Anda di halaman 1dari 6

PEDOMAN KERJA

TIM FARMASI DAN TERAPI

RUMAH SAKIT HERMINA PERIUK TANGERANG


2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatnya
pedoman Tim farmasi dan terapi di Rumah Sakit Hermina Periuk Tangerang dapat
diselesaikan sesuai dengan kebutuhan di lingkungan Rumah Sakit Hermina PeriukTangerang.
Penyusunan Pedoman Tim Farmasi dan Terapi digunakan sebagai acuan untuk
memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan, terkait kegiatan, pemberian tugas
dan petugas yang ditunjuk/berwenang dalam pelaksanaan pelayanan kegiatan di Instalasi
Farmasi.
Semoga Pedoman Tim Farmasi dan Terapi ini dapat bermanfaat dan digunakan untuk
meningkatkan koordinasi kerja antar unit kerja di Rumah Sakit yang secara tidak langsung
diharapkan meningkatkan kinerja Instalasi Farmasi dan Rumah Sakit.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim
penyusun, yang dengan segala upaya telah berhasil menyusun buku pedoman ini yang
merupakan kerjasama dengan berbagai pihak.

Tangerang, September 2021


Direktur Rumah Sakit Hermina Periuk Tangerang
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Tujuan
B. Landasan Hukum
C. Fungsi dan Ruang Lingkup
BAB II ORGANISASI KEGIATAN
A. Susunan Tim Farmasi dan Terapi (TFT)
B. Kewajiban Tim Farmasi
C. Peran Khusus Tim Farmasi dan Terapi
D. Mekanisme Kerja Tim Farmasi dan Terapi
BAB III FORMULARIUM
A. Pengertian Formularium
B. Tujuan
C. Kebijakan Terkait Formularium
D. Pedoman Pembuatan Formularium
E. Kriteria Obat Masuk dan Keluar Formularium
F. Prinsip Pengelolaan Formularium
BAB IV PENUTUP
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT HERMINA PERIUK TANGERANG
NOMOR
TENTANG PELAYANAN KEFARMASIAN
DAN PENGGUNAAN OBAT DI RUMAH SAKIT
HERMINA PERIUK TANGERANG

PEDOMAN KERJA TIM FARMASI DAN TERAPI


BAB I
PENDAHULUAN

Tim Farmasi dan Terapi adalah organisai yang mewakili hubungan komunikasi antara
para staf medis dengan staf farmasi, sehingga anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili
spesialisasi-spesialisasi yang ada di rumah sakit dan apoteker wakil dari Farmasi Rumah
Sakit, serta tenaga kesehatan lainnya.
Berdasarkan Permenkes RI Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit dalam pengorganisasian Rumah Sakit dibentuk Tim Farmasi dan
Terapi (TFT) adalah organisasi yang mewakili hubungan komunikasi antara staf medik
dengan staf farmasi, sehingga anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili spesialis-
spesialisasi yang ada di rumah sakit dan apoteker wakil dari farmasi rumah sakit, serta tenaga
kesehatan lainnya.

A. Tujuan
1. Menerbitkan kebijakan-kebijakan mengenai pemilihan obat, penggunaan obat serta
evaluasinya.
2. Melengkapi staf professional di bidang kesehatan dengan pengetahuan terbaru yang
berhubungan dengan obat dan penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan.
3. Mengatur penggunaan obat dirumah sakit sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4. Memberikan rekomendasi pada pimpinan Rumah Sakit untuk mencapai budaya
pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional.
5. Khusus untuk pasien kelas tiga agar menggunakan obat generik.

B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang RI No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang RI No.35 tahun 2009 tentang Narkotika
4. Undang-Undang No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 72 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan No.889 Tahun 2011 tentang Registrasi, Izin Praktek dan
Izin Kerja Kefarmasian.
7. Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang pekerjaan Kefarmasian.
8. SK Menteri Pembentukan TIM Kesehatan No : 1197/Menkes/SK/X/2004 tanggal 19
Oktober 2009

C. Fungsi dan Ruang Lingkup


1. Mengembangkan formularium di Rumah Sakit dan merevisinya. Pemilihan obat
untuk dimasukan dalam formularium didasarkan pada evaluasi secara subjektif
terhadap efek terapi, keamanan serta harga obat dan juga meminimalkan duplikais
dalam tipe obat, kelompok dan produk obat yang sama.
2. Tim Farmasi dan Terapi mengevaluasi untuk menyetujui atau menolak produk obat
baru atau dosis obat yang diusulkan oleh anggota staf medis.
3. Menetapkan pengelolaan obat yang digunakan di rumah sakit dan yang termasuk
dalam kategori khusus.
4. Membantu Instalasi Farmasi dalam mengembangkan tinjauan terhadap kebijakan-
kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai penggunaan obat di rumah sakit sesuai
peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional.
5. Melakukan tinjauan terhadap penggunaan obat di rumah sakit dengan mengkaji
medical record dibandingkan dengan dengan standar diagnosa dan terapi. Tinjauan
ini dimaksudkan untuk meningkatkan secara terus menerus penggunaan obat secara
rasional.
6. Mengumpulkan dan meninjau laporan mengenai efek samping obat.
7. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut obat kepada staf medis dan
perawat.
BAB II
ORGANISASI DAN KEGIATAN

A. SUSUNAN TIM FARMASI DAN TERAPI


Susunan Tim Farmasi dan Terapi serta kegiatan yang dilakukan bagi tiap rumah sakit
dapat bervariasi sesuai dengan kondisi rumah sakir setempat :
1. Tim Farmasi dan Terapi harus sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga) Dokter, Apoteker,
dan Perawat.
2. Ketua Tim Farmasi dan Terapi dipilih dari dokter yang ada di dalam Tim dan jika rumah
sakit tersebut mempunyai ahli farmakologi klinik, maka sebagai ketua adalah
Farmakologi. Sekretarisnya adalah Apoteker dari instalasi farmasi atau apoteker yang
ditunjuk.
3. Tim Farmasi dan Terapi harus mengadakan rapat secara teratur, sedikitnya 3 (tiga) bulan
sekali dan untuk rumah sakit besar rapatnya diadakan sebulan sekali. Rapat Tim Farmasi
dan Terapi dapat mengundang pakar-pakar dari dalam maupun dari luar rumah sakit yang
dapat memberikan masukan bagi pengelolaan Tim Farmasi dan Terapi.
4. Segala sesuatu yang berhubungan dengan rapat TFT (Tim Farmasi dan Terapi) diatur
oleh sekretaris, termasuk persiapan dari hasil-hasil rapat.
5. Membina hubungan kerja dengan Tim di dalam rumah sakit yang sasarannya
berhubungan dengan penggunaan obat.
6. Membina hubungan kerja denngan Tim di dalam rumah sakit yang sasarannya
berhubungan dengan penggunaan obat.
Menurut Charles Siregar dalam bukunya Farmasi Rumah Sakit menyebutkan bahwa
keanggotaan Tim terdiri dari 8-15 orang. Semua anggota tersebut mempunyai

Anda mungkin juga menyukai