Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah memiliki peranan strategis dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan suatu

kegiatan pendidikan. Kegiatan pendidikan, seperti mengacu pada Bagian Ketiga Hak dan

Kewajiban Masyarakat, Pasal 8 dan Pasal 9, Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa masyarakat berhak berperan serta

dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan (Pasal 8).

Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan

pendidikan (Pasal 9).

Penyelenggaraan dan pelaksanaan suatu kegiatan pendidikan, memerlukan dukungan

masyarakat. Salah satu bentuk dukungan tersebut berupa sarana dan prasarana di sekolah,

sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kepentingan sekolah, dan

bermanfaat untuk masyarakat.

Ruang kelas merupakan kebutuhan mendesak untuk SMA Negeri 1 Boyolangu. Selama

ini, untuk melakukan kegiatan yang sifatnya indoor dalam skala menengah dan besar, SMA

Negeri 1 Boyolangu menyewa tempat lain, sedangkan untuk menyewa tersebut harus

merencanakan jauh-jauh hari, padahal dengan kegiatan yang padat ditambah jadwal yang

bisa berubah sewaktu-waktu, proses mencari tempat kegiatan, sering mengalami kendala.

Hal ini menghambat penyelenggaraan suatu kegiatan.

Dampaknya, beban biaya operasional pun membengkak, termasuk sewa gedung,

transportasi, dan perlengkapan lain penunjang kegiatan. Hal ini berdampak pada anggaran
1
sekolah menjadi tidak efisien. Efisiensi anggaran perlu, karena kebijakan baru yang melekat

erat untuk SMA Se-Derajat, Se-Jawa Timur, yaitu BPOPP dengan slogan TisTas (Gratis

Berkualitas). Kebijakan tersebut melarang sekolah tidak boleh memungut biaya dari murid.

Pelaksanaan kebijakan oleh sekolah dalam rangka mendukung Program Kerja Gubernur dan

Wakil Gubernur Jawa Timur Periode 2019-2024.

Rencananya bangunan Ruang Kelas akan difungsikan untuk menunjang kegiatan

sekolah dengan jumlah peserta menengah dan besar serta akan disewakan untuk kegiatan

umum, diluar pihak sekolah selama tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku.

Akhirnya keberadaan ruangan kelas-kelas bari ini dapat menjadi sebuah kemanfaatan dalam

proses belajar dan mengajar.

B. Rumusan Masalah

Tahapan pembangunan Ruang Kelas SMA Negeri 1 Boyolangu masih 30% dari total

perencanaan keseluruhan. Pembangunan terhenti sebab biaya pembangunan sudah tidak

ada, ditambah adanya kebijakan BPOPP dengan slogan TisTas (Gratis Berkualitas), bahwa

sekolah tidak diperbolehkan menarik uang dari siswa. Pembangunan ruang kelas yang

diharapkan sebagai proyek multi years (berkelanjutan) akhirnya terhenti.

C. Maksud dan Tujuan

Sejalan dengan uraian yang telah dipaparkan diatas, maka diperlukan solusi terkait

sumber dana, agar pembangunan dapat berlanjut sehingga dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan sekolah dan masyarakat. Untuk itu, proposal ini ditujukan kepada instansi

pemerintah, dibuat sebagai dasar permohonan bantuan dana dan atau bantuan untuk

Anda mungkin juga menyukai