Anda di halaman 1dari 9

Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 2, Agustus 2018

ANALISA PENGELOLAAN MODAL KERJA TERHADAP


TINGKAT LIKUIDITAS PADA UD. CAHAYA MANDIRI DI
KOTA AMBON

Rumra Suryanti Ismail, Marissa Silooy1


1
Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Maluku, Ambon
Email: yantiismail22@yahoo.com, Silooy.marissa@yahoo.com

Abstract
This study aimed to analyze the influence of working capital
management to the level of liquidity in UD. Cahaya Mandiri in the city of
Ambon from years 2014-2016. Variables used in this study is the management
of working capital and liquidity as the independent variable as the dependent
variable. Statistical methods used in this study is a simple linear regression
analysis in ad vance of working capital management with measurement tools
that turnover of working capital and liquidity analysis measuring devices are
used, among others Curren Ratio, Quick Ratio and Cash Ratio. The result showed
that the management of working capital have a negative impact and no
significant effect on the level of liquidity in the company UD. Cahaya Mandiri in
the city of Ambon.

Keywords: Working Capital Management, Liquidity and Ratio Analysis

99
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 2, Agustus 2018

1. Pendahuluan tersedia untuk membiayai kegiatan


operasi perusahaan sehari-hari, seperti
Perkembangan ekonomi membayar gaji karyawan, membayar
sangatlah pesat sehingga permasalahan hutang dan sebagainya (Sawir,
yang dihadapi oleh bidang usaha 2008), yang diperkirakan untuk
semakin kompleks dan bersifat memenuhi keseluruhan hutang
dinamis. Salah satu permasalahan yang lancarnya selama 1 periode operasi.
dihadapi oleh perusahaan adalah Besarnya aktiva lancar juga
masalah keuangan. Untuk itu, dalam mengidentifikasikan bahwa perusahaan
melaksanakan kegiatan usaha selain memiliki likuiditas yang baik atau
ditunjang oleh pemerintah, maka peran sebaliknya. Untuk itu perlu adanya
dari dalam perusahaan itu sendiri pengelolaan modal kerja yang baik agar
sangat perlu untuk diperhatikan. perusahaan mampu menjaga tingkat
Hal ini terkait dengan likuiditasnya.
pengelolaan dan manajemen Modal kerja sangat
perusahaan karena dengan pengelolaan dibutuhkan oleh suatu perusahaan
dan manajemen perusahaan yang baik karena modal kerja yang cukup maka
dan profesional, maka tujuan perusahan bisa membayar semua
perusahaan dapat tercapai secara efektif kewajiban-kewajiban jangka pendek
dan efisien. Oleh kerena itu, mereka dan memperoleh laba yang baik. UD.
perlu ditunjang dengan berbagai Cahaya Mandiri yang merupakan usaha
fasilitas seperti bantuan modal kerja yang bergerak dibidang distributor
dari pemerintah termasuk penjualan sembako dan kelontong
kemudahan-kemudahan lain dalam merupakan usaha swasta yang ada di
proses melaksanakan kegiatan usaha kota Ambon dan perlu untuk
karena modal kerja bagi suatu melakukan analisis yang berkaitan
perusahaan sangatlah penting untuk dengan pengelolaan modal kerja.
operasional demi kelangsungan hidup Berdasarkan laporan keuangan UD.
perusahaan. Cahaya Mandiri periode tahun 2014
Modal kerja adalah sampai tahun 2016 yang dapat dilihat
keseluruhan aktiva lancar yang bisa pada table 1.1 sebagai berikut:
dijadikan uang kas yang dimiliki
perusahaan, atau dana yang harus

Tabel 1.1.
Modal Kerja dan Laba Bersih UD.
Cahaya Mandiri Periode 2015-2016
Tahun Kas Aktiva Lancar Hutang Lancar MK Bersih

2014 382.851.640 1.118.124.200 190.516.200 927.608.000

2015 332.000.000 1.173.450.000 347.816.000 825.634.000

2016 158.600.000 791.000.000 329.000.000 462.000.000

Sumber: Laporan Keuangan UD. Cahaya Mandiri di Kota Ambon

100
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 2, Agustus 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat satu tahun atau kurang dari satu tahun
dilihat bahwa kas dari tahun ketahun (keown et al, 2010). Modal kerja juga
didefinisikan sebagai modal yang
mengalami penurunan dimana pada tahun
digunakan untuk membiayai
2014 kas yang dihasilkan sebesar operasional perusahaan sehari- hari,
Rp.382.851.640, dan pada tahun 2015 kas terutama yang memiliki jangka waktu
yang dihasilkan menurun menjadi pendek. Apabila perusahaan
Rp.332.000.000 dan pada tahun 2016 kas kekurangan modal kerja untuk
yang dihasilkan lebih kecil sebesar memperluas penjualan dan
Rp.158.600.000. Aktiva lancar yang meningkatkan produksinya, maka besar
dihasilkan mengalami fluktuasi dari tahun kemungkinan akan kehilangan
ketahun, dimana pada tahun 2014 aktiva pendapatan dan keuntungan.
lancar yang dihasilkan sebesar Perusahan yang tidak memiliki modal
Rp.1.118.124.200, pada tahun 2015 aktiva kerja yang cukup, tidak dapat
lancar yang dihasilkan naik menjadi membayar kewajiban jangka pendek
Rp.1.173.450.000, sedangkan tahun 2016 tepat pada waktunya dan akan
aktiva yang dihasilkan menurun menjadi menghadapi masalah likuiditas.
Rp.791.000.000 dan hal ini disebabkan Investasi modal kerja merupakan proses
karena terjadi peningkatan penjualan. terus-menerus selama perusahaan
beroperasi.
Berbeda dengan aktiva lancar, modal kerja
Thaler (1980) mengatakan
bersih mengalami penurunan dari tahun ke
terdapat tiga komponen dalam proses
tahun, dimana pada tahun 2014 modal mental accounting, yakni; pertama,
kerja bersih yang dihasilkan sebesar persepsi terhadap hasil (outcomes) dan
Rp.927.608.000, menurun pada tahun 2015 membuat serta mengevaluasi
sebesar Rp.825.634.000, dan tahun 2016 keputusan. Kedua, menetapkan
modal kerja bersih yang dihasilkan aktivitas untuk pencatatan yang
menurun lagi sebesar Rp.462.000.000, hal spesifik. Ketiga, menentukan
ini disebabkan karena hutang lancar yang pembatasan periode waktu terhadap
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. mental accounting lainnya yang
Dengan demikian aktiva lancar mengalami berkaitan.
fluktuasi dari tahun ke tahun tetapi
cenderung menurun, disisi lain hutang 2.2. Faktor-faktor Yang
lancar mengalami peningkatan dari tahun Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja
ke tahun. Hal ini tentu saja sangat Modal kerja yang dibutuhkan
mempengaruhi tingkat likuiditas bagi perusahaan harus segera terpenuhi
perusahaan. sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Namun, terkadang untuk memenuhi
Dengan melihat pada persoalan kebutuhan modal kerja seperti yang
yang dihadapi maka penulis tertarik untuk diinginkan tidaklah selalu tersedia. Hal
meneliti permasalahan ini lebih jauh dan ini disebabkan terpenuhi tidaknya
mencoba membatasinya dengan judul: kebutuhan modal kerja sangat
“ANALISIS PENGELOLAAN MODAL tergantung kepada beberapa faktor yang
KERJA TERHADAP TINGKAT memenuhinya.
LIKUIDITAS PADA UD. CAHAYA Menurut Kasmir (2011:254),
MANDIRI DI KOTA AMBON”. menyatakan bahwa: Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi modal
kerja, yaitu: jenis perusahaan, syarat
2. TINJAUAN PUSTAKA kredit, waktu produksi dan tingkat
2.1. Pengertian Modal kerja perputaran persediaan.
Modal kerja adalah investasi
total perusahaan pada aktiva lancar
atau aktiva yang diharapkan dapat
dikonversi menjadi kas dalam waktu

101
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 2, Agustus 2018

2.3. Sumber dan Penggunaan Modal atau aktiva lancardapat pula dihitung
Kerja dari neraca dan income statement pada
Kasmir (2011:256), menyatakan suatu saat tertentu.
bahwa: Sumber-sumber dana untuk
modal kerja dapat diperoleh dari 2.5. Rasio Likuiditas
penurunan jumlah aktiva dan kenaikan Likuiditas merupakan suatu
pasiva. Berikut ini beberapa sumber gambaran kemampuan suatu
modal kerja yang dapat digunakan, perusahaan dalam memenuhi kewajiban
yaitu: 1. Hasil operasi perusahaan, 2. jangka pendeknya secara lancar dan
Keuntungan penjualan surat-surat tepat waktu (Fahmi, 2011). Menurut
berharga, 3. Penjualan saham, 4. (Kasmir,2013) ada perusahaan yang
Penjualan aktiva tetap, 5. Penjualan tidak mampu atau tidak sanggup untuk
obligasi, 6. Memperoleh pinjaman, 7. membayar seluruh atau sebagian
Dana hibah, dan 8. Sumber lainnya. utang (kewajibannya) yang sudah jatuh
Penggunaan modal kerja yang tempo pada saat ditagih. Atau terkadang
mengakibatkan berkurangnya aktiva perusahaan juga sering tidak memiliki
lancar antara lain pengeluaran biaya dana untuk membayar kewajiban tepat
jangka pendek dan pembayaran waktu hal ini terjadi karena perusahaan
utangjangka pendek (termasuk utang tidak memiliki dana yang cukup untuk
dividen), adanya pemakaian prive yang menutupi utang yang jatuh tempo
berasal dari keuntungan (pada tersebut.
perusahaan perseorangan dan Menurut Horne (2012)
persekutuangan), kerugian usaha atau likuiditas merupakan berbanding
kerugian insidentil yang memerlukan terbalik dengan profitabilitas, yaitu
pengeluaran kas, pembentukan dana peningkatan likuiditas biasanya diikuti
untuk tujuan tertentu seperti dana dengan penurunan profitabilitas, karena
pensiun pegawai, pembayaran utang adanya dana yang menganggur (idle
obligasi yang telah jatuh tempo, money) yang tidak terpakai sehingga
penempatan kembali aktiva tidak dapat mengurangi kemampuan
lancar, pembelian tambahan aktiva perusahaan dalam menghasilkan
tetap, aktiva tidak berwujud, dan profitabilitas.Adapun rasio-rasio
investasi jangka panjang, pembayaran likuiditas menurut Harahap; 2008:301
utang jangka panjang dan pembelian sebagai berikut :
kembali saham perusahaan. 1. Rasio Lancar = Aktiva Lancar :
Utang Lancar
2.4. Perputaran Modal Kerja Rasio ini menunjukkan sejauh
Antara penjualan dengan mana aktiva lancar menutupi
modal kerja terdapat hubungan yang kewajibankewajiban lancar. Aktiva
erat. Bila volume penjualan naik lancar disini meliputi kas, piutang
investasi persediaan dan piutang juga dagang, persediaan dan aktiva lancar
meningkat, ini berarti juga
lainnya. Sedangkan kewajiban lancar
meningkatkan modal kerja. Untuk
menguji efisiensipenggunaan modal meliputi hutang dagang, hutang wesel,
kerja, peneliti dapat menggunakan hutang bank, hutang gaji dan hutang
perputaran modal kerja (working capital lainnya yang harus segera di bayar.
turnover). Working capital turnover Semakin besar perbandingan aktiva
(WCT) yaitu rasio yang lancar dengan utang lancar semakin
memperlihatkan adanya keefektifan tinggi kemampuan perusahaan
modal kerja dalam pencapaian menutupi kewajiban jangka pendeknya.
penjualan.Untuk menilai keefektifan 2. QuickRatio = Aktiva Lancar :
modal kerja dapat digunakan ratio Persediaan Hutang Lancar
antara total penjualan dengan jumlah Quick Ratio merupakan rasio
modal kerja rata-rata. Tingkat antara aktiva lancar sesudah dikurangi
perputaran (turnover rate) modal kerja persediaan dengan hutang lancar. Rasio

102
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 2, Agustus 2018

ini menunjukkan besarnya alat likuid digunakan hipotesa sebagai jawaban


yang paling cepat yang dapat digunakan sementara yang akan diuji kebenarannya
untuk melunasi hutang lancar. melalui alat analisis yang digunakan
3. Rasio Kas = Kas : Aktiva Lancar yaitu perputaran modal kerja, rasio
Rasio ini menunjukkan porsi likuiditas dan metode regresi linear
jumlah kas dibandingkan dengan total sederhana.
aktiva lancar.
4. ANALISIS DATA DAN
3. METODE PENELITIAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan Dalam penelitian ini, untuk
metode deskriptif kuantitatif yang mengetahui pengelolaan modal kerja
bertujuan untuk membuat deskripsi pada UD. Cahaya Mandiri, maka perlu
secara sistematis dan dibatasi pada ruang dijelaskan beberapa perhitungan sebagai
lingkup analisis pengelolaan dana
berikut:
sebagai modal kerja terhadap likuiditas
dan untuk menjawab penelitianini,

Tabel 4.1
Modal Kerja dan Laba Bersih UD. Cahaya Mandiri Periode 2014-2016

Tahun Kas AktivaLancar HutangLancar MK Bersih

2014 382.851.640 1.118.124.200 190.516.200 927.608.000

2015 332.000.000 1.173.450.000 347.816.000 825.634.000

2016 158.600.000 791.000.000 329.000.000 462.000.000


Sumber: Laporan Keuangan UD. Cahaya Mandiri di Kota Ambon

1. Perputaran Modal Kerja kerja dapat menghasilkan Rp.4,17 dari


penjualan. Sedangkan pada tahun 2015
1. Perputaran Modal Kerja = perputaran modal kerja sebanyak 6,09
Total Penjualan kali yang berarti bahwa dalam setiap
Modal Kerja Bersih Rp.1,00 modal kerja dapat
menghasilkan Rp.6,09 dari penjualan,
- Tahun 2014 = 3.867.351.560 dan pada tahun 2016 perputaran modal
927.608.000 kerja sebanyak 17,39 kali yang berarti
= 4,17kali bahwa dalam setiap Rp.1,00 modal kerja
- Tahun 2015 = 5.024.307.280 dapat menghasilkan Rp.17,39 dari
825.634.000 penjualan.
= 6,09 kali
- Tahun 2016 = 8.034.565.265 2. Analisis Rasio Likuiditas
462.000.000 1. Curren Ratio = aktiva lancar
= 17,39 kali hutang lancar

Dilihat dari hasil perhitungan - Tahun 2014 = 1.118.124.200 = 5,86


diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 190.516.200
2014 perputaran modal kerja - Tahun 2015 = 1.173.450.000 = 3,37
UD.Cahaya Mandiri sebanyak 4,17 kali 347.816.000
yang artinya dalam setiap Rp.1,00 modal - Tahun 2016 = 791.000.000 = 2,40
329.000.000

103
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 2, Agustus 2018

Dari hasil perhitungan di atas 3.Cash Ratio = Kas


diketahui bahwa setiap Rp.1 hutang Aktiva Lancar
lancar dijamin dengan Rp.5,86 aktiva
lancar untuk tahun 2014, sedangkan Cash Ratio ini menunjukkan
pada tahun 2015 terjadi penurunan yaitu porsi jumlah kas dibandingkan dengan
Rp.1 hutang lancar dijamin dengan total aktiva lancar.
Rp.3,37 aktiva lancar dan menurun
lagi pada tahun 2016 yaitu Rp 1 hutang - Tahun 2014 = 382.851.640
lancar dijamin dengan Rp.2,40 aktiva 1.118.124.200
lancar. =0,34
2.Quick ratio = - Tahun 2015 = 332.000.000
aktiva lancar – persediaan 1.173.450.000
hutang lancar = 0,28
- Tahun 2016 = 158.600.000
Quick rasio merupakan rasio 791.000.000
antara aktiva lancar sesudah dikurangi = 0,20
dengan hutang lancar. Rasio nini
menunjukan besarnya alat likuid yang Berdasarkan perhitungan di atas
paling cepat yang bisa digunakan untuk diketahui bahwa Rp.1, aktiva lancar
melunasi hutang lancar. dijamin dengan Rp.0,34, nilaikas untuk
tahun 2014. Pada tahun 2015, Rp.1,
- Tahun 2014 = aktivalancar dijamin dengan Rp.0,28,
1.118.124.200 - 623.272.560 nilai kas sedangkan untuk tahun 2016
190.516.200 Rp.1, aktiva lancar dijamin dengan
= 494.851.640 nilaikas sebesar Rp.0,20.
190.516.200 Setelah melihat hasil
=2,59 perhitungan current ratio, quick ratio
- Tahun 2015 = dan cash ratio dari UD. Cahaya Mandiri
1.173.450.000 - 696.450.000 ini, maka jelaslah bahwa hal ini
347.816.000 mengalami penurunan. Semakin tinggi
= 477.000.000 curren ratio, quick ratio maupun cash
347.816.000 ratio berarti semakin besar kemampuan
= 1,37 perusahaan dalam memenuhi hutang-
- Tahun 2016 = hutangnya. Sebaliknya, semakin rendah
791.000.000 - 527.400.000 curren ratio, quick ratio maupuncash
329.000.000 ratio berarti semakin kecil kemampuan
= 263.600.000 perusahaan dalam memenuhi hutang-
329.000.000 hutangnya.
= 0,80
3. Analisis Regresi Sederhana
Berdasarkan perhitungan di atas A. Persamaan Regresi
diketahui bahwa Rp.1, hutang lancar Dalam pengolahan data dengan
dijamin denngan Rp.2,59, aktiva lancar menggunakan regresi linear sederhana,
yang paling lancar untuk tahun 2014. dilakukan beberapa tahapan untuk
Pada tahun 2015, Rp.1, hutang lancar mencari hubungan antara variabel
dijamin dengan Rp.1,37, aktiva lancar independen dengan variable dependen
yang paling lancar, sedangkan untuk melalui pengaruh pengelolaan modal
tahun 2016 Rp.1 Hutang lancar dijamin kerja (X) terhadap Likuiditas (Y).
dengan aktiva lancar yang paling lancar Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.2
sebesar Rp.0,80. berikut ini.

104
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 2, Agustus 2018

Tabel 4.2
Analisis Hasil Regresi
Coefficients

Unstandardized Coefficients
Model B Std. Error t Sig.

1 (Constant) 5.730 1.622 3.533 .176


Modal
-.201 .149 -1.352 .406
Kerja

a. Dependent Variabel: Likuiditas tidak searah dengan modal kerja.


Ketika modal kerja naik maka
Model regresi berdasarkan likuiditas akan menurun. Sebaliknya,
hasil analisa di atas adalah sebagai ketika modal kerja menurun maka
berikut: likuiditas akan naik.
Y = a + bX Dari analisa ini juga diperoleh
Y = 5,730 - 0,201X nilai signifikansi untuk variabel
Dimana: y = Likuiditas independent adalah 0,406 > 0,05 yang
a = Konstanta berarti bahwa modal kerja tidak
b = Koefisien Regresi berpengaruh signifikan terhadap
x = Modal Keja likuiditas.

Besarnya konstanta (a) dalam B. Analisis Koefisien Korelasi dan


persamaan regresi sesuai hasil olahan Koefisien Determinasi
dengan SPSS diperoleh nilai sebesar Nilai koefisien korelasi (R)
5,730. Nilai ini artinya bahwa jika menunjukan seberapa besar korelasi atau
variabel modal kerja sama dengan nol hubungan antara variabel independen
(x=0), maka likuiditas adalah sebesar dengan variabel dependen. Koefisien
5,730. Koefisien regresi (b) = -0,201 korelasi dikatakan kuat apabila nilai R
berada di atas 0,5 dan mendekati 1.
artinya arah regresi adalah negatif. Ini
berarti bahwa kenaikan likuiditas

Tabel 4.3
Hasil Analisis Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi model summary
Adjusted R
Model R R Square Square

1 .804a .646 .293


a. predictors: (Constant), Modal kerja

105
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 2, Agustus 2018

Berdasarkan hasil olahan yang diperoleh senilai 0,646,


data diperoleh besarnya koefisien menunjukan bahwa modal kerja
korelasi sebesar 0,804. Nilai ini memberikan pengaruh terhadap
artinya modal kerja berkorelasi likuiditas sebesar 64,6% dan sisanya
sangat kuat dengan likuiditas. Dari 35,4 dipengaruhi oleh faktor lainnya.
output tersebut diperoleh juga nilai
koefisien determinasi (R2) 0,646, 6. KESIMPULAN
yang mengandung pengertian bahwa Dari tujuan penelitianya itu
pengaruhvariable bebas (modal kerja) untuk mengetahui pengaruh pengelolaan
terhadap variable terikat (likuiditas) modal kerja terhadap tingkat likuiditas
adalah sebesar 64,6% sedangkan pada perusahaan UD.Cahaya Mandiri di
sisanya 35,4% dipengaruhi oleh Kota Ambon ternyata berdasarkann
variabel yang lain. hasil analisis data dan pembahasan yang
telah dilakukan menunjukkan bahwa
5. Pembahasan Hasil Analisis modal kerja mempunyai pengaruh
Berdasarkan hasil analisis negative terhadap likuiditas namun
dapat dilihat bahwa modal kerja tidak signifikan. Hal ini disebabkan
mempunyai pengaruh negative terhadap karena nilai signifikansi yang diperoleh
tingkat likuiditas dan tidak signifikan. dari pengolahan data sebesar 0,406 >
Hasil ini mengindikasikan bahwa 0,05.
kenaikan modal kerja tidak
mengakibatkan kenaikan likuiditas dan DAFTAR PUSTAKA
sebaliknya, penurunan modal kerja Brigham dan Houston (2011) Dasar-Dasar
tidak mengakibatkan penurunan Manajemen Keuangan, edisi 11
likuiditas. Secara teoritis jika angka buku dua, Jakarta: Salemba Empat.
signifikansi < 0,05, maka hubungan Farhan, Fanny Akhmad (2005) meneliti
kedua variable signifikan dan jika angka tentang Pengaruh Perputaran Modal
signifikansi > 0,05, maka hubungan kerja terhadap tingkat likuiditas
kedua variable dinyatakan tidak perusahaan, dengan objek
signifikan. penelitianya itu perusahaan
Sesuai hasil pengujian secara telekomunikasi yang terdaftar di
empiris ternyata ketika modal kerja naik BEJ. Sikripsi (Jurnal pdf)
maka likuiditas akan menurun dan Fahmi, I (2011). Analisis Laporan
sebaliknya jika modal kerja menurun Keuangan, Bandung: Alfabeta
maka likuiditas akan naik. Namun Husnan, suad. 2012. Management
kenaikan atau penurunan modal kerja keuangan: teori dan penerapan
tidak signifikan dengan penurunan atau (keputusan jangka pendek), edisi
kenaikan likuiditas. Kondisi ini keempat, cetakan ketujuh.
diakibatkan karena nilai pehitungan Yogyakarta: BPFE Universitas
modal kerja pada UD. Cahaya Mandiri Gadja Mada
mengalami peningkatan sedangkan Harahap, sofyansyafri. (2008). Analisis
pehitungan rasio likuiditas mengalami kritis laporan keuangan, edisi ke
penurunan setiap tahunnya. 1– 7. Jakarta: PT. Raja grafindo
Dari hasil pengolahan data persada.
diperoleh nilai signifikansi sebesar Hanafi, Mamduh M dan Abdul Halim.
0,406 yang lebih besar dari 0,05. 2009. Analisis Laporan
Koefisien korelasi (R) antara modal Keuangan, (edisi 4). Yogyakarta:
kerja dan likuiditas senilai 0,804 yang UPP STIMYKPN.
artinya bahwa modal kerja berkorelasi Horne, James C. Van dan John M
sangat kuat dengan likuiditas, Wachowicz, Jr. 2012. Prinsip-
sedangkan koefisien determinasi (R2)

106
Jurnal SOSOQ Volume 6 Nomor 2, Agustus 2018

Prinsip Manajemen Keuangan.


(edisi 13). Jakart: Salemba Empat.
Kasmir. (2008). Analisis laporan
keungan, edisi pertama. Jakarta:
PT. Raja grafindo persada.
Pardosi D. Melvatanti, (2009) Pengaruh
Perputaran Modal Kerja dan return
spriead terhadap likuiditas
perusahaan, dengan objek
penelitianya itu perusahaan
otomotif dan komponennya yang
terdaftar di BEI, sikripsi, USU:
(jurnal pdf)
Riyanto, B. 2011. Dasar-dasar
pembelajaran perusahaan, edisi
keempat, cetakan kesebelas.
Yogyakarta: BPFE Universitas
Gadjah Mada
S. Munawir. 2007. Analisis Laporan
Keuangan. Liberty, Yogyakarta
Sawir, 2008. Analisis kinerja keuangan
dan perencanaan keuangan
perusahaan. Cetakan ketiga.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
umum
Tendelilin, E, 2010. Portofolio dan
investasi: teori dan aplikasi, edisi
pertama. Kanisius. Yogyakarta.

Website:
adaddanuarta.blogspot.com/2014/11/perput
aran-modal-kerja-menurut- para-
ahli.html?m=1(Akses 02 juni 2016)
nanangbudianas.blogspot.com/2013/02/pen
gertian- profitabilitas.html?m=1
(akses 22 juni 2016)

107

Anda mungkin juga menyukai