Anda di halaman 1dari 11

RESUME MATA KULIAH (RMK) RPS-09

“KONSEP TIM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


SERTA KEPEMIMPINAN DALAM TIM”

Dosen Pengampu :
Dr. I Made Artha Wibawa SE., MM.

Oleh kelompok 5 :

05. Ni Luh Putu Dian Pandan Sari (1907521043)(79)


12. Kadek Ira Martavitha Sari (1907521201)(79)
19. I Made Wahyu Mahayoga (1907521241)(79)

PROGRAM STUDI MANAJEMEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN AJARAN 2021/2022
1. Perbedaan Tim dan Kelompok
Pengertian tim dan kelompok. Tim merupakan sekumpulan orang aatu individu
yag memiliki keahlian tertentu yang terstruktur dan saling melengkapi sehingga dapat
memudahkan tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan pengertian kelompok yaitu
kumpulan orang atau individu yang bekerjasama guna untuk memenuhi kebutuhannya,
pada kelompok yaitu individu-individu yang tergabung hanya memiliki kemampuan
atau skill yang terbatas. Berikut perbedaan tim dengan kelompok :
a. Tim :
- Proses atau cara kerja sama tim lebih fokus pada pembentukan beberapa unit atau
kelompok. Hal ini untuk memperlancar tugas, berdasarkan kecenderungan potensi
masing-masing anggota dalam kelompok itu sendiri. Namun, tidak dapat disangkal
bahwa satu anggota unit tertentu dapat memikul tanggung jawab unit lain sehingga
dapat mencapai tujuan yang diinginkan dengan mudah.
- Anggota tim berada di depan anggota tim. Karena anggota tim melakukan lebih banyak
multitasking. Sebagian besar anggota tim dapat menguasai tidak hanya satu area
kerja, tetapi beberapa area. Ini akan memudahkan Anda dalam menyelesaikan
pekerjaan.
- Keragaman keterampilan anggota tim dapat melengkapi kebutuhan kerja satu sama
lain. Oleh karena itu, kerjasama tim ini dibuat lebih di antara mereka.
- Tim label sering tertarik pada sekelompok orang dengan tujuan positif. Karena
mekanisme kerja tim tradisional menekankan dukungan satu sama lain.
- Cara kerja tim lebih terorganisir dan memfasilitasi komunikasi antar departemen.
Sehingga peserta memiliki lebih banyak kesempatan untuk menunjukkan dan
mengembangkan kreativitasnya.
b. Kelompok :
- Cara atau prosedur kerja kelompok lebih fokus pada pertukaran dan pertukaran
informasi tentang kebutuhan spesifik. Semua informasi dan data dapat diungkapkan
dan disajikan oleh anggota kelompok. Tapi keputusan ada di tangan pemimpin.
- Anggota yang termasuk dalam suatu kelompok cenderung memiliki potensi atau
pengalaman yang berbeda. Artinya, pengalaman setiap peserta bersifat acak dan
hanya berkonsentrasi pada satu keterampilan. Dengan demikian, mereka cenderung
tidak memperoleh keterampilan di luar bidangnya.
- Sistem kerja kelompok cenderung individualisme, karena denga nada perbedaan
keahlian anggotanya.
- Labeling kerja kelompok cenderung mengarah ke hal yang negative, karena dalam
kelompok biasanya tidak adanya sebuah identitas kelompok yang jelas selain itu di
dukung dengan adanya ketikjelasan struktur organisasi kelompok tersebut.
- Biasanya gaya kerja yang diterapkan dalam suatu kelompok hanya ditekankan atau
dibebankan hanya pada satu pihak saja yaitu seorang pemimpin kelompok tersebut.
2. Kinerja Tim
Dalam memnentukan kinerja sebuah Tim memahami sebuah kinerja
kepemimpinan dalam sebuah tim akan sangat membantu dalam proses kolektif yang
dapat menentukan kinerja sebuah tim. Peran pemimpin dalam sebuah tim akan sangat
berpengaruh terhadap kinerja sebuah tim atau mencapai keberhasilan misi sebuah tim,
Sebuah visi yang dimiliki Bersama oleh angota tim diperlukan adanya rasa saling
mempercayai dan rasa bertanggung jawab atas kesamaan visi dalam sebuah tim.
Prilaku pemimpin atau perilaku kepemimpinan akan sangat berpengaruh terhadap
upaya pemimpin dalam mencapai visi yang ingin dicapai atau tujuan Bersama yang
ingin dicapai selain itu untuk memberdayakan anggota agar dapat mecapai tujuan yang
ingin dicapai. Maka dari itu berikut adalah factor-faktor yang mempengaruhi kinerja
sebuah tim dalam organisasi :
- Model mental tim dan rasa kebersamaan.
Model mental merupakan bagaiamana seseorang dapat merasakan sebab
akibat dari adanya suatu masalah dilingkungan sekitarnya. Dengan adanya model
mental yang baik pada sebuah tim maka rasa kepekaan terhadap lingkungan
sekitarnya juga akan ikut bertambah seiring berjalannya waktu. Selain itu peran
pemimpin sangat penting dalam model mental tim dalam menanggapi sebab akibat
yang ditimbulkan oleh suatu masalah sehingga dengan adanya model mental yang
baik akan menimbulkan rasa kebersamaan antar anggota menjadi lebih erat sehingga
dapat dengan mudah mencapai tujuan yang diinginkan, dan kinerja sebuah tim akan
menigkat seiring berjalannya waktu.
- Keterampilan setiap anggota dan kejelasan peran anggota.
Kinerja sebuah tim akan lebih tinggi jika setiap anggotanya memiliki sebuah
ketrampilan yang jelas dan memiliki peran yang jelas dalam tim tersebut. Dengan
adanya kejelasan ketrampilan dan peran anggota dalam sebuah tim maka tim tersebut
akan dengan mudah dalam memecahkan masalah yang dihadapi, selain itu dengan
ketrampila yang memumpuni dari seorang anggota maka anggota tersebut akan tau
apa yang dilakukan, bagaimana cara melakukannya dan dimana melakukannya.
Dengan semua hal tersebut peran pemimpin akan lebih mudah dalam mengatur atau
mengarahkan anggota timnya dalam ingin mencapai tujuan yang diinginkan.
- Koordinasi Eksternal
Kinerja sebuah tim akan sangat berpengaruh dari bagaiamana aktivitas atau
hungan kerja mereka diluar sebuah organisasi, pentingnya komunikasi eksternal
mungkin akan meningkat karena sebuah tim akan bergantung dengan satu sama lain.
Peran pemimpin dalam koordinasi eksternal yaitu memfasilitasi seanggotanya untuk
memberikan ruang berkomunikasi dengan lingkungan eksternalnya, Karena dengan
menjalin hubungan yang baik setiap anggota dengan lingkungan eksternalnya juga
akan berdapampak positif terhadap kinerja sebuah tim, mungkin saja dengan adanya
koordinasi dan konimkasi eksternal dapat menambah informasi dan hal-hal yang dapat
menunjang keberhasilan tim dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
- Sumber daya dan dukungan politik
Sumber daya dan dukungan politik juga merupakan factor penentu sebuah
kinerja tim, karena dengan adanya sumber daya dan dukungan politik dari pihak luar
akan mempermudah dalam melakukan pekerjaan. Sumber daya yang relevan dalam
sebuah tim yaitu contohnya pendanaan, peralatan, perlengkapan dan sarana yang
menunjang sebuah tim, Peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya sangat
diperlukan agar dapat diatur dengan baik. Selain itu dukungan politik juga sangat
penting bagi seorang pemimpin karena dengan adanya dukungan politik akan
mempengaruhi kinerja sorang pemimpin dalam sebuah tim. Maka dari itu dengan
sumber daya dan dukungan politik yang baik maka kinerja sebuah tim mungkin akan
dapat meningkat.
- Saling percaya dan Kerjasama
Dengan adanya rasa percaya yang tinggi antar sebuah anggota dengan
anggota lainnya, anggota dengan pemimpin maka akan mempengauhikinerja sebuah
tim, karena jika tidak adanya rasa percaya satu sama lain dalam sebuah tim tidak akan
dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan, Selain itu Kerjasama juga sangat
diperlukan dalam sebuah tim agar dapat saling mengisi kekurangan satu sama lain
dalam ingin mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Pembentukan Tim
Dibentuknya suatu tim dalam sebuah kelompok adalah bertujuan untuk
mempererat serta meningkatkan terjalinnya sifat kohesifitas dalam bekerja sama dan
juga pengidentifikasian kelompok (Dyer, 1977). Berikut merupakan beberapa
pendoman yang dapat digunakan seorang pemimpin dalam dalam membangun kerja
sama serta kohesivitas dalam timnya, yaitu :
• Lebih menekankan pada kepentingan serta nilai-nilai umum
Dilakukannya penekanan pada kepentingan serta nilai-nilai umum disini
bertujuan untuk mendapatkan suatu kesepakatan antara seluruh anggota kelompok
mengenai bagaimana strategi, sasaran, dan upaya kerja sama yang harus dilakukan
untuk dapat meningkatkan identifikasi yang kuat dalam kelompok tersebut. Adapun
pengidentifikasian sasaran yang dilakukan secara bersama ini nantinya akan
membantu menjelaskan alasan mengapa kerja sama itu harus diperlukan dan
bagaimana cara untuk mencapainya. Hal ini nantinya akan membuat anggota merasa
terdorong untuk berbagi ide serta informasi yang dimilikinya untuk saling bantu-
membantu satu sama lainnya.
• Selalu menggunakan upacara dan juga ritual
Dalam suatu kelompok digunakannya upacara dan juga ritual disini dapat
membantu meningkatkan pengidentifikasian dalam kelompok tersebut, serta juga
dapat membuat keanggotaan didalam kelompok akan semakin khusus. Contohnya
yaitu ritual awal yang sering dilakukan sebuah perusahaan / kelompok ketika melantik
anggota baru, dan juga ritual yang dilakukan ketika seseorang pensiun yang digunakan
untuk mengapresiasi seseorang dan sebagai salam perpisahan dengan anggota
lainnya. Upacara dalam sebuah kelompok juga dikhususkan untuk merayakan
keberhasilan kelompok tersebut.
• Selalu menggunakan simbol-simbol dalam membantu mengembangkan identifikasi
kelompok
Adanya simbol dalam sebuah kelompok sangatlah penting, simbol dapat
mencerminkan identitas bagi sebuah kelompok, simbol seperti slogan, nama, logo,
emblem ataupun lencana disini dapat diperlihatkan pada spanduk, pakaian kelompok,
perhiasan kelompok, bendera kelompok, yang dimana akan membantu keefektifan
dalam menerapkan identitas sebuah tim.
• Mendorong dan juga membantu memfasilitasi interaksi sosial
Dalam sebuah organisasi dibangunnya interaksi yang terjalin didalam anggota
kelompok sangatlah penting. Untuk dapat memudahkan terjalinnya interaksi sosial ini
dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya mengadakan makan malam bersama,
makan siang bersama, serta pesta untuk anggota-anggota organisasi. Selain hal
tersebut perjalanan keluar secara bersama contohnya yaitu bersama-sama menghadiri
sebuah acara olahraga atau konser, dan mengikuti kegiatan camping juga dapat
meningkatkan interaksi sosial antar anggotanya.
• Mengemukakan dan memberi tahu anggota kelompok mengenai aktivitas dan
keberhasilan kelompok
Dalam suatu kelompok penyampaian informasi dan juga kejujuran sangat
penting, seorang pemimpin dalam suatu kelompok penting untuk memberitahukan
serta menjelaskan aktivitas apa yang harus dilakukan dan juga bagaimana cara agar
mereka dapat berkontribusi dalam pekerjaan tersebut.
• Melakukan sesi analisis proses
Dalam sebuah kelompok perlu dilakukannya sesi analisis dimana proses
analisis ini akan melibatkan sesi diskusi secara terbuka yang membahas mengenai
bagaimana hubungan antar pribadi dalam kelompok dan juga bagaimana kelompok
berproses dalam meningatkan keefektifan kelompok. Dalam membangun keefektifan
kelompok ini biasanya lebih mudah apabila dalam kelompok tersebut memiliki fasilitator
untuk dapat memudahkan sesi analisis. Seorang fasilitator harus bertindak secara
objektif tanpa memihak orang lain.
• Melakukan sesi penjajaran
Dilakukannya sesi penjajaran dalam sebuah kelompok bertujuan untuk dapat
meningkatkan pemahaman yang dimiliki oleh anggota tim (Mitchell, 1986). Untuk dapat
mengetahui tingkat pemahaman anggota tim, sebelumnya akan dilakukan pengisian
kuisioner yang membahas mengenai nilai, sasaran, dan juga perhatian dalam suatu
kelompok, disini anggota diminta memberikan tanggapan yang dapat membantu orang
lain.
• Melakukan peningkatan insentif untuk dapat saling bekerja sama
Dalam sebuah kelompok insentif yang dimiliki dan didasarkan oleh seseorang
akan membuat anggota tim yang lain berlomba-lomba untuk bersaing. Sedangkan
insentif yang didasarkan pada kinerja dari sebuah kelompok akan menciptakan kerja
sama yang baik. Untuk dapat meningkatkan sifat kohesifitas dan juga
pengidentifikasian dalam tim dapat dilakukan dengan memberikan penghargaan baik
secara spontan ataupun informal untuk meningkatkan pelayanan tim.
4. Pengambilan Keputusan Kelompok
Keefektifan serta keakuratan keputusan dalam sebuah kelompok akan
bergantung pada bagaimana keikutsertaan anggota kelompok untuk dapat
memberikan masukan-masukan, ide, serta informasi dalam menyelesaikan masalah
dalam kelompok tersebut. Berikut merupakan beberapa karakteristik yang akan
mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam sebuah kelompok (Guzzo &
Shea, 1992, Hackman, 1992) :
• Besaran / Ukuran Kelompok
Dalam sebuah kelompok yang berukuran besar tentu akan memiliki informasi
yang lebih beragam dan luas, dan juga dalam kelompok yang besar ini peluang /
kesempatan untuk dapat melibatkan semua anggota dalam pengambilan keputusan
juga akan lebih efektif.
• Perbedaan Status
Dalam suatu kelompok tentunya ada perbedaan status baik itu status jabatan
ataupun lainnya. Adanya perbedaan status dalam kelompok ini nantinya akan
menyebabkan terhambatnya pertukaran informasi dan ide-ide dari para anggota dalam
kelompok tersebut, karena biasanya anggota yang memiliki jabatan yang rendah
enggan atau malu untuk melakukan kritik ataupun mengemukakan pendapat tidak
setuju terhadap orang yang memiliki jabatan tinggi.
• Kohesivitas
Sebuah kelompok yang memiliki sifat yang kohesif antar anggotanya akan
menjadi faktor penentu terpenting dalam sebuah proses yang terjadi didalam
kelompok. Sebuah kelompok yang memiliki sifat kohesivitas yang sama antar
anggotanya biasanya lebih mudah mencapai kata sepakat dalam membuat keputusan.
• Keragaman Anggota
Sebuah kelompok yang didalamnya memiliki anggota yang banyak serta
beragam biasanya akan lebih memiliki banyak perspektif dalam pengambilan suatu
keputusan, dan juga mereka akan lebih memiliki pengetahuan dan pengalaman secara
berbeda dalam kelompok tersebut. Namun sisi negatif yang diperoleh apabila
kelompok memiliki keragaman anggota yaitu biasanya akan kurang kohesif.
• Kematangan secara emosional
Apabila sebuah kelompok anggota-anggotanya memiliki kematangan
emosional yang rendah, maka hal tersebut akan menggangu pengambillan keputusan
dalam kelompok karena biasanya mereka cenderung agresif dan distrupsif. Hal ini
dapat mengurangi sifat kohesivitas dan rasa saling percaya didalam kelompok.
• Lingkungan fisik
Penataan dalam lingkungan fisik sebuah kelompok juga dapat mempengaruhi
proses pengambilan keputusan kelompok.
• Tekologi dan Komunikasi
Dalam sebuah kelompok adanya teknologi dan komunikasi ini bertujuan untuk
mempengaruhi terjalinya proses kelompok dan juga keputusan yang akan dihasilkan
nantinya.
5. Kepemimpinan Dalam Tim
Dalam peran kepemimpinan yang relevan dalam tim, kepemimpinan yang
efektif memerlukan suatu perilaku berorientasi tugas dan berorientasi hubungan. Jenis
perilaku lebih relevan dalam meningkatkan suatu kinerja tim ketika ada tugas
ketergantungan yang tinggi diantara anggota. Dalam suatu penelitian tidak
menggunakan perilaku berorientasi perubahan sebagai meta katagori terpisah, akan
tetapi penulis menemukan kepemimpinan transformasional relevan untuk memimpin
sebuah tim dan juga mencakup perilaku berorientasi hubungan dan berorientasi
perubahan. Pada perilaku berorientasi perubahan sangat penting bagi suatu tim yang
mempunyai berbagai aktivitas dan tugas serta kondisi yang berubah dan juga
memerlukan penyesuaian.
❖ Tim Lintas Fungsional
Kesulitan mendapatkan komitmen dari anggota dengan tugas, loyalitas yang
bertentangan akan meningkatkan suatu kebutuhan dalam tim lintas fungsi untuk
pemimpin yang akan ditunjuk dalam kekuatan posisi yang signifikan dan juga
keterampilan interpersonal. Tim lintas fungsional mempuyai pemimpin yang formal
yang dipilih oleh suatu manajemen yang tinggi. Dalam tim lintas fungsional cenderung
tidak berhasil ketika dikelola sendiri (Cohen & Bailey, 1997). Adapun keterampilan
yang perlu dibutuhkan oleh pemimpin tim lintas fungsional, yaitu :
1. Keahlian teknis, dimana pemimpin harus bisa perkomunikasi tentang bagaiman
teknis dengan anggota tim dari latar belakang fungsional yang beragam.
2. Keterlampilan manajemen proyek, dimana pemipin harus bisa merencanakan
dan juga mengatur kegiatan suatu proyek, memilih angota tim yang dapat
memenuhi syarat, dan juga menangani suatua anggaran serta tanggung jawab
keuangan.
3. Kemampuan interpersonal, dimana harus bisa memahami kebutuhan serta nilai-
nilai para anggota tim, menyelesaikan suatu konflik dan membangun suatu
kekompakan.
4. Kemampuan kognitif, dimana pemimpin harus bisa memecahkan suatu masalah
yang membutuhkan kreativitas serta pemikiran sistem dan dapat memahami
bagaimana fungsi yang relevan dengan keberhasilan suatu proyek.
5. Keterampilan politik, dimana pemimpian harus bisa mengembangkan koalisi
serta mendapatkan sumber daya dan persetujuan manajemen puncak serta pihak
yang terkait.
Tim lintas fungsional memerlukan suatu inovasi dan penelitian orang-orang
yang kreatif serta relevan agar bisa memahami kepemimpinan yang efektif. Oleh
karena itu, Mumford dan rekan (2002) mengemukakan tiga tema yang
menggambarkan proses penting:
1. Generasi ide, penting dalam pemimpin untuk merangsang serta memfasilitasi
kreativitas anggota.
2. Penataan ide, penting dalam pemimpin untuk memberikan suatu tujuan yang jelas
dan hal-hal yang relevan dalam organisasi.
3. Promosi ide, penting dalam pemimpin untuk mendukung sumber daya yang
diperlukan dalam proyek yang diperoleh dari organisasi induk.
Menurut Barry (1991) dari wawancara dan pengamatan tim terdapat empat
peran kepemimpinan yang sangat penting dalam tim untuk memecahkan masalah,
mengelola proyek dan juga mengembangkan suatu kebijakan, yaitu :
1. Membayangkan
• Mengartikulasikan tujuan dari strategis
• Memahami dan meningkatkan asumsi tim mengenai hubungan antar
variable tugas
• Memberikan ide-ide yang kreatif dalam mempertimbangkan kinerja tim yang
inovatif
2. Mengorganisir
• Merencanakan kigiatan tim dalam mencapai koordinasi agar memenuhi
tenggat waktu proyek tersebut
• Menetapkan standar dan metode untuk menilai kemajuan dan kinerja tim
• Mengadakan suatu pertemuan untuk memecahkan masalah
3. Mengintegrasikan social
• Membangun rasa saling percaya dan kerja sama diantara tim
• Memfasilitasi komunikasi yang terbuka dan toleransi perbedaan pendapat
• Memediasi konflik antar anggota serta membantu menemukan solusi
4. Merentang eksternal
• Memantau lingkungan eksternal suatu tim untuk mengidentifikasi
kebutuhan klien
• Mempromosikan citra tim yan baik
• Mempengaruhi orang diluar tim untuk menyediakan sumber daya dan kerja
sama yang memadai
Dalam membayangkan memberikan tujuan bersama serta pengorganisasian
membantu tim memutuskan mencapainya, integrasi sosial membantu menjaga
keterpaduan internal, dan rentang eksternal membantu menjaga keputusan kelompok
yang sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan di luar tim. Dalam empat peran ini
memberikan cara yang efektif untuk menggambarkan suatu perilaku kepemimpinan
spesifik yang dapat digunakan dalam kelompok lintas fungsional dalam membangun
komitmen tugas, meningkatkan strategi kinerja yang efektif dan memastikan suatu
kepercayaan serta kerja sama para anggota.
❖ Kerja Tim yang Dikelola Sendiri
Kepemimpinan dalam tim yang dikelola sendiri, akan membantu membedakan
peran kepemimpinan internal dan eksternal. Dalam peran kepemimpinan internal dapat
melibatkan tanggug jawab manajemen yang diberikan kepada tim dan dibagi kepada
aggota kelompok. Tim yang dikekola sendiri memiliki pemimpin tim internal yang dipilih
anggota, dan posisinya dapat dirotasi di antara para anggota yang berbeda secara
teratur. Adapun tanggung jawab pemimpin internal dapat mengoodinasikan dan
mefasilitasi proses penerapan tim. Dalam kepemimpinan bersama dalam tim yang
dikelola sendiri dapat mengambil berbagai bentuk selain rotasi posisi pemimpin tim
diantara para anggota. Adapun salah satu bentuk dari kepemimpinan bersama terjadi
ketika anggota akan membahas hal-hal penting dan membuat keputusan kelompok.
Peran pemimpin eksternal akan melibatkan tanggung jawab manajerial yang
tidak dideligasikan kepada suatu tim. Pemimpin eksternal yaitu termasuk manajer
menengah, dan fasilitator khusus. Dalam pemimpin eksternal bekerja dengan
beberapa tim. Pembinaan dan juga dorongan yang besar diperlukan untuk tim yang
baru memulai dengan sukses. Pada saat kelompok berkembang, para anggota secara
bertahap akan dapat memikul banyak tanggung jawab dalam melatih anggota baru dan
juga meningkatkan hubungan kinerjanya. Adapun fungsi dari pemimpin eksternal
sebagai penghubung antar tim dan organisasi.
❖ Tim Vitual
Dalam tim virtual mempunyai beberapa tantangan yang unik bagi para
pemimpin. Adanya kurang tatap muka akan membuat sulit untuk memantau kinerja
para anggota. Tim virtual menghadapi suatu masalah koordinasi yang lebih besar
ketika suatu tugas kompleks, anggota memiliki peran saling bergantung, dan juga
lingkungan dinamis juga tidak stabil. Adapun banyak spekulasi bagaimana implikasi
untuk kepemimpinan yang efektif dalam suatu tim virtual. Dalam kepemimpinan yang
sama yang relevan untuk tim dan ditempatkan bersama juga relevan untuk tim virtual,
akan tetapi dalam kepentingan relative dari peran ini dan cara pelaksanaannya akan
berbeda untuk tim virtual.
DAFTAR PUSTAKA
Gery YukL , Kepemimpinan Dalam Organisasi, edisi ketuuh (2017), PT Indeks, Jakarta
https://haloedukasi.com/perbedaan-kelompok-dan-tim ( Diakses pada tanggal 13 November
2021 )
https://www.scribd.com/doc/156637230/Kepemimpinan-Dalam-Tim-Dan-Kelompok-
Keputusan#logout ( Diakses pada tanggal 13 November 2021 )
http://sitiannisarizki.blog.uma.ac.id/wp ( Diakses pada tanggal 13 November 2021 )
content/uploads/sites/666/2020/07/KEPEMIMPINAN_PERT-XII-Kepemimpinan-di-dalam-tim-
dan-keputusan-kelompok.pdf( Diakses pada tanggal 13 November 2021 )
Rini, W. A. (2006). Kepemimpinan yang membangun tim. Jurnal Ekonomi Modernisasi, 2(2),
66-75.

Anda mungkin juga menyukai