Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA


INDONESIA

DOSEN PENGAMPU : TARYANTO, S.E., M.M.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

ABDUL KHOER AL FADILY


ANGGUN SUCIANI DEWI PRATIWI
DITA ISMAIDA
FITRI ADESTIANI
INDRI RAHCHMAWATI
INTAN OKTAVIAN
KITRI WIDIANTI
LAELATUL TASAQOH
M.D FIRMAN
RENDY RENALDY
RIZKA AYU MUTIARA
SILVIA AUDINA
YUNAIKA WARDANI

PRODI AKUNTANSI DAN MANAJEMEN


STIE PERTIWI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan Karunia, Rahmat, dan

Hidayah-Nya yang berupa kesehatan, sehingga makalah yang berjudul “PANCASILA DALAM

KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA” dapat terselesaikan tepat pada

waktunya. Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Pancasila.

Kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun kami menyadari bahwa

makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati demi perbaikan

makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini bisa memberikan informasi mengenai Pancasila Dalam Konteks Sejarah

Perjuangan Bangsa Indonesia dan bermanfaat bagi para pembacanya. Atas perhatian dan kesempatan yang

diberikan untuk membuat makalah ini kami ucapkan terima kasih banyak.

Karawang, 28 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………….…….……


i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………..…….…


ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………….………….……


1

A. Latar Belakang …………………………………………………….………………………….…..


2

B. Rumusan Masalah …………………………………………………..………………………….…


2

C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………….…………….…..


3

D. Manfaat Penulisan ………………………………………………………………………….….…


3

BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………………………….………………..….


4

A. Pendapat Atau Kutipan Para Tokoh Ilmuan …………………………...…………………………


4

B. Kutipan Dari Teori Atau UU / Peraturan - Peraturan ……...……………………………………..


6

BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………………………………………


26

A. Pembahasan Masalah ………………...……….…………………………………………………


30

B. Data - Data ………………………………………………………………………………………


31

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..…………………………………………………………………


26
A. Kesimpulan …………...……...……………….…………………………………………………
30

B. Saran ……….…………..………………..………………………………………………………
31

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………..……


32

A. Dari Pustaka / Buku ……………………………………………….………………………….…..


2

B. Dari Internet ……….………………………………………………..………………………….…


2

C. Dari Jurnal ……..……………………………………………………………….…………….…..


3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Para pendiri bangsa merumuskan dasar negara melalui proses yang Panjang, dasar negara yang

kemudian diresmikan dengan nama Pancasila, pertama kali diutarakan oleh soekarno pada 1 Juni 1945

dalam rangkaian sidang pertama BPUPKI. Dalam proses perumusannya, lima asas yang terkandung dalam

Pancasila mengalami pengembangan dan penyempurnaan sehingga menjadi dasar negara saat ini. Namun

jauh sebelum di sahkan, nilai-nilai pancasila sudah ada pada kehidupan masyarakat Indonesia sejak zaman

dahulu sebelum bangsa Indonesia menjadi sebuah negara kesatuan. dimana nilai-nilai tersebut berupa nilai-

nilai adat adat istiadat, kebudayaan serta relegius. Nilai- nilai yang ada kemudian diambil dan dirumuskan

oleh para pendiri negara yang nanti dijadikan dasar negara Indonesia. Oleh karena itu untuk mengerti

pancasila secara utuh dan keterikatan dengan jati diri bangsa Indonesia ini diperlukan pemahaman sejarah

bangsa Indonesia, dalam membentuk suatu negara dan dijadikannya pacasila sebagai dasar negara karena

semua itu berhubung dan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia.


Pancasila terdiri atas dua suku kata yaitu panca dan sila. Panca artinya lima dan sila artinya dasar

atau sendi. Jadi Pancasila berarti lima dasar, lima sendi, atau lima unsur yang dijadikan pedoman dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perumusan dasar negara

harus menghadapi beragam hal yang kompleks dan rumit, terlebih karena Indonesia merupakan negara

yang terdiri dari berbagai, pulau, suku, dan ras. Namun, para pendiri negara tetap gigih mengurai dasar

negara untuk dapat memeluk berbagai kemajukan sehingga menjadi satu dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia

kegigihan para pendiri negara berbuah manis.

Sidang pertama BPUPKI berlangsung tanggal 29 Mei 1945 hingga 1 juni 1945. Para anggota sidang

membahas berbagai hal terkait dengan persiapan kemerdekaan Indonesia, antara lain syarat – syarat hukum

berdirinya suatu negara, bentuk negara, pemerintahan negara, dan dasar negara. Dasar negara kala itu

menjadi salah satu pembahasan pada sidang pertama dengan tiga anggota mengutarakan pendapatnya

melalui pidato yakni Muh. Yamin, Seopomo, dan Soekarno. Soekarno, sebagai tokoh sentral pada

kelahiran Pancasila 1 Juni 1945, menyatakan bahwa dirinya bukan “pencipta”, tetapi “penggali”.

Pernyataan itu ingin menunjukkan bahwa berbagai nilai yang terkandung dalam Pancasila, bukan ciptaan

Soekarno, tetapi sebenarnya telah hidup dan dihidupi oleh masyarakat Indonesia.

Di masa sekarang banyak yang mengganggap Pancasila hanya sebagai elit politik yang digunakan

para penguasa. Untuk itu perlunya bagi kita memahami nilai-nilai Pancasila secara utuh terutama Pancasila

sebagai jati diri Bangsa Indonesia, diperlukan pemahaman dari sejarah perjuangan bangsa indonesia

membentuk suatu negara yang erat kaitannya dengan perumusan Pancasila sebagai dasar Negara. Selain

sebagai dasar negara Pancasila juga sebagai ruh bangsa negara, pandangan hidup Bangsa, jiwa dan

kepribadian hidup bangsa serta sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia pada waktu para pejuang

mendirikan negara.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana nilai-nilai Pancasila pada masa kejayaan ?

2. Bagaimana perjuangan bangsa Indonesia melawan sistem penjajahan ?


3. Bagaimana proses terjadinya Proklamasi Kemerdekaan 1945 ?

C. Tujuan Penulisan

1. Dapat memahami nilai-nilai Pancasila pada masa kejayaan.

2. Dapat memahami perjuangan bangsa Indonesia melawan sistem penjajahan.

3. Dapat memahami proses terjadinya Proklamsi Kemerdekaan 1945.

4. Dapat memahami peranan penting Pancasila bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

D. Manfaat Penulisan

1. Sebagai ilmu pengetahuan yang dapat membuat siswa lebih memahami arti dari Pancasila.

2. Dengan pelajaran pancasila siswa dapat mencintai negaranya sendiri.

3. Dan dapat mengetahui perbedaan-perbedaan yang ada di antara masyarakat.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pendapat Atau Kutipan Para Tokoh Ilmuan

Pendapat atau kutipan para tokoh, ilmuan tentang pancasila dalam konteks sejarah perjuangan

bangsa Indonesia :

1.Menurut Ir. Soekarno

Pengertian pancasila menurut Soekarno ialah isi jiwa bangsa Indonesia secara turun-temurun yang

sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat, dengan demikian Pancasila tidak saja

falsafah negara, tetapi lebih luas lagi yakni falsafah bangsa Indonesia.

2.Menurut Prof. Dr. Drs. Raden Mas Tumenggung Notonagoro S.H.

Pengertian pancasila menurut Notonegoro adalah dasar falsafah negara Indonesia, sehingga dapat

diartikan kesimpulan bahwa Pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan
menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia, sehingga dasar pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan

serta bagian pertahanan bangsa dan negara.

3.Menurut Muhammad Yamin

Pengertian pancasila menurut Muhammad Yamin adalah lima dasar yang berisi pedoman atau

aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik. Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima

dan sila berarti sendi, asas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik.

4.Pancasila secara Etimologis

Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari bahasa Sansekerta dari India (bahasa kasta

Brahmana). Bahasa rakyat biasa disebut dengan bahasa Prakerta.

5.Menurut Prof. Dr. Nurcholish Majdid

Pancasila adalah modal untuk mewujudkan demokrasi Indonesia, pancasila memberi dasar dan

prasyarat asasi bagi demokrasi dan tatanan politik Indonesia, pancasila menyumbang beberapa hal

penting. Menurut Nurcholish, adanya Pancasila dan UUD 1945 telah diterima oleh umat Muslim

Indonesia,Sejauh ini, kedua pilar itu telah mampu menjamin kebaikan konstitusional bagi keseluruhan

bangsa. Pada hakekatnya, Pancasila dan UUD 1945 diterima masyarakat Muslim karena dua

pertimbangan:….“Pertama, nilai-nilainya dibenarkan oleh ajaran agama Islam. Kedua, fungsinya

sebagai poin kesepakatan antar berbagai golongan untuk mewujudkan kesatuan politik bersama.”

6.Menurut Dr. Nicolaus Driyarkara SJ

Pemikiran Driyarkara tentang Pancasila sebelum 1965, soal kesatuan dikembalikan pada hakekat

manusia, sebagai yang sama dan saling bersaudara. Inilah yang menjadi titik tolak uraiannya tentang

Pancasila. Kontroversi agama di Indonesia, dijelaskan dalam uraiannya tentang Pancasila dan Religi.
7.Menurut Dr. Kuntowijoyo

Pencetus radikalisasi pancasila ini merasa resah karena pancasila hanya dijadikan sebagai lip

service bahkan dijadikan sebagai alat politik untuk melanggengkan kekuasaan. Pancasila “tidak

operasional”, sehingga bangsa Indonesia kehilangan arah. Pancasila memang “jimat sakti”, namun jimat

itu hanya disarungkan di pinggang dan tak pernah digunakan untuk “berkelahi” terhadap korupsi,

apalagi dijadikan sebagai ideologi yang mengarahkan pembangunan nasional.

B. Kutipan Dari Teori Atau UU / Peraturan – Peraturan

BAB III PEMBAHASAN

A. Pembahasan Masalah

1) Sejarah Pancasila Dalam Masa Kerajaan

Nilai-nilai Pancasila telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dulu kala sebelum bangsa Indonesia

mendirikan negara. Proses terbentuknya negara Indonesia melalui proses sejarah yang cukup panjang yaitu

sejak zaman batu hingga munculnya kerajaan-kerajaan pada abad ke-IV.

A. Zaman Kutai

Pada zaman ini masyarakat kutai yang membukai zaman sejarah Indonesia pertama kalinya ini

menampilkan nilai-nilai sosial politik, dan ketuhanan.

B. Zaman Sriwijaya
Cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam sesuatu negara telah tercemin pada kerjaan Sriwijaya

yang berbunyi yaitu marvuat vanua criwijaya siddhayara subhika {suatu cita-cita negara yang adil &

makmur}

C. Zaman Kerajaan-Kerajaan Sebelum Kerajaan Majapahit

Pada zaman ini diterapkan antara lain untuk raja Aiar Langgi sikap tolerensi dalam beragama nilai-

nilai kemanusiaan (hubungan dagang & kerjasama dengan Benggala, Chola, dan Chompa) serta

perhatian kesejahteraan pertanian bagi rakyat dengan dengan membangun tanggul & waduk.

D. Zaman Kerajaan Majapahit

Sumpah Palapa / Gadjahmada berisi cita-cita mempersatukan seluruh Nusantara.

E. Zaman Penjajahan

Setelah Majapahit runtuh maka berkambanglah agama Islam dengan pesatnya di Indonesia.

Bersama dengan itu maka berkembang pula kerajaan-karajaan Islam seperti kerajaan Demak. Selain itu,

berdatangan juga bangsa-bangsa Eropa di Nusantara. Bangsa asing yang masuk ke Indonesia pada awalnya

berdangang, namun kemudian berubah menjadi praktek penjajahan. Adanya penjajahan membuat

perlawanan dari rakyat Indonesia diberbagai wilayah Nusantara, namun karena tidak adanya

kesatuan& persatuan di antara

mereka maka perlawanan tersebut senantiasa sia-sia.

F . Kebangkitan Nasional

Pada masa ini banyak berdiri gerakan-gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang

memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuataannya sendiri.

G . Zaman Penjajahan Jepang

Jepang menjanjikan kemerdekaan tanpa syarat kapada bangsa Indonesia. Bahkan untuk

mendapatkan simpati & dukungan dari bangsa Indonesia maka sebagai realisasi janji tersebut maka

dibentuklah suatu badan yang bertugas untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia

yaitu Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia {BPUPKI}.

2) Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia


Masuknya agama-agama besar seperti Hindu, Budha, Islam di Indonesia menandai dimulainya

kehidupan beragama pada masyarakat. Bagaimana agama merubah kehidupan dan pandangan masyaraat

dapat dilihat pada sistem sosial- ekonominya. Penyelenggaraan perdagangan di kota-kota pelabuhan

menimbulkan komunikasi terbuka, sehingga terjadi mobilitas sosial baik serta perubahan gaya hidup dan

nilai-nilai. Tidak lama kemudian Islam masuk ke Indonesia dan menguasai perdagangan internasional. Di

lain pihak kekuasaan pusat dengan agama Hindu-Budha mengalami kemerosotan bersamaan dengan

disintregasi politik dan degenerasi kultural. Akibatnya terciptalah kondisi yang baik bagi suatu perubahan.

Dalam politik juga kemudian lahir kerajaan-kerajaan Islam.

Sebelum negara Indonesia terbentuk pada 17 Agustus 1945, bentuk pemerintahan adalah kerajaan-

kerajaan. Awal abad ke-16 bangsa Eropa seperti Belanda mulai masuk ke Indonesia dan terjadilah

perubahan politik kerajaan yang berkaitan dengan perebutan hegemoni. Kontak dengan bangsa Eropa telah

membawa perubahan-perubahan dalam pandangan masyarakat yaitu dengan masuknya paham-paham baru,

seperti liberalisme, demokrasi, nasionalisme. Hingga sampai akhirnya Indonesia dapat menumbuhkan jiwa

Nasionalisme dan bersatu untuk merdeka.

Sebagai tindakan lanjut dari janji Kaisar Hirohito yang akan memberikan kemerdekaan kepada

bangsa Indonesia maka dibentuklah suatu badan yang bertugas menyelidiki usaha-usaha

persiapan kemerdekaan Indonesia yang dikenal dengan nama BPUPKI. Pada sidang pertama BPUPKI (29

Mei – 1 Juni 1945) dengan pembicaranya adalah Mr. Muh. Yamin, Mr. Soepomo, Drs. Moh. Hatta, dan Ir.

Soekarno. Mereka semua berpidato guna membahas tentang rancangan usulan dasar negara. Menurut

Soekarno dalam pidatonya, dasar bagi Indonesia merdeka adalah dasarnya suatu negara yang akan

didirikan yang disebutnya philosophische gronsag, yaitu fundamen, filsafat,jiwa dan pikiran yang sedalam-

dalamnya yang di atasnya akan didirikan gedung Indonesia yang merdeka. Selanjutnya Ir. Soekarno

mengusulkan bahwa dasar bagi Indonesia merdeka itu disebut Pancasila, yaitu: Kebangsaan, Kemanusiaan,

Musyawarah mufakat perwakilan, Kesejahteraan sosial, Ketuhanan yang berkebudayaan.

Pancasila sebagai dasar falsafah negara tidak boleh menjadi ideologi yang beku sehingga seluruh

komponen bangsa terutama para intelektual muda dapat memberikan ide-ide baru dan kreatif untuk

merevitalisasi Pancasila dalam realitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Setelah sidang tersebut
dibentuklah panitia kecil yaitu panitia sembilan. Panitia Sembilan bersidang tanggal 22 Juni 1945 dan

menghasilkan kesepakatan yang dituangkan dalam Mukadimah Hukum Dasar, alinea keempat dalam

rumusan dasar negara sebagai berikut:

 Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

 Kemanusiaan yang adil dan beradab.

 Persatuan Indonesia.

 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan /perwakilan.

 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Moh. Yamin mempopulerkan kesepakatan tersebut dengan nama Piagam Jakarta.Pada siding kedua

BPUPKI tgl 10 Juli 1945 dibicarakan mengenai materi undang-undang dasar dan penjelasannya. Sidang

kedua ini juga berhasil menentukan bentuk negara Indonesia yaitu Republik. Seiring berjalannya waktu,

dibentuklah PPKI yang bertugas melanjutkan tugas BPUPKI. Seiring dengan kekalahan Jepang, para

pemuda mendesaak agar kemerdekaan dilaksanakan secepatnya tanpa menunggu janji Jepang, akhirnya

Soekarno-Hatta bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 atas

nama bangsa

Indonesia.

Sehari setelah Indonesia merdeka, PPKI mengadakan sidang pertamanya. Dalam siding tersebut

terdapat perubahan yang telah dilakukan yaitu perubahan pada sila pertama (tujuh buah kata dihilangkan

dan diganti dengan kata-kata Yang Maha Esa) dan beberapa perubahan pada rancangan UUD. Pada saat itu

juga Pembukaan Undang-Undang Dasar dan pasal-pasal UUD disahkan menjadi Undang-Undang dasar

negara Republik Indonesia. Pada sidang tersebut juga menetapkan Ir. Soekarno dan Moh.Hatta sebagai

presiden dan wakil presiden Indonesia. Selanjutnya sidang tersebut juga membicarakan rancangan aturan

peralihan. Di dalam aturan tersebut dinyatakan pembentukan KNIP yang bertugas membantu presiden.

Details Pembentukan BPUPKI (29 April 1945)

1. Sidang Pertama (29 Mei – 1 Juni 1945) : Muh. Yamin menyampaikan usulan tertulis
rancangan UUD RI. Di dalamnya tercantum

rumusan lima asas dasar negara :

 Ketuhanan yang Maha Esa

 Kebangsaan Persatuan Indonesia

 Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

 Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Ir. Soekarno di hari ketiga menyampaikan lima hal untuk menjadi dasar-dasar negara yaitu :

 Kebangsaan Indonesia

 Internasionalisme atau Perikemanusiaan

 Mufakat atau Demokrasi

 Kesejahteraan Sosial

 Ketuhanan yang Berkebudayaan

Panitia Kecil pada tanggal 22 Juni 1945 berhasil menyusun Rancangan Pembukaan UUD 1945 yang

disebut

dengan Piagam Jakarta. Di dalamnya terdapat rumusan Sistematika Pancasila yaitu :

 Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya

 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

 Persatuan Indonesia

 Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan Perwakilan

 Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

2. Sidang Kedua (10 – 16 Juli 1945) :


Selain mengesahkan Piagam Jakarta sebagai mukaddimah Rancangan UUD

1945, juga mengesahkan batang tubuh UUD 1945 yang memuat dua ketentuan penting

yaitu:

 Negara berdasar ketuhanan yang maha esa dengan kewajiban menjalankan

syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

 Presiden adalah orang Indonesia asli yang beragama Islam

Sistematika Pancasila dalam Sejarah Perkembangan Ketatanegaraan : Periode 17 Agustus 1945

– 27 Desember 1949

 Periode pertama terbentuknya negara RI, konstitusi yang berlaku adalah UUD 1945 yang

disahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945 yang dalam pembukaannya terdapat rumusan

Pancasila (5 sila).

 Sistem Presidensiil berjalan dengan kabinet bertanggungjawab kepada presiden namun

sistem ketatanegaraan berubah sejak ada Maklumat wapres No. X tanggal 16 Oktober

1945 terdapat KNIP yang melakukan fungsi legislatif dari sebelumnya pembantu presiden

 Sejak itu sistem presidensiil berubah menjadi sistem parlementer sehingga para

menteri bertanggung jawab kepada parlemen (KNIP).

 Sementara sistem pemerintahan berubah namun tekstual dalam UUD 1945 tidak

berubah, maka sistem pemerintahan dan administrasi negara tersebut menyalahi UUD

1945

 Atas dasar KMB, terjadi perubahan sistem ketatanegaraan Indonesia dari

 negara kesatuan menajdi negara RIS

 Sebagai negara RIS, maka UUD 1945 tidak berlaku lagi sehingga rumusan

Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 juga tidak berlaku.

 27 Desember 1949 disepakatilah konstitusi RIS. UUD 1945 hanya berlaku di negara bagian

RI.
 Dalam mukaddimah konstitusi RIS, terdapat rumusan dan sistematika

 Pancasila yaitu :

• Ketuhanan yang maha Esa

• Peri Kemanusiaan

• Kebangsaan

• Kerakyatan

• Keadilan Sosial

 Mukaddimah tersebut telah menghapuskan sama sekali jiwa, semangat atau isi mukaddimah

UUD 1945 sebagai penerjemahan resmi proklamasi kemerdekaan Indonesia, termasuk

perubahan susunan kata-kata kelima sila dalam Pancasila.

 Masa ini membuka jalan bagi penafsiran Pancasila secara bebas dan sesuka hati

sehingga menjadi sumber segala penyelewengan di dalam sejarah ketatanegaraan

Indonesia

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menandai kembali berlakunya UUD 1945

• sehingga rumusan sistematika Pancasila tetap seperti yang tercantum dalam pembukaan

UUD 1945 alineia ke empat.

• Untuk mewujudkan pemerintahan negara berdasar UUD 1945 dan Pancasila

dibentuklah alat-alat perlengkapan negara :

 Presiden dan Menteri-Menteri

 DPR-GR

 MPRS

 DPAS

• Meski kembali ke UUD 1945, namun dalam sistem ketatanegaraan terdapat beberapa

penyimpangan:

 Pelaksanaan demokrasi terpimpin dengan presiden membentuk MPRS & DPAS


 Penentuan masa jabatan presiden seumur hidup

 Berdirinya PKI yang berhaluan atheisme

 Adanya kudeta dari PKI yang jelas-jelas akan membentuk negara komunis di Indonesia sebagai

penyimpangan terbesar

 Menyikapi kondisi ketatanegaraan yang semrawut tersebut, memunculkan Tritura yang salah satu

isinya adalah pelaksanaan kembali secara murni dan konsekuen Pancasila dan UUD 1945

• Masa 5 Juli 1959 – 11 Maret 1966

 Terjadi banyak penyelewengan

 Keluarlah Tritura sebagai dasar terbitnya Supersemar 1966

• Masa 11 Maret 1966 – 19 Oktober 1999

 Kilasan sejarah Orde Baru

 Kelemahan UUD 1945 dimanfaatkan oleh Presiden Soeharto dengan menguasai

proses rekrutmen MPR melalui rekayasa undang-undang susunan dan kedudukan

parlemen, meski pemilu terselenggara

 21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengundurkan diri

• Masa 19 Oktober 1999 – Sekarang

 Pertanggungjawaban BJ Habibie ditolak MPR

 Amandemen I UUD 1945 (19 Oktober 1999 – 18 Agustus 2000)

 Amandemen II UUD 1945 (18 Agustus 2000 – 9 Nov 2001)

 Amandemen III UUD 1945 (9 November 2001 – 10 Agustus 2002)

 Amandemen IV UUD 1945 (10 Agustus 2002 - sekarang)

Deklarasi negara hukum dari semula hanya ada di dalam penjelasan menjadi bagian dari batang

tubuh UUD ‘45

• Pemisahan kekuasaan negara ditegaskan


• Dasar hukum sistem pemilu diatur

• Pemilu langsung diterapkan bagi presiden dan wakil

presiden

• Periodisasi lembaga kepresidenan dibatasi secara tegas

• Kekuasaan kehakiman yang mandiri

• Akuntabilitas politik melalui proses rekrutmen anggota

parleman (suara terbanyak)

• Adanya perlindungan secara tegas terhadap HAM

Satu hal yang perlu dicatat bahwa amandemen hanya dilakukan terhadap batang tubuh UUD 1945

tanpa sedikitpun merubah pembukaan UUD 1945 yang pada hakekatnya adalah ruh negara proklamasi.

Dengan tidak diubahnya Pembukaan UUD 1945 maka sistematika dan rumusan Pancasila tidak mengalami

perubahan

Nilai dan filsafat Pancasila terbukti tetap bertahan disepanjang perubahan sistem

ketatanegaraan Indonesia hingga saat ini. Ini artinya, sistem filsafat (ontologi, epistemologi &

aksiologi) dalam Pancasila adalah kodrati karena selaras dengan nilai-nilai idealitas yang

diharapkan manusia.

. B. Data – Data

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah melalui proses

yang panjang, dimatangkan oleh sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Sebab itu bangsa
Indonesia lahir dengan kepribadiaannya sendiri, yang bersamaan dengan lahirnya bangsa dan

negara itu, kepribadian itu ditetapkan sebagai pandangan hidup dan dasar negara, “Pancasila”.

Adanya sifat-sifat kepancasilaan sudah ada dalam masa-masa atau zaman-zaman kerajaan

bahkan sebelum kerajaan Majapahit.

Pancasila sangat berarti bagi konteks perjuangan bangsa Indonesia. Dengan adanya

pancasila, kita bisa menjadi pribadi-pribadi yang mampu menghargai sesama diri sendiri dan

agama.

Negara Republik Indonesia memang tergolong muda dalam barisan negara-negara di

dunia. Tetapi bangsa Indonesia lahir dari sejarah dan kebudayaannya yang tua, melalui berdirinya

kerajaan-kerajaan di Indonesia, kemudian mengalami masa penjajahan tiga setengah abad, sampai

akhirnya bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.

Bangsa Indonesia telah melalui masa kelamnya menjadi masa yang jaya.

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

A. Dari Pustaka / Buku

B. Dari Internet

C. Dari Jurnal

Anda mungkin juga menyukai