83 164 5 PB
83 164 5 PB
E-ISSN: 2615-1553
ABSTRAKS
Kegiatan pemberian pakan, air, dan vitamin (Parmin) di desa galih lunik Lampung Selatan masih
dilakukan secara konvensional. Kegiatan tersebut bagi peternak ayam akan menyita waktu dan t en a g a
serta terkadang peternak lupa untuk memberi pakan dan air pada ayam, ha l tersebut dapat
berdampak negatif untuk hasil ternak yang didapat. Jika peternak lupa memberi pakan maka akan
berdampak pada perkembangan bobot ayam, sedangkan jika lupa memberi air maka dapat
mengakibatkan stres yang berujung kematian pada ayam. Usulan pemberian pakan, air dan vitamin
pada ayam dapat dipermudah dengan penggunaan alat mekanik yang dapat dikontrol oleh pera l a t a n
elektronik. Sistem ini merupakan sebuah alat kontrol yang mampu memberikan pakan, air dan vitamin
(Si Parmin) pada ayam sesuai dengan jadwal yang diatur. Perancangan dan pembuatan alat kontrol ini
adalah aplikasi dari teknologi mikrokontroller,timer dan internet. Dengan teknologi tersebut dapat
mempermudah mengatur jadwal pemberian pakan, air dan vitamin, sehingga dapat membantu
meringankan tugas peternak ayam.
Kata Kunci: IoT, Mikrokontroler, internet, pakan, air, vitamin
I. PENDAHULUAN
Desa Galih Lunik merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi
Lampung. Sebagian besar penduduk di Desa Galih Lunik ini bekerja sebagai peternak ayam ras
pedaging (broiler). Ayam ras pedaging ini adalah jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa -bangsa
ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Ayam ras
pedaging telah dikembangkan sangat pesat di setiap negara, baik berupa UKM maupun perusahaan besar.
Memberi ayam pakan, air dan vitamin setiap 6 jam, bagi peternak ayam khususnya yang ada di
Desa Galih Lunik yang memiliki sejumlah besar ayam, menjadi tugas yang sulit. Umumnya para
peternak ayam ini masih menggunakan sistem manual untuk memberi pakan, air dan vitamin untuk
ayam-ayam yang dipelihara. Peternak menggunakan tangan untuk menaburkan pakan pada tempat
pakan pada pagi hari setiap jam 07.00 dan sore hari setiap jam 17.00, menuangkan air untuk memberi minum
pada tempat minum pada pagi hari jam 07.00 dan pada siang hari jam 13.00 serta malam hari jam 19.00.
Selain itu peternak memberi asupan vitamin untuk membuat ayam pedaging selalu sehat dan bebas
dari penyakit yang biasanya diberikan dipagi pukul 07.00 dan siang pukul 13.00, mereka berjalan
sepanjang kandang yang relatif cukup luas.
Kegiatan pemberian pakan, air, dan vitamin yang dilakukan secara manual tersebut bagi peternak ayam
akan menyita waktu dan tenaga serta terkadang peternak lupa untuk memberi pakan dan air pada
ayam, hal tersebut dapat berdampak negatif untuk hasil ternak yang didapat. Jika peternak lupa
memberi pakan maka akan berdampak pada perkembangan bobot ayam, sedangkan jika lupa memberi
air maka dapat mengakibatkan stres yang berujung kematian pada ayam.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu peternak ayam dalam pemberian pakan, air dan vitamin
yang selama ini dilakukan secara konvensional. Dengan demikian, maka para peternak ayam tidak perlu lagi
3 kali sehari ke kendang hanya untuk memberikan makan, karena semua dapat dilakukan melalui smartphone
mereka. Hasil yang ingin di capai dari penelitian ini adalah mengurangi tingkat stress ayam karena
keterlmbatan pemberian makanan sehingga dapat meningkatkan bobo t ayam dari pengelolaan konvensional
menjadi komputer.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Peternakan
Peternakan adalah kegiatan memelihara hewan ternak untuk dibudidayakan dan mendapatkan
keuntungan dari kegiatan tersebut. Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja.
Pemeliharaan dan peternakan perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan (Rasyaf,1994). Tujuan
peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip -prinsip manajemen pada faktor-faktor
511
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561
E-ISSN: 2615-1553
produksi yang telah dikombinasikan secara optimal. Kegiatan di bidang peternakan da pat dibagi atas
dua golongan, yaitu peternakan hewan besar (sapi, kerbau dan kuda), sedangkan kelompok kedua
yaitu peternakan hewan kecil (ayam, kelinci dan lain -lain). Sistem peternakan diperkirakan
telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai dengan domestikasi anjing, kambing, dan domba.
Peternakan semakin berkembang pada masa Neolitikum, yaitu masa ketika manusia mulai tinggal
menetap dalam sebuah perkampungan. Setelah itu manusia juga memelihara sapi dan kerbau untuk diambil
kulit dan susunya serta memanfaatkan tenaganya untuk membajak tanah. Manusia juga mengembangkan
peternakan kuda, babi, unta, dan lain-lain (James, 2004).
B. Pakan Ayam Pedaging
Ardana (2009) menyatakan bahwa pakan yang paling cepat menaikkan daging ayam sebenarnya
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produksi daging dan telur yang diinginkan oleh
peternak. Berkembangnya industri pakan untuk mendukung perkembangan unggas terlihat dari
berkembangnya pabrik pakan yang memproduksi pakan unggas. Pabrik pakan yang ada di Indonesia
hampir 84% memproduksi pakan unggas (Tillman et al., 1991). Jumlah produksi pakan dari tahun ketahun
dapat dilihat dari peningkatan permintaan pakan (Fuller et al., 1993). Pakan unggas yang diproduksi pabrik
pakan terdiri atas pakan komplit dan konsentrat. Pakan komplit adalah pakan yang sudah mengandung
seluruh kebutuhan nutrien ternak yang akan diberi pakan.
C. Air Minum Ayam Pedaging
Anggorodi (1985) mengemukakan bahwa pemberian air minum dilakukan secara ad libitum (tidak
terbatas), dan terkontrol. Pengaturan air minum juga sangat penting, karena kekurangan pasokan air
minum dapat mengurangi laju pertumbuhan ayam. Tubuh anak ayam terdiri dari 80% air. Air sangat
dibutuhkan untuk membantu pencernaan, pertumbuhan dan hidup khususnya pada 8-12 jam pertama.
Air minum harus tersedia sepanjang waktu dan dipastikan terbebas dari kontaminasi. Dehidras i 20% pada
tubuh anak ayam dapat berakibat fatal.
Jumlah nipple drinker dalam satu kandang harus memenuhi kebutuhan tiap ekor ayam. Beberapa
hal lainnya yang perlu diperhatikan antara lain:Ketinggian dan kualitas air minum. Tempat air minum
selalu rutin dicek ketinggiannya dan disesuaikan agar nipple sejajar dengan paruh ayam dan
disesuaikan dengan pertumbuhan tinggi ayam sehingga dalam waktu kurang lebih satu minggu sekali
ketinggian nipple ditambah. Namun lebih tepatnya penambahan tinggi tempat ini mengikuti
pertumbuhan ayam, yaitu tinggi mulut/tepi tempat minum diatur sejajar dengan punggung ayam.
Kualitas air sangat penting karena kebutuhan minum ayam adalah 1.6–2 kali lipat dari jumlah pakan yang
dikonsumsinya. Perlu dilakukan juga penambahan kaporit/chlorine pada air minum. Tujuan dari klorinasi
(pemberian kaporit/ klorin) adalah sebagai upaya sanitasi air minum yang dapat membunuh bakteri dan
mikroorganisme lain yang mencemari air. Klorinasi dilakukan dengan cara memasukkan klorin
sebanyak 3-5 ppm ke dalam air minum. Umumnya klorin dijual di pasaran dalam bentuk kaporit atau calcium
hypochlorite (CaOCl2). Jika kaporitnya murni, untuk memperoleh kadar yang tepat dalam air minum
dibutuhkan 6-10 gram kaporit tiap 1.000 liter air. Namun jika kaporit yang dimiliki hanya berkonsentrasi
50%, dosis kaporit yang digunakan menjadi dua kali lipat, yaitu 12-20 gram tiap 1.000 liter air.
Tempat minum dibersihkan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Jika memungkinkan, setidaknya
setiap 2 kali dalam setahun dilakukan pengujian terhadap air minum atau uji sanitasi air minum yang
digunakan untuk memastikan bahwa air minum tersebut mengandung mineral atau bahan organik dalam
jumlah 9 yang dapat diterima serta mengetahui ada atau tidaknya kontaminasi mikroba serta cemaran
logam berat pada air minum
D. Vitamin Ayam Pedaging
Pemberian vitamin bagi ayam di suatu peternakan sudah menjadi hal yang wajib, bahkan terprogram
secara rutin. Tapi jika peternak ditanya mengapa mereka memberikan vitamin pada ayamnya, maka
alasannya pun beragam. Ada yang sekadar memenuhi “program” manajemen pemeliharaan yang disusun
oleh kelompok inti (bagi plasma kemitraan). A da pula yang memberikan alasan kuat, yaitu karena
tingkat stres lingkungan sedang tinggi (Soeharto, 1991). Menurut Sidadalog (1999) sebenarnya pakan jadi
yang dijual di pasaran sudah ditambahkan vitamin oleh pihak pabrik pakan sesuai standar kebutuhan
vitamin masing-masing ayam. Akan tetapi, mengandalkan asupan vitamin hanya dari pakan saja
ternyata tidak cukup, sehingga peternak kadang masih perlu menambahkan vitamin lewat air minum.
E. Internet of Things
Internet of Things, atau dikenal juga dengan singkatan IoT, merupakan sebuah konsep yang
bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus -menerus.
Adapun kemampuannya seperti berbagi data, remote co ntrol, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di
dunia nyata contohnya bahan pangan, elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup
yang semuanya tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan s elalu aktif.
512
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561
E-ISSN: 2615-1553
513
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561
E-ISSN: 2615-1553
A. Desain Alat
Perancangan dan pembuatan alat kontrol ini adalah aplikasi dari teknologi mikrokontroller,timer dan
internet. Dengan teknologi tersebut dapat mempermudah mengatur jadwal pemberian pakan, air dan
vitamin, sehingga dapat membantu meringankan tugas peternak ayam. Desain alat kontrol pemberian
pakan, air, dan vitamin pada ayam disajikan pada gambar 5.
514
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561
E-ISSN: 2615-1553
B. Prototipe Alat
Setelah desain alat dari sistem selesai dibuat, dilanjutkan pada proses pembuatan ptototipe pemberi
pakan, air, dan vitamin secara otomatis. Ukuran dari.prototipe yang dibuat yaitu: Ukuran alat : 94,5 x 31,5 x
42, Untuk bagiannya , ukuran tempat pakan : 94,5 x 15,5 x 20,5. Ukuran tempat vitamin : 31,5 x 14 x
20,5.[10:43, Ukuran tempat air : 63 x 14 x 20,5 dengan rincian Air 6 liter Vitamin 3 liter, Pakan 6 kilo.
Protortipe berkapasitas Untuk 10 ayam.
515
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561
E-ISSN: 2615-1553
516
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI 2018 P-ISSN: 2615-1561
E-ISSN: 2615-1553
Uji coba alat dilakukan pada 10 ekor ayam pedaging. 5 ayam diberikan pakan, air, dan
vitamin secara manual dan 5 ayam lagi menggunakan alat (kandang ayam si parmin) secara otomatis
ditempat yang dipisahkan. Hasil yang diperoleh s etelah 20 hari melakukan percobaan, didapatkan data
bahwa ayam yang dirawat secara manual menghasilkan bobot ayam rata -rata sebesar 1,3 kg.
Sedangkan hasil yang didapatkan dengan Kandang Ayam Si PARMIN mendapatkan bobot ayam rata -
rata sebesar 1,5 Kg.
V. SIMPULAN
Dengan hasil pengujian yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa sistem pakan, air dan vitamin yang
dibuat sudah dapat difungsikan untuk pemberian pakan, air dan vitamin yang biasanya di lakukan oleh
peternak. Dengan demikian, maka sistem dapat membantu meringankan pekerjaan peternak dalam kegiatan
perawatan ayam boiler.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak Universitas Teknokrat Indonesia yang telah
membantu dan mendukung penelitian yang dilakukan oleh dosen di lingkungan Universitas.
DAFTAR PUSTAKA
AAK, 1993, Beternak Ayam Pedaging, Kanisius, Yogyakarta.
Ardana, Ida Bagus Komang. 2009. Ternak Broiler. Edisi I., Cetakan I. Swasta
Nulus, Denpasar.
Abidin, 2002, Meningkatkan Produktifitas Ayam Ras Pedaging, PT Agro Media
Pustaka: Jakarta.
Arduino Indonesia, 2013, arduino uno, http://arduino.or.id/hardware/8
Journal, Tekno, Internet of things era baru semua benda dikendalikan melalui
jaringan internet, 2015
Parrakasi,1983, Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogastrik, Angkasa:
Bandung.
Rasyaf, M, 1994, Manajemen Peternakan Ayam Kampung, Kanisius, Yogyakarta.
Soeharto, P., 1991, Biokimia Nutrisi (Vitamin), Ed, 1sn. BPFE: Yogyakarta.
517