Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penanaman kacang tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah?
2. Apakah perbedaan laju pertumbuhan tanaman selada yang ditanam di tanah yang
ada di sekitar tanaman kacang tanah dengan tanaman selada yang ditanam di tanah
yang tidak ditumbuhi tanaman kacang tanah?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui apakah penanaman kacang tanah dapat meningkatkan
kesuburan tanah.
2. Dapat mengetahui perbedaan laju pertumbuhan tanaman selada yang ditanam di
tanah yang ada di sekitar tanaman kacang tanah dengan tanaman selada yang
ditanam di tanah yang tidak ditumbuhi tanaman kacang tanah.
BAB II : KAJIAN TEORI
A. Dasar Teori
1. Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanamanpolong-
polongan atau legum dari famili Fabaceae, kedua terpenting setelah kedelai di
Indonesia. Kacang tanah merupakan sejenis tanaman tropika. Ia tumbuh secara
perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dan mengeluarkan daun-daun
kecil. Tanaman ini adalah satu di antara dua jenis tanaman budidaya selain kacang
bogor (Voandziea subterrane) yang buahnya mengalami pemasakan di bawah
permukaan tanah (Anonim, 2016).
Tanaman kacang tanah pada dasarnya dapat ditanam hampir di semua jenis
tanah, mulai tanah bertekstur ringan (berpasir), bertekstur sedang (lempung
berpasir), hingga bertekstur berat (lempung). Namun, tanah yang paling sesuai
untuk tanaman kacang tanah adalah yang bertekstur ringan dan sedang. Saat ini,
sebagian besar (lebih dari 500.000 hektar) budidaya kacang tanah di Indonesia
dilakukan di tanah Alfisol. Budidaya kacang tanah di beberapa daerah
menghadapi kendala berupa pH tanah yang tinggi (alkalis) yang banyak tersebar
di daerah sekitar gunung kapur, seperti di pantai utara dan bagian selatan Jawa
Timur dan Jawa Tengah dan DIY (Anonim, 2016).
B. Hipotesis
1. Tanaman selada yang ditanam dengan tanah bekas menanam kacang cenderung
akan tumbuh lebih subur dan sehat.
BAB III : METODE
Arikunto (2006:130), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology. 1984. Williams & Wilkins, Baltimore London.
Laporan Kegiatan Kedelai Plus. 2005. Pusat Penelitian Bioteknologi. LIPI. Cibinong.
Lasrin, H. 1997. Ketahanan Hidup Azotobacter Penambat Nitrogen pada Berbagai Bahan
Pembawa Serta Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays).
Skripsi Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian IPB.
Nazaruddin, 2003. Budidaya dan Pengantar Panen Sayuran Dataran Rendah. Penebar
Swadaya. Jakarta. 142 hal.
Rao, N. S. 1982. Biofertilizers in Agriculture. Oxford & IBH Publishing Co. Oxford.
Rubatzky, V.E., dan Ma Yamaguchi, 1998, Sayuran Dunia : Prinsip, Produksi dan Gizi Jilid
II, ITB, Bandung. 200 hal
Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.
Suharjo, Usman., Kris Joko. 2001. Efektifitas Nodulasi Rhizobium japonicum Pada Kedelai
Yang Tumbuh di Tanah sisa Inokulasi dan Tanah dengan Inokulasi Tambahan. Jurnal
Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. 3(1): 31-35.
Sunarjono, H. 2014. Bertanam 36 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta. 204 hal.
Supriati, Y dan E. Herlina. 2014. 15 Sayuran Organik Dalam Pot. Penebar Swadaya. Jakarta.
148 hal.
Suriadikarta, Didi Ardi., Simanungkalit, R.D.M. (2006).Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.
Jawa Barat: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.
Hal 2. ISBN 978-979- 9474-57-5.
Sutanto, R., 2002. Penerapan Pertanian Organik. Permasyarakatan dan Pengembangannya.
Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Tajibu, T. 2013. Kacanag Tanah. Budidaya Tanaman Kacang Tanah. Diakses pada tanggal 4 Mei 2016.