Kelompok 2 - Pengabis - MAB C P2 Subsistem Agribisnis Pangan Dan Non Pangan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 20

Nama Dosen : Ayutyas Sayekti S.

E,M Mata Kuliah : Pengantar Agribisnis

Kelas : MAB C1 P2 Hari/Tanggal :

SUBSISTEM AGRIBISNIS PANGAN DAN NON PANGAN


PERIKANAN UDANG GALAH

KELOMPOK 2
OLEH :
Anggraini Susanti (J0310211021)
Deni Rahman (J0310211193)
Dwicahyo Waskito Nugroho (J0310211282)
Hamdah Istifha Dinia (J0310211373)
Mahayu Mawar Kalista (J0310211277)
Marissa Zevania Simbolon (J0310211153)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agribisnis merupakan suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu
atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang
ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Sebagai motor penggerak
pembangunan pertanian, agribisnis dan agroindustri diharapkan akan dapat
memainkan peranan penting dalam kegiatan pembangunan daerah, baik dalam
sasaran pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi maupun stabilitas
nasional. Dalam melaksanakan proses produksinya, suatu perusahaan
membutuhkan faktor-faktor produksi yang dapat menunjang tercapainya tujuan
perusahaan. Faktor-faktor tersebut adalah bahan baku, modal, mesin dan manusia.
Pembangunan agribisnis merupakan strategi pengembangan ekonomi yang
membangun industri hulu, pertanian (usahatani), industri hilir dan jasa penunjang
secara simultan dan harmonis. Dalam kerangka ekonomi kerakyatan dan ekonomi
daerah pembangunan agribisnis dilaksanakan dengan meningkatkan kegiatan
ekonomi yang dihasilkan dari sumberdaya yang dimiliki dan dapat diterima
rakyat. Pembangunan ekonomi kerakyatan pada dasarnya menyangkut
pemberdayaan ekonomi atau pembangunan ekonomi usaha kecil dan menengah.
Perikanan merupakan salah satu sub-sektor agribinis di dalam sektor
perikanan yang berperan dalam kegiatan pengembangbiakan dan
membudidayakan udang galah untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan
tersebut. Usaha perikanan mempunyai arti penting bagi kehidupan sosial ekonomi
Sebagian masyarakat Indonesia. Pengembangan usaha perikanan dilakukan
mengingat kebutuhan bahan makanan yang mengandung protein hewani dari
tahun ketahun semakin meningkat serta adanya kesadaran yang tinggi dari
masyarakat tentang pemenuhan gizi bagi tubuhnya, oleh karena itu perlu
peningkatan terhadap sumber gizi salah satunya adalah bahan makanan yang
mengandung protein hewani yang berasal dari udang galah yang berupa daging.
Udang galah merupakan komoditas penting perikanan yang sudah lama
dikembangkan di Indonesia. Udang galah tersebar luas di Sumatera, Kalimantan,
Jawa, dan Papua. Namun budidaya udang galah sering menemui kendala, baik
dari tingkat kelulusan hidup yang rendah maupun tingkat pertumbuhan yang
lambat. Udang galah hanya tumbuh sekitar 2,34-2,78 %/hari pada fase juvenil (Ali
dan Waluyo, 2015). Proses pertumbuhan pada udang ditandai dengan pergantian
kulit atau molting. Proses molting pada udang galah dimulai sejak fase pertama
zoea sampai dengan dewasa dengan frekuensi molting yang lebih cepat pada fase
awal dan lambat saat memasuki dewasa. Kemampuan molting udang dipengaruhi
oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eskternal adalah faktor yang
berasal dari luar tubuh meliputi nutrisi, lingkungan, serta photoperiod sedangkan
faktor internal adalah faktor yang mengatur kondisi dalam tubuh berupa hormon
ekdisteron.

1
Tujuan makalah :

1. Menjelaskan bagaimana sistem agribisnis secara utuh mengenai komoditas


perikanan.
2. Mengetahui kendala dalam membangun agribisnis di Indonesia.
3. Mengetahui manfaat pembangunan sistem agribisnis dalam meningkatkan
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.

4.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Sistem Agribisnis Komoditas Udang Galah

1. Subsistem Hulu
Dalam Subsistem Hulu kita perlu menyiapkan input-input produksi yang
dibutuhkan dalam budidaya Udang Galah yaitu Persiapan Kolam, Pemilihan
Benih, Perlengkapan yang digunakan untuk budidaya udang galah,
Pemilihan pakan.

a. Persiapan kolam
Kolam terpal sangat cocok untuk udang galah dan tanah yang
digunakan dalam budidaya udang galah adalah tanah yang tidak
berlumpur dan berpasir dengan dasar kolam yang harus rata dan
dibuat kemalir (caren) secara diagonal dari saluran masuk dan
pembuangan air yang dipasang penyaring air (filter). Hal ini
dilakukan agar memudahkannya dalam memanen. Sebelum kolam
digunakan, keringkan kolam selama beberapa hari. Pengeringan Ini
bertujuan untuk menguraikan senyawa sulfida dan beracun yang
berbahaya bagi udang galah yang ada dalam tanah. Setelah itu, isi
air hingga 30 cm tingginya.

b. Pemilihan benih
Induk jantan memiliki ciri berupa bentuk tubuh bagian perut yang
lebih ramping serta ukuran pleuronnya lebih pendek. Sedangkan
induk betina memiliki bentuk tubuh bagian perut melebar dan
pleuronnya sedikit memanjang. Induk yang akan digunakan untuk
usaha budi daya udang galah haruslah memiliki syarat-syarat berikut
ini.
● Memiliki warna kulit yang kehijauan
● Organ tubuh yang lengkap, tidak cacat dan tidak terlihat adanya
kelainan pada bentuknya.
● Bebas dari segala bentuk penyakit
● Mampu bergerak secara aktif
● Sudah berumur minimal 8 bulan dan memiliki bobot yang pas.
Bobot minimal untuk jantan adalah 50 gram dan betina 35 gram.
● Berasal dari tempat hasil perbanyakan induk yang mempunyai
tahapan seleksi. Jenis indukan seperti ini dapat diperoleh dari
instansi yang telah melakukan program pengindukan udang galah.

c. Perlengkapan yang digunakan untuk budidaya udang galah


a. Geomembrane adalah lapisan plastik dengan banyak fungsi, dan
salah satu fungsinya adalah sebagai alas tambak.
b. Salinity Refraktometer digunakan untuk mengetahui tingkat
salinitas pada air yang digunakan dalam tambak sebelum mulai
memasukkan udang ke dalam tambak.

3
c. Aerator kincir air. Untuk menciptakan oksigen terlarut yang
cukup anda tentu membutuhkan aerator yang tepat. Dengan
harganya yang terjangkau dan menjadi yang paling banyak
dibutuhkan oleh para pembudidaya udang galah, walaupun dengan
kinerja penghasil oksigen yang rendah.
d. DO Meter untuk memastikan apakah kadar oksigen terlarut
dalam tambak anda berapa pada kondisi optimal.
e. pH Meter untuk melakukan pengecekan pH air secara rutin agar
kita tahu apakah tambak memiliki kualitas air yang baik atau
tidak.

d. Pemilihan pakan
Syarat dalam pembelian pakan buatan udang galah: Protein yang
terkandung antara 44-56%. Lemak yang terkandung minimal 5%,
namun lebih optimal jika sekitar 12%. Karbohidrat yang terkandung
sekitar 22%. Pakan yang dipilih adalah pakan buatan dengan
kebutuhan makro untuk udang galah dapat terpenuhi dan pakan
buatan yang dipilih adalah pakan buatan bentuk tepung yang
diproduksi oleh PT. Matahari Sakti.

2. Subsistem Onfarm
Pemeliharaan udang galah meliputi banyak faktor seperti persiapan lahan
budidaya, pakan,temperatur dan kondisi air, sistem alas kolam yang
menggunakan teknologi geomembrane. Untuk mengontrol temperatur dan
kondisi air dilakukan dengan menggunakan alat,
Salinity  Refraktometer,  Ph  meter, dan Aerator. Benih udang galah sangat
sensitif dengan kondisi air, kondisi air yang baik memiliki Ph antara 7 - 8,5
yaitu memiliki tingkat netral sedangkan Suhu yang dibutuhkan oleh udang
galah untuk tumbuh dengan baik adalah 19 hingga 30 derajat celsius. Ciri-ciri
benih udang galah yang baik yaitu tingkat ketahanan yang tinggi terhadap
indensi penyakit, tidak cacat atau necrois, dan lincah atau aktif berenang
apabila dipindahkan ke wadah yang lain. Benih udang galah yang terawat
dengan baik akan menghasilkan kualitas yang baik. Kondisi air yang tidak
kotor juga sangat mempengaruhi pertumbuhan udang galah, Kondisi air yang
kotor akan membuat kualitas udang galah menurun. Geomembrane dapat
mengatasi masalah ini. Geomembrane adalah lapisan plastik yang ditempatkan
didasar tambak atau kolam. Keuntungan menggunakan geomembrane salah
satunya yaitu Geomembran dapat mempertahankan kualitas air, dikarenakan
geomembrane dapat menahan tanah dasar tambak untuk masuk dan
mencemari air, sehingga pencemaran air dapat terhindar Dengan baik.
Penyakit  ekor  putih  (White  Tail  Disease/  WTD)  dan  penyakit  otot  putih
(White  Muscle  Disease/  WMD)  yang  menyerang  udang  galah  disebabkan
oleh  virus  RNA  Macrobrachium  Rosenbergii  Nodavirus  yang  dikenal
sebagai  MrNV.  Udang  Galah  yang  telah  terjangkit  penyakit  ini  akan
mengakibatkan  tubuh  menjadi  berwarna  seperti  putih  susu. MrNV dapat
menyerang pada fase pertumbuhan stadia larva, postlarva, juvenil, calon
induk, yang berujung dengan kematian. Penyakit ini dikibatkan oleh kualitas
air yang buruk. Persiapan lahan untuk udang galah dilakukan dengan

4
menggunakan lahan yang luas dikarenakan udang galah ini memiliki habitat
yang hidup di dasar kolam dengan ukuran yang luas. Udang galah
membutuhkan lebar kolam atau tambak minimal 8 hingga 10 kaki atau sekitar
2,5 hingga 3 meter, mengingat ukurannya yang cukup besar sehingga
membutuhkan ruang yang nyaman untuk melancarkan kehidupannya. Udang
galah itu sendiri memiliki sifat teritorial dan kanibal , Luas kolam budidaya
yang terbatas menyebabkan sesama udang bersaing keras memperebutkan
wilayah teritorialnya. Untuk menyusuaikan terbatasnya lahan maka bisa
menggunakan teknologi apartemen udang galah. Apartemen Udang Galah
adalah bangunan dari bahan bamboo yang dibelah dan dirakit menyerupai
kerangka biliki/kamar seperti sebuah apartemen dan di tempatkan di dalam air.
Keuntungan dalam sistem apartemen udang galah ini antara lain tempat
bertengger dan berlindungnya udang-udang kecil, Dalam satu perangkat
apartemen, terdapat sekat atau bilik yang merupakan tempat tinggal tambahan
yang nyaman bagi udang. Akibatnya, terjadi peningkatan ruang yang bisa
ditempati udang. Selain itu, apartemen juga berfungsi sebagai tempat
berlindung saat udang berganti kulit (moulting). Dengan dua keuntungan
tersebut, padat teba bisa ditingkatkan dan kanibalisme dapat ditekan.

 Pemberian Pakan Udang Galah


Waktu untuk pemberian pakan udang galah air tawar yang terbaik adalah pada
malam hari. Ini dikarenakan udang memiliki sifat nokturnal dan mencari makan
pada malam hari.
Pakan Buatan
Syarat dalam pakan buatan untuk udang galah salah satunya mengandung Protein
antara 30%-55%, adanya kandungan lipid sebagai sumber energi dalam
penyerapan kalsium dan vitamin dalam pakan. Adanya kandungan karbohidrat
sebagai cadangan makan dan pembentukan zat kitin (pembentuk kulit udang).
Kandungan mineral dalam pembentukkan jaringan, metabolisme dan pigmentasi
warna udang. Serta adanya vitamin yang mempercepat pertumbuhan dan
memperkuat imunitas.
Berikan pakan buatan ini 2-3 kali sehari, tergantung kebutuhan dan umurnya. Jika
dikolam sudah terdapat banyak pakan alami, maka pemberian pakan buatan bisa
dikurangi menjadi 2 kali sehari saja.
Pakan Tambahan
Pakan tambahan perlu diberikan untuk menghemat biaya pembelian pellet. Dulur
bisa memberikan pakan tambahan dengan berbagai macam jenis, sesuai dengan
ketersediaan di lingkungan dulur. Beberapa jenis pakan udang galah air tawar
tambahan yang baik untuk diberikan adalah kelapa, singkong, bekicot/siput, ikan
kecil dan lainnya. Tentu saja, berikan pakan tambahan ini setelah bersih dan
dicincang halus, utamanya jika udang galah masih kecil.
Dulur bisa memberikan pakan tambahan setiap hari sebanyak 1-2 kali sehari,
bergantung dengan kemudahan dalam mendapatkannya.
Pakan alami
Beberapa jenis pakan alami yang biasa tumbuh di kolam udang galah adalah
zooplankton, mikroorganisme air, phytoplankton, dan lainnya. Tentu saja, pakan
alami sangat baik untuk menunjang pertumbuhan bibit udang air tawar, khusunya

5
udang galah. Sehingga masa pembesaran udang galah bisa semakin cepat dan
cepat panen.

 Pengontrolan Kondisi Air


Kualitas air merupakan faktor penting selama pembenihan berlangsung. Baik
buruknya kualitas air akan sangat menentukan hasil yang akan dicapai. Air yang
digunakan harus memenuhi kriteria fisik, kimia, dan biologi.
Beberapa parameter kualitas air yang perlu dipantau antara lain oksigen terlarut
(DO), salinitas, derajat keasaman (pH), dan suhu.
1) Oksigen terlarut
Kandungan oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) di dalam air merupakan sumber
respirasi bagi larva, oleh karenanya harus selalu tersedia di dalam media.
Keperluan organisme terhadap oksigen terlarut relatif bervariasi tergantung pada
jenis, stadium dan aktifitasnya. Kisaran oksigen terlarut 5 ppm atau lebih
merupakan kadar yang cukup baik untuk pertumbuhan larva udang galah.
2) Salinitas
Salinitas atau kadar garam yang terkandung dalam air merupakan salah satu
parameter yang perlu diperhatikan dalam pembenihan. Udang galah memiliki
toleransi salinitas berkisar 0-15 ppt. Pada fase larva udang galah mampu tumbuh
dengan baik pada salinitas 10-15 ppt. Untuk kebutuhan kadar garam media
pemeliharaan larva, dapat berasal dari air laut dan dari garam dapur, atau
campuran dari keduanya. Informasi terakhir adalah bahwa kombinasi air laut
dengan garam dapat meningkatkan laju pertumbuhan larva udang galah.
3) Derajat keasaman (pH)
Nilai derajat keasaman (pH) sangat terkait erat dengan ketersediaann CaCO3
dalam media budidaya. Selain sebagai penyangga atau faktor pendukung
kestabilan pH, senyawa tersebut merupakan faktor yang penting pada proses
pergantian kulit (moulting). pH media pemeliharaan larva udang galah sebaiknya
berkisar antara 7 – 8,5. Untuk mengukur pH dapat digunakan pH meter atau
kertas lakmus. Adanya pergantian air secara rutin menunjang ketrersediaan unsur
tersebut.
4) Suhu
Suhu media perlu dipantau, karena memberi pengaruh cukup besar bagi
kelangsungan hidup, pertumbuhan larva, serta konversi pakan. Suhu optimal
untuk kehidupan larva udang galah adalah 28 – 30 ºC. Suhu apat diukur dengan
menggunakan termometer alkohol/ air raksa, dll.

 Panen
Biasanya masa panen udang galah dilakukan setelah proses pembesaran selama 3-
4 bulan. Saat panen terdapat dua cara panen yaitu panen sebagian dan panen total.
Panen sebagai merupakan cara panen yang dilakukan sedikit demi sedikit,
sedangkan panen total berarti udang ditangkap secara keseluruhan baik besar
maupun kecil.
Baik pada panen sedikit demi sedikit maupun pada panen total udang galah harus
ditangkap dalam keadaan hidup dan segar bugar.
Untuk penangkapan sedikit demi sedikit, biasanya menggunakan alat tangkap
jaring insang. Jaring tersebut di rentangkan selebar kolam, kemudian ditarik dari

6
satu sisi kolam ke sisi lainnya. Ukuran mata jaring sesuai dengan ukuran udang
yang sudah besar.
Untuk penangkapan total, dilakukan dengan pengesatan kolam. Malam menjelang
hari penangkapan, air kolam di keluarkan perlahan – lahan. Selanjutnya
penangkapan dimulai pada pukul 5 pagi. Alat yang di pakai dapat berupa seser,
serok, pecak, maupun tangan kosong.
Hasil tangkapan di tampung di dalam keranjang atau ember yang di beri tutup.
Selama penangkapan berlangsung harus ada aliran air yang masuk ke dalam
kolam. Hal ini berguna untuk mencegah udang galah mati kekurangan zat asam
untuk bernafas.

3. Subsistem Hilir Pengolahan


Komponen agribisnis pengolahan adalah kegiatan agribisnis yang mengolah
produk usahatani menjadi produk olahan baik produk antara maupun produk akhir.
Dalam budidaya udang galah ini produk yang dihasilkan berupa udang galah yang
masih segar dan produk olahan berupa frozen food.

a. Produk udang galah segar


Untuk produk udang galah yang masih segar, proses pengemasan adalah hal yang
penting yang perlu diperhatikan. Berhubung produk ini akan dipasarkan ke
berbagai daerah maka pada tahap setelah dibaluri tepung roti Ebi Furai tidak
langsung di goreng melainkan di bekukan dengan suhu mencapai -200C dalam
waktu 30 menit. Proses pembekuan akan menyebabkan mikroorganisme mati
mendadak karena bagian sel yang berfungsi untuk bertahan hidup rusak akibat
thermal shock. Selain untuk membunuh mikroorganisme, IQF hanya akan
membentuk kristal es yang kecil sehingga saat dicairkan air yang terbentuk akan
diserap kembali ke dalam produk dan hanya sedikit yang menjadi tetesan air atau
terbuang.
Setelah dibekukan, produk naget langsung dikemas dengan plastik lalu melewati
metal detector untuk mengetahui ada atau tidaknya kontaminasi logam.
Selanjutnya dilakukan pengecekan berat produk standar, bila tidak sesuai standar
maka produk akan dipisahkan oleh rejector untuk dicek ulang (Tjan, 2015).
Tips dan trik agar saat proses penggorengan Ebi Furai udangnya tidak
melengkung dan tetap lurus yaitu dengan memotong bagian bawah udang sedikit
saja dan setelah ini tekan bagian punggung udang agar tetap semakin lurus dan
sedikit pipih.

b. Produk olahan udang galah


Ebi Furai merupakan salah satu olahan dari udang galah yang banyak digemari
dari berbagai kalangan. Hal ini menyebabkan proses pengolahan Ebi Furai
menjadi hal yang paling di soroti oleh perusahaan agar dapat memenuhi
permintaan konsumen. Berikut merupakan tahapan-tahapan yang dapat dilakukan
dalam memproduksi Ebi Furai.
Bahan :
● 8 ekor udang (ukuran per kg isi 30-40 udang)
● Tepung terigu secukupnya
● Tepung roti secukupnya
● Minyak untuk menggoreng

7
Adonan tepung basah :
● 2 sdm tepung terigu
● 1/2 butir telur
● 50 ml susu atau cream atau santan
● Garam secukupnya
● Merica secukupnya
● Kaldu jamur atau penyedap sesuai selera
● Parutan bawang putih secukupnya
Cara membuat:
1. Kupas udang, buang kotorannya, lalu bilas dengan air.
2. Kerat bagian perut udang (jarak sekitar 1/2 cm) dan jangan terlalu dalam.
3. Lalu tekan punggungnya dengan menggunakan jari seperti memijat, hingga urat
di punggung putus memanjang dan rata.
4. Buat adonan tepung basah. Campurkan tepung, telur, cream, bawang putih,
merica, dan kaldu jamur. Aduk hingga tercampur.
4. Lapisi udang dengan tepung terigu, adonan tepung basah, lalu tepung roti.
5. Goreng udang hingga warnanya keemasan.
6. Sajikan Ebi Furai dengan saus.

4. Subsistem Hilir Pemasaran


Hasil dari pengolahan budidaya udang galah yang masih hidup maupun dalam
bentuk olahan dapat dipasarkan dipasar-pasar lokal atau dengan memanfaatkan
sistem kluster industri budidaya perikanan.

Dalam pemasaran perlu adanya Kerjasama dengan pihak-pihak tertentu yang


membutuhkan bahan baku utama ayam yang kita budidaya untuk dijadikan
produk makanan yang siap dikonsumsi oleh masyarakat.

Mekanisme pemasaran dan saluran Tata Niaga Produk

1. Pemilihan sasaran pemasaran dari produk


Sasaran pertama marketing adalah memperoleh pembeli (konsumen) baru
sebanyak mungkin. Hal ini dilakukan dengan 1). Mengenalkan merek kita. 2).
Menawarkan barang yang sesuai keinginannya; 3). Mengedukasi pelanggan; serta
4). Meningkatkan kemauan dan keinginan membeli. Dalam pemasaran ini kita
lakukan dengan komunikasi iklan. Jadi kita buat merek kita dikenal melalui
media-media promosi seperti spanduk, brosur, iklan televise, dan sebagainya.
Selain menancapkan merek kita ke otak pembeli, kita juga menjelaskan apa
manfaat produk kita, apa solusi yang ditawarkan. Sasaran produk Ebi Furai ini
adalah semua kalangan sehingga produk dapat dinikmati semua orang dengan
harga murah.

2. Strategi produksi
Kami memproduksi Ebi Furai yang belum ada dipasaran.dan kami juga
memberikan pilihan ukuran kepada konsumen. Proses produksi kami tidak
dilakukan sewaktu-waktu saja. Namun berjalan terus menerus selama ada waktu
luang.

8
3. Strategi penetapan harga
Harga merupakan suatu variabel yang mempunyai peranan penting dalam
dunia bisnis. Harga menunjukkan level dari suatu produk juga menjadi acuan
tentang bagaimana produk itu seharusnya bila dilihat dari harganya. Harga yang
kami tawarkan di sini, kami sesuaikan dengan sasaran kami yaitu para masyarakat
menengah ke bawah. Harga kami sesuaikan dengan bahan dan berbagai variable
lain. Kami akan mengutamakan kualitas makanan, dan tidak hanya berfokus
mengambil keuntungan semata.

4. Pengembangan wilayah pemasaran


Area pemasaran bukan hanya di sekitar daerah tempat produksi melainkan
ke seluruh daerah di Indonesia.

5. Strategi kerjasama
Kami melakukan kerjasama mitra dengan berbagai perusahaan
retail seperti supermarket, dan juga marketplace seperti shopee dan lain-lain.

5. Subsistem Jasa Penunjang


Peranan lembaga penunjang agribisnis adalah menciptakan agribisnis Indonesia
yang tangguh dan kompetitif. Lembaga pendukung agribisnis sangat menentukan
dalam upaya menjamin terciptanya integrasi agribisnis dalam mewujudkan tujuan
pengembangan agribisnis. Pada komoditas udang galah ada beberapa subsistem
jasa penunjang, yaitu :

A. Perbankan

• Penunjang subsistem hulu

Pada subsistem ini subsistem mendukung pendanaan atas penciptaan bibit unggul
dan penggunaannya oleh peternak. Dari pendanaan oleh perbankan selanjutnya
dapat digunakan oleh para peneliti untuk pengembangan dan inovasi atas bibit
unggul udang galah yang masih kurang didalam budidaya perternakan udang
galah. Selain itu, melalui pendanaan pula pihak perbankan bisa juga menyetujui
pencairan dana oleh petambak yang kekurangan dana dalam input produksinya
utamanya modal untuk pembelian benih maupun pengadaan peralatan dalam
melakukan perternakan udang galah.

• Penunjang subsistem on farm

Disini pihak perbankan menjadi semacam pihak konsultan atas penggunaan dana
mereka oleh peternak. Pada umumnya pihak perbankan memang hanya terfokus
pada pendanaan di awal produksi saja, namun pada beberapa bank yang memiliki
tradisi organisasi yang kuat pengunaan atas modalpun menjadi wilayah kerja
mereka. Disitu mereka mengadakan peran pengawasan atas modal yang
digunakan. Bentuk pengawasan dapat diwujudkan melalui proses konsultasi oleh
peternak dan pihak bank apabila ada inisiatif dari keduabelah pihak dan
pengetahuan yang cukup oleh pengaudit teknis lapangan.

9
• Penunjang subsistem hilir

Pihak perbankan akan menjadi rujukan awal perusahaan distributor ayam maupun
perusahaan pengolahan seperti industri pembuatan makanan frozen food, dan lain
sebagainya untuk mendapatkan modal usaha. Permodalan ini selanjutnya akan
digunakan sebagai biaya pengadaan atas faktor-faktor produksi.

B. Transportasi

• Penunjang subsistem hulu

Perusahaan transportasi merupakan sebuah kunci atas distristribusinya fakto-


faktor produksi yang umumnya berskala besar seperti perlengkapan kolam,
peralatan seperti jaring penangkap udang galah, pakan udang galah dan benih
udang galah yang dibutuhkan dalam jumlah banyak. Kesemuanya tak mungkin
dapat digunakan apabila input tersebut tidak dapat sampai ke perternak.
• Penunjang subsistem hilir ( Pengolahan )

Transportasi pada subsistem hilir berfungsi untuk melakukan kegiatan distribusi.


Di subsistem hilir pengolahan tentunya transportasi juga memberi peran seperti
sebagai pelaksana atas pendistribusian mesin-mesin dan berbagai peralatan
pengolahan udang galah.

• Penunjang subsistem hilir ( Pemasaran )

Disini peran transportasi sebagai unit distribusi dari peternak sebagai produsen
kepada konsumen yaitu hasil pengolahan yang sudah jadi berbentuk produk
tersebut didistribusikan ke masyarakat melalui pasar tradiosional maupun
supermarket dengan tepat waktu.

C. Penelitian dan Pendidikan

• Penunjang subsistem hulu

Di subsistem ini penelitian diutamakan pada pengadaan bibit udang galah yang
unggul dan bagaimana memproduksinya secara masal agar mampu digunakan
secara luas oleh peternak. Apabila terlaksana maka pelaksanaan atas proses
selanjutnya akan terdorong. Di pihak pendidikan bisa dengan menyediakan
tenaga yang mampu menyediakan proses produksi melalui lulusanya.

• Penunjang subsistem on farm

Disini penelitian atas teknik bagaimana cara memberikan pakan udang dalah
yang baik dan bagaimana cara merawat udang galah yang terkena penyakit. Maka

10
dari itu pihak pendidikan melakukan pengecekan seperti lulusan dokter hewan
agar udang galah tersebut selalu sehat dan terawat dengan baik.

• Penunjang subsistem hilir

Para inovator bisa menciptakan berbagai alat mesin yang lebih canggih yang dapat
menghasilkan produksi barang dengan banyak untuk menunjang keberlangsungan
produksi secara lanjut yang lebih efesien.

D. Pemerintah

• Penunjang subsistem hulu

Peran pemerintah dalam penunjang subsistem hulu yaitu,


1. Memberikan Alokasi khusus benih udang galah Pemerintah melalui Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian.
2. Memberikan Bantuan Sarana dan Prasarana Pertanian Pemerintah memberikan
bantuan berupa sarana dan prasarana pertanian, bantuan ini bisa berupa benih
udang galah dan alat prasana yang menunjang kerberlangsungan peternakan
udang galah.
3. Memberikan Program Pelatihan Selanjutnya yakni memberikan program
berupa pelatihan bagi para peternak, peran pemerintah yang satu ini sering
dilakukan karena dianggap penting. Tujuan dari program pelatihan ini adalah
memberikan ilmu dan meningkatkan sumberdaya manusia khususnya untuk para
peternak. Seringkali program ini di isi oleh para ahli ataupun oleh para peternak
yang berpengalaman.
4. Memberikan Permodalan Peran serta pemerintah dalam membantu
pengembangan usaha para peternak adalah dengan diberikannya permodalan.
Permodalan ini ada yang bersifat pinjaman dengan bunga rendah ataupun
permodalan dengan hibah atau tanpa pengembalian. Seperti saat ini, pemerintah
memberikan modal kepada para peternak dengan cara KUR atau kredit usaha
rakyak.

• Penunjang Subsistem on farm


Pemerintah harus memberikan pelayanan pencegahan dengan memberikan vaksin
atau pengecekan kesehatan udang galah secara gratis kepada peternak agar
mencegah terjadinya penyakit.

• Penunjang Subsistem Hilir

1. Membantu produsen dalam kegiatan pengolahan produk udang galah, seperti


membantu membangun perusahaan yang mendukung kegiatan pengolahan udang
galah dan membantu menyediakan fasilitas dan teknologi yang canggih agar
produk yang dihasilkan berkualitas.

11
2. Penetapan harga terendah (dasar) produk peternakan untuk melindungi
produsen agar tidak rugi dan penetapan harga tetap (tertinggi) produk peternakan
untuk melindungi konsumen agar tetap terjangkau,sangat di perlukan untuk
menjamin kelancaran dalam usaha dan pemenuhan kebutuhan hidup.

E. Koperasi

• Penunjang Subsistem Hulu

1. Penyedia modal kerja melalui kegiatan simpan pinjam,


2. Penyedia sarana produksi peternakan , diantaranya ialah penyediaan benih
ayam, pakan, dan obat atau vaksin, serta alat-alat peternakan lainnya.

• Penunjang Subsistem on farm

Menyediakan tenaga ahli untuk melakukan sosialisasi dengan mengikuti pelatihan


dan pembinaan seputar peternakan dari dinas terkait, dan mengadakan studi
banding pada koperasi lain dan gapoktan.

• Penunjang Subsistem Hilir

Seluruh peternak bisa disatukan untuk membangun perusahaan yang berfungsi


untuk mengelola hasil dari peternakan menjadi produk antara maupun produk
akhir yang siap di distribusi.

2.2 Konsep Sistem Agribisnis

Secara konsepsional sistem agribisnis merupakan suatu rangkaian kegiatan


mulai dari subsistem pengadaan input pertanian, subsistem produksi pertanian,
subsistem pengolahan hasil pertanian, subsistem pemasaran, dan subsitem jasa
layanan pendukung seperti dukungan sarana dan prasarana serta lingkungan
yang kondusif bagi pengembangan agribisnis atau yang berkaitan dengan
kegiatan agribisnis.

12
2.3 Manfaat Pembangunan Sistem Agribisnis Dalam Pertumbuhan dan
Pemerataan Perekonomian

1. Mengurangi Pengangguran
Sistem agribisnis merupakan suatu sistem yang berfokus pada pengolahan
hasil pertanian. Maka dari itu, Sistem Agribisnis tentu membutuhkan
tenaga kerja yang cukup banyak untuk dapat memenuhi kebutuhan tenaga
manusia dalam sistem agribisnis. Faktor pembaharuan sumber daya alam
pun memiliki peran dalam meningkatkan kebutuhan sumber daya manusia
dalam sistem agribisnis.

2. Mewujudkan Pemerataan Hasil Pembangunan


Hal ini dapat dilihat pada Kabupaten Buru, Maluku. Awalnya masyarakat
pada Kabupaten Buru tidak terlalu mengerti cara mengembangkan hasil
pertanian mereka. Namun, dengan adanya bantuan pelaku-pelaku
agribisnis mulai dari Petani, Koperasi, Pemerintah Daerah, pihak swasta
serta seorang Dirigent sehingga pertanian di Kabupaten Buru berinovasi
dan dapat dikembangkan dengan baik. Melalui pembangunan agribisnis,
yang sumberdayanya tersebar di di Kabupaten Buru, dapat mewujudkan
pemerataan pembangunan dan juga ekonomi di Kabupaten Buru.

2.4 Kendala dan Hambatan dalam Membangun Agribisnis Di Indonesia

1. Lemahnya struktur permodalan dan akses terhadap sumber permodalan.


Salah satu faktor produksi penting dalam usaha tani adalah modal. Besar-
kecilnya kala usaha tani yang dilakukan tergantung dari pemilikan modal. Secara
umum pemilikan modal petani masih relatif kecil, karena modal ini biasanya
bersumber dari penyisihan pendapatan usaha tani sebelumnya. Untuk memodali
usaha tani selanjutnya petani terpaksa memilih alternatif lain, yaitu meminjam
uang pada orang lain yang lebih mampu (pedagang) atau segala kebutuhan usaha
tani diambil dulu dari toko dengan perjanjian pembayarannya setelah panen.
Kondisi seperti inilah yang menyebabkan petani sering terjerat pada sistem
pinjaman yang secara ekonomi merugikan pihak petani.
2. Ketersediaan lahan dan masalah kesuburan tanah.
Kesuburan tanah sebagai faktor produksi utama dalam pertanian makin
bermasalah. Permasalahannya bukan saja menyangkut makin terbatasnya lahan
yang dapat dimanfaatkan petani, tetapi juga berkaitan dengan perubahan perilaku
petani dalam berusaha tani. Dari sisi lain mengakibatkan terjadinya pembagian

13
penggunaan tanah untuk berbagai subsektor pertanian yang dikembangkan oleh
petani.
3. Pengadaan dan penyaluran sarana produksi.
Sarana produksi sangat diperlukan dalam proses produksi untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan. Pengadaan sarana produksi itu bukan hanya
menyangkut ketersediaannya dalam jumlah yang cukup, tetapi yang lebih penting
adalah jenis dan kualitasnya. Oleh karena itu pengadaan sarana produksi ini perlu
direncanakan sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan
dan dipergunakan pada waktu yang tepat.
4. Terbatasnya kemampuan dalam penguasaan teknologi.
Usaha pertanian merupakan suatu proses yang memerlukan jangka waktu
tertentu. Dalam proses tersebut akan terakumulasi berbagai faktor produksi dan
sarana produksi yang merupakan faktor masukan produksi yang diperlukan dalam
proses tersebut untuk mendapatkan keluaran yang diinginkan. Petani yang
bertindak sebagai manajer dan pekerja pada usaha taninya haruslah memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam penggunaan berbagai faktor masukan usaha
tani, sehingga mampu memberikan pengaruh terhadap peningkatan produktivitas
dan efisiensi usaha yang dilakukan.
5. Lemahnya organisasi dan manajemen usaha tani.
Organisasi merupakan wadah yang sangat penting dalam masyarakat,
terutama kaitannya dengan penyampaian informasi (top down) dan panyaluran
inspirasi (bottom up) para anggotanya. Dalam pertanian organisasi yang tidak
kalah pentingnya adalah kelompok tani. Selama ini kelompok tani sudah terbukti
menjadi wadah penggerak pengembangan pertanian di pedesaan. Hal ini dapat
dilihat dari manfaat kelompok tani dalam hal memudahkan koordinasi,
penyuluhan dan pemberian paket teknologi.
6. Kurangnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia untuk sektor agribisnis.
Petani merupakan sumberdaya manusia yang memegang peranan penting
dalam menentukan keberhasilan suatu kegiatan usaha tani, karena petani
merupakan pekerja dan sekaligus manajer dalam usaha tani itu sendiri. Ada dua
hal yang dapat dilihat berkaitan dengan sumberdaya manusia ini, yaitu jumlah
yang tersedia dan kualitas sumberdaya manusia itu sendiri. Kedua hal ini sering
dijadikan sebagai indikator dalam menilai permasalahan yang ada pada kegiatan
pertanian.

2.5 Upaya Konkrit Yang Perlu Dilakukan Pemerintah dari Kendala Tersebut

1.Menambah Modal
2. Penguatan Kondisi Lingkungan
3. Penguatan Sarana dan Prasaran
4. Meningkatkan Kemampuan Teknologi
5. Penguatan Koordinasi Kelembagaan
6. Aspek Penguatan Sumber Daya Manusia

14
2.6 Kajian Komprehensif Sistem agribisnis Komoditas udang galah
1. Subsistem Hulu
A. Persiapan kolam
Kolam terpal sangat cocok untuk udang galah dan tanah yang digunakan
dalam budidaya udang galah adalah tanah yang tidak berlumpur dan
berpasir dengan dasar kolam yang harus rata dan dibuat kemalir (caren)
secara diagonal dari saluran masuk dan pembuangan air yang dipasang
penyaring air (filter).
b. Pemilihan benih
Induk jantan memiliki ciri berupa bentuk tubuh bagian perut yang lebih
ramping serta ukuran pleuronnya lebih pendek. Sedangkan induk betina
memiliki bentuk tubuh bagian perut melebar dan pleuronnya sedikit
memanjang.
c. Perlengkapan yang digunakan untuk budidaya udang galah
a. Geomembrane sebagai alas tambak.
b. Salinity Refraktometer digunakan untuk mengetahui tingkat
salinitas pada air yang digunakan dalam tambak
c. Aerator kincir air. Untuk menciptakan oksigen terlarut dalam
air.
d. DO Meter untuk memastikan apakah kadar oksigen terlarut
dalam tambak anda berapa pada kondisi optimal.
e. pH Meter untuk melakukan pengecekan pH air.

d. Pemilihan pakan
Syarat dalam pembelian pakan buatan udang galah: Protein yang
terkandung antara 44-56%. Lemak yang terkandung minimal 5%,
namun lebih optimal jika sekitar 12%. Karbohidrat yang terkandung
sekitar 22%. Pakan yang dipilih adalah pakan buatan dengan
kebutuhan makro untuk udang galah dapat terpenuhi dan pakan
buatan yang dipilih adalah pakan buatan bentuk tepung yang
diproduksi oleh PT. Matahari Sakti.

2. Subsistem Onfarm

 Pemberian Pakan Udang Galah


Waktu untuk pemberian pakan udang galah air tawar yang terbaik adalah pada
malam hari. Ini dikarenakan udang memiliki sifat nokturnal dan mencari
makan pada malam hari.
Berikan pakan buatan ini 2-3 kali sehari, tergantung kebutuhan dan umurnya.
Jika dikolam sudah terdapat banyak pakan alami, maka pemberian pakan
buatan bisa dikurangi menjadi 2 kali sehari saja.
Pakan Tambahan
Dulur bisa memberikan pakan tambahan setiap hari sebanyak 1-2 kali sehari,
bergantung dengan kemudahan dalam mendapatkannya.
Pakan alami
Beberapa jenis pakan alami yang biasa tumbuh di kolam udang galah adalah
zooplankton, mikroorganisme air, phytoplankton, dan lainnya. Tentu saja,
pakan alami sangat baik untuk menunjang pertumbuhan bibit udang air tawar,

15
khusunya udang galah. Sehingga masa pembesaran udang galah bisa semakin
cepat dan cepat panen.

 Pengontrolan Kondisi Air

Beberapa parameter kualitas air yang perlu dipantau antara lain oksigen
terlarut (DO) Kisaran oksigen terlarut 5 ppm atau lebih, salinitas (Udang galah
memiliki toleransi salinitas berkisar 0-15 ppt. Pada fase larva udang galah
mampu tumbuh dengan baik pada salinitas 10-15 ppt), derajat keasaman (pH)
(pH media pemeliharaan larva udang galah sebaiknya berkisar antara 7 – 8,5),
dan suhu (Suhu optimal untuk kehidupan larva udang galah adalah 28 – 30 ºC.
Suhu apat diukur dengan menggunakan termometer alkohol/ air raksa, dll)

 Panen
Biasanya masa panen udang galah dilakukan setelah proses pembesaran
selama 3-4 bulan. Saat panen terdapat dua cara panen yaitu panen sebagian
dan panen total. Panen sebagai merupakan cara panen yang dilakukan sedikit
demi sedikit, sedangkan panen total berarti udang ditangkap secara
keseluruhan baik besar maupun kecil.

3. Subsistem Hilir Pengolahan


Komponen agribisnis pengolahan adalah kegiatan agribisnis yang mengolah
produk usahatani menjadi produk olahan baik produk antara maupun produk akhir.
Dalam budidaya udang galah ini produk yang dihasilkan berupa udang galah yang
masih segar dan produk olahan berupa frozen food.

a. Produk udang galah segar


Untuk produk udang galah yang masih segar, proses pengemasan adalah hal
yang penting yang perlu diperhatikan. Berhubung produk ini akan dipasarkan
ke berbagai daerah maka pada tahap setelah dibaluri tepung roti Ebi Furai
tidak langsung di goreng melainkan di bekukan dengan suhu mencapai -200C
dalam waktu 30 menit.

b. Produk olahan udang galah


Ebi Furai merupakan salah satu olahan dari udang galah yang banyak digemari
dari berbagai kalangan. Hal ini menyebabkan proses pengolahan Ebi Furai
menjadi hal yang paling di soroti oleh perusahaan agar dapat memenuhi
permintaan konsumen.

4. Subsistem Hilir Pemasaran

Dalam pemasaran perlu adanya Kerjasama dengan pihak-pihak tertentu yang


membutuhkan bahan baku utama ayam yang kita budidaya untuk dijadikan
produk makanan yang siap dikonsumsi oleh masyarakat.

Mekanisme pemasaran dan saluran Tata Niaga Produk

1. Pemilihan sasaran pemasaran dari produk

16
Sasaran pertama marketing adalah memperoleh pembeli (konsumen) baru
sebanyak mungkin. Hal ini dilakukan dengan 1). Mengenalkan merek kita. 2).
Menawarkan barang yang sesuai keinginannya; 3). Mengedukasi pelanggan;
serta 4). Meningkatkan kemauan dan keinginan membeli.
2. Strategi produksi
Kami memproduksi Ebi Furai yang belum ada dipasaran.dan kami juga
memberikan pilihan ukuran kepada konsumen. Proses produksi kami tidak
dilakukan sewaktu-waktu saja. Namun berjalan terus menerus selama ada waktu
luang.

3. Strategi penetapan harga


Harga merupakan suatu variabel yang mempunyai peranan penting dalam
dunia bisnis. Harga menunjukkan level dari suatu produk juga menjadi acuan
tentang bagaimana produk itu seharusnya bila dilihat dari harganya. Harga yang
kami tawarkan di sini, kami sesuaikan dengan sasaran kami yaitu para masyarakat
menengah ke bawah.

4. Pengembangan wilayah pemasaran


Area pemasaran bukan hanya di sekitar daerah tempat produksi melainkan
ke seluruh daerah di Indonesia.

5. Strategi kerjasama
Kami melakukan kerjasama mitra dengan berbagai perusahaan
retail seperti supermarket, dan juga marketplace seperti shopee dan lain-lain.

5. Subsistem Jasa Penunjang


Peranan lembaga penunjang agribisnis adalah menciptakan agribisnis Indonesia
yang tangguh dan kompetitif. Lembaga pendukung agribisnis sangat menentukan
dalam upaya menjamin terciptanya integrasi agribisnis dalam mewujudkan tujuan
pengembangan agribisnis mulai dari subsistem hulu, subsistem on farm, dan
subsistem hilir pengolahan – pemasaran. Lembaga-lembaga yang terkait dalam
kegiatan ini meliputi: 1) Perbankan sebagai sumber pendanaan atas penciptaan
benih unggul dengan mendapatkan alat produksi yang baik dan modal usaha
dalam pengiriman produk, 2) Jasa transportasi sebagai pelaku distributor produk
olahan udang galah maupun udang galah segar dan juga pendistribusi
perlengkapan untuk menambak udang galah, 3) Penelitian sebagai lembaga
peneliti dalam menciptakan benih udang galah yang unggul dan penidikan untuk
memberikan pemahaman mengenai tata cara, hal-hal yang diperlukan, dan yang
harus diperhatikan ketika menambak udang galah, 4) Pemerintah untuk
memberikan alokasi khusus benih udang galah pemerintah melalui Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, memberikan
bantuan sarana dan prasarana pertanian pemerintah, memberikan program
pelatihan untuk petambak udang galah, memberikan permodalan dalam
membantu usaha tambak udang galah, membantu produsen dalam kegiatan
pengolahan produk udang galah, dan penetapan harga produk di pasaran,
dan 5) Koperasi sebagai penyedia modal kerja melalui kegiatan simpan
pinjam, penyedia sarana produksi perikanan , diantaranya ialah penyediaan
benih udang galah, pakan, dan obat atau vaksin, serta alat-alat perikanan

17
lainnya, dan menyediakan tenaga ahli untuk melakukan sosialisasi dengan
mengikuti pelatihan dan pembinaan.

Analisis

BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Dalam gambaran umum komoditas agribisnis budidaya udang galah sub
sistem hulunya kita perlu menyiapkan input input produksi yang diperlukan
udang galah seperti Persiapan Kolam, Pemilihan Benih, Perlengkapan yang
digunakan untuk budidaya udang galah, Pemilihan pakan. sub sistem
onfarm kita perlu menghasilkan komoditas produk yang baik bisa dikonsumsi
ataupun diolah terlebih dahulu kemudian sub sistem hilir pengolahan dimana

18
sub sistem ini mengolah produk usaha tani yang mengolah produk awal
maupun produk
akhir ,dalam sub sistem penunjang udang galah meliputi
transportasi, perbankan, pemerintah, pendidikan dan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

19

Anda mungkin juga menyukai