Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SERTA PENERAPANNYA
1
dunia. Konsepsi-konsepsi silosofis tentang kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya
bersumber dari dua faktor, yaitu:
o Religi dan etika yang bertumpu pada keyakinan
o Ilmu pengetahuan yang mengandalkan penalaran.
Tinjauan filosofis tentang sesuatu, termasuk pendidikan, berarti berpikir bebas serta
merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya tentang sesuatu itu. Penggunaan istilah filsafat dapat
dalam dua pendekatan, yakni:
1. Filsafat sebagai kelanjutan dari berpikir ilmiah, yang dapat dilakukan oleh setiap orang
serta sangat bermanfaat dalam memberi makna kepada ilmu pengetahuannya itu.
2. Filsafat sebagai kajian khusus yang formal, yang mencakup logika, epistemology
(tentang benar dan salah), etika (tentang baik dan buruk), estetika (tentang indah dan
jelek), metafisika (tentang hakikat yang “ada”, termasuk akal itu sendiri), serta social dan
politik (filsafat pemerintahan).
Kajian-kajian yang dilakukan oleh berbagai cabang filsafat (logika, epistemology, etika, dan
estetika, metafisika dan lain-lain) akan besar pengaruhnya terhadap pendidikan, karena prinsip-
prinsip dan kebenaran-kebenaran hasil kajian tersebut pada umumnya diterapkan dalam bidang
pendidikan. Peranan filsafat dalam bidang pendidikan tersebut berkaitan dengan hasil kajian
antara lain tentang:
1. Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai mahluk didunia ini, seperti yang
disimpulkan sebagai zoon politicon, homo sapiens, animal educandum, dan sebagainya.
2. Masyarakat dan kebudayaannya.
3. Keterbatasan manusia sebagai mahluk hidup yang banyak menghadapi tantangan; dan
4. Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya filsafat pendidikan
(Wayan Ardhana, 1986: Modul1/9).
Hasil-hasil kajian filsafat tersebut, utamnya tentang konsepsi manusia dan dunianya, sangat besar
pengaruhnya terhadap pendidikan. Beberapa aliran filsafat yaitu sebagai berikut:
1. Naturalisme
2. Idealisme
3. Pragmatisme
2
Naturalisme merupakan aliran filsafat yang menganggap segala kenyataan yang bisa
ditangkap oleh panca indera sebagai kebenaran yang sebenarnya. Aliran ini biasa pula diberi
nama yang berbeda sesuai dengan variasi penekanan konsepsinya tentang manusia dan dunianya.
Idealisme menegaskan bahwa hakikat kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan.
Apa yang dianggap kebenaran realitas hanyalah bayangan atau refleksi dari ide sebagai
kebenaran bersifat spiritual atau mental. Ide sebagai gagasan kejiwaan itulah sebagai kebenaran
atau nilai sejati yang absolute dan abadi.
Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang mengemukakan bahwa segala sesuatu harus
dinilai dari segi nilai kegunaan praktis; dengan kata lain, paham ini menyatakan yang berfaedah
itu harus benar, atau ukuran kebenaran didasarkan pda kemanfaatan dari sesuatu itu harus benar.
Selanjutnya perlu dikemukakan secara ringkas empat mazhab filsafat pendidikan yang besar
pengaruhnya dalam pemikiran dan penyelenggaraan pendidikan. Keempat mazhab filsafat
pendidikan itu (Redja Mudyahardjo, et. Al., 1992: 144-150; Wayan Ardhana, 1986 :14-18)
adalah:
1. Esensialisme.
Esensialisme merupakan mazhab filsafat pendidikan yang menerapkan prinsip idealisme
dan realisme secara eklektis. Berdasarkan eklektisisme tersebut tersebut maka esensialisme
tersebut menitikberatkan penerapan prinsip idealisme atau realisme dengan tidak meleburkan
prinsip-prinsipnya. Filsafat idealisme memberikan dasara tinjauan yang realistic. Matematika
yang sangat diutmakan idealisme, juga penting artinya bagi filsafat realism, karena matematika
adalah alat menghitung penjumlahan dari apa-apa yang riil, materiil dan nyata
Menurut Mazhab ensesialisme, yang termasuk the liberalarts, yaitu:
1). Penguasaan bahasa termasuk rerorika
2). Gramatika
3). Kesusateraan
4). Filsafat
5). Ilmu kealaman
6). Matematika
7). Sejarah
8). Seni keindahan (fine arts)
3
2. Perenialisme
Ada persama antara perenialisme dan esensialisme, yakni keduanya membela kurikulum
tradisional yang berpusat pada mata pelajaran yang poko-pokok (subject centered).
Perbedaannya ialah perenialisme menekankan keabadian teori kehikamatan, yaitu:
1. Pengetahuan yang benar (truth)
2. Keindahan (beauty)
3. Kecintaan kepada kebaikan (goodness)
Oleh karena itu dinamakan perenialisme karena kurikulumnya berisi materi yang konstan
atau perennial. Prinsip pendidikan antaralain:
1. Konsep pendidikan itu bersifat abadi, karena hakikat manusia tak pernah berubah.
2. Inti pendidikan haruslah mengembangkan kekhususan mahluk manusia yang unik, yaitu
kemampuan berpikir.
3. Tujuan belajar ialah mengenal kebenaran abadi dan universal.
4. Pendidikan merupakan persiapan bagi kehidupan sebenarnya.
5. Kebenaran abadi itu diajarkan melalui pelajaran-pelajaran dasar (basic subjects)
6.
3. Pragmatisme dan Progresivisme
Prakmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis,
di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan
tradisional.
Progresivisme yaitu perubahan untuk maju. Manusia akan mengalami perkembangan apabila
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya berdasarkan pemikiran. Progresivisme atau gerakan
pendidikan progresif mengembangkan teori pendidikan yang mendasarkan diri pada beberapa
prinsip, antara lain sebagai berikut:
1. Anak harus bebas untuk dapat berkembang secara wajar
2. Pengalaman langsung merupakan cara terbaik untuk merangsang minat belajar.
3. Guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbing kegiatan belajar.
4. Sekolah progresif harus merupakan sebuah laboratorium untuk melakukan reformasi
pedagogis dan ekperimentasi.
4. Rekonstruksionisme
4
Rekonstruksionalisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir progresif dalam
pendidikan. Individu tidak hanya belajar tentang pengalaman-pengalaman-pengalaman
kemasyarakatan masa kini disekolah, tapi haruslah memelopori masyarakat kearah
masyarakatbaru yang diinginkan. Dan dalam pengertian lain. Rekonstruksionisme adalah
mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor
perubahan masyarakat.
5
Kebudayaan dan Pendidikan Kebudayaan menurut Taylor adalah totalitas yang kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-kemampuan
serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat (Imran Manan,
1989) Hassan (1983) misalnya mengatakan kebudayaan berisi :
(1) norma-norma
(2) folkways yang mencakup kebiasaan, adat, dan tradisi
(3) mores
Sementara itu Imran Manan (1989) menunjukkan lima komponen kebudayaan sebagai berikut :
1. Gagasan
2. Ideologi
3. Norma
4. Teknologi
5. Benda
Agar menjadi lengkap, perlu ditambah beberapa komponen lagi yaitu :
1. Kesenian
2. Ilmu
3. Kepandaian
Kebudayaan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Kebudayaan umum, misalnya kebudayaan Indonesia
2. Kebudayaan daerah, misalnya kebudayaan Jawa, Bali, Sunda, Nusa Tenggara Timur dan
sebagainya
3. Kebudayaan popular, suatu kebudayaan yang masa berlakunya rata-rata lebih pendek
daripada kedua macam kebudayaan terdahulu.Sosiologi pendidikan merupakan analisi
ilmiah tentang proses sosial danpola-pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan.
Kebudayaan nasional sebagai landasan sisitem pendidikan nasional seperti yang di kemukakakan
sisdiknas, yaitu pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa indonesia, dimana kehidupan
masyarakat indonesia yang majemuk dan akan kaya kebudayaannya dan keberadaan semua itu
semakin kukuh. Oleh karena itu, kebudayaan nasional haruslah dipandang dalam latar
perkembangan yang dinamis, seiring dengan semakin kukuhnya persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia sesuai dengan asas Bhinneka Tunggal Ika.
6
2.3 Landasan Psikologis
Pemahaman peserta didik utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan
faktor keberhasilan untuk pendididkan. Dalam maksud itu, Psikologi menyediakan sejumlah
informasi/kebutuhan tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang
berkaitan dengan aspek pribadi.
Seperti di kemukakakn teori A.maslow kategori kebutuhan menjadi enam kategori
meliputi:
Kebutuhan fisiologis: kebutuhan memmpertahankan hidup (makan, tidur, istrahat dan
sebagainya)
Kebutuhan rasa aman: kebutuhan terus nenerus merasa aman dan bebasdari ketakutan
Kebutuhan akan cinta dan pengakuan:kebutuhan rasa kasih sayang dalam kelompok
Kebutuhan akan alkuturasi diri:kebutuhan akan potensi potensi yang di miliki
Kebutuhan untuk mengetahui dan di pahami:kebutuhan akan berkaitan dengan
penguasaan iptek
Perkembangan manusia berlangsung sejak konsepsi (pertemuan ovum dan sperma) sampai saat
kematian, sebagai perubahan maju (progresif) ataupun kadang-kadang kemunduran (regresif).
Salah satu aspek dari pengembangan manusia seutuhnya adalah yang berkaitan dengan
perkembangan kepribadian, utamanya agar dapat diwujudkan kepribadian yang mantap dan
mandiri. Meskipun terdapat variasi pendapat, namun dapat dikemukakan beberapa prinsip umum
kepribadian. Disebut sebagai prinsip prinsip umum karena:
Prinsip tersebut yang dikemukakan dengan variasi tertentu dalam berbagai teori kepribadian.
Prinsip itu akan tampak bervariasi pada kepribadian manusia tertentu (sebab: kepribadian itu
unik)
Terdapat dua hal kepribadian yang penting di tinjau dari konteks perkembangan kepribadian,
yakni:
Terintegrasinya seluruh komponen ke dalam struktur yang teroganisir secara sistematik.
Terjadi tingkah laku yang konsisiten dalam menghadapi lingkungan.
7
sudah ada sebelum Negara Indonesia berdiri. Sebab itu sejarah pendidikan di Indonesia juga
cukup panjang. Pendidikan itu telah ada sejak zaman kuno, kemudian diteruskan dengan zaman
pengaruh agama Hindu dan Budha, zaman pengaruh agama Islam, pendidikan pada zaman
kemerdekaan. Pada waktu bangsa Indonesia berjuang merintis kemerdekaan ada tiga tokoh
pendidikan sekaligus pejuang kemerdekaan, yang berjuang melalui pendidikan. Mereka
membina anak-anak dan para pemuda melalui lembaganya masing-masing untuk
mengembalikan harga diri dan martabatnya yang hilang akibat penjajahan Belanda. Tokoh-tokoh
pendidik itu adalah Mohamad Safei, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan (TIM
MKDK, 1990). Mohamad Syafei mendirikan sekolah INS atau Indonesisch Nederlandse School
di Sumatera Barat pada Tahun 1926. Sekolah ini lebih dikenal dengan nama Sekolah
Kayutanam, sebab sekolah ini didirikan di Kayutanam. Maksud ulama Syafei adalah mendidik
anak-anak agar dapat berdiri sendiri atas usaha sendiri dengan jiwa yang merdeka.
Tokoh pendidik nasional berikutnya yang akan dibahas adalah Ki Hajar Dewantara yang
mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta. Sifat, system, dan metode pendidikannya diringkas ke
dalam empat keemasan, yaitu asas Taman Siswa, Panca Darma, Adat Istiadat, dan semboyan
atau perlambang.Asas Taman Siswa dirumuskan pada Tahun 1922, yang sebagian besar
merupakan asas perjuangan untuk menentang penjajah Belanda pada waktu itu. Tokoh ketiga
adalah Ahmad Dahlan yang mendirikan organisasi Agama Islam pada tahun 1912 di Yogyakarta,
yang kemudian berkembang menjadi pendidikan Agama Islam. Pendidikan Muhammadiyah ini
sebagian besar memusatkan diri pada pengembangan agama Islam, dengan beberapa cirri seperti
berikut (TIM MKDK, 1990). Asas pendidikannya adalah Islam dengan tujuan mewujudkan
orang-orang muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya kepada diri sendiri, dan berguna bagi
masyarakat serta Negara.
Ada lima butir yang dijadikan dasar pendidikan yaitu :
Perubahan cara berfikir
Kemasyarakatan
Aktivitas
Kreativitas
Optimisme
8
Landasan ekonomi adalah suatu hal yang membahas peran ekonomi, fungsi adalah suatu hal
yang membahas peran ekonomi, fungsi produksi , efisiensi, dan efektivitas biaya dalam
pendidikan. Ekonomi merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh dalam
mengembangkan pendidikan.
· Peran ekonomi dalam pendidikan
Alasan pemerintah Indonesia menetapkan pembangunan dibidang ekonomi pada pembangunan
jangka panjang tahun pertama dan kedua adalah karena:
1. Ekonomi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia
2. Agar tidak kalah bersaing dalam era globalisasi saat ini
Sehingga, mengakibatkan munculnya berbagai usaha baru, pabrik-pabrik baru, badan-badan
perdagangan baru, badan-badan jasa yang baru, konglomerat bertambah banyak, pertumbuhan
ekonomi menjadi tinggi, dan penghasilan negara bertambah. Didalam pendidikan, berakibat
banyak orang kaya secara sukarela mau menjadi bapak angkat agar anak-anak yang tidak mampu
bisa bersekolah, terlaksananya sistem ganda dalam pendidikan yaitu kerja sama antara sekolah
dengan usahawan dalam proses belajar mengajar.
9
Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat)
Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
10
Keadaan yang Ditemui Sekarang
Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui
sekarang:
1. Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan.
Terbukti dengan semakin banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat
ditampung baik dalam lembaga pendidikan formal, non formal, dan informal; berbagai
jenis pendidikan; dan berbagai jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi
2. Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada
semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugsnya secara
proporsional. Dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di
seluruh tanah air. Pembinaan guru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri
maupun diluar negeri
3. Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar
mampu memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang
berkualitas melalui pendidikan
4. Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat:
ruang belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan
ketrampilan, sarana pendidikan jasmani
5. Pengadaan buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai program pendidikan masyarakat
yang bertujuan untuk:
a. meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup
bermasyarakat secara berbudaya melalui berbagai cara belajar
b. menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya
6. Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan
ketrampilan, kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap patriotisme dan idealisme,
kesadaran berbangsa dan bernegara, kepribadian dan budi luhur
7. Usaha pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan dengan memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada anggota masyarakat untuk melakukan berbagai
macam kegiatan olahraga untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di
bidang olahraga
11
8. Usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita dengan memberikan
kesempatan seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan
bahagia peningkatan ilmu pngetahuan dan teknologi, ketrampilan serta ketahanan mental.
Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah secara lintas sektoral telah
mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjang hayat dengan
cara pengadaan sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang menunjang.
Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang
ditemui sekarang, yakni :
1. Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan yang
diminatinya di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh
pemerintah sesuai peran dan profesinya dalam masyarakat. Peserta didik bertanggung
jawab atas pendidikannya sendiri
2. Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang diminatinya
agar dapat mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja bidang tertentu yang
diinginkannya
3. Peserta didik memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikan kesempatan untuk memasuki
program pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan gaya dan irama belajarnya
4. Peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik atau mental memperoleh
kesempatan untuk memilih pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan cacat yang
disandang agar dapat bertumbuh menjadi manusia yang mandiri
5. Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan
dan ketrampilan agar dapat berkembang menjadi manusia yang memiliki kemampuan
dasar yang memadai sebagai manusia yang mandiri, yang beragam dari potensi dibawah
normal sampai jauh diatas normal (Jurnal Pendidikan,1989).
Daftar Pustaka
http://ingridelvina.blog.uns.ac.id/2014/10/01/landasan-dan-asas-pendidikan/
http://ikaput.blogspot.co.id/2012/06/pengantar-ilmu-pendidikan.html
12