A. Pemugaran
Pemugaran dilakukan untuk perbaikan dan/atau pembangunan kembali
perumahan dan permukiman menjadi perumahan dan permukiman yang layak huni.
Pemugaran merupakan kegiatan perbaikan rumah, prasarana, sarana, dan/atau
utilitas umum. Pemugaran dilakukan untuk mengembalikan fungsi sebagaimana
semula. Pemugaran dilakukan melalui tahap:
1. Pra Konstruksi
Pemugaran pada tahap pra konstruksi meliputi:
a. identifikasi permasalahan dan kajian kebutuhan pemugaran;
b. sosialisasi dan rembuk warga pada masyarakat terdampak;
c. pendataan masyarakat terdampak;
d. penyusunan rencana pemugaran; dan
e. musyawarah dan diskusi penyepakatan.
2. Konstruksi
Pemugaran pada tahap konstruksi meliputi:
a. proses ganti untung bagi masyarakat terdampak berdasarkan hasil
kesepakatan;
b. proses pelaksanaan fisik pemugaran; dan
c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan fisik pemugaran.
3. Pasca Konstruksi
Pemugaran pada tahap pasca konstruksi meliputi:
a. pemanfaatan; dan
b. pemeliharaan dan perbaikan.
B. Peremajaan
Peremajaan dilakukan untuk mewujudkan kondisi rumah, perumahan, dan
permukiman yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan keamanan penghuni
dan masyarakat sekitar. Peremajaan dilakukan melalui pembongkaran dan penataan
secara menyeluruh terhadap rumah, prasarana, sarana, dan/atau utilitas umum.
Peremajaan harus dilakukan dengan terlebih dahulu menyediakan tempat tinggal
sementara bagi masyarakat terdampak. Peremajaan dilakukan melalui tahap:
1. Pra Konstruksi
Peremajaan pada tahap pra konstruksi meliputi:
a. Identifikasi permasalahan dan kajian kebutuhan peremajaan;
b. penghunian sementara untuk masyarakat terdampak pada lokasi lain;
c. sosialisasi dan rembuk warga pada masyarakat terdampak;
d. pendataan masyarakat terdampak;
e. penyusunan rencana peremajaan; dan
f. musyawarah dan diskusi penyepakatan.
2. Konstruksi
Peremajaan pada tahap konstruksi meliputi:
a. proses ganti untung bagi masyarakat terdampak berdasarkan hasil
kesepakatan;
b. proses pelaksanaan fisik peremajaan pada lokasi permukiman eksisting;
c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan fisik peremajaan; dan
d. proses penghunian kembali masyarakat terdampak.
3. Pasca Konstruksi
Peremajaan pada tahap pasca konstruksi meliputi:
a. pemanfaatan; dan
b. pemeliharaan dan perbaikan.
C. Pemukiman Kembali
Pemukiman kembali dilakukan untuk mewujudkan kondisi rumah, perumahan,
dan permukiman yang lebih baik guna melindungi keselamatan dan keamanan
penghuni dan masyarakat. Pemukiman kembali dilakukan melalui tahap:
1. Pra Konstruksi
Pemukiman kembali pada tahap pra konstruksi meliputi:
a. kajian pemanfaatan ruang dan/atau kajian legalitas lahan;
b. penghunian sementara untuk masyarakat terdampak pada lokasi lain;
c. sosialisasi dan rembuk warga pada masyarakat terdampak;
d. pendataan masyarakat terdampak;
e. penyusunan rencana pemukiman baru, rencana pembongkaran
pemukiman eksisting dan rencana pelaksanaan pemukiman kembali;
dan
f. musyawarah dan diskusi penyepakatan.
2. Konstruksi
Pemukiman kembali pada tahap konstruksi meliputi:
a. proses ganti untung bagi masyarakat terdampak berdasarkan hasil
kesepakatan;
b. penghunian sementara masyarakat terdampak pada lokasi lain apabila
dibutuhkan;
c. proses legalitas lahan pada lokasi pemukiman baru;
d. proses pelaksanaan fisik (pembangunan) perumahan dan permukiman
baru;
e. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan fisik pemukiman
kembali;
f. proses penghunian kembali masyarakat terdampak; dan
g. proses pembongkaran pada lokasi pemukiman eksisting.
3. Pasca Konstruksi
Pemukiman kembali pada tahap pasca konstruksi meliputi:
a. pemanfaatan; dan
b. pemeliharaan dan perbaikan.