LISTRIK DINAMIS
DI SUSUN OLEH :
TIM GURU IPA SMP NEGERI 3 PURWOKERTO
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan pada
penulis dalam menyelesaikan Modul ini, sampai dengan selesainya tulisan ini, penulis masih
dalam keadaan sehat wal’afiat. Modul ini merupakan wujud tanggung jawab penulis terhadap
Penulis menyadari kegiatan penyusunan tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
1. Bapak Drs. Yunan Helmi, M.Si, selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka
Dalam tulisan ini tentu masih banyak terdapat kekurangan atau kesalahan, sehingga demi
kesempurnaan tulisan ini, perlu kiranya sumbang saran dari rekan - rekan pembaca sekalian.
Karya ini merupakan pengalaman pertama penulis yang semoga memiliki manfaat bagi yang
membacanya.
i KATA PENGANTAR
ii DAFTAR ISI
iv DAFTAR TABEL
v STANDAR KOMPETENSI
vi KOMPETENSI DASAR
ix MATERI
x LEMBAR KERJA
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
2. Gambar 4 :
3. Gambar 5 :
4. Gambar 6 :
Standar Kompetensi :
3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar :
3.2. Menganalisis percobaan listrik dinamis dalam suatu
rangkaian serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Cakupan Modul :
1. Teori tentang arus listrik dan beda potensial :
1.1. Konsep arus listrik dan beda potensial
2. Cara membuat rangkaian listrik susunan seri dan paralel
3. Mengamati berbagai gambar rangkaian listrik baik secara seri
maupun paralel untuk menemukan prinsip perangkaiannya
4. Melakukan percobaan sederhana untuk menyelidiki hubungan
antara arus listrik dan beda potensial dalam suatu rangkaian
5. Mencari informasi melalui studi pustaka untuk menemukan teori
tentang hambatan dari beberapa jenis bahan baik yang tergolong
konduktor, semikonduktor, dan isolator, serta prosedur penerapan
Hukum Kirchoff.
6. Memecahkan soal-soal yang berkait dengan perhitungan hambatan
pengganti rangkaian listrik
PETA KONSEP :
T
ES MATERI AWAL :
Pikirkan jawaban pertanyaan berikut sebelum kamu membaca uraian materi bab ini. Kemudian, periksa
kembali jawabanmu setelah kamu selesai membaca uraian bab ini. Apakah ada yang harus diperbaiki
dengan jawaban tersebut?
A. Apabila kita menyalakan sakelar di rumah kita, lampu akan menyala. Hal itu karena adanya aliran
arus listrik. Apakah aliran arus listrik itu?
B. Apakah alat untuk megukur kuat arus listrik?
C. Bagaimanakah caranya mengukur kuat arus dan beda potensial listrik?
Pada bab yang lalu tentang Listrik Statis, telah kita pelajari mengenai muatan listrik yang diam.
Kata "listrik" tentunya sudah tidak asing lagi didengar, sebab saat ini tidak saja orang-orang kota yang
dapat menikmati listrik, tetapi orang-orang di pedesaan pun sudah banyak yang menikmati listrik.
Orang Yunani kuno disebut-sebut sebagai penemu listrik diam yang pertama. Kemudian ditemukan listrik
mengalir oleh orang Itali, yang selanjutnya mengalami perkembangan sampai sekarang ini.
Dalam kehidupan sehari-hari, peralatan listrik yang kita gunakan berhubungan dengan muatan listrik yang
bergerak. Contohnya muatan listrik yang mengalir melalui filamen lampu pijar yang menyebabkan lampu
pijar menyala.
Perlu kita ingat, bahwa muatan listrik ada dua (2) jenis, yaitu muatan listrik positif (+) dan muatan
listrik negatif (-).
Pada bab ini, kamu akan mempelajari muatan listrik bergerak yang disebut listrik dinamis.
Bagaimanakah muatan listrik itu bergerak? Apakah yang menyebabkan muatan listrik itu
bergerak? Bagaimanakah rangkaian listriknya?
Mari kita pelajari pembahasannya untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas.
Pada gambar b lampu tidak menyala karena tidak ada aliran muatan listrik pada penghantar sebab saklar
dibuka, sering disebut rangkaian terbuka. Sedangkan pada gambar a lampu menyala karena ada aliran
muatan listrik sebab saklar tertutup, sering disebut rangkaian tertutup. Jadi, arus listrik mengalir hanya
pada rangkaian tertutup. Lalu apa arus listrik itu?
Arus listrik muncul ketika elektron-elektron bergerak dari potensial rendah ke potensial tinggi. Arah
gerakan elektron ini berlawanan dengan arah arus listrik. Jadi, akibat pergerakan elektron-elektron ini,
muncul arus listrik yang arahnya dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Catatan : Dalam suatu penghantar, muatan listrik yang dapat mengalir adalah hanya muatan listrik
negatif (-) saja atau yang disebut dengan elektron.
Aliran elektron yang terus menerus, dapat kita manfaatkan untuk menyalakan lampu, radio, televisi dan
lain-lain.
Pada rangkaian tertutup, sumber tegangan dapat menimbulkan beda potensial dalam rangkaian. Dengan
adanya perbedaan potensial ini elektron-elektron terdorong untuk bergerak dari potensial rendah (kutub -)
ke potensial tinggi (kutub +). Kondisi ini akan menimbulkan arus listrik dalam rangkaian yang arahnya
dari potensial tinggi (kutub +) ke potensial rendah (-).
Lihat rangkaian berikut ini :
Jadi arus listrik adalah gerakan muatan listrik dalam suatu penghantar.
Dan arus listrik akan mengalir pada rangkaian yang tertutup, jika ada beda potensial.
Ketika kamu menyalakan lampu, radio, atau setrika listrik pada dasarnya kamu memberi perintah
pada barisan elektron untuk mulai bergerak dari sumber tegangan menuju alat listrik. Lalu, kembali
lagi ke sumber tegangan melalui kawat atau kabel. Energi yang menggerakkan elektron disebut
energi listrik. Gerakan barisan elektron inilah yang menyebabkan lampu menyala, radio berbunyi,
dan setrika listrik menjadi panas. Bergeraknya elektronelektron dalam kawat atau kabel disebut arus
listrik. Para ahli telah membuat kesepakatan bahwa arus listrik mengalir dari kutub positif menuju
kutub negatif.
KEGIATAN 1 :
Tujuan :
Mengamati arus listrik pada sebuah rangkaian
Dimana :
I = Kuat arus listrik .............. satuannya : Ampere (A)
Q = jumlah muatan listrik ...... satuannya : Coulomb (C)
Δt = selang waktu ................... satuannya : sekon/detik (s)
Contoh soal :
Penyelesaian Penyelesaian
Diketahui: Q = 120 C Diketahui: Δt = 2 menit =
Δt = 0,5 menit = 30 sekon 120 s
Ditanya: I = …? I = 10 A
Q Ditanya: Q = …?
Jawab: I ¿ Jawab: Q = I . Δt
Δt
120C = 10A. 120s
= = 1200 A.s
30 s
= 1200 C
= 4A
Alat Ukur : Kegiatan 2:
Tujuan
Alat yang digunakan untuk mengukur
Mengukur kuat arus listrik
besar atau kuat arus listrik dalam suatu
rangkaian, adalah Amperemeter.
Alat dan bahan
Karena yang diukur adalah arus
Amperemeter, dudukan lampu, 3 buah dudukan
listrik atau aliran elektron dalam
baterai, 3 buah baterai, lampu 6 V, sakelar, dan
rangkaian, amperemeter dipakai
kabel penghubung
sebagai jalan aliran elektron dan
dipasang secara seri pada rangkaian.
Cara kerja
Sebelum mengukur kuat arus listrik,
Rangkaikanlah alatalat seperti pada Gambar
kamu harus mengenal dulu cara kerja
amperemeter. Amperemeter ada yang
Hubungkan sakelar. Apakah yang terjadi pada
berdiri sendiri dan ada pula yang
lampu dan amperemeter?
tergabung dengan alat lain, seperti
Tuliskanlah data besar kuat arus listrik (A) dan
avometer.
nyala lampu yang kamu amati pada tabel hasil
Pada avometer analog, pembacaan skala
pengamatan berikut.
berdasarkan pada jarum yang menunjuk
Lakukanlah percobaan yang sama dengan
angka pada panel. Adapun pada
menggunakan dua baterai dan tiga baterai.
avometer digital, kamu cukup melihat
angka yang tertera pada panel.
Avometer analog ataupun digital
memiliki ketelitian tertentu. Semakin
Pertanyaan
besar ketelitiannya, semakin tepat
Hitunglah kuat arus listrik yang mengalir pada
pengukuran yang dapat dilakukan
rangkaian untuk setiap banyaknya baterai.
avometer tersebut. Besarnya arus listrik
Bandingkanlah nyala lampu dengan besarnya kuat
yang diukur ditentukan dengan cara
arus listrik. Apakah kesimpulan yang dapat kamu
sebagai berikut.
ambil?
I
Sakelar
Sakelar adalah alat yang dapat membuat arus listrik mengalir atau terputus. Terdapat beberapa
jenis sakelar yang semuanya memiliki fungsi sama, yaitu untuk mengalirkan dan memutuskan arus
listrik.
Sakelar terdiri atas dua keping penghantar yang dapat diputus atau disambungkan sesuai
dengan keperluan.
Sekering
Sekering adalah alat listrik yang digunakan untuk memutuskan arus listrik secara otomatis.
Apakah instalasi listrik di rumahmu memakai sekering?
Terdapat berbagai macam bentuk dan ukuran sekering yang dijual di pasaran. Alat elektronik juga
menggunakan sekering dalam rangkaiannya. Alat elektronik yang dijual di pasar biasanya dilengkapi
dengan sekering yang disebut fuse.
Sekering ini digunakan untuk mencegah kerusakan pada komponenkomponen elektronik akibat
arus listrik yang tibatiba membesar pada saat pemakaian, seperti hubungan singkat atau korsleting.
Oleh karena itu, gunakanlah sekering untuk mencegah terjadinya kebakaran akibat korslet.
Sekering tabung
Sekering Sumbat
Potensial listrik, sering disebut juga beda potensial listrik, adalah energi potensial listrik yang bekerja
pada tiap satuan muatan listrik yang diam. Dimana energi ini akan memberikan kemampuan untuk
mengalirkan muatan-muatan listrik yang diam tersebut.
Hubungan antara energi listrik, muatan listrik, dan beda potensial listrik secara matematik dirumuskan
Dalam kehidupan sehari-hari, kamu dapat mengamati adanya gejala beda potensial di baterai atau
akumulator. Beberapa baterai dapat disusun secara seri maupun paralel. Yang dimaksud susun seri
adalah kutub positif disambungkan dengan kutub negatif lainnya.
Adapun, untuk susun paralel adalah kutub-kutub yang sejenis disatukan. Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar berikut
Untuk susunan seri akan menghasilkan kuat arus listrik yang lebih besar daripada rangkaian susunan
paralel. Hal itu disebabkan oleh bertambahnya beda potensial. Karena itu jika kedua macam rangkaian itu
digunakan untuk menyalakan lampu, akan menghasilkan nyala yang berbeda.
Dapatkah kamu menjelaskan hal tersebut?
Tugas Individu :
Sediakan lampu 2,5 V, baterai 1,5 V sebanyak 3 buah, dan kabel secukupnya. Dengan berdasarkan
peralatan tersebut, rancanglah beberapa variasi rangkaian untuk menyalakan lampu.
Ada berapa variasi rangkaian yang dapat kamu gunakan untuk menyalakan lampu?
Kamu dapat mengukur beda potensial listrik antara dua tempat pada rangkaian, dengan cara seperti
Gambar berikut.
Gambar di samping adalah skema rangkaian percobaan
untuk menentukan hubungan antara tegangan dengan kuat
arus listrik yang timbul. Banyaknya baterai pada rangkaian
tersebut diubah-ubah. Besarnya arus listrik yang mengalir
melalui beban R yang terbaca pada Amperemeter (A) dan
beda potensial ujung-ujung beban R yang terbaca pada
voltmeter (V) terlihat seperti tabel berikut
V
2. Perbandingan adalah konstan.
I
Terdapat berbagai jenis sumber tegangan listrik di antara nya baterai (elemen kering), akumulator
(aki), dan elemen volta. Sumber tegangan listrik pada rangkaian dituliskan dengan V atau Ɛ .
Sumber tegangan listrik dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu sumber tegangan arus bolak-balik
(AC) dan sumber tegangan arus searah (DC).
a. Sumber tegangan arus bolak balik (AC) adalah sumber tegangan yang menghasilkan arus bolak
balik, yaitu sumber tegangan yang kutub positif dan negatifnya berganti-ganti secara periodik.
Misalnya generator arus bolak balik, dinamo sepeda, dan stop kontak arus bolak balik.
Simbol sumber arus bolak-balik adalah
b. Sumber tegangan arus searah (DC) adalah sumber tegangan yang menghasilkan arus searah, yaitu
sumber tegangan yang kutub positif dan negatifnya selalu tetap.
Misalnya, elemen volta, elemen kering, accu, dan generator arus searah. Pada elemen volta, elemen
kering, accu energi kimia diubah menjadi energi listrik. Pada generator dan dinamo sepeda, energi
mekanik diubah menjadi energi listrik.
Dalam pengisian accu terjadi konversi : yaitu energi listrik diubah menjadi energy kimia.
SUSUNAN ELEMEN
Sebuah baterai (elemen) ukuran kecil, biasanya memiliki tegangan sebesar 1,5 V. Baterai yang disusun
seri menghasil kan nilai tegangan yang lebih besar. Besarnya tegangan total baterai yang disusun seri
merupakan penjumlahan dari besar tegangan setiap baterai.
Jika tiga baterai bertegangan 1,5 V dipasang seri, tegangan total rangkaian itu menjadi 4,5 V, yaitu
hasil penjumlahan dari 1,5 V + 1,5 V + 1,5 V. Secara matematis, perumusannya dapat dituliskan sebagai
berikut.
Vtotal = V1 + V2 + V3
Alat elektronika yang menggunakan baterai sebagai sumber energi listriknya, sebaiknya dimatikan
jika tidak dipergunakan. Hal ini disebabkan energi kimia dalam baterai akan cepat habis dan baterai
tidak dapat digunakan lagi.
Sedangkan, jika baterai (elemen) itu disusun paralel, dengan tegangan masing-masing 1,5 V, akan
memiliki nilai tegangan yang sama dengan nilai sebuah baterai.
Bagaimana jika ketiga baterai (elemen) tersebut disusun seperti gambar di bawah ini ? Berapa tegangan
total ketiga baterai ?
1. Hambatan
Pernahkah kamu memikirkan,mengapa lampu listrik
dapat menyala jika ada arus listrik? Perhatikan lampu
pijar pada Gambar 9.1. Di dalam lampu terdapat kawat
halus yang disebut filamen. Jika terdapat arus
listrik pada rangkaian, maka muatan-muatan listrik
melewati filamen lampu tersebut. Pada saat melewati
filamen, energi listrik yang dikandung muatan listrik
berubah menjadi energi panas dan cahaya.
Berpijarnya filamen ini mirip dengan air sungai di
pegunungan yang melewati bebatuan, dan kamu
mendengar bunyi gemericik air.
Bebatuan tersebut menghambat aliran air, dan energi gerak air berubah menjadi energi bunyi.
Seperti halnya bebatuan yang menghambat aliran air, filamen tersebut memiliki hambatan.
Hambatan merupakan kecenderungan suatu benda untuk melawan aliran muatan listrik, mengubah
energi listrik menjadi energi bentuk lain. Di dalam rangkaian listrik, hambatan diberi simbol R.
Beberapa contoh hambatan listrik dengan simbolnya.
Hambatan (R)
Lampu (L)
Amperemeter (A)
Voltmeter (V)
Baterai (E)
Dari hasil percobaan, besarnya hambatan kawat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Jenis kawat (diberi symbol ρ) satuannya ohm.meter (Ω.m)
2. Panjang kawat (diberi symbol ℓ ) satuannya meter (m)
3. Luas penampang kawat (diberi symbol A) satuannya (m2)
4. Suhu (diberi symbol t) satuannya second (s)
Maka besar hambatan kawat penghantar (R), dapat dirumuskan sebagai berikut :
a.
b. R = R0 ( 1 + α . Δt ) dan ρ = ρ0 ( 1 + α . Δt )
Bila diketahui luas penampang kawat konstanta sebesar 1 mm2, maka 1 m kawat konstantan
mempunyai hambatan sekitar 5 ohm, berarti nilai hambat jenis kawat konstantan sebesar:
5 ohm .1 mm2
ρ= = 5 ohm mm2/m
1m
Jadi, hambat jenis atau resistivitas bahan adalah nilai hambatan bahan tersebut setiap meter bila luas
penampang 1 mm2. nilai resistavitas berbagai jenis zat dapat dilihat pada tabel berikut.
Contoh Soal
Sebuah kawat penghantar yang terbuat dari wolfram panjangnya 50 m, luas penampangnya 5.10 -5
m². Bila hambat jenis wolfram 5,6 . 10 -8 ohm.m, maka hitunglah besar hambatan kawat penghantar
tersebut!
Penyelesaian
Diketahui: ℓ = 50 m
A = 5.10-5 m²
ρ = 5,6 . 10-8 ohm.m
Ditanya: R = …. ?
Jawab :
50 m
= 5,6 . 10-8 Ohm.m .
5.10−5 m2
2. Hukum Ohm
Coba kamu amati air yang dialirkan melalui selang. Jika selang dinaikkan ke atas, maka lebih
banyak air yang mengalir. Sebaliknya jika posisi selang kamu turunkan, air yang mengalir lebih
sedikit. Ketinggian air ini mirip dengan besar beda potensial listrik, dan banyaknya air yang
mengalir mirip dengan arus listrik. Jadi, semakin besar beda potensial listrik, maka semakin besar
pula arus listrik yang mengalir. Sebaliknya, semakin kecil beda potensial listrik, maka semakin
kecil pula arus listriknya.
George Simon Ohm (1787–1854) menentukan dengan eksperimen bahwa arus pada kawat
logam sebanding dengan beda potensial V yang diberikan ke ujungujungnya:
I ∞ V
Jika kamu menghubungkan kawat ke baterai 6 V, aliran arus akan dua kali lipat dibandingkan jika
dihubungkan ke baterai 3 V. Berapa besar aliran arus pada kawat tidak hanya ber
gantung pada tegangan, tetapi juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran
elektron. Elektronelektron diperlambat karena adanya interaksi dengan atomatom kawat. Makin
tinggi hambatan ini, maka makin kuat arus untuk suatu tegangan V sehingga didapat persamaan:
V=I.R
Persamaan di atas dikenal sebagai hukum Ohm. Bahan atau alat yang tidak mengikuti
hukum ohm disebut nohohmik. Satuan untuk hambatan disebut Ohm (Ω).
Karena R = V/I maka 1,0 Ω sama dengan 1,0 V/A.
Latihan Soal
Ditanya : hambatan, R?
Jawab :
V
R=
2. Sebuah bola lampu dengan hambatan 6 ohm dihubungkan dengan aki 12 V. Berapakah
besar kuat arus listrik yang mengalir melalui bola lampu itu?
Langkah-langkah Pemecahan-Masalah:
Diketahui : Hambatan R = 6Ω
Tegangan V = 12 Volt
Pemecahan : I = V/R
I = 12 V/6 Ω
Soal Latihan
1. Hitunglah kuat arus yang mengalir melalui sebuah kawat 6Ω yang dihubungkan baterai 12 V.
Berapakah kuat arusnya bila kawat itu dihubungkan baterai 6 V?
2. Hitunglah besarnya tegangan yang dibutuhkan untuk mengalirkan arus 3 A pada sebuah lampu
yang memiliki hambatan 4 Ω.
3. Empat buah baterai masing-masing memiliki beda potensial 1,5 V dihubungkan secara seri.
Empat baterai seri tersebut mengeluarkan arus 2 A pada saat dihubungkan dengan sebuah
lampu. Berapakah besarnya hambatan lampu tersebut ?
Pada saat kita membahas GGL dan tegangan jepit baterai di atas, ternyata nilai GGL baterai tidak sama
dengan nilai tegangan jepit baterai. Hal tersebut dikarenakan adanya hambatan dalam baterai yang disebut
hambatan dalam. Bagaimanakah besar arus listrik dalam rangkaian tertutup? Perhatikan uraian di bawah
ini!
Keterangan :
I = kuat arus listrik (dalam ampere)
E = GGL sumber listrik (dalam volt)
R = hambatan luar (dalam ohm)
r = hambatan dalam (dalam ohm)
Berdasarkan persamaan : maka di dapat :
E = I (R + r)
E=I.R+I.r
Hasil kali kuat arus dengan hambatan luar disebut tegangan jepit (V j) sehingga diperoleh :
Vj = I . R.
Hasil kali kuat arus dengan hambatan dalam disebut tegangan rugi atau tegangan polarisasi (E pol),
sehingga : Epol = I . r.
Penyelesaian :
Diketahui : E = 1,5 volt; r = 0,5 ohm; R = 4 ohm
Ditanya : a) I = ...?
b) Vj = ...?
c) Epol = ...?
Jawab :
E
a) I= b) Vj = I . R c) Epol = I x r
R +r
= 0,33 x 4 = 0,33 x 0,5
1,5 volt
I= = 1,32 volt = 0,165 volt
( 4+ 0,5 ) ohm
I = 0,33 A
2. Sebuah aki yang ber-GGL 6 volt dihubungkan dengan sebuah penghantar yang berhambatan 9 ohm.
Ternyata tegangan jepitnya 5,4 volt. Berapakah hambatan dalam accu tersebut?
Penyelesaian :
Diketahui : E = 6 volt; Vj = 5,4 volt; R = 9 ohm
Ditanya : r = ...?
Jawab :
I = Vj/R I . r = E – Vj
= 5,4/9 = 0,6 A
E−Vj 6−5,4
r=
I
== 0,6
= 1 ohm
Uji Pemahaman
1. Sebuah elemen dengan GGL = E dan hambatan dalam = r, pada saat ditutup dengan
penghambatan 29 Ω arus yang mengalir 0,1 A dan jika ditutup dengan penghambatan 9 Ω arus
yang mengalir 0,3 A. Berapakah nilai E dan r?
2. Sebuah elemen dengan GGL = 2 Volt digunakan untuk menyalakan sebuah lampu yang
berhambatan 9,5 Ω. Jika tegangan jepit elemen saat itu 1,9 volt, berapakah hambatan dalam
elemen tersebut?
1. Rangkaian Seri
Ketiga hambatan tersebut dapat diganti dengan satu hambatan dan disebut hambatan pengganti.
Karena rangkaian hambatan tersebut seri maka hambatan pengganti ini sering disebut hambatan
seri, RS. Berapa besar RS ?
Maka : Rs = R1 + R2 + R3
Dari persamaan di atas tampak bahwa hambatan pengganti untuk susunan seri merupakan jumlah
dari masing-masing hambatan. Sedang besarnya nilai beda potensial antara ujung-ujung hambatan
tidak sama, karena untuk susunan seri, yang mempunyai nilai konstan adalah arus dan muatan listrik
yang melalui hambatan. Sehingga jika besar dari masing-masing hambatan berbeda, maka nilai beda
potensialnya dari masing-masing hambatan juga berbeda. Maka potensial totalnya adalah :
Vtotal = V1 + V2 + V3
3. I = I1 + I2 + I3
V R1 V V R2 V V R3 V
I1 = = AB I2 = = AB I3 = = AB
R1 R1 R2 R2 R3 R3
Ketiga hambatan tersebut dapat diganti dengan satu hambatan yang disebut hambatan pengganti.
Karena rangkaian hambatan tersebut paralel maka hambatan penggantinya disebut hambatan paralel
(RP).
Karena I = I1 + I2 + I3
V AB V AB V AB V AB
= + +
RP R1 R2 R3
Besar hambatan paralel (RP) dapat ditentukan menggunakan persamaan,
Hukum 1 Kirchhoff
Pada saat saklar di tutup, maka di dalam rangkaian akan mengalir arus listrik, termasuk pada tiap-tiap
cabang. Dan besarnya arus listrik yang mengalir, dapat dilihat pada setiap amperemeter.
Dari hasil percobaan, ternyata kuat arus yang melalui tiap rangkaian bercabang lebih kecil daripada kuat
arus dalam rangkaian tak bercabang. Dan bahwa jumlah kuat arus yang melalui I 1, I2, I3 , dan I4 adalah
sama dengan kuat arus yang melalui I.
Dapat disimpulkan bahwa dalam rangkaian bercabang, kuat arus yang masuk pada titik percabangan
sama besar dengan kuat arus yang keluar dari titik percabangan.
Hal ini pertama kali diselidiki oleh Kirchoff sehingga hasil penemuannya disebut Hukum Kirchoff.
Jika kuat arus yang masuk ke titik percabangan adalah I, dan arus yang keluar dari titik percabangan
adalah I1 , I2 , I3 , dan I4 maka berlaku hubungan:
I1 + I 2 + I 3 + I 4 = I
Persamaan ini dikenal sebagai hukum Kirchoff. Secara fisis dapat diartikan kuat arus yang masuk pada
titik percabangan sama besarnya dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan.
Contoh :
Perhatikanlah gambar di bawah ini!
Jawab : I = I1 + I2 + I3
I3 = 20 mA – (5 mA + 7 mA)
= 8 mA
Evaluasi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!
1. Kuat arus pada rangkaian bercabang pada gambar di bawah, tentukanlah besar arus I !
2. Perhatikanlah gambar di bawah, jika diketahui I 1 = 2 mA, I2 = 3 mA, dan I3 =5 mA, dan I4 = 5 mA
maka hitunglah I?
3. Perhatikan gambar berikut
Dari gambar di atas jika I = 1 A. Berapakah kuat arus listrik yang melalui hambatan R 1 dan R2?
Contoh :
Ditanya : a. RS = ... ?
b. VAB = ... ?
VBC = ... ?
VCD = ... ?
c. VAD = ... ?
Jawab :
a. RS = RAB + RBC + RCD
= 40 + 20 + 60 = 120Ω
= 0,25 × 40 = 0,25 × 20
= 10 V = 5 V
c. Cara 1: VAD = I × RS
= 0,25 × 120 = 30 V
c. I1 = I2 =
= =
= 0,1 A = 0,05 A
4. Perhatikan gambar berikut.
I3 =
Jika kuat arus pada hambatan R1 sebesar 0,4
A, tentukan:
= = 0,15 A
a. beda potensial pada ujung-ujung hambatan,
b. kuat arus pada hambatan R2 dan R3
c. tegangan yang dihasilkan oleh baterai, dan Penyelesaian :
d. kuat arus yang dihasilkan baterai. Diketahui: I1 = 0,4 A R2 = 9 Ω
R1 = 45 Ω R3 = 15 Ω
Ditanya: a. V1 = ... ?
b. I2 = ... ?, I3 = ... ?
c. V = ... ?
d. I = ... ?
Jawab:
a. V1 = V2 = V3 = I × R1
= 0,4 × 45 = 18 V
b. I2 I3
c. V = V1 = V2 = V3 = 18 V
d. I = I1 + I2 + I3
= 0,4 + 2 + 1,2 = 3,6 A
Konduktor
Konduktor adalah suatu bahan yang memungkinkan elektron-elektron bergerak dengan mudah melalui
bahan tersebut. Elektron-elektron yang mudah berpindah disebut electron bebas. Elektron-elektron
bebas dalam logam merupakan gas elektron yang pada suhu sangat tinggi 70.000°C bersifat sebagai gas
sempurna. Elektron-elektron bebas ini bergerak bebas di dalam sebuah bahan konduktor. Sehingga pada
saat tertentu elektron-elektron ini akan berbenturan dengan elektron bebas yang lain. Dengan jumlah
elektron bebas yang besar maka bahan konduktor mudah mengalirkan muatan listrik. Bahan konduktor
yang baik dan sempurna jika mempunyai nilai konduktivitas yang besar yaitu σ ≅ ∞ (mendekati tak
terhingga besarnya). Sebaliknya untuk hambatan atau hambatan jenisnya mempunyai nilai mendekati
nol atau sangat kecil.Logam seperti tembaga dan perak terbuat dari atom-atom yang tidak memegang
secara kuat elektron-elektronnya, sehingga elektron-elektron bergerak dengan mudah melalui bahan
yang terbuat dari jenis bahan ini. Oleh karena alasan tersebut, kawat listrik yang pada umumnya terbuat
dari tembaga merupakan konduktor yang baik. Perak juga menghantarkan listrik amat baik, namun perak
jauh lebih mahal daripada tembaga.
Contoh bahan konduktor antara lain : logam-logam, karbon, air raksa, badan manusia, elektrolit, kayu
basah dan tanah (bumi).
Isolator
Apakah yang membungkus kawat yang menghubungkan radio dengan stop-kontak di dinding? Kawat
itu biasanya dibungkus dengan bahan sejenis plastik, yaitu suatu bahan isolasi. Pada bahan isolator,
tidak memungkinkan elektron-elektron mengalir dengan mudah melalui bahan tersebut. Untuk isolator
konduktivitas, hambatan, hambatan jenis, dan sifat elektron adalah berharga sebaliknya dengan
konduktor.
Zat-zat yang sukar atau tidak dapat menghantarkan muatan listrik disebut penyekat atau isolator.
Contoh bahan isolator antara lain : karet,kayu, plastic, kaca, porselin, udara, ebonit, parafin, minyak
pelumas, dan sirlak.
Semikonduktor
Selain terdapat zat konduktor dan isolator terdapat juga zat yang bersifat di antara konduktor dan isolator
yang disebut dengan zat semi konduktor.
Semikonduktor adalah suatu bahan atau benda yang mempunyai sifat sebagai konduktor dan isolator.
Dengan kata lain bahan semikonduktor mempunyai kemampuan mengalirkan muatan di bawah sifat
konduktor dan di atas sifat isolator. Untuk mendapatkan sifat konduktor dari bahan semikonduktor
biasanya dilakukan penambahan jenis atom lain dengan konsentrasi tertentu atau disebut pendopingan.
Bahan semikonduktor dapat dijumpai dalam penggunaan bahan-bahan elektronika.
Karbon digunakan untuk membuat komponen elektronika, seperti resistor. Silikon dan germanium
digunakan untuk membuat komponen elektronika, seperti diode, transistor, dan IC (integrated circuit).
Ada 2 jenis semikonduktor, yaitu semikonduktor jenis n dan semikonduktor jenis p.
Semikonduktor jenis n adalah bahan semikonduktor yang terbuat dari bahan germanium atau silicon
yang dikotori (doping) oleh bahan lain sehingga akan terdapat kelebihan electron (n). Sedangkan,
semikonduktor jenis p, adalah bahan semikonduktor yang dikotori oleh bahan lain yang memungkinkan
terjadinya hole (lubang atau tempat yang dapat diisi oleh electron), sehingga bersifat bermuatan positif
(p). Gabungan semikonduktor jenis n dan jenis p, digunakan sebagai bahan pembuatan diode dan
transistor.
Jika semikonduktor jenis p dan n disambung, maka akan terjadi sambungan p-n atau n-p, dan
membentuk Dioda.
Sambungan antara p-n-p atau n-p-n akan membentuk transistor.
p n p n
Pada saat kutub baterai di balik, ternyata tidak ada arus listrik yang mengalir.
Jadi, fungsi Dioda adalah sebagai penyearah arus, atau dengan kata lain bahwa arus listrik tidak dapat
mengalir pada arah sebaliknya pada dioda
Tabel Hubungan antara Bahan Konduktor, Semikondutor, Isolator, dan Nilai Konduktivitasnya
Uji Kompetensi
A. Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda (x) pada huruf a,
b, c, atau d!
1. Banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap detik disebut ....
a. potensial listrik c. hambatan listrik
b. kuat arus listrik d. tegangan listrik
3. Dalam suatu penghantar mengalir muatan listrik sebesar 240 C selama 2 menit. Besar kuat
arusnya adalah ....
a. 120 A c. 20 A
b. 40 A d. 2 A
a.
7. Manakah rangkaian yang benar untuk mengukur kuat arus listrik ....
8. Sakelar adalah alat yang berfungsi untuk ….
a. menyambungkan arus listrik
b. menggerakkan elektron pada kawat penghantar
c. memutuskan hubungan rangkaian
d. memutus dan menyambungkan arus listrik
9. Alat yang digunakan untuk mengamankan rangkaian listrik dari arus yang tibatiba
membesar adalah ....
a. sakelar otomatis c. sekering
b. stop kontak d. elemen
10. Untuk menghasilkan beda potensial dalam rangkaian listrik digunakan ....
a. sumber arus c. voltmeter
b. amperemeter d. ohmmeter
11. Jika pada skala alat pengukur tertera huruf V menunjukan alat pengukur ....
a. kuat arus listrik c. hambatan listrik
b. beda potensial listrik d. energi listrik
12. Untuk memindahkan muatan listrik 10 C dari titik P ke titik Q dibutuhkan energi yang
besarnya 350 J. Beda potensial antara titik P dan Q adalah ....
a. 10 Volt c. 340 Volt
b. 35 Volt d. 360 Volt
13. Tabel di bawah ini menunjukan hubungan antara kuat arus (I), hambatan (R) dan tegangan
(V).
14. Di bawah ini adalah faktor yang mempengaruhi besarnya hambatan pada penghantar,
kecuali ....
a. panjang kawat c. luas penampang kawat
b. jenis kawat d. warna kawat
15. Dalam sebuah rangkaian listrik, jika kawat penghantarnya makin panjang maka nilai kuat
arusnya makin kecil. Hal ini menunjukkan ....
a. nilai hambatannya makin kecil c. energi listriknya makin besar
b. nilai hambatannya makin besar d. beda potensialnya makin kecil
16. Nilai hambatan pengganti pada rangkaian di bawah ini adalah ....
18. Beda potensial kedua ujung konduktor 24 Volt, bila kuat arus yang mengalir pada konduktor
besarnya 2 A, maka besar hambatan konduktor tesebut adalah....
a. 12 Ohm c. 26 Ohm
b. 24 Ohm d. 48 Ohm
19. Dalam sebuah penghantar yang mempunyai hambatan 400 ohm, mengalir arus listrik sebesar
250 miliampere. Besar beda potensial pada kedua ujungnya adalah . . . .
a. 100 V
b. 200 V
c. 400 V
d. 100.000 V
20. Dua buah hambatan masing-masing 2 Ohm dihubungkan secara paralel, kemudian
dirangkaikan seri dengan hambatan sebesar 4 ohm. Hambatan pengganti dari rangkaian
tersebut adalah …….
a. 4 Ohm c. 6 Ohm
b. 5 Ohm d. 8 Ohm
21. Jika beberapa penghambat dihubungkan seri, maka kuat arus yang mengalir melalui masing-
masing penghambat ....
a. berbanding lurus dengan besar hambatannya
b. berbanding terbalik dengan besar hambatannya
c. berbanding lurus dengan jumlah hambatannya
d. sama besarnya
22. Dari gambar arus listrik dalam percabangan berikut diperoleh ....
a. I = I1 = I2
b. I = I1 – I2
c. I = I2 – I1
d. I = I1 + I2
a. 0,5 A c. 2 A
b. 1,5 A d. 2,5 A
24. Kuat arus yang paling besar dari kombinasi di bawah ini adalah ....
a. tegangan 3 V dan hambatan 15 Ω
b. tegangan 4,5 V dan hambatan 30 Ω
c. tegangan 6 V dan hambatan 40 Ω
d. tegangan 4,5 V dan hambatan 30 Ω
4. Tentukan nilai hambatan pengganti antara titik A dan titik B dari rangkaian hambatan di bawah
ini!