Anda di halaman 1dari 8

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

BRAND STORYTELLING

DISUSUN OLEH :
Catherine Palar – 1181003136
Enggar Widya Pramesti – 1191003003
Muhammad Raihan Hadil – 1191003063
Sellia Putri - 1191003101

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS EKONOMI DAN SOSIAL
UNIVERSITAS BAKRIE
2021
1. Latar Belakang

Virus Covid-19 telah melanda di Indonesia sejak bulan maret 2020. Kehadiran Covid-
19 membuat perubahan kebiasaan baru pada masyarakat. Terdapat perubahan perilaku
masyarakat karena munculnya pandemic ini. Mulai dari kebiasaan yang kecil dikehidupan
sehari – hari sampai kebiasaan mengubah gaya hidup masyarakat. Perubahan perilaku
tersebut tentunya didorong oleh kondisi yang memaksa masyarakat untuk beradaptasi dengan
konsisi yang baru. Pada saat ini masyarakat mulai terbiasa untuk melakukan aktivitas dengan
kontak fisik yang terbilang minim, menaati aturan pemerintah yaitu melakukan protokol
kesehatan dan menjaga jarak karena masih adanya pandemi covid-19 yang menyebabkan
masyarakat belum merasa aman. Terlebih lagi didukungnya dengan banyak nya terobosan
dan inovasi baru dibidang teknologi yang membuat perubahan dibidang perdagangan,
industry, sampai gaya hidup. Oleh karena itu, masyarakat memanfaatkan teknologi yang
semakin berkembang ini dalam menunjang kegiatan mereka. Seperti internet dan smartphone
yang tentunya sudah menjadi kebutuhan sehari – hari dan tidak bisa dipisahkan oleh
masyarakat.

Perubahan tersebut terlihat bahwa jika dahulu kita melakukan transaksi harus secara
tatap muka, akan tetapi pada saat sekarang kita dapat melakukan transaksi dimana saja dan
kapan saja secara fleksibel tanpa harus bertatap muka yang dilakukan menggunakan
smartphone dan internet. Transaksi yang menggunakan internet tersebut sering kita kenal
dengan nama E-business dan E-commerce. E-business merupakan kegiatan bisnis yang
dilakukan secara otomatis dengan memanfaatkan jaringkan computer dan tektnologi internet.
Sementar E-commerce secara umum bisa diartikan sebagai bentuk transaksi perdangan
barang atau jasa. Dengan begitu E-commerce merupakan bagian dari E-business karena E-
business merupakan semua transaksi yang terjadi pada bisnis online, transaksi tersebut juga
melibatkan penjualan langsung kepada konsumen (e-commerce). Dengan adanya
kecanggihan teknologi tersebut membuat masyarakat semakin dipermudah untuk
memperoleh kebutuhan mereka.

E-commerce sendiri sedang naik daun sekarang – sekarang ini dikalangan masyarakat
kerena adanya dukungan oleh beberapa faktor seperti perkembangan smartphone yang
semakin pesat dan masyarakat yang semakin melek teknologi sehingga mudah untuk
menyesuaikan diri dengan teknologi baru. Selain itu pandemic ini juga merupakan salah satu
faktor pendukung karena masyarakat bisa mengurangi transaksi secara langsung dan beralih
menggunakan platform E-commerce sebagai salah satu cara untuk mencegah penularan virus
Covid-19.

Dengan kecanggihan teknologi, perubahan perilaku dan adanya pandemic ini membuat
banyaknya pelaku usaha harus memutar otak dan mengubah strategi bisnisnya agar bisnis
tersebut dapat bertahan dimasa pandemic ini. Para pelaku usaha berlomba – lomba untuk
melihat peluang bisnis di tengah pandemic. Banyak pelaku usaha yang menciptakan inovasi
baru agar bisnisnya tetap berjalan dan bertahan dimasa sekarang ini. Salah satunya adalah
perusahaan Gojek Indonesia. Gojek merupakan perusahaan unicorn yang pertama di
Indonesia untuk mencoba agar tetap berkembang dan mampu menarik perhatian
konsumennya meski berada di tengah – tengah pandemic. Gojek banyak melakukan inovasi
baru seperti fitur – fitur serta kampanye yang miliki tujuan untuk menarik hati konsumennya
dan lebih meyakinkan konsumennya bahwa Gojek tetap memberikan layanan yang sempurna
di tengah Covid-19 ini. Gojek memberikan segala kemudahan untuk konsumennya seperti
pesan antar makanan, layanan belanja, membeli tiket, sampai konsultasi kesehatan.

Selain fitur – fitur yang lengkap untuk mempermudah konsumen dimasa pandemic ini,
Gojek juga melakukan strategi agar dapat bertahan ditengah pandemic. Yaitu dengan cara
melakukan komunikasi yang baik kepada audience media socialnya dan melakukanbentuk
kepedulian terhadap target audience. Dengan strategi tersebut gojek dapat menarik hati para
audience yang dituju.
2. Analisis
a. Channel Youtube Gojek Indonesia
Gojek memanfaatkan Youtube untuk menerapkan strategi storytelling mereka,
dimana jika dilihat dari teori bahwa storytelling adalah hal yang bisa dimanfaatkan untuk
konsumen mengingat suatu brand. Konten storytelling dari Gojek sendiri bertajuk “Iklan
Ramadan Gojek 2021 Mengandung Bawang” ini diproduksi saat tengah pandemi Covid-
19. Konten ini memiliki durasi selama 1 menit 11 detik dan sudah menghasilnya 68.335
views.
Analisis :
Seperti yang ada para teori yaitu Third-Wave: Authentic Story-Driven Connection
dimana Gojek memanfaatkan media sosial sebagai media pemasaran mereka dengan
merubah cara pemasaran mereka dengan kekuatan autentik dan relevan dengan
konsumennya. Strategi yang digunakan oleh Gojek ini adalah strategic brand story,
mereka mengangkat kisah yang menarik, autentik serta melibatkan narasi tentang
berubahnya keadaan bulan Ramadhan dikala pandemi Covid-19 dimana masyarakat
harus menjaga jarak dan tidak berkerumun disuatu tempat padahal bulan Ramadhan
adalah bulan yang khas dengan kebersamaan dan saling berbagi. Gojek juga mengangkat
program kerjasamanya dengan ecommerce lain yaitu Tokopedia dengan menyelipkan
penggalan cerita bahwa bulan Ramadhan kali ini konsumen masih bisa berbagi dengan
menggunakan layanan pengiriman mereka.
Cerita awal dari video ini menunjukkan seorang wanita yang sedang memegang
handphonenya menonton video bulan Ramadhan yang ia lalui bersama teman-temannya
dan setelah itu menunjukan wanita tersebut sendirian dimeja makannya. Tetapi dengan
keterbatasan keadaan tidak membuat wanita tersebut putus silahturahmi dari teman-
temannya dengan mengirimkan sesuatu yang teman-temannya suka atau butuhkan. Lalu
wanita tersebutpun mengirimkan barang dan makanan yang diinginkan dan disuka
dengan teman-temannya satu persatu divideo tersebut menunjukkan seorang driver Gojek
mengantarkan barang menggunakan kotak yang bertuliskan Tokopedia, kreatifitas dari
Gojek tidak sampai situ dimana video ini tidak hanya menyentuk emosi negative
(unpleasant) kesedihan karena kondisi bulan Ramadhan yang sudah tidak lagi sama
tetapi juga emosi positive (pleasant) amusement keceriaan karena sisi humor yang
ditampilkan pada saat teman-teman dari wanita tersebut mendapatkan kiriman barang.
Mereka diawal menangis haru tetapi kemudia air matanya begitu deras menuju barang
yang ada dirumahnya hingga terbang bahkan sampai ada yang melayang karena air
matanya yang begitu deras menuju ketanah.
Gojek juga menggunakan campuran antara Consumer-centric Tactical Stories dan
Company-centric Tactical Stories karena mereka membuat cerita dimana konsumen dan
juga mitra driver gojek yang merupakan bagian dari perusahaan sebagai pemeran dalam
cerita tersebut. Cerita ini juga berusaha mengangkat sisi emosional dari konsumen dilihat
dari cerita yang diciptakan bedasarkan Live in the Moment yaitu salah satu elemen dari
storytelling yang mengaplikasikan cerita berdasarkan sesuatu yang sedang dialami saat
ini yaitu Covid-19.

Gojek adalah ecommerce yang beberapa layanan yang disediakan oleh mereka
berhubungan langsung atau bertemu langsung dengan konsumen. Disaat pandemi Covid-
19 seperti ini Gojek membuat campaign protokol J3K yaitu jaga kebersihan, jaga
keamanan dan jaga kesehatan dengan tagline cara aman hidup nyaman pakai Gojek.
Analisis:
Lagi-lagi Gojek menggunakan strategi Strategic brand-story pada storytelling nya
dengan menyampaikan campaign protokol J3K ini. Ada 3 cerita dengan judul J3K: Agar
Nyaman dalam perjalanan pake Gojek dengan 7juta views, Protokol J3K untuk makan
nyAMAN bareng GoFood dengan 4juta views, dan Cara aman hidup nyaman pake Gojek
dengan 50ribu views.

3.
4.
Dalam ketiga cerita ini Gojek menunjukkan bahwa mereka sudah menerapkan
protokol baru dalam perubahan gaya hidup masyarakat. Mulai dari menceritakan para
mitra driver yang sudah memenuhi syarat untuk bekerja seperti pengecekan suhu tubuh,
cuci tangan dengan benar, memakai masker dengan benar dan kendaraan mereka yang
sudah disinfektan sebelum melakukan perjalanan. Lalu menunjukkan para pekerja mitra
umkm dari salah satu fitur mereka yaitu Gofood sudah melakukan protokol yang sama
sebelum mereka bekerja menyediakan makanan untuk para konsumen dan yang terakhir
menunjukkan keamanan-keamanan yang disediakan Gojek dan cara masyarakat menjaga
kesehatan contohnya seperti minum vitamin.
Gojek mengemasnya dengan menggunakan animasi atau kartun untuk menarik
perhatian para konsumen, tidak hanya sekedar informasi yang membosankan yang
dikomunikasikan oleh Gojek tetapi juga cara penyampaian yang humoris juga diterapkan
oleh Gojek dimana menimbulkan emosional positive (pleasant) amusement yaitu
keceriaan bagi para konsumen yang menyaksikan. Pada cerita ini Gojek lebih fokus
dalam menceritakan tentang perusahaannya dengan fitur-fitur keamanan yang mereka
sediakan pada saat ini dan juga dalam animasi tersebut hanya menunjukkan mitra driver
sebagai pemeran utamanya sehingga bisa dibilang mereka menerapkan Company-centric
Tactical Story. Dengan segala informasi yang diceritakan Gojek ini membuat storytelling
yang dilakukan mengandung beberapa elemen seperti Live in the moment dimana Gojek
menerapkan fitur untuk mendukung perubahan hidup masyarakat akibat pandemi Covid-
19 dan Be shareworthy in everything you do dimana konten-konten informasi tentang
Gojek ini berguna bagi masyarakat yang akan menggunakan layanan Gojek dan bisa
merasa nyaman.
Gojek menunjukkan bahwa mereka tetap akan menjaga kualitas pelayanan
mereka walaupun dalam perubahan gaya hidup masyarakat dengan menyesuaikannya,
membagikan informasi dengan kata-kata ringan dan bahasa sehari-hari yang mudah
dimengerti serta humor yang terkandung didalam informasi tersebut membuat Gojek
memiliki ketiga personality visual storytelling yaitu Hardworking, Down to Earth dan
Fun to be Around.

Anda mungkin juga menyukai