Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


Kampus IV Jl. Adam Malik Pagar Dewa / Kampus I Jl. Bali Po Box 118
Kampung Bali Kota Bengkulu 38119 tlp ( 0736 ) 26161
Website : www.umb.ac.id e-mail : fikesumb@yahoo.co.id

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


TERAPI OKSIGEN
Oleh : Ns. Larra Fredrika, S.Kep., M.Kep

A. Pengertian
Terapi oksigen adalah salah satu terapi pernapasan dalam mempertahankan
oksigenisasi.

B. Tujuan
a. Mengatasi keadaan hipoksemia
b. Menurunkan kerja pernapasan
c. Menurunkan beban kerja oto jantung (miokard)

C. Teknik
Pemberian terapi dikenal dengan 2 metode Yaitu ;
1. Sistem aliran rendah
a. Kanul nasal
- Menghantarkan oksigen berkonsentrasi relative rendah (22 – 44 %) dengan
kecepatan 2 – 6 liter/menit
- Keunggulan : pemberian oksigen stabil, mudah diberikan dan nyaman bagi
pasien
- Kelemahan : konsentrasi yang diberikan tidak dapat lebih dari 44% dan
mudah lepas
b. Masker wajah sederhana
- Menghantarkan konsentrasi oksigen sekitar 40-60% dengan aliran 5-8 ltr/mnt
- Keunggulan ; Konsentrasi oksigen yang dihantarkan cukup tinggi (40-60%),
dapat digunakan untuk terapi inhalasi
- Kelemahan : dapat meningkatkan resiko aspirasi pada pasien yang mual
hingga muntah, dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika alirannya rendah
c. Masker partial rebreather
- Menghantarkan konsentrasi oksigen sebanyak 60 – 80% dengan aliran 8-12
ltr/mnt
- Keunggulan ; konsentrasi yang dihantarkan cukup tinggi
- Kelemahan ; dapat terjadi penumpukan CO2 jika alirannya rendah
d. Masker nonrebreather
- Menghantarkan konsentrasi oksigen tertinggi, yaitu 90 – 100%
- Dapat terjadi penumpukan CO2 jika alirannya rendah

2. Sistem aliran tinggi


a. Sungkup muka venture
Konsentrasi oksigen sebanyak 30 – 55 % dengan aliran 4 – 14 ltr/mnt
b. Sungkup muka aerosol (Ambu bag)
Konsentrasi oksigen sebanyak 100 % dengan aliran > 10 ltr/mnt

D. Indikasi
a. Kadar oksigen arteri (pa o2) menurun
b. Kerja pernapasan meningkat (laju napas meningkat, napas dalam, bernapas dengan
otot tambahan)
c. Adanya peningkatan kerja otot jantung (miokard)
d. Indikasi klinis (henti jantung paru, gagal napas, gagal jantung atau AMI, syok, luka
bakar, keracunan CO, post operasi)

E. Persiapan Alat
1. Sarung tangan
2. Oksimetri
3. Suplai oksigen dengan meteran aliran (flowmeter) dan penyesuai
4. Alat humidifikasi dengan air kemasan atau air keran
5. Selang kanul atau masker
6. Plester
7. Bantalan ban elastis

F. Persiapan klien
1. Identifikasi klien
2. Berikan privasi pada klien dan menjaganya
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan pada klien dan menjawab
jika ada pertanyaan dari kklien (informed consent).
4. Atur posisi klien

G. Prosedur
1. Cuci tangan
2. Cek saturasi oksigen dengan oksimetri
3. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan. Observasi alat
humidifikasi dengan melihat air dan gelembung
4. Pastikan volume air dalam tabung pelembab sesuai ketentuan
5. Atur posisi pasien pada posisi semi-fowler atau sesuai kondisi pasien
6. Hubungkan selang oksigen ketabung pelembab
7. Pastikan oksigen keluar dari kanul ataupun masker oksigen
8. Tempatkan kanul pada hidung dan masker oksigen pada wajah, diatas mulut dan
hidung pasien.
9. Gunakan plester
10. Gunakan bantalan elastic untuk mengurangi iritasi pada telinga dan belakang kepala
11. Merapikan alat
H. Evaluasi
1. Oksimetri
2. Warna kulit
3. Keadaan umum
4. AGD
5. Dokumentasi (catat waktu, saturasi oksigen, dan keluhan akibat tindakan)
SOP TERAPI OKSIGEN

Tanggal Penilaian :

Nama mahasiswa :

Nilailah setiap kinerja yang diamati dengan skala nilai berikut ini :

0 : Langkah tidak dikerjakan


1 : Langkah dikerjakan belum benar atau tidak sesuai urutan
2 : Langkah dikerjakan dengan benar atau sesuai dengan urutan

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1 Pengkajian
a. Periksa catatan perawatan dan catatan medis pasien
b. Beri salam dan panggilpasien dengan nama yang
disukai
c. Hitung frekuensi pernapasan dan kaji kedalaman serta
pengembangan paru
d. Kaji saturasi oksigen, tetapkan prosedur yang akan
dilakukan serta waktu dan frekuensi prosedur
2 Persiapan alat
a. Peralatan disiapkan dengan lengkap dan tepat
- Sarung tangan
- Oksimetri
- Suplai oksigen dengan meteran aliran
(flowmeter) dan penyesuai
- Alat humidifikasi dengan air kemasan atau air
keran
- Selang kanul atau masker
- Plester
- Bantalan ban elastis
b. Peralatan disusun secara ergonomis
3 Persiapan klien dan lingkungan
a. Terjalin hubungan saling percaya
b. Informed consent sudah dilakukan
c. Privasi klien dijaga
d. Posisi klien diatur sesuai kebutuhan
4 Pelaksanaan terapi oksigen

1. Cuci tangan
2. Cek saturasi oksigen dengan oksimetri
3. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang
dibutuhkan. Observasi alat humidifikasi dengan
melihat air dan gelembung
4. Pastikan volume air dalam tabung pelembab sesuai
ketentuan
5. Atur posisi pasien pada posisi semi-fowler atau sesuai
kondisi pasien
6. Hubungkan selang oksigen ketabung pelembab
7. Pastikan oksigen keluar dari kanul ataupun masker
oksigen
8. Tempatkan kanul pada hidung dan masker oksigen
pada wajah, diatas mulut dan hidung pasien.
9. Gunakan plester
10. Gunakan bantalan elastic untuk mengurangi iritasi pada
telinga dan belakang kepala
11. Merapikan alat

5 Evaluasi

1. Oksimetri
2. Warna kulit
3. Keadaan umum
4. AGD

6 Dokumentasi
a. Waktu pelaksanaan tindakan didokumentasikan
b. Status pernapasan didokumentasikan
c. Jika perlu hasil AGD didokumentasikan

Total nilai = ∑ bobot X skor x 100 =

40

Anda mungkin juga menyukai