Anda di halaman 1dari 41

CALON PENGANTIN

Dina Rizki Sepriani, S.Tr.Keb Rini


1
Kezia Maylani, S.Tr.K eb
Selvi Alfriani, S.Tr.Keb
DAFTAR ISI

Bab I Filosofi Pernikahan...........................................1


Bab II Informasi Pra Nikah..........................................3
Bab III Nikah Muda.......................................................8
Bab IV Persiapan Kesehatan Pra Nikah.................10
Bab V Persiapan perencanaan Kehamilan Sehat.....20
Bab VI Pilihan Metode Kontrasepsi Bagi Pasangan
Baru yang ingin Menunda Kehamilan.......................28
1

BAB I
Filosofi Pernikahan
Akad/janji nikah yang diucapkan atas
nama Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan
awal dari kesepakatan bagi calon pengantin
untuk salling memberi ketenangan (Sakinah)
dengan mengembangkan hubungan atas dasar
saling cinta dan kasih (Mawaddah Wa rahmah).

Penyebutan nama Tuhan Yang Maha Esa


dalam akad/janji pernikahan berarti bahwa
disamping saling bertanggung jawab antara satu
dengan yang lain, suami istri juga bertanggung
jawab pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
yang dilakukan dalam peran dan fungsi mereka
sebagai suami istri.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2OT9 TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG
NOMOR 1 TAHUN T974 TENTANG
PERKAWINAN

TUJUAN PERKAWINAN

Pernikahan atau perkawinan adalah


ikatan lahir batin antara seorang pria dan
seorang wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga atau
rumah tangga yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa

DAMPAK JIKA TIDAK MENGIKUTI


TUJUAN PERKAWINAN

Akibat dari tidak memahami tujuan


perkawinan akan
menyebabkan ketidak harmonisan
pasangan suami istri dan bahkan bisa
berakhir pada perceraian.

2
3

BAB II
INFORMASI PRA NIKAH

KESEHATAN REPRODUKSI

Dalam melakukan peran sebagai


pasangan, suami dan istri haruslah memiliki
kesehatan lahir dan batin yang baik. Salah
satu indikasi calon pengantin sehat adalah
kondisi kesehatan reproduksinya baik.

Kesehatan reproduksi adalah suatu


keadaan yang menunjukkan kondisi
kesehatan fisik, mental, dan social
seseorang yang dihubungkan dengan fungsi
dan proses reproduksinya termasuk
didalamnya tidak memiliki
penyakit/kelainan yang mempengaruhi
kegiatan reproduksi tersebut.

Masalah kesehatan reproduksi dapat


terjadi sepanjang siklus hidup manusia,
misalnya kehamilan remaja, aborsi tidak
aman, komplikasi kehamilan, persalinan,
dan nifas, serta penyakit menular seksual.

Pembagian peran social perempuan dan


laki-laki mempunyai pengaruh besar
terhadap kesehatan lelaki dan perempuan,
dan semakin nyata didalam isu-isu
kesehatan reproduksi namun keterlibatan,
motivasi, serta partisipasi laki-laki dalam
kesehatan reproduksi masih rendah.

Status/posisi perempuan dimasyarakat


merupakan penyebab utam masalah
kesehatan reproduksi yang dihadapi
perempuan, karena menyebabkan
perempuan kehilangan kendali terhadap
kesehatan, tubuh, dan fertilitasnya.

Perempuan lebih rentan dalam


menghadapi resiko kesehatan reproduksi
seperti kehamilan, melahirkan, aborsi yang
tidak aman, dan pemakaian alat KB. Karena
struktur alat reproduksinya, perempuan
lebih rentan secara social

4
maupun fisik terhadap penularan IMS,
termasuk HIV/AIDS.

Laki-laki juga mempunyai masalah


kesehatan reproduksi, khususnya yang
berkaitan dengan IMS termasuk
HIV/AIDS. Karena itu dalam menyusun
strategi untuk memperbaiki kesehatan
reproduksi harus diperhitungkan pula,
kebutuhan, kepedulian, dan tanggung jawab
laki-laki.

Walaupun korban kekerasan adalah


perempuan dan laki-laki, perempuan pada
dasarnya lebih rentan terhadap
kekerasan/perlakuan kasar akibat
subordinasi perempuan terhadap laki-laki
atau hubungan gender yang tidak setara.

Hak Reproduksi dan Seksual


Kedua calon pengantin mempunyai
kebebasan, hak dan tanggung jawab yang
sama dalam memutuskan kapan akan
mempunyai anak, berapa jumlah anak, dan
jarak kelahiran.

5
Hak reproduksi dan seksual harus
menjamin keselamatan dan keamanan calon
pengantin, termasuk mendapatkan informasi
yang lengkap tentang kesehatan reproduksi
dan seksual. Informasi ini meliputi penyakit
menular seksual dan pencegahannya agar
perempuan dan laki-laki dapat terlindungi
dari infeksi menular seksual (IMS) dan
infeki saluran reproduksi (ISR) yang dapat
berakibat buruk terhadap kesehatan
reproduksi dan seksual, bagi laki-laki,
perempuan dan keturunannya, memahami
upaya pencegahan dan penularannya, serta
efek samping obat- obatan, alat dan
tindakan medis yang digunakan untuk
mengatasi masalah kesehatan reproduksi
dan seksual.
Informasi yang diterima harus bisa
membuat calon pengantin mengerti tentang
informasi yang diberikan sehingga
membuat keputusan tanpa terpaksa.
Calon pengantin juga berhak untuk
memperoleh informasi dan pelayanan KB

6
yang aman, efektif, terjangkau, dapat
diterima sesuai dengan pilihan tanpa
paksaan.
Pihak perempuan berhak mendapat
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan yang
mengkinkannya sehta dan selamat dalam
menjalani kehamilan, persalinan, dan nifas,
serta memperoleh bayi yang sehat.

7
BAB III
Nikah Muda

Nikah muda adalah terjadinya ikatan


pernikahan antara laki-laki dan perempuan saat
usia salah satu atau keduanya baru menginjak 18
tahun atau kurang.
Nikah muda membawa konsekuensi ini,
“Nikah muda bagi sebagian kalangan, dipandang
sebagai sebuah tren yang layak diikuti. Padahal,
ada sederet konsekuensi fisik dan psikis bagi
pasangan suami-istri yang menikah di usia
muda.”
Dampak Positif Nikah Muda
 Menghindarkan Pergaulan Bebas.
 Menghalalkan Hubungan.
 Lebih Bahagia.
 Mudah Beradaptasi.
 Mudah Mengontrol Emosi.
 Mengejar Mimpi Bersama.

8
Dampak Negatif Nikah muda
 Kesehatan fisik terganggu Kehamilan di
usia remaja berpotensi meningkatkan
risiko kesehatan pada wanita (Tekanan
Darah tinggi, anemia) dan bayi lahir
prematur
 Kesehatan mental terganggu

Tips menjaga komunikasi dengan


pasangan menjadi lebih baik
 Jangan menuduh
 Beri kesempatan pasangan Anda bicara
dan dengarkan dia
 Jangan hanya komunikasi secara verbal
 Mulai dengan pembicaraan yang
sederhana
 Tetap terbuka
 Pujilah pasangan Anda

9
10

Bab IV Persiapan
Kesehatan Pra
Nikah
1. Persiapan Fisik
Dalam rangka memperiapkan kesehatannya
sebelum menikah, catin perlu menjalani
beberapa prosedur pemeriksaan, antara lain :
• Pemeriksaan Tanda-tanda vital :
Suhu, nadi, frekuensi nafas, tekanan
darah.
• Pemeriksaan status gizi : Berat
Badan, Tinggi Badan, LiLA,
IMT, Tanda-tanda Anemia
• Pemeriksaan darah rutin : Hb,
Golongan darah, dan resus
• Pemeriksaan Urine rutin
• Pemeriksaan lain atas indikasi seperti
: Gula darah, IMS, HIV , Malaria,
Thalasemia, Hepatitis B, TORCH,
Dsb
2. Persiapan Gizi

Status Gizi Catin perempuan perlu diketahui


dalam rangka kesiapan kehamilan

• Status gizi dapat ditentukan dengan


pengukuran Indeks Masa Tubuh (IMT).
Untuk catin perempuan ditambahkan
dengan pengukuran LILA
• IMT merupakan proporsi standard berat
badan terhadap tinggi badan. Jika
seseorang termasuk kategori :
 IMT < 17,0 : keadaan tersebut
sangat Kurus dengan kekurangan
berat badan Tingkat berat atau
KEK tingkat berat.
 IMT 17,0 – 18,5 : Keadaan
tersebut Kurus dengan kekurangan
berat badan Tingkat ringan atau
KEK tingkat ringan.
• Pengukuran LILA bertujuan untuk
mengetahui adanya resiko Kurang Energi
kronik (KEK). Ambang batas LILA pada
WUS dengan KEK di Indonesia adalah
23,5 cm. apabila <23,5 artinya catin
perempuan KEK
11
Cara menghitung IMT

12
Sebelum memasuki jenjang pernikahan, catin
perlu melakukan persiapan gizi antara lain:

• Setiap pasangan catin dianjurkan


mengkonsumsi makanan bergizi
seimbang.
• Setiap catin perempuan dianjurkan
mengkonsumsi tablet tambah darah
(TTD) yang mengandung zat besi dan
asam folat seminggu sekali.
• Bagi catin perempuan yang mengalami
KEK (Kurang Energi kronik) dan Anemia
maka perlu ditentukan penyebabnya dan
ditatalaksana sesuai dengan penyebab
tersebut
• Untuk mendapatkan status gizi yang
seimbang kedalam tubuh catin perlu
mengkonsumsi 5 kelompok pangan yang
beraneka ragam setiap hari atau setiap kali
makan.
• Kelompok pangan tersebut adalah
makanan pokok, lauk pauk, sayuran,
buah , dan minuman. Proporsinya
dalam setiap kali makan dapat
digambarkan dalam isi Piringku

13
14

• Berikut adalah 4 Pilar gizi seimbang


yang dapat dijadikan pedoman untuk
gaya hidup sehat.

14
3. Imunisasi Tetanus
Imunisasi Td untuk WUS termasuk ibu
hamil dan catin, merupakan imunisasi
lanjutan yang terdiri dari imunisasi terhadap
penyakit tetanus dan difteri.
Catin perempuan perlu mendapatkan
imunisasi Tetanus agar memiliki kekebalan
sehingga bila hamil dan melahirkan, ibu

15
dan bayi akan terlindungi dari penyakit
tetanus. Tiap WUS (15-49 tahun)
diharapkan sudah mendapatkan 5 kali
imunisasi tetanus lengkap.
Sebelum imunisasi, dilakukan penentuan
status imunisasi tetanus melalui skrining. Jika
status T belum lengkap, maka catin
perempuan harus melengkapinya
dipuskesmas.
Pemberian imunisasi tetanus tidak perlu
diberikan, apabila status T sudah mencapai
T5 yang harus dibuktikan dengan catatan
yang tercantum antara lain kartu imunisasi,
buku kesehatan ibu dan anak, buku rapor
kesehatanku, kohort dan
/ rekam medis catin yang bersangkutan.
Imunisasi tetanus pada catin perempuan
penting untuk mencegah dan melindungi dari
penyakit tetanus baik bagi diri sendiri
maupun bayi yang akan dilahirkan kelak.

16
17
18

4. Menjaga kesehatan organ reproduksi

18
5. menjaga kesehatan jiwa dan harmonisasi
pasangan suami istri

19
120

BAB III
Persiapan dan Perencanaan
Kehamilan Sehat

Merencanakan sebuah kehamilan yang


sehta harus dimulai jauh sebelum hamil, dari pra
konsepsi yaitu ketika remaja, saat pubertas
wanita mulai memproduksi sel telur dan pria
menghasilkan sperma. Saat inilah masa
perencanaan kehamilan bukan hanya tentang
bagaimana cepat hamil tetapi juga merencanakan
masa depan.
Manfaat perawatan prakonsepsi :
1. Mengurangi risiko kematian ibu dan bayi.
2. Mencegah kehamilan yang tidak
direncanakan.
3. Mencegah terjadinya komplikasi kehamilan.
4. Mencegah kematian bayi dalam kandungan,
kelahiran prematur, dan berat badan lahir
rendah.
5. Mencegah kecacatan bayi.
6. Mencegah infeksi neonatal.
Syarat Pra Konsepsi:
 Apabila sudah mencapai umur 20 tahun
untuk wanita 25 tahun untuk pria.
 Sudah memiliki kesiapan fisik dan mental
dalam upaya menhadapi dan mengatasi
berbagai masalah yang ada dalam
kehidupan rumah tangga.
 Memiliki rasa tanggung jawab terhadap
keluarga dan lingkungannya.
 Memiliki badan yang sehat baik fisik
maupun mental.

21
22

Apa Saja Perawatan Prakonsepsi untuk


Mempersiapkan Kehamilan?

22
Bagaimana Proses Terjadi Kehamilan?

Bila sel mani suami dan sel telur isteri bertemu


dalam saluran telur kemudian melekat dan tumbuh
kembang dalam rahim.
Masa subur adalah saat indung telur (ovarium)
melepaskan sel telur (ovum) yang sudah siap dibuahi
kedalam saluran indung telur (tuba fallopi). Masa subur
adalah periode dalam siklus menstruasi dimana konsepsi
atau fertilisasi (pembuahan) paling mungkin terjadi,
karena pada periode tersebut terdapat sel telur yang
matang dan siap dibuahi.

23
24
24
25
26

TANDA BAHAYA KEHAMILAN

Muntah terus dan


tidak mau
makan

Demam tinggi

Bengkak pada kaki, tangan,


dan wajah, sakit kepala
hingga kejang

Janin kurang bergerak


dari sebelumnya

Perdarahan pada hamil muda dan tua

Air ketuban keluar sebelum waktunya

adi satu atau beberapa tanda bahaya, segera ke fasilitas


26
KEADAAN EMOSIONAL

tersinggung
an mudah lelah Mencemaskan perubahan fisik Merasa b
perhatikan

27
BAB VI
Pilihan Metode Kontrasepsi
Bagi Pasangan Baru yang
ingin Menunda Kehamilan

Masa dimana isteri belum berumur 20


tahun
Apabila telah menikah di bawah umur
20 tahun, di anjurkan Menunda
kehamilan anak pertama sampai umur
20 tahun
Dianjurkan mengunakan salah satu alat
kontrasepsi yang sesuai seperti Pil,
suntik, kondom, alamiah

28
Berikut Gambar Dan Penjelasan Pilihan Metod

KB PIL

Pil KB berisi hormon dan placebo (pil tanpa


hormon / kosong) yang harus diminum setiap
hari pada jam yang sama sehingga kadarnya
didalam tubuh stabil. Apabila pasien sering
terlupa, tingkat kegagalannya meningkat.
Sehingga pil KB cocok untuk wanita yang
disiplin. Pil KB relatif murah mudah didapat
dikonsumsi sendiri tanpa harus ke dokter, tidak
menganggu hubungan seksual, dan dapat
kembali subur 1-3 bulan setelah penggunaan pil
dihentikan.

29
30

KB SUNTIK

KB ini dilakukan dengan cara


menyuntikkan hormon progestin (suntik KB
3 bulanan) atau hormon progestin dan
estrogen (suntik KB 1 bulanan). Beberapa
efek samping yang dapat terjadi adalah
menstruasi yang tidak teratur, perdarahan di
luar siklus menstruasi, peningkatan berat
badan, dan timbulnya jerawat. Namun,
tingkat keberhasilannya mencapai 97%.
Ini adalah cara menunda kehamilan
bagi pengantin baru yang dapat
diandalkan dan dianggap sebagai alat
kontrasepsi terbaik bagi pasangan yang
baru menikah untuk menikmati seks
bebas stres.
Bagi pengantin baru yang berencana
untuk menunda kehamilan kurang dari satu
tahun, KB suntik sebaiknya dihindari.
Alasannya, kesuburan tidak akan langsung
kembali setelah berhenti melakukan suntik
KB. Paling lama, kesuburan akan kembali
setelah 4-10 bulan.

30
31
32

KB KONDOM

Kondom adalah salah satu KB barrier


(penghalang) yang bekerja dengan cara
mencegah pertemuan antara sperma dengan sel
telur. Selain itu, kondom juga mencegah
pertukaran cairan pada alat kelamin sehingga
melindungi dari penyakit menular seksual.

Karena kondom memiliki efektivitas yang


lebih rendah dari metode KB modern lainnya,
yaitu 85% penggunaan kondom saja tidak
dianjurkan untuk mencegah kehamilan.
Kesalahan saat pemasangan ,kadarluarsa, bocor,
gerakkan yang berlebihan sat penetrasi sehingga
kondom terlepas, merupakan beberapa hal yang
mengurangi efektivitas kondom.

Meskipun begitu terdapat juga kondom


yang diperuntukkan pada mulut vagina
setidaknya 8 jam sebelum melakukan hubungan
seksual.

32
33
KB Alami

KB alami atau KB tradisional dilakukan


dengan cara menghitung masa subur
(sering disebut KB Kalender) dan senggama
terputus. KB kalender memerlukan
kedisiplinan dan ketelitian dalam
menghitung siklus menstruasi dan
umumnya lebih sulit digunakan pada wanita
yang memiliki siklus menstruasi yang tidak
teratur. Tingkat kegagalannya lebih tinggi
jika salah menghitung ataupun terlupa.
Kelebihannya adalah tidak membutuhkan
waktu jika akhirnya berencana untuk hamil.

Untuk mengetahui kapan masa subur


Anda, sebaiknya cari tahu dulu berapa lama
siklus menstruasi Anda terjadi. Berikut
adalah cara menghitung lamanya siklus
menstruasi.

1. Hitung dari hari pertama menstruasi dalam


satu bulan hingga ke bulan berikutnya.
Misalkan di bulan Juni Anda mengalami
menstruasi pada tanggal 1, lalu di bulan
Juli pada tanggal 2. Jarak waktu 1 Juni
34
hingga 2 Juli adalah 32 hari. Disarankan
untuk menghitung siklus menstruasi
selama 6 hingga 12 bulan.
2. Setelah itu, kurangi jumlah siklus
menstruasi terpendek Anda dengan angka
18. Misalkan siklus haid paling pendek
Anda adalah 28, maka 28-18=10. Ini
berarti hari ke-10 dalam siklus haid
merupakan hari pertama masa subur Anda
terjadi.
3. Selanjutnya, kurangi jumlah siklus
menstruasi terpanjang Anda dengan angka
11. Misalnya siklus haid terpanjang Anda
adalah 32 hari, maka 32-11=21. Ini berarti
hari ke-21 merupakan waktu terakhir masa
kesuburan Anda.
4. Jika Anda ingin segera memiliki buah hati,
disarankan untuk melakukan hubungan
seksual di antara dua tanggal tersebut,
yaitu hari ke-10 hingga ke-21 dalam siklus
kalender haid Anda

35
36
37
38

Anda mungkin juga menyukai