Anda di halaman 1dari 18

MENGANALISIS CASH FLOW DAN PROYEKSI LABA / RUGI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis

DOSEN PENGAMPU :

VEBRI SUGIHARTO, M.M

DISUSUN OLEH :
SEMESTER : MBS V - B

KELOMPOK : III

1. INDAH AMINAH PUTRI (19090045)

2. LAILAN NUR (19090023)

3. MUHAMMAD ZIDAN (19090029)

4. ZAKARIA (19090046)

MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI MANDAILING NATAL

2021/2022

KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah yang masih memberikan kesehatan dan kesempatan-Nya kepada
kita semua, terutama kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Berikut ini, penulis mempersembahkan sebuah makalah (karya tulis) yang berjudul : "
Menganalisis Cash Flow dan Proyeksi Laba/Rugi " . Penulis mengharapkan makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi penulis sendiri.

Kepada pembaca yang budiman, jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah
ini, penulis mohon maaf, karena penulis sendiri dalam tahap belajar. Dengan demikian, tak lupa
penulis ucapkan terimakasih kepada para pembaca. Semoga Allah memberkahi makalah ini
sehinga benar-benar bermanfaat.

Panyabungan, 10 November 2021

KELOMPOK III

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................

B. Rumusan Masalah..............................................................................

C. Tujuan..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Cash Flow ( Arus Kas ).......................................................................

B. Proyeksi Laba / Rugi .........................................................................

C. Penentuan BEP ( Break Event Point )................................................

BAB IV KESIMPULAN

A. Kesimpulan........................................................................................

B. Saran ..................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan tentunya sangat perlu untuk mengetahui
perkembangan perusahaannya dari waktu ke waktu. Sehingga dalam hal ini, perusahaan dapat
mengetahui secara aktual bagaimana kondisi keuangan perusahaan dan mengetahui apakah
perusahaan mengalami keuntungan atau justru mengalami kerugian. Untuk mengetahui hal
tersebut, tentunya perusahaan harus melihat laporan pertanggung jawaban dalam bentuk
laporan keuangan.

Laporan keuangan ini dapat digunakan untuk menilai hasil-hasil yang dicapai oleh
perusahaan pada periode sebelumnya dan juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
perusahaan dalam menetapkan sebuah keputusan dan strategi. Dalam ilmu ekonomi, terdapat
lima laporan keuangan yang dapat menggambarkan bagaimana kondisi keuangan perusahaan.
Salah duanya adalah laporan laba/ rugi dan laporan arus kas. Laporan laba/rugi adalah laporan
yang berisikan pendapatan dan beban pada periode waktu tertentu. Laporan arus kas terdiri
dari tiga aktivitas berbeda, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pembiayaan.
Namun dari semua laporan keuangan yang ada, hanya laporan arus kas lah yang menyajikan
ikhtisar secara terperinci mengenai semua arus kas masuk dan arus kas keluar, atau sumber dan
penggunaan kas selama periode tertentu.

B. Rumusan Masalah

Dalam laporan ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan cash flow dan bagaimana cara menyusunnya?
2. Bagaimana cara memproyeksikan laporan laba/rugi?
3. Bagaimana penentuan break even point (BEP)?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu, sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu cash flow dan bagaimana cara
menyusunnya.
2. Untuk memahami bagaimana cara memproyeksikan laporan laba/rugi.
3. Untuk mengetahui bagaimana penentuan break even point ( BEP ) .

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Cash Flow (Arus Kas)

Cash Flow ( Arus Kas ) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari
kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan
serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode.
Menurut PSAK No.2, Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan
arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka
membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran
kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun buku).

Prinsip Penyusunan Cash Flow Prinsip yang dipakai untuk menyusun cash flow adalah basis
tunai atau cash basis. Cash Basis pada prinsipnya dijelaskan seperti berikut :

1. Pendapatan diakui pada saat uang tunai diterima, bukan pada saat penjualan dilakukan.
2. Biaya diakui pada saat uang tunai dikeluarkan, bukan pada saat biaya timbul.
3. Biaya-biaya non kas (non cash charge), misal: penyusutan atau depresiasi dan amortisasi
tidak diperhitungkan.

Tujuan Laporan Arus Kas Sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus
kas tersebut. Laporan arus kas disusun dengan tujuan utama untuk memberikan informasi
tentang aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan basis kas (cash basis) selama periode
akuntansi tertentu. Menurut Financial Accounting Standard Board, informasi yang diberikan
dalam suatu laporan kas, jika digunakan dengan pengungkapan yang berkaitan dan laporan
keuangan lainnya, harus membantu investor, kreditor dan pihak lainnya untuk:

1. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih masa depan.
2. Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, kemampuan
membayar dividen, dan kebutuhan untuk pendanaan eksternal.
3. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibanding penerimaan serta pengeluaran
kas yang berkaitan.
4. Menilai pengaruh transaksi investasi dan pendanaan baik kas maupun non kas terhadap
posisi keuangan suatu perusahaan selama satu periode tertentu. Jadi informasi yang
disajikan dalam laporan arus kas berguna bagi para pemakai laporan keuangan, baik
bagi pihak manajemen, investor, kreditor maupun pihak-pihak yang berkepentingan
lainnya, sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menggunakan arus
kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas
tersebut.

Penerimaan dan pengeluaran dalam bisnis merupakan komponen yang sangat penting
untuk melihat aktivitas yang berlangsung dalam bisnis tersebut. Aliran penerimaan dan
pengeluaran tersebut dikenal dengan istilah aliran kas (cash flow), yaitu aktivitas keuangan yang
mempengaruhi posisi/kondisi kas pada suatu periode tertentu. Cash flow menjadi bagian
terpenting yang harus diperhatikan oleh Pihak manajemen, investor, konsultan dan stakeholder
lainnya untuk memperhitungkan kelayakan berdasarkan kriteria kelayakan investasi yang ada.
Cash flow disusun untuk menunjukkan perubahaan kas tertentu serta memberikan alasan
mengenai selama periode perubahaan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-
sumber kas dan penggunaan-penggunaannya. Penyusunan cash flow berbeda dari satu bisnis
dengan bisnis lainnya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh :

1. Jenis bisnis itu sendiri misalnya cabang-cabang usaha yang berlainan, ada untuk
produksi musiman atau tahunan.
2. Proses kegiatan produksi dari cabang bisnis tersebut.
3. Keadaan kesiapan dimulainya suatu bisnis. Hal-hal yang harus diperhatikan di dalam
menyusun kegiatan suatu bisnis adalah :
 Kemampuan dalam melaksanakan bisnis. Sebagai pebisnis perlu memerhatikan
bagaimana kemampuan kita dalam mengelola bisnis yang akan dijalankan, agar
nantinya bisnis yang akan dijalankan akan tetap berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
 Menjaga jangan terjadi kekosongan hasil yang terlalu besar dan lama akibat adanya
suatu bisnis.
 Pengeluaran investasi modal diusahakan agar tidak terlalu besar pada tahuntahun
pertama bisnis. Bila memungkinkan usahakan investasi dapat disebar dalam
beberapa tahun, disesuaikan dengan tahapan proyeksi penerimaan bisnis tersebut.
Cash flow merupakan arus manfaat bersih sebagai hasil pengurangan arus biaya
terhadap arus manfaat.

Cash flow terdiri dari beberapa unsur yang nilainya disusun berdasarkan tahap-tahap
kegiatan bisnis. Unsur-unsur tersebut terdiri dari:

1) Komponen In Flow (arus penerimaan)

Komponen Inflow Pemasukan dalam suatu bisnis merupakan arus penerimaan. Komponen-
komponen yang termasuk ke dalam inflow antara lain :

 Nilai produksi total, Berasal dari produksi total yang dihasilkan dikalikan dengan harga per
satuan produk tersebut .
 Penerimaan pinjaman, Semua tambahan modal yang diterima pengusaha atau pelaku
usaha untuk keperluan bisnis .
 Grants (bantuan-bantuan), Semua tambahan dana yang diperoleh yang bersifat bantuan.
 Nilai sewa Nilai dari hasil menyewakan alat atau bahan yang dipergunakan/dipunyai
dalam bisnis.
 Salvage Value. Nilai dari barang modal yang tidak habis dipakai selam umur bisnis.

2) Komponen Out Flow (arus pengeluaran)

Komponen Outflow Merupakan aliran yang menunjukkan pengurangan kas, akibat


biayabiaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan bisnis baik pada saat di awal
pendirian maupun pada saat tahun berjalan. Komponen-komponen yang terdapat dalam arus
kas keluar (outflow), adalah :

 Biaya investasi Biaya yang umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan dan dapat
dikeluarkan pada beberapa tahun setelah bisnis berjalan untuk memperoleh manfaat
beberapa tahun kemudian. Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan satu kali untuk
memperoleh beberapa kali manfaat sampai secara ekonomis kegiatan bisnis itu tidak
menguntungkan lagi.
 Biaya produksi Biaya operasional termasuk semua biaya produksi, pemeliharaan dan
lainnya yang menggambarkan pengeluaran untuk menghasilkan produksi yang digunakan
bagi setiap proses produksi dalam satu periode kegiatan produksi. Biaya operasional
terdiri dari dua komponen utama yakni, biaya variabel dan biaya tetap.

a) Biaya Variabel yaitu biaya yang besar kecilnya selaras dengan perkembangan produksi
atau penjualan setiap tahun (satu satuan waktu). Contoh nya :

- Biaya variabel : bahan baku yaitu bahan mentah atau bahan setengah jadi yang
diperlukan untuk diproses menjadi barang jadi sebagai produk akhir dari bisnis.

- Sarana produksi : khusus dalam bisnis-bisnis pertanian terdiri dari benih, pupuk,
pestisida, herbisida, insektisida, pakan, dan lain-lain.

- Bahan pembantu : berbagai bahan atau barang yang diperlukan untuk memperlancar
proses produksi, seperti BBM dan bahan atau barang habis pakai lainnya.

- Upah tenaga kerja langsung : upah untuk tenaga kerja tidak tetap dalam proses
produksi.

b) Biaya Tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh perkembangan
jumlah produksi atau penjualan dalam satu tahun (satu satuan waktu. Contoh biaya
tetap :

- Gaji dan jaminan sosial : untuk personalia pimpinan, supervisor, dan tenaga
administrasi perusahaan .

- Premi asuransi : dihitung berdasarkan persentase tertentu terhadap gedung,


peralatan, kendaraan, dan mebeul.
- Biaya overhead : terdiri dari biaya kantor, telepon, listrik, air alat-alat tulis, servis
dan reparasi kendaraan, pajak dan biaya tetap lainnya.

 Biaya pemeliharaan Setiap aktifitas pemeliharaan yang dilakukan dalam suatu


perusahaan baik terencana maupun yang dilakukan akibat timbulnya kerusakan akan
menimbulkan biaya bagi perusahaan. Adapun biaya- biaya yang terdapat dalam kegiatan
maintenance menurut Assauri adalah “biaya- biaya pengecekan, dan penyetelan, biaya
service, biaya penyesuaian dan biaya perbaikan/ reparasi”.
 Biaya tenaga kerja Adalah nilai jasa dari sumber daya manusia dalam satuan uang, yang
dikorbankan dalam usaha memperoleh penghasilan.
 Tanah merupakan salah satu sumber daya untuk melakukan sebuah pekerjaan dimana itu
dilakukan, tanah merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan sebuah usaha.
 Bahan-bahan. Bahan-bahan merupakan salah satu dari sumber daya yang diguakan untuk
membuat atau memproses sebuah pekerjaan, atau sebagai inputan yang nantinya akan
menghasilkan output yang dapat digunakan.
 Debt service (bunga dan pinjaman pokok) Merupakan pembayaran yang dilakukan berupa
suku bunga dan modal yang dipinjam. Keduanya merupakan biaya di dalam analisis
finansial. Besarnya bunga yang belum dibayar ditambahkan pada modal pinjaman yang
ditertera sebagai pinjaman baru sehingga modal pinjaman semakin bertambah.
Pengurangan pinjaman terjadi pada saat peminjam mampu mengangsur pinjamannya.
Pembayaran bunga pinjaman disesuaikan dengan besarnya nilai pinjaman, bunga yang
dibebankan pada peminjam dan lamanya waktu peminjaman.
 Pajak. Pajak yang diperhitungkan adalah yang berhubungan dengan pengurangan
manfaat bersih yang diterima bisnis. Pajak didalam cashflow diambil dari pajak yang ada
pada laporan laba/rugi. Ketentuan penaksiran pajak dari laba/rugi yang masuk ke dalam
cashflow umumnya mengikuti peraturan pemerintah tentang pajak tahun 2007

3) Manfaat bersih (Net Benefit)

Net benefit adalah benefit dikurangi cost. Untuk beneifit dan cost yang konstan maka
net benefit tahunan adalah selisih dari kedua parameter ini, sedangkan untuk benefit dan
cost yang tidak konstan, selisih harus dihitung atas present value atau future value pada
waktu yang sama.

4) Manfaat bersih tambahan (Incremental Net Benefit) bila diperlukan.

Incremental net benefit yaitu manfaat bersih dengan bisnis Net Benefit With Business
dikurangi dengan manfaat bersih tanpa bisnis Net Benefit Without Business.

B. Proyeksi Laporan Laba/Rugi

1) Pengertian Laporan Laba/Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang melaporkan kinerja keuangan
perusahaan untuk periode akuntansi tertentu. Kinerja keuangan dinilai dari bagaimana
perusahaan tersebut menghasilkan dan mengeluarkan uang, baik dalam kegiatan operasional
maupun non-operasional. Hasil akhir dari laporan keuangan akan menunjukkan laba atau rugi
yang dihasilkan.

Laporan laba rugi melaporkan pendapatan (revenue), harga pokok penjualan (cost of
goods sold) dan biaya (expense). Laporan laba rugi yang melaporkan keuntungan disebabkan
oleh salah satu atau gabungan faktor di bawah ini:

 Kenaikan angka pendapatan.


 Penurunan harga pokok.
 Penurunan biaya.

Laporan laba rugi dibagi menjadi 5 area yaitu:

 Penjualan Penjualan adalah nilai barang atau jasa yang diberikan kepada klien.
Meskipun laba bersih menjadi sorotan terbesar dalam laporan laba rugi, angka
penjualan tetap menjadi awal dari kinerja keuangan. Dalam jangka panjang, persentase
laba dari penjualan pada akhirnya akan menemui titik maksimal yang sulit ditingkatkan.
Oleh karena itu, perusahaan harus mementingkan peningkatan penjualan untuk dapat
terus berkembang.
 Harga Pokok Penjualan Bagi perusahaan yang memproduksi barang, harga pokok
penjualan adalah pengeluaran untuk pembelian bahan mentah produksi, biaya gaji
karyawan & biaya produksi lainnya yang berkaitan dengan pembuatan barang. Untuk
distributor & retailer, harga pokok penjualan adalah harga pembelian barang itu sendiri
yang kemudian akan dijual kembali. Untuk perusahaan jasa, harga pokok penjualan
adalah biaya yang timbul akibat jasa yang diberikan – biasanya berkaitan dengan biaya
sumber daya yang dipakai untuk menghasilkan jasa tersebut.
 Laba kotor Laba kotor perusahaan adalah hasil pengurangan antara penjualan dengan
harga pokok penjualan. Laba kotor adalah angka yang harus dapat mencukupi bahkan
melebihi seluruh biaya perusahaan. Yang pasti, semakin besar dan semakin stabil laba
kotornya, semakin besar potensi hasil positif untuk laba bersihnya.
 Biaya Terdiri dari biaya operasional, biaya bunga, biaya depresiasi dan amortisasi, biaya
pajak.
 Laba/Rugi Bersih Ini adalah indikator untuk menentukan profitabilitas perusahaan:
kemampuan untuk menghasilkan laba. Tentunya, bila biaya melampaui pemasukan,
angka ini menjadi merah, yang berarti bahwa perusahaan menderita kerugian. Bila
perusahaan menghasilkan keuntungan, sesudah membagi deviden, jumlah yang tersisa
akan menjadi modal tambahan sebagai laba ditahan.

2) Fungsi Laporan Laba/Rugi

Berikut adalah fungsi dari laporan laba rugi perusahaan :

 Menyajikan informasi kepada pengguna informasi keuangan perusahaan mengenai


keuntungan atau kerugian yang dihasilkan perusahaan saat beroperasi dalam periode
waktu tertentu (periode sesuai dengan pelaporan).
 Memperlihatkan tren perusahaan selama kelompok waktu tertentu dengan
membandingkan income statement perusahaan dari tahun ke tahun dapat terlihat
apakah perusahaan memiliki tren positif (perusahaan memperoleh keuntungan) atau tren
negative (perusahaan mengalami kerugian) selama menjalankan usahanya.
 Membantu pengusaha menganalisis darimana keuntungan paling besar dihasilkan dan
pengeluaran dari segi apa yang paling banyak memakan biaya sebab laporan laba rugi
perusahaan berisi beberapa subtotal revenues maupun expenses perusahaan selama
menjalankan usahanya.
 Menjadi alat bantu untuk mengukur dan menganalisa perkembangan perusahaan.
 Menjadi patokan bagi perusahaan untuk mengembangkan usahanya apabila ingin
meningkatkan keuntungan yang didapat.
 Menjadi alat bantu dalam menganalisa strategi perusahaan, apakah strategi yang selama
ini telah diterapkan perusahaan sudah sesuai dan menghasilkan pendapatan sesuai yang
diharapkan atau tidak sesuai dan perlu penggantian strategi demi terpenuhinya tujuan
perusahaan.
 Sebagai cerminan profil perusahaan bagi calon investor maupun kreditur yang akan
melakukan transaksi bisnis dengan perusahaan.
 Menjadi alat bantu untuk evaluasi kinerja perusahaan.

C. Penentuan Break Even Point (BEP)

1) Pengertian Break Even Point

Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue (TR) = total cost (TC),
tergantung pada lama arus penerimaan sebuah bisnis dapat menutupi segala biaya operasi dan
pemeliharaan beserta biaya modal lainnya selama suatu usaha masih di bawah break even,
maka perusahaan masih mengalami kerugian. Semakin lama mencapai titik pulang pokok,
semakin besar saldo rugi karena keuntungan yang diterima masih manutupi segala biaya yang
dikeluarkan.

2) Tujuan Break Even Point


Tujuan menggunakan analisis titik impas (BEP) adalah sebagai berikut :

 Untuk mengetahui berapa jumlah produk minimal yang harus diproduksi agar bisnis
tidak rugi.
 Berapa harga terendah yang harus ditetapkan agar bisnis tidak rugi.

3) Komponen Break Even Point

Break Even Point memerlukan komponen penghitungan dasar seperti berikut ini:

 Fixed Cost. Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya
tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini
yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dll.
 Variabel Cost. Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis
tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan
meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya
bahan baku, biaya listrik, dll.
 Selling Price. Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah
diproduksi.

4) Rumus Break Even Point

Rumus BEP untuk menghitung berapa Rupiah pendapatan yang perlu diterima agar terjadi
Break Even Point ini dapat dihitung dengan cara membagi total biaya tetap (Fixed Cost) dengan
Harga Jual per Unit (Sales Price per Unit) dikurangi biaya Variabel yang digunakan untuk
menghasilkan produk (Variable Cost) kemudian dikalikan dengan Harga per Unit lagi. Berkut ini
adalah persamaan atau Rumus BEP tersebut :

BEP produk Unit) =

𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑜𝑠𝑡÷ (𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 − 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 𝐶𝑜𝑠𝑡)

BEP harga (Rupiah) =


𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑜𝑠𝑡÷ 1 - Variabel Cost ÷ 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒

Keterangan :

 BEP (dalam Unit) = Break Even Point dalam unit (Q)


 EP (dalam Rupiah) = Break Even Point dalam Rupiah (P)
 Biaya Tetap (Fixed Cost) = biaya yang jumlahnya tetap (baik sedang berproduksi atau
tidak)
 Biaya Variabel (Variable Cost) = biaya yang jumlahnya meningkat sejalan peningkatan
jumlah produksi seperti bahan baku, bahan baku pembantu, listrik, bahan bakar, dan lain-
lain
 Harga Jual per unit = harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan.
 Biaya Variabel per unit = total biaya variabel per Unit (TVC/Q) g. Margin Kontribusi per
unit = harga jual per unit – biaya variable per unit (selisih)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Studi kelayakan bisnis adalah penelitian dan penilaian tentang dapat atau tidaknya suatu
proyek atau perusahaan dilakukan dengan berhasil dan sukses (menghasilkan keuntungan).
Pembuatan studi kelayakan dilakukan dan digunakan untuk memenuhi permintaan pihak-pihak
yang berbeda. Masing-masing pihak mempunyai kepentingan yang berbeda. Studi kelayakan
bisnis pun ditujukan untuk mengetahui apakah usaha yang kita jalankan layak atau tidak. Salah
satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam studi kelayakn bisnis adalah aspek keuangan,
sepertoi laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan catatan informasi dari sebuah
perusahaan yang berisi kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan memiliki berbagai jenis.

Seperti laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas,
serta laporan atas laporan keuangan. Break Event Point merupakan titik dimana perusahaan
belum memperoleh keuntungan tetapi juga tidak dalam kondisi rugi. Dimana Break Event Point
ini memiliki metode dan formula tersendiri agar sebuah perusahaan tidak mengalami kerugian.
Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan bisnis adalah untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang di harapkan
dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk menghitung keseluruhan
dana yang di pakai, rincian analisis biaya dari sumber pembelanjaan ditentukan oleh : Biaya
utang, Biaya modal sendiri dan Biaya laba yang ditahan.

DAFTAR PUSTAKA

Subagyo, A. (2008). Studi Kelayakan Bisnis. In Arifin Subandi. Jakarta : PT Gramedia.

Umar, H. (1994). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : PT Gramedia.

Helmi, S. (2006). Buku Ajar Studi Kelayakan Bisnis. Konten Mata Kuliah E-learning. Hal. 33-165.
Gray. et al. (1992). Pengantar Evaluasi Proyek. Edisi Kedua. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai