Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA BATUAN
UNIAXIAL TEST

OLEH :

NAMA : AHMAD RENDY


NIM : 190910302
KELOMPOK : VII (TUJUH)
GELOMBANG : I (SATU)

LABORATORIUM MEKANIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILAN BELAS NOVEMBER KOLAKA

NOVEMBER
2021
PERCOBAAN I
UNIAXIAL TEST

A. Tujuan
Untuk mengetahui nilai kuat tekan sampel batuan.

B. Landasan Teori
Kekuatan dari batuan utuh (intact rock) biasanya ditunjukkan melalui
hasil uji kuat tekan uniaksial (Uniaxial Compressive Strength). Nilai UCS
diperlukan untuk menilai karakterisasi massa batuan serta parameter masukan
untuk desain geoteknik. Akan tetapi, keterbatasan dari uji kuat tekan uniaksial
yaitu pengujiannya hanya bisa dilakukan pada skala laboratorium, oleh karena
itu uji beban titik (Point Load Test) dilakukan untuk mengestimasi nilai UCS
secara tidak langsung dilapangan. Sampel yang digunakan untuk pengujian
UCS dan PLT adalah batugamping dengan jumlah 4 sampel untuk masing –
masing pengujian. Analisis regresi dilakukan untuk menilai korelasi antara
nilai Uniaxial Compressive Strength dan Point Load Index. Dari analisis
regresi didapatkan model linier adalah model yang paling merepresentasikan
hubungan antara UCS dan PLI, karena memiliki tingkat eror paling kecil
diantara model regresi lainnya. Dari hasil perhitungan didapatkan hubungan
yang kuat antara UCS dan PLI berdasarkan nilai koefisien korelasinya. Meski
demikian, terdapat variabilitas data dari hasil pengujian yang ditunjukkan dari
nilai koefisien variasi. Variabilitas data ini diduga terjadi karena titik lokasi
pengambilan sampel yang berbeda, dan pengaruh porositas pada batugamping
yang mempengaruhi nilai kekuatan dari batuan.
Uji kuat tekan uniaksial (uniaxial compressive strength test) telah banyak
digunakan untuk menentukan parameter kekuatan batuan utuh. Namun
demikian alat uji kuat tekan uniaksial ini memiliki keterbatasan, salah satunya
dalam preparasi conto. Salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk
menentukan parameter kekuatan batuan adalah uji beban titik (point load test).
Dimana preparasi conto pada uji beban titik lebih sederhana dibandingkan
dengan uji kuat tekan uniaksial, serta kemudahan alat untuk dibawa
kelapangan. Sehingga uji beban titik bisa digunakan untuk menentukan
parameter kekuatan batuan secara tidak langsung dilapangan (Broch &
Franklin, 1972; Bieniawski, 1975), dan hasilnya nanti bisa di korelasikan
dengan nilai dari hasil pengujian kuat tekan uniaksial di laboratorium. (Danu
Mirza Rezky,2020)

Dijelaskan oleh Arthur (2000), bahwa strength (kekuatan) pada batuan


merupakan faktor yang sangat penting untuk penentuan laju pemboran.
Strength pada batuan adalah kemampuan batuan untuk mengikat komponen-
komponennya bersama-sama. Salah satu parameter penting dalam menentukan
properties kekuatan massa batuan yaitu kekuatan batuan intact rock
(Fibriatmodjo, 2011). Parameter ini salah satunya diperoleh melalui uji UCS
(Uniaxial Compressive Strength) dan PLI (Poin Load Index) (Putra
Ardiansyah, 2014).
Uji kuat tekan uniaksial dilakukan untuk menentukan kuat tekan batuan,
Modulus Young, Nisbah Poisson, dan kurava tegangan-tegangan. Contoh
batuan berbentuk silinder ditekan atau dibebani sampai runtuh. Perbandingan
antara tinggi dan diameter contoh silinder yang umum digunakan adalah 2
sampai 2,5 dengan luas permukaan pembebanan yang datar, halus dan parallel
tegak lurus terhadap sumbu aksis contoh batuan.
Pada pengujian kuat tekan uniaksial ini terhadap suatu batuan, terdapat
beberapa tipe pecahan diantaranya:
Sumber : Yuliadi, 2015
Gambar 1.1 Tipe – Tipe Pecahan
Dari hasil pengujian kuat tekan dapat digambarkan kurva antara tegangan
dengan regangan untuk tiap percontoh batu, kemudian dapat ditentukan
beberapa sifat mekanika batuan berhubungan dengan kuat tekan yaitu:

 Kuat tekan (tegangan puncak saat batu percontoh pecah)


 Batas elastic (batas batuan mencapai elastisitas tertinggi sebelum
batuan tersebut pecah dengan pembebanan tertentu)
 Modulus Young
 Poisson’s ratio
(Hilman Muhammad Ramadhan, 2016).
Kuat tekan benda uji dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
P
σcα =
A
Keterangan :
σcα : Nilai kuat tekan benda uji sebelum koreksi H/D (kN/Cm2)
σc : Nilai kuat tekan benda uji setelah dikoreksi yang mempunyai
perbandingan H/D = 2 (kN/Cm2)
P : Beban sumbu (kN)
D : Diameter benda uji (Cm)
H : Tinggi badan uji (Cm)
A : Luas permukaan bidang atas dan bidang bawah benda uji (Cm2)
(Sahrul, 2021)

Sumber : Yuliadi, 2015


Gambar 1.2 Alat Pengujian Uniaxial Test
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Concreate Compressive Machine
b. Jangka Sorong
c. Corong
d. Kuas
e. Amplas
f. ATK

a b c

d e
Sumber : Dokumentasi Ahmad Rendy, 2021
Gambar 1.3 Alat - Alat Yang Digunakan Dalam Pengujian
2. Bahan
a. Sampel kasar (A1, A2, A3)
b. Sampe halus (B1, B2, B3)
c. Oli

a b

Sumber : Dokumentasi Ahmad Rendy, 2021

Gambar 1.4 Bahan – Bahan Yang Digunakan Dalam Pengujian


D. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada saat percobaan uniaxial
compressive strength yaitu :
1. melakukan preparasi sampel untuk
percobaan uniaxial test

2. Sampel yang telah dipreparasi kemudian


di amplas pada bagian atas dan bawah
permukaan sampel

3. Kemudian menugkur Diukur diameter


dan tinggi pada sampel yang akan diuji

4. Pada concreate compression machine


Ditambahkan oli sebagai komponen
penggerak hidrolik

5. Sampel yang telah siap kemudian


Dimasukkan kedalam concreate
compression machine

6. Kemudian Dilakukan penguncian pada


tuas pengunci dengan cara diputar kearah
kanan atau searah jarum jam
7. Menyalakn mesin dengan menekan
tombol power yang berada diantara tuas
kecepatan dengan tuas pengunci

8. Selanjutnya Dinaikkan tuas kecepatann


pada alat dengan cara tuas didorong
kedepan

9. Diperhatikan dial yang ada pada alat,


kemudian dicatat angka tertinggi yang
ditunjukkan oleh dial sebagai nilai P

11. Kemudian mesin dimatikan dengan


menekan tombol power

12. Memutar tuas pengunci kearah kiri


dengan tujuan untuk melonggarkan tuas
pengunci

10. Selanjutnya mengeluarkan sampel dari


alat ketika sampel telah mengalami
pecahan/retakan
E. Hasil

Adapun hasil yang diperoleh dari pengujian uniaxial test, yaitu :


Tabel 1.1 Hasil Pengujian
No Sampel P (kN) D (cm) H (cm) R (cm) A (Cm2)

1 A1 25 7,29 14,01 3625 41,26

2 A2 35 5,69 11,45 2845 25,41

3 A3 35 4,49 9,44 2245 15,82

4 B1 30 7,12 14,50 3,56 39,79

5 B2 45 5,61 11,49 2805 24,70

6 B3 30 4,40 9,41 2,2 15,19

Sumber : Kelompok, 2021

Anda mungkin juga menyukai