Anda di halaman 1dari 11

Kronologi, kasualitas, aksi dan consciousness

Semua story adalah narasi tetapi tidak semua narasi adalah story Narasi belom tentu storytelling

Bagaimana narasi bisa jadi storytelling adalah harus ada konflik yang mengubah sudut pandang kita
tentang kehidupan

Story harus memiliki unsur kronologis, sebuah prinsip universal yang dikemukakan Aristoteles dimana
hokum yang universal bahwa kita hidup dalam sebuah peristiwa yang membentuk suatu kronologis
dimana ada awal, middle dan ending.

Story akan powerfull jika juga mengandung kasualitas, sebab akibat. Supaya kronologis menarik maka
butuh unsur kasualitas.

Sebuah cerita supaya powerfull harus fokus pada suatu proses(transformation of hero) transformasi dari
si protagonis/hero. Agar menjadi cerita yang inspiring. Ini akan menjadi mengubah perspektif konsumen
untuk berubah, ketika menggunakan brand ini saya akan bertransformasi dalam hidup saya.

Story akan lebih bagus lagi jika mengandung landscape of action. Semua hal yg berkaitan dengan
kejadian ataupun hasilhasil dari kejadian tersebut yang bisa dilihat menggunakan mata atau bisa dilihat
dari imajinasi audiens. Dan juga dari story kita mampu membawa audiens melalui perjalanan pikiran
dimana pikiran mereka kita ajak masuk ke dalam pikiran karakter yang ada didalam cerita.

Sebuah cerita akan selalu menarik jika ada unsur dilemma, harus memilih salah satu pilihan yang berat.

Emotion, persuasion, dan narrative transportation

Elemen fundamental adalah emosi. Emosi adalah sebuah seni yang bisa dimainkan dengan perubahan
yang tidak terkira, untuk menghadirkan suatu ketidak stabilan dalam sebuah cerita agar audiens gelisah.
Atau membuat story bersambung ketika lagi seru-serunya

- Emosi positif bergairah : emosi kagum, excitement(seru), amusement(ceria,riang)

- Emosi negative : kemarahan dan kegelisahan

- Emosi positif taapi gairahnya kurang :

- Negatif gairah rendah : kesedihan

Dalam marketing, emosi ini akan mempengaruhi kekuatan kita dalam mempengaruhi emosi audiens.

Naratif transportation teori, informasi yang diantar dengan storytelling akan lebih diterima oleh audiens
dengan respon tidak terlalu positif

Experiential outcome dan moral sense making


Experience, catharsis(deeply experience feeling) dan ingin langsung mengeluarkan emosi perasaannya
sehingga ia akan menceritakan keteman-temannya. Teknik ini sering digunakan oleh pemimpin spt
presiden, ceo

Experience pronesis(moral transformation experienced through the struggles of a hero within the story)
suatu perasaan yang muncul karena ada suatu logika yang kita gunakan berdasarkan logika yang kita
anut

Brain Response to storytelling

Kemampuan otak untuk mengingat, memanfaatkan ini untuk lebih mengingat brand kita daripada yang
lain.

Sistem memori ada yang procedural, prosedur yang berbasis pada kebiasaan mereka(bangun tidur
langsung mandi maka otak akan otomatis melakukan it uterus)

Sistem memori semantic, mengingat dengan suatu yang bermakna(mereka lihat 10 mobil, yang mereka
ingat adalah mobil yg paling bermakna buat mereka atau ada cerita dibaliknya)

Sistem memori episodic, otak manusia akan lebih mengingat ketika kejadian berdasarkan episodic(gue
pernah gini ni pernah pernah)

Story-based memory adalah pertimbangan tentang cara memproses informasi pada otak (plot, karakter,
tantangan, pertanyaan, pelajaran) membuat lebih mudah mengingat

Sebuah cerita bisa membuat otak manusia melepas berbagai jenis hormone, dopamine(hormone rasa
puas), kortison(hormone membuat ingin bertindak) jika berlebihan bisa menimbulkan serangan jantung,
endorphin(hormone membuat senang), oxytocin(hormone membuat empati, percaya, seksual activity
dan membangun hubungan.

Storytelling in marketing and consumer psychology

Argument based(ngaku-ngaku terbaik, arogan) vs storybased advert

Argument based tidak efektif dan mulai mengganggu, outputnya argument

Storybased advert akan meningkatkan interaksi dengan konsumen

Bowling vs Pinball marketing

Bowling, seolaholah komunikasi pemasaran itu pesan itu adalah bolanya dan hanya dikontrol oleh
pemilik brand dan konsumen cuman diem dan nerima

Pinball, pesan bukan dikontrol oleh kita dan akan mantul dalam audiens(dishare, dikomen dll)
Approach to branding and associated storytelling

Economic approach : berpikir rasional lebih murah lebih bagus dll

Consumerbased app :

The rise of visual story telling

Visual storytelling adalah

Developing a visual storytelling road map: from strategy to implementation

- Setting goals

Problem 1: bisa terjebak didalam membuat konten yang sudah mainstream, problem 2: terjebak dalam
siklus harus mengikuti request, problem 3: terjebak dalam pemikiran jangan taat sama peraturan

Awareness dan education, branding, competitive differentiation, consumer engagement, corporate


social responsibility, customer retention, fan and community growth, lead generation, loyalty, positive
press, product launches, promotions, referral traffic, sales, thought leadership

- Auditing and analyzing

Evaluasi konten: menggunakan tools, apa yang sudah kita capai dan apa yang sudah kita lakukan

Tracking data: data apa saja yang mau kita tracking

- Tanggal, jam, hari apa, tipe konten(poto,video,text), tema konten(product, promotion, sale).
Engagement metriks for platform (like, komen, share, retweet, click-through), paid media support for
the content,engagement rate perpost (facebook: “virality” atau total likes, komen, shares divides by

total impressions, twitter : total replies dan retweet divides by followers multipled by 100), post
sentiment (positive, negative, neutral), qualitative wins(inclusion di artikel baru, direspon influencer,
menjadi trending topik)

- Analisi Raw data: lihat frekuensinya(seberapa sering kita ngepost, seberapa sering dll), content
mix(gabungan dr konten kita membentuk suatu apa, nyambung gak visual dan teksnya), most topics,
personalize for each platforms, company personality, best and worst platformperformance

- Mendengarkan percakapan konsumen dan sentiment: menanyakan pertanyaan, overall


sentiment(topik negative dan positive yang paling sering dibahas audiens), social media favorite audiens,
visual mana yang paling direspon sm konsumen
Shaping your visual story

- bagaimana visual content bisa membantu mencapai tujuan anda: meningkatkan sales(product
awareness, sales promotion, product availability), brand differentiation (mudah dicari, banyak variasi
brand dan competitive prices, fast and friendly service), customer loyalty(how much we care about
costumer, product role in their life, how we reward customers)

- bagaimana anda mengkomunikasikan company voice dan personality: hardworking(komitmen ke


kualitas, keeping customers(kita besar karna cust kita), feedbackkonsumen dijadiin konten), down to
earth(bahasanya gampang dimengerti(bahasa seharihari), fun to be around(likeable, shows you a
goodtime, new ways to have fun)

- pulling consumer insight from

Determining your visual content mix

Kita harus memahami, bahwa keajaiban ada pada mix types of content, different media from photos to
videos, infografis

- Frekuensi : perbedaan fans, demografis, preferensi, level of engagement, dan frekuensi post dari
competitor

- alokasi tema konten dan media : berdasarkan apa yang penting dari tujuan visual storytelling, current
events, question, general conversation dari cust, find balance(apa konten yang dicari konsumen dan apa
yang kita ingin cust tau ttg brand kita)

Planning the unexpected

- brand dan produk marketing : siapkan konten untuk antisipasi trend yang mmungkin akan datang dan
relate dng brand kita

- public relation : bikin konten untuk merespon keadaan negative(dituduh korupsi)

- cust service : complain palng banyak apa, paling banyak nanya apa
Gojek memanfaatkan Youtube untuk menerapkan strategi storytelling mereka, dimana
jika dilihat dari teori bahwa storytelling adalah hal yang bisa dimanfaatkan untuk konsumen
mengingat suatu brand. Konten storytelling dari Gojek sendiri bertajuk ”Cerita Greacea
Elisabeth, Penerima Beasiswa Gojek 2020” ini berdurasi selama 2 menit 57 detik ini
menceritakan tentang seorang anak dari salah satu mitra gojek yang mendaftarkan diri serta
mendapatkan beasiswa dari Gojek. Seperti yang ada para teori yaitu Third-Wave: Authentic
Story-Driven Connection dimana Gojek mengadaptasi unsur autentik dalam storytelling mereka,
karena Gojek menggunakan kisah asli dari mitra mereka. Melalui konten ini Gojek juga
menyampaikan program beasiswa mereka yang telah dilaksanakan sejak 2020 dimana mereka
memberikan beasiswa untuk 10 anak driver dari 7 kota yang berbeda agar mereka bisa
mewujudkan cita-cita para anak mitra Gojek.
Gojek memanfaatkan Youtube untuk menerapkan strategi storytelling mereka, dimana
jika dilihat dari teori bahwa storytelling adalah hal yang bisa dimanfaatkan untuk konsumen
mengingat suatu brand. Konten storytelling dari Gojek sendiri bertajuk “Iklan Ramadan Gojek
2021 Mengandung Bawang” ini diproduksi saat tengah pandemi Covid-19. Konten ini memiliki
durasi selama 1 menit 11 detik dan sudah menghasilnya 68.335 views.

Analisis :

Seperti yang ada para teori yaitu Third-Wave: Authentic Story-Driven Connection dimana
Gojek memanfaatkan media sosial sebagai media pemasaran mereka dengan merubah cara
pemasaran mereka dengan kekuatan autentik dan relevan dengan konsumennya. Strategi yang
digunakan oleh Gojek ini adalah strategic brand story, mereka mengangkat kisah yang menarik,
autentik serta melibatkan narasi tentang berubahnya keadaan bulan Ramadhan dikala pandemi
Covid-19 dimana masyarakat harus menjaga jarak dan tidak berkerumun disuatu tempat padahal
bulan Ramadhan adalah bulan yang khas dengan kebersamaan dan saling berbagi. Gojek juga
mengangkat program kerjasamanya dengan ecommerce lain yaitu Tokopedia dengan
menyelipkan penggalan cerita bahwa bulan Ramadhan kali ini konsumen masih bisa berbagi
dengan menggunakan layanan pengiriman mereka.
Cerita awal dari video ini menunjukkan seorang wanita yang sedang memegang
handphonenya menonton video bulan Ramadhan yang ia lalui bersama teman-temannya dan
setelah itu menunjukan wanita tersebut sendirian dimeja makannya. Tetapi dengan keterbatasan
keadaan tidak membuat wanita tersebut putus silahturahmi dari teman-temannya dengan
mengirimkan sesuatu yang teman-temannya suka atau butuhkan. Lalu wanita tersebutpun
mengirimkan barang dan makanan yang diinginkan dan disuka dengan teman-temannya satu
persatu divideo tersebut menunjukkan seorang driver Gojek mengantarkan barang menggunakan
kotak yang bertuliskan Tokopedia, kreatifitas dari Gojek tidak sampai situ dimana video ini tidak
hanya menyentuk emosi negative (unpleasant) kesedihan karena kondisi bulan Ramadhan yang
sudah tidak lagi sama tetapi juga emosi positive (pleasant) amusement keceriaan karena sisi
humor yang ditampilkan pada saat teman-teman dari wanita tersebut mendapatkan kiriman
barang. Mereka diawal menangis haru tetapi kemudia air matanya begitu deras menuju barang
yang ada dirumahnya hingga terbang bahkan sampai ada yang melayang karena air matanya
yang begitu deras menuju ketanah.

Gojek juga menggunakan campuran antara Consumer-centric Tactical Stories dan Company-
centric Tactical Stories karena mereka membuat cerita dimana konsumen dan juga mitra driver
gojek yang merupakan bagian dari perusahaan sebagai pemeran dalam cerita tersebut. Cerita ini
juga berusaha mengangkat sisi emosional dari konsumen dilihat dari cerita yang diciptakan
bedasarkan Live in the Moment yaitu salah satu elemen dari storytelling yang mengaplikasikan
cerita berdasarkan sesuatu yang sedang dialami saat ini yaitu Covid-19.

Gojek adalah ecommerce yang beberapa layanan yang disediakan oleh mereka berhubungan
langsung atau bertemu langsung dengan konsumen. Disaat pandemi Covid-19 seperti ini Gojek
membuat campaign protokol J3K yaitu jaga kebersihan, jaga keamanan dan jaga kesehatan
dengan tagline cara aman hidup nyaman pakai Gojek.

Analisis:

Lagi-lagi Gojek menggunakan strategi Strategic brand-story pada storytelling nya dengan
menyampaikan campaign protokol J3K ini. Ada 3 cerita dengan judul J3K: Agar Nyaman dalam
perjalanan pake Gojek dengan 7juta views, Protokol J3K untuk makan nyAMAN bareng GoFood
dengan 4juta views, dan Cara aman hidup nyaman pake Gojek dengan 50ribu views.
Dalam ketiga cerita ini Gojek menunjukkan bahwa mereka sudah menerapkan protokol baru
dalam perubahan gaya hidup masyarakat. Mulai dari menceritakan para mitra driver yang sudah
memenuhi syarat untuk bekerja seperti pengecekan suhu tubuh, cuci tangan dengan benar,
memakai masker dengan benar dan kendaraan mereka yang sudah disinfektan sebelum
melakukan perjalanan. Lalu menunjukkan para pekerja mitra umkm dari salah satu fitur mereka
yaitu Gofood sudah melakukan protokol yang sama sebelum mereka bekerja menyediakan
makanan untuk para konsumen dan yang terakhir menunjukkan keamanan-keamanan yang
disediakan Gojek dan cara masyarakat menjaga kesehatan contohnya seperti minum vitamin.

Gojek mengemasnya dengan menggunakan animasi atau kartun untuk menarik perhatian para
konsumen, tidak hanya sekedar informasi yang membosankan yang dikomunikasikan oleh Gojek
tetapi juga cara penyampaian yang humoris juga diterapkan oleh Gojek dimana menimbulkan
emosional positive (pleasant) amusement yaitu keceriaan bagi para konsumen yang
menyaksikan. Pada cerita ini Gojek lebih fokus dalam menceritakan tentang perusahaannya
dengan fitur-fitur keamanan yang mereka sediakan pada saat ini dan juga dalam animasi tersebut
hanya menunjukkan mitra driver sebagai pemeran utamanya sehingga bisa dibilang mereka
menerapkan Company-centric Tactical Story. Dengan segala informasi yang diceritakan Gojek
ini membuat storytelling yang dilakukan mengandung beberapa elemen seperti Live in the
moment dimana Gojek menerapkan fitur untuk mendukung perubahan hidup masyarakat akibat
pandemi Covid-19 dan Be shareworthy in everything you do dimana konten-konten informasi
tentang Gojek ini berguna bagi masyarakat yang akan menggunakan layanan Gojek dan bisa
merasa nyaman.

Gojek menunjukkan bahwa mereka tetap akan menjaga kualitas pelayanan mereka walaupun
dalam perubahan gaya hidup masyarakat dengan menyesuaikannya, membagikan informasi
dengan kata-kata ringan dan bahasa sehari-hari yang mudah dimengerti serta humor yang
terkandung didalam informasi tersebut membuat Gojek memiliki ketiga personality visual
storytelling yaitu Hardworking, Down to Earth dan Fun to be Around.

Anda mungkin juga menyukai