Anda di halaman 1dari 5

Riba

Berlipat Ganda
Muhamad Subhi A, Lc., M.H
ً َ ْ َ ُ ُ ْ َ َ ٰ َّ َ
ٰ ْ ُ َ َْ َ ُّ ٰٓ
‫الربوٓا اضعافا‬
ِ ‫وا‬ ‫ل‬ ‫ك‬ ‫أ‬ ‫ت‬ ‫ا‬‫ل‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ا‬ َ
‫ن‬ ‫ي‬‫ذ‬ِ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ﴿
ُ َّ
َ ْ ُ ُْ ْ ََ َٰ ُ َّ َّ ً َ َ ٰ ُّ
﴾‫ن‬ َ ‫اّلل لعلك َم تف ِلحو‬ َ ‫مضعف َةََّۖواتُوا‬
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah
kepada Allah agar kamu beruntung.
(Ali 'Imran/3:130)
Kata adh'afa ‫ أضعَافا‬yang berarti berlipat ganda itu
harus dipahami sebagai hal ‫ حال‬yang berarti sifat
riba dan sama sekali bukan syarat riba yang
diharamkan.
Secara linguistik kata adh-'af ‫ أضعاف‬adalah jamak
dari dhi'f ‫ض ْعف‬
ِ yang berarti kelipatan-kelipatan.
Bentuk jamak itu minimal adalah tiga. Dengan
demikian adh'af berarti 3x2 = 6.
Dengan demikian, jika berlipat ganda itu dijadikan
syarat, maka sesuai dengan konsekuensi bahasa,
minimum harus enam kali lipat atau bunga 600 %.
Secara operasional dan nalar sehat, angka itu mustahil
terjadi dalam proses perbankan maupun simpan
pinjam.
Menafsirkan ayat inimenggunakan kaidah
mafhum mukhakafah tidak tepat. Baik dari
konteks kalam, hubungan antar ayat, kronologis
penurunan ayat serta sabda Nabi seputar praktik
riba pada masa itu.

Anda mungkin juga menyukai