Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN TERHADAP URINE

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA 

NAMA
NIM
KEL.PRAKTIKUM/KELAS
JUDUL :

LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013

LAPORAN PRAKTIKUM 
BIOKIMIA 1 

NOMOR PRAKTIKUM : I
NAMA PRAKTIKAN : 
NIM : 
JUDUL PRAKTIKUM : PEMERIKSAAN TERHADAP URINE 
TUJUAN PERCOBAAN :
           Mengetahui dan memahami prinsip pemeriksaan urine sebagai salah satu muatan
kompetensi dalam bidang keahlian biokimia klinik sebagai dasar dari keahlian di bidang
Biokimia klinik.

DASAR TEORI
            Urin atau air seni maupun air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal
yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin
diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan
untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan
urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter
menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
             Dari urin kita bisa memantau penyakit melalui perubahan warnanya. Meskipun tidak
selalu bisa dijadikan pedoman namun Ada baiknya Anda mengetahui hal ini untuk berjaga-jaga.
Urin merupakan cairan yang dihasilkan oleh ginjal melalui proses penyaringan darah. Oleh
kaena itu kelainan darah dapat menunjukkan kelainan di dalam urin.
              Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam
terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan
interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting
bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan
yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau
berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat
diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang
baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes
adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan
mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
               Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari
dalam tubuh. Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan
dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi,
sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran
kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan
berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril
            Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna
kuning pekat atau cokelat. Terapi urin Amaroli adalah salah satu usaha pengobatan tradisional
India, Ayurveda.
             Banyaknya urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh seseorang yang normal sekitar 5
liter setiap hari. Faktor yang mempengaruhi pengeluaran urine dari dalam tubuh tergantung dari
banyaknya ar yang diminum dan keadaan suhu apabila suhu udara dingin, pembentukan urine
meningkat sedangkan jika suhu panas, pembentukan urine sedikit. Pada saat minum banyak air,
kelebihan air akan dibuang melalui ginjal. Oleh karena itu jika banyak minum akan banyak
mengeluarkan urine. Warna urine setiap orang berbeda-beda. Warna urine biasanya dipengaruhi
oleh jenis makanan yang dimakan, jenis kegiatan atau dapat pula disebabkan oleh penyakit.
Namun biasanya warna urine normal berkisar dari warna bening sampai warna kuning pucat      

ALAT DAN BAHAN 


Alat :  
Beaker glass
Urinometer
Gelas ukur
      Kertas Lakmus merah
Kertas Lakmus biru

Bahan :       
Urine pagi
Urine siang 
Urine malam

PEMBAHASAN
  
             Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan analisis pendahuluan Adapun tujuan
dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengevaluasi fungsi ginjal dengan cara urinalisis dan
menginterpretasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh. Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada
sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan
evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes
melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum.

             Berat jenis (yang berbanding lurus dengan osmolalitas urin yang mengukur konsentrasi
zat terlarut) mengukur kepadatan urin serta dipakai untuk menilai kemampuan ginjal untuk
memekatkan dan mengencerkan urin. BJ urine yang rendah persisten menunjukkan gangguan
fungsi reabsorbsi tubulus. Untuk mengukur berat jenis urine dapat menggunakan urometer,
refraktometer dan carik 
celup. 
            Bila dibandingkan dengan berat jenis urin normal yaitu antara 1,003-1,030, maka  sampel
urin masih dalam batas normal. Hal ini menandakan tidak terjadi  gangguan fungsi reabsorpsi
tubulus. Selain itu, Berat jenis urin berhubungan erat  dengan diuresa, makin besar diuresa makin
rendah berat jenisnya dan sebaliknya.  Makin pekat urin makin tinggi berat jenisnya, jadi berat
jenis bertalian dengan  faal pemekat ginjal. Urin yang mempunyai berat jenis 1,020 atau lebih,
menunjukkan bahwa faal pemekat ginjal baik. Keadaan ini dapat dijumpai pada  penderita
dengan demam dan dehidrasi. Sedangkan berat jenis urin kurang dari  1,009 dapat disebabkan
oleh intake cairan yang berlebihan, hipotermi, alkalosis  dan. Berat jenis yang rendah  ini bisa
disebabkan  oleh banyak minum, udara dingin, dan diabetes insipidus. Berat jenis yang tinggi
disebabkan oleh dehidrasi, proteinuria, dan diabetes 
mellitus.

            pH urine normal berkisar antara 4,8-7,5 (sekitar 6,0). Pembacaan pH hendaknya segera
dilakukan (urine dalam kondisi segar), karena urine yang lama cenderung menjadi alkalis
(karena perubahan ureum menjadi amonia). Penentuan pH dapat dilakukan dengan menggunakan
: kertas lakmus, pH-meter. Pemeriksaan pH urine segar dapat memberi petunjuk kearah infeksi
saluran kemih. Namun, tergantung pada status asam-basa, pH kemih dapat berkisar dari 4,5 –
8,0. pH bervariasi sepanjang hari, dipengaruhi oleh konsumsi makanan; bersifat basa setelah
makan, lalu menurun dan menjadi kurang basa menjelang makan berikutnya. 
      
            Urin pagi hari (bangun tidur) adalah yang lebih asam. Obat-obatan tertentu dan penyakit
gangguan keseimbangan asam-basa juga dapat mempengaruhi pH urin. Berikut ini adalah
keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi pH urin :
a.       pH basa : setelah makan, vegetarian, alkalosis sistemik, infeksi saluran kemih (Proteus
atau Pseudomonas menguraikan urea menjadi CO2 dan ammonia), terapi alkalinisasi, asidosis
tubulus ginjal, spesimen basi.
b.      pH asam : ketosis (diabetes, kelaparan, penyakit demam pada anak), asidosis sistemik
(kecuali pada gangguan fungsi tubulus, asidosis respiratorik atau metabolik memicu pengasaman
urine dan meningkatkan ekskresi NH4+), terapi pengasaman.

             Bau yang tercium pada urin adalah menyengat dan berbau amonia. Warna dari urin
tersebut adalah kuning pekat. Warna urin dapat berubah karena faktor makanan atau faktor
patologik. Warna dari urin ini disebabkan oleh adanya zat warna urin yaitu urokrom yang terdiri
dari uroflavin dan laktoflavin atau riboflavin dan uropterin. Warna urin dapat berubah karena
pengaruh obat-obatan, misalnya karena meminum antibiotik atau dapat juga karena adanya
penyakit hati. Bau urin yang pesing karena adanya ammonia yang disekresikan dalam urin.
  
              Pada uji kekeruhan didapatkan urine malam yang paling pekat dibandingkan dengan
urine pada saat pagi hari dan urine pada siang hari. 

KESIMPULAN

1. Urine malam mempunyai warna yang lebih pekat daripada warna urine pada siang atau pagu
hari 
2. Bau urine yang di dapat berbau aromatik
3. Dari urin kita bisa memantau penyakit melalui perubahan warna dan kandungan yang kita
dapat
4. Urin pagi hari (bangun tidur) adalah yang lebih asam. Obat-obatan tertentu dan penyakit
gangguan keseimbangan asam-basa juga dapat mempengaruhi pH urin.
5. . Urin yang mempunyai berat jenis  1,020 atau lebih, menunjukkan bahwa faal pemekat ginjal
baik
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto. 2013. Proses Pembentukan Urin Pada Ginjal. Tersedia di: 


http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/proses-pembentukan-urine-pada-ginjal/
[Akses tanggal 6 April 2013].
.Ethel, S. 2003. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Medika. 2012. Pemeriksaan Urin. Tersedia di: http://www.biomedika.
co.id/services/laboratorium/31/pemeriksaan-urin.html  [Akses tanggal 6 April 2014].
Ningsih, Suti. 2012. Proses Pembentukan Urin. Tersedia di:
http://sutiningsih2/2012/12/proses_pembentukan_urin_15.html. [Akses tanggal 6 April 2013].
Scanlon, Valerie C. dan Tina Sanders. 2000. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai