Anda di halaman 1dari 32

PERENCANAAN PROYEK INDUSTRI

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN PABRIK D’FRUITS (BUAH


KERING) DI KABUPATEN BOGOR

Oleh:
Kelompok 4

Apriani Putri Rahayu F34160076


Siti Khodijah Purbasari F34160079
Yesi Adventina Sinaga F34160082
Jihan Suraya F34160086
Monica Anggia F F34160106
Muhammad Alwi Ma’ruf F34160116
Nurul Azizah A F34160125
Fajarianto F34160133
Avin Wiriandari F34160137

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pengembagan pertanian ditujukan untuk peningkatan produksi serta
pendapatan petani melalui perbaikan kualitas dan pengelolaan hasil panen. Salah
satu hal yang perlu dilakukan adalah pendirian industri yang disertai dengan
pemilihan teknologi yang digunakan untuk mengolah hasil pertanian sehingga
memiliki nilai tambah. Maka dari itu, terdapat banyak hal yang harus
dipertimbangkan dalam pendirian suatu industri agar indusri tersebut dapat
beroperasi secara optimal. Pendirian suatu industri perlu mempertimbangkan
aspek pasar permintaan dan penawaran, penjualan, segmentasi pasar, strategi dan
implementasi pemasaran. Selain itu aspek lain yang perlu diperhatikan adalah
aspek lingkungan, teknologi, manajemen serta finansial. Penelitian berbagai aspek
ini tercakup dalam studi kelayakan.
Studi kelayakan pendirian industri merupakan penelitian terhadap rencana
pendirian industri. Studi ini tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis
dibangun, tetapi juga pada saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka
pencapaian keuntungan maksimal dalam waktu yang ditentukan. Maka dari itu,
diperlukan studi analisis kelayakan untuk mendapatkan gambaran atau kejelasan
terhadap kelayakan pendirian industri buah kering.
Rumusan Masalah
Buah-buahan tentu sudah sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari. Buah-
buahan menjadi salah satu sumber vitamin utama yang dibutuhkan masyarakat
luas. Permasalahan yang sering kali terjadi yaitu pada proses distribusi buah
dalam jumlah besar yang tetap dapat menjaga kandungan yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi yang dilakukan agar
masyarakat tetap dapat mengkonsumsi buah dengan cara simple yang efisien dan
efektif. Salah satunya dengan membuat produk dried fruits. Harga buah di
Indonesia tergolong murah, tetapi mahal karena distribusi dalam pemasarannya.
Namun dengan adanya produk ini masyarakat tetap dapat menikmati buah dengan
harga yang murah dan umur simpan yang lama. Tingkat kesukaan masyarakat
Indonesia yang tinggi terhadap buah-buahan juga dapat menunjang proses
pemasaran produk tersebut. Hal ini menjadi alasan buah berpotensi untuk
dikembangkan menjadi Dried Fruits yang merupakan produk inovasi makanan
ringan berupa makanan ringan yang bahan utamanya terbuat dari beraneka buah
yang dikeringkan. Oleh karena itu perlu dianalisis kelayakan usaha dalam
pemasaran produk ini, kemudian teknologi pembuatan dalam inovasi produk ini
agar dapat menciptakan suatu produk yang biasanya disajikan secara
konvensional menjadi sebuah makanan yang lebih modern dalam segi penyajian,
pengemasan, rasa, tekstur dan bernilai gizi tinggi serta harga yang lebih
terjangkau bagi konsumen.
Tujuan
Menganalisis kelayakan usaha buah kering yang dilihat dari beberapa
aspek yaitu aspek lingkungan, aspek pasar dan permintaan, aspek manajemen,
aspek teknologi serta aspek finansial.
Ruang Lingkup

Analisis kelayakan ini ditinjau dari beberapa aspek meliputi aspek


lingkungan, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknologi, aspek manajemen, dan
aspek finansial.

Luaran yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dari proyek ini adalah hasil dari studi kelayakan
yang memberikan kesimpulan apakah industri buah kering dengan berbagai varian
buah ini layak atau tidak untuk dijalankan. Hasil analisis berdasarkan pada
pertimbangan kelayakan yang dinilai dari aspek finansial, lingkungan, pemasaran
dan permintaan, pasar, dan teknologi.

Deskripsi Produk

Produk dried fruits atau buah kering merupakan pemanfaatan buah yang
telah matang dan mengalami proses pengeringan sebagai upaya yang dilakukan
agar mutu produk tersebut konsisten dan tetap terjaga. Penggunaan metode
pengeringan dalam proses pembuatan produk dried fruits dapat diaplikasikan pada
seluruh jenis buah. Beberapa diantaranya yaitu buah mangga, nanas, pisang, kiwi,
apel, salak, jeruk, nangka, jambu, dan belimbing,
METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dimulai bulan September 2019 dan berakhir pada November


2019. Penelitian dilakukan di Bogor melalui kajian-kajian syudi kelayakan dan
referensi produk sejenis dari e-commerce. Lokasi dipilih secara sengaja dengan
pertimbangan lokasi dekat dengan supplier dan strategis dalam proses
pendistribusian.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder


melalui metode studi pustaka seperti penelursuran buku, laporan, artikel, dan
jurnal.

Metode Pengolahan Data dan Analisis

Analisis data dalam penelitian ini dibagi atas analisis kuantitatif berupa
analisis aspek teknis dan teknologis dari segi proses, penetapan kapasitas
produksi, pemilihan proses produksi dan peralatan, kebutuhan luas ruangan dan
kebutuhan tenaga kerja; aspek pasar dan pemasaran dari segi identifikasi potensi
pasar dan analisis sistem pemasaran atsiri; dan aspek finansial dari segi
perhitungan arus kas dan laba rugi, analisis sensitivitas, serta kriteria kelayakan
investasi proyek seperti NPV, IRR, Net B/C dan PBP; sedangkan analisis
kualitatif berupa statistik deskriptif untuk memperoleh gambaran mengenai aspek
lingkungan dan legalitas seperti analisis dampak lingkungan, perarturan
pemerintah, dan perizinan; aspek manajemen dan organisasi seperti struktur
organisasi, deskripsi pekerjaan, dan spesifikasi kerja; dan aspek pasar dan
pemasaran seperti strategi pemasaran.

Analisis Pasar dan Pemasaran


Aspek pasar dan pemasaran dikaji untuk mengungkapkan permintaan, penawaran,
harga, sistem pemasaran, dan perkiraan penjualan yang dapat dicapai oleh
perusahaan, atau pangsa pasar yang dapat dikuasai oleh perusahaan. Aspek-aspek
yang dikaji pada analisis pasar dan pemasaran meliputi analisis potensi pasar,
identifikasi hambatan, dan strategi pemasaran untuk mencapai pangsa pasar
tersebut. Semua aspek tersebut diukur dengan teknik yang sesuai dengan
kebutuhan penelitian dan sumber data yang diperoleh.
Analisis Teknis dan Teknologis
Analisis teknis dan teknologis mencakup teknis suatu proyek industri secara
spesifik yang terdiri dari bahan baku, kapasitas produksi, proses produksi, mesin
dan peralatan, perancangan aliran bahan, lokasi usaha, keterkaitan antar aktivitas,
penentuan luas pabrik, dan perancangan tata letak pabrik. Pemilihan jenis
teknologi proses produksi didasarkan pada kemudahan proses produksi dan
perkiraan biaya produksi. Pemilihan mesin dan peralatan ditentukan berdasarkan
teknologi dan proses produksi yang dipilih. Neraca massa disusun untuk melihat
laju alir, jumlah input, dan jumlah output masing-masing komponen bahan pada
setiap proses. Di dalam menganalisis dan merancang keterkaitan aktivitas untuk
menentukan tata letak pabrik dapat digunakan bagan keterkaitan antar kegiatan
(Activity Relationship-Chart) (Wignjosoebroto 2009). Alasan-alasan yang
mendukung kedekatan hubungan meliputi keterkaitan produksi, keterkaitan
pekerja, dan aliran informasi.

Analisis Manajemen dan Organisasi


Analisis dari aspek ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai
bentuk organisasi yang tepat dan menentukan pelaksana proyek. Dari gambaran
tersebut akan diketahui tenaga manajemen apa dan berapa yang diperlukan untuk
mengelola proyek agar berhasil (Subagyo 2008). Kajian tedap manajemen dan
organisasi meliputi pemilihan bentuk perusahaan an struktur organisasi yang
sesuai, kebutuhan tenaga kerja, dan deskripsi dan spesifikasi kerja. Aliran analisis
manajemen dan organisasi disajikan pada Gambar 1

Analisis Lingkungan dan Legalitas


Analisis lingkungan meliputi sejauh mana keadaan tingkat lingkungan
dapat menunjang perwujudan pendirian industri, terutama sumber daya yang
diperlukan, seperti air, energi, manusia, dan ancaman alam sekitar, serta analisis
mengenai dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh proyek pabrik ini. Analisis
legalitas meliputi mekanisme perizinan dan peraturan-peraturan yang berlaku.

Analisis Finansial
Kriteria-kriteria yang digunakan dalam analisis finansial meliputi Break-
Even Point, Net Present Value, Internal Rate of Return, Net Benefit Cost Ratio,
Pay Back Period, dan analisis sensitivitas. Kriteria-kriteria ini digunakan untuk
melihat kelayakan industri secara finansial.

Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengkaji sejauh mana perubahan
parameter aspek finansial berpengaruh terhadap keputusan yang dipilih. Apabila
nilai unsur tertentu berubah dengan variasi yang relatif besar tetapi tidak berakibat
terhadap investasi, maka dapat dikatakan bahwa keputusan untuk berinvestasi
pada suatu proyek tidak sensitif terhadap unsur yang dimaksud (Giatman 2006).
Parameter-parameter investasi yang memerlukan analisis sensitivitas antara lain:
investasi, benefit atau pendapatan, faktor produksi, dan suku bunga (i).
Park dan Tippett (1999) menambahkan, analisis sensitivitas diperlukan
untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi perubahan variabel-variabel pada saat
proyek tersebut dilaksanakan. Perhitungan kembali perlu dilaksanakan, mengingat
proyeksi-proyeksi yang ada banyak mengandung unsur ketidakpastian tentang apa
yang akan terjadi di masa yang akan datang.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Aspek Pasar dan Pemasaran

Potensi Pasar
Potensi pasar merupakan pemintaan/kebutuhan konsumen yang
didasari oleh jumlah konsumen potensial yaitu konsumen yang memiliki
keinginan untuk membeli. Buah-buahan merupakan produk makanan yang sering
dikonsumsi oleh masyarakat sebagai salah satu upaya untuk menjaga kesehatan
mereka. Buah kering merupakan pangan yang merupakan perpaduan antara
keripik dan manisan karena dari segi rasa buah kering mirip dengan manisan dan
dari segi bentuk seperti keripik. Namun, keunikan dari buah kering ini adalah
tidak mengandung minyak dan tanpa bahan pengawet.
Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam buah-buahan yang
baik bagi kesehatan. Hal ini merupakan salah satu potensi yang sangat
mendukung bagi produksi buah kering di Indonesia. Gaya hidup sehat masa kini
yang semakin mendorong masyarakat untuk mengonsumsi makanan-makanan
sehat juga sehinga berpengaruh terhadap permintaan produk buah kering. Buah
kering juga merupakan sumber makanan yang memiliki indeks glikemik rendah
sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Masyarakat Indonesia cenderung lebih suka menyantap makanan ringan
dibanding dengan makanan berat seperti buah-buahan basah dan juga sayuran
untuk menjaga kesehatan. Selain itu, buah kering juga merupakan produk yang
sudah mulai banyak dikonsumsi saat ini. Hal itu disebabkan karen buah kering
dapat tahan lebih lama dibandingkan buah segar.

Identifikasi Hambatan
Hambatan yang mungkin terjadi ialah sistem pengumpulan bahan baku
yang tidak berjalan dengan lancar sehingga perlu adanya penentuan stok bahan
baku yang akan digunakan untuk meminimasi risiko kelebihan maupun
kekurangan bahan baku. Kelebihan dan kekurangan ini dapat dipengaruhi oleh
buah yang bersifat musiman. Selain itu, hambatan yang mungkin terjadi pada
bagian produksi adalah mesin yang rusak sehingga mengganggu jalannya proses
produksi. Mesin mudah mengalami kerusakan dan dapat mengakibatkan proses
produksi berhenti jika mesin sudah memiliki umur pakai yang lama.

Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang dapat diterapkan pada produksi buah kering ini
adalah membuat target penjualan produk yang berbeda di setiap lokasi pemasaran.
Gaya hidup masyarakat perkotaan yang sudah cenderung melakukan gaya hidup
sehat merupakan satu faktor pendukung pemasaran. Jumlah produk yang dijual di
daerah perkotaan lebih banyak dibandingkan produk yang dijual di daerah
pedesaan. Selain itu, produk juga dapat dipasarkan di setiao took oleh-oleh
sehingga dapat menjadi salah satu media untuk mengenalkan potensi buah
Indonesia.
Produk buah kering diproduksi beragam. Ada buah kering yng diproduksi
tanpa tambahan gula dan buah kering yang diproduksi dengan memberikan
tambahan gula. Jenis produk yang berbeda dapat memberikan peluang bagi
konsumen untuk memilih produk yang cocok bagi mereka. Buah kering tanpa
tambahan gula ditujukan untuk konsumen yang memiliki masalah pada
kandungan gula darah sehingga aman untuk dikonsumsi. Dalam memproduksi
buah kering tersebut perlu dilakukan riset pasar. Riset pasar dilakukan oleh bagian
marketing yang diawali dengan pembuatan struktur organisasi dan forum group
discussion. Kemudian riset dilakukan dengan melalui tahap-tahap yang meliputi:
1. Pembuatan rencana riset pasar
Pembuatan rencana riset pasar tersebut berisi tujuan riset, teknik pengumpulan
informasi, dan merancang sistematika riset. Tujuan dari riset pasar produk
buah kering yaitu untuk mengetahui besar pasar yang tersedia, kesukaan
konsumen yang berupa varian buah yang diinginkan konsumen. Teknik
pengumpulan informasi terbagi menjadi pengumpulan data kuantitatif dan
data kualitatif. Data kuantitatif terdiri dari besar pasar, persentase, peluang
masuknya produk, dan data pendukung lainnya. Data kualitatif berupa varian
rasa yang diinginkan konsumen dan jenis buah kering yang disukai oleh
konsumen. Sistematika riset dilakukan dengan membuat kuisioner dan survey.
2. Pelaksanaan riset
Riset dilaksanakan dengan cara langsung berupa wawancara dan survey, dan
secara tidak langsung yaitu berupa pengisian kuisioner online. Informasi
pendukung diperoleh dari studi pustaka.
3. Analisis Hasil Riset
Hasil riset kemudian dianalisis dengan melakukan analisis SWOT mengenai
produk yang dibuat.
4. Pelaporan Hasil Analisis
Hasil riset berupa tabel SWOT produk buah kering yang dapat dilihat pada
Tabel 1.

Tabel 1 Analisis SWOT Produk D’Fruits


Strengths Weaknesses

- Bahan baku melimpah. - Umur simpan produk


- Bahan baku murah. singkat
- Proses pembuatan produk sederhana. - Produk cepat menurun
- Tanpa bahan pengawet buatan. tingkat kerenyahannya
Opportunities Threats

- Masyarakat banyak yang menyukai buah-buahan - Banyak pesaing yang menjual produk
- Buah buahan melimpah di Indonesia yang sama

Bauran Pemasaran
1. Product
Penentuan produk dilakukan dengan mengumpulkan ide pembuatan
produk,melakukan eliminasi ide dengan mempertimbangkan kelayakan, dan
menentukan value proposition produk. Dried fruits yang diproduksi berbahan
utama buah buahan yang kaya akan vitamin.
2. Price
Penentuan price atau harga produk dilakukan dengan perhitungan biaya
produksi yang dikeluarkan, dan laba yang akan diterima.
3. Place
Penentuan tempat pemasaran produk dilakukan dengan mengumpulkan
informasi tempat supplier, mempertimbangkan kemudahan distribusi, dan
menentukan lokasi yang strategis untuk pendistribusian produk. Tempat
pendistribusian produk ini adalah di Jabodetabek terutama di Kabupaten
Bogor.
4. Promotion
Promosi dilakukan dengan membangun loyalitas produk dan melakukan
branding produk. Pendekatan promosi yang akan dilakukan yaitu dengan
melakukan penjualan secara online melalui social media, dan word of mouth
yang saat ini lebih efektif dan lebih dipercaya oleh calon konsumen untuk
membeli produk. Pemasaran dengan word of mouth juga tidak memerlukan
biaya sehingga dapat meminimumkan biaya pemasaran.

Analisis Segmenting, Targeting, Positioning (STP)


1. Segmenting
Dalam pemasaran D’Fruits diperlukan penentuan segmentasi pasar. Segmen
pasar yang ditunuk pemasaran buah kering adalah masyarakat seluruh
Indonesia.
2. Targeting
Melalui segmen pasar tersebut dapat ditentukan target dalam pemasaran buah
kering. Penentuan target pasar mempertimbangkan perubahan perilaku yang
terjadi pada konsumen dried fruits saat ini seiring dengan perkembangan
zaman. Target pemasaran buah kering ini adalah toko dari pasar tradisional
dan pasar modern.
3. Positioning
Pemasaran buah kering ini juga mempertimbangkan positioning agar dapat
bersaing dengan produsen lainnya. Positioning dari D’Fruits ini adalah
dengan mengutamakan kualitas, harga produk, dan dalam produksinya ramah
lingkungan.

Aspek Teknis dan Teknologis

Bahan baku
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan dried Fruit ini yaitu buah
pisang, jeruk, apel, salak, dan nangka yang masih segar. Pada buah pisang yaitu
memiliki bentuk lonjong dengan warna kulit hijau dengan sedikit warna kuning
(10 % dari luas permukaan) dan tekstur daging buah yang padat dan tidak lembek.
Bentuk fisik dari buah jeruk yaitu memiliki bentuk bulat dengan warna kulit
oranye serta daging buah yang oranye dan berair. Bentuk fisik dari buah apel yaitu
memiliki bentuk bulat tidak sempurna dengan warna kulit merah serta daging
buah yang putih. Pada buah salak yaitu memiliki bentuk bulat agak lonjong
dengan kulit tebal dengan tekstur kasar seperti sisik yang berwarna coklat serta
daging buah berwarna putih yang padat dan keras. Bentuk fisik dari buah nangka
yaitu memiliki betuk lonjong dan berukuran besar dengan warna kulit hijau serta
daging buah yang kuning. Selain itu digunakan gula sebagai bahan tambahan
untuk memberi rasa manis pada produk dried fruit.

Ketersediaan bahan baku


Bahan baku buah-buahan diperoleh langsung dari supplier petani buah yang
berada di seluruh Indonesia melalui penyedia jasa supplier petani buah yaitu start
up Tanihub. Pemilihan supplier ini didasari atas banyak pertimbangan, antara lain
kebutuhan berbagai macam jenis buah yang diharapkan konstan pada setiap
waktunya. Selain itu keberadaan petani yang menyebar di seluruh daerah di
Indonesia menyebabkan kesulitan pengumpulan informasi sehingga penggunaan
jasa start up Tanihub akan memudahkan proses distribusi dan pengawasan mutu
bahan baku yang masuk. Hal ini tentu dapat menghemat biaya dan waktu
transportasi bahan sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan pada buah-
buahan selama proses distribusi dan kualitas buah masih tetap terjaga
kesegarannya setelah sampai di lokasi industri.
Buah-buahan yang di-supply antara lain buah pisang, jeruk, apel, salak, dan
nangka. Buah pisang diperoleh dari supplier budidaya pisang di Jonggol, Bogor,
Jawa Barat. Untuk buah-buahan yang lainnya diperoleh dari supplier petani buah
di daerah Ciwidey, Bandung, Jawa Barat. Untuk mengatasi terjadinya kekurangan
bahan baku, maka dilakukan kerja sama dengan lebih dari satu supplier yang
informasinya didapatkan dari start up Tanihub untuk mencegah apabila pada
supplier tertentu mengalami kendala seperti gagal panen, dan untuk memperoleh
supply buah yang lebih banyak untuk memenuhi kapasitas produksi.
Kapasitas produksi
Berdasarkan data potensi pasar dan ketersediaan bahan baku, ada
sekitar 1.662 ton/tahun bahan baku yang tersedia di daerah sekitar Jawa Barat, dan
100 ton/tahun kemampuan supplier bahan baku buah pisang, jeruk, apel, salak,
dan nangka. Kapasitas produksi ditentukan dari pertimbangan aspek kemampuan
teknis industri meliputi kapasitas mesin dan tenaga kerja yang ada. Produksi
dilakukan setiap 6 hari dalam seminggu. Berat bersih produk yaitu 170
g/kemasan. Target produksi sekitar 600 kemasan/hari atau 172.800 kemasan/tahun
atau sama dengan 100 kg/hari atau 30 ton/tahun.

Proses Produksi
1. Proses Loading (Penerimaan)
Pada proses ini bahan baku di diterima pada ruang penerimaan. Pada tahap
ini bahan baku dipersiapkan dan ditimbang sesuai dengan kapasitas yang
akan diproduksi. Sebelum pengolahan lebih lanjut, buah disimpan terlebih dahulu
di dalam ruangan bersuhu rendah atau freezer (0 - 5oC) untuk menjaga kesegaran
buah dan mencegah terjadinya pembusukan.
2. Proses Pencucian
 Bilas buah-buahan dengan air dingin dari keran dan gosok perlahan
menggunakan jari Anda untuk menghilangkan kotoran yang terlihat. Setelah itu,
keringkan buah-buahan dengan membalutnya menggunakan handuk kertas dan
menepuk-nepuknya. Pencucian dilakukan dengan air yang mengalir, bukan
dengan teknik perendaman. Pencucian bertujuan untuk membersihkan permukaan
buah dari material asing yang menempel pada buah.
3. Proses Pemotongan
Buah-buahan dipotong dengan potongan-potongan yang kecil dengan
ketebalan sekitar 0,3-0,6 cm. Ketebalan potongan buah harus dipastikan seragam
agar kualitas produk yang dihasilkan juga tidak terdapat perbedaan. Setelah buah
dipotong dengan ukuran yang presisi, selanjutnya potongan-potongan buah
diletakkan di atas loyang secara terpisah (tidak boleh ditumpuk), memiliki
ketebalan yang seimbang, dan tidak boleh saling menempel antara potongan yang
satu dengan potongan yang lain.
4. Proses Pengeringan
Pengeringan dilakukan menggunakan alat berupa oven. Oven dipanaskan
terlebih dahulu dengan tingkat panas rendah (sekitar 50oC). Setelah oven
dipanaskan, masukkan loyang yang berisi potongan-potongan buah-buahan ke
dalamnya. Pengeringan dapat berlangsung selama 4 sampai 8 jam, tergantung
pada jenis buah-buahan, suhu tepat oven, dan ketebalan potongan buah. Ketika
kadar airnya sudah berkurang dan buah sudah mengering sempurna, maka loyang
berisi buah-buahan siap dikeluarkan dari dalam oven.
5. Proses Pencampuran
Setelah buah dikeringkan hingga kadar air yang diinginkan, buah
didiamkan pada suhu ruang dan selanjutnya diberikan campuran bahan baku
tambahan yaitu gula. Gula dan buah dicampurkan pada tangki mixing yang
tertutup hingga buah terselimuti oleh gula secara merata. Untuk produk dried
fruit dengan varian raasa buah mix, berbagai jenis buah yang telah dikeringkan
dicampurkan dan selanjutnya diberi tambahan gula.

6. Proses Pengemasan
Setelah buah dicampurkan proses selanjutnya dilanjutkan dengan proses
pengemasan untuk mempermudah proses penyimpanan dan distribusi. Buah
kering dikemas dalam kemasan berbahan campuran antara aluminium foil dan
plastic HDPE agar produk terlindung dari paparan sinar matahari dan
mempertahankan kualitas produk selama proses penyimpanan dan distribusi
sampai ke tangan konsumen. Menurut Mareta dan Sofia (2011), kemasan
aluminium foil ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain memiliki daya
simpan tinggi, teknik penutupan mudah dengan panas, tidak mudah sobek
tertusuk, tahan terhadap proses pemanasan sterilisasi, resisten terhadap penetrasi
lemak, minyak atau komponen makanan lainnya, tahan terhadap sinar UV.
Penggunaan HDPE memiliki kelebihan yaitu ketahanan yang sangat baik
terhadap sebagian besar bahan kimia hidup dan industri. Ini dapat menahan korosi
dan pembubaran oksidan kuat, garam asam-basa dan pelarut organik. HDPE
adalah non-higroskopis dan memiliki sifat uap tahan air yang baik, yang dapat
digunakan untuk kelembaban-bukti dan anti-rembesan atau kemasan. HDPE
memiliki kinerja listrik yang baik, terutama kekuatan dielektrik isolasi tinggi,
sehingga cocok untuk kawat dan kabel. Nilai berat molekul sedang hingga tinggi
memiliki ketahanan dampak yang sangat baik pada suhu kamar dan bahkan pada
suhu rendah -40f. HDPE memiliki kemampuan mesin yang baik dan penyegelan
panas. HDPE tidak beracun dan tidak berbau. Ini juga dapat digunakan dalam
bahan kemasan seperti makanan, pakaian dan pakaian rajut (Mareta dan Sofia
2011).

Neraca massa
Neraca massa berguna untuk mengetahui besaran input dan output
yang dibutuhkan dan dihasilkan dalam satu rangkaian proses (satu siklus).
Perhitungan neraca massa ini juga dapat digunakan untuk merekayasa kebutuhan
bahan baku dalam mencapai target produksi yang diinginkan. Basis yang
digunakan dalam perhitungan ini ialah 350 kg buah segar per hari dengan asumsi
rendemen daging buah sebesar 70% dari total buah sehingga dihasilkan produk
buah kering sebanyak 100 kg/hari. Sehingga dalam sehari pabrik dapat
meproduksi 588 kemasan dried fruit yang siap didistribusikan. Ampas kulit buah
sebagai residu dapat dimanfaatkan kembali sebagai kompos untuk
menyuburkan tanaman.

Kebutuhan Mesin dan Peralatan


Lokasi Pabrik
Kebutuhan Luas Ruangan
Perancangan Tata Letak dan Layout Pabrik

Aspek Manajemen dan Organisasi

Struktur Organisasi

Direktur
Direktur

Manajer
Manajer
Manajer
Manajer Manajer
Manajer GA
GA dan
dan
Manajer Produksi
Manajer Produksi Administrasi
Administrasi dan
dan Manajer Logistik
Manajer Logistik Staf logistik
Staf logistik Supir
Supir
Pemasaran
Pemasaran personalia
personalia
Keuangan
Keuangan

Supervisor
Supervisor Staf
Staf pemasaran
pemasaran Staf
Staf Administrasi
Administrasi Staf
Staf personalia
personalia
produksi
produksi

Operator produksi
Operator produksi Staf
Staf Keuangan
Keuangan Keamanan
Keamanan

Cleaning
Cleaning service
service
Kebutuhan Tenaga Kerja

Kebutuhan tenaga kerja pada industri ini terdiri dari tenaga kerja
langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung
merupakan tenaga kerja yang secara langsung berhubungan dan terlibat
dengan proses produksi, sedangkan tenaga kerja tidak langsung
merupakan tenaga kerja pendukung produksi yang tidak terlibat secara
langsung dalam proses produksi.

No Tenaga Kerja Kualifikasi Jumlah Tenaga


Pendidikan Kerja
Tenaga Kerja Tidak Langsung
1 Direktur S1 1
2 Manajer Produksi S1 1
3 Manajer Pemasaran S1 1
4 Manajer S1 1
Administrasi dan
Keuangan
5 Manajer Logistik S1 1
6 Staf Inventori/PPIC D3 2
7 Staf Pemasaran D3 2
8 Staf Logistik D3 2
9 Staf Administrasi D3 1
10 Staf Keuangan D3 1
11 Keamanan SMA 3
12 Supir SMA 4
13 Cleaning Service SMA 2
Tenaga Kerja Langsung
1 Supervisor S1 1
Produksi
2 Operator Produksi D3 6
Total 29
Deskripsi Pekerjaan

Deskripsi tugas dan tanggung jawab disusun untuk memudahkan


pekerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya. Deskripsi tugas dan
tanggung jawab masing-masing jabatan antara lain sebagai berikut:

1. Direktur
Direktur bertugas untuk mengelola keseluruhan fungsi perusahaan yang
meliputi kegiatan perencanaan, organisasi, dan mengawasi kegiatan
manajer yang berada dibawahnya. Tanggung jawab utama perusahaan
akan dipegang oleh direktur

2. Manajer Produksi
Manajer produksi bertugas untuk melakukan perencanaa, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan produksi seperti penjagaan kualitas produk dari
bahan baku hingga finish product.

3. Manajer Pemasaran
Manajer pemasaran bertugas mengelola keseluruhan kegiatan pemasaran
baik promosi, penjualan, kerja sama dengan mitra maupun proyeksi
permintaan pasar.

4. Manajer Administrasi dan Keuangan


Manajer administrasi dan keuangan bertanggung jawab dalam kelancaran
administrasi serta keuangan perusahaan baik itu dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian ataupun pelaporan. Tugas yang diberikan
kepada manajer administrasi dan keuangan bertujuan untuk menjamin
audit dan dokumentasi pekerjaan tersimpan dengan baik sesuai prosedur.

5. Manajer Keuangan
Manajer keuangan bertugas mengelola, mengawasi, dan mengaudit semua
bentuk penerimaan dan pengeluaran produksi dalam perlahan serta
menangani masalah keuangan dalam perusahaan.

6. Manajer Logistik
Manajer logistic bertanggung jawab dalam aktivitas pengiriman dan
distribusi produk ke berbagai pusat perbelanjaan di berbagai kota

7. Staf Administrasi
Staf administrasi bertanggung jawab dalam mengawasi pelaksanaan
kegiatan administrasi di dalam perusahaan, baik dalam pencatatan
administrasi perusahaan maupun operasional perusahaan.
8. Staf Keuangan
Staf keuangan bertugas mengawasi dan mengelola pencatatan keuangan
perusahaan.

9. Staf Logistik
Staf logistik bertanggung jawab mengelola pengadaan bahan baku dan
pengelolaannya, serta pendistribusian produk.

10. Staf Pemasaran


Staf pemasaran bertanggung jawab mendistribusikan produk ke pasar
(konsumen), dan membantu manajer pabrik memperoleh informasi kondisi
pasar.

11. Keamanan
Keamanan bertugas untuk mengamankan keseluruhan perusahaan, baik
secara fisik bangunan maupun orang-orang yang ada di perusahaan.

12. Operator Produksi


Operator bertanggung jawab dalam menjalankan mesin-mesin produksi
dan memastikannya sesuai dengan prosedur. Operator akan berkordinasi
dengan manajer produksi agar tidak terjadi kesalahan.

13. Cleaning service


Cleaning service bertugas dalam menjaga kebersihan dan mengelola
kebutuhan rumah tangga / bagian dapur perusahaan

Aspek Legalitas, Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Legalitas
Industri buah kering atau dried fruits memiliki bentuk badan usaha
Perseroan Terbatas (PT). Perseroan Terbatas atau Naamloze
Vennootschap (NV) adalah perseroan antara dua orang atau lebih, dengan
modal yang terdiri dalam bentuk saham. Modal diperoleh dengan cara
mengeluarkan saham-saham dan kemudian dijual kepada masyarakat.
Setiap persero mempunyai satu atau lebih saham, serta tanggung
jawabnya terbatas hanya pada modal yang ditanamkan pada PT.
Perusahaan yang mempunyai bentuk badan usaha berupa Perseroan
Terbatas mempunyai beberapa ciri-ciri diantaranya sebagai berikut :
a. Kewajiban terhadap pihak luar, terbatas hanya kepada modal yang
disetorkannya. Artinya, jika perusahaan menanggung hutang, maka
kewajiban pemilik hanya terbatas kepada modal yang disetorkan.
Oleh karena itu, harta pribadi tidak ikut dijaminkan untuk membayar
kewajiban tersebut.
b. Kemudahan alih kepemilikan, artinya jika seseorang memegang
saham perusahaan tersebut kemudian ingin menjualnya dengan
berbagai sebab, maka dengan mudah dapat dipindahtangankan atau
dijual ke pihak lain.
c. Usia PT tidak terbatas, artinya perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas memiliki usia yang tidak terbatas, selama masih mampu
untuk beroperasi walaupun pemilik atau manajemennya meninggal
dunia dapat dilanjutkan oleh pemilik saham lainya.
d. Kemampuan untuk menghimpun dana dalam jumlah yang besar,
artinya jika perusahaan ingin memperoleh modal dalam jumlah yang
besar, maka dengan mudah pihak kreditor untuk mempercayainya
e. Kebebasan untuk melakukan berbagai aktifitas bisnis, baik jenis atau
bidang usaha maupun wilayah operasinya lebih luas dan beragam

sosial ekonomi
Aspek sosial ekonomi dan lingkungan dalam sebuah studi
kelayakan pendirian industri dikaji untuk melihat dampak berdirinya
industri tersebut terhadap lingkungan sekitar. Pengaruh yang dianalisis
yaitu berupa pengaruh sosial ekonomi maupun pengaruh terhadap
kerusakan lingkungan itu sendiri. Secara aspek sosial ekonomi, pendirian
industri dried fruits dapat membantu warga sekitar dalam penyediaan
lapangan kerja. Pendirian industri tersebut dapat menyerap warga sekitar
sebagai pekerja dengan jumlah sekitar 100 orang untuk ditempatkan
khususnya dibagian produksi dan pemasaran. Warga yang direkrut
sebagai pekerja diberikan upah sesuai UMR yang berlaku. Hal ini
menunjukkan bahwa pendirian industri dried fruits dapat meningkatkan
taraf ekonomi warga sekitar terutama yang terlibat secara langsung
menjadi pekerja.

lingkungan
Aspek lingkungan yang dikaji dilakukan berdasarkan proses
produksi yang dilakukan di industri dried fruits. Hal ini dilakukan dengan
tujuan mengetahui berbagai limbah yang dihasilkan dari setiap tahapan
proses produksi dan menganalisis penanganan yang tepat dalam
mengurangi atau menghilangkan limbah tersebut sehingga dapat
meningkatkan efisiensi proses produksi. Limbah yang dihasilkan dari
proses produksi dried fruits yaitu berupa limbah padat dan limbah cair.
1. Limbah padat
Limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi dried fruits yaitu
berasal dari tahap proses pemotongan buah. Proses pemotongan buah
menghasilkan kulit buah sebagai limbah yang dapat mencemari
lingkungan apabila dibuang secara langsung, dikarenakan terjadi
proses pembusukan.
2. Limbah cair
Limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi dried fruits yaitu
berasal dari tahap pencucian buah. Tahap pencucian menghasilkan air
sisa pencucian sebagai limbah yang dapat mencemari perairan sekitar
jika dibuang secara langsung. Hal tersebut dapat meningkatkan
jumlah Biological Oxygen Demand (BOD) diperairan tempat
pembuangan limbah jika tidak dilakukan penanganan terlebih dahulu,
sehingga ekosistem perairan semakin lama akan menjadi rusak karena
tercemar. Kisaran BOD dan TSS yang dihasilkan berdasarkan debit
aliran pada pencucian buah dapat dilihat pada tabel berikut.

Limbah padat maupun cair yang dihasilkan dari proses produksi


dried fruits harus ditangani dengan baik agar tidak mencemari lingkungan
sekitar. Penanganan yang dilakukan minimal harus diberikan perlakuan
terlebih dahulu sebelum dibuang atau dikonversi menjadi produk lain
yang dapat meningkatkan nilai tambah limbah tersebut. Alternatif
penanganan limbah padat dan cair yang dilakukan diantaranya yaitu
sebagai berikut.
1. Alternatif penanganan Limbah padat
Alternatif penanganan limbah padat yang dihasilkan dari tahap
pengupasan kulit buah yaitu dapat dijadikan pupuk organik cair.
Limbah kulit yang dihasilkan berjumlah 20-35% dari setiap buah
yang dikupas. Pada proses pemotongan 500 kg buah dihasilkan
sekitar 100-175 kg limbah kulit buah. Kandungan senyawa-senyawa
tertentu seperti protein, antioksidan, selulose, lignin, dan unsur lain
pada kulit buah sangat sesuai untuk dijadikan bahan baku pembuatan
produk pupuk organik cair yang tidak bisa digantikan oleh pupuk
kimia. Pupuk organik cair yang dihasilkan dari pemanfaatan kulit
buah lebih mudah diserap oleh tanaman karena unsur-unsur yang
terdapat didalamnya sudah terurai dan pengaplikasiannya lebih
mudah. Selain itu, beberapa keuntungan lain yang didapatkan dari
pupuk organik cair ini yaitu dapat digunakan dalam media tanam
padat dengan cara disiram ke akar ataupun disemprotkan ke bagian
tubuh tumbuhan. Namun, perlakuan pemberian pupuk dengan cara
penyemprotan pada daun terbukti lebih efektif dibandingkan dengan
perlakuan pemberian pupuk melalui penyiraman pada media tanam.
2. Alternatif penanganan Limbah cair
Tujuan utama penanganan limbah cair industri dried fruits adalah
untuk mengurangi kadar Biological Oxygen Demand (BOD), Total
Soluble Solid (TSS) dan membunuh kuman penyakit/organisme
patogen dalam limbah cair. Alternatif penanganan limbah cair yang
dihasilkan dari tahap pencucian buah sebelum dilakukan sorting
diantaranya yaitu sebagai berikut.
a. Penyaringan, bertujuan untuk menangkap/menghilangkan bahan
padat yang ada pada limbah cair.
b. Netralisasi, bertujuan untuk menetralkan limbah cair yang bersifat
asam atau basa.
c. Pengendapan/pengapungan, bertujuan untuk mengghilangkan
benda-benda yang tercampur dalam air limbah,
d. Reaktor lumpur aktif, bertujuan untuk menghilangkan bahan
organik.
e. Desinfeksi, bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme yang
ada dalam limbah cair.

Aspek Finansial

Aspek finansial merupakan salah satu aspek penting dalam perencanaan


proyek suatu industri yang berguna untuk menentukan rencana investasi melalui
perhitungan rancangan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan
membandingkan antara biaya pengeluaran dan pemasukan atau pendapatan suatu
organisasi. Aspek finansial dilakukan untuk merencanakan dan memperkirakan
jumlah dana dari suatu kebutuhan atau dapat juga disebut modal. Modal yang
dibutuhkan dalam aspek finansial dapat untuk dana tetap maupun modal kerja
awal. Kemudian aspek finansial akan mempelajari suatu struktur pembayaran
serta sumber dana yang menguntukan dan modal yang dibutuhkan. Parameter-
parameter yang dapat digunakan merupakan suatu tolak ukur analisis finansial
seperti kapasitas produksi, pangsa pasar, teknologi, peralatan, jumlah tenaga kerja,
fasilitas, dan proyeksi harga-harga (Sutojo 1991). Aspek finansial dibutuhkan
dalam proses produksi dan penjualan dried fruit karena untuk penyediaan dan
rancangan biaya atau modal yang dibutuhkan untuk memenuhi kelayakan
penjualan.
Biaya Tetap

1. Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya yang dibutuhkan dalam suatu kelayakan
industri dried fruit. Biaya investasi ini dimulai dari modal kerja hingga biaya
tetap. Biaya tetap merupakan salah satu biaya investasi yang dibutuhkan untuk
suatu perusahaan, mulai dari biaya pra investasi, pembangunan pabrik, fasilitas,
peralatan, teknologi, dan transportasi. Modal kerja merupakan gabungan dari
biaya yang diperlukan dalam memenuhi komponen bahan pada proses produksi.
Biaya modal kerja merupakan suatu biaya operasi pada saat awal (Husnan dan
Suwarsono 2000). Perhitungan modal kerja tergantung dari kebijakan perusahaan
sebagai pembeli dan penjual yaitu sebagai produsen dan konsumen dari supplier
secara kredit atau tunai. Investasi biaya untuk membuat fasilitas produksi yang
disiapkan untuk mendirikan suatu industry dried fruit antara lain:
a. Biaya Pra Investasi
Biaya pra investasi merupakan biaya yang dikeluarkan sebelum
mendirikan suatu industry dried fruit. Biaya pra investasi meliputi perizinan
tempat usaha, biaya pendirian usaha, biaya cleaning production dan biaya studi
kelayakan. Biaya prakiraan pra investasi dari suatu industry antara lain:
Tabel 1 Rincian prakiraan biaya pra investasi
No Komponen Biaya (Rp) / tahun
1. Biaya pendirian CV 100.000.000
2. Biaya pendirian pabrik 25.000.000
3. Cleaning Production 25.000.000
4. Studi Kelayakan 50.000.000
Sub Total 200.000.000

b. Biaya Pengadaan Tanah dan Bangunan


Biaya pengadaan tanah merupakan biaya yang dibutuhkan untuk
investasi suatu lokasi yang dibutuhkan untuk mendirikan suatu industri. Biaya
bangunan merupakan biaya yang dibutuhkan untuk investasi suatu bangunan
diatas lokasi yang sudah dipersiapkan. Biaya yang dibutuhkan dalam pengadaan
tanah dan bangunan industry dried fruit yaitu Rp 250.000.000. Luas tanah yang
diperlukan seluas 200m2 dengan luas bangunan 150m2. Rincian biaya tanah dan
bangunan yang dibutuhkan antara lain:

Tabel 2 Rincian biaya pengadaan tanah dan bangunan


No Rincian Luas (m2) Biaya (Rp)
1. Kantor 30 30.000.000
2. Produksi 100 100.000.000
3. Penyimpanan 20 20.000.000
4. Laboratorium 5 5.000.000
5. Pantry 5 5.000.000
6. Toilet 5 5.000.000
7. Mushola 5 5.000.000
8. Mesin & Maintenance 20 20.000.000
9. Aula 10 10.000.000
10. Tempat Parkir 50 50.000.000
Sub Total 250.000.000

c. Biaya Mesin dan Peralatan, Alat Operasional


Biaya mesin dan peralatan sebagai alat operasional merupakan biaya
tetap yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk dapat melaksanakan proses
produksi pada industry dried fruit. Kapasitas produksi industry dried fruit yaitu
sebesar 35.000 kg per tahun dengan kapasitas 100 kg per hari. Peralatan yang
dibutuhkan seperti mixer, slicer, dll harus memenuhi kapasitas produksi per
harinya. Biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan peralatan dan mesin sebagai
penunjang fasilitas sebesar Rp 500.000.000. Biaya perawatan atau maintenance
dan pemeliharaan diasumsikan sebesar 1% dari biaya awal yaitu sebesar Rp
5.000.000. Fasilitas lain sebagai penunjang proses produksi dengan total biaya
sebanyak Rp 100.000.000 seperti peralatan kantor dan beberapa aspek penunjang
lain seperti operasional.

Tabel 3 Rincian biaya mesin dan peralatan

No Investasi Unit Harga Total Harga


Satuan
1 Mesin pencuci dan
pengupas buah 2 5.000.000 10.000.000
2 Mesin conveyor sortasi 1 5.000.000 5.000.000
3 Mesin slicer 5 25.000.000 125.000.000
4 Blaching machine 1 20.000.000 20.000.000
5 Bak perendaman 2 2.500.000 5.000.000
6 Mesin pengemasan 3 30.000.000 90.000.000
7 Conveyor belt machine 1 5.000.000 5.000.000
8 Biaya maintenance 1 tahun
Sub Total 260.000.000

Tabel 4 Rincian biaya operasional produksi


Volum Biaya/Uni Biaya/Bula
Kebutuhan Unit e t n Biaya/Tahun
1. Biaya Utilitas, bahan bakar, dan transportasi
Bahan Bakar liter 15x5 900.000 13.500.000 162.000.000
Listrik dan Air kVA 200 5.000 30.000.000 360.000.000
Kendaraan Unit 2 30.000.000 60.000.000 720.000.000
1.242.000.00
Sub Total       103.500.00
0
2. Biaya Perawatan
Alat Bulan 15 1.000.000 15.000.000 180.000.000
Ruangan Bulan 6.000.000 6.000.000 72.000.000
Sub Total       21.000.000 252.000.000
3. Pajak, asuransi dan restribusi
Biaya Lainnya Bulan 1 30.000.000 30.000.000 360.000.000
Sub Total 360.000.000
Biaya Variabel

a. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku merupakan salah satu factor produksi yang utama.
Biaya bahan baku meliputi biaya pengadaan buah hingga bahan pendukung untuk
proses produksi yang dibutuhkan. Total biaya bahan baku yang dibutuhkan untuk
kapasitas 100 kg per hari yaitu Rp 150.000.000. Biaya bahan baku ini digunakan
sebagai proses produksi raw material hingga kemasan yang sudah siap dikonsumsi
oleh konsumen.

Tabel 5 Rincian biaya bahan baku produksi

Uni Volum Biaya/Uni Biaya/Bula


Kebutuhan Biaya/Tahun
t e t n
Gula Pasir kg 7200 8.000 57.600.000 691.200.000
Pisang kg 240 15.500 3.720.000 44.640.000
Jeruk kg 240 16.000 3.840.000 46.080.000
Apel kg 240 16.000 3.840.000 46.080.000
1.468.800.00
Salak kg 7200 17.000 122.400.000 0
Nangka kg 4800 15.000 72.000.000 864.000.000
Plastik Kemasan kg 5200 14.000 72.800.000 873.600.000
4.034.400.00
Sub Total       336.200.000
0

b. Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja merupakan factor penting pada suatu perusahaan


untuk menjalankan industry dried fruit. Sumber daya manusia yang dibutuhkan
dalam industry 50 orang pegawai karena masih dalam tahap pembangunan
menuju skala industry. Biaya yang dibutuhkan untuk menggaji tenaga kerja secara
langsung yaitu sebesar Rp 200.000.000 per bulan. Biaya tenaga kerja mempunyai
porsi masing-masing pada setiap pegawai berdasarkan tuposi yang dijalankan.
Biaya harus sesuai dengan upah minimum rakyat berdasarkan peraturan daerah
yang ditetapkan ada setiap wilayah.
Tabel 6 Rincian biaya tenaga kerja

Biaya/Un Biaya/Bula
Kebutuhan Unit Volume Biaya/Tahun
it n
Oran 35.000.00
Direktur 1 35.000.000 420.000.000
g 0
Manajer Oran 25.000.00
1 25.000.000 300.000.000
Produksi g 0
Manajer Oran 20.000.00
240.000.000
Pemasaran g 1 0 20.000.000
Manajer
Administrasi Oran 12.000.00
dan Keuangan g 1 0 12.000.000 144.000.000
Manajer Oran 18.000.00
216.000.000
Logistik g 1 0 18.000.000
Staff Oran
96.000.000
Inventory/PPIC g 2 4.000.000 8.000.000
Oran
96.000.000
Staff Pemasaran g 2 4.000.000 8.000.000
Oran
96.000.000
Staff Logistik g 2 4.000.000 8.000.000
Staff Oran
48.000.000
Administrasi g 1 4.000.000 4.000.000
Oran
48.000.000
Staff Keuangan g 1 4.000.000 4.000.000
Oran
126.000.000
Keamanan g 3 3.500.000 10.500.000
Oran
168.000.000
Supir g 4 3.500.000 14.000.000
Cleaning Oran
60.000.000
Service g 2 2.500.000 5.000.000
171.500.00 2.058.000.00
Sub Total    
0 0

Biaya variabel = Biaya Variabel + Biaya utilitas + Biaya Pajak

= 4.034.400.000 + 2.058.000.000 + 1.242.000.000 + 360.000.000


= Rp7.694.300.000,- / tahun

Biaya tetap = Biaya Tetap + Biaya Perawatan

= 250.000.000 + 250.000.000 + 252.000.000

= Rp764.000.000,- / tahun

Penentuan Harga Pokok

Jenis Jumlah (Rp)


Modal Investasi 16.666.666
Bahan Baku 336.200.000
Bahan Utilitas 20.833.333
Total 373.699.999/bulan
Modal HPP berasal dari :
a. Modal sendiri 100% dari HPP
= 100% x Rp 373.699.999/bulan
= Rp 373.699.999/bulan

Perhitungan Harga Produk


 Perhitungan HPP = Rp 373.699.999/bulan
 Jumlah Produksi = 180 kg/hari x 26 hari/bulan
= 46.80 kg/bulan
= 4.680.000 gr/bulan = 23.400 produk/bulan
 Harga Produk = HPP/jumlah produksi
Rp 373.699.999/bulan/23.400 produk/bulan

= Rp 15.970/produk
Harga Jual Produk = Rp 15.970/produk x (1+ 100%)

= Rp 31.940/produk (1 produk = 200 gram)

Perkiraan Laba dan Rugi Perusahaan


 Laba Sebelum Pajak
Laba atas penjualan
= hasil penjualan/tahun - HPP
= (10.204.830.000– 4.484.399.988)
= Rp4.484.399.988

 Pajak Penghasilan (PPh)


Pajak penghasilan diatas 25% (Pajak 2017)
PPh = 25% x 4.484.399.988
PPh = Rp 1.430.107.503

 Laba setelah pajak


= laba sebelum pajak – PPh
= 4.484.399.988- 296.237.503
= Rp 3.054.292.485

Profit Margin
Profit margin atau net profit menunjukkan pada perhitungan profitabilitas
(dalam persen). Perhitungan dapat dilihat di bawah ini :

PM = (Laba sebelum pajak/total penjualan) x 100%


= (3.054.292.485/ 10.204.830.000) x 100%
= 30%
Berdasarkan perhitungan diperoleh profit margin sebesar 30% maka perancangan
pabrik ini memberikan keuntungan.

Break Event Point (BEP)


Break Event Point adalah keadaan kapasitas produksi saat hasil penjualan
hanya dapat menutupi biaya produksi. Perhitungannya dapat dilihat dibawah ini :

BEP = (Biaya Tetap/(Total penjualan-Biaya Variabel)) x 100%


= (510.000.000/(10.204.830.000– 6.092.400.000)) x 100%
= 12,4%

Kapasitas produksi pada titik BEP = 12,4 % x 63.900 kg/tahun


= 7.923,6 kg

Nilai penjualan pada titik BEP = 12,4 % x Rp 10.204.830.000


= Rp 1.265.398.920
Berdasarkan perhitungan, pendirian pabrik dinyatakan layak dengan nilai BEP <
50% (Peters et al 2004)

Return of Investment (ROI)


Return of Investment adalah besarnya presentase pengembalian modal tiap
tahun dari penghasilan bersih. Perhitungan dapat dilihat di bawah ini :

ROI = (Laba setelah pajak/Total modal investasi) x 100%


= (Rp 3.054.292.485 /Rp 4.159.340.000) x 100%
= 394.17%
Jika ROI positif, maka investasi dikatakan menguntungkan. Sebuh proyek dengan
ROI tertinggi akan memiliki tingkat keuntungan tertinggi.

Pay Out Time (POT)


Pay Out Time adalah angka yang menunjukkan berapa lama waktu
pengembalian modal. Perhitungan dapat dilihat dibawah ini :

POT = (1/ROI) x 1 tahun


POT = (1/3.94) x 1 tahun
POT = 0.25 tahun
STUDI KELAYAKAN
Potensi industri kelapa yaitu pengolahan kelapa menjadi VCO merupakan
salah satu bisnis yang menguntungkan jika diusahakan. Perencanaan bisnis
pengolahan virgin coconut oil dibuat agar pelaksanaan bisnis dapat mencapai
keuntungan maksimal. Perencanaan bisnis pengolahan VCO menggunakan
pendekatan kooperatif, sedangkan bisnis direncanakan berada di Kabupaten
Bogor, berlokasi di Bogor Barat. Untuk mendukung proses produksi maka
dibutuhkan mesin dan peralatan lainnya dengan total investasi mencapai Rp.
3.078.100.000 dan biaya pra-operasional Rp. 14.003.136.000. sehingga total biaya
pinjaman yang diajukan kepada bank sebesar Rp. 17.081.236.000 dengan waktu 5
tahun dan tingkat bunga 10%. Setelah itu dilakukan analisis NPV (net Present
Value), IRR (Internal Rate Return) dan PBP (Pay Back Period).
1. NPV (net Present Value)
Sebagai asumsi tingkat bunga 10%, sehingga nilai NPV yang diperoleh
Rp. 506.952.588.745. Nilai tersebut menunjukkan nilai NPV>0, sehingga
dapat disimpulkan bahwa proyek pembangunan proyek industri VCO berbahan
baku kelapa segar layak untuk dijalankan.
2. IRR (Internal Rate Return)
IRR menunjukkan tingkat suku bunga yang dapat menyebabkan nilai pada
NPV menjadi 0 (Oktaviany et al 2015). Nilai IRR yang diperoleh sebesar 22% >
tingkat bunga 10%. Sehingga proyek industri VCO dengan baku kelapa segar
layak untuk dijalankan.
3. PBP (Pay Back Period)
PBP menunjukkan waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian modal.
Penetapan waktu PBP ditandai dengan nilai komulatif NCF (Net Cash Flow)
menjadi positif. Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai NCF positif mulai
pada tahun pertama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa PBP proyek industri
VCO dengan bahan baku kelapa segar pada 1 pertama.
Perhitungan analisis biaya secara lengkap disajikan pada Lampiran
LAMPIRAN

LAMPIRAN

N Un Harga Total
Investasi
o it Satuan Harga
Mesin pencuci dan 10.000.0
1
pengupas buah 2 5.000.000 00
2 Mesin conveyor sortasi 1 5.000.000 5.000.000
Mesin slicer 125.000.00
3
5 25.000.000 0
4 Blaching machine 1 20.000.000 20.000.000
5 Bak perendaman 2 2.500.000 5.000.000
6 Mesin pengemasan 3 30.000.000 90.000.000
7 Conveyor belt machine 1 5.000.000 5.000.000
Biaya pendirian CV 1 100.000.00 100.000.00
8
0 0
9 Biaya pendirian pabrik 1 25.000.000 25.000.000
1 Cleaning Production 1 25.000.000 25.000.000
0
1 Studi Kelayakan 1 50.000.000 50.000.000
1
1 300.
2 Pendaftaran Perusahaan 1 300.000 000
1 300.
3 Sertifikat Halal 1 300.000 000
1 Hak merk, SNI, dan 25.000.
4 BPOM 1 25.000.000 000
NPWP 1 1000.000 1000.0000
1 300.
5 Surat izin gangguan (HO) 1 300.000 000
1 250.000.00 250.000.
6 Lahan bangunan + parkir 1 0 000
736.900.0
TOTAL 00
Tabel 1. Total Investasi

Tabel 2. Pemasukan
Parameter Keterangan
Produk Dried Fruits (buah kering)
Target Produksi (kg/hari) 100
Harga Jual (Rp/170gram) 49.000
Omzet Harian 28.823.529
Omzet Mingguan 144.117.647
Omzet Bulanan 3.170.588.235
Omzet Tahunan 38.047.058.823

Tabel 3. Pengeluaran
No Per hari Per bulan
Biaya Per tahun (Rp)
. (Rp) (Rp)
Biaya Produksi  
2.058.000.00
1 7.795.455 171.500.000
Tenaga Kerja 0
Utilitas, energy, 1.242.000.00
2 4.704.545 103.500.00
transportasi 0
3 Maintenance 954.545 21.000.000 252.000.000
Biaya operasional
1 Telepon 416.667 10.000.000 120.000.000
2 Internet 20.833 500.000 6.000.000
Biaya material
1 Gula Pasir 260.000 5.720.000 68.640.000
2 Pisang 375.000 8.250.000 99.000.000
3 Jeruk 360.000 7.920.000 95.040.000
4 Apel 270.000 5.940.000 71.280.000
5 Salak 148.500 3.267.000 39.204.000
6 Nangka 375.000 8.250.000 99.000.000
7 Plastik Kemasan 100.000 220.000 2.640.000
TOTAL 15.730.318 346.067.000 4.152.804.000

Tabel 4. Amortisasi
Tahu Angsuran Total
Pinjaman Bunga
n Pokok Angsruan
17.081.236.00
0 0
14.283.329.54 1.708.123.60
1 3 0 2.797.906.457 4.506.030.057
11.205.632.44 1.428.332.95
2 1 4 3.077.697.102 4.506.030.057
1.120.563.24
3 7.820.165.628 4 3.385.466.813 4.506.030.057
4 4.096.152.134 782.016.563 3.724.013.494 4.506.030.057
5 - 262.709 409.615.213 4.096.414.843 4.506.030.057
Keterangan:
Pinjaman (Rp) : 17.081.236.000
Waktu (Tahun) :5
Bunga (%) : 10
Angsuran Tahunan : 4.506.030.057

Tabel 5. Harga Pokok Penjunalan (HPP)


Kode Parameter Biaya (Rp)
A Bahan Baku 474.804.000
B TKL/Labour 2.058.000.000
C Over Head (OH) 1.494.000.000
D Manufacturing Cost (A+B+C)   4.026.804.000
E Harga Pokok Siap Proses (D) 4.026.804.000
F Harga Pokok Produksi (E ) 4.026.804.000
G Inventory Awal Produk Jadi   0
H Harga Pokok Siap Jual (F+G) 4.026.804.000
I Inventory Akhir Produk Jadi   0
J Harga Pokok Penjualan (H-I) 4.026.804.000
K Produk Dalam 1 Tahun (L)   588 unit
L BEP Harga Produk/L (J/K) 25.941

Tabel 6. Analisis NPV (Net Present Value)


Tahun Net Cash Flow Factor PV PV
0 106.450.000 1 106.450.000
1 47.648.192.413 0,909091 43.316.538.557
2 95.189.934.826 0,826446281 78.669.367.625
142.731.677.24
0,751314801 107.236.421.668
3 0
190.273.419.65
0,683013455 129.959.305.821
4 3
237.815.162.06
0,620921323 147.664.505.074
5 6
NPV 506.952.588.745
Tabel 7. Analisis Laba Bersih (Net Profit)
Ko
Parameter Biaya (Rp)
de
A Penjualan (Omzet)/Tahun Harga/L 200.000
164.448.000.
Terjual 000
 
  (L) 822.240
HPP (Harga Pokok 10.997.136.0
B
Penjualan)   00
Laba Kotor (Gross 153.450.864.
C
Profit) (A-B)   000
120.000.00
D 3.425.805.00
Biaya Operasional Telepon 0
0
    Internet 6.000.000
Transport 2.880.000.
 
  asi 000
Depresia 419.805.00
 
  si 0
Bunga
 
  Bank -
Laba Sebelum Pajak (C- 150.025.059.
E
D)     000
3.000.501.18
F
Pajak 2%     0
147.024.557.
G
Net Profit (E-F)     820

Tabel 8. Analsis IRR (Internal Rate Return)


Ta Cash In Net Disconted Cash Flow
hu Cash Out Cash
n Net Depresias Flow 8% 12%
Profit i
0 17. 0   - - -
081.236.00 17.081. 17.081.236.0 17.081.2
0 236.000 00 36.000
2. 47.6 4 3 34.81
797.906.45 48.192.4 06.837.50 45.257. 8.353.494.45 3.171.89
1 7 13 0 123.456 5 0
3. 95.1 4 6 54.74
077.697.10 89.934.8 06.837.50 92.519. 6.445.759.28 5.014.92
2 2 26 0 075.224 2 5
3. 142.7 4 139.753 8 63.61
385.466.81 31.677.2 06.837.50 .047.92 5.058.019.51 0.854.76
3 3 40 0 7 9 9
3. 190.2 4 186.956 9 65.45
724.013.49 73.419.6 06.837.50 .243.65 6.429.950.61 8.577.66
4 4 53 0 9 9 1
4. 237.8 4 234.125 10 63.05
096.414.84 15.162.0 06.837.50 .584.72 2.338.450.83 6.827.01
5 3 66 0 3 8 3
37 264.60
TOTA 1.544.438.71 3.210.25
L 3 8
I (%) 10%
IRR 22%

Tabel 9. Analsis PBP (Pay Back Periode)

Ta Cash in
Net Cash Comulative
hu Cash Out
Net Profit depresiasi Flow NCF
n
-
17.08 17.081.23
0 1.236.000 0 0 6.000  
2.79 47.648 40 45.257.12 28.
1 7.906.457 .192.413 6.837.500 3.456 175.887.456
3.07 95.189 40 92.519.07 120.
2 7.697.102 .934.826 6.837.500 5.224 694.962.680
3.38 142.731 40 139.753.0 260.
3 5.466.813 .677.240 6.837.500 47.927 448.010.607
3.72 190.273 40 186.956.2 447.
4 4.013.494 .419.653 6.837.500 43.659 404.254.266
4.09 237.815 40 234.125.5 681.
5 6.414.843 .162.066 6.837.500 84.723 529.838.989

Anda mungkin juga menyukai