Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Psikologi
“Konsep Sikap”

Dosen pembimbing:
Fitri Handayani,SST.,M.KES

Disusun Oleh:
Febrianti azizah
Risma putri sabrina
Julia mulyani
Sopi cahyani

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


POLITEKNIK NEGRI SUBANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Disusun oleh kelompok 07

Telah disusun makalah berjudul :


Konsep sikap

Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Keperawatan yang telah disetujui untuk
dipresentasikan.

Subang, 19 september 2021

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Fitri Handayani,SST.,M.KES
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karuniaNya penulis
akhirnya dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat waktu. Dan dengan mengucap puji
syukur atas curahan kasih karunia-Nya kepada penulis, terutama ilmu dan akal sehat sehingga
dengan ijin-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep
Sikap”.

Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari beberapa pihak,
maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Fitri
Handayani

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini penuh keterbatasan
dan masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu, saran yang konstruktif merupakan bagian yang
tak terpisahkan dan senantiasa kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Allahumma Amin.

Subang, 19 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................. iii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ v
1.1 Latar belakang.......................................................................................... v
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... v
1.3 Tujuan...................................................................................................... v

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. vi

2.1 Pengertian Sikap....................................................................................... vi


2.2 Struktur Sikap........................................................................................... vi
2.3 Fungsi Sikap............................................................................................. vii
2.4 Tingkatan Sikap........................................................................................ vii
2.5 Ciri-Ciri Sikap.......................................................................................... viii
2.6 Pembentukan dan Pengubahan sikap....................................................... viii
2.7 Pengukuran Sikap.................................................................................... ix
2.8 Sikap perawat dalam merawat pasien...................................................... x

BAB III PENUTUP.................................................................................................. xi


3.1 Kesimpulan................................................................................................ xi
3.2 Saran........................................................................................................... xi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sikap (attitude) merupakan salah satu hal yang bisa dinilai dari diri
seseorang. Dari sikap, seseorang bisa dianggap baik atau buruk, dewasa atau
kekanak-kanakan, sederhana atau mewah, bangsawan atau rakyat biasa, dan
sebagainya. Sikap juga bisa dimaknai sebagai suatu keadaan dalam diri manusia
yang menggerakkannya untuk berbuat dalam aktivitas sosial dengan perasaan
tertentu, dan juga dalam menanggapi situasi tertentu.
Melihat peran sikap sangat kuat dalam kehidupan sosial, tidak sedikit yang
mengubah sikap secara drastis demi mendapatkan apa yang di inginkan, seperti
pasangan, jabatan, rasa empati, harta, uang, dan lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Pengertian Sikap ? Apa saja struktur dan fungsi Sikap ?
2. Ada berapa tingkatan sikap dan ciri ciri sikap?
3. Bagaimana pembentukan dan pengubahan sikap,pengukuran sikap?
4. Bagaimana sikap perawat dalam merawat pasien?

1.3 .Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sikap
2. Untuk mengetahui struktur fungsi sikap
3. Untuk mengetahui tingkatan sikap ciri-ciri sikap
4. Untuk mengetahui pembentukan dan pengubahan sikap, pengukuran sikap
5. Untuk mengetahui sikap perawat dalam merawat pasien
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sikap


Menurut Oxford Advanced Learner Dictionary mencantumkan bahwa sikap
(attitude) berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu “Manner of placing or holding
the body, dan way of feeling, thinking or behaving”. Campbel (1950) dalam buku
Notoadmodjo (2003, p.29) mengemukakan bahwa sikap adalah “A syndrome of
response consistency with regard to social objects”. Artinya sikap adalah
sekumpulan respon yang konsisten terhadap obyek sosial. Dalam buku
Notoadmodjo (2003, p.124) mengemukakan bahwa sikap (attitude) adalah
merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
stimulus atau obyek.
Menurut Eagle dan Chaiken (1993) dalam buku A. Wawan dan Dewi M.
(2010, p.20) mengemukakan bahwa sikap dapat diposisikan sebagai hasil evaluasi
terhadap obyek sikap yang diekspresikan ke dalam prosesproses kognitif, afektif
(emosi) dan perilaku. Dari definisi-definisi di atas menunjukkan bahwa secara
garis besar sikap terdiri dari komponen kognitif (ide yang umumnya berkaitan
dengan pembicaraan dan dipelajari), perilaku (cenderung mempengaruhi respon
sesuai dan tidak sesuai) dan emosi (menyebabkan respon-respon yang konsisten).

2.2 Struktur Sikap


Menurut Azwar S (2011, p.23) sikap terdiri dari 3 komponen yang saling
menunjang yaitu:
a. Komponen kognitif Merupakan representasi apa yang dipercayai oleh
individu pemilik sikap, komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe
yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan
(opini) terutama apabila menyangkut masalah isu atau yang kontroversial.
b. Komponen afektif Merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional.
Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai
komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap
pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang
komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang
terhadap sesuatu.
c. Komponen konatif Merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu
sesuai sikap yang dimiliki oleh seseorang. Aspek ini berisi tendensi atau
kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-
cara tertentu.
2.3 Fungsi Sikap
Menurut Katz (1964) dalam buku Wawan dan Dewi (2010, p.23) sikap
mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
a. Fungsi instrumental atau fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat
Fungsi ini berkaitan dengan sarana dan tujuan. Orang memandang
sejauh mana obyek sikap dapat digunakan sebagai sarana atau alat
dalam rangka mencapai tujuan. Bila obyek sikap dapat membantu
seseorang dalam mencapai tujuannya, maka orang akan bersifat
positif terhadap obyek tersebut. Demikian sebaliknya bila obyek
sikap menghambat pencapaian tujuan, maka orang akan bersikap
negatif terhadap obyek sikap yang bersangkutan.
b. Fungsi pertahanan ego Ini merupakan sikap yang diambil oleh
seseorang demi untuk mempertahankan ego atau akunya. Sikap ini
diambil oleh seseorang pada waktu orang yang bersangkutan
terancam keadaan dirinya atau egonya.
c. Fungsi ekspresi nilai Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan
jalan bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada pada
dirinya. Dengan mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan
kepuasan dapat menunjukkan kepada dirinya. Dengan individu
mengambil sikap tertentu akan menggambarkan keadaan sistem nilai
yang ada pada individu yang bersangkutan.
d. Fungsi pengetahuan Individu mempunyai dorongan untuk ingin
mengerti dengan pengalaman-pengalamannya. Ini berarti bila
seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu obyek,
menunjukkan tentang pengetahuan orang terhadap obyek sikap yang
bersangkut

2.4 Tingkatan Sikap


Menurut Notoadmodjo (2003) dalam buku Wawan dan Dewi (2010), sikap terdiri dari
berbagai tingkatan yaitu:
a. Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).
b. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila memberikan jawaban
apabila ditanya, mengerjakan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap
karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas
yang diberikan. Terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang
tersebut menerima ide itu.
c. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap tingkat tiga
d. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
telah dipilihnya dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling
tinggi.
2.5 Ciri-Ciri Sikap
Ciri-ciri sikap menurut Heri Purwanto (1998) dalam buku Notoadmodjo (2003, p.34)
adalah:

a. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
perkembangan itu dalam hubungannya dengan obyeknya.
b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat
berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat
tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu
terhadap suatu obyek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk, dipelajari, atau
berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang dapat
dirumuskan dengan jelas.
d. Obyek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan
kumpulan dari hal-hal tersebut. e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan
segi-segi perasaan, sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-
kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

2.5 Pembentukan dan Pengubahan Sikap

Adanya interaksi dan hubungan tersebut kemudian membentuk pola sikap


individu dengan sekitarnya. Saifudin Azwar (2010: 31-38) menguraikan
faktor pembentuk sikap yaitu: pengalaman yang kuat, pengaruh orang lain
yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media masa, lembaga
pendidikan dan lembaga agama, pengaruh faktor emosional. Sarlito dan
Eko (2009: 152-154) juga menjelaskan mengenai pembentukan sikap.
Yaitu:
a. pengondisian klasik, proses pembentukan ini terjadi ketika suatu
stimulus atau rangsangan selalu diikuti oleh stimulus yang lain,
sehingga rangsangan yang pertama akan menjadi isyarat bagi
rangsangan yang kedua.
b. pengondisian instrumental, yaitu apabila proses belajar yang dilakukan
menghasilkan sesuatu yang menyenangkan maka perilaku tersebut
akan diulang kembali, namun sebaliknya apabila perilaku
mendatangkan hasil yang buruk maka perilaku tersebut akan dihindari.
c. belajar melalui pengamatan atau observasi. Proses belajar ini
berlangsung dengan cara mengamati orang lain, kemudian dilakukan
kegiatan serupa.
d. perbandingan sosial, yaitu membandingkan orang lain untuk
mengecek pandangan kita terhadap suatu hal tersebut benar atau salah.
A. memotivasi dan menyenangkan akan menimbulkan perubahan
atau pembentukan sikap positif.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembentukan sikap dipengaruhi


oleh berbagai faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal
berupa pengalaman pribadi dan keadaan emosional. Pengalaman
terhadap suatu objek yang memberikan kesan menyenangkan atau baik
akan membentuk sikap yang positif, pengalaman yang kurang
menyenangkan akan membentuk sikap negatif. Sedangkan faktor
emosional, lebih pada kondisi secara psikologis seorang individu,
perasaan tertarik, senang, dan perasaan membutuhkan akan membentuk
sikap positif, sedangkan perasaan benci, acuh, dan tidak percaya akan
membentuk sikap negatif. Sedangkan faktor eksternal pembentuk
sikap, mencakup pengaruh komunikasi, interaksi kelompok, dan
pengaruh kebudayaan.

2.7 Pengukuran Sikap


Salah satu aspek yang sangat penting guna memahami sikap dan perilaku
manusia adalah masalah pengungkapan (assessment) dan pengukuran
(measurement) sikap (Azwar S, 2011, p. 87). Menurut Azwar S (2011, p.126) Ada
berbagai cara untuk melakukan pengukuran sikap yaitu :
a. Thrustone Metode penskalaan Thrustone sering disebut sebagai metode
interval tampak setara. Metode penskalaan pernyataan sikap ini dengan
pendekatan stimulus yang artinya penskalaan dalam pendekatan ini
ditujukan untuk meletakkan stimulus atau pernyataan sikap pada suatu
kontinum psikologis yang akan menunjukkan derajat favourable atau
tak favourable pernyataan yang bersangkutan. Dengan metode ini perlu
ditetapkan adanya sekelompok orang yang akan bertindak sebagai panel
penilai (judging group). Tugasnya adalah menilai satu penyataan per
satu dan kemudian menilai atau memperkirakan derajat favourable atau
tak favourablenya menurut suatu kontinum yang bergerak dari 1 sampai
dengan 11 titik. Anggota panel tidak boleh dipengaruhi oleh oleh rasa
setuju atau tidak setujunya pada isi pernyataan melainkan semata-mata
berdasarkan penilaiannya pada sifat favourablenya. Dalam menentukan
penilaian derajat favourable atau tak favourable setiap pernyataan sikap,
kepada kelompok penilai disajikan suatu kontinum psikologis dalam
bentuk deretan kotak-kotak yang diberi huruf A sampai dengan K.Kotak
berhuruf A yang berasa paling kiri merupakan tempat untuk meletakkan
pernyataan sikap yang berisi afek paling tidak favourable. Sebaliknya
kotak berhuruf K adalah tempat meletakkan pernyataan yang paling
tidak favourable serta kotak F merupakan tempat meletakkan sikap
yang dianggap netral. Sebelum itu, apabila terdapat penilai yang
meletakkan lebih dari 30 pernyataan ke dalam satu kotak yang sama,
maka penilai dianggap tidak melakukan penilaian dengancara yang
semestinya dan hasil penilaiannya harus tidak ikut dianalisis.Huruf f
berarti frekuensi, yaitu banyaknya anggota kelompok penilai yang
menempatkan pernyataan nomor 1 ke dalam kotak tertentu. Selanjutnya
kotak p berarti proporsi yang merupakan perbandingan antara frekuensi
pada setiap huruf dan banyaknya subyek kelompok penilai seluruhnya.
Jadi p= f/N. Huruf pk berarti proporsi kumulatif, yaitu jumlah proporsi
pada interval atau angka tertentu ditambah semua proporsi di bawahnya.
Bila angka dalam tabel semuanya sudah terisi, selanjutnya menghitung
nilai mediannya yang diberi lambang S yaitu bb = Batas bawah angka
yang berisi median pkb = proporsi kumulatif di bawah kategori angka
yang berisi median p = proporsi pada kategori angka yang berisi median
I = luas interval angka yang dalam hal ini sama dengan 1 Nilai S
merupakan nilai yang menunjukkan bobot favourable suatu pernyataan.
Semakin besar angka yang diperoleh seseorang berarti sikapnya
semakin positif karena untuk memperoleh angka yang besar tentulah ia
menyetujui pernyataan-pernyataan yang nilai skalanya besar yang
letaknya pada kontinum berada pada daerah favourable. Selain
menghitung nilai S, harus dicari juga nilai Q. Nilai Q merupakan
indikator penyebaran penilaian dari 50% anggota kelompok
penilai.Guna menentukan skor sikap responden, pemeriksa hanya
memperhatikan pernyataan-pernyataan yang disetujui oleh responden
saja. Nilai skala seluruh pernyataan yang disetujui oleh responden
kemudian dijadikan dasar pemberian skor, melalui perhitungan median
atau mean nilai-nilai skala tersebut. Skor responden yang telah dihitung
lewat cara komputasi mean atau komputasi median merupakan
representasi sikap responden yang angkanya dapat dikembalikan
letaknya pada kontinum yang terdiri atas 11 tingkatan. Jadi, suatu skor
sikap responden yang mendekati angka 11 menunjukkan adanya
kecenderungan bersikap positif, sedangkan skor yang mendekati angka
1 mengindikasikan adanya sikap yang negatif dan skor yang berada di
sekitar angka 6 menunjukkan adanya sikap yang netral
2.8 Sikap perawat dalam merawat pasien
Perawat harus memiliki sifat memberi kasih sayang terhadap sesama, terutama bagi
orang yang membutuhkan , misalnya pada pasien yang dirawatnya. Setiap perawat harus
memiliki sikap prihatin terhadap kebutuhan yang diperlukan pasien,memberikan rasa
aman pada pasien, bukan malah menimbulkan kecemasan, kegelisahan, dan rasa takut.
Perawat harus ramah,suara lembut, murah senyum terhadap semua orang, paling tidak
pasien yang sedang sakit akan merasa senang, simpati,dan tidak menilai perwat itu judes
atau mahal senyum dan juga menghindar ucapan kasar yang dapat menyinggung perasaan
pasien.
Setiap perawat  memiliki harus dapat dipercaya karena dengan kepercayaanlah harga
diri dan kepribadian seseorang dapat dinilai serta memiliki sikap percaya diri, jangan
minder.Oleh karena itu,perawat perlu banyak belajar , serta menambah dan meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan.perawat harus memiliki sikap
menahan diri , jangan sampai menyalahkan, menyudutkan , mempermalukan, dan
mengkritik pasien dan keluarganya yang dapat menambah berat penyakitnya dan perawat 
harus memiliki sifat memandirikan pasien agar pasien tidak bergantung pada perawat.
Setiap perawat harus memiliki sikap penuh pengertian dan pengabdianSerta harus
memiliki sikap yang riang gembira , tidak cemberut didepan pasien dan perawat harus
memiliki sikap kooperatif atau mudah diajak kerja sama dengan pasien dan tim kesehatan
lain demi kesembuhan pasien yang dirawatnya.
Kemudian perawat harus memiliki sikap yang dapat membantu dalam mengatasi
kesulitan pasien dan keluarganya serta sikap humoris, sesuai situasi dan kondisi pasien
sekedar untuk menghibur.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengertian Sikap Secara umum adalah perasaan, pikiran, dan


kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat permanen mengenal
aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya. Komponen-komponen sikap
adalah pengetahuan. perasaan-perasaan, dan kecenderungan untuk
bertindak. Struktur sifat menurut krech dan cruchthfield
(Sears,Freeman,peplau,1985:138) m engatakan ada tiga komponen dari
sikap: kognitif afektif dan konatif (perilaku), Daniel katz membagi fungsi
sikap dalam empat kategori yaitu fungsi utilitarian, fungsi egodefensive,
fungsi palu expensive, dan fungsi knowledge organization, tingkatan
sikap menurut notoatmodjo 2003 menerima merespon menghargai
bertanggung jawab,

3.2 Saran

Dalam kehidupan sehari-hari kita harus Tetap menjaga sikap dan


tingkah laku dengan baik, sehingga dapat di terima dalam lingkungan kita
dimana berada.

Anda mungkin juga menyukai