Anda di halaman 1dari 2

NAMA: RIRIN PUSPITA SARI

NIM: 12620321120

KELAS: TBI 1C

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS: ADHD

Attention Decifict Hyperactivity disorder atau bisa disingkat ADHD adalah salah satu gangguan
perilaku yang umum terjadi pada anak. Sekitar 10% anak usia sekolah mengalami ADHD. Namun,
gangguan ini tampaknya sulit untuk dipahami. Tak jarang orang menganggap ADHD sama dengan
autism. Padahal keduanya merupakan hal yang berbeda.

Mengenal ADHD jauh lebih dalam

ADHD adalah gangguan yang dimulai dari masa anak-anak, dan bisa mempengaruhi hingga remaja
dan dewasa. Dilansir dari National Institute of Mental Health, ADHD adalah ganguan pada otak ,
yang ditandai dengan kurangnya perhatian dan/atau hiperaktif serta implusif yang mengganggu fungsi
dan perkembangan otak anak.

Anak dengan ADHD mengalami kesulitan untuk tetap fokus. Ia biasanya tidak betah jika harus duduk
dan belajar dalam waktu lama. Namun, hal ini bukan karena mereka kurang paham denga napa yang
sedang mereka pelajari.

Anaka ADHD merupakan anak yang hiperakif. Mereka suka terus bergarak, bahkan mungkin sampai
menggangu teman yang ada di dekatnya. Mereka juga suka bertindak implusif. Artinya, mereka suka
melakukan Tindakan yang tiba-tiba tanpa memikirkannya terlebih dahulu, mereka tidak suka
menunda keinginan atau kepuasan.

Perbedaan ADHD dengan autisme

Anak ADHD dan autism sama-sama memiliki masalah dengan perhatian. Perilaku mereka suka
berubah-ubah secara tiba-tiba (implusif) dan juga sulit berkomunikasi. Mereka mempunyai masalah
dalam berhubungan dengan orang lain.

Jika diperhatikan dengan seksama, anak dengan ADHD akan berbeda dengan anak autisme. ADHD
lebih memengaruhi bagaimana cara otak tuumbuh dan berkembang. Sedangkan, autism adalah
rangkaian gangguan perkembangan yang memengaruhi kemampuan Bahasa, perilaku, interaksi sosial,
dan kemampuan belajar.

Ciri-ciri atau gejala pada anak ADHD

1. Sulit fokus
Anak-anak dengan ADHD sangat kesulitan untuk memusatkan perhatian dan mempertahankan
konsentrasi pada suatu hal. Ini terjadi karena mereka tidak mendengarkan instruksi dengan baik,
melewatkan detail penting yang disampaikan orang lain, atau tidak menyelesaikan apa yang
mereka kerjakan.

Mereka sangat mudah melamun, pelupa, dan mudah kehilangan benda yang ia miliki. Bahkan,
pada anak-anak yang lebih besar dan remaja, konsentrasi yang tinggi sering bergantung paada
tingkat minat anak pada aktivitas tersebut.

2. Hiperakti

Anak dengan gangguan ini sulit untuk duduk tenang. Mereka cenderung tergesa-gesa dalam
melakukan berbagai hal sehingga mudah sekali melakukan kesalahan. Periaku hiperaktif ini bisa
ditunjukkan anak dengan memanjat, melompat, berlari terud kesana kemari. Namun, perlu
dipahami bahwa mereka melakukan hal ini tidak bermaksud untuk mengganggu orang lain.

3. Implusif

Anak-anak yang bertindak implusif ditandai dengan cepat bergerak sebelum berpikir. Itu artinya,
mereka sering melakukan sesuatu tanpa berpikir apakah Tindakan ini boleh dilakukan atau tidak.
Gejala implusif ini menyebabkan anak ADHD sering menyela, mendorong, dan tidak bisa
diminta untuk menunggu.

Cara mendampingi anak dengan gangguan ADHD

1. Membangun kehidupan anak yang terorganisir dan terstruktur

Bantulah anak anda dalam mengelola kehidupanya, seperti mengatur waktu beraktivitas atau
menjaga lingkunganya tetap rapi.

2. Menciptakan waktu tidur yang teratur

Ciptakan waktu tidur yang baik dengan tidur dan bangun di waktu yang sama setiap harinya.
Hindari bermain computer atau menonton tv sebelum tidur.

3. Menerapkan disiplin positif pada anak

Terapkanlah disiplin yang tegas dengan pennuh kasih saying. Anda dapat melakukanya dengan
cara menghargai perilaku baik yang anak lakukan dan mencegah perilaku negative yang berada di
luar kendali.

4. Menghabiskan waktu Bersama anak

Luangkan waktu anda setiap harinya untuk sekedar berbincang dan beraktivitas Bersama anak.
Berikan anak anda perhatian penuh dan pujilah perilaku positifnya.

Anda mungkin juga menyukai