Anda di halaman 1dari 13

1.

PENGERTIAN JETTY
Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakan di kedua sisi muara
sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai. Selain
itu pula digunakan untuk menghalangi aliran air dari sungai yang berbelok dan membuat
terjadinya erosi pada pantai. Untuk penggunaan sebagai alur pelayaran, jetty harus
panjang sampai ujungnya berada di luar dari daerah dimana terjadi sedimen transport,
kondisi gelombang tidak pecah, sehingga memungkinkan kapal masuk kemuara sungai. .
Selain untuk melindingi alur pelayaran, jetty juga dapat digunakan untuk mencegah
pendangkalan di muara dalam kaitannya dengan pengendalian banjir. Sungai-sungai yang
bermuara pada pantai yang berpasir dengan gelombang yang cukup besar sering
mengalami penyumbatan muara oleh endapan pasir, karena pengaruh gelombang dan
angin, endapan pasir terbentuk di muara.

Gambar 1. Proses Transport Sendimen Pada Muara Sungai


Transport akan terdorong oleh gelombang masuk kemuara dan kemudian
diendapkan. endapan yang sangat besar dapat menyebabkan tersumbatnya muara
sungai. penutupan muara sungai dapat menyebabkan terjadinya banjir didaerah sebelah
hulu muara. Pada musim penghujan air banjir dapat mengerosi endapan sehingga sedikit
demi sedikit muara sungai terbuka kembali. Selama proses penutupan dan pembukaan
kembali tersebut biasanya disertai dengan membeloknya muara sungai dalam arah yang
sama dengan arah transport sedimen sepanjang pantai.
Gambar 1. Tampak Atas Bangunan Jetty
2. PENANGULANGAN PENUTUPAN MULUT MUARA
a. Untuk lalu lintas perahu nelayan
Muara harus terbuka terus baik musim hujan maupun musim kemarau. Usaha untuk
pengerukan saja tidak akan menyelesaikan masalah, karena mulut muara yang
dikeruk dengan cepat akan terisi kembali oleh pasir, akibat adanya angkutan pasir
menyusur pantai.
Untuk menahan angkutan pasir menyusur pantai yang akan masuk ke mulut muara,
umumnya dilakukan pembuatan Jetty. Karena di Indonesia ada dua musim, maka
angkutan pasir juga dua arah. Oleh karena itu, maka Jetty dibuat di kanan dan kiri.
Apabila pembuatan Jetty dilakukan pada musim hujan, pengerukan pada mulut
muara tidak perlu dilakukan karena mulut dalam keadaan terbuka. Apabila
pembuatan Jetty dilakukan pada musim kemarau saat mulut tertutup, perlu
dilakukan pengerukan.
Sementara itu dengan dibuatnya Jetty maka angkutan sedimen menyusur pantai
akan terganggu, sehingga terjadi suatu dampak fenomena klasik sebagai berikut.
a) sedimentasi di up-drift Jetty;
b) erosi di down-drift Jetty.
Apabila sedimentasi dibiarkan, majunya garis pantai akan mencapai ujung Jetty; dan
pasir akan melimpas ujung Jetty; menimbulkan sedimentasi yang akan
mengembalikan ke kondisi awal.
Ujung Jetty arah laut mencapai kedalaman alur untuk lalu lintas nelayan. Ujung Jetty
arah darat mencapai batas erosi down-drift. Untuk mencegah intrusi air asin ke arah
darat umumnya dibuat bendung karet.
3. Jenis Bangunan Jetty
Jetty dapat digunakan untuk menanggulangi masalah di muara sungai,
mengingat fungsinya hanya untuk penanggulangan banjir, maka dapat digunakan salah
satu dari bangunan berikut :
 Jetty panjang Jetty panjang jika panjang ujungnya berada diluar
gelombang pecah. Tipe ini bertujuan untuk menghalangi masuknya
sedimen ke muara,dan jika menggunakan konstruksi ini biaya pun
sangat mahal Maka dari itu jika fungsinya hanya untuk penaggulangan
banjir maka penggunaan jetty panjang ini tidak ekonomis.Bangunan ini
digunakan apabila daerah yang harus dilindungi terhadap banjir itu
sangat penting.
 Jetty sedang Jetty sedang apabila ujungnya berada antaar muka air
surut dan lokasi gelombang pecah yang berfungsi untuk menahan
sebagian transport sedimen sepanjang pantai.
 Jetty pendek Pada jetty pendek jika kaki ujung bangunan berada pada
permukaan air surut. Jetty pendek ini mempunyai fungsi untuk
menahan berbeloknya muara sungai dan mengkonsentrasikan aliran
pada alur yang telah ditetapkan untuk bisa mengerosi endapan.

Gambar 2. Jenis Bangunan Jetty


4. STRUKTUR BANGUNAN JETTY
Tipe bangunan training Jetty yang dipergunakan untuk perbaikan muara
sangat bermacammacam dan perlu disesuaikan dengan kondisi setempat.
Berdasarkan pengalaman dan studi literatur, bangunan Jetty dapat dibedakan
menjadi enam tipe, yaitu
1) susunan tumpukan batu (rubble mound wall),
2) susunan bronjong (gabion wall),
3) susunan turap baja kantilever (cantilevered steel sheet wall),
4) susunan turap baja (cellular steel sheet pile wall),
5) susunan kaison beton (concrete caisson wall),
6) susunan pipa beton bulat.
a) Jetty Rubble Mound
Lapisan luar/pelindung bangunan tipe rubble mound dikenal dengan armor. Armor
dapat terdiri atas tumpukan batu atau tumpukan blok-blok beton. Dinding
tumpukan batu ialah bentuk yang paling banyak dipakai dalam struktur bangunan
yang menjorok ke laut, seperti halnya bangunan Jetty, groin, dan pemecah
gelombang. Batu pecah atau batu besar (boulder) dalam berbagai ukuran dan
bentuk dapat dibuat konstruksi dinding dengan dituang secara acak ataupun diatur
dengan rapi. Kemiringan sisi bangunan (dinding tumpukan batu) dan ukuran batu
lapis lindung ditentukan berdasarkan tinggi gelombang rencana. Jika batu dengan
ukuran tersebut tidak terdapat di sekitar lokasi pekerjaan dalam jarak yang
ekonomis atau ukuran batu yang diperlukan terlalu besar sehingga sulit untuk
mendapatkannya, dapat dipergunakan batu buatan dari konstruksi beton yang
direncanakan khusus untuk keperluan tersebut.
Gambar. Konstruksi Tipe Rubble Mound
b) Jetty dari susunan bronjong
Susunan bronjong sangat populer untuk pekerjaan yang sifatnya cepat dan
mendesak. Konstruksi ini sering dipergunakan untuk perlindungan tebing sungai
yang terancam erosi dan masih relatif jarang dipergunakan untuk keperluan
bangunan maritim karena kawat pembungkus batu mudah mengalami korosi jika
berada dalam air laut. Untuk mengurangi atau memperpanjang umur ekonomis
bangunan dari dinding bronjong, perlu dilakukan pemilihan material yang tahan
korosi, misalnya dengan menggunakan kawat yang dilapisi bahan antikorosi
(misalnya PVC).
Gambar. Konstruksi Tipe Bronjong

c) Turap Baja Kantilever


Tipikal tampang lintang dari turap baja kantilever dapat dilihat pada Gambar Agar
konstruksi cukup stabil terhadap hempasan gelombang, turap baja harus
dipancang hingga mencapai tanah fondasi yang cukup baik. Untuk menghindari
kerusakan fondasi akibat gerakan struktur (yang disebabkan oleh gelombang),
tanah fondasi perlu diberi lapisan batu (toe protection). Lapisan ini dapat pula
berfungsi sebagai lapis lindung terhadap gerusan.

Gambar. Konstruksi Turap baja Kantilever

d) Kaison Beton
Konstruksi dinding kaison beton adalah konstruksi dinding yang terbuat dari
beberapa individu kaison. Kaison terbuat dari beton bertulang (kotak yang terbuat
dari beton bertulang). Kotak-kotak beton tersebut dibuat di darat, lalu diapungkan
ke lokasi pekerjaan, kemudian ditenggelamkan pada posisi yang telah ditentukan
dengan cara memasukkan air lewat lubang yang telah disediakan. Setelah itu,
kotak tersebut diisi material (batu atau pasir) dan ditutup dengan beton penutup
(concrete cap).

Gambar. Konstruksi Kaison Beton


e) Susunan Pipa Beton Bulat
Pipa beton bulat dapat dipergunakan sebagai unit-unit untuk pembuatan struktur
Jetty. Unitunit pipa beton disusun seperti terlihat pada Gambar 13. Pipa beton diisi
syklop. Agar menjadi satu kesatuan yang kokoh, antara unit yang satu dengan unit
lainnya diikat dengan angker. Dengan struktur yang relatif masif, akan terjadi
refleksi gelombang yang menyebabkan terjadinya erosi pada kaki struktur,
terutama pada bagian kepala. Untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat erosi
ini, di depan kaki struktur perlu dipasang pelindung kaki dari susunan batu kosong.

Gambar. Susunan Pipa Beton Bulat


5. PERENCANAAN JETTY
a. Pengukuran Bhatrimetri Pantai
Untuk mendesain bangunan pantai kita harus mempunyai kotur pantai
yang akan di tangani guna mendapatkan jenis bangunan pantai yang
tepat guna dalam pekerjaan konstruksi. Pengukuran dasar pantai
dilakukan dengan alat ecosonder pekerjaan ini juga sering di sebut
pengukuran batrimetri pantai. Pengukuran ini dilakukan minimal 0,5
km dari bibir pantai kea rah laut dan di sepnajang pantai yang akan di
tangani, berikut contoh hasil batrimetri pantai yang sudah di
gambarkan :

Gambar Contoh Gambar Batrimetri Pantai

b. Panjang minimum bangunan Jetty tanpa pengerukan alur saat surut terendah
(LAT)
Panjang Jetty agar tidak diperlukan perawatan atau pengerukan alur, haruslah
sampai pada suatu kedalaman ketika material dasar tidak tergerakkan oleh
gelombang atau arus. Namun, penentuan ini hanya cocok untuk muara yang
dipergunakan untuk keperluan pelayaran. Panjang Jetty yang tidak dipergunakan
untuk pelayaran dapat lebih pendek dari ukuran tersebut yang disesuaikan dengan
fungsi bangunan Jetty yang akan dibangun. Panjang Jetty arah darat minimum
sampai kedudukan garis pantai yang tererosi di hilir Jetty.
Sebagai pedoman awal untuk menentukan kedalaman ketika material belum
bergerak atau tidak terjadi angkutan material, dapat dipergunakan kriteria
gelombang pecah. Rumus yang paling sederhana untuk menentukan kedalaman
saat terjadi gelombang pecah adalah
db = 0,78 Hb
dengan pengertian
db : adalah kedalaman air pada saat gelombang pecah,(m);
Hb adalah tinggi gelombang pecah, (m).
Perhitungan kedalaman air pada saat gelombang pecah ini dilakukan pada saat
kondisi air surut (LAT) dan tinggi gelombang pecah yang diambil sama dengan tinggi
gelombang rencana. Dengan demikian, dapat ditentukan lokasi ujung bangunan
Jetty (bagian kepala), yaitu pada kedalaman tersebut (minimum).

c. Arah dan tata letak bangunan Jetty


Dalam menentukan arah dan tata letak bangunan Jetty, harus dipertimbangkan hal-
hal, yaitu
a) konfigurasi dasar sungai, muara dan pantai di lokasi pekerjaan,
b) alur pelayaran yang biasa digunakan oleh para nelayan,
c) benar secara hidraulis dan tidak mengganggu aliran,
d) biaya pembangunan Jetty serendah mungkin,
e) arah dominan datangnya gelombang,
f) kemampuan menyalurkan debit banjir.
Hal tersebut di atas perlu dipertimbangkan masak-masak agar diperoleh tata letak
dan
orientasi bangunan Jetty yang paling optimal.
d. Elevasi Mercu Bangunan Jetty
Dalam menentukan tinggi mercu bangunan Jetty, perlu dipertimbangkan
hal-hal sebagai
berikut.
 Untuk mengurangi pengaruh bangunan Jetty terhadap tinggi muka air
banjir di bagian hulu, elevasi mercu bangunan Jetty sebaiknya dibuat
tidak terlalu tinggi.
 Untuk memberikan kemampuan penggelontoran endapan di antara
kedua bangunan Jetty, elevasi mercu bangunan Jetty sebaiknya dibuat
pada elevasi pasang tertinggi (HAT).
 Untuk keperluan navigasi, elevasi mercu bangunan Jetty sebaiknya
berada diatas HAT agar terlihat.
 Supaya bangunan Jetty berfungsi sebagai bangunan penahan
pasir/lumpur, bangunan Jetty harus lebih tinggi dari elevasi pasang
tertinggi ditambah tinggi keamanan akibat wave run-up.
 Bangunan Jetty biasanya dibangun di atas tanah lunak yang
mempunyai potensi cukup besar untuk terjadinya penurunan
bangunan. Untuk mengatasi hal ini, perlu adanya pertambahan
ketinggian agar bangunan Jetty dapat berfungsi sesuai dengan
rencana. Untuk meningkatkan daya dukung tanah, perlu dipasang
cerucuk dari kayu atau bambu. Kedalaman dan jarak cerucuk
tergantung dari beban Jetty dan kondisi tanah.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, elevasi mercu bangunan Jetty dapat


ditentukan sebagai
berikut.
ELmercu = HAT + R
dengan pengertian
ELmercu : elevasi mercu bangunan Jetty, (m);
HAT : muka air pasang tertinggi, (m);
R : tambahan ketinggian yang besarnya, yaitu :
1,00 meter pada bagian pangkal dan tengah;
1,50 meter untuk bagian ujung (kepala).
Untuk lokasi yang mempunyai angkutan pasir sangat besar, nilai R
minimum diambil sama dengan tinggi gelombang rencana (Hrencana). Jika
R terlalu kecil, pasir akan masuk ke alur lewat mercu bangunan Jetty pada
saat terjadi gelombang besar (lewat proses overtopping) sehingga dapat
menutup alur tersebut.
Untuk mengantisipasi terbentuknya dunes akibat pengaruh angin yang
kencang, elevasi mercu diperhitungkan terhadap geomorfologi daerah
dengan mengukur ketinggian dunes yang pernah terbentuk sehingga
bangunan tidak akan tertimbun pasir. Pada Gambar 7
disajikan sketsa elevasi mercu Jetty terhadap MSL.

Gambar . Elevasi mercu Jetty dan gerusan local di kaki Jetty

e. Penyalur debit banjir


Bangunan Jetty harus direncanakan dapat menyalurkan debit banjir rencana yang
dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan pengendalian banjir di bagian hulu sungai
(upstream). Karena debit banjir yang dialirkan biasanya jauh lebih besar daripada
kapasitas alur di antara bangunan Jetty, air banjir sebagian akan melimpas lewat mercu
bangunan Jetty. Oleh karena itu, konstruksi mercu harus dibuat cukup kuat terhadap
limpasan air banjir ini. Dalam perbaikan muara sungai kecil, debit banjir-rencana
disarankan menggunakan debit banjir dengan kala ulang 20 tahunan (Q20 th).

Anda mungkin juga menyukai