Anda di halaman 1dari 9

Tugas 6 Bahasa Indonesia Waktu pengumpulan

11 November 20211

Nama : Andrian Nurul Saputra

NPM : G1C018078

Dosen. : Supadi, Drs. M.Hum

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BENGKULU

2021
Tugas Meringkas Penerapan Kaidah Ejaan
Kaidah adalah rumusan asas yang menjadi hukum, merupakan sebuah aturan yang sudah
pasti dan dapat dijadikan patokan atau dalil bagi siapapun yang memakainya. Sementara ejaan
adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi baik kata, frasa, kalimat, dan lainnya ke
dalam bentuk tulisan atau huruf-huruf serta aturan mengenai tanda baca. Secara etimologis,
definisi ejaan ini lebih menekankan pada segi historisnya yakni dengan mempertahankan unsur
yang tidak direalisasikan dalam sistem bunyi suatu bahasa. Secara singkat, pengertian kaidah
ejaan adalah keseluruhan peraturan yang melambangkan bunyi ujaran, penataan kata meliputi
pemisahan dan penggabungan kata, penulisan atau tata kata secara rinci termasuk unsur serapan,
huruf, dan tanda baca.
Ejaan van Ophuijsen 
• Tahun 1901 ditetapkan ejaan bahasa Melayu denganhuruf latin
• Dibantu oleh Engku Nawawi
• Contohnya:
1. Huruf j dipakai untuk menuliskan kata-kata jang, pajah,sajang
2. Huruf oe dipakai untuk menuliskan kata-kata goeroe,itoe, oemoer
3. Tanda diakritik seperti koma, ain dan tanda trema,dipakai untuk menuliskan kata-kata
ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamai’ 
Ejaan Soewandi
• Tanggal 19 Maret 1947
• Diberi julukan ejaan republik
• Contoh:
1. Huruf oe diganti dengan u, seperti pada guru, itu, umur
2. bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k seperti pada kata-kata tak, pak, maklum,
rakjat
3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka -2 seperti anak2, berjalan2, ke-barat2-an
4. Awalan dsi- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah, dikebun, disamakan denganimbuhan
di-pada ditulis,dikarang.
 Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan

• Tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden RI, tertulis juga padaPutusan Presiden No. 57 tahun
1972.
• Hal-hal penting yang berhubungan dengan ejaan Soewandidalam EYD ini adalah:
1. Perubahan huruf
Ejaan soewandi  EYD
dj djalan, djauh  j jalan, jauh 
j pajung, laju  y payung, layu
nj njonja, bunji  ny nyonya, bunyi
sj isjarat, masjarakat  sy isyarat, masyarakat
tj tjukup, tjutji  c cukup, cuci
ch tarich, achir  kh tarikh, akhir
2. Huruf di bawah ini yang sebelumnya sudah ada dalamejaan Soewandi sebagai unsur
serapan asing diresmikanpemakaiannya.
f maaf, fakir
v valuta, universitas
z zeni, lezat
3. Penulisan di- atau ke- sebagai awalan ditulis serangkaidengan kata yang mengikutinya,
sedangkan di atau kesebagai kata depan ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
di- (awalan)  di (kata depan)
ditulis, dibakar, ketua  di kampus, ke atas
4. Kata ulang harus ditulis penuh, tidak boleh digunakanangka 2, seperti anak-anak,
berjalan-jalan, meloncat-loncat
EYD berbicara tentang
(1) pemakaian huruf,
(2) penulisanhuruf,
(3) penulisan kata,
(4) penulisan unsur-unsur serapan,
(5) pemakaian tanda baca
Pemakaian Huruf
1. Nama-nama huruf 
A a  N en
B be  O o
C ce  P pe
D de  Q ki
E e  R er
F ef  S es
G ge  T te
H ha  U u
I i  V fe
J je  W we
K ka  X eks
L el  Y ye
M em   Z zet
2. Lafal singkatan dan kata
Singkatan/Kata  Lafal Tak Baku  Lafal Baku 
AC  (a se) (a ce)
BBC  (be be se)  (be be ce)
IUD  (ay yu di) (i u de)
Logis  (lohis)   (logis)
Pascasarjana  (paskasarjana)  (pascasarjana)
Sosiologi  (sosiolohi)  (sosiologi)
3. Persukuan
• Persukuan ini diperluan pada saat kita akan memengal sebuahkata dalam tulisan.
• Harus membubuhkan tanda hubung (-) tanpa spasi/jarak
• Sebuah persukuan ditandai oleh sebuah vokal
a. Penyukuan dua vokal yang berurutan di tengah kata:
lain (la-in), saat (sa-at), main (ma-in), daun (da-un)
b. Penyukuan dua vokal mengapit konsonan di tengah kata:
seret(se-ret), masam (ma-sam), langit (la-ngit)
c. Penyukuan dua konsonan berurutan di tengah kata:
maksud(mak-sud), langsung (lang-sung)
d. Penyukuan tiga konsonan atau lebih di tengah kata:
abstrak(ab-strak), bangkrut (bang-krut)
e. Penyukuan kata yang berimbuhan dan berpartikel:
santapan(santap-an), mengail (me-ngail), belajar (bel-ajar)
f. Penyukuan nama orang: Yuyun Nailufar (Yuyun-Nailufar)
4. Penulisan nama diri
Penulisan nama diri, nama sungai, gunung, jalan dsbdisesuaikan dengan kaidah
EYD, kecuali apabila adapertimbangan khusus seperti menyangkut segi adat, hukum,atau
kesejarahan. Misalnya:
Universitas Padjadjaran
Soepomo Poedjosoedarmo
Dji Sam Soe
Widjojo Nitisastro
Dalam EYD penulisan huruf menyangkut dua masalah yaitupenulisan huruf kapital dan
penulisan huruf miring.
1. Penulisan huruf besar/kapitala.
a. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kalimat berupapetikan langsung.
Contoh:
Dia bertanya, “Kapan kita pulang.” 
b.  Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama dalamungkapan yang berhubungan
dengan hal keagamaan, kitabsuci, dan nama Tuhan termasuk kata ganti –Nya.
Contoh:
- Limpahkanlah rahmat-Mu, ya Allah.
- Islam, Kristen, Hindu, Budha, Alquran, Injil, Weda.
c. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama gelar(kehormatan, keturunan,
agama), jabatan, dan pangkat yangdiikuti nama orang. Misal:
- Pergerakan itu dipi,pin oleh Haji Agus Salim
- Pemerintah Memberikan anugerah kepada MahaputraYamin
Jika tidak diikuti nama orang atau nama wilayah, nama gelar, jabatan, dan pangkat
ditulis dengan huruf kecil> misal:
- Calon Jemaah haji DKI tahun ini berjumlah 525 orang
- Seorang presiden akan diperhatikan oleh rakyatnya.
Akan tetapi, jika mengacu kepada orang tertentu, nama jabatan,gelar dan
pangkat ditulis dengan huruf besar. Misal:
Dalam seminar itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan sambutan.
Dalam sambutannya Presiden mengharapkan agar para ilmuan lebih ulet
mengembangkani lmunya untuk kepentingan bangsa dan negara.
d. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku,dan bahasa. Misal:
- Dalam bahasa Sunda terdapat kata lahan
- Kehidupan suku Piliang sebagian besar bertani
Tetapi jika nama suku, bangsa, dan bahasa tersebut sudah diberiawalan dan
akhiran maka ditulis dengan huruf kecil. Misal:-
- Kita harus berusaha mengindonesiakan kata-kata asing.
Demikian juga kalau tidak membawa nama suku, bangsa,maka ditulis dengan
huruf kecil. Misal:
petai cina jeruk bali
dodol garut duku palembang
pisang ambon kunci inggris
e. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama tahun,bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa sejarah. Misal:
- Umat Islam sangat berbahagia di hari Lebaran
- Pada tangga 17 Agustus 1945 dikumandangkanlahProklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia
f. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama khas geografi.Misal:
- Di Teluk Jakarta telah dibangun suatu proyek perikananlaut
- Sampah di Sungai Ciliwung akan diolah menjadi bahan pupuk dan kertas
Akan tetapi, jika tidak menunjukkan nama khas geografi,ditulis huruf kecil.
Misal:
- Nelayan itu berlayar sampai ke teluk
- Perahu-perahu itu akan melewati selat yang airnya deras
g. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama resmibadan, lembaga pemerintahan,
dan ketatanegraan sertanama dokumentsi resmi. Misal:
- Semua anggota PBB harus mematuhi isi PiagamPerserikatan Bangsa-Bangsa
- Pasal 36 Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwabahasa negara adalah
bahasa Indonesia
Akan tetapi jika tidak menunjukkan nama resmi, ditulis hurufkecil. Misal:
- Menurut undang-undang dasar kita semua warga negaramempunyai kedudukan
yang sama.
Unsur asing yang pengucapan dan penulisannyadisesuaikan dengan kaidah Bahasa Indonesia
diusahakanagar ejaan asing hanya diubah seperlunya hingga bentukIndonesianya masih dapat
dibandingkan dengan bentukasalnya. Misal:
Kata asing Serapan bahasa Indonesia
risk risiko
system system
method metode
trottoir trotoar
1. Tanda titik (.)
a. Dipakai pada akhir singkatan nama orang. Misal:
W.S.Rendra, Ach. Sanusi
b. Dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat, dansapaan. Misal:
Dr. (doktor), dr. (dokter), M.Hum. (magisterhumaniora), Sdr. (saudara), Ny.
(nyonya)Tn. (tuan)
c. Dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudahumum yang ditulis dengan
huruf kecil. Misal:
s.d. (sampaidengan), a.n. (atas nama), dkk. (dan kawan-kawan)
d. Digunakan pada angka untuk menyatakan jumlah. Misal:
tebal buku itu 1.150 halaman.
2. Tanda koma (,)
a. Digunakan di antara unsur-unsur dalam suatupemerincian/pembilangan. Misal:
- satu, dua, ..., tiga!
- Departemen pariwisata, seni, dan Budaya
b. Digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang didahului oleh kata tetapi,
melainkan, dan sedangkan, misal:
dia bukanmahasiswa Jayabaya, melainkan mahasiswa Atmajaya
c. Digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat
tersebut mendahului induk kalimatnya. Biasanya anak kalimat didahului oleh kata
penghubung bahwa, karena,agar, sehingga, walaupun, apabila, jika, meskipun disebut.
Misal:
apabila belajar dengan rajin, Saudara akan berhasil dalamujian.
d. Digunakan di belakang kata penghubung antarkalimatyang terdapat pada awal kalimat.
Misal:
- Oleh karena itu, kita harus menghormati pendapatnya
- Namun, kita harus tetap waspada
e. Digunakan di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh,kasihan, yang terdapat pada
awal kalimat. Misal:
- ya, boleh kamu lebih dulu
- O, kalau begitu saya setuju
f. Digunakan untuk memisahkan petikan. langsung..daribagian lain dalam kalimat.
Misal:
- Kata petugas, “Kamu harus berhati
- hati di jalan raya.”
3. Tanda titik koma (;)Digunakan untuk memisahkan kata yang setara dalam suatukalimat
majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Misal:
- Para pemikir mengatur strategi dan langkah yang harus ditempuh;para pelaksana
mengerjakan tugas sebaik-baiknya; para penyandang dana menyediakan dana yang
diperlukan.
4. Tanda titik dua (:)Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikutirangkaian atau
pemerian. Misal:
- Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai tiga jurusan:Sekolah Tinggi Teknik,
Sekolah Tinggi Ekonomi, danSekolah Tinggi Hukum.
5. Tanda hubung (-)
Dipakai untuk merangkaikan
(a) se dengan kata berikutnyayang dimulai dengan huruf kapital,
(b) ke dengan angka,
(c) angka dengan –an, dan
(d) singkatan huruf kapital denganimbuhan atau kata. Misal:
se-Jawa Timur di Surabaya, ke-315 orang, dekade 1950-an dan awal 1960-an, G-30-S
PKI.
6. Tanda petik (“...”)
Dipakai untuk mengapit petikan langsung, judul, syair,karangan, istilah yang mempunyai
arti khusus atau kurangdikenal. Misal:
- Sajak “Aku” karya Chairil Anwar.
- Kata Hasan, “Saya ikut.”
- Ia memakai celana “cutbrai.”
7. Tanda petik tunggal (‘...’)
Dipakai untuk mengapit terjemahan/penjelasankata/ungkapan asing. Misal:
- Lailatul Qadar ‘malam bernilai’
8. Garis miring (/)
Dipakai untuk menyatakan:
(a) dan atau atau,
(b) per yang artinya ‘tiap’,
(c) tahun akademik/tahun ajaran
(d) Nomor rumah setelah nomor jalan
(e) Nomor surat
Misalnya:
- Presiden/Wakil Presiden RI sudah hadir
- Harga laptop RP.5.000.000,00/unit

Anda mungkin juga menyukai