Anda di halaman 1dari 3

Nama : Richard William

NPM : 2106671422

Kelas : A211

Mata Kuliah : Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi

Movie Review: Deepwater Horizon (2016)


Deepwater Horizon (2016) adalah film yang menceritakan suatu insiden kebocoran
minyak yang disertai ledakan di anjungan pengeboran minyak Deepwater Horizon, Teluk
Meksiko. Deepwater Horizon adalah anjungan pengeboran minyak di bawah kepemilikan British
Petroleum (BP). Peristiwa menggenaskan ini terjadi pada tanggal 20 April 2010 dan dianggap
sebagai kecelakan minyak terburuk dalam sejarah Amerika Serikat.

Plot film:

Film ini berfokus pada pengalaman Mike Williams dan rekan-rekannya menyelamatkan
diri dari ledakan Deepwater Horizon. Kejadian itu bermula pada tanggal 20 April 2010,
Deepwater Horizon yang dioperasikan oleh kontraktor swasta, Transocean, tengah disiapkan
untuk melaksanakan pengeboran atas nama BP. Mike Williams selaku Kepala Teknisi Elektronik
dan Mr. Jimmy selaku Manajer Instalasi Lepas Pantai mendapati bahwa tes ketahanan semen
tidak dilakukan, di bawah desakan 2 manajer BP, yaitu: Donald Vidrine dan Robert Kaluza. Mr.
Jimmy kemudian menemui Vidrine dan Kaluza, untuk menyatakan keberatannya dan akhirnya
meminta tes tekanan negatif sebagai alternatif dari tes ketahanan semen. Vidrine dan Kaluza
pun menyetujui proposal ini. Pada tes tekanan negatif yang pertama menunjukkan hasil yang
mengkhawatirkan dimana tekanan terlihat sangat tinggi, tetapi Vidrine berdalih bahwa jika
memang tekanan sangat tinggi maka seharusnya akan banyak lumpur yang keluar dari bor, dan
pada saat itu tidak ada lumpur sama sekali, sehingga Vidrine berargumen bahwa alat pembaca
tekanannya mungkin rusak. Kemudian dilakukan tes kedua, pada proses tes kedua ini terlihat
bahwa tekanan sempat tinggi akan tetapi menjelang tes berakhir, tekanan menjadi stabil dan
akhirnya menunjukkan hasil yang stabil. Melihat hasil kedua, Mr. Jimmy pun menyetujui
pengeboran.

Tidak lama setelah pengeboran dilaksanakan, semen yang dipasang pun mulai runtuh
yang kemudian menyebabkan meledaknya alat bor dikarenakan tekanan yang sangat kuat, area
pengeboran pun dibanjiri lumpur dan minyak mentah. Pada kejadian ini pun, banyak teknisi
yang tewas akibat tertimpa puing-puing bor yang rusak. Setelah meledaknya bor akibat
tekanan, dilanjutkan dengan berbagai malfungsi teknis yang menyebabkan putusnya aliran
listrik di sepenjuru anjungan dan mulainya kebakaran yang sangat besar. Pada kesempatan ini
Mike berusaha menyelamatkan rekan-rekannya sebanyak mungkin, termasuk Vidrine dan
Kaluza, yang notabene adalah pihak yang bertanggung jawab atas bencana ini.

Setelah mengirimkan sinyal minta tolong, akhirnya bantuan dari penjaga pantai pun tiba,
dan kru yang berhasil selamat pun dievakuasi.

Analisis:

Decision-making bias adalah kesalahan sistematis yang dilakukan seseorang dalam proses
pengambilan keputusan, kesalahan-kesalahan ini umumnya diasosiasikan dengan penggunaan
judgemental heuristics. Judgemental heuristics adalah jalan pintas yang digunakan seseorang
guna mengurangi/melewati proses pengolahan infromasi. Judgemental heuristics sebenarnya
dapat membantu seseorang untuk mengevaluasi suatu keadaan, akan tetapi karena jalan pintas
yang digunakan didasari pengetahuan atau pengalaman dari masa lalu, maka keputusan yang
diambil berpotensi menjadi subjektif dan bias. Saya mendapati beberapa decision-making bias
yang dilakukan berbagai karakter ketika melakukan serangkaian tes dan akhirnya mengambil
keputusan untuk melakukan pengeboran.

1. Overconfidence bias, dilakukan oleh Vidrine dan Kaluza dimana mereka terlalu percaya
akan ketahanan semen yang dipasang sehingga merasa tidak perlu lagi melakukan uji
ketahanan semen. Keputusan ini sangat krusial karena pada kenyataannya semen
tersebut akhirnya tidak mampu menahan tekanan dan menyebabkan anjungan meledak.
Keputusan ini kemungkinan besar didasari atas arogansi Vidrine dan Kaluza bahwa semen
yang mereka pasang pasti kuat menahan tekanan yang ada. Di samping itu, faktor yang
mungkin mempengaruhi keputusan mereka adalah fakta bahwa proyek mereka tertunda
jauh dari jadwal yang ada, sehingga Vidrine dan Kaluza terkesan buru-buru ingin
melakukan pengeboran sesegera mungkin.
2. Confirmation bias yang dilakukan oleh Vidrine dimana dia sangat ingin melakukan
pengeboran sesegera mungkin, sehinga dia mengabaikan hasil tes negatif pertama yang
menunjukkan tekanan yang sangat tinggi, dan hanya sekedar mencari validasi atas
keputusannya (berargumen bahwa jika tekanan memang tinggi, kenapa tidak ada lumpur
yang keluar dari titik pengeboran). Keputusan yang diambil Vidrine sangat semberono,
keputusan ini mungkin disebabkan tekanan yang dihadapi Vidrine untuk menekan biaya
dan waktu.
3. Anchoring bias yang dilakukan oleh Mr. Jimmy. Sebenarnya keputusan akhir untuk
melaksanakan pengeboran berada di tangan Mr. Jimmy. Akan tetapi, saat mengambil
keputusan itu, Mr. Jimmy sedang tidak fokus karena sedang menerima suatu
penghargaan dan rekan-rekannya mengadakan perayaan untuknya. Karenanya Mr. Jimmy
tidak hadir untuk melihat tes tekanan negatif yang sedang dilakukan dan hanya menerima
informasi via telepon. Hal ini menyebabkan Mr. Jimmy melakukan pengambilan
keputusan atas informasi yang diberikan oleh operator yang menjalanka tes tekanan
negatif (dan perlu dicatat operator tersebut merasa diintimidasi oleh Vidrine, sehingga
turut menekan Mr. Jimmy untuk segera mengambil keputusan). Mr. Jimmy pun langsung
mengambil keputusan tanpa melihat keseluruhan fakta secara jelas.
4. Hindsight bias yang tidak secara langsung terlihat, tetapi saya menganggap ini menarik.
Karena Mr. Jimmy ataupun Vidrine berpotensi melakukan Hindsight bias ini. Kedua
karakter ini memiliki perbedaan pendapat terkait pengeboran yang ingin dilakukan.
Karena hasil akhir kejadian ini adalah anjungan meledak disebabkan pengeboran yang
gagal, maka Mr. Jimmy berpotensi melakukan Hindsight bias, dengan menyalahkan
Vidrine atas kejadian ini. Sedangkan jika hasil akhir kejadian ini berbeda 180 derajat,
dimana pengeboran sukses maka Vidrine berpotensi untuk merasa keputusannya adalah
keputusan yang tepat, padahal nyatanya keputusan Vidrine sangat semberono dan
berbahaya.

Bias-bias yang terjadi dalam rentetan pengambilan keputusan dalam film Deepwater
Horizon ini sebenarnya bisa dicegah, apabila Vidrine, Kaluza, hingga Mr. Jimmy melihat
permasalahan ini secara objektif atau meminta pendapat kolega-koleganya sehingga mereka
dapat memperluas perspektif untuk mengambil keputusannya.

Anda mungkin juga menyukai