Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

LEMBAGA
KEUANGAN
(3 SKS)
Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah:
• Dasar hukum dan pengertian
• Kegiatan usaha, produk, dan prinsip bank
syariah

Tatap Muka Kode Mata Kuliah : W1219001


Fakultas : Bisnis dan Ilmu Sosial

Program Studi : Akuntansi 07 Disusun Oleh


MM
: Ika Puji Saputri, SE.,
ABSTRAK TUJUAN
Bank Syariah atau dapat juga disebut sebagai
bank Islam adalah lembaga yang berfungsi
Mahasiswa mampu menjelaskan
sebagai intermediasi yaitu mengerahkan dana
Bank Umum Berdasarkan Prinsip
dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-
Syariah: Dasar hukum dan
dana tersebut kepada masyarakat yang
pengertian, Kegiatan usaha, produk,
membutuhkan dalam bentuk pembiayaan tanpa
dan prinsip bank Syariah.
berdasarkan prinsip bunga, melainkan
berdasarkan prinsip Syariah.

2021 Lembaga Keuangan


2 Ika Puji Saputri, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
PEMBAHASAN
 Pendahuluan
Perbankan dalam kehidupan suatu negara adalah salah satu agen pembangunan
(Agent of Development). Hal ini dikarenakan fungsi utama dari perbankan itu sendiri
sebagai lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Fungsi
inilah yang lazim disebut sebagai intermediasi keuangan (financial intermediary function).
Perbankan nasional memegang peranan dan strategis dalam kaitannya dengan penyediaan
permodalan pengembangan sektor-sektor produktif, lembaga perbankan hampir ada di
setiap negara karena keberadaannya sangat penting, yaitu untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan perekonomian negara.
Terkait dengan hal tersebut di Indonesia fungsi dan peran dimaksud dijalankan oleh
dua sistem perbankan, yaitu perbankan konvensional sebagaimana diatur dalam Undang-
undang Nomor 10 Tahun 1998, Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1992 Tentang Perbankan (Selanjutnya disingkat UUP 1998), dan perbankan syariah
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan
Syariah (Selanjutnya disingkat UUPS 2008).
Berlakunya dua peraturan perundang-undangan perbankan ini menunjukkan bahwa
Indonesia menganut dual banking system, yakni dipraktikannya dua sistem perbankan yang
berbeda dalam satu negara, dalam hal ini perbankan konvensional dan perbankan syariah.
Keduanya secara yuridis formal mempunyai kedudukan yang sama sebagai agent of
development dan sebagai intermediary financial. Hanya saja dalam menjalankan kegiatan
usahanya terdapat perbedaan, bank konvensional mendasarkan pada demokrasi ekonomi
dan prinsip kehati-hatian, sedangkan pada bank syariah selain demokrasi ekonomi dan
prinsip kehati-hatian juga mendasarkan pada prinsip syariah.

 Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah: Dasar hukum dan pengertian


Bank berasal dari kata bangue (bahasa Perancis) dan dari kata banco (bahasa
Italia) yang berarti peti/lemari dan bangku menjelaskan fungsi dasar dari bank komersial,
yaitu: pertama, menyediakan tempat untuk menitipkan uang dengan aman (safe keeping
function), kedua, menyediakan alat pembayaran untuk membeli barang dan jasa
(transaction function).

2021 Lembaga Keuangan


3 Ika Puji Saputri, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Menurut Undang-Undang RI nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan bahwa Bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Sedangkan Kasmir megatakan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana
tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

Bank Syariah atau dapat juga disebut sebagai bank Islam adalah lembaga yang
berfungsi sebagai intermediasi yaitu mengerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkan
kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk
pembiayaan tanpa berdasarkan prinsip bunga, melainkan berdasarkan prinsip syariah.
Transaksi yang berdasarkan syariah tidak menerapkan bunga yang bersifat
memastikan keuntungan. Transaksi kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh bank syariah
adalah sesuai dengan teori keuangan, return goes along with risk (return selalu beriringan
dengan resiko). Jadi, kegiatan operasional dalam perbankan syariah berdasarkan prinsip
bagi hasil yang selalu memperhatikan aspek keadilan dan perlindungan yang seimbang
terhadap kepentingan berbagai pihak yang bersangkutan dengan bersama-sama membagi
keuntungan dan kerugian (profit and loss sharing).

Dasar Hukum Bank Syariah


Bank syariah secara yuridis normatif dan yuridis empiris diakui keberadaannya di
Negara Indonesia. Pengakuan secara yuridis normatif tercatat dalam peraturan perundang-
undangan di Indonesia, Sedangkan secara yuridis empiris, bank syariah diberi kesempatan
dan peluang yang baik untuk berkembang di seluruh wilayah Indonesia. Upaya intensif
pendirian bank syariah di Indonesia dapat ditelusuri sejak tahun 1988, yaitu pada saat
pemerintah mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober (Pakto) yang mengatur deregulasi
industri perbankan di Indonesia, dan para ulama waktu itu telah berusaha mendirikan bank
bebas bunga.

2021 Lembaga Keuangan


4 Ika Puji Saputri, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Hubungan yang bersifat akomodatif antara masyarakat muslim dengan pemerintah
telah memunculkan lembaga keuangan (bank syariah) yang dapat melayani transaksi
kegiatan dengan bebas bunga. Kehadiran bank syariah pada perkembangannya telah
mendapat pengaturan dalam sistem perbankan nasional. Pada tahun 1990, terdapat
rekomendasi dari MUI untuk mendirikan bank syariah, tahun 1992 dikeluarkannya Undang-
Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan yang mengatur bunga dan bagi hasil.
Dikeluarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang mengatur bank
beroperasi secara ganda (dual system bank), dikeluarkan UU No. 23 Tahun 1999 yang
mengatur kebijakan moneter yang didasarkan prinsip syariah, kemudian dikeluarkan
Peraturan Bank Indonesia tahun 2001 yang mengatur kelembagaan dan kegiatan
operasional berdasarkan prinsip syariah, dan pada tahun 2008 dikeluarkan UU No. 21
Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Pengaturan (regulasi) perbankan syariah bertujuan
untuk menjamin kepastian hukum bagi stakeholder dan memberikan keyakinan kepada
masyarakat luas dalam menggunakan produk dan jasa bank syariah.

Tujuan Bank Syariah


Bank-bank Islam yang dikembangkan berdasarkan prinsip syariah tidak pernah
membolehkan pemisahan antara hal yang temporal (keduniawian) dan keagamaan. Jadi
antara keberhasilan dunia dan akhirat harus seimbang. Prinsip ini juga mengharuskan
kepatuhan sebagai dasar dari semua aspek kehidupan, yang artinya kepatuhan tidak hanya
alam ibadah ritual tetapi juga dalam transaksi bisnis juga harus sesuai prinsip syariah.
Perbankan Islam bukan hanya ditujukan terutama untuk memaksimumkan
keuntungan semata, melainkan untuk memberikan keuntungan- keuntungan sosio
ekonomis bagi orang-orang muslim dan masyarakat luas. Bank syariah yang telah
berkembang saat ini mempunyai tugas dan tujuan mulia selain sebagai salah satu lembaga
yang komersil tetapi juga sebagai suatu lembaga yang memperhatikan berbagai aspek
kesejahteraan sosial.
Bank syariah mempunyai bebrapa tujuan di antaranya sebagai berikut:
1) Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk ber-muamalat secara islam, khusunya
muamalat yang berhubungan dengan perbankan, agar terhindar dari praktik-praktik
riba atau jenis-jenis usaha atau perdagangan lain yang mengandung unsur gharar
(tipuan), di mana jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang dalam islam, juga telah
menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi rakyat

2021 Lembaga Keuangan


5 Ika Puji Saputri, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
2) Untuk menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi dengan jalan meratakan
pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan yang amat besar
antara pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana
3) Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang berusaha
yang lebih besar terutama kelompok miskin, yang diarahkan kepada kegiatan usaha
yang produktif, menuju terciptanya kemandirian usaha.
4) Untuk menganggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya merupakan
program utama dari negara-negara yang sedang berkembang. Upaya bank syariah di
dalam mengentaskan kemiskinan ini berupa pembinaan nasabah yang lebih menonjol
sifat kebersamaan dari siklus usaha yang lengkap seperti program pembinaan
pengusaha produsen, pembinaan pedagang perantara, program pembinaan
konsumen, program pengembangan modal kerja dan program pengembangan usaha
bersama
5) Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter. Dengan aktivitas bank syariah akan
mampu menghindari pemanasan ekonomi diakibatkan adanya inflasi, mengindari
persaingan yang tidak sehat antara lembaga keuangan
6) Untuk menyelamatkan ketergantungan umat islam terhadap bank non-syariah

ASAS PERBANKAN SYARIAH


Perbankan syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan:
a) Prinsip Syariah
yaitu dalam kegiatan usahanya tidak mengandung unsur riba, maisir, gharar, haram
dan zalim
b) Demokrasi ekonomi
yaitu kegiatan ekonomi syariah yang mengandung nilai keadilan, kebersamaan,
pemerataan dan kemanfaatan
c) Prinsip Kehati-hatian
yaitu pedoman pengelolaan bank yang wajib dianut guna mewujudkan perbankan yang
sehat, kuat, dan efisien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

 Kegiatan usaha, produk, dan prinsip bank syariah


Kegiatan Usaha Syariah
Kegiatan usaha dan produk Bank Umum Syariah sebagai berikut:

2021 Lembaga Keuangan


6 Ika Puji Saputri, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
a. Kegiatan menghimpun dana dengan akad wadiah berupa giro, tabungan, atau bentuk
lain yang sama.
b. Kegiatan menghimpun dana dalam bentuk investasi berdasarkan akad mudharabah.
c. Penyaluran pembiayaan bagi hasil dengan akad mudharabah, musyarakah atau akad
lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
d. Penyaluran pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam, istisna atau akad lain
yang sesuai prinsip syariah.
e. Penyaluran pembiayaan melalui akad qardh.
f. Kegiatan menyalurkan pembiayaan penyewaan barang dalam bentuk ijarah atau ijarah
muntahia bittamlik.
g. Kegiatan jasa berdasarkan akad hiwalah, kartu pembiayaan, wakalah, kafalah, kartu
hasanah.
h. Kegiatan dalam bidang sosial seperti zakat, infak, shadaqah.
i. Produk- produk lain yang tetap sesuai dengan prinsip syariah.

Produk Bank Syariah


Pada dasarnya sama seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Menurut
Wangsawidjaja (2012) dan Sutedi (2011), yaitu produk perbankan syariah dibedakan
menjadi 3 yaitu, pendanaan (funding), pembiayaan (lending) dan produk-produk jasa.
a. Produk- Produk Pembiayaan (Lending)
1. Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli dengan marjin (murabahah).
Murabahah adalah transaksi jual beli yang mana bank bertindak sebagai penjual
sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari
pemasok ditambah keuntungan tertentu. Kedua pihak harus menyepakati harga jual
dan jangka waktu pembayaran. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika
telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunnya akad. Dalam perbankan,
murabahah lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran cicilan. Dalam transaksi ini
barang diserahkan segera setelah akad sedangkan pembayaran dilakukan secara
tangguh. Contohnya, yaitu pembelian kendaraan bermotor
2. Pembiayaan dengan prinsip jual beli dengan pembayaran dilakukan di muka
(salam).
Salam adalah transaksi jual beli yang mana barang yang diperjualbelikan belum ada
namun kuantitas, kualitas, harga dan waktu penyerahan barang harus ditentukan
secara pasti. Bank membayar secara tunai kepada supplier dan barang diserahkan

2021 Lembaga Keuangan


7 Ika Puji Saputri, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
secara tangguh. Ketika barang telah diserahkan kepada bank, maka bank akan
menjualnya kepada rekanan nasabah, atau kepada nasabah itu sendiri secara tunai
atau cicilan.
3. Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli dengan pesanan (istishna).
Produk istishna menyerupai produk salam, namun dalam istishna pembayarannya
dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayaran. Skema istishna dalam
bank syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.
4. Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa (ijarah)
Transaksi ijarah adalah transaksi dimana bank menyewakan suatu obyek sewa
kepada nasabah, dan atas manfaat yang diterima oleh nasabah atas penggunaan
obyek sewa yang disewakan tersebut, bank memperoleh ongkos sewa. Pada akhir
masa sewa, bank dapat mengalihkan barang yang disewakannya kepada nasabah.
Oleh karena itu, dalam perbankan syariah dikenal ijarah muntahhiya bittamlik (sewa
yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan). Harga sewa dan harga jual
disepakati pada awal perjanjian.
5. Kemitraan (musyarakah)
Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah kemitraan (musyarakah). Transaksi
musyarakah adalah semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih yang
mana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik
yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Secara spesifik bentuk kontribusi dari
pihak yang bekerja sama dapat berupa dana, barang perdagangan (trading asset),
kewiraswataan (enterpreneurship), kepandaiaan (skill), kepemilikan (property),
peralatan (equipment), atau intangiable asset (seperti hak paten atau goodwil),
kepercayaan atau reputasi (credit worthiness) dan barang-barang lainnya yang dapat
dinilai dengan uang.
6. Penyertaan modal (mudharabah)
Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak yang mana salah
satu pihak mempercayakan sejumlah modal kepada pihak lain yang bertindak
sebagai pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan.
Dalam mudharabah tidak dipersyaratkan adanya wakil pemilik modal (shahibul maal)
dalam manajemen proyek.
b. Produk-Produk Pendanaan (funding)
1. Tabungan

2021 Lembaga Keuangan


8 Ika Puji Saputri, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Tabungan adalah simpanan dari nasabah dengan tingkat keleluasaan penarikan dana
tertentu berdasarkan syarat-syarat yang disepakati. Pada umumnya produk tabungan
pada bank syariah menggunakan skema/akad wadiah dan mudharabah. Tabungan
yang menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah dan mudharabah mutlaqah
memungkinkan bank untuk mengelola dana. Perbedaanya hanya terletak pada
imbalan yang diberikan. Untuk tabungan dengan prinsip wadiah yad dhamanah maka
bank akan memberikan imbalan berupa bonus, sementara untuk tabungan dengan
prinsip mudharabah mutlaqah maka imbalan yang diberikan berupa bagi hasil.
2. Giro
Pengertian giro adalah simpanan yang dapat diambil kapan saja dengan
menggunakan cek, bilyet giro, pemindahbukuan atau alat perintah pembayaran lain.
Sama halnya dengan tabungan, giro pada bank syariah juga menggunakan prinsip
wadiah tetapi tidak menggunakan prinsip mudharabah. Dewan Syariah Nasional
menetapkan bahwa giro wadiah tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam
bentuk pemberiaan yang bersifat suka rela dari pihak bank.
3. Deposito
Deposito pada bank syariah lazimnya menggunakan akad mudharabah mutlaqah.
Pengertian dari deposito dengan akad mudharabah mutlaqah sendiri adalah investasi
tidak terikat pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya dapat dilakukan pada
waktu tertentu dengan pembagian hasil sesuai dengan nisbah yang telah disepakati
dimuka antara nasabah dengan bank syariah yang bersangkutan.
c. Produk-Produk Jasa
1. Pengambilan utang piutang (hawalah)
Hawalah adalah transaksi pengalihan utang piutang. Bank mendapat ganti biaya atas
jasa pemindahan utang piutang. Dalam praktek perbankan syariah, fasilitas hawalah
lazimnya untuk membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan
produksinya.
2. Pelimpahan/gadai (rahn)
Pelimpahan atas suatu kekuasaan (barang) oleh nasabah kepada bank untuk
mendapatkan sejumlah dana (uang) dan oleh karenanya bank berhak atas sejumlah
imbalan.
3. Pinjaman uang (qardh)
Qardh adalah pinjaman uang. Aplikasi qardh dalam perbankan antara lain untuk
pinjaman talangan haji, dimana nasabah talangan haji diberikan pinjaman talangan

2021 Lembaga Keuangan


9 Ika Puji Saputri, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
untuk memenuhi syarat penyetoran biaya perjalanan haji. Nasabah akan melunasinya
sebelum keberangkatannya naik haji. Atas jasa bank memberikan dana talangan
tersebut bank dapat memperoleh fee (ujrah).
4. Perwakilan (wakalah)
Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan (pekerjaan) dari nasabah kepada bank dan
atas jasanya tersebut bank berhak meminta imbalan tertentu. Contoh: pembukaan
L/C dan transfer uang.
5. Penjaminan (kafalah)
Produk di perbankan syariah yang menggunakan skema kafalah adalah produk bank
garansi. Dalam kafalah, terdapat pengalihan tanggung jawab nasabah kepada bank
dan atas jasanya bank berhak meminta imbalan. Contoh: kafalah digunakan dalam
produk kartu kredit syariah.
6. Titipan (wadiah)
Konsep titipan untuk produk jasa pada umumnya menggunakan skema wadiah
amanah dimana bank tidak boleh menggunakan harta yang dititipkan tersebut.
Contoh aplikasi di perbankan yaitu save deposit box

Prinsip Bank Syariah


Prinsip dasar perbankan syariah berdasarkan pada al-Quran dan sunah. Secara lebih
detail, perbankan syariah telah merumuskan prinsip- prinsip yang menjadi landasan
pengaturan kelembagaan dan kegiatan operasional sebagai berikut:

2021 Lembaga Keuangan


10 Ika Puji Saputri, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003)
 Mardani. 2015. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. Jakarta: Prenada
Media Group.
 M. Syafi’i Antonio, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alfabeta,
2006), cet ke-4, h. 2
 Muhammad Syafi’i Antonio, Dasar- Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka
Alfabeta, 2006)
 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam, (Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 2007)
 Soemitra, Andri. 2016. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Prenada Media
 Sudarsono, Heri. 2015. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah : Deskripsi dan ilustrasi,
Edisi 4. Yogyakarta: Ekonisia.

2021 Lembaga Keuangan


11 Ika Puji Saputri, SE., MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai