Terkait dengan alurdiatas, Tim penyusun RPJM Desa harus melakukan penyelarasan arah
kebijakan pembangunan desa dengan arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota.
Penyelarasan ini dimaksud untuk mengintegrasikan program dan kegiatan pembangunan
Kabupaten/Kota dengan Pembangunan Desa.
Sekurang-kuranya informasi arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota, meliputi:
Rencana pembangunan jangka menengah daerah kabupaten/kota;
Rencana strategis satuan kerja perangkat daerah;
Rencana umum tata ruang wilayah kabupaten/kota;
Rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota; dan
Rencana pembangunan kawasan perdesaan.
Selain betugas menyelaraskan RPJM Desa dengan RPJM Kab/Kota, Tim Penyusunan RPJM Desa
juga bertugas melakukan Pengkajian Keadaan Desa yang mempertimbangkan kondisi objektif
desa.
Dalam tata kelola pemerintahan desa, ada beberapa jenis kegiatan musyawarah yang
diselenggarakan di desa dalam setiap tahunnya. Musyawarah tingkat desa tersebut ada yang
dinamakan Musyawara Desa dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa.
Lalu, apa bedanya dari masing-masing kegiatan musyawarah tersebut ? Berikut ini penjelasan
singkatnya :
Musyawarah Desa
Musyawarah Desa (Musyawarah Desa) adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan
Desa (BPD), Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh BPD dan
difasilitasi Pemerintah Desa untuk menyepakati hal-hal yang bersifat strategis, baik itu yang
sudah terrencana ataupun bersifat insidental.
Sebagai contoh dan yang sering dilakukan, antara lain Musyawarah Desa terkait :
Penyampaian pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pembangunan
desa.
Pembahasan, menyepakati dan menetapkan RPJMDes (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa).
Pembahasan dan pengesahan RKPDes (Rencana Kerja Pemerintah Desa) dan daftar
usulan RKPDes.
Perencanaan desa.
Pendataan desa.
Kerja sama desa.
Rencana investasi yang masuk ke desa.
Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Penambahan dan pelepasan aset.
Kejadian luar biasa.
Dan lain sebagainya.
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa)
adalah musyawarah yang diselenggarakan untuk menetapkan prioritas, program, kegiatan, dan
kebutuhan pembangunan desa yang didanai oleh anggaran pendapatan dan belanja desa,
swadaya masyarakat desa, dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota.
Sebagai contoh, antara lain Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa terkait :
Pembahasan rancangan RPJMDes.
Pembahasan rancangan RKPDes dan daftar usulan RKPDes
Penyusunan dan pelaksanaan RKPDes oleh Penjabat Kepala Desa,
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) dan/atau
Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes).
Dan lain sebagainya.
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa diselenggarakan dengan ketentuan sebagai
berikut :
Penyelenggara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa adalah Kepala Desa,
Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa diikuti oleh Pemerintah Desa, BPD, dan
unsur perwakilan masyarakat desa,
Kepala Desa berkewajiban memastikan kehadiran undangan dari unsur masyarakat, dan
Warga Desa atau kelompok masyarakat selain keterwakilan unsur masyarakat yang
diundang oleh Kepala Desa berhak menghadiri Musrenbang Desa.
3. Kemukakan peran atau tugas lembaga kemasyarakatan desa (LKD)? Jelaskan secara rinci!
Adapun tugas lembaga kemasyarakatan Desa dijelaskan dalam pasal 94 ayat 3 UU Desa dan
pasal 150 ayat PP 43. Dimana berangkat dari pola hubungan antara lembaga kemasyarakatan
dan pemerintahan desa adalah kemitraan, konsultatif dan koordinatif, maka tugas yang bisa
dilakukan oleh lembaga kemasyarakatan desa meliputi:
1. Melakukan pemberdayaan masyarakat Desa, yaitu upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi tidak mampu melepaskan diri
dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Atau ringkasnya, memampukan dan
memandirikan masyarakat.
2. Ikut serta dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Hal ini bisa dilakukan mulai
dari perencanaan-perencanaan pembangunan sejak sebelum dilakukan musyawarah desa
(pra-musdes) yaitu ketika penggalian data pendapat dari semua unsur masyarakat, yang
selanjutnya diajukan dalam pembahsan musyawarah desa.
3. Tidak hanya berhenti di situ, peran lembaga kemasyarakatan desa harus dilanjutkan secara
aktif dalam pelaksanaan pembangunan desa. Hal itu bisa dilakukan ketika dalam tahap-
tahap pembangunan sampai penyelesaian, dan juga tidak kalah pentingnya adalah berperan
ketika pelaporan pembangunan desa dan pertanggungjawabannya.
4. Meningkatkan pelayanan masyarakat Desa. Sebagai lembaga yang mewadahi aspirasi
masyarakat, lembaga kemasyarakatan desa juga bisa berperan dalam meningkatkan
pelayanan masyarakat desa oleh pemerintah desa sebagai pelaksanan kegiatan dan
program di desa. Hal itu tentu bisa menggunakan jalur koordiatif antara lembaga
kemasyarakatan desa dan pemerintahan desa.