Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


“ Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas III Melalui Model
Pembelajaran Kontekstual pada pelajaran PJOK di SDN 019 Sungai Kunjang ”

DOSEN PENGAMPU : AHMAD MAULANA M.PD


NAMA : SATRIA
NPM : 18112001302652
SEMESTER : VA
NO ABSEN : 42

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
KALIMANTAN TIMUR
SAMARINDA
2020
DAFTAR ISI

HAL

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................. 6

A. Pengertian PJOK .................................................................... 6

B. Pengertian Motivasi Belajar .................................................. 6

C. Cara Memotivasi Siswa .......................................................... 6

D. Penyebab Siswa tidak mau mengikuti pelajaran PJOK ...... 7

E. Kerangka Berpikir ................................................................. 8

F. Hipotesis Tindakan ................................................................ 8

BAB III METODE PENELITIAN .................................................... 9

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 9

B. Subjek Penelitian ......................................................................... 9

C. Sumber Data ................................................................................. 9

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 9

E. Teknik Analisis Data .................................................................. 11

F. Prosedur Penelitian .................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 16

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah usaha sadar dalam rangka menyiapkan siswa melalui

bimbingan pengajaran, dan latihan agar siswa dapat memainkan peranannya dimasa

yang akan datang. Pendidikan adalah kebutuhan batiniah yang memegang peranan

penting dalam usaha mengembangkan kualitas manusia, seperti yang dinyatakan

dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu : Pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnyapotensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggungjawab. Pada saat ini pendidikan menjadi salah satu

kebutuhan bahkan suatu keharusan dalam kehidupannya. Peningkatan kualitas

pembelajaran merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam suatu

proses belajar mengajar untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Guru perlu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, guru harus

selalu kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran agar siswa lebih mudah

memahami materi yang disampaikan, dan antusias dalam mengikuti proses belajar

mengajar, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan berkualitas dan berprestasi yang

dicapai siswa memuaskan. Salah satu upaya untuk meningkatkan keberhasilan belajar

siswa, yaitu dengan menggunakan pembelajaran aktif, di mana siswa dapat

mengeluarkan gagasannya, memecahkan masalah dan dapat menerapkan apa yang

mereka pelajari. Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan, mendukung

dan menarik hati dalam belajar untuk mempelajari sesuatu dengan baik.

1
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) adalah mata

pelajaran yang membekali siswa dengan pengetahuan tentang gerak jasmani

dalamolahraga serta faktor kesehatan yang mempengaruhinya, keterampilan dalam

melakukan gerak jasmani dalam berolahraga dan menjaga kesehatannya, serta sikap

perilaku yang dituntut dalam berolahraga dan menjaga kesehatan sebagai suatu

kesatuan yang utuh, sehingga terbentuk peserta didik yang sadar kebugaran jasmani,

sadar olahraga dan sadar kesehatan (Sari, 2019). Sementara menurut (Kristyandaru

dalam Munandar, 2016) pendidikan jasmani adalah bagian dari pendidikan secara

keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk

pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang serasi,

selaras dan seimbang. Dengan demikian maka mata pelajaran Pendidikan Jasmani

merupakan salah satu mata pelajaran wajib diajarkan kepada peserta didik di sekolah,

yang bertujuan membantu siswa untuk memantapkan kesegaran jasmani dan

kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif, serta kemampuan gerak

dasar berbagai aktifitas jasmani.

Dalam proses pembelajaran Penjasorkes guru harus dapat mengajarkan

berbagai keterampilan gerak dasar, teknik, dan strategi permainan, internalisasi nilai-

nilai (sportivitas, jujur, kerjasama, dan fairplay) dari pembiasaan pola hidup sehat.

Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat

kajian teoretis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional, dan

sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan

dikdaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan

pengajaran.

Alokasi waktu pembelajaran Penjasorkes siswa kelas III di SDN 019 Sungai

Kunjang Samarinda yaitu 2 x 35 menit. Hasil pengamatan pada saat proses

2
pembelajaran PJOK di SDN 019 Sungai Kunjang Samarinda di semester I tahun

ajaran 2018/2019, didapatkan hasil bahwa siswa tidak mengikuti pembelajaran

dengan semangat dan motivasi serta keaktifan siswa terlihat masih kurang, bahkan

terkesan siswa lebih suka mengganggu temannya dan beberapa lainnya tidak terlalu

suka terkena dengan panas matahari.

Suasana pembelajaran yang terjadi di atas tentu bukanlah mencerminkan

hasil dari proses pembelajaran yang baik. Untuk dapat mewujudkan proses

pembelajaran yang baik, guru harus dapat memahami, mengerti kemauan, dan

karakteristik siswanya. Selain itu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru

harus berpedoman pada kurikulum yang disesuaikan, sehingga diharapkan siswa

dapat mencapai standar kompetensi pada masing-masing mata pelajaran dan tujuan

dari pembelajaran tersebut.

Peneliti mencoba menerapkan metode pembelajaran Contextual Teaching

and Learning (CTL). Maka dalam penelitian ini penulis mengambil Judul “ Upaya

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas III Melalui Model Pembelajaran

Kontekstual pada pelajaran PJOK di SDN 019 Sungai Kunjang Samarinda”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Cara Seorang guru untuk memotivasi anak agar mengikuti

pelajaran PJOK ?

2. Apa yang menjadi penyebab anak tidak mau mengikuti pelajaran PJOK ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui cara memotivasi anak agar mengikuti pelajaran PJOK.

2. Mengetahui apa saja yang menjadi penyebab anak tidak mau mengikuti

pelajaran PJOK.

3
D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Penelitian ini bermanfaat bagi siswa karena dapat meningkatkan

keterampilan mereka dalam mata pelajaran PJOK.

b. Meningkatkan kedisplinan siswa SDN 019 Sungai Kunjang Samarinda

terutama dalam berolahraga.

c. Membantu siswa memiliki kemampuan berolahrag yang baik dan

berprestasi sehingga memiliki jiwa yang moderat, dapat bekerjasama

dengan kelompok di tengah masyarakat.

d. Memberi peluang siswa untuk lebih aktif mengembangkan potensi dirinya

terutama dalam meraih prestasi olahraga baik di tingkat lokal maupun

nasional.

2. Bagi Guru

a. Penelitian ini bermanfaat bagi guru karena memberikan informasi dan

kontribusi untuk meningkatkan motivasi belajar melalui penerapan metode

gabungan antara metode ceramah dan motivasi.

b. Dapat meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru khususnya guru

PJOK serta menambah wawasannya tentang penerapan metode gabungan

antara metode ceramah dan demonstrasi.

3. Bagi Sekolah

a. Penelitian ini bermanfaat bagi sekolah karena dapat menjadi bahan

masukan dan pertimbangan dalam meningkatkan ketuntasan dan prestasi

belajar siswa, di SDN 019 Sungai Kunjang Samarinda.

4
b. Penelitian ini bermanfaat bagi sekolah karena dapat memberi masukan

atau sumbangan penelitian bagi peneliti lain yang melakukan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK).

c. Penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi sekolah terutama dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian PJOK

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) merupakan

pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk mencapai perkembangan individu

secara menyeluruh. Namun demikian, perolehan keterampilan dan perkembangan

lain yang bersifat jasmaniah itu juga sekaligus sebagai tujuan.

B. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah dorongan yang timbul dari dalam diri siswa

(intrinsik) dan dari luar diri siswa (ekstrinsik) untuk melakukan sesuatu. Motivasi

instrinsik meliputi hasrat dan keinginan untuk berhasil, dorongan kebutuhan

untuk belajar, dan harapan akan cita-cita siswa. Sedangkan motivasi ekstrinsik

yang meliputi adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, kegiatan

belajar yang menarik, dan adanya upaya guru dalam membelajarkan siswa.

Motivasi belajar Menurut Djamarah (2008: 149), motivasi yang berasal

dari dalam diri pribadi seseorang disebut “motivasi intrinsik”, yaitu motif-motif

yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Hal ini

dikarenakan di dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan

sesuatu. Sedangkan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang disebut

“motivasi ekstrinsik”, yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya

perangsang dari luar.

C. Cara Memotivasi Siswa

Untuk meningkatkan motivasi siswa seorang Guru wajib memiliki

berbagai cara agar siswa dapat termotivasi ini. Pada penelitian ini Guru

menggunakan Metode Contextual Teaching and Learning atau bisa juga di sebut

6
penggabungan Metode Ceramah (Teori) dan Metode Demonstrasi (Praktek) dan

menambahkan media pembelajaran berupa menampilkan video Olahraga yang

sesuai dengan materi yang disampaikan.

D. Penyebab Siswa tidak mau mengikuti pelajaran PJOK

Adapun beberapa penyebab anak tidak mau mengikuti pelajaran PJOK

antara lain :

1. Bermasalah dengan motorik kasar

Siswa merasa berat melakukan olahraga yang menurut siswa tersebut

susah untuk dilakukan. Saat siswa tersebut diminta melakukan maka ia lebih

memilih untuk mundur dan meminta izin pada guru untuk kembali ke kelas.

2. Terdapat Masalah Sensori

Terkadang ada siswa yang tidak suka berkeringat. Bisa jadi siswa

tersebut memiliki permasalah pada sensori atau perabaannya yang terlalu sensitif

sehingga siswa tersebut tidak suka berkeringat. Siswa-siswa ini sejak kecil

terlihat tidak suka memakai baju yang basah, bahkan tidak mau bermain dengan

hal yang menggunakan Air sebagai medianya.

3. Terjadinya Bullying

Bullying disini anak tidak berarti dipukuli temannya, namun berupa

kekerasan verbal. Pada usia 7-12 tahun ledekan atau sindiran yang diucapkan

oleh temannya bisa membuat anak menjadi “Sensitive” karena anak inginnya

berteman dengan sesama usianya. Namun saat siswa tersebut merasa sedikit

berbeda maka akan menjadi masalah bagi siswa tersebut.

4. Menganggap materi yang diberikan guru tidak menarik

Siswa menghindari pelajaran olahraga karena materinya di anggap tidak

menarik atau materinya tidak disukai oleh siswa tersebut. Siswa jadi

7
menyepelekan pelajaran tersebut. Jikapun siswa tersebut mengikuti materi

tersebut, siswa akan melakukan dengan asal-asalan mengikuti petunjuk guru. Dan

ada juga enggap mengikuti pelajaran olahraga karena gurunya dianggap tegas

atau galak.

5. Hanya Karena Manja

Jika semua alasan sebelumnya bukanlah yang membuat anak tidak

mengikuti pelajaran PJOK. Kemungkinan terakhir adalah siswa tersebut termasuk

golongan anak manja. Dimana siswa tersebut tidak mau susah/repot diminta

bergerak aktif selama mengikuti pelajaran PJOK. Siswa tersebut hanya mau

melakukan apa saja sesuai dengan yang diinginkannya saja.

E. Kerangka Berpikir

Dalam konsep paradigma pengajaran yang konservatif umumnya guru

lebih sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, serta tidak

menggunakan media pembelajaran yang tepat. Akibatnya siswa kurang aktif

dalam pembelajaran dan minat siswa terhadap mata pelajaran PJOK juga menjadi

rendah.

Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti termotivasi untuk mengatasi

masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran dikelas dan dilapangan.

Oleh karena itu diharapkan melalui modelling berbasis CTL dapat meningkatkan

prestasi belajar dan pemahaman siswa pada mata pelajaran PJOK.

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan dalam penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Dalam penelitian ini adalah menggunakan Metode Contextual Teaching and

Learning (CTL) maka kemauan dan prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan.

8
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian adalah SDN.019 Sungai Kunjang. Adapun penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2020.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN.019 Sungai Kunjang

Samarinda. Dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas III-A dan III-B , peneliti

mengambil kelas III-A untuk dijadikan subjek penelitian dengan jumlah siswa 30

orang, yang terdiri dari 20 laki-laki dan 10 perempuan.

C. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari hasil Observasi dan wawancara yang dilakukan

kepada wali kelas dan guru mata pelajaran.

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrument Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data adalah cara yang ditempuh untuk memperoleh

data yang diperlukan dalam penelitian. Dengan adanya data, seorang peneliti

dapat memperoleh informasi berkaitan dengan pembelajaran yang telah

dilaksanakan yang selanjutnya dijadikan bahan untuk melakukan refleksi,

perencanaan, tindakan dan observasi secara berkesinambungan. Teknik yang

digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini ada dua

hal yaitu tes dan nontes.

a. Tes

Tes adalah alat yang digunakan untuk dapat memperoleh data dalam

penelitian. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dalam bentuk essay.

9
Setelah selesai pembelajaran, maka siswa diberikan tes yang bertujuan untuk

melihat sejauhmana hasil belajar yang diperoleh siswa yang berkaitan dengan

ranah kognitif dan sejauhmana keberhasilan guru dalam menyampaikan materi.

b. Nontes

Teknik nontes berkaitan dengan prosedur pengumpulan data untuk

memahami pribadi siswa pada umumnya yang bersifat kualitatif. Teknik

nontes dalam penelitian ini yaitu:

1) Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan pada

saat penelitian berlangsung. Observasi ini bertujuan untuk melihat sikap dan

tingkah laku siswa pada saat belajar, tingkah laku guru (peneliti) pada saat

mengajar, kegiatan diskusi siswa, dan penggunaan alat peraga pada waktu

mengajar.

2) Dokumentasi (kamera foto)

Dokumentasi bertujuan untuk melihat sebuah gambaran atau bukti

konkrit yang terjadi dari pelaksanaan penelitian. Foto-foto yang diambil dari

setiap tindakan yaitu pada saat dilakukan observasi kegiatan guru dan siswa.

Foto-foto tersebut dilampirkan sebagai salah satu data penunjang, sehingga

dapat memberikan gambaran penelitian kepada pembaca.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data pada saat penelitian, instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti

adalah:

10
a. LKS

LKS digunakan untuk mengamati kemampuan siswa dalam bekerjasama

(masyarakat belajar) dalam melakukan eksperimen terhadap jenis-jenis batuan,

pelapukan fisika dan pelapukan biologi. Dengan adanya LKS, siswa dapat

mengikuti langkah-langkah yang terdapat pada LKS, kemudian siswa secara

berkelompok menggunakan alat untuk melakukan eksperimen sesuai dengan

langkah-langkah dalam LKS.

b. Lembar Tes

Lembar tes merupakan alat bantu yang diberikan kepada siswa, berisi

butir soal yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Tes dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap materi yang

telah mereka pelajari.

c. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan alat bantu peneliti dalam melakukan

pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.

Dalam penelitian ini terdapat dua lembar observasi, yaitu lembar observasi

siswa selama proses pembelajaran dan lembar observasi untuk peneliti itu

sendiri. Lembar observasi juga akan menilai ranah afektif dan psikomotor

siswa.

E. Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh langkah selanjutnya yaitu pengolahan terhadap

data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yaitu berupa lembar

observasi, sedangkan data kuantitatif berupa hasil tes yang dilakukan pada

setiap akhir siklus.

11
Penelitian ini dikatakan berhasil jika hasil belajar seluruh siswa dari post

tes atau evaluasi 80% lulus atau memiliki nilai di atas KKM dari seluruh siswa

yang berjumlah 35 siswa. Peneliti membatasi sebesar 80% dikarenakan KKM

yang ditentukan untuk kelas III di SDN.019 Sungai Kunjang ini sangat tinggi

yaitu 69. Berikut ini adalah analisis data terhadap hasil penelitian.

1. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif didapatkan dari hasil observasi. Pada lembar observasi

ini ada dua kolom pilihan yang salah satu kolomnya harus diberi tanda

ceklis (, untuk setiap satu tanda ceklis ( bernilai satu. Kolom ya jika semua

yang sudah direncanakan dalam RPP dapat terlaksana dan kolom tidak jika

tidak terlaksana.

2. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang berupa jawaban siswa

terhadap soal-soal yang diberikan guru. Langkah-langkah dalam

menganalisis data kuantitatif yaitu sebagai berikut:

a. Penskoran terhadap jawaban siswa

b. Mencari rata-rata nilai yang diperoleh siswa melalui rumus yang

diadaptasi. Untuk menghitung rata-rata nilai yang diperoleh siswa

dapat menggunakan rumus:

R= ΣX

ΣN

Keterangan :
R = nilai rata-rata siswa
Σ X = jumlah seluruh nilai siswa
Σ N = jumlah seluruh siswa
c. Menghitung presentase ketuntasan belajar siswa yang lulus di kelas
III dengan rumus:

12
P = ΣP
X 100%
ΣN

Keterangan :
P = Presentase Siswa Yang Lulus
ΣP = Jumlah siswa yang Lulus
ΣN = Jumlah Seluruh Siswa

F. Prosedur Penelitian
Sebelum melakukan tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan

tahap persiapan penelitian dengan melakukan kegiatan pendahuluan, setelah itu

peneliti melakukan tahap tindakan penelitian.

1. Tahap Pendahuluan

Pada tahap pendahuluan ini peneliti melakukan beberapa kegiatan,

diantaranya:

a. Permintaan izin dari Kepala Sekolah SD Negeri 1 Cibodas.

b. Melakukan observasi dan wawancara kepada guru kelas V-B, kegiatan

ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal tentang keadaan

kegiatan pembelajaran IPA pada siswa kelas V-B.

c. Menentukan metode atau pendekatan yang relevan dengan karakteristik

siswa, bahan ajar dan proses belajar mengajar yang sedang berlangsung

pada pembelajaran IPA.

d. Menentukan rencana pembelajaran (RPP) pada pembelajaran IPA

dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).

2. Tahap Tindakan

Tahap tindakan ini terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari satu

tindakan. Tahapan tindakan-tindakan tersebut akan diuraikan sebagai

berikut:

13
Siklus I

1) Perencanaan

Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan

perencanaan tindakan kelas, yaitu menyusun silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Kurikulum K

13 tahun 2018, pembuatan instrumen, pembuatan media

pembelajaran, dan pembuatan lembar observasi guru dan siswa.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan implementasi di kelas terhadap penggunaan

pendekatan CTL berupa penyampaian materi pelajaran, diskusi

kelompok (masyarakat belajar), latihan soal dan tes individu yang

dilakukan berdasarkan dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya.

3) Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk melihat aktivitas siswa dan guru ketika

melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Pengamatan ini

dilakukan oleh observer yang ditunjuk untuk melakukan pengamatan

oleh peneliti.

4) Refleksi

Pada kegiatan ini peneliti merenungkan kekurangan dan

mempertahankan kelebihan yang terdapat pada siklus I. Kekurangan

yang terdapat pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus I diperbaiki

untuk dilaksanakan pada siklus II.

Siklus II

Seperti halnya pada siklus I, siklus II ini juga terdiri dari empat

tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

14
1) Perencanaan

Perencanaan pembelajaran pada siklus II ini dibuat berdasarkan

hasil refleksi pada siklus I. Sama halnya dengan siklus I, pada

siklus II perencanaan yang dilakukan yaitu menyusun silabus dan

RPP yang mengacu pada K13 tahun 2018, pembuatan instrumen,

pembuatan media pembelajaran, dan pembuatan lembar observasi

guru dan siswa.

2) Pelaksanaan

Peneliti/ guru melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan

CTL sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat, berupa

penyampaian materi pelajaran, diskusi kelompok (masyarakat

belajar), latihan soal dan tes individu.

3) Pengamatan

Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran

CTL.

4) Refleksi

Setelah melakukan PTK dengan dua siklus maka peneliti

membuat refleksi berupa kesimpulan atas pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PJOK.

15
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2015). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi

Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Amila. (2016). Penggunaan Model Contextual Teaching and Learning pada Materi

Perkembangan Teknologi untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Kelasn IV SDN Sekelimus.Bandung: Tidak diterbitkan.

Djamarah,Syaiful Bahri.2008.Psikologi Belajar.Jakarta:Rineka Cipta

Elaine b. Johnson, Ph, D. (2011). CTL Contextual Teaching and Learning Menjadi

Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Kaifa.

Nurhadi. (2002). Pendekatan Kontekstual ( Contextual Teaching and Learning ).

Malang: Universitas Negeri Malang

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

16

Anda mungkin juga menyukai