KOMUNIKASI KELUARGA
Disusun oleh :
Nim : 208620700109
Prodi : PG PAU
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kepada kehadirat ALLAH SWT atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita. Sholawat dan salam kita curahkan kepada
Baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah menuju
jaman islamiyah, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “komunikasi
keluarga”
Penyusun dengan penuh kesadaran diri bahwa dalam penusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini terjadi karena dengan kemampuan ilmu yang kamu
miliki. Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada teman-teman dan
pihak ang turut membantu terselesainya makalah ini. Dan kami mohon untuk kritik dan
sarannya agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Terima kasih
PENULIS
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Pengertian Komunikasi Keluarga..................................................................................3
B. Pentingnya Komunikasi dalam Keluarga.......................................................................3
C. Kepaduan Kohesi Dan Adaptasi dalam Keluarga..........................................................4
D. Pola Komunikasi............................................................................................................5
E. Membangun Komunikasi yang Harmonis.....................................................................7
BAB III. PENUTUP.............................................................................................................10
A. Kesimpulan.....................................................................................................................10
B. Saran.................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari komunikasi dalam keluarga?
2. Seberapa pentingkah komunikasi dalam keluarga?
3. Bagaiman paduan kohesi dan adaptasi dalam keluarga?
4. Bagaimana pola komunikasi dan adaptasi dalam keluarga?
5. Bagaiman membangun komunikasi yang harmonis dalam keluarga?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Bagi seorang anak, komunikasi dalam keluarga merupakan pengalaman
pertama yang merupakan bekal untuk dapat menempatkan diri dalam masyarakat.
Orang tua dalam sebuah keluarga menjadi figur bagi anak dalam segala hal seperti
sikap, perilaku, tuturkata yang terbentuk karena peran orang tua.
Jadi hakekat komunikasi keluarga dilaksanakan sebagai upaya untuk
menciptakan keluarga yang saling mengenal dan saling memahami sesama
anggota keluarga sehingga dari situ dapat tercipta suasana yang harmonis dalam
keluarga tersebut. Untuk mencapai sasaran komunikasi seperti itu, kondisi
keluarga yang harmonis sangat berpengaruh dalam komunikasi keluarga.
Sebagaimana dikatakan Berger bahwa keluarga normal atau keluara harmonis
dapat berpengaruh terhadap proses komunikasi keluarga. Artinya, dalam keluarga
jarang terjadi sikap pertentangan antar anggota, tidak saling menyudutkan atau
mencari kambing hitam dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.
4
beradaptasi. Memahami apakah keluarga anggota puas dengan pembelian
keluarga membutuhkan komunikasi dalam keluarga. Untuk menentukan
bagaimana keluarga membuat keputusan pembelian dan bagaimana keluarga
mempengaruhi perilaku pembelian masa depan anggotanya, hal ini berguna untuk
memahami fungsi yang disediakan dan peran yang dimainkan oleh anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan konsumsi mereka. (Amanda, 2012)
5
2. Pola Komunikasi Seimbang Terpisah (Balance Split Pattern)
Universitas Sumatera Utara Dalam pola ini, persamaan hubungan tetap
terjaga, namun dalam pola ini tiap orang memegang kontrol atau kekuasaan dalam
bidangnya masing-masing. Tiap orang dianggap sebagai ahli dalam wilayah yang
berbeda. Sebagai contoh, dalam keluarga biasa, suami dipercaya untuk
bekerja/mencari nafkah untuk keluarga dan istri mengurus anak dan memasak.
Dalam pola ini, bisa jadi semua anggotanya memiliki pengetahuan yang sama
mengenai agama, kesehatan, seni, dan satu pihak tidak dianggap lebih dari yang
lain. Konflik yang terjadi tidak dianggap sebagai ancaman karena tiap orang
memiliki wilayah sendiri-sendiri. Sehingga sebelum konflik terjadi, sudah
ditentukan siapa yang menang atau kalah. Sebagai contoh, bila konflik terjadi
dalam hal bisnis, suami lah yang menang, dan bila konflik terjadi dalam hal
urusan anak, istri lah yang menang. Namun tidak ada pihak yang dirugikan oleh
konflik tersebut karena masing-masing memiliki wilayahnya sendiri-sendiri.
3. Pola Komunikasi Tak Seimbang Terpisah (Unbalanced Split Pattern)
Dalam pola ini satu orang mendominasi, satu orang dianggap sebagai ahli
lebih dari setengah wilayah komunikasi timbal balik. Satu orang yang
mendominasi ini sering memegang kontrol. Dalam beberapa kasus, orang yang
mendominasi ini lebih cerdas atau berpengetahuan lebih, namun dalam kasus lain
orang itu secara fisik lebih menarik atau berpenghasilan lebih besar. Pihak yang
kurang menarik atau berpenghasilan lebih rendah berkompensasi dengan cara
membiarkan pihak yang lebih itu memenangkan tiap perdebatan dan mengambil
keputusan sendiri. Pihak yang mendominasi mengeluarkan pernyataan tegas,
memberi tahu pihak lain apa yang harus dikerjakan, memberi opini dengan bebas,
memainkan kekuasaan untuk menjaga kontrol, dan jarang meminta pendapat yang
lain kecuali untuk mendapatkan rasa aman bagi egonya sendiri atau sekedar
meyakinkan pihak lain akan kehebatan Universitas Sumatera Utaraargumennya.
Sebaliknya, pihak yang lain bertanya, meminta pendapat dan berpegang pada
pihak yang mendominasi dalam mengambil keputusan.
6
4. Pola Komunikasi Monopoli (Monopoly Pattern)
Satu orang dipandang sebagai kekuasaan. Orang ini lebih bersifat
memerintah daripada berkomunikasi, memberi wejangan daripada mendengarkan
umpan balik orang lain. Pemegang kekuasaan tidak pernah meminta pendapat,
dan ia berhak atas keputusan akhir. Maka jarang terjadi perdebatan karena semua
sudah mengetahui siapa yang akan menang.
7
b. Empati
“Henry Backrack, seperti dikutip De Vito mendefinisikan empati
sebagai kemampuan
seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu
saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu. Berempati adalah merasakan
sesuatu seperti orang yang mengalaminya. Orang yang empatik mampu
memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka,
serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang”.
c. Sikap Mendukung
“Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana
terdapat sikap mendukung. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat
berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita dapat
memperlihatkan sikap mendukung dan bersikap :
● Deskriptif
Suasana yang bersifat deskriptif dan bukan evaluatif membantu
terciptanya sikap mendukung. Bila kita mempersepsikan suatu komunikasi
sebagai permintaan akan informasi atau uraian mengenai suatu kejadian
tertentu, kita umumnya tidak merasakannya sebagai ancaman. Tetapi apabila
kita berkomunikasi secara evaluatif tentu akan membuat perasaan tidak
nyaman.
● Spontan
Seseorang yang spontan dalam komunikasinya dan terus terang serta
terbuka dalam
mengutarakan pikirannya biasanya bereaksi dengan cara yang sama, terus
terang dan terbuka.
● Provisional
Bersikap provisional artinya berpikiran terbuka serta bersedia mendengar
pandangan yang berlawanan dan bersedia mengubah posisi jika ke adaan
mengharuskan”.
8
d. Sikap Positif
“Komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap postif
terhadap diri mereka sendiri. Selain itu, perasaan positif untuk situasi
komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Hal
tersebut didukung dengan dorongan dan menghargai keberadaan dan
pentingnya orang lain. Dorongan yang bersifat positif mendukung citra pribadi
kita dan membuat kita merasa lebih baik”.
e. Kesetaraan
“Dalam berkomunikasi harus ada pengakuan bahwa kedua pihak sama-
sama bernilai dan berharga. Namun, kesetaraan tidak mengharuskan kita
menerima dan menyetujui begitu saja semua prilaku verbal dan nonverbal
pihak lain, melainkan menerima pihak lain dan memberikan “penghargaan
positif tidak bersyarat” kepada orang lain”.
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. komunikasi keluarga adalah komunikasi yang terjadi diantara orang tua dengn
anak-anaknya dan suami dengan istri, dalam berbagai hal sebagai sarana
bertukar pikiran,mensosialisasikan nilai-nilai kepribadian orang tua kepada
anaknya, dan penyampaian segala persoalan atau keluh kesah dari anak
kepada kedua orang tuanya
2. hakekat komunikasi keluarga dilaksanakan sebagai upaya untuk menciptakan
keluarga yang saling mengenal dan saling memahami sesama anggota
keluarga sehingga dari situ dapat tercipta suasana yang harmonis dalam
keluarga.
3. Pola Komunikasi
a. Pola Komunikasi Persamaan (Equality Pattern)
b. Pola Komunikasi Seimbang Terpisah (Balance Split Pattern)
c. Pola Komunikasi Tak Seimbang Terpisah (Unbalanced Split Pattern)
d. Pola Komunikasi Monopoli (Monopoly Pattern)
4. Tips Komunikasi Efektif
a. Mendengarkan apa yang disampaikan dan membaca yang tidak
disampaikan dengan melihat ekspresi wajah.
b. Bertanya dengan pertanyaan yang tepat untuk menggali informasi.
c. Menyampaikan masalah diri sendiri dengan baik.
d. Cari waktu yang tepat untuk berkumpul.
e. Mencari informasi dari teman dekat suami atau anak tentang masalah yang
dihadapi.
5. Efektivitas Komunikasi Interpersonal
a. Keterbukaan
b. Empati
c. Sikap Mendukung
d. Sikap Positif
e. Kesetaraan
10
Daftar Pustaka
Amanda, artika. 2012. Pengaruh Keluarga. http://artikaamanda. Blogspot .com /2012 /02/
pengaruh-keluarga.html. diakses pada tanggal 23 Oktober 2021.
Umy. http://publikasi.umy.ac.id/files/journals/15/articles/923/public/923-1592-1-PB.pdf.
diakses pada tanggal 23 Oktober 2021
11