Anda di halaman 1dari 10

1. a.

Kurva permintaan adalah sebuah grafik atau kurva yang menggambarkan hubungan
antara harga suatu barang / komoditas yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen
dengan jumlah permintaan pada periode waktu tertentu dengan mempertahankan faktor
– faktor lain tetap atau tidak berubah (konstan).
Kurva penawaran adalah grafik atau kurva yang menjelaskan hubungan antara kuantitas
atau jumlah barang yang ditawarkan dan harga barang dengan asumsi semua hal lain
yang dapat memengaruhi harga jual tetap atau tidak berubah (memandang konstan
faktor lainnya).
Pada kondisi keseimbangan pasar (market equilibrium), kuantitas permintaan (QD)
akan sama dengan kuantitas penawaran (QS) atau terbentuk kuantitas keseimbangan
(QE). Harga yang diminta (PD) pun akan sama dengan harga yang ditawarkan (PS)
sehingga terbentuk harga keseimbangan (PE). Secara grafik harga keseimbangan ini
terjadi pada titik potong antara kurva permintaan dengan kurva penawaran (titik
E/titik equilibrium).
Ciri – ciri utama kurva permintaan :
- Berslop negatif
- Kurva turun dari atas kiri ke bawah kanan
- Jika harga naik, kuantitas turun
Ciri – ciri utama kurva penaawaran :
- Berslop positif
- Kurva naik dari kiri bawah ke kanan atas
- Jika harga naik, maka kuantitas naik

b. Jika pendapatan konsumen naik, ceteris paribus, maka akan terjadi pergeseran kurva
permintaan (shifting). Akan terjadi perubahan titik keseimbangan konsumen yang baru
yang digambarkan pada kurva di bawah ini :
Pergeseran Kurva Permintaan (Shifting )

Kesimpulan :
Bila pendapatan meningkat, kurva permintaan bergeser sejajar ke kanan. Jika
pendapatan menurun, kurva permintaan bergeser sejajar ke kiri. Artinya meningkatkan
jumlah produk yang diminta pada setiap tingkat harga produk tersebut. Setiap
perubahan yang menambah jumlah yang ingin dibeli oleh konsumen untuk berbagai
tingkat harga akan menggeser kurva permintaan ke kanan. Setiap perubahan yang
mengurangi jumlah yang ingin dibeli oleh konsumen untuk berbagai tingkat harga akan
menggeser kurva permintaan ke kiri. Apabila sesuatu terjadi yang mengakibatkan
jumlah permintaan naik untuk berbagai tingkat harga, kurva permintaan akan bergeser.

2. a. Kurva indiferensisi (Indifference curve) adalah kurva yang melukiskan tingkat kesukaan
(tastes) dan preferensi konsumen. Dengan asumsi tertentu, kurva indiferensi dapat
menunjukkan berbagai kombinasi barang X dan Y yang memberikan kepuasan total
yang sama pada konsumen. Kurva indiferensisi meruapakan kurva yang
menghubungkan titik – titik kombinasi dari sejumlah barang tertentu yang dikonsumsi
dan memberikan tingkat kepuasan yang sama, atau keadaan di mana konsumen berada
dalam keadaan indifferen dalam mengkonsumsi berbagai jenis barang.
Asumsi yang digunakan :
- Rasionalitas (Rationality), konsumen diasumsikan rasional artinya konsumen
memaksimalkan utilitas dengan pendapatan pada harga pasar tertentu dan konsumen
dianggap mempunyai pengetahuan sempurna mengenai informasi pasar.
- Utiliti (Utility) adalah bersifat ordinal artinya konsumen cukup memberikan
rangking atau peringkat kombinasi mana saja yang ia sukai dengan demikian
konsumen tidak perlu memberikan satuan kepuasan terhadap barang yang
dikonsumsi.
- Tingkat substitusi marginal yang menurun (diminishing marginal rate of subtitution)
artinya Pilihan – pilihan (preferences) disusun dalam bentuk kurve indiferen, yang
diasumsikan cembung (convex) pada titik origin. Hal inimenunjukkan bahwa slope
kurve indiferen adalah menaik. Slope kurve indiferen ini disebut tingkat substitusi
marginal dari suatu komoditi. Teori kurve indiferensi didasarkan pada aksioma ini.
- Total utiliti (Total Utility) yang diperoleh konsumen tergantung dari jumlah barang
yang dikonsumsikan.
- Bersifat konsisten dan transitivitas dalam pilihan (transivity of choice) artinya jika
dikatakan kombinasi A lebih disukai dari B dan B lebih disukai dari C, maka A
mestilah lebih disukai dari C. Dengan dalil ini maka kurva indifferen tidak ada yang
berpotongan..
Ciri – ciri kurva indiferensisi :
- Kurva indiferensi mempunyai nilai kemiringan negatif (negatively slope), atau
paling tidak tak pernah mempunyai nilai kemiringan positif. Hal ini berarti bahwa
bila konsumsi suatu jenis barang ditambah maka konsumsi barang lain harus
dikurangi. Bentuk ektrim dari kurva indiferensi adalah sejajar sumbu vertikal dan
sejajar sumbu horizontal.
- Bentuk kurva indiferensi cembung ke titik origin (titik O), hal ini menunjukkan
derajat pengantian barang yang semakin menurun. Derajat penggantian ini
dugunakan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang harus dikurangi untuk
menambah barang lain agar kepuasan yang diterima tetap sama.
- Kurva indiferensi tidak saling berpotongan, karena apabila saling berpotongan maka
tidak konsisten dengan difinisi yang telah dijelaskan diatas.
b. Penjelasan dengan menggunakan gambar proses maksimisasi kepuasan konsumen
dengan kurva indiferensi tertentu dihadapkan dengan beberapa alternatif anggaran yang
tersedia :
Keterangan :
Terlihat konsumen mencapai kepuasan maksimum di titik A pada kurva indiferensi I1
yang secara maksimal dapat dicapai. Karena konsumen membelanjakan semua
pendapatannya maka ia akan beroperasi pada titik – titik di sepanjang garis kendala
anggaran. Konsumen tidak akan memilih titik C atau titik D meskipun pendapatannya
mampu untuk membeli kombinasi pada titik – titik tersebut karena konsumen hanya
mencapai kurva indiferensi Io yang hanya memberikan kepuasan lebih kecil daripada
kepuasan yang ditunjukkan oleh kurva indiferensi I1. Tentu saja konsumen ingin
mencapai kurva indiferensi I2 dan memilih titik B. Tetapi ini tak bisa dilakukan karena
kombinasi pada titik B terletak di luar jangkauan kendala pendapatan. Titik A
merupakan titik keseimbangan konsumen. Jadi dapat dikatakan pada harga X dan Y
tertentu yang nisbahnya ditunjukkan oleh slope atau koefisien lereng garis kendala
anggaran maka kuantitas barang X dan barang Y yang diminta sebanyak Xo dan Yo.

3. a. Berbagai pengertian biaya dalam jangka pendek :


- Biaya tetap total (total fixed cost)
Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi.
Sebagai contoh adalah biaya peneliharaan pabrik dan asuransi, biaya abonemen
telepon bulanan. Biaya tetap dapat dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu dari
penurunan rumus menghitung biaya total. Penuruanan rumus tersebut, adalah: TC =
FC + VC atau FC = TC – VC
- Biaya variabel total (total variable cost)
Biaya variabel merupakan biaya yang berubah secara linier sesuai dengan volume
output operasi perusahaan. Sebagai contoh adalah biaya pulsa telepon bulanan, biaya
pengeluaran untuk upah dan bahan baku. Biaya variabel dapat dihitung dari
penurunan rumus menghitung biaya total, yaitu: TC = FC + VC atau VC = TC – FC
- Biaya marjinal (MC) (marginal cost)
Biaya marginal dapat juga dikatakan sebagai biaya pertambahan (incremental cost).
Biaya marginal merupakan kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk
menambah produksi sebanyak satu unit keluaran tambahan. Biaya marginal dapat
dihitung dengan menggunakan rumus: MCn = TCn – TC n – 1 atau MCn = ∆TC /
∆Q
- Biaya tetap rata – rata (per unit) atau average fixed cost
Biaya tetap rata – rata merupakan biaya yang apabila biaya tetap (FC) untuk
memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut.
Biaya tetap rata – rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
AFC = TFC / Q
- Biaya variabel rata – rata (per unit) atau average variable cost
Biaya variabel rata – rata merupakan biaya yang apabila biaya variabel (VC) untuk
memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tertentu.
Biaya variabel rata – rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut, yaitu: AVC = TVC / Q
- Biaya total (total cost)
Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan
perusahaan yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya total dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: TC = TFC + TVC
- Biaya rata – rata (AC) (average cost)
Biaya total rata – rata merupakan biaya yang apabila biaya total (TC) untuk
memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi oleh
perusahaan. Biaya total rata – rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut, yaitu: AC = TC / Q atau AC = AFC + AVC.
b. Gambar kurva biaya rata rata dan biaya marginal dalam satu gambar, dan
penjelasannya :
Keterangan :
Karena biaya rata – rata (AC) termasuk biaya tetap tetapi biaya marjinal (MC) tidak,
pada umumnya biaya rata – rata (AC) lebih besar daripada biaya marjinal (MC) pada
jumlah produksi kecil. Ini menyiratkan bahwa biaya rata – rata (AC) umumnya
mengambil bentuk tipe – U, karena biaya rata – rata (AC) akan menurun dalam
kuantitas selama biaya marjinal (MC) kurang dari biaya rata – rata (AC) tetapi
kemudian akan mulai meningkat dalam jumlah ketika biaya marjinal (MC) menjadi
lebih besar dari biaya rata – rata (AC). Hubungan ini juga mengimplikasikan bahwa
biaya rata – rata (AC) dan biaya marjinal (MC) berpotongan pada minimum kurva
biaya rata – rata (AC). Hal ini karena biaya rata – rata (AC) dan biaya marjinal (MC)
menjadi satu ketika biaya rata – rata (AC) telah mengalami penurunan tetapi belum
mulai meningkat.

4. a. Faktor yang menentukan bentuk atau struktur pasar :


- Jumlah pembeli dan penjual
Faktor ini menjadi faktor utama dalam penentuan struktur pasar karena dapat menilai
dari persaingan yang terjadi. Penjual yang sangat banyak berarti termasuk pasar
persaingan sempurna atau monopolistik. Sedangkan penjual dengan jumlah hanya 1
yaitu monopoli.
- Jenis produk (homogen vs terdiferensiasi)
Bila barangnya homogen maka terdapat dalam pasar persaingan sempurna. Barang unik
pada pasar monopoli. Barang diferensiasi pada pasar monopolistik. Barang homogen
dan diferensiasi pada pasar oligopoli.
- Tingkat substitusi produk
Adanya jenis produk yang dapat digunakan sebagai pengganti barang lainnya, asalkan
produk substitusi dapat digunakan untuk memenuhi tujuan dan kebutuhan yang sama.
Ini digunakan dalam teori ketidakpedulian untuk mempelajari perilaku konsumen.
Disebut juga dengan barang pengganti, produk substitusi atau produk pengganti.
Subtitusi dapat bersifat sempurna atau hanya sebagian.
- Hambatan untuk masuk dan keluar pasar
Terdapat rintangan untuk masuk maupun keluar pasar. Sesuatu yang menghalangi atau
memperkecil peluang perusahaan baru untuk memasuki atau keluar dari sebuah pasar.
Hambatan muncul karena sengaja diciptakan oleh perusahaan yang ada seperti melalui
penetapan harga predatori dan kontrol jaringan distribusi. Atau, itu muncul karena faktor
struktural atau sifat alami pasar seperti skala ekonomi dan biaya awal yang tinggi.
- Peraturan dan Kebijakan Pemerintah
Untuk mencapai tujuan, mendorong kemajuan teknologi atau untuk mencapai tujuan –
tujuan lain, pemerintah memberikan hak paten kepada perusahaan – perusahaan
penemu produk baru dan memberikan hak istimewa kepadanya sebagai satu – satunya
produsen barang tersebut selama periode waktu tertentu.
- Kebijakan dan praktek bisnis
Merger atau penggabungan serta konsolidasi dan pembentukan grup – grup usaha telah
mendorong ke arah bentuk struktur oligopoli atau monopoli. Persaingan harga yang
sangat tajam dan saling mematikan menyebabkan jatuh bangkrutnya perusahaan –
perusahaan dan berkurangnya jumlah para pesaing di dalam industri.
- Tingkat teknologi
Teknologi berkembang sedemikian rupa hingga diperlukan skala produksi perusahaan
besar agar dapat dicapai tingkat produksi yang efisien dengan biaya rendah. Teknologi
produksi massal untuk memenuhi permintaan konsumsi yang luas hanya memerlukan
keberadaan sejumlah kecil perusahaan saja. Kemajuan teknologi telah memaksan
struktur pasar beberapa industri berat seperti industri mobil, besi, baja, dan alumunium
cenderung berbentuk industri oligopoli. Beberapa perusahaan secara progresif serta
agresif telah berkembang pesat melalui riset serta pengembangan produk dan
meninggalkan atau bahkan mematikan perusahaan sejenis lain yang tak dapat
mengimbanginya.

b. Jika kurva marginal revenue (MR) memotong kurva marjinal cost (MC) di atas kurva
average cost (AC) pada pasar persaingan murni, Jelaskan dengan menggunakan kurva
apakah produsen mendapatkan keuntungan, mengalami kerugian atau menutup usaha :
 Kurva Produsen mendapatkan keuntungan
Apabila penerimaan marjinal masih lebih besar dari biaya marginal maka masih
relevan untuk meningkatkan produksi karena penerimaan meningkat lebih tinggi
dari biaya sehingga karena keuntungan akan bertambah, sebaliknya apabila biaya
marginal lebih besar dari penerimaan marjinal maka biaya meningkat lebih tinggi
dari penerimaan sehingga kerugian menjadi bertambah. Keuntungan maksimum
(atau kerugian minimum) akan terjadi apabila penerimaan marjinal sama dengan
biaya marjinal (MR = MC).

Keterangan :
Kurva d (permintaan) dan kurva MR bagi produsen dalam pasar persaingan murni
merupakan garis lurus yang sejajar dengan sumbu horizontal. Hal ini disebabkan
produsen dalam pasar persaingan murni adalah sebagai pengambil harga (price
taker) karena sesuai asumsi yang dijelaskan sebelumnya bahwa jumlah penjual
sedemikian banyaknya sehingga tidak seorang produsenpun dapat mempengaruhi
harga dengan menambah atau mengurangi produksi. Produsen dapat menjual
berapapun pada harga pasar yang berlaku. Konsumen akan mendapatkan keuntungan
maksimum apabila MR=MC. Dalam gambar, ada dua titik perpotongan antara MR
dan MC, yaitu di titik A dan di titik B. Tingkat output terbaik perusahaan dalam
pasar persaingan murni terjadi di titik B, di mana MR=MC dan kurva MR
memotong kurva MC dari bawah. Selama MR melebihi MC maka masih relevan
untuk meningkatkan produksi karena penerimaan perusahaan naik lebih tinggi dari
pada biaya sehingga keuntungan total naik. Apabila MC melebihi MR maka tidak
ada gunanya bagi perusahaan untuk meningkatkan produksinya karena biaya naik
lebih tinggi dari penerimaan sehingga keuntungan total produsen akan menurun. Jadi
peningkatan produksi setelah titik B akan menurunkan keuntungan produsen.

 Kurva Produsen mengalami kerugian atau menutup usaha


Harga pasar dapat naik atau turun tergantung pada kekuatan permintaan dan
penawaran. Apabila harga yang diterima produsen dalam persaingan sempurna di
atas kurva biaya rata – rata (kurva AC) maka produsen akan mendapatkan
keuntungan sebesar selisih antara kurva d dikurangi kurva MR dikali jumlah
produksi. Keadaan keuntungan maksimum dapat dilihat seperti yang dijelaskan
dalam Gambar 2. Apabila harga yang diterima produsen di bawah kurva biaya rata –
rata maka produsen akan mengalami kerugian. Seberapa jauh produsen dapat
meminimumkan kerugian agar terus dapat berproduksi dan di titik mana produsen
sudah harus menutup usahanya akan dijelaskan berikut ini. Produsen dapat
meminimumkan kerugian dan dapat terus berproduksi apabila perpotongan MR dan
MC terjadi diantara kurva AC dan AVC, atau dengan kata lain perpotongan kurva
MR dan kurva MC terjadi dibawah kurva AC tetapi masih di atas kurva AVC.

Keterangan :
- Pertama, kurva MR berada di bawah kurva AC tetapi masih di atas kurva AVC
(dijelaskan oleh kurva d=MR), yaitu berpotongan di titik B. Produsen akan
menderita kerugian per unit sebesar P1P2, dan apabila dikalikan dengan jumlah
produksi maka kerugian minimum adalah sebesar kotak persegi empat PBAP 3.
Dengan kondisi ini produsen masih terus dapat berproduksi karena dengan
melanjutkan produksi maka produsen masih dapat menutup sebagian biaya
tetapnya.
- Kedua, apabila kurva MR berada di titik terendah AVC (dijelaskan oleh kurva
d1=MR1), yaitu di titik C maka kerugian yang diderita produsen adalah sebesar
biaya tetap , yaitu sebesar jarak AC dan AVC dikali jumlah produksi, sedangkan
biaya variabel masih dapat ditutupi. Titik ini dinamakan titik tutup usaha.
- Ketiga, apabila kurva MR berada dibawah kurva AVC (dijelaskan oleh kurva
d2=MR2), yaitu MR dan MC berpotongan di titik D maka produsen tidak layak
untuk melanjutkan produksi karena produsen akan menderita kerugian sebesar
biaya tetap ditambah sebagian biaya variabel.

Anda mungkin juga menyukai