12. Kadek Ira Martavitha Sari (1907521201)(79) 19. I Made Wahyu Mahayoga (1907521241)(79)
PROGRAM STUDI MANAJEMEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN AJARAN 2021/2022 1. Perbedaan Tim dan Kelompok Pengertian tim dan kelompok. Tim merupakan sekumpulan orang aatu individu yag memiliki keahlian tertentu yang terstruktur dan saling melengkapi sehingga dapat memudahkan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan pengertian kelompok yaitu kumpulan orang atau individu yang bekerjasama guna untuk memenuhi kebutuhannya, pada kelompok yaitu individu-individu yang tergabung hanya memiliki kemampuan atau skill yang terbatas. Berikut perbedaan tim dengan kelompok : a. Tim : - Proses atau cara kerja sama tim lebih fokus pada pembentukan beberapa unit atau kelompok. Hal ini untuk memperlancar tugas, berdasarkan kecenderungan potensi masing-masing anggota dalam kelompok itu sendiri. Namun, tidak dapat disangkal bahwa satu anggota unit tertentu dapat memikul tanggung jawab unit lain sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan dengan mudah. - Anggota tim berada di depan anggota tim. Karena anggota tim melakukan lebih banyak multitasking. Sebagian besar anggota tim dapat menguasai tidak hanya satu area kerja, tetapi beberapa area. Ini akan memudahkan Anda dalam menyelesaikan pekerjaan. - Keragaman keterampilan anggota tim dapat melengkapi kebutuhan kerja satu sama lain. Oleh karena itu, kerjasama tim ini dibuat lebih di antara mereka. - Tim label sering tertarik pada sekelompok orang dengan tujuan positif. Karena mekanisme kerja tim tradisional menekankan dukungan satu sama lain. - Cara kerja tim lebih terorganisir dan memfasilitasi komunikasi antar departemen. Sehingga peserta memiliki lebih banyak kesempatan untuk menunjukkan dan mengembangkan kreativitasnya. b. Kelompok : - Cara atau prosedur kerja kelompok lebih fokus pada pertukaran dan pertukaran informasi tentang kebutuhan spesifik. Semua informasi dan data dapat diungkapkan dan disajikan oleh anggota kelompok. Tapi keputusan ada di tangan pemimpin. - Anggota yang termasuk dalam suatu kelompok cenderung memiliki potensi atau pengalaman yang berbeda. Artinya, pengalaman setiap peserta bersifat acak dan hanya berkonsentrasi pada satu keterampilan. Dengan demikian, mereka cenderung tidak memperoleh keterampilan di luar bidangnya. - Sistem kerja kelompok cenderung individualisme, karena denga nada perbedaan keahlian anggotanya. - Labeling kerja kelompok cenderung mengarah ke hal yang negative, karena dalam kelompok biasanya tidak adanya sebuah identitas kelompok yang jelas selain itu di dukung dengan adanya ketikjelasan struktur organisasi kelompok tersebut. - Biasanya gaya kerja yang diterapkan dalam suatu kelompok hanya ditekankan atau dibebankan hanya pada satu pihak saja yaitu seorang pemimpin kelompok tersebut. 2. Kinerja Tim Dalam memnentukan kinerja sebuah Tim memahami sebuah kinerja kepemimpinan dalam sebuah tim akan sangat membantu dalam proses kolektif yang dapat menentukan kinerja sebuah tim. Peran pemimpin dalam sebuah tim akan sangat berpengaruh terhadap kinerja sebuah tim atau mencapai keberhasilan misi sebuah tim, Sebuah visi yang dimiliki Bersama oleh angota tim diperlukan adanya rasa saling mempercayai dan rasa bertanggung jawab atas kesamaan visi dalam sebuah tim. Prilaku pemimpin atau perilaku kepemimpinan akan sangat berpengaruh terhadap upaya pemimpin dalam mencapai visi yang ingin dicapai atau tujuan Bersama yang ingin dicapai selain itu untuk memberdayakan anggota agar dapat mecapai tujuan yang ingin dicapai. Maka dari itu berikut adalah factor-faktor yang mempengaruhi kinerja sebuah tim dalam organisasi : - Model mental tim dan rasa kebersamaan. Model mental merupakan bagaiamana seseorang dapat merasakan sebab akibat dari adanya suatu masalah dilingkungan sekitarnya. Dengan adanya model mental yang baik pada sebuah tim maka rasa kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya juga akan ikut bertambah seiring berjalannya waktu. Selain itu peran pemimpin sangat penting dalam model mental tim dalam menanggapi sebab akibat yang ditimbulkan oleh suatu masalah sehingga dengan adanya model mental yang baik akan menimbulkan rasa kebersamaan antar anggota menjadi lebih erat sehingga dapat dengan mudah mencapai tujuan yang diinginkan, dan kinerja sebuah tim akan menigkat seiring berjalannya waktu. - Keterampilan setiap anggota dan kejelasan peran anggota. Kinerja sebuah tim akan lebih tinggi jika setiap anggotanya memiliki sebuah ketrampilan yang jelas dan memiliki peran yang jelas dalam tim tersebut. Dengan adanya kejelasan ketrampilan dan peran anggota dalam sebuah tim maka tim tersebut akan dengan mudah dalam memecahkan masalah yang dihadapi, selain itu dengan ketrampila yang memumpuni dari seorang anggota maka anggota tersebut akan tau apa yang dilakukan, bagaimana cara melakukannya dan dimana melakukannya. Dengan semua hal tersebut peran pemimpin akan lebih mudah dalam mengatur atau mengarahkan anggota timnya dalam ingin mencapai tujuan yang diinginkan. - Koordinasi Eksternal Kinerja sebuah tim akan sangat berpengaruh dari bagaiamana aktivitas atau hungan kerja mereka diluar sebuah organisasi, pentingnya komunikasi eksternal mungkin akan meningkat karena sebuah tim akan bergantung dengan satu sama lain. Peran pemimpin dalam koordinasi eksternal yaitu memfasilitasi seanggotanya untuk memberikan ruang berkomunikasi dengan lingkungan eksternalnya, Karena dengan menjalin hubungan yang baik setiap anggota dengan lingkungan eksternalnya juga akan berdapampak positif terhadap kinerja sebuah tim, mungkin saja dengan adanya koordinasi dan konimkasi eksternal dapat menambah informasi dan hal-hal yang dapat menunjang keberhasilan tim dalam mencapai tujuan yang diinginkan. - Sumber daya dan dukungan politik Sumber daya dan dukungan politik juga merupakan factor penentu sebuah kinerja tim, karena dengan adanya sumber daya dan dukungan politik dari pihak luar akan mempermudah dalam melakukan pekerjaan. Sumber daya yang relevan dalam sebuah tim yaitu contohnya pendanaan, peralatan, perlengkapan dan sarana yang menunjang sebuah tim, Peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sangat diperlukan agar dapat diatur dengan baik. Selain itu dukungan politik juga sangat penting bagi seorang pemimpin karena dengan adanya dukungan politik akan mempengaruhi kinerja sorang pemimpin dalam sebuah tim. Maka dari itu dengan sumber daya dan dukungan politik yang baik maka kinerja sebuah tim mungkin akan dapat meningkat. - Saling percaya dan Kerjasama Dengan adanya rasa percaya yang tinggi antar sebuah anggota dengan anggota lainnya, anggota dengan pemimpin maka akan mempengauhikinerja sebuah tim, karena jika tidak adanya rasa percaya satu sama lain dalam sebuah tim tidak akan dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, Selain itu Kerjasama juga sangat diperlukan dalam sebuah tim agar dapat saling mengisi kekurangan satu sama lain dalam ingin mencapai tujuan yang diinginkan. 3. Pembentukan Tim Dibentuknya suatu tim dalam sebuah kelompok adalah bertujuan untuk mempererat serta meningkatkan terjalinnya sifat kohesifitas dalam bekerja sama dan juga pengidentifikasian kelompok (Dyer, 1977). Berikut merupakan beberapa pendoman yang dapat digunakan seorang pemimpin dalam dalam membangun kerja sama serta kohesivitas dalam timnya, yaitu : • Lebih menekankan pada kepentingan serta nilai-nilai umum Dilakukannya penekanan pada kepentingan serta nilai-nilai umum disini bertujuan untuk mendapatkan suatu kesepakatan antara seluruh anggota kelompok mengenai bagaimana strategi, sasaran, dan upaya kerja sama yang harus dilakukan untuk dapat meningkatkan identifikasi yang kuat dalam kelompok tersebut. Adapun pengidentifikasian sasaran yang dilakukan secara bersama ini nantinya akan membantu menjelaskan alasan mengapa kerja sama itu harus diperlukan dan bagaimana cara untuk mencapainya. Hal ini nantinya akan membuat anggota merasa terdorong untuk berbagi ide serta informasi yang dimilikinya untuk saling bantu- membantu satu sama lainnya. • Selalu menggunakan upacara dan juga ritual Dalam suatu kelompok digunakannya upacara dan juga ritual disini dapat membantu meningkatkan pengidentifikasian dalam kelompok tersebut, serta juga dapat membuat keanggotaan didalam kelompok akan semakin khusus. Contohnya yaitu ritual awal yang sering dilakukan sebuah perusahaan / kelompok ketika melantik anggota baru, dan juga ritual yang dilakukan ketika seseorang pensiun yang digunakan untuk mengapresiasi seseorang dan sebagai salam perpisahan dengan anggota lainnya. Upacara dalam sebuah kelompok juga dikhususkan untuk merayakan keberhasilan kelompok tersebut. • Selalu menggunakan simbol-simbol dalam membantu mengembangkan identifikasi kelompok Adanya simbol dalam sebuah kelompok sangatlah penting, simbol dapat mencerminkan identitas bagi sebuah kelompok, simbol seperti slogan, nama, logo, emblem ataupun lencana disini dapat diperlihatkan pada spanduk, pakaian kelompok, perhiasan kelompok, bendera kelompok, yang dimana akan membantu keefektifan dalam menerapkan identitas sebuah tim. • Mendorong dan juga membantu memfasilitasi interaksi sosial Dalam sebuah organisasi dibangunnya interaksi yang terjalin didalam anggota kelompok sangatlah penting. Untuk dapat memudahkan terjalinnya interaksi sosial ini dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya mengadakan makan malam bersama, makan siang bersama, serta pesta untuk anggota-anggota organisasi. Selain hal tersebut perjalanan keluar secara bersama contohnya yaitu bersama-sama menghadiri sebuah acara olahraga atau konser, dan mengikuti kegiatan camping juga dapat meningkatkan interaksi sosial antar anggotanya. • Mengemukakan dan memberi tahu anggota kelompok mengenai aktivitas dan keberhasilan kelompok Dalam suatu kelompok penyampaian informasi dan juga kejujuran sangat penting, seorang pemimpin dalam suatu kelompok penting untuk memberitahukan serta menjelaskan aktivitas apa yang harus dilakukan dan juga bagaimana cara agar mereka dapat berkontribusi dalam pekerjaan tersebut. • Melakukan sesi analisis proses Dalam sebuah kelompok perlu dilakukannya sesi analisis dimana proses analisis ini akan melibatkan sesi diskusi secara terbuka yang membahas mengenai bagaimana hubungan antar pribadi dalam kelompok dan juga bagaimana kelompok berproses dalam meningatkan keefektifan kelompok. Dalam membangun keefektifan kelompok ini biasanya lebih mudah apabila dalam kelompok tersebut memiliki fasilitator untuk dapat memudahkan sesi analisis. Seorang fasilitator harus bertindak secara objektif tanpa memihak orang lain. • Melakukan sesi penjajaran Dilakukannya sesi penjajaran dalam sebuah kelompok bertujuan untuk dapat meningkatkan pemahaman yang dimiliki oleh anggota tim (Mitchell, 1986). Untuk dapat mengetahui tingkat pemahaman anggota tim, sebelumnya akan dilakukan pengisian kuisioner yang membahas mengenai nilai, sasaran, dan juga perhatian dalam suatu kelompok, disini anggota diminta memberikan tanggapan yang dapat membantu orang lain. • Melakukan peningkatan insentif untuk dapat saling bekerja sama Dalam sebuah kelompok insentif yang dimiliki dan didasarkan oleh seseorang akan membuat anggota tim yang lain berlomba-lomba untuk bersaing. Sedangkan insentif yang didasarkan pada kinerja dari sebuah kelompok akan menciptakan kerja sama yang baik. Untuk dapat meningkatkan sifat kohesifitas dan juga pengidentifikasian dalam tim dapat dilakukan dengan memberikan penghargaan baik secara spontan ataupun informal untuk meningkatkan pelayanan tim. 4. Pengambilan Keputusan Kelompok Keefektifan serta keakuratan keputusan dalam sebuah kelompok akan bergantung pada bagaimana keikutsertaan anggota kelompok untuk dapat memberikan masukan-masukan, ide, serta informasi dalam menyelesaikan masalah dalam kelompok tersebut. Berikut merupakan beberapa karakteristik yang akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam sebuah kelompok (Guzzo & Shea, 1992, Hackman, 1992) : • Besaran / Ukuran Kelompok Dalam sebuah kelompok yang berukuran besar tentu akan memiliki informasi yang lebih beragam dan luas, dan juga dalam kelompok yang besar ini peluang / kesempatan untuk dapat melibatkan semua anggota dalam pengambilan keputusan juga akan lebih efektif. • Perbedaan Status Dalam suatu kelompok tentunya ada perbedaan status baik itu status jabatan ataupun lainnya. Adanya perbedaan status dalam kelompok ini nantinya akan menyebabkan terhambatnya pertukaran informasi dan ide-ide dari para anggota dalam kelompok tersebut, karena biasanya anggota yang memiliki jabatan yang rendah enggan atau malu untuk melakukan kritik ataupun mengemukakan pendapat tidak setuju terhadap orang yang memiliki jabatan tinggi. • Kohesivitas Sebuah kelompok yang memiliki sifat yang kohesif antar anggotanya akan menjadi faktor penentu terpenting dalam sebuah proses yang terjadi didalam kelompok. Sebuah kelompok yang memiliki sifat kohesivitas yang sama antar anggotanya biasanya lebih mudah mencapai kata sepakat dalam membuat keputusan. • Keragaman Anggota Sebuah kelompok yang didalamnya memiliki anggota yang banyak serta beragam biasanya akan lebih memiliki banyak perspektif dalam pengambilan suatu keputusan, dan juga mereka akan lebih memiliki pengetahuan dan pengalaman secara berbeda dalam kelompok tersebut. Namun sisi negatif yang diperoleh apabila kelompok memiliki keragaman anggota yaitu biasanya akan kurang kohesif. • Kematangan secara emosional Apabila sebuah kelompok anggota-anggotanya memiliki kematangan emosional yang rendah, maka hal tersebut akan menggangu pengambillan keputusan dalam kelompok karena biasanya mereka cenderung agresif dan distrupsif. Hal ini dapat mengurangi sifat kohesivitas dan rasa saling percaya didalam kelompok. • Lingkungan fisik Penataan dalam lingkungan fisik sebuah kelompok juga dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan kelompok. • Tekologi dan Komunikasi Dalam sebuah kelompok adanya teknologi dan komunikasi ini bertujuan untuk mempengaruhi terjalinya proses kelompok dan juga keputusan yang akan dihasilkan nantinya. 5. Kepemimpinan Dalam Tim Dalam peran kepemimpinan yang relevan dalam tim, kepemimpinan yang efektif memerlukan suatu perilaku berorientasi tugas dan berorientasi hubungan. Jenis perilaku lebih relevan dalam meningkatkan suatu kinerja tim ketika ada tugas ketergantungan yang tinggi diantara anggota. Dalam suatu penelitian tidak menggunakan perilaku berorientasi perubahan sebagai meta katagori terpisah, akan tetapi penulis menemukan kepemimpinan transformasional relevan untuk memimpin sebuah tim dan juga mencakup perilaku berorientasi hubungan dan berorientasi perubahan. Pada perilaku berorientasi perubahan sangat penting bagi suatu tim yang mempunyai berbagai aktivitas dan tugas serta kondisi yang berubah dan juga memerlukan penyesuaian. ❖ Tim Lintas Fungsional Kesulitan mendapatkan komitmen dari anggota dengan tugas, loyalitas yang bertentangan akan meningkatkan suatu kebutuhan dalam tim lintas fungsi untuk pemimpin yang akan ditunjuk dalam kekuatan posisi yang signifikan dan juga keterampilan interpersonal. Tim lintas fungsional mempuyai pemimpin yang formal yang dipilih oleh suatu manajemen yang tinggi. Dalam tim lintas fungsional cenderung tidak berhasil ketika dikelola sendiri (Cohen & Bailey, 1997). Adapun keterampilan yang perlu dibutuhkan oleh pemimpin tim lintas fungsional, yaitu : 1. Keahlian teknis, dimana pemimpin harus bisa perkomunikasi tentang bagaiman teknis dengan anggota tim dari latar belakang fungsional yang beragam. 2. Keterlampilan manajemen proyek, dimana pemipin harus bisa merencanakan dan juga mengatur kegiatan suatu proyek, memilih angota tim yang dapat memenuhi syarat, dan juga menangani suatua anggaran serta tanggung jawab keuangan. 3. Kemampuan interpersonal, dimana harus bisa memahami kebutuhan serta nilai- nilai para anggota tim, menyelesaikan suatu konflik dan membangun suatu kekompakan. 4. Kemampuan kognitif, dimana pemimpin harus bisa memecahkan suatu masalah yang membutuhkan kreativitas serta pemikiran sistem dan dapat memahami bagaimana fungsi yang relevan dengan keberhasilan suatu proyek. 5. Keterampilan politik, dimana pemimpian harus bisa mengembangkan koalisi serta mendapatkan sumber daya dan persetujuan manajemen puncak serta pihak yang terkait. Tim lintas fungsional memerlukan suatu inovasi dan penelitian orang-orang yang kreatif serta relevan agar bisa memahami kepemimpinan yang efektif. Oleh karena itu, Mumford dan rekan (2002) mengemukakan tiga tema yang menggambarkan proses penting: 1. Generasi ide, penting dalam pemimpin untuk merangsang serta memfasilitasi kreativitas anggota. 2. Penataan ide, penting dalam pemimpin untuk memberikan suatu tujuan yang jelas dan hal-hal yang relevan dalam organisasi. 3. Promosi ide, penting dalam pemimpin untuk mendukung sumber daya yang diperlukan dalam proyek yang diperoleh dari organisasi induk. Menurut Barry (1991) dari wawancara dan pengamatan tim terdapat empat peran kepemimpinan yang sangat penting dalam tim untuk memecahkan masalah, mengelola proyek dan juga mengembangkan suatu kebijakan, yaitu : 1. Membayangkan • Mengartikulasikan tujuan dari strategis • Memahami dan meningkatkan asumsi tim mengenai hubungan antar variable tugas • Memberikan ide-ide yang kreatif dalam mempertimbangkan kinerja tim yang inovatif 2. Mengorganisir • Merencanakan kigiatan tim dalam mencapai koordinasi agar memenuhi tenggat waktu proyek tersebut • Menetapkan standar dan metode untuk menilai kemajuan dan kinerja tim • Mengadakan suatu pertemuan untuk memecahkan masalah 3. Mengintegrasikan social • Membangun rasa saling percaya dan kerja sama diantara tim • Memfasilitasi komunikasi yang terbuka dan toleransi perbedaan pendapat • Memediasi konflik antar anggota serta membantu menemukan solusi 4. Merentang eksternal • Memantau lingkungan eksternal suatu tim untuk mengidentifikasi kebutuhan klien • Mempromosikan citra tim yan baik • Mempengaruhi orang diluar tim untuk menyediakan sumber daya dan kerja sama yang memadai Dalam membayangkan memberikan tujuan bersama serta pengorganisasian membantu tim memutuskan mencapainya, integrasi sosial membantu menjaga keterpaduan internal, dan rentang eksternal membantu menjaga keputusan kelompok yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan di luar tim. Dalam empat peran ini memberikan cara yang efektif untuk menggambarkan suatu perilaku kepemimpinan spesifik yang dapat digunakan dalam kelompok lintas fungsional dalam membangun komitmen tugas, meningkatkan strategi kinerja yang efektif dan memastikan suatu kepercayaan serta kerja sama para anggota. ❖ Kerja Tim yang Dikelola Sendiri Kepemimpinan dalam tim yang dikelola sendiri, akan membantu membedakan peran kepemimpinan internal dan eksternal. Dalam peran kepemimpinan internal dapat melibatkan tanggug jawab manajemen yang diberikan kepada tim dan dibagi kepada aggota kelompok. Tim yang dikekola sendiri memiliki pemimpin tim internal yang dipilih anggota, dan posisinya dapat dirotasi di antara para anggota yang berbeda secara teratur. Adapun tanggung jawab pemimpin internal dapat mengoodinasikan dan mefasilitasi proses penerapan tim. Dalam kepemimpinan bersama dalam tim yang dikelola sendiri dapat mengambil berbagai bentuk selain rotasi posisi pemimpin tim diantara para anggota. Adapun salah satu bentuk dari kepemimpinan bersama terjadi ketika anggota akan membahas hal-hal penting dan membuat keputusan kelompok. Peran pemimpin eksternal akan melibatkan tanggung jawab manajerial yang tidak dideligasikan kepada suatu tim. Pemimpin eksternal yaitu termasuk manajer menengah, dan fasilitator khusus. Dalam pemimpin eksternal bekerja dengan beberapa tim. Pembinaan dan juga dorongan yang besar diperlukan untuk tim yang baru memulai dengan sukses. Pada saat kelompok berkembang, para anggota secara bertahap akan dapat memikul banyak tanggung jawab dalam melatih anggota baru dan juga meningkatkan hubungan kinerjanya. Adapun fungsi dari pemimpin eksternal sebagai penghubung antar tim dan organisasi. ❖ Tim Vitual Dalam tim virtual mempunyai beberapa tantangan yang unik bagi para pemimpin. Adanya kurang tatap muka akan membuat sulit untuk memantau kinerja para anggota. Tim virtual menghadapi suatu masalah koordinasi yang lebih besar ketika suatu tugas kompleks, anggota memiliki peran saling bergantung, dan juga lingkungan dinamis juga tidak stabil. Adapun banyak spekulasi bagaimana implikasi untuk kepemimpinan yang efektif dalam suatu tim virtual. Dalam kepemimpinan yang sama yang relevan untuk tim dan ditempatkan bersama juga relevan untuk tim virtual, akan tetapi dalam kepentingan relative dari peran ini dan cara pelaksanaannya akan berbeda untuk tim virtual. DAFTAR PUSTAKA Gery YukL , Kepemimpinan Dalam Organisasi, edisi ketuuh (2017), PT Indeks, Jakarta https://haloedukasi.com/perbedaan-kelompok-dan-tim ( Diakses pada tanggal 13 November 2021 ) https://www.scribd.com/doc/156637230/Kepemimpinan-Dalam-Tim-Dan-Kelompok- Keputusan#logout ( Diakses pada tanggal 13 November 2021 ) http://sitiannisarizki.blog.uma.ac.id/wp ( Diakses pada tanggal 13 November 2021 ) content/uploads/sites/666/2020/07/KEPEMIMPINAN_PERT-XII-Kepemimpinan-di-dalam-tim- dan-keputusan-kelompok.pdf( Diakses pada tanggal 13 November 2021 ) Rini, W. A. (2006). Kepemimpinan yang membangun tim. Jurnal Ekonomi Modernisasi, 2(2), 66-75.