Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Perumusan Teori Akuntansi


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Teori Akuntansi
Dosen pengampu : Siti Jubaedah, SE., M.Si.aK., CA

Disusun oleh:
KELOMPOK 3

1. Tri Rosanti (118040007)


2. Sri Rahayu (118040014)
3. Riyanto (118040024)

PROGRAM STUDY S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan. Atas
rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Shawalat serta salam tercurah pada Rasulullah SAW. Semoga syafaatnya mengalir
pada kita kelak.

Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Teori akuntansi Besar harapan kami
agar isi dari makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dengan kerendahan hati, penulis
memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan. Kritik yang terbuka dan membangun sangat
penulis nantikan demi kesempurnaan makalah. Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan.
Terima kasih atas semua pihak yang membantu penyusunan dan membaca makalah ini.

Wassalamualaikum wr.wb

Cirebon, 27 September 2021

Penulis

1
Daftar isi

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
Daftar isi......................................................................................................................................................2
BAB 1.........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB 2.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1 Teori dan praktik akuntansi.........................................................................................................6
2.2 Klasifikasi perumusan teori akuntansi.........................................................................................7
2.3 Klasifikasi teori akuntansi menurut metode penalaran.................................................................8
2.4 Klasifikasi berdasarkan system bahasa......................................................................................11
2.5 Klasifikasi berdasarkan tujuan...................................................................................................12
BAB 3........................................................................................................................................................14
KESIMPULAN.........................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................16

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Pada periode pertama


akuntansi hanyalah bentuk record-keeping yang sangat sederhana, maksudnya hanyalah bentuk
pencatatan dari apa saja yang terjadi dalam dunia bisnis saat itu. Periode kedua merupakan
penyempurnaan dari periode pertama, dikenal dengan masa lahirnya double-entry bookkeeping.
Pada periode terakhir banyak sekali perkembangan pemikiran akuntansi yang bukanlagi sekedar
masalah debit kiri – kredit kanan, tetapi sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat.
Perkembangan teknologi yang luar biasa juga berdampak pada perubahan ilmu akuntansi modern
Pengguna akuntansi juga bervariasi, dari yang sekedar memahami akuntansi sebagai alat hitung
menghitung, sumber informasi dalam pengambilan keputusan, sampai ke pemikiran bagaimana
akuntansi diterapkan sejalan dengan (atau sebagai bentuk pengamalan) ajaran agama.

Bila dihubungkan dengan kelompok usaha kecil dan menengah tampaknya pemahaman
terhadap akuntansi masih berada pada tataran pertama dan kedua yaitu sebagai alat hitung-
menghitung dan sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan.Informasi akuntansi
merupakan alat yang digunakan oleh pengguna informasi untuk pengambilan keputusan terutama
oleh pelaku bisnis. Dimana informasi akuntansi diharapkan dapat didefinisikan sebagai sistem
informasi yang bisa mengukur dan mengkomunikasikan informasi keuangan tentang kegiatan
ekonomi.Informasi akuntansi sangat diperlukan oleh pihak manajemen perusahaan dalam
merumuskan berbagai keputusan dalam memecahkan segala permasalahan yang dihadapi
perusahaan. Informasi akuntansi yang dihasilkan dari suatu laporan keuangan berguna dalam
rangka menyusun berbagai proyeksi, misalnya proyeksi kebutuhan uang kas di masa yang akan
datang.

Dengan menyusun proyeksi tersebut secara tidak langsung akan mengurangi


ketidakpastian, antara lain mengenai kebutuhan akan kas.Informasi akuntansi berhubungan
dengan data akuntansi atas transaksi – transaksi keuangan dari suatu unit usaha, baik usaha jasa,
3
dagang maupun manufaktur. Supaya informasi akuntansi dapat dimanfaatkan oleh manajer atau
pemilik usaha, maka informasi tersebut disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan.Arus informasi akuntansi keuangan dari perusahaan kecil sangat
bermanfaat untuk mengetahui bagaimana perkembangan usaha perusahaan,bagimana struktur
modalnya, berapa keuntungan yang diperoleh perusahaan padasuatu periode tertentu.

Holmes dan Nicholls (1989) mengungkapkan bahwa informasi akuntansi yang banyak
disiapkan dan digunakan perusahaan kecil dan menengah adalah informasi yang diharuskan
menurut undang-undang atau peraturan (statutory).Selain itu, informasi akuntansi yang
seharusnya dibutuhkan oleh manajemen perusahaan kecil dan menengah dalam pengggunaan
informasi akuntansi sangat terbatas sekali. Banyak kelemahan dalam praktik akuntansi pada
perusahaan kecil. Kelemahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pendidikan
dan overload standar akuntansi yang dijadikan pedoman dalam penyusunan pelaporan keuangan.

Dari uraian tersebut jelas bahwa industri menengah banyak mengalami kesulitan dalam
memahami informasi akuntansi dengan baik. Padahal dengan semakin ketatnya persaingan bisnis
dalam era globalisasi ekonomi, hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang
akan mampu memenangkan persaingan. Keunggulan tersebut diantaranya adalah kemampuan
dalam mengelola berbagai informasi, sumber daya manusia, alokasi dana,penerapan teknologi,
sistem pemasaran dan pelayanan. Sehingga manajemen perusahaan yang profesional merupakan
tuntutan yang harus segera dipenuhi untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan
secara baik. Melihat begitu banyak peranan dan manfaat informasi akuntansi dalam menciptakan
arus informasi keuangan guna menunjang kelangsungan hidup (going concern) industri
menengah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Menjelaskan metode-metode dan pendekatan yang dapat digunkan dalam merumuskan
teori akuntansi.
2. Menjelaskan bagaimana perumusan teori akuntansi di indonesia.

4
1.3 Tujuan

Teori akuntansi memberikan seperangkat prinsif yang logis, saling terkait, yang menbentuk
kerangka umum, dan dapat dipakai sebagi acuan untuk menilai dan mengembangkan praktek
akuntansi. Yang berfungsi Sebagi pedoman bagi lembaga penyusun standar akuntansi, Memberi
kerangka acuan dalam menyelesaikan masalah akuntansi yang tidak ada standar resminya,
Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca terhadap informasi yang di sajikan dalam
laporan keuangan, Agar laporan keuangan dapat diperbandingkan dan Memberikan kerangka
acuan dalam menilai prosedur dan praktek akuntansi.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Teori dan praktik akuntansi

Teori Akuntansi terdiri atas kata teori dan akuntansi. Pengertian “teori” itu sendiri
memiliki beberapa arti seperti dibahas oleh Ghozali dan Chariri pada Bab 2 buku Teori
Akuntansi, tergantung dari sudut pandang apa yang digunakan. Hendriksen dan Van Breda
(1992) mendefinisikan teori akuntansi sebagai berikut:”penalaran logis dalam bentuk
seperangkat prinsip-prinsip yang luas (a set of broad priciples) yang memberikan kerangka
referensi umum untuk mengevaluasi praktek akuntansi dan memberikan pedoman dalam
mengembangkan praktek dan prosedur akuntansi yang baru”. Dari definisi tersebut dapat dilihat
bahwa “teori akuntansi” tidak lepas dari praktek akuntansi karena tujuan utamanya adalah
menjelaskan praktek akuntansi berjalan dan memberikan dasar bagi pengembangan praktek
tersebut.

Secara umum, fungsi utama dari teori akuntansi adalah untuk memberikan kerangka
pengembangan ide-ide baru dan membantu proses pemilihan akuntansi (Mathew & Perera,
1993). Mereka mengatakan bahwa teori memiliki karakteristik berikut ini :
1. Memiliki body of knowledge
2. Konsisten secara iternal
3. Menjelaskan dan/atau memprediksi fenomena
4. Menyajikan hal-hal yang ideal
5. Referen yang ideal untuk mengarahkan praktik
6. Membahas masalah dan memberikan solusi

Peranan teori dalam akuntansi sangat berbeda dengan peranan teori yang digunakan dalam
ilmu pasti (natural science), dimana dalam ilmu pasti teori dikembangkan dari hasil observasi
empiris. Akuntansi cenderung dikembangkan atas dasar pertimbangan nilai (value judgment),
yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat akuntansi dipraktekkan. Teori tersebut
kemudian dituangkan dalam bentuk kebijakan sebagai landasan dalam praktek akuntansi.

6
Berlawanan dengan bidang bahasa, meteorologi atau kimia, akuntan dapat mengubah
praktek relatif lebih mudah. Oleh karena itu, masalah yang dihadapi akuntan adalah mengetahui
bagaimana praktek akuntansi seharusnya dikembangkan di masa mendatang. Sanksi yang
berkaitan dengan implementasi kebijakan akuntansi menjadi sangat penting dalam memahami
bidang akuntansi, karena praktek memungkinkan untuk diubah agar sesuai (cocok) dengan teori.

Hal inilah yang tidak terpikirkan oleh ilmuwan dari bidang lain. Sebaik apapun teori yang
dihasilkan, jika teori tersebut tidak sesuai dengan fenomena empiris, maka teori tersebut akan
diganti oleh teori lain yang lebih cocok dengan fenomena tersebut (Ijiri, 1971). Teori akuntansi
dapat dikatakan sebagai suatu konsep modern jika dibandingkan dengan teori-teori lain seperti
matematika atau fisik. Alasannya, bahwa akuntansi dikembangkan dari model yang spesifik
bukannya dikembangkan secara sistematik dari teori yang terstruktur (Chambers, 1994).

Meskipun akuntansi tidak dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan murni, akuntansi
mungkin dapat dikatakan sebagai ilmu sosial (social science). Seperti halnya ilmu sosial lainnya,
konsep akuntansi tidak didasarkan pada kebenaran yang sifatnya universal. Konsep akuntansi
mengakar pada sistem nilai masyarakat dimana akuntansi dipraktekkan (Glautier and
Underdown, 1994). Jadi jelas bahwa teori yang selama ini dikembangkan memiliki sudut
pandang yang berbeda dan kadang bertolak belakang. Hal ini dapat dilihat dari perjalanan sejarah
perkembangan teori akuntansi.

2.2 Klasifikasi perumusan teori akuntansi

Teori Akuntansi dapat dirumuskan berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda. Secara
garis besar dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu berdasarkan metode penalaran, sistem bahasa
dan tujuan perumusannya, untuk kemudian dibagi kembali menjadi beberapa sub sesuai tabel di
bawah ini.

7
2.3 Klasifikasi teori akuntansi menurut metode penalaran

Atas dasar metode penalaran yang digunakan, teori akuntansi dapat dirumuskan dari
berbagai pendekatan yang berbeda yaitu:
1. Pendekatan Deduktif
Validitas teori yang dikembangkan melalui pendekatan ini, sangat tergantung pada
kemampuan peneliti untuk mengidentifikasi dan menghubungkan dengan tepat berbagai
komponen proses akuntansi dalam urutan yang logis. Kesalahan dalam menentukan tujuan dan
kemampuan prosedur untuk mencapai tujuan tersebut, akan menghasilkan konklusi yang salah.
Perumusan teori akuntansi yang didasarkan pada pendekatan deduktif, dimulai dari
proposisi akuntansi dasar sampai dihasilkan prinsip akuntansi yang rasional sebagai pedoman
dan dasar untuk mengembangkan teknik-teknik akuntansi.
Secara umum, langkah yang digunakan dalam merumuskan teori akuntansi adalah sebagai
berikut:
(a) Menentukan tujuan pelaporan keuangan;
(b) Memilih postulate akuntansi yang sesuai dengan kondisi ekonomi, politik dan sosiologi,
(c) Menentukan prinsip akuntansi; serta
(d) Mengembangkan teknik akuntansi
Penentuan tujuan pelaporan keuangan merupakan hal yang paling penting karena tujuan yang
berbeda mungkin memerlukan struktur yang berbeda dan akan menghasilkan prinsip yang
berbeda pula. Apabila tujuan telah ditetapkan, beberapa definisi dan asumsi dapat dibuat. Peneliti

8
kemudian mengembangkan logika yang terstrukur untuk mencapai tujuan tersebut, berdasarkan
definisi dan asumsi yang dibuat.

Keuntungan pendekatan deduktif adalah kemampuan untuk merumuskan struktur teori


yang konsisten, terkoordinasi, lengkap dan setiap tahapan berjalan secara logis. Dengan cara
demikian, konsistensi internal (internal consistency) antar preposisi dapat tercapai. Lebih lanjut
dapat dikatakan bahwa setiap prinsip dapat diuji logika kebenarannya dan dapat digunakan untuk
menentukan apakah digunakan sebagai standar dalam mengevaluasi berbagai praktek akuntansi
(Salmonson, 1969).
Kelemahan pendekatan deduktif didasarkan pada postulat dan tujuan tertentu yang
kemungkinan salah. Apabila hal ini terjadi, otomatis prinsip yang dihasilkan juga salah. Di
samping itu, pendekatan deduktif juga terbukti sering menghasilkan prinsip yang terlalu teoritis
sehingga tidak dapat diterapkan dalam praktek. Implikasinya, pendekatan ini kurang teruji dalam
praktek.
2. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif didasarkan pada konklusi yang digeneralisasikan berdasarkan hasil
observasi dan pengukuran yang terinci. Littleton (1953) bahwa prinsip akuntansi dapat
dihasilkan secara induktif dengan melakukan pengujian empiris terhadap kegiatan akuntansi. Hal
ini didukung oleh (Moonitz) yang mengatakan bahwa observasi terhadap data akuntansi
kelihatan lebih tepat dengan pendekatan induktif. Pendapat ini juga didukung oleh Schrder (1962
: 645) yang menyatakan bahwa perumusan teori akuntansi dapat dilakukan secara induktif
dengan cara mengobservasi data keuangan yang dihasilkan dari transaksi bisnis.
Kesimpulannya, proses induktif melibatkan kegiatan observasi mengenai data keuangan
yang berkaitan dengan berbagai unit usaha. Dari hasil observasi tersebut, kemudian dilakukan
generalisasi dan dirumuskan prinsip-prinsip akuntansi sesuai hubungan yang ada. Keuntungan

9
utama pendekatan induktif adalah bahwa pendekatan ini didasarkan pada kebebasan dimana
perumusan teori akuntansi tidak dibatasi oleh struktur atau model yang telah diyakini/disiapkan
sebelumnya. Jadi pihak yang mengobservasi memiliki kebebasan untuk mengamati variabel
tertentu selama hal tersebut relevan dengan tujuan yang akan dicapai.
Kelemahannya yaitu:
- Observer dipengaruhi oleh ide-ide yang tidak disadari tentang jenis hubungan yang diamati
(unsur bias); dan
- Generalisasi data yang digunakan dalam observasi cenderung berbeda antara satu perusahaan
dengan perusahaan yang lain. Konsekuensinya, kesimpulan yang dibuat dari hasil generalisasi
kemungkinan besar salah hanya karena data yang pening justru tidak diobservasi.
3. Pendekatan Etika
Pendekatan ini didasarkan atas hal sebagai berikut :truth, justice, fairness. Scott (1943)
menyatakan bahwa prinsip akuntansi merupakan pernyataan umum yang menghubungkan
prosedur dan aturan akuntansi dengan konsep sosial. Perubahan kondisi lingkungan dapat
mengubah prosedur akuntansi. Namun pendekatan etika tidak dapat menghasilkan
standar yang dapatdipedomani terlebih digunakan dalam praktik.
4. Pendekatan Sosiologi
Pendekatan ini mempunyai penekanan pada pengaruh sosial yang timbul dari praktik atau
teknik akuntansi yang dilakukan di lingkungan dimana akuntansi digunakan. Nilai sosial
dianggap sebagai kriteria utama dalam perumusan akuntansi. Akuntansi yang dikembangkan
dengan tujuan mendorong perusahaan untuk mempertanggungjawabkan kegiatan usahanya pada
lingkungan sosialnya, kedalam laporan keuangan disebut sebagai socio economic accounting.
5. Pendekatan Ekonomi
Pendekatan ini memusatkan pada pengendalian perilaku indikator makro ekonomi sebagai
akibat adopsi dari bermacam-macam teknik akuntansi. Dengan kata lain, teknik akuntansi yang
dikembangkan harus mampu berpengaruh terhadap kesejahteraan ekonomi umum. Kriteria yang
digunakan yaitu :
a. Kebijakan dan teknik akuntansi mampu mencerminkan fakta ekonomi 
b. Pemilihan teknik akuntansi bergantung pada konsekuensi ekonomi yangtimbul dari
penggunaan teknik tersebut.
6. Pendekatan Eklektik
10
Menggabungkan berbagai pendekatan yang selama ini digunakan.

2.4 Klasifikasi berdasarkan system bahasa

Teori dapat diekspresikan dalam wujud kata atau tanda (sign). Dalam filsafat pengetahuan,
studi tentang tanda dikenal dengan istilah semiology. Semiology dibagi menjadi tiga bagian,
sintaktik (syntactics), semantik (semanics), dan pragmatik (pragmatics or behavioral).
1. Teori Sintaktik
Teori sintaktik berusaha untuk menjelaskan praktik akuntansi dan memprediksi bagaimana
akuntan akan bereaksi pada situasi tertentu atau bagaimana mereka melaporkan peristiwa
tertentu. Dengan demikian teori ini berkaitan dengan struktur proses pengumpulan data dan
pelaporan keuangan.
Interpretasi teori akuntansi atas dasar sintaksis dapat digambarkan sebagai berikut: input
semantik dalam sistem tersebut adalah transaksi dan pertukaran yang dicatat dalam jurnal dan
buku besar perusahaan. Tranaksi tersebut kemudian dimanipulasi (dibagi dan dijumlah) atas
dasar alasan dan asumsi-asumsi akuntansi kos historis. Contohnya akuntan menganggap bahwa
inflasi tidak perlu dicatat dan nilai pasar (nilai wajar) aset dan utang dihiraukan. Akuntan
kemudian menggunakan konsep pembukuan berpasangan (double entry) dan prinsip-prinsip
akuntansi kos historis untuk menghitung laba dan rugi serta neraca saldo. Dalil atau prinsip
individu diverifikasi setiap saat laporan keuangan diaudit, dengan cara mengecek kebenaran
perhitungan dan manipulasi. Dengan cara ini, akuntansi kos historis telah dipraktekkan sejak
dahulu sampai sekarang.
2. Teori Semantik (Interpretasi)
Teori semantik berkaitan dengan penjelasan mengenai fenomena (obyek atau peristiwa)
dan istilah atau simbol yang mewakilinya. Jadi teori ini memberikan penjelasan mengenai
definisi operasional dari praktek akuntansi. Struktur akuntansi, meskipun dapat dirumuskan
secara logis, tidak akan berarti sama sekali apabila simbol atau istilah yang menggambarkan
peristiwa atau pengukuran tidak berkaitan secara empiris dengan fenomena dunia nyata. Oleh
karena itulah, teori yang berkaitan dengan interpretasi (semantik) diperlukan untuk memberikan
arti bagi proposisi akuntansi. Dengan cara demikian, konsep interpretasi yang dibuat akuntan
diartikan sama oleh pemakai informasi akuntansi.

11
3. Teori Pragmatik (Perilaku)
Teori ini berusaha menjelaskan pengaruh informasi akuntansi terhadap perilaku
pengambilan keputusan. Jadi teori pragmatik dimaksudkan untuk mengukur dan mengevaluasi
pengaruh ekonomi, psikologi, dan sosiologi pemakai terhadap alternatif prosedur akuntansi dan
media pelapornya. Teori Pragmatik  dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
a. Pendekatan Pragmatik-Deskriptif
Metoda ini paling universal dan tua, kemungkinan adalah pemakaian pragmatik deskriptif. Atas
dasar metoda ini, perilaku akuntansi diamati terus menerus dengan tujuan untuk meniru prosedur
dan prinsip-prinsip akuntansi. Proses seperti ini merupakan pendekatan induktif yang digunakan
untuk mengembangkan teori akuntansi.
b. Pendekatan Pragmatik-Psikologis
Pendekatan pragmatis yang kedua adalah mengamati reaksi pemakai laporan keuangan. Akuntan
memanipulasi transaksi akuntansi menurut aturan-aturan sintaktik yang berbeda dengan yang
digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan (contoh: adanya sistem akuntansi inflasi yang
berbeda). Laporan tersebut kemudian disimpulkan oleh pemakai.

2.5 Klasifikasi berdasarkan tujuan

Atas dasar tujuannya, teori akuntansi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1. Teori Normatif
Teori ini berusaha menjelaskan bagaimana akuntansi seharusnya dipraktikkan. Teori ini
mempunyai fokus pada 2 (dua) teori antara lain :
1) True Income
Penciptaan pengukuran tunggal yang benar untuk aktiva dan laba.
2) Decision-Usefulness
Berpatokan pada tujuan akuntansi sebagai alat untuk membantu pengambilan
keputusan dengan cara menyediakan laporan keuangan yang relevan.Pengujian
dilakukan dengan teori pragmatis psikologis. Pengujian lainnya beranggapan
bahwa semua pemakai laporan keuangan memiliki kebutuhanyang sama.
2. Teori Akuntansi Positif

12
Teori ini didasarkan pada anggapan bahwa kekuasaan dan politik merupakan sesuatu
yang tetap dan sistem sosial organisasi adalah fenomena empiris yang konkrit.
Pendukung aliran positif merasa bahwa dirinya adalah seorang pengamat yang netral dan
obyektif. Teori akuntansi positif berusaha menjelaskan fenomena akuntansi berdasarkan
alasan yang menyebabkan terjadinya sesuatu, menjelaskan serta mempredisi konsekuensi
yang terjadi saat manajer membuat keputusan tertentu.
Terdapat tiga hipotesis dalam teori akuntansi positif, yaitu :
1. Bonus Plan Hypothesis
2. Debt/Equity Hypothesis
3. Political Cost Hypothesis
Tiga hipotesis tersebut memperlihatkan Teori Akuntansi Positif mengakui adanya
hubungan
- Manajemen dengan pemilik
- Manajemen dengan kreditur dan
- Manajemen dengan pemerintah.
Saat ini teori akuntansi positif menekankan pada penjelasan mengenai alasan terhadap
praktik akuntansi dan informasi yang dihasilkannya, dalam keputusan ekonomi individu,
perusahaan dan pihak lain yang berperan dalam kegiatan pasar modal dan ekonomi.

13
BAB 3

KESIMPULAN

Teori Akuntansi terdiri atas kata teori dan akuntansi. Hendriksen dan Van Breda (1992)
mendefinisikan teori akuntansi sebagai berikut:”penalaran logis dalam bentuk seperangkat
prinsip-prinsip yang luas (a set of broad priciples) yang memberikan kerangka referensi umum
untuk mengevaluasi praktek akuntansi dan memberikan pedoman dalam mengembangkan
praktek dan prosedur akuntansi yang baru”. Peranan teori dalam akuntansi sangat berbeda
dengan peranan teori yang digunakan dalam ilmu pasti (natural science), dimana dalam ilmu
pasti teori dikembangkan dari hasil observasi empiris. Oleh karena itu, masalah yang dihadapi
akuntan adalah mengetahui bagaimana praktek akuntansi seharusnya dikembangkan di masa
mendatang. Hal inilah yang tidak terpikirkan oleh ilmuwan dari bidang lain. Seperti halnya ilmu
sosial lainnya, konsep akuntansi tidak didasarkan pada kebenaran yang sifatnya universal. Jadi
jelas bahwa teori yang selama ini dikembangkan memiliki sudut pandang yang berbeda dan
kadang bertolak belakang.
Validitas teori yang dikembangkan melalui pendekatan ini, sangat tergantung pada kemampuan
peneliti untuk mengidentifikasi dan menghubungkan dengan tepat berbagai komponen proses
akuntansi dalam urutan yang logis. Kesalahan dalam menentukan tujuan dan kemampuan
prosedur untuk mencapai tujuan tersebut, akan menghasilkan konklusi yang salah. Perumusan
teori akuntansi yang didasarkan pada pendekatan deduktif, dimulai dari proposisi akuntansi dasar
sampai dihasilkan prinsip akuntansi yang rasional sebagai pedoman dan dasar untuk
mengembangkan teknik-teknik akuntansi. Penentuan tujuan pelaporan keuangan merupakan hal
yang paling penting karena tujuan yang berbeda mungkin memerlukan struktur yang berbeda dan
akan menghasilkan prinsip yang berbeda pula. Peneliti kemudian mengembangkan logika yang
terstrukur untuk mencapai tujuan tersebut, berdasarkan definisi dan asumsi yang dibuat.
Keuntungan pendekatan deduktif adalah kemampuan untuk merumuskan struktur teori yang
konsisten, terkoordinasi, lengkap dan setiap tahapan berjalan secara logis. Kelemahan
pendekatan deduktif didasarkan pada postulat dan tujuan tertentu yang kemungkinan salah.
Pendekatan induktif didasarkan pada konklusi yang digeneralisasikan berdasarkan hasil
observasi dan pengukuran yang terinci. Proses induktif melibatkan kegiatan observasi mengenai
data keuangan yang berkaitan dengan berbagai unit usaha. Jadi pihak yang mengobservasi
14
memiliki kebebasan untuk mengamati variabel tertentu selama hal tersebut relevan dengan
tujuan yang akan dicapai. Scott (1943) menyatakan bahwa prinsip akuntansi merupakan
pernyataan umum yang menghubungkan prosedur dan aturan akuntansi dengan konsep sosial.
Namun pendekatan etika tidak dapat menghasilkan standar yang dapat dipedomani terlebih
digunakan dalam praktik. Pendekatan ini mempunyai penekanan pada pengaruh sosial yang
timbul dari praktik atau teknik akuntansi yang dilakukan di lingkungan dimana akuntansi
digunakan. Dengan kata lain, teknik akuntansi yang dikembangkan harus mampu berpengaruh
terhadap kesejahteraan ekonomi secara umum.

DAFTAR PUSTAKA

15
1. Ghozali, I.,& Chariri, A. (2014). Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
2. https://www.scribd.com/doc/54756690/Teori-Akuntansi# (diakses tgl 27 September 2021)

16

Anda mungkin juga menyukai