perumahan yang tidak sehat, dapat
konsep yang utuh, saling berinteraksi dan berkontribusi terhadap terjadinya NTD.
saling beradaptasi yang terdiri dari aspek NTD dapat menurunkan kesehatan anak,
fisik, psikologis, sosial, spiritual dan kultural mengakibatkan menurunnya tingkat
tidak dapat dipisah-pisahkan. Aspek holistik pendidikan, meningkatkan biaya kesehatan
manusia merupakan keseluruhan aspek dan risiko perawatan tidak efektif,
kehidupan manusia yang saling menunjang mengurangi produktivitas dan meningkatkan
dan saling mempengaruhi. Salah satu aspek morbiditas dan mortalitas.
terganggu atau berubah, maka aspek lainnya Kusta dan Filariasis merupakan penyakit
juga akan beradaptasi menyesuaikan dengan tropis infeksi yang memerlukan terapi lama
kondisi yang sedang dialami. Aspek tersebut dan menimbulkan cacat fisik pada tubuh

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 8 No.2, Mei 2020 142


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301
pasien (deformitas fisik). Penanganan yang kutukan, keturunan), kurang pengetahuan,
dilakukan sudah tepat dengan pemberian kurang pemanfaatan tehnologi/fasilitas
terapi sesuai dengan SOP yang sudah kesehatan, keterbatasan informasi,
ditetapkan. Namun beberapa aspek perubahan pola sehari-hari, perubahan
kehidupan lainnya kadang tidak ditangani peran-fungsi-tugas keluarga. Tidak sedikit
secara komprehensif atau terabaikan. pasien dengan filarisis menyembunyikan
Pemberian atau pemberian terapi melalui penyakitnya karena malu dan takut
program MDT pada kusta dan POPM pada mendapatkan stigma negatif dari sekitarnya.
filariasis sudah dilaksanakan dengan baik. Penelitian Lismayanti L., 2013 menguraikan
Tetapi dampak dari kecacatan yang dialami tentang pengalaman hidup orang terinfeksi
pasien (selama hidup pasien) belum filariasis, yaitu terdapat lima tema yang
tertangani dengan baik. Kondisi pasien kusta diperoleh dari informan yaitu emosi,
dan filarisis khususnya yang sudah persepsi, gejala klinis, ekonomi dan sosial
mengalami perubahan fisik dan kecacatan serta pengalaman dalam mengakses
fisik serta lebih banyak yang menderita tipe pelayanan kesehatan. Penelitian Sulianti A.,
MB pada kusta dapat mengalami berbagai 2013 tentang Tinjauan Psikologi Kesehatan
masalah dari semua aspek holistik. Pasien pada Penderita Penyakit Kaki Gajah
mengalami penurunan produktivitas dan Kronis/Filariasis menunjukkan hasil terdapat
tergantung pada orang lain. tiga dinamika psikologis yaitu : penolakan
Berdasarkan data dari Kemenkes RI tahun (7,7%), cemas (85%) dan depresi (7,7%).
2019, tingginya angka kejadian Kusta dan Perilaku penderita sebagian besar (77%)
Filariasis pada usia dewasa/produktif, diikuti menutupi penyakitnya karena minimnya
dengan angka kecacatan tingkat 2 pada kusta pengetahuan. Filariasis dianggap penyakit
dan tipe MB yang juga tinggi, berisiko yang menakutkan, karena pada fase kronis
meningkatkan penurunan produktivitas dapat menyebabkan kecacatan pada tubuh
pasien serta meningkatkan beban hidup secara permanen karena pengerasan dan
pasien dan keluarga serta masyarakat dan kerusakan pada jaringan pembuluh limfe
risiko penularan kepada orang-orang di dan pembuluh darah di sekitar organ tubuh.
sekitar pasien. Jika tidak ditangani secara Kondisi seperti ini belum ditemukan
holistik, seluruh aspek kehidupan pasien obatnya bahkan tindakan operasi pun kurang
dapat terpengaruh. bermanfaat lagi sehingga menimbulkan
Perubahan dan gangguan fisik pasien kusta kecacatan. Permasalahan yang muncul tidak
dan filariasis, menyebabkan munculnya hanya secara estetika dan penurunan
masalah pada aspek fisik, yaitu mobilitas pasien, tetapi juga muncul masalah
masalah/gangguan aktivitas sehari-hari psikologis dan sosial.
(nutrisi, cairan, eliminasi, istirahat, personal Perasaan malu dan takut karena
hygiene, aktivitas), rasa nyaman. Masalah perubahan/gangguan pada fisik,
pada aspek psikologis (konsep diri, isolasi ketidakmampuan, ketergantungan pada
diri, marah, risiko perilaku kekerasan, orang lain dapat berdampak pada
ketergantungan). Masalah pada aspek sosial kelangsungan pelaksanaan terapi yang
(isolasi diri, penurunan produktivitas, dijalani. Pasien merasa malu berinteraksi
peningkatan beban keluarga (beban sosial dengan sekitarnya termasuk dengan petugas
dan ekonomi)). Masalah pada aspek spiritual kesehatan yang berdampak terhadap proses
yang dapat terjadi adalah penurunan terapi. Pasien takut dihindari atau
keyakinan/kepercayaan dan pelaksanaan dikucilkan/diasingkan oleh orang sekitarnya
ibadah, pasien merasa mendapatkan yang merasa jijik dengan kondisi luka/fisik
hukuman/siksaan/karma. Sedangkan pada pasien (pada kusta dapat disertai deformitas
aspek kultural, karena adanya persepsi yang ekstremitas). Jika program terapi dihentikan
salah tentang kusta atau filariasis dapat maka dapat berisiko meningkatkan
menimbulkan stigma negatif dan kerusakan jaringan tubuh/tingkat kecacatan
diskriminasi pada pasien NTD (adanya meningkat dan risiko penularan semakin
anggapan pasien menderita penyakit besar. Kondisi tersebut dapat berdampak

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 8 No.2, Mei 2020 143


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301
terhadap semakin meningkatkan terjadinya koping yang digunakan pada pasien kusta
penurunan produktivitas pasien. dari 75 responden sebagian besar
Kekurangtahuan pasien, keluarga dan menggunakan mekanisme koping yang
masyarakat tentang penyakit Kusta da berfokus pada emosi yaitu 41 responden
Filariasis menyebabkan munculnya berbagai (54,7%). Hasil penelitian menunjukkan
persepsi, diantaranya anggapan penyakit adanya korelasi searah antara tingkat
kutukan, keturunan. Dampaknya bukan kecacatan dengan mekanisme koping pada
hanya pasien yang dikucilkan, tetapi pasien kusta dan semakin parah tingkat
keluarga dapat juga mendapatkan perlakuan kecacatan pasien kusta akan semakin
yang sama. Persepsi bahwa kusta dan menggunakan mekanisme koping yang
filariasis dianggap sebagai penyakit berfokus pada emosi. Mekanisme koping
keturunan/kutukan karena adanya beberapa yang berfokus pada emosi cenderung
anggota keluarga menderita penyakit yang dilakukan ketika pasien tidak dapat
sama. Hal ini terjadi karena seringnya mengubah situasi yang menekan, hanya
interaksi yang tidak tepat anggota keluarga dapat menerima situasi tersebut karena tidak
yang sehat dengan pasien. Didukung dengan adekuatnya sumber daya yang dimilikinya.
kurangnya pengetahuaan tentang penyakit Konsep holistik inilah yang perlu
tersebut (penyebab, tanda gejala, diperhatikan untuk mengatasi dampak dari
penatalaksanaan, komplikasi penyakit). adanya perubahan fisik pada kasus ini.
Didukung dengan kondisi sanitasi Kelangsungan hidup pasien kusta dan
lingkungan yang tidak sehat, meningkatkan filariasis yang sudah mengalami kecacatan
risiko tertular karena tersedianya breeding fisik sangat tergantung dari bantuan orang
place nyamuk (rumah lembab, pencahayaan sekitarnya, sehingga kondisi ini
dan ventilasi udara kurang) serta terdapatnya menyebabkan rasa tidak berharga, tidak
genangan limbah rumah tangga dan kandang berdaya, tergantung pada orang lain
ternak yang menyatu dengan tempat tinggal. sehingga berisiko menyebabkan timbulnya
Penelitian Fajriyah N.N., Dharmawan D.A. masalah lainnya. Suatu permasalahan yang
& Herdiyanto S., 2013 menyebutkan pasien terus menerus dapat terjadi dan saling
kusta termasuk orang-orang yang dikucilkan mempengaruhi timbulnya masalah
dan dijauhi dari pergaulan di masyarakat, berikutnya sepanjang hidup. Soedarjatmi,
karena masyarakat memiliki prasangka dan 2009 menyebutkan pasien kusta mengatakan
stigma negatif tentang kusta. Penyakit kusta sulit dalam mencari pekerjaan, responden
merupakan penyakit kutukan dan keturunan, merasa takut jika pimpinan dan teman-
stigma ini akan berdampak negatif bagi temannya mengetahui bahwa responden
klien. Banyak klien kusta yang menderita penyakit kusta, tetapi dengan
menghentikan bahkan tidak melakukan tidak bekerja mereka tidak mempunyai
pengobatan sama sekali. penghasilan.
NTD adalah penyakit tropis yang dialami
oleh masyarakat dengan kemampuan SIMPULAN DAN SARAN
ekonomi rendah. Rantai masalah berikutnya Kusta dan Filariasis (Neglegted Tropical
jika pasien mengalami gangguan fisik yaitu Disease) merupakan penyakit yang dapat
terjadinya penurunan produktivitas pasien menyebabkan timbulnya permasalahan pada
sehingga menyebabkan gangguan pasien, keluarga dan masyarakat pada semua
pemenuhan ekonomi keluarga. Dampaknya aspek kehidupan, meliputi aspek fisik,
adalah keterbatasan peningkatan kualitas psikologis, sosial, spiritual dan kultural.
sumber daya manusia (dewasa), penurunan Pelaksanaan terapi pada pasien Kusta dan
kemampuan kognitif pada anak, penurunan Filariasis (Neglegted Tropical Disease)
kesehatan ibu hamil (sebagai pasien atau memerlukan upaya yang menyeluruh
keluarga). Ketidakmampuan menentukan (komprehensif) karena adanya rantai
keputusan pelaksanaan terapi menyebabkan masalah yang dihadapi pasien selama
pasien cenderung mendiamkan kondisinya. hidupnya sejak didiagnosis Kusta atau
Etika A.N., 2015 menyebutkan mekanisme Filariasis. Sehingga disarankan

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 8 No.2, Mei 2020 144


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301
penatalaksanaan tidak hanya sudah Eliminasi Filariasis dari aspek
terlaksananya program terapi (MDT dan Perilaku dan Perubahan Lingkungan.
POPM) tetapi juga memperhatikan aspek Unnes Journal of Public Health,
holistik manusia yang saling berhubungan Volume 5(3).
dan saling mempengaruhi yaitu aspek fisik, http://journal.unnes.ac.id/sju/index.p
psikologis, sosial, spiritual dan kultural. hp/ujph
Diperlukan adanya kerjasama antara pasien, Padhi T. & Pradhan S., (2015). Family
keluarga, masyarakat dan petugas kesehatan motivation card: An innovative tool
untuk membantu pasien meningkatkan for increasing case detection in a
kualitas hidupnya. resource poor setting. Lepr Rev
(2015) 86, 170–175
Pongtiku Arry, Kayame Robby, Sumolang
DAFTAR PUSTAKA I.Vivi, Wopari Beeri I.S .Wopari &
Endriyani S., (2014). Studi Fenomenologi Rumainum Aaron, (2016). Atlas
Pengalaman Spiritual Pasien Kusta Penyakit Terabaikan di Tanah
yang Menjalani Kehidupan di RS Papua.
Rivai Abdullah Palembang. Jurnal Pramono M. S., Maryani H. & Wulandari S.
Keperawatan Sriwijaya, Volume P., (2014). Analisis Kasus Penyakit
1(1). Filariasis Di Provinsi Nangroe Aceh
Etika A.N., Haryuni S. & Hanifah N., Darussalam Dengan Pendekatan
(2015). Tingkat Kecacatan dengan Metode Zero Inflatedpoisson (Zip)
Mekanisme Koping pada Pasien Regression. Buletin Penelitian Sistem
Kusta. Java Health Journal, Jilid Kesehatan, Vol. 17(1), hal. 35–44
2(1). Soedarjatmi, Istiarti T. & Widagdo L.,
Fajriyah N.N., Dharmawan D.A. & (2009). Faktor-faktor yang
Herdiyanto S., (2013). Tingkat Melatarbelakangi Persepsi Penderita
Kecemasan dan Kepatuhan Minum terhadap Stigma Penyakit Kusta.
Obat pada Pasien Kusta. Jurnal Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia
Ilmiah Kesehatan (JIK) Vol.V(2). Vol. 4(1)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Sulianti Ambar, (2019). Tinjauan Psikologi
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan pada Penderita Penyakit
Kesehatan, (2016). Strategi nasional Kaki Gajah Kronis di Kabupaten
riset implementasi/operasional untuk Bandung. Psympathic, Jurnal Ilmiah
mendukung pencegahan dan Psikologi Juni 2014, Vol. 1(2), Hal :
pengendalian Tuberkulosis, Malaria 186–203.
dan Neglected Tropical Diseases Suriyani, (2014). Role of Wolbachia on
2016–2019. Jakarta Filariasis Pathogenesis. CDK-213/
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, vol. 41(2)
(2019). Data dan Informasi, Profil Wibawa T. & Satoto Tri B. T., (2016).
Kesehatan Indonesia tahun 2018. Magnitude of Neglected Tropical
Lismayanti L., Ibrahim K. & Meilianingsih Diseases in Indonesia at
L., (2013). Pengalaman Hidup Orang Postmillennium Development Goals
Terinfeksi Filariasis. Era. Hindawi Publishing
https://www.researchgate.net/publica Corporation Journal of Tropical
tion/315934521_Pengalaman_Hidup Medicine, Volume 2016
_Orang_Terinfeksi_Filariasis . DOI: http://dx.doi.org/10.1155/2016/5716
10.24198/jkp.v1n1.3 785
Masrizal, (2012). Penyakit Filariasis. Jurnal World Health Organization = Organisation
Kesehatan Masyarakat, September mondiale de la Santé, (2018 . Global
2012-Maret 2013, Vol. 7(1) leprosy update, 2017: reducing the
Munawwaroh Lailatul, Eram Tunggul dise –
Pawenang, (2016). Evaluasi Program

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 8 No.2, Mei 2020 145


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

, 445 - 456. World Health


Organization = Organisation
mondiale de la Santé.
https://apps.who.int/iris/handle/1066
5/274290

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 8 No.2, Mei 2020 146

Anda mungkin juga menyukai