Anda di halaman 1dari 122

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN

ANTENATAL CARE (ANC) IBU HAMIL DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS PENRANG KECAMATAN
PENRANG KABUPATEN WAJO

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana


Kesehatan Masyarakat Program Studi Kesehatan Masyarakat
Pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Alauddin Makassar

Oleh :
Ariantika
NIM : 70200114020

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2018

i
ii
iii
KATA PENGANTAR
   

Segala puji bagi Allah swt. atas limpahan berkah, rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga diberikan kesempatan, kesehatan serta kemampuan sehingga dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Kunjungan Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Penrang Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo” sebagai

bagian dari syarat dalam meraih gelar sarjana.

Salam dan Salawat semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad

Salallahu Alaihi Wassalam, Nabi yang telah mengajarkan kepada manusia sifat

kerendahan hati, kesucian jiwa dan antusiasme untuk terus menuntut ilmu dunia

dan akhirat. Beliaulah yang menjadi suri tauladan kita dalam mengamalkan

seperangkat nilai akhlakul qarimah yang sempurna yang kemudian juga

memotivasi penulis untuk dapat menyelesaikan penelitian ini.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh

gelar sarjana kesehatan masyarakat bagi mahasiswa program S1 pada program

studi Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Kebijakan Kesehatan

(AKK) Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berikhtiar semaksimal mungkin

agar dapat memenuhi ekspektasi dari berbagai pihak, namun penulis menyadari

bahwa sesungguhnya kesempurnaan hanya milik-Nya sehingga masih terdapat

banyak kekurangan dalam penulisan penelitian ini, oleh sebab itu penulis meminta

maaf sembari mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak

demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis menyampaikan terimakasih kepada kedua orangtua saya tercinta yang

tak pernah berhenti memberi saya cinta dan mengajarkan saya menjadi orang yang

iv
berani dengan dunia yaitu Ayahanda Arifin dan Ibunda Dahriah yang selama ini

telah mencurahkan segala cinta dan kasih sayang demi mewujudkan mimpi saya

meraih pendidikan yang setinggi-tingginya, I Love You So Much. Adik saya

(Ahmad Taufik dan Adrian) yang selalu memotivasi saya. Terima kasih pula

kepada seluruh keluarga tersayang yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu,

yang selama ini senantiasa mendukung secara moril dan materil dalam

mengarungi lika liku perjalanan kemahasiswaan saya sehingga mampu

menyelesaikan skripsi ini. Benar kata petuah “Keluarga adalah harta terindah

bagi kita”.

Selesainya skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

sehingga pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh

rasa hormat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung

maupun tidak langsung kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga

selesai, terutama kepada yang saya hormati:

1. Prof. Dr. Musafir Pabbabari, M.Si, selaku Rektor UIN Alauddin Makassar

dan para Wakil Rektor I, II, III, dan IV.

2. Dr. dr. Armyn Nurdin, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Alauddin dan Wakil Dekan I, II dan III.

3. Bupati Kabupaten Wajo, beserta seluruh jajaran pemerintahan yang telah

mengizinkan dan membantu saya melakukan penelitian di wilayahnya,

4. Kepala Puskesmas Penrang, beserta seluruh staf yang telah membantu

dalam terselesaikannya penelitian

5. Semua informan yang terlibat dalam penelitian ini yang telah bersedia

meluangkan waktunya dan memberikan informasi-informasi yang penting

sehingga memudahkan dalam penyusunan skripsi ini.

v
6. Ayahanda Azriful SKM., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kesehatan

Masyarakat dan Emmi Bujawati SKM., M.Kes selaku Sekretaris Jurusan

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Alauddin Makassar yang telah menjadi sosok panutan bagi saya.

7. Ayahanda Muhammad Rusmin, SKM,. MARS dan ibunda Sukfitrianty

Syahrir, SKM,. M.Kes yang telah membimbing dengan penuh kesabaran

dan keikhlasan, senantiasa setia memberikan bimbingan, koreksi dan

arahan dalam penyelesaian skripsi ini. Ibunda Syahratul Aeni, SKM,.

M.Kes dan Ayahanda DR. H. Supardin, M.H.I selaku penguji kompetensi

dan integrasi keislaman yang telah memberikan petunjuk dan koreksi

dalam penyelesaian skripsi.

8. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar yang telah menyumbangkan

ilmu pengetahuannya serta memotivasi untuk terus mengembangkan diri.

9. Seluruh Keluarga Besar Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar

yang telah banyak mengajarkan arti dari sebuah proses pengembangan diri,

berbagi pengalaman dan inspirasi serta terus memotivasi sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

10. Sahabat seperjuangan Kesehatan Masyarakat Angkatan 2014 (Hefabip)

yang senantiasa mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Terima kasih telah menjadi keluarga, sekaligus pelengkap dalam

mengarungi suka-duka dunia kemahasiswaan. Semoga kesuksesan

senantiasa menaungi kita.

11. Sahabat Squad (Nurul Aulia, Kurniawati, Rhiska) yang tetap menjadi

teman bahkan ketika kami terpisahkan jarak.

vi
vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..........................................................iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................viii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................x
DAFTAR TABEL .............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiii
ABSTRAK .........................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................4
C. Hipotesis..................................................................................................4
D. Defenisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian .............................6
E. Kajian Pustaka.........................................................................................9
F. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................................................12
BAB II TINJAUAN TEORETIS .....................................................................14
A. Tinjauan Umum Pengetahuan .................................................................14
B. Tinjauan Umum Dukungan Keluarga .....................................................18
C. Tinjauan Umum Status Sosial Ekonomi .................................................22
D. Tinjauan Umum Jarak Rumah ...............................................................24
E. Tinjauan Umum Dukungan Petugas Kesehatan ......................................25
F. Tinjauan tentang Kehamilan ...................................................................26
G. Tinjauan tentang Antenatal Care ............................................................31
H. Kerangka Berfikir....................................................................................40
a. Kerangka Teori..................................................................................40
b. Kerangka Konsep ..............................................................................41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................42
A. Jenis, Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................42

viii
B. Populasi dan Sampel ...............................................................................42
C. Metode Pengumpulan Data .....................................................................43
D. Instrumen Penelitian................................................................................44
E. Validasi dan Reliabilitas .........................................................................44
F. Pengolahan Data dan Analisa Data .........................................................45
G. Etika Penelitian ......................................................................................47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................48
A. Gambaran Umum Lokasi ........................................................................48
B. Hasil Penelitian .......................................................................................52
C. Pembahasan ............................................................................................62
D. Keterbatasan Penelitian ...........................................................................72
BAB V PENUTUP .............................................................................................74
A. Kesimpulan .............................................................................................74
B. Saran .......................................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................76
LAMPIRAN

ix
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori .............................................................................. 40

Bagan 2.2 Kerangka Konsep ........................................................................... 41

x
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Distribusi responden berdasarkan umur ibu yang memeriksakan


kehamilanpada bulan Januari – Mei 2018 di Puskesmas Penrang Kecamatan
Penrang Kabupaten Wajo ..................................................................................... 52

Tabel 4.2 : Distribusi responden berdasarkan pekerjaan ibu yang memeriksakan


kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018 di Puskesmas Penrang Kecamatan
Penrang Kabupaten Wajo ..................................................................................... 53

Tabel 4.3 : Distribusi responden berdasarkan pendidikan ibu yang memeriksakan


kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018 di Puskesmas Penrang Kecamatan
Penrang Kabupaten Wajo ..................................................................................... 53

Tabel 4.4 : Distribusi responden berdasarkan kunjungan ANC ibu hamil pada
bulan Januari – Mei 2018 di Puskesmas Penrang Kecamatan Penrang Kabupaten
Wajo ..................................................................................................................... 54

Tabel 4.5 : Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu yang memeriksakan


kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018 di Puskesmas Penrang Kecamatan
Penrang Kabupaten Wajo ..................................................................................... 54

Tabel 4.6 : Distribusi responden berdasarkan jarak rumah ibu yang memeriksakan
kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018 di Puskesmas Penrang Kecamatan
Penrang Kabupaten Wajo ..................................................................................... 55

Tabel 4.7 : Distribusi responden berdasarkan status ekonomi yang memeriksakan


kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018 di Puskesmas Penrang Kecamatan
Penrang Kabupaten Wajo ..................................................................................... 55

Tabel 4.8 : Distribusi responden berdasarkan dukungan suami/keluarga yang


memeriksakan kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018 di Puskesmas Penrang
Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo .................................................................. 56

Tabel 4.9 : Distribusi responden berdasarkan dukungan petugas kesehatan


terhadap ibu yang memeriksakan kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018 di
Puskesmas Penrang Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo ................................. 56

Tabel 4.10 : Hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan ANC ibu yang
memeriksakan kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018 di Puskesmas Penrang
Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo .................................................................. 57

Tabel 4.11 : Hubungan antara jarak rumah dengan kunjungan ANC ibu yang
memeriksakan kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018 di Puskesmas Penrang
Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo .................................................................. 58

xi
Tabel 4.12 : Hubungan antara status ekonomi keluarga dengan kunjungan ANC
ibu yang memeriksakan kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018 di Puskesmas
Penrang Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo .................................................... 59

Tabel 4.13 : Hubungan antara dukungan suami/keluarga dengan kunjungan ANC


ibu yang memeriksakan kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018 di Puskesmas
Penrang Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo..................................................... 60

Tabel 4.14 : Hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan kunjungan


ANC ibu yang memeriksakan kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018 di
Puskesmas Penrang Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo ................................. 61

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Informent Consent

Lampiran 3 Surat isin meneliti

Lampiran 4 Surat telah melakukan penelitian

Lampiran 5 Master Tabel

Lampiran 6 Hasil validasi dan realibilitas

Lampiran 7 Output Data SPSS

Lampiran 8 Dokumentasi

Lampiran 9 Riwayat Hidup Peneliti

xiii
xiv
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN ANTENATAL
CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PENRANG
KECAMATAN PENRANG KABUPATEN WAJO

1
Ariantika, 2Muhammad Rusmin, 3Sukfitrianty Syahrir
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar

ABSTRAK

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan dalam sektor kesehatan


adalah tingkat angka kematian ibu dan anak, hal ini menggambarkan bagaimana
kualitas kesehatan ibu. Upaya yang dilakukan untuk menekan AKI seperti
program Making Pregnancy Safer (MPS) yang merupakan komponen dari
prakarsa Safe Motherhood Salah satu pilarnya adalah pelayanan Antenatal Care
(ANC). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor yang
mempengaruhi kunjungan Antenatal Care (ANC). Variabel yang diteliti adalah
pengetahuan, jarak rumah, status sosial ekonomi, dukungan suami/keluarga dan
dukungan petugas kesehatan.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan
deskriptif analitik dengan metode cross sectional dengan populasi semua ibu
hamil trimester III yang datang memeriksakan kehamilannya pada bulan Januari-
Mei 2018 sebanyak 84 ibu hamil, dengan menggunakan purposive sampling besar
sampel sebanyak 69 responden. Uji statistik yang digunakan yaitu uji chi-
square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan (p=0.000),
jarak rumah (p=0.237), status sosial ekonomi (p=0.001), dukungan
suami/keluarga (p=0.001), dukungan petugas kesehatan (p=0.000). Dari 5
variabel yang diteliti terdapat 4 variabel yang berhubungan dengan kunjungan
ANC yaitu pengetahuan, status sosial ekonomi, dukungan suami/keluarga, dan
dukungan petugas kesehatan. Sedangkan jarak rumah tidak berhubungan dengan
kunjungan ANC. Saran untuk Puskesmas Penrang yaitu meningkatkan pemberian
informasi tentang pelayanan antenatal kepada ibu hamil dan keluarganya.

Kata Kunci : pengetahuan, jarak rumah, status ekonomi, dukungan


suami, dukungan petugas kesehatan, antenatal care

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut World Health Organization (WHO) antenatal care (ANC)

adalah mendeteksi dini terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan

persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan

janin. Pemeriksaan antenatal care (ANC) bagi ibu hamil bertujuan untuk

mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul pada

kehamilan tersebut. Apabila cepat diketahui akan dapat segera diatasi

sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan dengan melakukan

pemeriksaan ANC. Pemanfaatan pelayanan ANC oleh seorang ibu hamil

dapat dilihat dari cakupan pelayanan ANC. Cakupan pelayanan antenatal

dapat dipantau melalui cakupan pelayanan K1 dan K4. Ibu hamil dianjurkan

untuk melakukan pengawasan antenatal setidaknya sebanyak 4 kali (Usman,

2018: 2).

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan dalam sektor kesehatan

adalah tingkat angka kematian ibu dan anak, hal ini menggambarkan bagaimana

kualitas kesehatan ibu. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih relatif lebih

tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN. Risiko kematian

ibu karena melahirkan di Indonesia adalah 1 dari 65, dibandingkan dengan 1 dari

1.100 di Thailand (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2016, Penurunan AKI di

Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi

228. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI

yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.

Pada tahun 2015 AKI kembali mengalami penurunan menjadi 305 kematian ibu

1
2

per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus

2015.

Indikator K1 ideal dan K4 yang merujuk pada frekuensi dan periode

trimester saat dilakukan ANC menunjukkan adanya keberlangsungan pemeriksaan

kesehatan semasa hamil. Setiap ibu hamil yang menerima ANC pada trimester

1 (K1 ideal) seharusnya mendapat pelayanan ibu hamil secara berkelanjutan

dari trimester 1 hingga trimester 3. Hal ini dapat dilihat dari indikator ANC K4.

Cakupan K1 ideal secara nasional adalah 81,6 persen dengan cakupan terendah di

Papua (56,3%) dan tertinggi di Bali (90,3%). Cakupan K4 secara nasional adalah

70,4 persen dengan cakupan terendah adalah Maluku (41,4%) dan tertinggi di

DI Yogyakarta (85,5%). Berdasarkan penjelasan tersebut, selisih dari cakupan

K1 ideal dan K4 secara nasional memperlihatkan bahwa terdapat 12 persen dari

ibu yang menerima K1 ideal tidak melanjutkan ANC sesuai standar minimal

K4 (Riskesdas, 2013: 170).

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

menunjukkan bahwa cakupan pelayanan KI tahun 2017 dimana kabupaten paling

tinggi cakupannya yaitu Kabupaten Enrekang sebesar 105,30% dan terendah di

Kabupaten Selayar sebesar 93,76% dan untuk cakupan pelayanan K4 dimana

kabupaten paling tinggi cakupannya yaitu Kabupaten Takalar sebesar 98,49% dan

terendah Kabupaten Sidrap sebesar 78,01%.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo untuk tingkat

kabupaten dimana cakupan K1 pada tahun 2015 sebesar 101,0% sedangkan untuk

cakupan K4 sebesar 96,5%, cakupan K1 pada tahun 2016 dan 2017 sebesar 97,8%

dan 98,8% sedangkan untuk cakupan K4 pada tahun 2016 dan 2017 sebesar

94,0% dan 93,1%. Secara nasional masih berada di bawah target standar

pelayanan minimal (SPM) yaitu sebesar 95%. Jika dibandingkan dengan target
3

yang ingin di capai dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan maka data untuk

cakupan K1 dan K4 belum mencapai target di Puskesmas Penrang, dimana jumlah

cakupan K1 dari tahun 2015-2017 masing-masing sebesar 90,0%, 74,9% dan

91,8% sementara untuk cakupan K4 dari tahun 2015-2017 masing-masing sebesar

90,9%, 74,6% dan 82,5%. Dari data ibu hamil yang mendapatkan pelayanan

Antenatal Care (ANC) masih tergolong rendah. Pemanfaatan pelayanan ANC

oleh sejumlah ibu hamil di Indonesia belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman

yang sudah ditetapkan. Hal ini cenderung menyulitkan tenaga kesehatan dalam

melakukan pembinaan pemeliharaan kesehatan ibu hamil secara teratur dan

menyeluruh, termasuk deteksi dini terhadap faktor resiko kehamilan yang penting

untuk segera ditangani.

Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui faktor-

faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku ibu hamil dalam pemeriksaan

kehamilan. Nurlaela (2014), menyatakan bahwa terdapat hubungan antara

pengetahuan ibu hamil tentang ANC, dukungan keluarga dengan frekuensi

kunjungan ANC. Sejalan dengan hasil penelitian Fitrayeni (2016), yang

menyatakan bahwa ada pengaruh antara pendidikan dan dukungan suami atau

keluarga dengan ibu hamil untuk melakukan pelayanan ANC.

Hasil penelitian Rauf (2013) menyatakan bahwa tidak terdapat

hubungan antara paritas dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan. Hasil

penelitian Erlina R (2013) menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara

pengetahuan dan sikap petugas kesehatan dengan kunjungan pemeriksaan

kehamilan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti terdapat banyak

perbedaan, baik yang mendukung maupun yang tidak mendukung teori yang

sudah ada dikarenakan karakteristik responden yang berbeda, metode, dan lokasi
4

penelitian yang berbeda. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin

meneliti lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan

antenatal care (ANC) ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Penrang Kecamatan

Penrang Kab. Wajo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut : ”faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan Antenatal Care

(ANC) ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Penrang Kecamatan Penrang

Kabupaten wajo”.

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap jawaban atas sub masalah

yang membutuhkannya. Tujuannya adalah untuk memberikan arah yang jelas bagi

penelitian yang berupaya melakukan verifikasi terhadap kesahihan dan kesalahan

suatu teori (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2013)

Hipotesis Nol (Ho)

1. Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan

pemeriksaan kehamilan di Wilayah Kerja Puskemas Penrang

Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan

pemeriksaan kehamilan di Wilayah Kerja Puskemas Penrang

Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan.

3. Tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan kunjungan

pemeriksaan kehamilan di Wilayah Kerja Puskemas Penrang

Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan.


5

4. Tidak ada hubungan antara jarak rumah dengan kunjungan pemeriksaan

kehamilan di Wilayah Kerja Puskemas Penrang Kecamatan Penrang

Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan.

5. Tidak ada hubungan antara petugas kesehatan dengan kunjungan

pemeriksaan kehamilan di Wilayah Kerja Puskemas Penrang

Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan.

Hipotesis Alternatif

1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan pemeriksaan

kehamilan di Wilayah Kerja Puskemas Penrang Kecamatan Penrang

Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan.

2. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan

pemeriksaan kehamilan di Wilayah Kerja Puskemas Penrang

Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan.

3. Ada hubungan antara status ekonomi dengan kunjungan pemeriksaan

kehamilan di Wilayah Kerja Puskemas Penrang Kecamatan Penrang

Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan.

4. Ada hubungan antara jarak rumah dengan kunjungan pemeriksaan

kehamilan di Wilayah Kerja Puskemas Penrang Kecamatan Penrang

Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan.

5. Ada hubungan antara petugas kesehatan dengan kunjungan

pemeriksaan kehamilan di Wilayah Kerja Puskemas Penrang

Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan.


D. Defenisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian

Skala
No. Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Kriteria Objektif
Ukur
1. Umur Umur yang berisiko bagi ibu pada Kuesioner Mengisi 1 = Risiko rendah (jikaNominal
saat kehamilan terakhir kuesioner umur ibu hamil antara
20-35 tahun)
2 = Risiko tinggi (jika
umur ibu hamil <20 dan
>35 tahun)
2. Pendidikan Jenjang pendidikan terakhir yang Kuesioner Mengisi 1. Tidak tamat SD Nominal
ditempuh oleh ibu kuesioner 2. SD
3. SLTP
4. SLTA
5. Perguruan tinggi
3. Pekerjaan Kegiatan yang dilakukan setiap Kuesioner Mengisi 1. Ibu Rumah Tangga Nominal
hari oleh responden dan mendapat kuesioner (IRT)
upah dari pekerjaannya 2. PNS
3. Pegawai Swasta
4. Wiraswasta

4. Kunjungan Antenatal Jumlah kunjungan pemeriksaan Kuesioner Mengisi 1 = Lengkap (jika Nominal
Care (ANC) kandungan selama masa kuesioner pemeriksaan kehamilan
kehamilan sesuai jadwal min. 4 kali)
kunjungan 2 = Tidak lengkap (Jika
pemeriksaan kehamilan
<4 kali)

6
Skala
No. Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Kriteria Objektif
Ukur
5. Pengetahuan Pengetahuan ibu hamil tentang Kuesioner Mengisi Pengetahuan cukup jika Nominal
hal-hal yang berhubungan dengan kuesioner nilai jawaban responden
pemeriksaan kehamilan >5.34

Pengetahuan kurang
jika nilai jawaban
responden <5.34
6. Dukungan keluarga Keluarga memberitahu, kuesioner Mengisi Mendukung jika nilai Nominal
mengingatkan, mengajukan dan Kuesioner jawaban responden
memberikan bantuan pada ibu >9.34
hamil untuk memeriksakan
kehamilannya dengan rutin. Tidak Mendukung jika
nilai jawaban responden
<9.34
7. Status ekonomi Jumlah penghasilan yang dimiliki Kuesioner Mengisi Cukup = jika Nominal
oleh keluarga yang digunakan kuesioner penghasilan keluarga
untuk memenuhi kebutuhan hidup ≥2.647.767

Kurang = jika
penghasilan keluarga <
2.647.767
8. Jarak rumah Jarak dan waktu tempuh dari Kuesioner Mengisi X = jarak rumah terjauh Nominal
rumah ke tempat pelayanan Kuesioner dari tempat pelayanan
kesehatan kesehatan/ 2
1 = Jauh ( jika ≥ 5 km )
2 = Dekat ( jika <5 km)

7
Skala
No. Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Kriteria Objektif
Ukur
9. Petugas kesehatan Respon petugas untuk bertindak Kuesioner Mengisi Dukungan petugas Nominal
terhadap pemeriksaan kehamilan Kuesioner kesehatan cukup jika
yang dinilai oleh responden jawaban responden
≥ 9.34

Dukungan petugas
kesehatan kurang jika
jawaban responden
< 9.34

8
E. Kajian Pustaka

Judul, Penulis,
No Tujuan penelitian Metode penelitian Hasil penelitian
( vol....no....tahun....)
1. Faktor yang berhubungan Untuk mengetahui Jenis penelitian ini adalah Hasil penelitian variabel yang
dengan pemanfaatanhubungan faktor observasional dengan menunjukkan ada hubungan dengan
antenatal care Di
umur, paritas, menggunakan desain cross pemanfaatan ANC adalah variabel
Puskesmas Madising Na dukungan sectional study umur (p=0,012; r=0,273), dan variabel
Mario Kota Parepare suami/keluarga, yang tidak ada hubungan adalah variabel
dukungan tenaga paritas (p=0,095; r=0,183), variabel
Usman, Nur Ulfa kesehatan, media dukungan suami/keluarga (p=0,293;
Damayanti, Ayu Dwi Putri informasi, dan r=0,116), variabel dukungan tenaga
Rusman kondisi ibu hamil kesehatan (p=0,605; r=0,057), variabel
dengan pemanfaatan media informasi (p=0,964; r=0,005),
Vol. 1, No. 1 Januari 2018 antenatal care di dan variabel kondisi ibu hamil
Puskesmas Madising (p=0,861; r=0,19).
Na Mario Kota
Parepare

9
Judul, Penulis,
No Tujuan penelitian Metode penelitian Hasil penelitian
( vol....no....tahun....)
2. Faktor-faktor yang Untuk mengetahui Penelitian ini merupakan Hasil uji analisis dengan menggunakan
mempengaruhi ibu hamil faktor-faktor yang penelitian deskriptif uji statistik chi-square menunjukkan
terhadap kunjungan berhubungan dengan analitik dengan tidak terdapat hubungan yang bermakna
pemeriksaan kehamilan di kunjungan pendekatan cross sectional antara sikap petugas kesehatan terhadap
Puskesmas rawat inap pemeriksaan ibu hamil kunjungan pemeriksaan kehamilan.
Panjang Bandar Lampung. di Untuk uji korelasi spearman,
Puskesmas rawat inap menunjukkan tidak terdapat hubungan
Rahma erlina Panjang Landar yang bermakna antara pengetahuan
ta larasati Lampung. terhadap kunjungan
betta kurniawan Pemeriksaan kehamilan, sedangkan untuk
sikap ibu hamil, dan keterjangkauan
Medical journal of lampung terhadap kunjungan pemeriksaan
university volume 2 no 4 kehamilan terdapat hubungan yang
februari 2013 bermakna.
3. Analisis cakupan antenatal Menganalisis Penelitian ini Hasil penelitian ini mendapatkan lebih
care k4 program kesehatan cakupan antenatal menggunakan metode dari separoh (53,1%) bidan desa memiliki
ibu dan anak di Dinas care k4 program penelitian gabungan antara motivasi rendah, sedangkan lebih dari
Kesehatan Kabupaten kesehatan ibu dan kuantitatif dan kualitatif. separoh (67,3%) bidan koordinator sudah
Padang Pariaman. anak di Dinas melakukan supervisi ke bidan desa dan
Kesehatan Kabupaten pada umumnya (91,8%) responden
Elmispendriya Gusna, Pelsi Padang Pariaman. memiliki cakupan k4 yang rendah. Tidak
Sulaini, Hafni Bachtiar terdapat hubungan antara motivasi bidan
desa dan supervisi bidan koordinator
Jurnal kesehatan andalas dengan cakupan antenatal care k4 (p <
Vol 5 No 1 Tahun 2016 0.05).

10
Judul, Penulis,
No Tujuan penelitian Metode penelitian Hasil penelitian
( vol....no....tahun....)
4. Hubungan pengetahuan ibu Untuk mengetahui Jenis penelitian yang Hasil uji statistik chi-square diperoleh
hamil dengan keteraturan hubungan digunakan adalah nilai r = 0,031. Hal ini berarti nilai p lebih
pemeriksaan pengetahuan ibu hamil observasional analitik kecil dari á (0,05) dan dengan demikian
dengan rancangan cross
Antenatal care di dengan keteraturan ho ditolak dan ha diterima yaitu
sectional
Puskesmas Bahu Kecamatan pemeriksaan antenatal pengetahuan ibu hamil memiliki
Malalayang care di Puskesmas hubungan dengan keteraturan
Kota Manado Bahu Kecamatan pemeriksaan antenatal care.
Cein tamaka Malalayang Kota
Agnes madianung Manado
Jolie sambeka
Volume 1. Nomor 1 agustus
2013
5. Penyebab rendahnya Untuk mengetahui Penelitian deskriptif Hasil penelitian ini didapatkan 63%
kelengkapan Kunjungan penyebab rendahnya analitik, menggunakan responden memiliki tingkat pengetahuan
antenatal care ibu hamil di kelengkapan desain studi potong lintang rendah, 67,4% memiliki sikap negatif,
wilayah kerja Puskesmas kunjungan ANC ibu (cross sectional study) 43,5% responden mengatakan peran
Pegambiran hamil di wilayah kerja yaitu untuk melihat bidan kurang baik saat kunjungan, 58,7%
Puskesmas hubungan antara faktor- responden menyatakan keluarga tidak
Fitrayeni Pegambiran tahun faktor risiko yang mendukung.
Suryati 2013. menyebabkan ibu hamil
rizki mela faranti tidak melaksanakan
Oktober 2015 - maret 2016 | kunjungan ANC sesuai
vol. 10, no. 1, hal. 101- 107 standar di wilayah kerja
Puskesmas Pegambiran.

11
12

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran umum faktor-faktor yang mempengaruhi ibu hamil

terhadap kunjungan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Penrang

Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo.

b. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh tingkat pengetahuan dengan

kunjungan antenatal care.

2) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh dukungan suami dan keluarga

dengan kunjungan antenatal care.

3) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh status ekonomi dengan

kunjungan antenatal care.

4) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh jarak rumah dengan kunjungan

antenatal care.

5) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh petugas kesehatan dengan

kunjungan antenatal care.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoretis

Menambah pengetahuan dan teori tentang pemeriksaan kehamilan dan

jumlah cakupan kunjungan ibu hamil.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi peneliti

Ilmu yang terdapat dalam proses penelitian dapat menambah

pengalaman baru dalam diri peneliti dan bisa diaplikasikan dalam

masyarakat.
13

2) Bagi bidan

Memberikan peningkatan pelayanan pemeriksaan kehamilan sehingga

cakupan kunjungan terpenuhi.

3) Bagi responden

Menambah pengetahuan ibu hamil tentang periksa kehamilan sehingga

tidak ada masalah dalam proses kehamilan, persalinan, nifas, serta

perawatan bayi sampai balita.


BAB II

TINJAUAN TEORETIS
A. Tinjauan tentang Pengetahuan
1. Defenisi pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris

khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku terbuka (overt behavior).

Pengetahuan (knowledge) jiga diartikan sebagai hasil penginderaan manusia atau

hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung

dan lain-lain), dengan sendirinya pada waktu penginderaan sehingga

menghasilkan pengetahuan. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas

perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2007: 143).

Adapun ayat tentang pengetahuan dapat ditegaskan dalam QS al-Isra/17:36

yaitu :
                 

Terjemahnya:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”(Kementerian
Agama RI dan terjemahannya, 2004:285).
Ayat ini menjelaskan lakukan apa yang telah Allah perintahkan dan

hindari apa yang tidak sejalan dengan perintahnya dan janganlah engkau

mengikuti apa-apa yang tiada bagimu pengetahuan tentangnya. Jangan berucap

apa yang engkau tidak ketahui, jangan mengaku tahu apa yang engkau tak tahu

atau mengaku mendengar apa yang engkau tidak dengar. Sesungguhnya

pendengaran, penglihatan dan hati yang merupakan alat-alat pengetahuan.

14
15

Alat-alat tersebut masing-masing ditanyai tentang bagaimana pemiliknya

menggunakannya atau pemiliknya akan dituntut mempertanggungjawabkan

bagaimana dia menggunakannya (Tafsir Al-Misbah, 2002:472).

Hikmah dari ayat ini adalah mengajarkan kepada kita bahwa jangan asal

bicara, memutuskan, melangkah, sebelum memiliki pengetahuan yang kuat/benar.

Karena pendengaran, penglihatan dan akal semuanya akan dimintai

pertanggungjawaban di hadapan Allah swt.

2. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai tingkatan atau

intensitas yang berbeda-beda. Secara garis besar, tingkat pengetahuan dibagi

menjadi 6 tingkat yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai memanggil memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu (Notoatmodjo, 2010: 27). Oleh karena itu

, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain yaitu

menyebutkan, mendefenisikan, menguraikan, menyatakan dan sebagainya.

1) Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak

sekedar menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan

secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

2) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan apabila seseorang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang telah diketahui

tersebut pada situasi yang lain.


16

3) Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan

memisahkan, dan mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat

dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan

seseorang telah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah

dapat membedakan, atau mengelompokkan, membuat diagram terhadap

pengetahuan atas objek tersebut.

4) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-

komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah

ada.

5) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan

sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri.

Tingkat pengetahuan juga dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu baik,

cukup, kurang. Skor untuk menentukan kategori tersebut biasanya dituliskan

dalam bentuk presentasi. Pengetahuan dinilai baik jika presentasinya 76%–

100%, cukup dengan presentase 56%-75%, dan kurang dengan presentase ≤56%

(Nursalam, 2013).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Junaedah Muis (2014), ada tujuh faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang, yaitu :


17

1) Pendidikan

Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan seseorang kepada

orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat

dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula

pengetahuan yang dimilikinya. Jika seseorang yang tingkat pendidikannya rendah,

bukan berarti akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap

penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan, karena peningkatan

pengetahuan tidak hanya didapatkan di pendidikan formal tetapi bisa juga

didapatkan pada pendidikan nonformal, orang lain, maupun media massa.

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada

aspek psikis dan psikologi (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada

empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya

ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru.

4) Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap

sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba menekuni suatu hal dan

pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih dalam.

5) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam

berinteraksi denga lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang baik

pada seseorang yang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman
18

terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan

yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.

6) Kebudayaan

Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga

kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai

sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.

7) Informasi

Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat

seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

c. Pengukuran pengetahuan

Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi

yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan

yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan

pengetahuan.

B. Tinjauan tentang Dukungan Keluarga

1. Defenisi dukungan keluarga

Dukungan keluarga adalah sebuah proses yang akan terjadi sepanjang

masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan berbeda dalam berbagai tahap-tahap

siklus kehidupan. Dukungan keluarga dapat berupa dukungan sosial internal,

seperti dukungan dari suami, istri atau dukungan dari saudara kandung dan dapat

juga berupa dukungan keluarga eksternal bagi keluarga inti.

Dukungan keluarga merupakan informasi herbal, sasaran, bantuan yang

nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan

subjek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal yang

dapat memberikan keuntungan emosional atau pengaruh pada tingkah laku


19

penerimanya. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan sosial,

secara emosional merasa lega diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang

menyenangkan pada dirinya (Nurihwani, 2017:33).

Dukungan keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan

berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini akan mengakibatkan

kesehatan dan adaptasi keluarga. Dukungan keluarga juga merupakan sikap,

tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya. Keluarga

berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya. Anggota keluarga

dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga.

Eagly dan Chaiken (1993) menyatakan bahwa pihak yang memberikan

dukungan (motivator) sangat berperan dalam memotivasi individu untuk merubah

perilakunya. Makin tinggi status pihak yang memberi dukungan semakin besar

kemungkinan individu merubah perilakunya. Lingkungan keluarga merupakan

faktor yang dominan dalam merubah perilaku seseorang. Jika kita mau seseorang

melakukan perubahan maka penting untuk perilaku tersebut (Nurihwani,

2017:34).

2. Tipe keluarga

Dukungan keluarga terhadap seseorang dapat dipengaruhi oleh tipe

keluarga. Pembagian tipe keluarga tergantung pada konteks keilmuan dan orang

yang mengelompokkan. Secara tradisional tipe keluarga dapat dibagi menjadi dua

yaitu

a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,

dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.

b. Keluarga besar (extended family) merupakan keluarga inti di tambah

anggota keluarga lainnya yang masih memiliki hubungan darah seperti

kakek, nenek, paman, dan bibi.


20

Tipe keluarga yang dianut oleh masyarakat indonesia adalah tipe keluarga

tradisional yang dikelompokkan menjadi :

a. Keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri,

dan anak (baik anak kandung maupun anak angkat)

b. Keluarga besar (extended family), yaitu keluarga inti ditambah dengan

keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah, seperti kakek, nenek,

paman, dan bibi.

c. Keluarga dyad yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri tanpa anak

d. Single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak

kandung atau anak angkat.

e. Keluarga usia lanjut yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri yang berusia

lanjut.

Menurut Friedman (1998) dalam Nurihwani (2017), menyatakan bahwa

individu yang tinggal dalam keluarga yang besar (extended family) akan

mendapatkan dukungan keluarga yang lebih besar dibandingkan dengan individu

yang tinggal dalam keluarga ini (nuclear family)

3. Fungsi keluarga dalam pandangan islam

Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang

pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat

kodrati. Sebuah keluarga memegang peranan penting dalam kehidupan karena

setiap manusia atau muslim tentunya berangkat dari sebuah keluarga. Jadi bisa

disimpulkan bahwa keluarga tempat dimana pondasi nilai-nilai agama diajarkan

oleh kedua orang tua. Orang tua bertanggung jawab memelihara, melindungi,

merawat dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik.
21

Adapun ayat tentang keluarga dapat di tegaskan dalam QS At-

Tahrim/66:6 yaitu :
            

         

Terjemahnya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.”( Kementerian Agama RI dan terjemahannya, 2004:560)
Menurut Tafsir Al-Mishbah (2002), ayat diatas memberi tuntunan kepada

kaum beriman bahwa: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kamu

antara lain dengan meneladani Nabi dan peliharalah juga keluarga kamu yakni

istri, anak-anak dan seluruh yang berada dibawah tanggung jawab kamu dengan

membimbing dan mendidik mereka agar kamu semua terhindar dari api neraka

yang bahan bakarnya adalah manusia yang kafir dan juga batu-batu antara lain

yang dijadikan berhala-berhala. Diatasnya yakni yang menangani neraka itu dan

bertugas menyiksa penghuni-penghuninya adalah malaikat-malaikat yang kasar

hati dan perlakuannya, yang keras-keras perlakuannya dalam melaksanakan tugas

penyiksaan, yang tidak mendurhakai Allah menyangkut apa yang dia perintahkan

kepada mereka sehingga siksa yang mereka jatuhkan – kendati mereka kasar –

tidak kurang dan tidak juga berlebih dari apa yang diperintahkan allah.

Perintah kepada orang beriman agar menjaga keselamatan diri dan seisi

rumah tangga dari api neraka. Caranya adalah dengan menjauhkan perbuatan

maksiat, memperkuat diri dengan iman agar tidak mengikuti hawa nafsu dan

senantiasa taat menjalankan perintah Allah SWT. Islam sangat memberi perhatian

terhadap keluarga inti (nuclear family), karenanya kepala keluarga diminta


memberikan bimbingan, nasehat dan pendidikan kepada mereka secara baik.
22

Diharapkan dari rumah tangga itulah dimulai menanamkan iman dan

memupuk islam. Karena dari rumah tangga itulah akan terbentuk umat dan

selanjutnya akan tegak masyarakat islam. Keluarga yang rapuh keimanannya,

maka sendi-sendi bangunan masyarakat dan bangsa juga akan rapuh.

C. Tinjauan Tentang Status Sosial Ekonomi

1. Defenisi status sosial ekonomi

Soekanto (2003) menyatakan bahwa status sosial ekonomi merupakan

suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dalam posisi tertentu

dalam struktur masyarakat, pemberian posisi ini disertai pula seperangkat hak dan

kewajiban yang hanya dipenuhi oleh sipembawa statusnya, seperti pendapatan,

pekerjaan dan pendidikan (Sukmawati Arsyad, 2014).

Sosial ekonomi dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan atau

kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi

tertentu dalam struktur masyarakat. Status adalah keadaan atau kedudukan

seseorang, sedangkan pengertian sosial sangat berhubungan dengan kehidupan

bermasyarakat di lingkungan sekitar. Di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat

pembeda posisi atau kedudukan seseorang maupun kelompok di dalam struktur

sosial tertentu. Perbedaan kedudukan dalam masyarakat dalam sosiologi dikenal

dengan istilah lapisan sosial. Lapisan sosial merupakan sesuatu yang selalu ada

dan menjadi ciri yang umum dalam kehidupan manusia.

2. Faktor sosial ekonomi

Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-bedaan

yang berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat di sekitar kita ada orang

yang menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan walikota dan jabatan rendah

seperti camat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di

RT atau RW kita ada yang orang kaya, orang biasa saja dan ada yang miskin.
23

Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab

sosial saja, melainkan juga terjadi akibat perbedaan fisik, keyakinan dan lain-lain.

Perbedaan ras, suku, pendidikan, agama, jenis kelamin, usia dan lain sebagainya

juga membedakan manusia yang satu dengan yang lainnya.

Faktor sosial ekonomi terdiri dari pekerjaan, tingkat pendidikan dan

tingkat pendapatan.

a. Pekerjaan

Pekerjaan menentukan sosial ekonomi karena dari bekerja segala kebutuhan

akan dapat terpenuhi, pekerjaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi namun

usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan imbalan atau upah,

berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan seseorang

akan mempengaruhi kemampuan ekonominya, maka dari itu bekerja dikatakan

suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam bekerja mengandung dua segi,

yaitu kepuasan jasmani dan terpenuhinya kebutuhan hidup.

b. Pendidikan

Peranan pendidikan sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat.

Dengan memiliki pendidikan yang cukup maka seseorang akan mengetahui mana

yang baik dan mana yang dapat menjadikan seseorang menjadi berguna baik

untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain yang membutuhkannya.

Pendidikan merupakan upaya untuk mengarah pada tercapainya

perkembangan yang dapat merangsang suatu cara berfikir yang rasional, kreatif

dan sistematis. Pendidikan dapat memperluas kemampuan dan potensi serta

membuat seseorang lebih peka terhadap setiap gejala-gejala sosial yang muncul.

c. Pendapatan

Pendapatan akan mempengaruhi status sosial seseorang, terutama akan

ditemui dalam masyarakat yang materialis dan tradisional yang menghargai status
24

sosial ekonomi yang tinggi terhadap kekayaan. Berdasarkan kamus ekonomi

merupakan uang yang diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji, upah sewa,

bunga, laba, dan lain sebagainya (Sukmawati Arsyad, 2014)

D. Tinjauan Tentang Jarak Rumah Dari Tempat Pelayanan Kesehatan

Jarak adalah ruang sela antara dua benda atau tempat yaitu jarak antara

rumah dengan tempat pelayanan ANC. Keterjangkauan masyarakat termasuk

jarak akan fasilitaas kesehatan akan mempengaruhi pemilihan pelayanan

kesehatan. Jarak juga merupakan komponen kedua yang memungkinkan

seseorang untuk memanfaatkan seseorang untuk memanfaatkan pelayanan

pengobatan (Padila, 2014).

Jarak tempuh antara rumah ibu hamil dengan pusat pelayanan antenatal

care secara tidak langsung akan berpengaruh pada ibu hamil dalam

melakukan kunjungan antenatal care. Semakin jauh jarak yang harus

ditempuh ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal care maka akan

semakin kecil pula kesempatan yang dimiliki ibu hamil dalam melakukan

kunjungan antenatal care.

Dalam setiap kehamilan, tidak semua kehamilan yang terjadi dalam

kategori normal. Tidak semua ibu hamil bisa memiliki kondisi yang optimal

selama kehamilan. Untuk melakukan kunjungan antenatal care, salah satu

faktor yang akan dianalisa oleh ibu hamil adalah jarak tempuh. Ibu akan

membayangkan rasa capek yang harus dialami jika dia melakukan kunjungan

antenatal care terutama jika jarak tempuhnya terlalu jauh. Ibu hamil akan

merasa cemas dengan kondisi kehamilannya jika dia memaksakan diri untuk

melakukan kunjungan antenatal care dan pada akhirnya ibu hamil

memutuskan untuk tidak melakukan kunjungan antenatal care. Hal ini

merupakan model pemikiran yang wajar terjadi pada setiap ibu hamil. Jika harus
25

menempuh jarak yang jauh dengan resiko capek atau takut terjadi hal yang

merugikan kesehatannya, ibu hamil akan memilih untuk tidak melakukan

kunjungan antenatal care (Purnama, 2016)

E. Tinjauan tentang petugas kesehatan

Peran petugas kesehatan adalah suatu kegiatan yang diharapkan dari seorang

petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Seperti pada ibu hamil

membutuhkan peran dari petugas kesehatan tentang kehamilannya (Susanto,

2016)

Menurut Potter dan Perry (2007) dalam Putri M (2016) macam-macam

peran tenaga kesehatan dibagi menjadi beberapa, yaitu :

1. Sebagai Komunikator

Sebagai seorang komunikator, tenaga kesehatan seharusnya

memberikan informasi secara jelas kepada pasien. Pemberian informasi sangat

diperlukan karena komunikasi bermanfaat untuk memperbaiki kurangnya

pengetahuan dan sikap masyarakat yang salah terhadap kesehatan dan penyakit.

Komunikasi dikatakan efektif jika dari tenaga kesehatan mampu memberikan

informasi secara jelas kepada pasien, sehingga dalam penanganan anemia selama

kehamilan diharapkan tenaga kesehatan bersikap ramah dan sopan pada setiap

kunjungan ibu hamil.

2. Sebagai Motivator

Tenaga kesehatan sudah seharusnya memberikan dorongan kepada ibu

hamil untuk patuh dalam memeriksakan kehamilannya. Tenaga kesehatan juga

harus mendengarkan keluhan yang disampaikan ibu hamil dengan penuh minat,

dan yang perlu diingat adalah semua ibu hamil memerlukan dukungan moril
26

selama kehamilannya sehingga dorongan juga sangat diperlukan dalam rangka

meningkatkan tumbuhnya motivasi.

3. Sebagai Fasilitator

Tenaga kesehatan harus mampu menjadi seorang pendamping dalam

suatu forum dan memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya mengenai

penjelasan yang kurang dimengerti. Menjadi seorang fasilitator tidak hanya di

waktu pertemuan atau proses penyuluhan saja, tetapi seorang tenaga kesehatan

juga harus mampu menjadi seorang fasilitator secara khusus, seperti menyediakan

waktu dan tempat ketika pasien ingin bertanya secara lebih mendalam dan

tertutup.

4. Sebagai Konselor

Konseling yang dilakukan antara tenaga kesehatan dan ibu hamil

memiliki beberapa unsur. Menurut Depkes RI (2008) proses dari konseling terdiri

dari empat unsur kegiatan yaitu pembinaan hubungan baik antara tenaga

kesehatan dengan ibu hamil, penggalian informasi (identifikasi masalah,

kebutuhan, perasaan, kekuatan diri, dan sebagainya) dan pemberian informasi

mengenai pemeriksaan kehamilan, pengambilan keputusan mengenai pemeriksaan

kehamilan, pemecahan masalah yang mungkin nantinya akan dialami, serta

perencanaan dalam menindak lanjuti pertemuan yang telah dilakukan sebelumnya.

F. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan sebagai penyatuan atau fertilisasi dari spermatozoa, ovum

dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Apabila dihitung dari saat

fertilisasi (penyatuan) hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung

dalam 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional.

Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, trimester I dalam 12 minggu, trimester II


27

dalam 15 minggu (minggu ke 13 hingga minggu ke 17) dan trimester III dalam 13

minggu (minggu ke 28 hingga minggu ke 40) (Khazanah, 2017). Kehamilan

merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat

berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun

kehidupan janin.

Ayat Allah SWT dalam QS Al-Mu‟minum/23:12-14 yaitu:


                

            

       

Terjemahnya :
“Sungguh kami telah menciptakan manusia dari sari pati tanah.
Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu kami bungkus dengan daging. Kamudian kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka maha sucilah Allah, Pencipta
Paling Baik”.(Kementerian Agama RI dan terjemahannya, 2004:342 )
Allah SWT menciptakan manusia dari saripati tanah. Artinya Allah SWT

menciptakan manusia berasal dari seorang laki-laki dan perempuan, keduanya

mengonsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan dan hewan yang juga

memperoleh makanan dari tanah. Saripati makanan yang dimakan oleh kedua

orang tua kita menjadi sperma dan sel telur. Hasil pembuahan menjadi segumpal

darah dan yang selanjutnya menjadi segumpal daging hingga tulang belulang yang

dibungkus daging. Sesudah itu, Allah menciptakan anggota-anggota badan dan

menyusun menjadi makhluk yang berbentuk seorang bayi manusia. Air mani yang

berasal dari saripati tanah, juga mengandung makna bahwa manusia pada

akhirnya akan kembali pada tempatnya semula, yaitu tanah. Tanah yang dimaksud
28

adalah liang lahat. Artinya manusia berasal dari tanah, dan akan kembali tinggal

menyatu dengan tanah.

Ayat ini menjelaskan dua hal yang penting yaitu Allah SWT yang

mengatur penciptaan manusia dan pelajaran bagi kesadaran manusia tentang asal

usul dirinya dan tuhan yang telah menciptakannya. Dalam ayat ini menunjukkan

bahwa hadirnya manusia di muka bumi ini diadakan oleh Allah SWT, tentu bukan

tanpa tujuan. Tujuan hadirnya manusia untuk mengemban tugas sebagai khalifah-

Nya di muka bumi ini. Saat kita sadar tentang hal ini, kita mengetahui dari mana

kita berasal dan tugas yang harus diemban di bumi ini.

2. Tanda dan gejala kehamilan

Kehamilan dapat diketahui dari berbagai tanda dan gejala yang

dirasakan oleh seorang wanita. Tanda dan gejala selama kehamilan yaitu

sekumpulan kejadian/perubahan yang muncul pada wanita hamil akibat dari

perubahan fisiologis dan psikologis pada masa kehamilan (Sylvianingsih, 2016).

Ada beberapa tanda-tanda kehamilan yang dirasakan oleh wanita yaitu tanda yang

tidak pasti berupa perubahan-perubahan fisiologi yang bisa dikenali dari keluhan

atau apa yang dirasakan, tanda kemungkinan berupa perubahan-perubahan

fisiologis yang hanya dapat diketahui oleh pemeriksaan fisik pada wanita hamil.

Tanda yang pasti berupa tanda tanda yang menunjukkan secara langsung

keberadaan janin yang dapat dilihat langsung oleh tenaga medis ataupun alat

media, sedangkan untuk gejala yang pada umumnya terjadi dan di alami oleh ibu

hamil diantaranya yaitu lesu, nyeri di dada dan payudara, sering buang air kecil,

mual dan muntah pada 12 minggu pertama kehamilan, perubahan emosi, namun

tidak semua ibu hamil mengalami gejala tersebut (Winkjosastro, 2009 dalam

Khazanah, 2017).
29

Selama kehamilan banyak terjadi perubahan bentuk organ-organ

tubuh yang sangat penting bagi wanita untuk segera diketahui dengan melakukan

deteksi kehamilan sedini mungkin. Waktu yang tepat untuk memeriksakan

kehamilan pada bidan atau dokter untuk memastikan kehamilan yaitu saat 14 hari

setelah terlambat menstruasi atau antara 12 sampai 21 hari. Tidak hanya sekedar

mengalami tanda dan gejala kehamilan serta memeriksakan kehamilan.

perempuan juga perlu mengetahui tentang masa idahnya terutama perempuan

yang sedang hamil. Hal ini dijelaskan dalam QS Ath-Thalaq 65:4


              

               

Terjemahnya:
“Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara
perempuan-perempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya),
maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-
perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu
iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. dan
barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan
baginya kemudahan dalam urusannya.” (Kementerian Agama RI dan
terjemahannya, 2004:558)
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, Ishaq bin Rahawaih, Al-Hakim, yang

bersumber dari Ubay bin Ka‟ab. Isnad hadist ini shahih, bahwa ketika turun ayat

tentang idah wanita di dalam surat al-Baqarah ayat 226-237, para sahabat berkata:

“masih ada masalah idah wanita yang belum disebut (di dalam al-Quran), yaitu

idah wanita muda (yang belum haid), yang sudah tua (tidak lagi haid), dan wanita

yang sedang hamil. Maka turunlah ayat ini (ath-Thalaq:4) yang menegaskan

bahwa masa idah bagi wanita muda yang belum haid dan wanita yang sudah

berhenti haid adalah tiga bulan, sedang idah bagi wanita hamil ialah hingga

melahirkan. Diriwayatkan oleh Muqatil dalam Tafsir-nya bahwa Khallad bin


„Amr bin al-Jamuh bertanya kepada Nabi Muhammad tentang idah wanita yang
30

sudah tidak haid lagi maka turunlah ayat ini (ath-Thalaq:4) sebagai jawaban atas

pertanyaan tersebut (Asbabun Nuzul, 1986).

Pada dasarnya, waktu tiga bulan, apabila tidak lagi terjadi

persetubuhan, maka akan dapat ditentukan kondisi wanita, apakah dalam keadaan

hamil atau tidak. Karena mulai pada bulan pertama kehamilan, haid akan berhenti.

Berhentinya haid dapat disebabkan oleh banyak hal. Dapat karena hamil atau

sedang memulai proses monopause, atau karena adanya penyakit.

3. Resiko Kehamilan

Resiko kehamilan merupakan keadaan dimana terjadinya

perubahan/penyimpangan yang tidak normal yang secara langsung dapat

menyebabkan kesakitan pada ibu hamil bahkan kematian pada ibu hamil maupun

bayi. Ibu hamil yang berisiko adalah ibu hamil yang memiliki faktor-faktor risiko

dan memiliki risiko tinggi dalam kehamilannya (Sylvianingsih, 2016).

berdasarkan karakteristiknya resiko ibu hamil dibagi menjadi tiga golongan yaitu :

a. Ibu hamil beresiko rendah yaitu ibu hamil dengan kondisi kesehatan yang

baik bahkan tidak memiliki faktor resiko apapun pada dirinya maupun janin

yang sedang dikandungnya, contohnya persalinan spontan dengan

kehamilan prematur.

b. Ibu hamil beresiko sedang yaitu ibu hamil yang memiliki satu ataupun lebih

dari faktor resiko tingkat sedang, yang nantinya akan mempengaruhi kondisi

ibu dan janin yang sedang dikandung, bahkan akan menimbulkan kesulitan-

kesulitan selama proses persalinan.

c. Ibu hamil beresiko tinggi yaitu ibu hamil yang memiliki satu ataupun lebih

dari faktor resiko tingkat tinggi, yang nantinya faktor ini akan menimbulkan

komplikasi dan mengancam keselamatan ibu dan janin selama masa

kehamilan maupun persalinan.


31

4. Pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan ibu hamil

World Health Organization (WHO) sejak tahun 1990 telah

meluncurkan strategi Making Pregnancy Safer (MPS), yang salah satu

programnya adalah menempatkan safe motherhood sebagai prioritas utama dalam

rencana pembangunan nasional dan internasional. Salah satu upaya untuk

menurunkan AKI adalah melalui empat pilar safe motherhood dengan intervensi

sebagai berikut :

a. Mengurangi kemungkinan seorang perempuan menjadi hamil dengan upaya

KB

b. Mengurangi kemungkinan seorang perempuan hamil mengalami komplikasi

obstetri dalam kehamilan dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi

sedini mungkin serta ditangani secara memadai melalui pelayanan

antenatal.

c. Persalinan yang bersih dan aman dimana memastikan bahwa semua

penolong persalinan mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan alat untuk

memberikan pertolongan persalinan yang aman dan bersih, serta

memberikan pelayanan nifas bagi ibu dan bayi.

d. Mengurangi kemungkinan komplikasi persalinan yang berakhir dengan

kematian atau kesakitan melalui PONED dan PONEK.

G. Tinjauan Tentang Antenatal Care

1. Pengertian Antenatal Care (ANC)

Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan merupakan

pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan

anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka

post partum sehat dan normal. Kunjungan antenatal care adalah kunjungan ibu
32

hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak wanita merasa dirinya

hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal (Padila, 2014).

Asuhan antenatal ditujukan untuk memantau kemajuan kehamilan

guna mendukung kesehatan ibu dan perkembangan janin normal. Penting kiranya

agar bidan mengevaluasi fisik, psikologis, dan sosiologis kehamilan pada ibu dan

keluarganya secara kritis.

Antenatal Care (ANC) sebagai salah satu upaya pencegahan awal dari

faktor risiko kehamilan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Antenatal

care untuk mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi terhadap kehamilan dan

persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan memantau keadaan

janin. Idealnya bila tiap wanita hamil mau memeriksakan kehamilannya,

bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang mungkin ada atau akan timbul

pada kehamilan tersebut cepat diketahui dan segera dapat diatasi sebelum

berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan

pemeriksaan antenatal care. Apabila ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan

kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah kehamilannya berjalan dengan baik

atau mengalami keadaan risiko tinggi dan komplikasi obstetri yang dapat

membahayakan kehidupan ibu dan janinnya sehingga dapat menyebabkan

morbiditas dan mortalitas yang tinggi.

2. Kebijakan program pelayanan ANC

Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat

penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada

dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Motherhood”

yaitu meliputi : Keluarga Berencana, Antenatal Care, Persalinan Bersih dan

Aman, dan Pelayanan Obstetri Essensial. Pendekatan pelayanan obstetrik dan


33

neonatal kepada setiap ibu hamil ini sesuai dengan pendekatan Making Pregnancy

Safer (MPS), yang mempunyai 3 (tiga) pesan kunci yaitu :

a. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.

b. Setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan yang

adekuat.

c. Setiap perempuan dalam usia subur mempunyai akses pencegahan dan

penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan

komplikasi keguguran.

Dengan memperhatikan batasan dan tujuan pengawasan antenatal,

maka jadwal antenatal care adalah sebagai berikut :

a. Trimester I dan II

1) Sebulan sekali

2) Pengambilan data hasil pemeriksaan laboratorium

3) Pemeriksaan ultrasonografi

4) Nasihat diet

a) Empat sehat lima sempurna

b) Protein 0,5/kg BB, ditambah satu telur/hari

5) Observasi

a) Penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan

b) Komplikasi kehamilan

6) Rencana

a) Mengobati penyakit

b) Menghindari terjadinya komplikasi kehamilan I/II

c) Imunisasi tetanus I

b. Trimester III

1) Setiap dua minggu, kemudian seminggu sampai tanda kelahiran tiba


34

2) Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan

3) Diet empat sehat lima sempurna

4) Pemeriksaan Ultrasonografi

5) Imunisasi tatanus II

6) Observasi

a) Penyakit yang menyertai kehamilan

b) Komplikasi hamil trimester III

c) Berbagai kelainan kehamilan trimester III

7) Rencana pengobatan

8) Nasihat dan petunjuk tentang

a) Tanda inpartu

b) Keamanan harus datang untuk melahirkan

Pemanfaatan pelayanan antenatal care adalah dimanfaatkannya pelayanan

antenatal care oleh ibu hamil selama masa kehamilan dengan melakukan

kunjungan kehamilan (KI dan K4) secara sistematik dan teratur.

Adapun kunjungan kehamilan itu adalah :

a. Kunjungan pertama (K1)

Adapun kunjungan/kontak pertama dengan petugas kesehatan pada trimester

pertama selama masa kehamilan, yang dimaksud untuk diagnosis kehamilan.

Kegiatannya adalah :

1) Anamnesis lengkap, termasuk mengenai riwayat obstetrik dan

ginekologi terdahulu

2) Pemeriksaan fisik : tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu, bunyi

jantung, edema, dan lain-lain.

3) Pemeriksaan obstetri : usia kehamilan, besar uterus, bunyi jantung janin

dan pengukuran lingkar luar panggul


35

4) Pemeriksaan laboratorium: urin lengkap dan darah (Hb, Leukosit, dan

gula darah)

5) Penilaian status gizi : dilihat dari keseimbangan berat badan dan tinggi

badan atau lingkar lengan atas (LLA)

b. Kunjungan kedua (K2)

Adalah kunjungan atau kontak kedua ibu hamil dengan petugas kesehatan

pada trimester kedua selama masa kehamilan. Pemeriksaan terutama menilai

resiko kehamilan dan kelainan / cacat bawaan.

Kegiatannya adalah :

1) Anamnesis : keluhan dan perkembangan yang dirasa ibu

2) Pemeriksaan obstetri dan ginekologi pemeriksaan dengan USG: besar

dan usia kehamilan, aktivitas janin, kelainan atau cacat bawaan, cairan

ketuban letak plasenta.

3) Penilaian resiko kehamilan

4) Pemberian imunisasi TT-I dan pemberian (Fe)

c. Kunjungan ketiga (K3)

Adalah kunjungan atau kontak ketiga ibu hamil dengan petugas kesehatan

pada trimester ketiga selama masa kehamilan. Pemeriksaan terutama menilai

resiko kehamilan, juga untuk melihat aktifitas janin dan pertumbuhan janin secara

klinis.

Kegiatannya adalah :

1) Anamnesis : keluhan, gerakan janin.

2) Pemeriksaan fisik dan obstetrik (pemeriksaan panggul dalam khusus

pada kehamilan pertama)

3) Peniaian resiko kehamilan

4) Pemberian TT-2 dan pemberian tablet tambah darah (Fe)


36

d. Kunjungan keempat (K4)

Kunjungan atau kontak keempat ibu hamil dengan petugas kesehatan pada

trimester keempat selama masa kehamilan. Pemeriksaan terutama ditujukan

kepada penilaian kesejahteraan janin dan fungsi plasenta serta persiapan

persalinan.

Kegiatannya adalah :

1) Anamnesis : keluhan, gerakan janin dan lain-lain

2) Pengamatan gerakan janin

3) Pemeriksaan fisik dan obstetrik

4) USG ulang

Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi kunjungan

antenatal sebaiknya minimal 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan

sebagai berikut :

a. Minimal satu kali pada trimester pertama (K1) hingga usia kehamilan 14

minggu

Tujuannya :

1) Penapisan dan pengobatan anemia

2) Perencanaan persalinan

3) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

b. Minimal satu kali pada trimester kedua (K2), 14 – 28 minggu

Tujuannya :

1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

2) Penapisan pre eklamsia, gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran

perkemihan

3) Mengulang perencanaan persalinan


37

c. Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4) 28 - 36 minggu dan

setelah 36 minggu sampai lahir.

Tujuannya :

1) Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III

2) Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi

3) Memantapkan rencana persalinan

4) Mengenali tanda-tanda persalinan

Pemeriksaan pertama sebaiknya dilakukan segera setelah diketahui

terlambat haid dan pemeriksaan khusus dilakukan jika terdapat keluhan-keluhan

tertentu.

3. Tujuan dan manfaat ANC

Tujuan asuhan antenatal care (Setiawati Dewi, 2013)

a. Mengenali dan menangani penyakit-penyakit yang mungkin dijumpai dalam

kehamilan, persalinan dan nifas, misalnya pada kehamilan adanya

hiperemisis gravidarum yaitu muntah berlebihan yang dapat membahayakan

ibu hamil karena keluarnya cairan dan berkurangnya masukan nutrisi karena

mual muntah.

b. Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini

mungkin, misal adanya penyakit hipertensi yang menyertai kehamilan.

c. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.

d. Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari berkaitan

dengan kehamilan, nifas, laktasi dan keluarga berencana.

e. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar

dapat tumbuh kembang secara normal.

Untuk mencapai tujuan dari ANC tersebut dilakukan pemeriksaan dan

pengawasan wanita selama kehamilannya secara berkala dan teratur agar bila
38

timbul kelainan kehamilan atau gangguan kesehatan sedini mungkin diketahui

sehingga dapat dilakukan perawatan yang cepat dan tepat.

Mengacu pada penjelasan tersebut, bagi ibu hamil dan suami/keluarga dapat

mengubah pola berpikir yang hanya datang ke dokter jika ada permasalahan

dengan kehamilannya, karena dengan pemeriksaan kehamilan yang teratur,

diharapkan proses persalinan dapat berjalan dengan lancar dan selamat yang tak

kalah penting adalah kondisi bayi yang dilahirkan juga sehat, begitu pula dengan

ibunya.

Manfaat ANC (Setiawati Dewi, 2013):

a. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan

kedaruratan yang mungkin terjadi.

b. Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi yang timbul selama

kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah atau obstetrik.

c. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan sosial ibu serta

bayi dengan memberikan pendidikan, supleman dan imunisasi.

d. Membantu mempersiapkan ibu untuk menyusui bayi, melalui masa nifas

yang normal, serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis dan

sosial.

4. Standar Pelayanan Antenatal Care

Pelayanan / asuhan standar minimal termasuk “7T” :

a. Timbang berat badan

b. Ukur (tekanan) darah

c. Ukur (tinggi) fundus uteri

d. Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid) TT lengkap

e. Pemberian tablet zat besi, minimal 90 tablet selama masa kehamilan

f. Tes terhadap penyakit menular seksual


39

g. Temu wicara dalam rangka persiapan Rujukan.

5. Tempat pelaksanaan ANC

Tempat pemberian pelayanan ANC dapat bersifat statis dan aktif

meliputi :

a. Puskesmas

b. Puskesmas pembantu

c. Pondok Bersalin Desa

d. Posyandu

e. Rumah Sakit Bersalin

f. Rumah Sakit Pemerintah atau Swasta

g. Praktik Swasta
40

H. Kerangka Berfikir

1. Kerangka Teori

Faktor Predisposisi

• Pengetahuan

• Umur

• Pendidikan
Internal
• Paritas

• Sikap

• Pekerjaan

Faktor Pemungkin

• Jarak Rumah Kunjungan ANC


Ibu Hamil
• Status Ekonomi
Keluarga

Faktor Pendorong

• Dukungan
Keluarga/ suami

• petugas kesehatan

Bagan 2.1 : Kerangka Teori


Sumber Teori Lawrence Green
41

2. Kerangka Konsep

Pengetahuan

Jarak Rumah

Status Ekonomi Kunjungan


ANC Ibu Hamil

Dukungan
suami/keluarga

Petugas
Kesehatan

Ket :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

Bagan 2.2 Kerangka Konsep


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis, Waktu dan Lokasi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dimana penelitian

kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data

berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin

diketahui. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitik dengan

metode cross sectional karena pada penelitian ini variabel independen dan

dependen akan diamati pada waktu (periode) yang sama. Penelitian ini dilakukan

di Puskesmas Penrang Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo yang wilayah

kerjanya mencakup 10 desa dan dilaksanakan pada bulan September 2018.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sejumlah subjek besar yang mempunyai karakteristik

tertentu. Karakteristik subyek ditentukan sesuai dengan ranah dan tujuan

penelitian (Sastroasmoro dan Ismael, 2008 dalam Siswanto, 2014). Populasi yang

dianggap subjek dari penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester III yang

datang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Penrang Kabupaten Wajo pada

bulan Januari-Mei 2018 sebanyak 84 ibu hamil.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki populasi. Sampel pada penelitian ini yaitu

69 ibu hamil yang pernah memeriksakan kehamilan trimester III pada bulan

Januari – Mei 2018 di Puskesmas Penrang yang memenuhi kriteria inklusi.

Sesuai dengan tujuan penelitian maka teknik sampling yang

digunakan teknik Purposive Sampling dengan cara memilih sampel diantara

42
43

populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam

penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang

telah dikenal sebelumnya (Nursalam 2009). Dengan kriteria yaitu :

Kriteria Inklusi : sampel yang dapat dimasukkan atau yang layak untuk

diteliti, yaitu :

1) Ibu yang pernah memeriksakan kehamilan trimester III pada bulan

januari - mei di Puskesmas Penrang Kabupaten Wajo

2) Memiliki buku KIA

3) bersedia menjadi responden

Dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Nursalam, 2009)


n=

dimana :

n : Besarnya sampel dalam penelitian

N : Besarnya populasi dalam penelitian

d : Tingkat signifikan (p)

maka :

Sampel

C. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar

pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada ibu hamil di
Puskesmas Penrang, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya.
44

Responden disuruh mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada

saat itu juga oleh peneliti.

1. Pengumpulan data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian dengan pengambilan data langsung sebagai sumber informasi yang di

cari. Data primer diperoleh dengan cara menemui langsung ibu hamil yang berada

di wilayah kerja Puskesmas Penrang dengan memberikan instrumen penelitian

berupa kuesioner.

2. Pengumpulan data sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak diambil secara langsung oleh

peneliti melainkan dari pihak kedua. Data yang diperoleh dari buku rekam medik

Puskesmas Penrang.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti dalam menggunakan metode

pengumpulan data. Dengan demikian terdapat kaitan antara metode dengan

instrumen pengumpulan data. Pemilihan satu jenis metode pengumpulan data

kadang-kadang dapat memerlukan lebih dari satu jenis instrumen (Arikunto,

2011).

Metode yang digunakan adalah kuesioner dengan menggunakan skala

Guttman. Skala Guttman yaitu skala yang menginginkan jawaban tegas seperti

jawaban benar-salah, ya-tidak, pernah-tidak pernah dan semacamnya diberi skor

1.

E. Validasi dan Reliabilitas

1. Validasi

Validasi merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada

objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan
45

demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang

dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek

penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan

reliable yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen penelitiannya.

Suatu skala atau instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang

tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan

hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.

Validitas pengukuran berkaitan dengan tiga unsur yaitu : alat ukur, metode ukur,

dan pengukur. Dalam penelitian ini, keseluruhan unsur validitas termasuk alat

ukur, metode pengukuran, dan pengukurannya sudah valid, artinya semua telah

sesuai dengan standar operasional sehingga semua unsur dapat berjalan sesuai

dengan fungsinya.

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan (Notoatmodjo, 2002). Reliabilitas

adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal

tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang)

akan memberikan hasil yang sama.

Menurut Sumadi Suryabrata (2004) Reliabilitas menunjukkan sejauh

mana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran

harus reliable dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.

F. Pengolahan Data Dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Data primer dan data sekunder yang telah diperoleh dianalisis melalui

pengolahan data menggunakan program Statistik Package For Social Science

(SPSS), yang mencakup kegiatan sebagai berikut :


46

a. Editing, adalah upaya untuk memeriksa kembali lembar observasi yang

telah diisi, pengecekan yang dilakukan meliputi kelengkapan, kejelasan,

data responden. Data yang belum lengkap akan dikembalikan kepada

responden dan untuk diisi kembali pada saat itu juga.

b. Entri data, adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke

dalam master tabel atau data base komputer.

c. Cleaning, yaitu proses pengecekan kembali data-data yang telah

dimasukkan untuk melihat ada tidaknya kesalahan, terutama kesesuaian

pengkodean yang dilakukan. Apabila terjadinya kesalahan, maka data

tersebut akan segera diperbaiki sehingga sesuai dengan hasil pengumpulan

data yang dilakukan.

2. Analisis Data

Analisis data hasil penelitian dilakukan melalui dua tahapan utama

yaitu pengolahan data dan analisa data dengan menggunakan komputer. Analisa

yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa univariat dan analisis bivariat.

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap variabel penelitian untuk menganalisis

masing-masing variabel penelitian tersebut. Analisis data secara univariat

dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi variabel dependen

dan masing-masing variabel independen. Dalam analisis univariat penelitian ini,

yang dianalisis adalah tingkat pengetahuan, dukungan keluarga, status ekonomi,

jarak rumah, dan petugas kesehatan.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian ini analisis

bivariat yakni untuk menjelaskan hubungan antara enam variabel independent


47

dengan variabel dependen, yakni variabel tingkat pengetahuan, dukungan

keluarga, status ekonomi, jarak rumah, dan petugas kesehatan sebagai variabel

independen/bebas dengan variabel kunjungan pemeriksaan kehamilan sebagai

variabel dependen/terikat. Analisis bivariat ini menggunakan uji Chi Square yakni

digunakan untuk mengukur variabel.

G. Etika Penelitian

1. Informed consent (lembaran persetujuan menjadi responden)

Lembaran persetujuan diberikan kepada responden, terlebih dahulu

peneliti memberikan penjelasan maksud dan tujuan peneliti yang akan dilakukan

serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika

responden bersedia diteliti maka diberi lembar permohonan menjadi responden

(lembar satu) dan lembar persetujuan menjadi responden (lembar kedua) yang

harus ditandatangani, tetapi jika responden menolak untuk diteliti maka peneliti

tidak akan memaksa dan tetap akan menghormati hak-haknya.

2. Anonymity

Adalah tidak memberikan nama responden pada lembar yang akan

diukur, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. Untuk menjaga

kerahasiaan informasi dari responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama

responden pada lembar pengumpulan data, tetapi dengan memberikan nomor kode

pada masing-masing lembar yang dilakukan oleh peneliti sebelum lembar

pengumpulan data diberikan kepada responden.

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi partisipan dijamin peneliti, hanya data tertentu

yang dilaporkan sebagai hasil penelitian, dalam hal ini data yang berkaitan dengan

batas-batas dalam etika atau nilai-nilai pribadi dalam partisipan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum lokasi

1. Keadaan geografis

Kecamatan Penrang merupakan salah satu dari 14 kecamatan di

Kabupaten Wajo. Dengan Kelurahan Doping sebagai ibu kotanya dengan luas

wilayah 154.90 km2 dengan 10 desa. Kecamatan Penrang merupakan kecamatan

yang baru terbentuk yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Sajoanging.

Kecamatan Penrang terletak di pesisir timur Kabupaten Wajo dengan

batas-batas sebagai berikut :

Sebelah Barat : Kecamatan Majauleng

Sebelah Utara : Kecamatan Sajoanging

Sebelah Timur : Teluk Bone

Sebelah Selatan : Kecamatan Takkalalla

Puskesmas Penrang terletak di Jl. K.H Muh Sa‟ad, Kecamatan Penrang

tepatnya di Kelurahan Doping. wilayah kerja Puskesmas Penrang mencakup 10

desa dan 22 Posyandu. Disetiap desa terdapat PUSKESDES untuk mempermudah

masyarakat setempat dalam melakukan pemeriksaan.

VISI

“Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Penrang Sehat Tahun 2020”

MISI

1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau

oleh masyarakat

2. Meningkatkan kerja sama lintas sektor dalam pelaksanaan upaya

puskesmas

48
49

3. Mengembangkan kemitraan dan kemandirian masyarakat melalui

pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan

4. Mendorong masyaraka untuk melaksanakan PHBS

MOTTO

“Kepuasan anda tujuan kami

Kesembuhan anda harapan kami”

JANJI LAYANAN “PENRANG”

P : Profesional (Profesional dalam bekerja)

E : Efektif dan efisien ( Efektif dan Efisien dalam pelayanan kesehatan)

N : Nyaman (Nyaman dalam memberi pelayanan)

R : Ramah (Ramah terhadap pasien dan rekan kerja)

A : aman (Aman dalam bertindak berdasarkan prinsip keselamatan kerja)

N : Nyata (Nyata dalam berkarya)

G : Giat ( Giat dalam upaya pemberdayaan masyarakat)

JENIS PELAYANAN

1. Pelayanan UGD 24 jam

2. Pelayanan Persalinan 24 jam

3. Pelayanan Rawat Jalan

a. Pemeriksaan umum

b. Pemeriksaan KIA/KB

4. Konsultasi

a. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

b. Sanitasi

c. Gizi

5. Pelayanan Farmasi

6. Pelayanan Laboratorium
50

7. Pelayanan Ambulance 24 jam

8. Rekam Medis

9. Ramah Anak

Upaya Kesehatan Masyarakat yang ada di UPTD Puskesmas Penrang yaitu :

1. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial

a. Promosi Kesehatan

b. Kesehatan Lingkungan

c. KIA/KB

d. GIZI

e. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, sbb :

1) P2 Malaria

2) P2 IMS, HIV/AIDS

3) P2 DBD

4) P2 Imunisasi

5) P2 TB/Kusta

6) P2 Diare

7) P2 Ispa

8) P2 Hepatitis

9) P2 Kecacingan

10) P2 Filariasis

11) P2 Rabies

12) P2 Typoid

13) Surveilans

f. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2 PTM)

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

a. Pelayanan loket
51

b. Kesehatan jiwa

c. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

d. Kesehatan Olahraga

e. Kesehatan Tradisional Komplementer

f. Kesehatan indera

g. Kesehatan Lansia

h. Kesehatan Kerja

i. Kesehatan Gigi dan Mulut

j. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah dan Masyarakat

k. Mamin/ Kosmetik

l. Perawatan Kesehatan Masyarakat (PERKESMAS)


52

B. Hasil penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Penrang Kecamatan Penrang

Kabupaten Wajo. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 – 19 September 2018

dengan jumlah responden sebanyak 69 orang. Hasil penelitian ini diperoleh dari

lembar kuesioner yang merupakan data primer. Data yang telah dikumpulkan

diolah dengan komputer menggunakan program SPSS 16 sesuai dengan tujuan

penelitian, kemudian disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan narasi. Berikut

ini peneliti akan menyajikan analisa univariat pada tiap variabel dalam bentuk

tabel distribusi frekuensi dan analisa bivariat untuk mengetahui hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen dengan menggunakan uji Chi-

Square dengan nilai p=0,05.

1. Karakteristik responden

a. Distribusi umur ibu

Tabel 4.1
Distribusi responden berdasarkan umur ibu yang memeriksakan
kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018 di Puskesmas Penrang
Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo

Umur ibu n %

Risiko rendah (20-35 tahun) 58 84.1


Risiko tinggi (<20 dan >35 tahun) 11 15.9

Total 69 100
Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa persentase berdasarkan umur ibu hamil

yang berisiko rendah sebanyak 58 responden (84.1%) dan ibu hamil yang

berisiko tinggi sebanyak 11 responden (15.9%).


53

b. Distribusi pekerjaan ibu

Tabel 4.2
Distribusi responden berdasarkan pekerjaan ibu yang memeriksakan
kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018 di Puskesmas Penrang
Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo

Pekerjaan ibu n %
IRT 50 72.5
PNS 1 1.4
Pegawai Swasta 11 15.9
Wiraswasta 7 10.1
Total 69 100
Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa persentase berdasarkan pekerjaan ibu,

dari 69 responden dominan berstatus pekerja sebagai IRT sebanyak 50

responden (72.5%) dan status pekerjaan sebagai PNS hanya 1 responden

(1.4%).

c. Distribusi pendidikan ibu

Tabel 4.3
Distribusi responden berdasarkan pendidikan ibu yang memeriksakan
kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018 di Puskesmas Penrang
Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo

Pendidikan ibu n %
Tidak sekolah 5 7.2
SD 23 33.3
SLTP 12 17.4
SLTA 19 27.5
Perguruan tinggi 10 14.5
Total 69 100
Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa persentase berdasarkan pendidikan ibu,

dari 69 responden terdapat 5 responden (7.2%) yang tidak sekolah atau tidak

tamat SD, dan terdapat 23 responden (33.3%) yang tamat SD.


54

2. Variabel yang diteliti

a. Distribusi responden berdasarkan kunjungan antenatal care (ANC)

Tabel 4.4
Distribusi responden berdasarkan kunjungan ANC ibu hamil
pada bulan Januari – Mei 2018 di Puskesmas Penrang
Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo

Kunjungan ANC n %

Lengkap 50 72.5
Tidak lengkap 19 27.5

Total 69 100
Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 4.4 menujukkan bahwa persentase berdasarkan kunjungan ANC

ibu hamil sebanyak 50 responden (72.5%) lengkap dan 19 responden

(27.5%) yang memiliki kunjungan ANC tidak lengkap.

b. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan

Tabel 4.5
Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu yang
memeriksakan kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018
di Puskesmas Penrang Kecamatan Penrang
Kabupaten Wajo

Pengetahuan ibu n %

Cukup 38 55.1
Kurang 31 44.9

Total 69 100
Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa persentase berdasarkan pengetahuan

ibu sebanyak 38 responden (55.1%) cukup dan 31 responden (44.9%) yang

memiliki pengetahuan kurang.


55

c. Distribusi responden berdasarkan jarak rumah ke tempat pelayanan

kesehatan
Tabel 4.6
Distribusi responden berdasarkan jarak rumah ibu yang
memeriksakan kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018
di Puskesmas Penrang Kecamatan Penrang
Kabupaten Wajo

Jarak rumah n %

Dekat 49 71.0
Jauh 20 29.0

Total 69 100
Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa persentase berdasarkan jarak rumah

responden ketempat pelayanan kesehatan yang tergolong dekat sebanyak 49

responden (71.0%) dan jarak ketempat pelayanan kesehatan yang tergolong

jauh sebanyak 20 responden (29.0%).

d. Distribusi responden berdasarkan status ekonomi

Tabel 4.7
Distribusi responden berdasarkan status ekonomi yang
memeriksakan kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018
di Puskesmas Penrang Kecamatan Penrang
Kabupaten Wajo

Status ekonomi n %

Cukup 41 59.4
Kurang 28 40.6

Total 69 100
Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa persentase berdasarkan status ekonomi

cukup sebanyak 41 responden (59.4%) dan 28 responden (40.6%) yang


berstatus ekonomi kurang.
56

e. Distribusi responden berdasarkan dukungan suami/keluarga

Tabel 4.8
Distribusi responden berdasarkan dukungan suami/keluarga yang
memeriksakan kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018
di Puskesmas Penrang Kecamatan Penrang
Kabupaten Wajo

Dukungan suami/keluarga n %

Cukup 48 69.6
Kurang 21 30.4

Total 69 100
Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa suami/keluarga yang memberikan

dukungan cukup sebanyak 48 responden (69.6%) dan suami yang kurang

memberikan dukungan sebanyak 21 responden (30.4%).

f. Distribusi responden berdasarkan dukungan petugas kesehatan

Tabel 4.9
Distribusi responden berdasarkan dukungan petugas kesehatan
terhadap ibu yang memeriksakan kehamilan pada bulan Januari –
Mei 2018 di Puskesmas Penrang Kecamatan Penrang
Kabupaten Wajo

Dukungan petugas kesehatan n %

Cukup 49 71.0
Kurang 20 29.0

Total 69 100
Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa petugas kesehatan yang memberikan

dukungan cukup sebanyak 49 responden (71.0%), dan petugas kesehatan

yang kurang memberikan dukungan sebanyak 26 responden (29.0%).


57

3. Hubungan antara variabel yang diteliti

a. Pengetahuan ibu

Tabel 4.10
Hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan ANC ibu yang
memeriksakan kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018
di Puskesmas Penrang Kecamatan Penrang
Kabupaten Wajo

Kunjungan ANC Jumlah


Pengetahuan P
Lengkap Tidak lengkap
N %
n % n %

Cukup 37 53.6 1 1.4 38 55.1


Kurang 13 18.8 18 26.1 31 44.9
0.000

Total 50 72.5 19 27.5 69 100


Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa dari 38 responden yang

pengetahuannya cukup terdapat 37 responden (53.6%) yang melakukan

kunjungan ANC lengkap dan 1 responden (1.4%) yang kunjungan ANC

tidak lengkap. Sedangkan responden yang pengetahuannya kurang sebanyak

31 responden dimana terdapat 13 responden (18.8%) yang melakukan

kunjungan ANC lengkap dan terdapat 18 responden (26.1%) yang

melakukan kunjungan ANC tidak lengkap. Berdasarkan perhitungan analisis

statistik chi-square diperoleh nilai p=0.000 lebih kecil dari =0.05 berarti

terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terhadap kunjungan

ANC.
58

b. Jarak rumah ke tempat pelayanan kesehatan

Tabel 4.11
Hubungan antara jarak rumah dengan kunjungan ANC ibu yang
memeriksakan kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018
di Puskesmas Penrang Kecamatan Penrang
Kabupaten Wajo

Kunjungan ANC Jumlah


Jarak
Lengkap Tidak lengkap P
rumah N %
n % n %

Dekat 38 55.1 11 15.9 49 71.0


Jauh 12 17.4 8 11.6 20 29.0 0.237

Total 50 72.5 19 27.5 69 100


Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa dari 49 responden yang jarak

rumahnya dekat dengan tempat pelayanan kesehatan terdapat 38 responden

(55.1%) yang melakukan kunjungan ANC lengkap dan 11 responden

(15.9%) yang melakukan kunjungan ANC tidak lengkap. Sedangkan

responden yang jarak rumahnya jauh dengan tempat pelayanan kesehatan

sebanyak 20 responden terdapat 12 responden (17.4%) yang melakukan

kunjungan ANC lengkap dan terdapat 8 responden (11.6%) yang melakukan

kunjungan ANC tidak lengkap. Berdasarkan perhitungan analisis statistik

chi-square diperoleh nilai p=0.237 lebih besar dari nilai =0.05, berarti

tidak terdapat hubungan antara jarak rumah responden ke tempat pelayanan

kesehatan dengan kunjungan ANC.


59

c. Status ekonomi keluarga

Tabel 4.12
Hubungan antara status ekonomi keluarga dengan kunjungan ANC
ibu yang memeriksakan kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018
di Puskesmas Penrang Kecamatan Penrang
Kabupaten Wajo

Kunjungan ANC Jumlah


Status
Lengkap Tidak lengkap P
ekonomi N %
n % n %

Cukup 36 52.2 5 7.2 41 59.4


Kurang 14 20.3 14 20.3 28 40.6 0.001

Total 50 72.5 19 27.5 69 100

Sumber: Data Primer, 2018

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa dari 41 responden yang status

ekonominya cukup terdapat 36 responden (52.2%) yang melakukan

kunjungan ANC lengkap dan 5 responden (7.2%) yang melakukan

kunjungan ANC tidak lengkap. Sedangkan responden yang status

ekonominya kurang sebanyak 28 responden dimana terdapat 14 responden

(20.3%) yang melakukan kunjungan ANC lengkap dan 14 responden

(20.3%) yang melakukan kunjungan ANC tidak lengkap. Berdasarkan

perhitungan analisis statistik chi-square diperoleh nilai p = 0.001 lebih


kecil dari nilai = 0.05 berarti terdapat hubungan antara status ekonomi

keluarga terhadap kunjungan ANC.


60

d. Dukungan suami/keluarga

Tabel 4.13
Hubungan antara dukungan suami/keluarga dengan kunjungan ANC
ibu yang memeriksakan kehamilan pada bulan Januari – Mei 2018
di Puskesmas Penrang Kecamatan Penrang
Kabupaten Wajo

Dukunga Kunjungan ANC Jumlah


n suami/ Lengkap Tidak lengkap P
keluarga N %
n % n %
Cukup 43 62.3 5 7.2 48 69.6
Kurang 7 10.1 14 20.3 21 30.4 0.000
Total 50 72.5 19 27.5 69 100
Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa dari 48 responden yang cukup

mendapat dukungan suami/keluarganya terdapat 43 responden (62,4%) yang

melakukan kunjungan ANC lengkap dan terdapat 5 responden (7.2%) yang

melakukan kunjungan ANC tidak lengkap. Sedangkan responden yang

kurang mendapat dukungan suami/keluarga sebanyak 21 responden dimana

terdapat 7 (10.1%) yang melakukan kunjungan ANC lengkap dan terdapat


14 responden (20.3%) yang melakukan kunjungan ANC tidak lengkap.

Berdasarkan perhitungan analisis statistik chi-square diperoleh nilai p=

0.000 lebih kecil dari nilai = 0.05 berarti terdapat hubungan antara

dukungan suami/keluarga terhadap kunjungan ANC.


61

e. Dukungan petugas kesehatan

Tabel 4.14
Hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan kunjungan
ANC ibu yang memeriksakan kehamilan pada bulan Januari – Mei
2018 di Puskesmas Penrang Kecamatan Penrang
Kabupaten Wajo

Dukungan Kunjungan ANC Jumlah


petugas Lengkap Tidak lengkap P
kesehatan N %
n % n %

Cukup 43 62.3 6 8.7 49 71.0


Kurang 7 10.1 13 18.8 20 29.0 0.000

Total 50 72.5 19 27.5 69 100


Sumber: Data Primer, 2018
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa dari 49 responden yang cukup

mendapat dukungan dari petugas kesehatan terdapat 43 responden (62.3%)

yang melakukan kunjungan ANC lengkap dan 6 responden (8.7%) yang

melakukan kunjungan ANC tidak lengkap. Sedangkan responden yang

kurang mendapat dukungan petugas kesehatan sebanyak 20 responden

dimana terdapat 7 responden (10.1%) yang melakukan kunjungan ANC

lengkap dan 13 responden (18.8%) yang melakukan kunjungan ANC tidak

lengkap. Berdasarkan perhitungan analisis statistik chi-square diperoleh

nilai p = 0.000 lebih kecil dari nilai = 0.05 berarti terdapat hubungan

antara dukungan petugas kesehatan terhadap kunjungan ANC.


62

C. Pembahasan

1. Hubungan pengetahuan ibu terhadap kunjungan antenatal care

(ANC)

Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah pendidikan, paritas, usia dan pekerjaan. Makin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin

banyak pula pengetahuan tentang pemeriksaan kesehatan yang diterima, baik yang

diterima dari penyuluhan tenaga kesehatan, iklan-iklan ataupun dari cerita orang

lain, sehingga responden akan lebih teratur dalam pemeriksaan kehamilan.

Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan. Paritas adalah jumlah

anak yang pernah dilahirkan sehingga mempengaruhi masuknya pengetahuan

kedalam individu. Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang dalam menerima informasi. Bekerja merupakan kegiatan yang menyita

waktu. Pekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupannya

sehingga tidak banyak waktu untuk mendapatkan informasi. dari segi pekerjaan,

dimana mayoritas pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga. Dengan

pekerjaan responden sebagai ibu rumah tangga memberi peluang lebih besar

kepada responden untuk lebih banyak mendapatkan informasi tentang

pemeriksaan kehamilan sehingga pengetahuan responden semakin baik.

Berdasarkan perhitungan analisis statistik chi-square diperoleh nilai p =

0.000 lebih kecil dari = 0.05. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat

hubungan antara pengetahuan ibu dengan kunjungan ANC karena pengetahuan

yang cukup memegang peranan penting terhadap kunjungan ANC. Menurut

Murniati (2007), terdapat kecenderungan tingkat pengetahuan dengan

pemanfaatan pelayanan antenatal care, dimana ibu yang mendapatkan pelayanan


63

antenatal care cenderung adalah ibu yang memiliki pengetahuan yang baik

mengenai pelayanan antenatal itu sendiri. Pengetahuan ini akan membawa ibu

untuk berfikir dan berusaha supaya ia sehat (tidak ada keluhan) dalam

kehamilannya dan berusaha agar ia dan bayinya selamat sewaktu melahirkan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Inayah

Rauf (2013) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara

pengetahuan ibu dengan kunjungan ANC. Penelitian yang dilakukan Agustini

(2013) yang menemukan bahwa pengetahuan merupakan salah satu variabel yang

memiliki hubungan dengan derajat pemanfaatan pelayanan antenatal care oleh

ibu hamil.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Dalam hal ini, pengetahuan ibu hamil termasuk

dalam tiga domain yaitu tahu, memahami dan aplikasi. Pengetahuan bisa didapat

dari pendidikan formal ataupun informal. Adapun ayat tentang berilmu

pengetahuan dapat ditegaskan dalam QS al-Mujadilah/58:11 yaitu :


               

              

 

Terjemahnya:
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu, “berilah kelapangan
di dalam majelis”, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan
mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.”
Orang yang beriman dan berilmu pengetahuan akan menunjukkan sikap

yang arif dan bijaksana. Iman dan ilmu tersebut akan membuat orang agung. Ini

berarti pada ayat tersebut membagi kaum beriman kepada dua kelompok besar,
64

yang pertama sekedar beriman dan beramal saleh, dan yang kedua beriman dan

beramal saleh serta memiliki pengetahuan. Derajat kedua kelompok ini menjadi

lebih tinggi, bukan saja karena nilai ilmu yang disandangnya, tetapi juga amal dan

pengajarannya kepada pihak lain baik secara lisan, tulisan maupun dengan

keteladanan. Kita bisa saksikan, orang-orang yang dapat menguasai dunia ini

adalah orang-orang yang berilmu, mereka dengan mudah mengumpulkan harta

benda, mempunyai kedudukan dan dihormati orang. Ini merupakan suatu pertanda

bahwa Allah Swt mengangkat deratnya jadi antara iman dan ilmu harus selaras

dan seimbang.

Pada akhir ayat juga dijelaskan bahwasanya Allah Swt selalu melihat

apa yang kamu kerjakan, jadi tidak ada yang samar di hadapan Allah Swt. Allah

akan membalas semua apa yang kita kerjakan. Orang yang baik akan dibalas

dengan kebaikan dan yang jahat akan dibalas sesuai dengan kejahatannya.

Memiliki pengetahuan yang baik maka kunjungan ANC akan semakin

teratur. Dengan keteraturan kunjungan ANC tersebut maka perkembangan

kehamilan dan kondisi janin ibu dapat dipantau terus-menerus, sehingga apabila

ditemukan adanya kelainan ataupun komplikasi dalam kehamilan bisa segera

ditangani. Dengan begitu kualitas kesehatan ibu dan anak akan semakin

meningkat dan angka kematian ibu dan bayi bisa ditekan seminimal mungkin.

Menurut asumsi peneliti, bahwa ibu hamil dengan pengetahuan

kurang yang melakukan kunjungan ANC disebabkan oleh faktor motivasi dan

faktor lingkungan. Faktor lingkungan seperti adanya ajakan dari teman atau

tetangga ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya di posyandu karena

tidak mengeluarkan biaya, sehingga ibu hamil melakukan kunjungan ANC.

Sedangkan ibu hamil dengan pengetahuan baik tetapi tidak melakukan

kunjungan ANC disebabkan oleh faktor sikap ibu. Dimana ibu menganggap
65

kehamilannya masih muda dan tidak ada komplikasi, sehingga ibu belum perlu

untuk melakukan kunjungan ANC.

2. Hubungan jarak rumah ketempat pelayanan kesehatan terhadap

kunjungan antenatal care (ANC)

Keterjangkauan atau akses artinya layanan kesehatan itu harus

dapat dicapai oleh masyarakat, tidak terhalang oleh keadaan geografis, sosial,

ekonomi, organisasi dan bahasa. Jarak merupakan hal yang penting untuk

menjangkau tempat pelayanan kesehatan. Ketersediaan dan keterjangkauan

sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor yang memberikan kontribusi

terhadap perilaku sehat. Akses geografis di ukur dengan jarak, lama perjalanan,

biaya perjalanan, jenis transportasi, dan hambatan fisik lain yang dapat

menghalangi seseorang untuk mendapat layanan kesehatan. Keterjangkauan

atau akses dengan mutu tidak memiliki hubungan disebabkan karena pasien

merasa bermutu tidaknya puskesmas, pasien tetap memanfaatkan pelayanan

kesehatan di puskesmas itu sebab jarak dari rumah ke pelayanan kesehatan

mudah di jangkau atau di akses (Pohan, 2007).

Berdasarkan perhitungan analisis statistik chi-square diperoleh nilai

p=0.237 lebih besar dari nilai =0.05. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa

tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jarak rumah responden ketempat

pelayanan kesehatan dengan kunjungan ANC. Kondisi membuktikan bahwa jarak

dan waktu tempuh bukan menjadi prediktor terhadap aksebilitas pada pelayanan

kesehatan, artinya baik ibu yang memiliki persepsi jarak tempuh jauh maupun

dekat untuk menjangkau tempat pelayanan memiliki peluang yang sama untuk

berstatus pemeriksaan kehamilannya tidak lengkap (tidak sesuai standar). Hasil ini

sejalan dengan penelitian Sumiati (2012) yang menyatakan bahwa tidak ada
66

hubungan yang bermakna antara jarak tempat tinggal ketempat pelayanan

kesehatan dengan kunjungan K4

Menurut asumsi peneliti bahwa beberapa rumah yang jaraknya jauh dari

sarana dan fasilitas kesehatan akan tetapi apabila dilihat dari segi transportasi

sudah memadai untuk menjangkau tempat pelayanan kesehatan, dimana

keberadaan roda dua mayoritas dimiliki masyarakat. Namun, ada juga beberapa

rumah yang jarak rumahnya dekat dengan sarana dan fasilitas kesehatan akan

tetapi jarang untuk memeriksakan kesehatannya karena mereka hanya akan pergi

ke tempat pelayanan kesehatan apabila mendapat keluhan.

3. Hubungan status ekonomi keluarga dengan kunjungan ANC

Pendapatan yaitu seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang

baik dari pihak lain maupun dari pihak sendiri. Pendapatan perkapita adalah

besarnya pendapatan rata-rata keluarga dari suatu keluarga yang diperoleh dari

hasil pembagian pendapatan seluruh anggota keluarga tersebut. Pendapatan yang

dimaksud adalah suatu tingkat penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan pokok

dan pekerjaan sampingan orang tua dan anggota keluarga lainnya (Padila,2014).

Sosial ekonomi merupakan gambaran tingkat kehidupan seseorang

dalam masyarakat yang ditentukan dengan variabel pendapatan, pendidikan dan

pekerjaan, karena ini dapat mempengaruhi aspek kehidupan termasuk

pemeliharaan kesehatan. Keadaan sosial ekonomi yang rendah pada umumnya

berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan yang dihadapi. Menurut WHO

(Notoatmodjo,2003) faktor ekonomi juga berpengaruh terhadap seseorang dalam

upaya deteksi dini komplikasi kehamilan. Status ekonomi keluarga juga berperan

bagi seseorang dalam bertindak termasuk tindakan yang berhubungan dengan

kesehatan dan pemeriksaan kehamilan.


67

Berdasarkan perhitungan analisis statistik chi-square diperoleh nilai p =

0.001 lebih kecil dari nilai = 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada

hubungan antara status sosial ekonomi dengan kunjungan ANC. Pendapatan

mempengaruhi kunjungan ANC, hal ini disebabkan karena biaya penghidupan

yang tinggi sehingga diperlukan pasien harus menyediakan dana yang

diperlukan. Adapun tingkat ekonomi yang diteliti berdasarkan Upah Minimal

Provinsi (UMP) adalah penghasilan sebesar Rp 2.647.767,- /bulan. Hal ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan Umayah (2010) dengan judul

hubungan tingkat ekonomi ibu hamil dan tingkat kepuasan dengan

keteraturan kehamilan di Asy-syifa‟ Muhammadiyah Wedi Klaten, didapatkan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan keluarga dengan

kunjungan ANC.

Ekonomi sering menjadi alasan bagi responden untuk tidak

memeriksakan kehamilannya, dan kebanyakan responden yang datang

memeriksakan kehamilannya di puskesmas rata-rata tergolong dalam ekonomi

cukup sehingga responden yang mempunyai biaya cukup maka akan rajin

memeriksakan kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga

kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun, dengan adanya

perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka kehamilan

dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.

Status ekonomi sangat mempengaruhi kondisi psikologis ibu hamil. Ibu

hamil dengan tingkat sosial ekonomi tinggi mempunyai kecemasan yang lebih

rendah daripada ibu hamil yang berasal dari tingkat sosial ekonomi rendah. Hal

ini berkaitan dengan biaya persalinan maupun biaya pemeliharaan bayi sampai

dengan kehidupan dewasanya. Peran suami sangat dibutuhkan selama proses

kehamilan. Suami sebaiknya mendampingi istri untuk memeriksakan


68

kehamilannya, sehingga suami dapat mengetahui dan mengikuti tahap demi tahap

perkembangan bayinya. Kondisi menjelang persalinan merupakan saat yang

paling menengankan dan melelahkan bagi ibu hamil. Pada situasi ini keadaan

suami sangat membantu sang istri. Sebagaimana Ayat Allah SWT dalam QS Ath-

Thalaaq/65:6 yaitu:

              

             

       

Terjemahannya:
“Tempatkanlah mereka (para isteri) dimana kamu bertempat tinggal
menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk
menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah
ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya
hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu
untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah
diantara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui
kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya”
(Kementerian Agama RI dan terjemahannya, 2004:558)
Menurut tafsir Al-Mishbah (2002), Ayat tersebut menjelaskan bahwa

sebagai seorang suami berkewajiban untuk menafkahi segala kebutuhan istri

terutama dalam memeriksakan kehamilan sampai dengan persalinan berjalan

dengan baik. Termasuk bagi suami yang sudah menceraikan isterinya dalam

keadaan hamil.

Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa menjadi kewajiban bagi

suami memberi tempat tinggal yang layak sesuai dengan kemampuannya kepada

istri yang tengah menjalani idah. Jangan sekali-kali ia berbuat yang

menyempitkan dan menyusahkan hati sang istri dengan menempatkannya pada

tempat yang tidak layak atau membiarkan orang lain tinggal bersamanya,
sehingga ia merasa harus meninggalkan tempat itu dan menuntut tempat lain yang
69

disenangi. Jika istri yang dtalak ba‟in sedang hamil, maka ia wajib diberi nafkah

secukupnya sampai melahirkan.

Menurut asumsi peneliti bahwa responden dengan pendapatan

keluarga rendah yang melakukan kunjungan ANC disebabkan oleh faktor

adanya informasi dari teman atau tetangga bahwa pemeriksaan kehamilan di

posyandu tidak dikenakan biaya atau gratis, sehingga responden

memeriksakan kehamilannya. Responden dengan pendapatan rendah tetapi tidak

melakukan kunjungan ANC disebabkan oleh beberapa faktor diantara ibu hamil

yang memiliki jarak rumah yang jauh dari tempat pelayanan kesehatan sehingga

harus menggunakan transportasi umum karena tidak memiliki kendaraan pribadi.

Faktor lain juga disebabkan dari responden yang memeriksakan diri di

PUSKESDES masih dipungut biaya pada saat pengambilan obat, serta responden

juga mengaku yang memiliki paritas tinggi sudah merasa berpengalaman sehingga

tidak perlu lagi memeriksakan kehamilannya. Sedangkan responden dengan

pendapatan keluarga tinggi tetapi tidak melakukan kunjungan ANC disebabkan

oleh faktor motivasi dan sikap yang dimiliki oleh responden tersebut.

4. Hubungan dukungan suami/keluarga terhadap kunjungan ANC

Dukungan suami merupakan sistem pendukung utama untuk

memberikan perawatan langsung pada setiap keadaan sehat ataupun sakit.

Kepala keluarga adalah seorang dari sekelompok anggota rumah tangga yang

bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga atau orang yang

dianggap atau ditunjuk sebagai kepala rumah tangga. Peran suami/keluarga

dalam pelayanan antenatal sangat penting, suami/keluarga sebagai orang-orang

yang paling dekat dengan responden yang harus memotivasi responden untuk

memeriksakan kehamilannya serta mendukung responden baik secara moril

maupun materil sehingga responden dapat melalui kehamilannya dengan baik.


70

Berdasarkan perhitungan analisis statistik chi-square diperoleh nilai p =

0.000 lebih kecil dari nilai = 0.05. hasil penelitian ini membuktikan terdapat

hubungan yang signifikan antara dukungan suami/keluarga terhadap kunjungan

ANC. Responden yang dukungan suaminya baik memiliki peluang untuk

melakukan kunjungan ANC sesuai standar dibandingkan ibu yang memiliki

dukungan suami kurang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Mardiah (2013) dalam penelitiannya yang berjudul faktor yang

berhubungan dengan pemanfaatan antenatal care oleh ibu hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember Tahun 2013, didapatkan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan

kunjungan ANC. Hasil penelitian Nurlaelah (2014) juga menyatakan bahwa

terdapat hubungan antara dukungan suami/keluarga terhadap kunjungan ANC.

Dukungan suami/keluarga terhadap responden ditunjukkan dengan

selalu mengingatkan mengantar responden untuk memeriksakan kandungannya,

mengingatkan ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi dan tablet Fe, serta

menyiapkan biaya bagi ibu hamil untuk memeriksakan kandungannya. Dengan

demikian dapat dijelaskan bahwa, dukungan suami/keluarga sangat memegang

peranan penting dalam perilaku ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Hal

tersebut oleh karena kekhawatiran dari keluarga terhadap masa kehamilan yang

merupakan gerbang untuk menghadapi persalinan, semakin baik pemeriksaan

kehamilannya maka pihak keluarga akan semakin tenang untuk menghadapi

persalinan, karena dapat mengetahui kondisi kehamilannya serta kesehatan ibu

dan bayinya.

Menurut asumsi peneliti bahwa ibu hamil yang suami tidak

mendukung tetapi tetap melakukan kunjungan ANC disebabkan oleh faktor

motivasi ibu itu sendiri. Ibu ingin menjaga janin yang dikandungnya hingga
71

masa persalinan dalam kondisi ibu dan bayi sehat. Sedangkan ibu hamil yang

suami mendukung tetapi tidak melakukan kunjungan ANC disebabkan oleh

faktor paritas yang tinggi. dimana responden yang sudah mengalami kehamilan

lebih dari dua kali sudah pasti mempunyai pengalaman lebih tentang pemeriksaan

ANC daripada ibu yang pertama kali mengalami kehamilan. Semakin sering ibu

memiliki riwayat melahirkan, kunjungan ANC menjadi berkurang karena ibu

menganggap bahwa dia memiliki pengalaman yang cukup sehingga kurang

termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya.

5. Hubungan dukungan petugas kesehatan terhadap kunjungan ANC

Sikap petugas kesehatan akan membentuk persepsi ibu hamil

tentang pelayanan antenatal. Petugas yang memberikan kesan yang baik

terhadap ibu hamil serta menunjukkan kemampuan, ketelitian, keterampilan

dalam mengatasi kesulitan yang dialami pasien dengan cepat sesuai dengan

tuntunan akan membuat ibu hamil merasa percaya diri untuk memeriksakan

kesehatan dan puas dengan pelayanan yang diberikan. Hal ini akan berdampak

pada keinginan ibu untuk melanjutkan pemeriksaan kehamilan di pelayanan

kesehatan tersebut.

Berdasarkan perhitungan analisis statistik chi-square diperoleh nilai p =

0.000 lebih kecil dari nilai = 0.05 berarti terdapat hubungan antara dukungan

petugas kesehatan terhadap kunjungan ANC. Sebagian besar responden menilai

dukungan petugas kesehatan dalam kategori cukup dan memenuhi kunjungan

ANC. Responden menyatakan bahwa sikap petugas kesehatan sudah baik

dalam melayani pasien yang datang berkunjung serta memberikan pelayanan

medis selalu ramah dan cepat tanggap namun ada beberapa responden yang

mengeluhkan petugas kurang menjelaskan secara rinci informasi tentang obat

yang diberikan baik khasiat dan efek samping. Sejalan dengan hasil penelitian
72

Inayah yang menyebutkan bahwa ada hubungan antara dukungan petugas

kesehatan dengan kunjungan ANC. Semakin baik pelayanan yang di berikan oleh

petugas, semakin tinggi tingkat pemanfaatan pelayanan ANC.

Menurut asumsi peneliti, dengan sikap petugas kesehatan yang ramah,

memberikan pelayanan yang baik kepada responden sehingga meningkatkan

kunjungan ANC ibu hamil. Sedangkan responden yang memiliki kunjungan ANC

tidak lengkap karena mendapat pelayanan yang kurang baik dari petugas

kesehatan. Hal ini disebabkan oleh karena terkadang petugas kesehatan sibuk

sehingga lupa menjelaskan aspek-aspek pelayanan antenatal care dengan lengkap

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Penrang Kecamatan Penrang

Kabupaten Wajo yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi kunjungan Antenatal Care (ANC) ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Penrang. Pada pelaksanaan penelitian ini terdapat

beberapa hambatan yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan

tersebut, antara lain :

1. Variabel penelitian

Secara teoritis terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

kunjungan ibu hamil melakukan antenatal care . Ada kemungkinan variabel lain

yang terkait namun tidak diikutsertakan dalam penelitian ini karena berbagai

pertimbangan dan keterbatasan. Variabel yang diteliti hanya terbatas pada variabel

yang terdapat dalam kerangka konsep penelitian.

2. Instrumen penelitian

Banyaknya variabel yang diukur dalam kuesioner membuat peneliti

membatasi jumlah pertanyaan pada setiap variabel untuk memudahkan responden


73

menjawab pertanyaan yang tidak terlalu banyak. Kuesioner penelitian dilakukan

uji validitas dan reliabilitas. Beberapa pertanyaan yang tidak valid dilakukan

perubahan pada redaksi penulisan.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Penrang

Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan kunjungan antenatal

care (ANC)

2. Tidak terdapat hubungan antara jarak rumah ketempat pelayanan

kesehatan dengan kunjungan antenatal care (ANC)

3. Terdapat hubungan antara status sosial ekonomi keluarga dengan

kunjungan antenatal care (ANC)

4. Terdapat hubungan antara dukungan suami/keluarga dengan kunjungan

antenatal care (ANC)

5. Terdapat hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan

kunjungan antenatal care (ANC)

B. Saran

1. Diharapkan bagi petugas kesehatan Puskesmas Penrang mengadakan

kelas ibu hamil disetiap desa secara rutin minimal 1 bulan sekali dengan

memberikan penyuluhan khususnya tentang pemeriksaan antenatal

care, serta pelayanan yang didapatkan ketika pemeriksaan kehamilan di

pelayanan kesehatan.

2. Jarak rumah ke fasilitas kesehatan yang jauh dapat diantisipasi dengan

cara bidan melakukan penyuluhan terhadap kader-kader tentang

pentingnya kunjungan ANC, kemudian disampaikan kepada ibu hamil

di daerahnya masing-masing.

74
75

3. Pemerintah sebaiknya menyelenggarakan dan mengawasi sistem

pembiayaan kesehatan yang dapat mengurangi beban masyarakat yang

kurang mampu dari segi ekonomi dalam pembiayaan pelayanan kesehatan.

4. Petugas kesehatan sebaiknya mengikutsertakan suami atau keluarga ibu

hamil pada kegiatan posyandu dan juga pada saat kunjungan pemeriksaan

kehamilan. Misalnya ketika ibu hamil periksa maka suami tidak hanya

menunggu di luar tetapi dipersilahkan masuk, sehingga petugas kesehatan

dapat memberikan penyuluhan dan konseling tentang pemeriksaan

kehamilan tidak hanya pada ibu hamil tetapi juga pada keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA

Agustini Nyoman Mestri, Nunuk Suryani, Pancrasia Murdani. (2013). Hubungan


antara Tingkat Pengetahuan ibu dan Dukungan Keluarga dengan Cakupan
Pelayanan Antenatal di Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng.
Arikunto, S. (2011). Manajemen Penelitian. (11th ed.). Jakarta: Rineke Cipta
Arsyad Sukmawati (2014) Gambaran Status Sosial Ekonomi Dan Perilaku Orang
Tua Bayi Usia 6-12 Bulan Dalam Pemberian Asi Eksklusif Dikelurahan
Tamangapa Kecamatan Manggala Kota Makassar Tahun 2014
Assuyuti.Jalaluddin. Lubabun Nuzul Fi Asbabun Nuzul. 1986. Surabaya: Daarul Ihya
Departemen Agama RI. Al-Qur‟an dan terjemahannya. Jakarta: Departemen Agama
RI. 2004.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, 2017. Profil Kesehatan Provinsi
Sulawesi- Selatan. Sulawesi Selatan.
Erlina Rahma, TA Larasati, Betta Kurniawan. (2013). Faktor yang Mempengaruhi
Ibu Hamil dalam Pemeriksaan Kehamilan di puskesmas Rawat Inap Bandar
Lampung. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
Fitrayeni, Suryati, Riski Mela Faranti. (2016). Penyebab Rendahnya Kelengkapan
Kunjungan Antenatan Care Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
pengambiran. http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/
Fraser Diane M, Margaret A Cooper (2012) Buku Saku Praktik Klinik
Kebidanan.Buku Kedokteran.Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. Riset Kesehatan dasar 2013. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Pedoman Umum Program Indonesia Sehat
Dengan Pendekatan Keluarga. Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2016. Jakarta: kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2017
Khazanah Puji Nur (2017) Hubungan Tingkat Stress Dengan Kejadian Emesis
Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester 1 Di Wilayah Kerja Puskesmas 1
Cilongok Kabupaten Banyumas
Mardiah (2013). Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan antenatal care
oleh ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember
Tahun 2013. Karya Tulis Ilmiah.
Marniyati, Lisa, Irsan Saleh, and Bambang B Soebyakto. 2016. “Pelayanan
Antenatal Berkualitas Dalam Meningkatkan Deteksi Risiko Tinggi Pada Ibu

76
77

Hamil Oleh Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Sako, Sosial, Sei Baung Dan Sei
Selincah Di Kota Palembang.” Januari 3 (1): 355–62. https://doi.org/181709.
Masyhara Affin (2016) Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Tentang
Perawatan Payudara Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Di Puskesmas
Gamping 1 Kabupaten Sleman Yogyakarta
Muis Junaedah (2014) Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penanganan
Diare Pada Bayi Dikelurahan Tompobalang Kecamatan Sombaopu
Mufdillah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jogjakarta: Nuha Medika
Murniati. (2007). Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan
Antenatal oleh Ibu Hamil di Kabupaten Aceh Tenggara. Tesis. Universitas
Sumatera Utara.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineke Cipta.
Notoatmojdo,Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nurihwani (2017) Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Pengobatan
Antiretroviral (Arv) Pada Orang Dengan Hiv Dan Aids Di Puskesmas
Jumpandang Baru Tahun 2017
Nurlaelah, Ummu Salmah, Muhammad Iksan. (2014). Faktor yang Berhubungan
dengan Kunjungan Antenatal Care di Wilayah Kerja Puskesmas Dungkait
Kabupaten Mamuju.
Nursalam (2013). Metodologi penelitian ilmu keperawatan: Pendekatan praktis.
Jakarta: Salemba Medika.
Nursia Aja (2014). Hubungan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan K4 dengan
kejadian bayi Berat Lahir Rendah di Kota Ternate.
Padila. (2014). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Nuha Medika. Yogyakarta
Pohan. (2007). Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan dasar-dasar Pengertian dan
Penerapan. Jakarta: EGC.
Prasetyawati Arsita Eka (2011) Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk Kebidanan
Holistik. Yogyakarta: Nuha medika.
Primasari Nina (2010) Pengetahuan Persepsi Ibu Dan Dukungan Suami Terhadap
Frekuensi Pelaksanaan Anc Pada Ibu Hamil Primigravida Di Bps Desa Sawo
Kecamatan Kutorejo Mojokerto
Purnama Kurnia Indriyanti (2016) Analisis Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Kunjungan Antenatal Care
78

Putri Meidila. (2016). Hubungan Peran Tenaga Kesehatan Terhadap Kepatuhan Ibu
Hamil dalam Mengkonsumsi tablet Fe.
Rauf Nur Inayah,DKK. (2013). Faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan
Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Minasa Upa Kota Makassar. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Saifuddin, Abdul Bari DKK. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjos
Setiawati Dewi (2013) Kehamilan dan Pemeriksaan Kehamilan. Alauddin university
press. Samata
Shihab Quraish (2002). Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an
(volume 7). Jakarta: Lentera hati.
Shihab Quraish (2002). Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an
(volume 2). Jakarta: Lentera hati.
Shihab Quraish (2002). Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an
(volume 14). Jakarta: Lentera hati.
Siswanto, Susila, Suyanto (2014) Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran.
Bursa ilmu. Yogyakarta
Sumiati S. (2012). Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kunjungan
Pemeriksaan Kehamilan K4 Di Puskesmas Dengan Tempat Perawatan
Sindangratu Kabupaten Garut Tahun 2012.
Susanto Jepri, La Ode Ali Imran Ahmad, Cece Suriani (2016). Faktor yang
berhubungan dengan Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) Kunjungan K1 – K4
Di RSUD Kota Kendari Tahun 2016.
Suryabrata, Sumadi. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sylvianingsih (2016) Faktor-Faktor Prediktor Yang Mempengaruhi Kunjungan
Pemeriksaan Kehamilan (K4) Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kuala Behe Kalimantan Barat.
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. (2013). Pedoman Penulisan Karya
Tulis Ilmiah. Makassar: Alauddin Press Maassar.
Usman, Nur Ulfa Damayanti,Ayu Dwi Putri Rusman (2018) Faktor yang
Berhubungan dengan Pemanfaatan Antenatal Care di Puskesmas Madisingna
Mario Kota Pare-Pare. Online jurnal: http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk :
1. Mohon dengan hormat bantuan dan kesediaan ibu, saudari untuk menjawab
seluruh pertanyaan.
2. Jika kurang dimengerti atau ragu, tanyakan pada peneliti
3. Berilah tanda silang ( X ) pada pertanyaan yang anda anggap paling sesuai
untuk tiap-tiap pertanyaan.
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nomor Responden : (di isi oleh peneliti)
2. Nama Responden : (inisial)
3. Umur Responden : tahun
4. Alamat :
5. Pekerjaan ibu :
a. Ibu Rumah Tangga (IRT)
b. PNS
c. Pegawai Swasta
d. Wiraswasta
6. Pendidikan terakhir :
a. Tidak sekolah / Tidak Tamat SD
b. SD
c. SLTP
d. SLTA
e. Perguruan Tinggi
7. Paritas :
a. Kehamilan Pertama (Primigravida)
b. Kehamilan kedua (Secondgravida)
c. Kehamilan lebih dari dua (Multigravida)
B. Kunjungan Antenatal Care (ANC)
8. Berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya ?
a. ≥ 4 kali
b. < 4 kali
9. Apakah ibu teratur memeriksakan kehamilan berdasarkan aturan pemeriksaan
kehamilan ?
a. Ya
b. Tidak
C. Pengetahuan
10. Menurut ibu, kapan sebaiknya pertama kali untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan
a. Sejak terlambat haid
b. Umur kehamilan 4 bulan
c. Saat akan melahirkan
11. Menurut ibu, bagaimana pemeriksaan kehamilan dikatakan teratur ?
a. Bila pemeriksaan dilakukan trimester pertama 1 kali, trimester kedua 1
kali, dan trimester ketiga 2 kali
b. Bila pemeriksaan dilakukan trimester pertama 1 kali, trimester kedua 1
kali, dan trimester ketiga 1 kali
c. Bila pemeriksaan dilakukan trimester pertama 1 kali, trimester kedua 1
kali, dan trimester ketiga tidak perlu
12. dibawah ini yang merupakan pengertian dari pemeriksaan kehamilan...
a. Pemeriksaan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk
menjaga kesehatan ibu dan bayinya
b. Pemeriksaan yang diberikan kepada ibu hamil setiap minggu untuk
menjaga kesehatan ibu
c. Pemeriksaan yang diberikan kepada ibu hamil pada saat ada keluhan
13. Menurut ibu, kepada siapa seharusnya dilakukan pemeriksaan kehamilan ?
a. Tenaga kesehatan (dokter / bidan)
b. Kader posyandu
c. Dukun
14. Menurut ibu, berapa kali sebaiknya pemberian Tetanus Toxoid (TT) ?
a. Dua kali
b. Tiga kali
c. Empat kali
15. Menurut ibu, apa manfaat imunisasi TT bagi ibu hamil
a. Mencegah penyakit polio
b. Mencegah penyakit malaria
c. Mencegah penyakit tetanus
16. Berapa jumlah tablet zat besi yang harus dikonsumsi ibu hamil selama masa
kehamilan ?
a. Minimal 90 biji
b. Miniman 60 biji
c. Minimal 30 biji
17. Menurut ibu, apa manfaat dari pemberian tablet tambah darah (Fe) ?
a. Mencegah terjadinya anemia
b. Mencegah terjadinya berat bayi lahir rendah
c. Mencegah tetanus pada bayi
D. Jarak rumah ke tempat pelayanan kesehatan
18. Apakah ibu hamil sering mengeluhkan kesulitan untuk pergi ke tempat
pelayanan bidan?
a. Ya
b. Tidak
19. Berapa jarak tempat tinggal ibu hamil ke tempat pelayanan bidan?
a. ≤ 5 Km
b. > 5 Km
20. Dengan apa ibu hamil menempuh perjalanan ke tempat pelayanan
bidan?
a. Jalan kaki
b. Kendaraan
E. Sosial Ekonomi
21. Berapa penghasilan yang didapat dalam sebulan ?
a. ≥ Rp.2.647.767
b. < Rp.2.647.767

F. Dukungan suami / keluarga


Berilah tanda ceklis ( √ ) pada jawaban yang dianggap benar

No. Pertanyaan Ya Tidak

1 Suami saya termasuk suami SIAGA (siap jaga


antar)?
2 Suami/keluarga menyarankan saya untuk
memeriksakan kehamilan di tempat pelayanan
kesehatan
3 Suami/keluarga menemani saya pergi
pemeriksaan kehamilan
4 Suami/keluarga mengingatkan saya minum obat
dari dokter
5 Suami/keluarga selalu menanyakan keadaan
saya dan janin yang dikandung
6 Suami/keluarga mengingatkan untuk istirahat
yang cukup
7 Suami/keluarga menghibur atau menenangkan
ketika ada masalah
8 Suami/keluarga memenuhi keinginan saya saat
ngidam sesuatu
9 Suami/keluarga menghargai perubahan emosi
saya
10 Suami/keluarga mngabaikan keluhan-keluhan
yang ada pada diri saya selama hamil
G. Dukungan Petugas Kesehatan

No Pernyataan Ya Tidak

Petugas kesehatan memberikan penjelasan tentang


1
pentingnya pemeriksaan kesehatan
2 Petugas kesehatan menjelaskan apa itu K1,K2,K3 dan K4
Petugas Kesehatan mengisi buku KIA ibu hamil saat
3
pemeriksaan kehamilan
Petugas kesehatan mengingatkan mengingatkan jadwal
4
pemeriksaan selanjutnya
Petugas kesehatan menjelaskan hasil pemeriksaan
5
kehamilan
Petugas Kesehatan tidak memberikan kesempatan kepada
6 ibu hamil untuk bertanya mengenai penjelasan yang
kurang dimengerti
Petugas Kesehatan memberikan masukan kepada ibu
7
hamil agar tetap menjaga kesehatan
Petugas Kesehatan membantu memberikan solusi untuk
8
keluhan atau masalah ibu hamil
Petugas Kesehatan selalu tersenyum saat menjalankan
9
tugas
Petugas Kesehatan menggunakan bahasa yang mudah
10
dimengerti
Lampiran 2
SURAT PERSETUJUAN
(Informed Consent)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi


kunjungan Antenatal Care (ANC) Ibu Hami di Wilayah Kerja Puskesmas Penrang
Kecamatan Penrang Kabupaten Wajo.
Setiap ibu yang menjadi responden akan diajukan beberapa pertanyaan dalam
bentuk kuesioner yang terdiri dari enam kuesioner yaitu kuesioner kunjungan
pemeriksaan kehamilan, pengetahuan ibu tentang pemeriksaan kehamilan, dukungan
keluarga, status social ekonomi keluarga, jarak rumah ketempat pelayanan kesehatan,
dan dukungan petugas kesehatan. Peneliti sangat mengharapkan partisipasi dari
responden. Semoga penelitian ini memberi manfaat bagi kita semua.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :………………………………….
Umur :……………………………….....
Alamat/No. Telp :…………………………………..
Dengan ini menyatakan persetujuan berpartisipasi dalam penelitian sebagai
responden. Saya menyadari bahwa keikutsertaan diri saya pada penelitian ini adalah
sukarela. Saya setuju akan memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian
ini.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada
paksaan dari pihak manapun.

Penrang, 3 September 2018


Peneliti Yang Membuat Pernyataan

Ariantika ( )
Lampiran 5
nama JK umur alamat pekerjaan pendidikan paritas B8 B9 C10 C11 C12 C13 C14 C15 C16 C17 D18 D19 D20 E21 F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8 G9 G10 K.ANC pengetahuan jarak rumah S.ekonomi D.suami/klg D.P.Kes
bu 1 1 raddae 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1
ni 1 1 raddae 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1
an 1 1 raddae 1 2 3 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2
ju 1 1 raddae 1 2 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1
ka 1 1 raddae 1 3 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1
as 1 2 makmur 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
mu 1 1 makmur 2 5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
mus 1 1 makmur 4 5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ma 1 1 makmur 1 2 3 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2
ba 1 2 makmur 1 2 3 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2
nu 1 1 makmur 3 5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ha 1 1 doping 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
hu 1 1 doping 3 5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
he 1 1 doping 3 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ha 1 1 doping 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
su 1 1 doping 3 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ra 1 1 tpalie 1 4 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
nu 1 1 tpalie 1 2 2 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 2 2 2 2 2
as 1 2 tpalie 1 4 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1
ra 1 1 tpalie 3 4 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
ru 1 1 tpalie 1 1 3 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2
fa 1 1 doping 1 3 2 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1
su 1 1 doping 1 2 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1
re 1 1 doping 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ir 1 1 doping 1 2 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2
yu 1 1 doping 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
ru 1 1 doping 1 2 3 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2
an 1 1 doping 3 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ba 1 1 penrang 1 3 3 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ci 1 1 penrang 3 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ra 1 2 padaelo 4 4 2 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1
da 1 2 padaelo 1 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
dar 1 2 padaelo 1 1 3 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1
an 1 2 padaelo 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ya 1 1 padaelo 1 2 3 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1
ma 1 1 padaelo 4 3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1
ri 1 1 padaelo 1 2 2 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1
an 1 1 walanga 4 3 2 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1
and 1 1 walanga 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
anh 1 1 doping 3 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
sa 1 1 benteng 1 3 3 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1
ma 1 2 benteng 1 4 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2
su 1 2 walanga 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2
so 1 1 walanga 1 2 3 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 1
gu 1 1 walanga 1 2 2 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2
ar 1 1 temabara 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
ha 1 1 temabara 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
ay 1 2 padaelo 1 3 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1
mu 1 1 temabara 1 2 3 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2
su 1 1 temabara 1 4 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1
be 1 1 temabara 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2
an 1 1 temabara 1 1 2 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2
er 1 1 doping 4 4 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
wa 1 1 doping 1 2 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
sa 1 1 cappapad 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2
nu 1 1 doping 1 2 2 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2
fe 1 1 padaelo 1 2 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2
li 1 1 raddae 3 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
re 1 2 raddae 1 3 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1
su 1 1 padaelo 1 2 3 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2
ha 1 1 padaelo 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
ek 1 1 padaelo 3 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ar 1 1 benteng 3 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ab 1 1 benteng 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
fi 1 1 benteng 4 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
be 1 1 walanga 1 1 3 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2
ma 1 1 raddae 1 2 2 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2
su 1 1 padaelo 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
ha 1 1 walanga 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1

Ket :
JK 1 : perempuan
Umur 1 : 20-35 tahun
2 : <20 dan >35 tahun
Pekerjaan 1 : IRT
2 : PNS
3 : pegawai swasta
4 : wiraswasta
Pendidikan 1 : Tidak tamat SD
2 : SD
3 : SLTP
4 : SLTA
5 : perguruan tinggi
Paritas 1 : kehamilan pertama
2 : kehamilan kedua
3 : kehamilan lebih dari dua
K. ANC 1 : lengkap
2 : tidak lengkap
pengetahuan 1 : cukup
2 : kurang
jarak rumah 1 : jauh
2 : dekat
S. Ekonomi 1 : cukup
2 : kurang
D.keluarga 1 : cukup
2 : kurang
D.P.Kes 1 : cukup
2 : kurang
Lampiran 6 Validasi dan Realibilitas

Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
Berapa kali pemeriksaan 28.30 34.700 .595 .932
kehamilan
Ibu teratur memeriksakan 28.30 34.700 .595 .932
kehamilan
Pertama kali pemeriksaan 28.33 33.540 .805 .929
kehamilan
Bagaimana pemeriksaan 28.40 34.524 .525 .933
kehamilan dikatakan teratur
Pengertian pemeriksaan 28.20 35.959 .485 .933
kehamilan
Kepada siapa pemeriksaan 28.23 35.082 .643 .931
kehamilan dilakukan
Berapa kali pemberian TT 28.63 33.413 .651 .931
Manfaat imunisasi TT 28.63 33.482 .639 .932
Jumlah Fe yang dikonsumsi 28.57 33.702 .605 .932
ibu hamil
Manfaat pemberian Fe 28.50 33.362 .688 .931
Mengeluhkan untuk pergi 28.27 34.616 .679 .931
ketempat pemeriksaan
Jarak tempat tinggal 28.47 34.602 .473 .934
kepelayanan kesehatan
Dengan apa ibu hamil 28.17 36.351 .506 .933
menempuh perjalanan
Penghasilan sebulan 28.63 34.102 .528 .933
Termasuk suami SIAGA 28.17 36.282 .538 .933
Suami menyarankan 28.17 36.282 .538 .933
pemeriksaan di tempat
pelayanan kesehatan
Suami menemani 28.27 35.030 .574 .932
pemeriksaan kehamilan
Suami mengingatkan minum 28.20 35.131 .766 .931
obat
Suami menanyakan keadaan 28.17 36.282 .538 .933
ibu dan janin

Suami mengingatkan 28.17 36.282 .538 .933


istirahat
Suami menghibur ketika ada 28.17 36.282 .538 .933
masalah

Suami memenuhi keinginan 28.17 36.282 .538 .933


saat ngidam

Suami menghargai 28.17 36.282 .538 .933


perubahan emosi

Suami mengabaikan keluhan 28.17 36.282 .538 .933


yang ada selama hamil

PK memberikan penjelasan 28.17 36.351 .506 .933


tentang pemeriksaan
kehamilan

PK menjelaskan 28.37 33.895 .682 .931


K1,K2,K3,K4

PK mengisi buku KIA 28.17 36.351 .506 .933


PK mengingatkan jadwal 28.17 36.351 .506 .933
pemeriksaan selanjutnya

PK menjelaskan hasil 28.17 36.351 .506 .933


pemeriksaan kehamilan

PK tidak memberikan 28.17 36.351 .506 .933


kesempatan bertanya

PK memberikan masukan 28.17 36.351 .506 .933


untuk tetap menjaga
kesehatan

PK membantu memberikan 28.20 36.303 .370 .934


solusi ketika ada keluhan ibu
hamil

PK selalu tersenyum 28.20 36.303 .370 .934


PK menggunakan bahasa yg 28.20 36.303 .370 .934
mudah dimengrtis
Lampiran 7

Output SPSS Analisis Univariat

1. Umur

Statistics
umur responden
N Valid 69
Missing 0

umur responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Vrisiko rendah (20-35 58 84.1 84.1 84.1
atahun)
l risiko tinggi (<20 dan 11 15.9 15.9 100.0
i >35 tahun)
d
Total 69 100.0 100.0

2. Pekerjaan

Statistics
pekerjaan responden
N Valid 69
Missing 0

pekerjaan responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid irt 50 72.5 72.5 72.5
PNS 1 1.4 1.4 73.9
pegawai swasta 11 15.9 15.9 89.9
wiraswasta 7 10.1 10.1 100.0
Total 69 100.0 100.0
3. Pendidikan

Statistics
pendidikan terakhir
responden
N Valid 69
Missing 0
pendidikan terakhir responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak sekolah 5 7.2 7.2 7.2
sd 23 33.3 33.3 40.6
SLTP 12 17.4 17.4 58.0
SLTA 19 27.5 27.5 85.5
Perguruan tinggi 10 14.5 14.5 100.0
Total 69 100.0 100.0

4. Kunjungan ANC

Statistics
kunjungan pemeriksaan
kehamilan
N Valid 69
Missing 0
kunjungan pemeriksaan kehamilan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid lengkap 50 72.5 72.5 72.5
tidak lengkap 19 27.5 27.5 100.0
Total 69 100.0 100.0

5. Pengetahuan
Statistics
pengetahuan responden
N Valid 69
Missing 0
pengetahuan responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid cukup 38 55.1 55.1 55.1
kurang 31 44.9 44.9 100.0
Total 69 100.0 100.0
6. Jarak rumah

Statistics
jarak rumah ketempat
pelayanan kesehatan
N Valid 69
Missing 0

jarak rumah ketempat pelayanan kesehatan


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid dekat 49 71.0 71.0 71.0
jauh 20 29.0 29.0 100.0
Total 69 100.0 100.0

7. Status sosial ekonomi keluarga

Statistics
jumlah penghasilan
keluarga
N Valid 69
Missing 0

jumlah penghasilan keluarga


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid cukup 41 59.4 59.4 59.4
kurang 28 40.6 40.6 100.0
Total 69 100.0 100.0
8. Dukungan keluarga

Statistics
dukungan keluarga
N Valid 69
Missing 0

dukungan keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid mendukung 48 69.6 69.6 69.6
tidak 21 30.4 30.4 100.0
mendukung
Total 69 100.0 100.0

9. Dukungan petugas kesehatan

Statistics
dukungan petugas
kesehatan
N Valid 69
Missing 0

dukungan petugas kesehatan


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid cukup 49 71.0 71.0 71.0
kurang 20 29.0 29.0 100.0
Total 69 100.0 100.0
Output SPSS Analisis Bivariat
1. Pengetahuan ibu dengan kunjungan ANC

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pengetahuan responden 69 100.0% 0 .0% 69 100.0%
* kunjungan
pemeriksaan kehamilan

pengetahuan responden * kunjungan pemeriksaan kehamilan Crosstabulation


kunjungan pemeriksaan
kehamilan
lengkap tidak lengkap Total
pengetahuan responden cukup Count 37 1 38
% of Total 53.6% 1.4% 55.1%
kurang Count 13 18 31
% of Total 18.8% 26.1% 44.9%
Total Count 50 19 69
% of Total 72.5% 27.5% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 26.291a 1 .000
b
Continuity Correction 23.586 1 .000
Likelihood Ratio 29.802 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 25.910 1 .000
Association
N of Valid Cases 69
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,54.
b. Computed only for a 2x2 table
2. Jarak rumah dengan kunjungan ANC
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
jarak rumah ketempat 69 100.0% 0 .0% 69 100.0%
pelayanan kesehatan *
kunjungan
pemeriksaan
kehamilan
jarak rumah ketempat pelayanan kesehatan * kunjungan pemeriksaan
kehamilan Crosstabulation
kunjungan pemeriksaan
kehamilan
lengkap tidak lengkap Total
jarak rumah ketempat dekat Count 38 11 49
pelayanan kesehatan
% of Total 55.1% 15.9% 71.0%
jauh Count 12 8 20
% of Total 17.4% 11.6% 29.0%
Total Count 50 19 69
% of Total 72.5% 27.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 2.193a 1 .139
Continuity 1.401 1 .237
Correctionb
Likelihood Ratio 2.107 1 .147
Fisher's Exact Test .151 .119
Linear-by-Linear 2.161 1 .142
Association
N of Valid Cases 69
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5,51.
b. Computed only for a 2x2 table
3. Status sosial ekonomi dengan kunjungan ANC

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
jumlah penghasilan 69 100.0% 0 .0% 69 100.0%
keluarga * kunjungan
pemeriksaan
kehamilan

jumlah penghasilan keluarga * kunjungan pemeriksaan kehamilan


Crosstabulation
kunjungan pemeriksaan
kehamilan
lengkap tidak lengkap Total
jumlah penghasilan cukup Count 36 5 41
keluarga
% of Total 52.2% 7.2% 59.4%
kurang Count 14 14 28
% of Total 20.3% 20.3% 40.6%
Total Count 50 19 69
% of Total 72.5% 27.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 11.917a 1 .001
b
Continuity Correction 10.098 1 .001
Likelihood Ratio 11.994 1 .001
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear 11.744 1 .001
Association
N of Valid Cases 69
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
7,71.
b. Computed only for a 2x2 table
4. Dukungan suami/keluarga dengan kunjungan ANC

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
dukungan keluarga * 69 100.0% 0 .0% 69 100.0%
kunjungan
pemeriksaan
kehamilan

dukungan keluarga * kunjungan pemeriksaan kehamilan Crosstabulation


kunjungan pemeriksaan
kehamilan
lengkap tidak lengkap Total
dukungan keluarga cukup Count 43 5 48

% of Total 62.3% 7.2% 69.6%


kurang Count 7 14 21
% of Total 10.1% 20.3% 30.4%
Total Count 50 19 69
% of Total 72.5% 27.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 23.165a 1 .000
b
Continuity Correction 20.432 1 .000
Likelihood Ratio 22.404 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 22.829 1 .000
Association
N of Valid Cases 69
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5,78.
b. Computed only for a 2x2 table
5. Dukungan petugas kesehatan dengan kunjungan ANC
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
dukungan petugas 69 100.0% 0 .0% 69 100.0%
kesehatan * kunjungan
pemeriksaan
kehamilan

dukungan petugas kesehatan * kunjungan pemeriksaan kehamilan


Crosstabulation
kunjungan pemeriksaan
kehamilan
lengkap tidak lengkap Total
dukungan petugas cukup Count 43 6 49
kesehatan
% of 62.3% 8.7% 71.0%
Total
kurang Count 7 13 20
% of 10.1% 18.8% 29.0%
Total
Total Count 50 19 69
% of 72.5% 27.5% 100.0%
Total
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 19.810a 1 .000
Continuity 17.254 1 .000
Correctionb
Likelihood Ratio 18.884 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 19.523 1 .000
Association
N of Valid Cases 69
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5,51.
b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran 8 Dokumentasi
1. Puskesmas Penrang
2. Pengambilan data di Puskesdes
3. Pembagian kuesioner
Lampiran 9

Riwayat Peneliti

Ariantika lahir di Abbanuangnge pada hari

jumat 24 Januari 1996, merupakan putri dari

pasangan Arifin dan Dahriah serta anak sulung

dari tiga bersaudara. Peneliti dibesarkan di

lingkungan Bugis dengan keluarga yang

sederhana, namun penuh kasih sayang.

Mengawali pendidikan sekolah dasar di SDN

359 Sogi pada tahun 2002-2008 dan melanjutkan

pendidikan tingkat menengah di SMP Negeri 3

Maniangpajo pada tahun 2008-2011. Setelahnya

peneliti melanjutkan sekolah tingkat atas di SMA Negeri 1 Maniangpajo.

Setelah lulus, peneliti melanjutkan pendidikan Strata Satu di Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar dengan memilih jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dengan mengambil konsentrasi Administrasi

Kebijakan Kesehatan (AKK). Setiap proses yang peneliti alami pada saat perkuliahan

sangat berbeda ketika pendidikan sebelumnya, namun berkat ilmu pengetahuan yang

berharga dari dosen-dosen hebat, kakanda dan adinda yang selalu memberi kalimat

positif yang memotivasi serta saudara baru dari Hefabip yang tak jemu-jemu

menganggap saya bagian dari mereka. Proses itu menjadi terasa manis.

Anda mungkin juga menyukai