Anda di halaman 1dari 2

Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, & Pemeriksaan Penunjang

Anamnesis

1. Identitas Pasien
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Usia : 58 tahun
2. Riwayat Penyakit Sekarang
 Keluhan : nyeri & kaku jari-jari tangan
 Lokasi : jari-jari pada kedua tangan
 Onset/Kronologis : Selama 6 bulan / nyeri dirasakan hilang timbul, dan kekakuan pada
jari pada pagi hari
 Keluhan penyerta : jari pasien bengkak dan merah, rasa baal dan kelelahan (fatigue)
 Pemeriksaan Fisik : Tekanan darah 130/80 mmHg, denyut nadi 80x/menit, suhu badan
37,9⁰C
 Pemeriksaan status lokalis : wrist joint pada tangan kanan & kiri terdapat tenderness,
terdapat benjolak pada 4 sendi metacarpophalangeal manus dextra et sinistra,
tenderness
3. Pertanyaan Anamnesis yang perlu ditanyakan :
a) Lokasi:
Dimana tempat pertama kali muncul nyeri?
b) Kualitas Nyeri:
Apakah nyeri disertai dengan rasa panas, terbakar, pedih, dan tertusuk?
c) Kuantitas Nyeri
Berapa skala nyeri yang pasien rasakan? (bisa berskala dari 0-10)
d) Yang Memperberat
Apakah ada faktor yang memperberat?
e) Yang Memperingan
Apakah ada faktor yang memperingan?
f) Riwayat Pengobatan
Apakah pasien pernah diobati?
Apakah ada alergi obat?
Apakah ada riwayat pengobatan untuk jangka waktu yang lama?
g) Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah pasien pernah menderita keluhan yang sama?
Apakah pasien pernah mengalami trauma pada sebelumnya?
h) Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah pada keluarga pasien ada yang menderita penyakit seperti ini?
Apakah ada keluarga yang mempunyai penyakit turunan?
i) Riwayat Sosial ekonomi
Apakah pasien tinggal di lokasi padat penduduk dengan lokasi yang tidak terawat?

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik semua pasien dengan kecurigaan arthritis meliputi :


 penilaian edema/swelling
 nyeri tekan
 keterbatasan gerak sendi, disertai dengan pemeriksaan umum yang sistematik.

Nyeri tekan sendi dinilai dengan melakukan palpasi dan kompresi. Secara klinis, kerusakan sendi dan
deformitas dapat ditandai dengan adanya keterbatasan gerak sendi, malalignment, subluksasi, krepitasi,
dan instabilitas ligamen kolateral. Sendi dapat dikatakan mengalami keterbatasan aktivitas bila oedema,
nyeri saat ditekan (pada pemeriksaan palpasi), atau adanya nyeri pada gerak pasif.

Pemeriksaan sendi dimulai dengan inspeksi untuk melihat adanya tanda oedema, erithema, dan
deformitas. Pasien juga diminta untuk melakukan gerak aktif, untuk mengetahui apakah terdapat nyeri
saat melakukan gerak aktif, dan adanya keterbatasan/limitasi fungsi sendi. Khusus untuk pemeriksaan
gerak sendi pada lutut, yaitu dinilai dengan menginstruksikan pasien melakukan fleksi maksimal dan
ekstensi maksimal dari sendi lutut. RA yang melibatkan kedua sendi lutut (bilateral) merupakan hal yang
sering terjadi pada RA. Deformitas berkembang dengan cepat pada RA oleh karena adanya spasme otot,
atrofi otot, subluksasi dan dislokasi yang disebabkan oleh kapsul sendi dan ligamen yang teregang,
kontraktur ligamen dan kapsul sendi oleh karena proses fibrosis, dan kadangkala ruptur dari tendon
(tangan).

Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium
a. Penanda inflamasi : Laju Endap Darah (LED) dan C-Reactive Protein (CRP) meningkat
b. Rheumatoid Factor (RF) : 80% pasien memiliki RF positif namun RF negatif tidak menyingkirkan
diagnosis
c. Anti Cyclic Citrullinated Peptide (anti CCP) : Biasanya digunakan dalam diagnosis dini dan
penanganan RA dengan spesifisitas 95-98% dan sensitivitas 70% namun hubungan antara anti
CCP terhadap beratnya penyakit tidak konsisten
2. Radiologis

Dapat terlihat berupa pembengkakan jaringan lunak, penyempitan ruang sendi, demineralisasi “juxta
articular”, osteoporosis, erosi tulang, atau subluksasi sendi.

Referensi :

 Fauzi, Ahmad. 2019. Rheumatoid Arthritis. Lampung: Bagian Orthopaedi dan Traumatologi,
Departemen Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. JK Unila.
 Masyeni, Ketut Ayu Manik. 2018. Rheumatoid Arthritis. Bali: Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana.

Anda mungkin juga menyukai